Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“ELEMEN-ELEMEN KOMPOSISI TARI”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Pengembangan Pembelajaran Seni Tari dan Drama SD”
Dosen Pengampu : Uci Ulfa Nurafifah, M.Pd

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2

Nurdin Nur Syamsuri (19011019)


Ryan Aldiyansah (19011056)
Nur Afifah Syaharani (19011039)
Nur Kholisah (19011050)
Dwi Priastuti (19011020)
Dyah Ayu Puji Lestari (19011063)
Siti Nur Aisyah (19011024)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP MODERN NGAWI
OKTOBER 2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pengembangan Pembelajaran Seni Tari
dan Drama SD “Elemen-Elemen Komposisi Tari”. Semoga tugas ini dapat memberikan
manfaat pengetahuan kepada penulis, teman-teman satu kelas, dan dapat diterima oleh
Ibu Uci Ulfa Nurafifah, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan
Pembelajaran Seni Tari dan Drama SD.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan tugas makalah ini, maka
penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun sehingga dapat
dijadikan acuan dan tolak ukur dalam pembuatan tugas selanjutnya agar hasilnya lebih
baik.

Ngawi, 1 Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
D. Manfaat Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Komposisi 3
B. Elemen Komposisi Tari 3
BAB III PENUTUP 14
A. Kesimpulan 14
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seni Tari  Indonesia di kagumi oleh negara lain karena banyaknya kebudayaan
di dalamnya. Perbedaan kebudayaan itu membuat perdaban di indonesia menjadi
beragam. Salah satu dari kebudayaan itu adalah seni tari trdisional di berbagai
daerah.
Kesenian tari tradisional menggambarkan kehidupan di daerah tersebut.
Sehingga seni tari tradisional dapat di katakan sebagai lambang dari peradaban dari
masing-masing daerah. Seni tari sangat diperlukan di berbagai aspek kalangan seperti
pada saat penyambutan calon-calon pemimpin di berbagai masing-masing daerah.
Tari tradisional juga dilakukan pada saat pesta rakyat di berbagai daerah. Namun
kesenian tari tradisional lambat laun senakin memudar atau bisa di katakan hampir
punah di karenakan semakin majunya jaman di Indonesia. Bahkan seni yang dulunya
berasal dari Indonesia sekarang banyak di ambil oleh negara lain atau di klim oleh
negara lain. Ini membuktikan bahwa kesenian di indonesia hampir memudar karena
kemajuan jaman.
Pengetahuan komposisi tari adalah pengetahuan yang berhubungan dengan
bagaimana memilih dan menata gerakan menjadi sebuah karya tari. Pengetahuan
komposisi tari mempelajari tentang desain lantai, desain atas, desain musik,
dramatik, dinamika, tema, tata rias dan busana, tata pentas, tata lampu dan tata suara.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah elemen-elemen komposisi tari ini adalah sebagai
berikut :
1. Apakah pengertian komposisi ?
2. Apa saja elemen-elemen komposisi tari ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah elemen-elemen komposisi tari ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui pengertian komposisi
2. Mengetahui elemen-elemen komposisi tari

1
D. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam menambah pengetahuan pembaca pada umumnya
mengenai pembelajaran seni tari dan drama SD serta menambah wawasan tentang
elemen-elemen komposisi tari tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komposisi
Secara terminologi komposisi atau compocition berasal dari bahasa Inggris dan
asal katanya adalah to copose yang artinya susunan, gabungan, dan kombinasi.
Komposisi merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat dibutuhkan dalam mencipta
atau menata tari dalam bentuk baru. Dalam menggarap sebuah komposisi tari dapat
menggunakan perbendaharaan pola-pola gerak tradisi yang telah ada sebelumnya
atau dilakukan berdasarkan pencarian dan pengembangan gerak yang belum terpola
sebelumnya. Pencarian gerak baru dapat bertolak dari sumber gerak yang terdapat
dalam alam sekitar dan dari kehidupan sosial manusia. Pencarian ini dapat disebut
sebagai penciptaan.

B. Elemen-elemen Komposisi Tari


Dalam penciptakan atau menyusun suatu karya tari juga memperhatikan elemen-
elemen yang mendukung dalam tari. Elemen-elemen komposisi tari tersebut
diantaranya sebagai berikut :
1. Gerak
Gerak dalam tari merupakan komponen utama, karena gerak adalah
media untuk mengekspresikan sebuah tarian.
2. Tema
Tema dalam tari tergantung pada apa yang ingin diekspresikan atau
ingin disampaikan oleh koreografer (pencipta tari). Tema adalah inti sebuah
cerita yang akan diungkapkan dalam tari. Tema dapat diangkat dari berbagai
hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari manusia, seperti tema perang,
percintaan, permainan, lingkungan alam, binatang atau tumbuhan, keadaan
alam, kehidupan sehari-hari, pergaulan seperti tari Ketuk Tilu adalah tari
dengan tema pergaulan, karena dilakukan penari putra dan putri dan sejarah,
serta epos seperti Mahabarata, Ramayana, Menaj, Panjim atau dari cerita
misalnya Prabu Siliwangi, atau Ken Arok.

3
3. Desain Atas
Desain atas adalah desain yang berada di dalam bidang atau ruang di
atas lantai pentas yang dapat dilihat oleh penonton yang berlatarkan back drop.
Terkadang sebuah pentas tidak menggunakan back drop maka desain atasnya
tidak dipengaruhi oleh back drop. Ada beberapa desain atas antaranya adalah
desain datar, desain dalam, desain vertikal, desain horizontal, desain kontras,
desain statis, desain lengkung, desain bersudut, desain spiral, desain tinggi,
desain rendah, desain terlukis dan desain simetris.
a. Desain datar. Desain datar adalah tampak depan posisi tubuh penari yang tidak
berperspektif dilihat dari posisi duduk penonton. Semua anggota badan dalam
postur mengarah ke samping. Desain ini berkesan sederhana, tenang, jujur,
namun juga dangkal.
b. Desain dalam. Desain dalam adalah tubuh penari bila dilihat dari arah penonton
tampak memeliki kedalaman (perspektif) atau ruang. Gerak lengan tangan,
kaki yang diarahkan ke semua arah akan membentuk atau membangun
kedalaman. Kesan yang dibangun dari desain ini adalah perasaan yang dalam.
c. Desain vertical. Adalah desain yang menggunakan anggota badan pokok yaitu
tungkai dan lengan menjulur ke atas atau ke bawah.
d. Desain horizontal. Desain horizontal adalah posisi tubuh penari dengan
anggota tubuh (tangan dan kaki) yang bergerak dengan arah menyerupai garis
horizontal.
e. Desain kontras. Desain kontras adalah desain yang dibangun dengan garis –
garis silang atau garis yang akan bertemu pad satu titik bila dilanjutkan gerak
anggota badan sang penari.
f. Desain statis. Desain yang dibangun dengan pose – pose angota badan yang
sama walaupun anggota badan yang lainnya bergerak. Misalnya pose lengan
penari tetap berada di pinggang terus – menerus sementara kaki penari
bergerak ke semua arah. Kesan yang ditimbulkan adalah teratur.
g. Desain lengkung. Desain lengkung adalah desain yang dibangun oleh badan
dan anggota –anggotanya dengan gerakanatau garis-garis lengkung. Kesan
yang ditimbulkan adalah halus dan lembut serta lemah.

4
h. Desain bersudut desain ini dibangun dengan sudut-sudut ruang yang dibangun
dari tekukan-tekukan dari sendi-sendi tangan dan kaki penari.
i. Desain spiral. Desain spiral dibangun dengan gerakan yang melingkar lebih
dari satu lingkaran dan searah dengan sumbu pada pinggang atau kaki penari.
Gerakan melingkar dapat dilakukan oleh anggota badan tangan, kaki, atau
bahkan dengan tubuh sang penari. Contohnya gerak hula hop yang
memutarkan bamboo di pinggangnya.
j. Desain tinggi. Desain tinggi adalah desain yang dibangun dengan gerak bagian
atas badan mulai dari bagian dada ke atas. Bagian atas tubuh ini mengandung
unsur intelektual sekaligus spiritual yang kuat. Banyak dijumpai pada tari-tari
pemujaan.
k. Desain rendah. Desain ini dibangun dengan gerakan-gerakan tubuh penari dari
pingang hingga telapak kaki. Area gerakan berkisar antara pinggang hingga
lantai pentas.
l. Desain terlukis. Desain terlukis adalah desain yang dibangun dari gerakan
tangan atau anggota tubuh atau property yang digunakan penari untuk
meukiskan sesuatu. Seperti melukiskan angkasa penari menggerakkan kedua
tangan dengan gerakan lengkung bergantian.
m. Desain simetris. Desain ini dibangun dengan menempatkan garis-garis anggota
badan kanan dan kiri berlawanan arah tetapi sama.
4. Desain Lantai
Desain lantai adalah garis – garis di atas lantai pentas yang dilalui oleh
penari. Berikut contoh desain lantai;

5
Garis – garis diatas merupakan contoh desain lantai yang akan dilalui
penari baik dalam kelompok maupun individu. Selain contoh diatas, penari
dapat menerapkan garis lurus yang setiap pasangannya berhadap-hadapan.
0><0 0><0 0><0 0><0
Desain lantai garis lurus mengesankan sederhana, tapi kokoh. Biasanya
dapat dijumpai pada tarian tradisional baik klasik maupun kerakyatan.
Misalnya tari saman (Aceh). Garis lengkung dapat dibuat berupa gerak
melengkung ke depan, belakang, samping, dan diagonal. Desain garis lengkung
memberikan kesan lembut tapi lemah. Desain jenis ini dapat dijumpai pada
tarian – tarian primitive seperti tari kecak Bali, dan tari serampang dua belas
(Sumatra)

5. Desain Musik
Tari dapat lebih hidup bila ada iringan musik, karenanya musik
berfungsi untuk mengidupkan tari. Musik sebagai pengiring tari membantu
menghidupkan tari dalam hal irama, tema, penjiwaannya. Musik untuk iringan

6
tari dapat dikreasikan dalam berbagai jenis musik yang disesuaikan dengan
bentuk, gerak, dan tema tari. Musik yang digunakan dapat berupa musik
gramatika barat (diatonic) atau tradisional (pentatonis). Iringan musik tari dapat
pula menggunakan alat non musik seperti benda apapun yang menghasilkan
suara yang berfungsi untuk mengiringi gerakan tari.
Walaupun musik berfungsi hanya sebagai pengiring atau membantu
mengekspresikan (penjiwaan) tari, tidak berarti keberadaanya tidak penting,
karena dalampraktik persembahannya perpaduan antara msuik dan tari itu
sangat erat. Fungsi musik dalam tari diantaranya.
 Membantu mempertegas irama tari. Gerak dalam tari berada dalam sebuah
kerangka irama. Irama tari sebenarnya juga dimiliki atau dirasakan oleh si
penari. Irama tersebut perlu diperjelaska melalui suara music agar dapat
dinikmati oleh audiens.
 Memberi ilustrasi. Ilusi atau gambaran suasana dalam tari erat kaitanya dengan
karakter atau watak tari. Tari dengan watak lembut biasanya ditampilkan
dengan gerakan – gerakan halus dan lembut. Music dapat membantu
membangun karakter tari dengan iringan music lembut atau sebaliknya dengan
iringan music yang keras dan cepat. Dengan demikian music pemberi ilustrasi
tidak dipengaruhi oleh irama atau tempo.
 Membantu/mempertegas ekspresi gerak. Gerakan pada tari sangat beragam
yang dilakukan dengan berbagai tekanan. Semua tekanan yang digunakan
dalam gerak tersebut diperjelas oleh music. Ini dimaksudkan agar semua
gerakan tersebut dapat ditampilkam lebih ekspresif
 Merangsang penari. Music mampu memberi semangat kepada penari bila
musiknya sesuai dengan tariannya. Music juga dapat membantu mengingatkan
penari ketika penari lupa dengan gerakannya, dengan music penari dapat
melahirkan gerakan improvisai.
Music sebagai iringan tari dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yakni music
internal dan musik eksternal
a. Musik Internal

7
Music internal adalah music yang dibangun atau dihasilkan dari
diri penari itu sendiri. Misalnya tepukan tangan, teriakan, hentakan kaki,
atau dengan vocal (acaapella). Karakteristik iringan jenis ini memang unik
dan memiliki daya tarik khusus. Daya tarik itu pada pola dinamika yang
dapat dibangun berdasarkan kehendak si penari tanpa harus menunggu
ritme yang baku. Peralihan musik iringan secara internal ini pun sangat
fleksibel diterapkan untuk mengiringi tari dari berbagai jenis.
Keleluasaan penggunaan musik internal ini dapat pula untuk
menumbuhkan kreativitas ungkapan gerak yang disesuaikan dengan
sumber bunyi dari anggota tubuh manusia. Tepukan tangan dengan satu
ketukan, dua, tiga, atau secaa selang – seling adalah salah satu bentuk
iringan internal yang dapat untuk mengiringi tarian. Penggunaan musik
internal dapat kita jumpai pada tari Saman Aceh dan tari Kecak Bali.
b. Musik Eksternal
Iringan tari secara eksternal memang diciptakan khusus dengan alat
tertentu (instrumen). Musik iringan eksternal dapat dikategorikan menjadi
dua bagian yaitu musik eksternal melodis dan non melodis. Musik
eksternal yang melodis pada umumnya menggunakan instrumen-instrumen
melodis. Contohnya Calung (Banyumas dan Talempong (Padang).
Sedangkan musik eksternal non melodis biasanya menggunakan
instrumen-instrumen nonmelodis seperti kendang dan kecrek. Munculnya
musik secara eksternal non melodis ini dapat pula dijadikan inspirasi
menciptakan gerak baru dalam tari.
Berdasarkan jenis instrumennya, musik eksternal dapat
dikategorikan menjadi instrumen gesek, instrumen petik, instrumen tiup
dan instrumen perkusi. Dari berbagai jenis instrumen musik, masing-
masing memiliki karakteristik yang berbeda yang secara umum perbedaan
karakteristik tersebut berungsi untuk :
1) Memberi suasana adegan tari,
2) Memberi tekanan pada gerak tari,
3) Menentukan ritme atau dinamika dalam ungkapan gerak tari secara utuh.

8
6. Desain Dramatik
Satu garapan tari yang utuh ibarat sebuah cerita yang memiliki
pembuka, klimaks, dan penutup. Dari mebuka ke klimaks mengalami
perkembangan, dan dari klimaks ke penutup terdapat penurunan. Desain ini
biasanya digunakan untuk mencapai klimaks tertentu dalam sebuah adegan
atau mengakhiri sebuah tarian. Ada dua jenis desain dramatik yaitu yang
berbentuk kerucut tunggal dan kerucut ganda. Desain yang berbentuk kerucut
tunggal pada awalnya digunakan dalam seni drama yang dikenal dengan teori
Bliss Perry.
a. Desain Kerucut Ganda
Desain dramatik ini terdiri atas serangkaian kerucut. Setiap
kerucut menanjak ke sebuah klimaks, kemudian turun tetapi tidak
sampai mencapai titik dasar permulaannya. Menurut La Meri, desain
kerucut ganda ini sangat cocok untuk menggarap koreografi tari tunggal
serta kelompok yang murni. Tarian dengan desain ini tanpa tema cerita
khusus, dan hanya menampilkan keindahan komposisi gerak semata.
Contoh tarian untuk koreografi kelompok adalah tari Saman (Aceh),
Angguk (Kulon Progo, DIY), Ndholalak (Purworejo, Jateng).

A : Permulaan
B : Rangsang naik
C : Pengendoran
D : Klimaks
E : Penurunan
F : Antiklimaks
G : Pengakhiran

9
b. Desain Kerucut Tunggal
Menurut La Meri desain kerucut tunggal ini dipergunakan
sebagai pola untuk menggarap tarian kelompok yang dramatik atau
dramatari. Namun hal ini tidak berarti bahwa desain dramatik kerucut
tunggal tidak boleh diterapkan pada tarian tunggal dan tarian murni
(non dramatari).

A : Permulaan
B : Rangsangan kekuatan untuk naik
C : Perkembangan
D : Klimaks
E : Penurunan
F : Penahanan akhir
G : Ending / akhir
7. Desain Kelompok
Ada beberapa desain kelompok yang dapat digunakan khususnya dalam
menyusun tari kelompok, yaitu tari yang dilakukan oleh lebih dari 2 penari.
Desain tersebut adalah unison (kompak), balance (seimbang), broken
(terpecah/memisah), alternate (selang-seling), cannon (berurutan), dan
proportition (proporsi).
Unison mengharuskan para penari melakukan gerak-gerak tertentu
dengan kompak. Balance, sebuah karya tari harus seimbang dalam semua
aspek, gerak harus seimbang tidak keras terus, pola lantai juga harus imbang

10
antara desain lengkung, lurus, diagonal, dan sebagainya, suasana yang
diciptakan oleh musik juga harus simbang tidak keras atau sedih terus. Broken,
agar tidak membosankan, gerak tari kelompok sebaiknya tidak serentak terus
karena akan membosankan, keseimbangan artinya tidak mengelompok di satu
bagian, kadang terpecah atau memisah. Alternate, gerak dalam tari kelompok
hendakya disusun dengan mempertimbangkan gerak atau pola lantai selang
seling agar tidak monoton. Cannon, merupakan desain gerak yang berurutan,
jadi tidak selalu gerak tari dilakukan secara bersama-sama terus.
8. Dinamika
Tari juga memiliki dinamika, agar tidak memberi kesan monoton dan
memiliki sentuhan-sentuhan emosi terhadap penonton. Dinamika selalu
berkaitan dengan mekanik yang di dalamnya membicarakan efek kekuatan atau
tenaga dalam menghasilkan gerak. Dinamika meliputi wilayah kualitas gerak.
Dalam berbicara soal dinamika kita tidak akan mempersoalkan gerakan apa
yang akan dilakukan tetapi bagaimana sebuah gerakan dilakukan. Dinamika
dapat diciptakan dari bermacam-macam unsur, yaitu unsur gerak, musik,
ruang, desain atas, desain lantai, dan sebagainya.
Dinamika juga dapat diciptakan dari unsur di luar gerak misalna dari
unsur vokal yang mengiringinya, misalnya dengan tembang atau dialog. Untuk
menggambarkan dinamika dapat dibayangkan bagaimana rasanya jika kita
melakukan gerakan-gerakan di udara, di dalam air, atau di dalam lumpur.
Masing-masing kekuatan dalam media yang berbeda akan terasa. Dinamika
tajam dengan kecepatan tinggi akan memberikan kesan yang terangsang,
sedangkan dinamika lembut dengan kecepatan sedang atau perlahan akan
memberi kesan tenang atau kadang-kadang juga tegang.
9. Desain Kostum
Konstum atau tata busana untuk tari hendaknya didesain dengan
mempertimbangkan beberapa aspek yaitu tema (pahlawan, percintaan, petani,
remaja, dll), ciri khas daerah (tari dengan pijakan daerah tertentu akan
menonjolkam ciri daerah tersebut). Dengan demikian, kita tidak bisa
sembarangan atau asal-asalan dakam menentukan desain kostum, baik itu

11
desain, jenis kain, atau motif kain. Buatlah desain yang juga tidak mengganggu
gerak penari, misalnya desain kostum dibuat menarik namun ternyata justru
kostum tersebut membuat penari tidak bebas bergerak karena kainnya kaku,
atau karena desainnya yang justru membuat gerak penari terganggu. Jadi,
buatlah desain yang sesuai dengan tema, menarik, dan tentu saja nyaman.

10. Tata Rias


Demikian halnya tata rias tidak berbeda dengan ketika membuat desain
kostum. Tata rias dalam tari juga mempertimbangkan tema, karakter, cerita,
dan sebagainya. Jenis tata rias ada beberapa macam yaitu : rias panggung, rias
karakter, rias usia, rias sejarah, dan rias cantik. Rias cantik artinya rias tersebut
hamya mengikuti garis anatomi wajah saja, tanpa menimbulkan efek-efek
tertentu. Contoh rias karakter misalnya membuat tari kelinci, maka riasannya
pun harus rias yang mirip atau menggambarkan kelinci. Misalnya kita
membuat tari Gembira, maka riasanya hanya menggunakan rias cantik saja.
Tata rias tari Kelinci berbeda dengan rias tari Gembira.
11. Tata Panggung/Tata Pentas
Tempat pertunjukan atau panggung adalah tempat yang dipergunakan
untuk pertunjukan tari. Ada beberapa bentuk panggung atau pentas, yaitu
bentuk konvensional seperti bentuk proscenium, tapal kuda atau seperti huruf
U, dan arena. Tempat pertunjukan seperti ini biasanya digunakan untuk
pertunjukan tari yang menggunakan aspek penyajian secara lengkap. Adapun
berbentuk panggung tradisional yaitu pendopo, arena atau lapangan. Bentuk
tradisional ini biasanya digunakan untuk mengadakan pertunjukan tari
tradisional, misalnya konsep garapan tari dari keraton biasanya menggunakan
konsep pentas pendopo, namun dalam perkembangannya, sekarang tari Srimpi
pun dapat pula dipentaskan di panggung proscenium. Tari tradisional (tari
rakyat) seperti Jathilan, Reog, akan lebih cocok ditarikan di pentas arena di
tanah lapang.
12. Tata Cahaya
Tata cahaya dalam tari memiliki beberapa fungsi yaitu :

12
a. Menciptakan ruang,
b. Menciptakan jarak antara penonton dan pentas,
c. Menciptakan efek tertentu,
d. Menciptakan ruang yang berbeda dalam waktu yang sama,
e. Menciptakan waktu yang berbeda secara bersamaan,
f. Menciptakan fokus

13
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Unsur utama dalam sebuah tari adalah gerak. Gerak tari adalah gerak yang
telahmengalami perubahan atau peroses stilasi dari gerak wantah (asli) ke gerak
murni dan gerak meknawi. Gerak wantah yang telah mengalami stilasi itu akhirnya
dapat dilihat dan dinikmati karena menjadi gerakan yang memiliki nilai estetik.
Gerak murni merupakan gerak wantah yang sudah mengalami penambahan atau
pengurangan yang memberikan kesan estetik.
Unsur penunjang dalam tari diantaranya unsur tenaga, unsur tenaga
mewujudkan sebuah gerak untuk memunculkan karakter seseorang dalam menari.
Unsur ruang merupakan arena yang digunakan penari di atas panggung. Dan
terakhir unsur waktu yang mewakili ritme dan tempo saat meanrikan sebuah tarian.

B. Saran
Karya seni rupa merupakan sebuah karya yang dapat dijadikan sebagai media
dalam mengekspresikan emosi jiwa. Menciptakan sebuah karya seni adalah hal
yang luar biasa. Oleh karena itu sepantasnya kita terus menciptakan inovasi seni
yang terbaru dan kreatif tanpa meninggalkan karya seni rupa bersejarah yang telah
diwariskan secara turun-temurun.

14
DAFTAR PUSTAKA

Desfiarni, dkk. (2009). Bahan Ajar Seni Budaya. Padang.


Pamadhi, Hadjar. 2009. Pendidikan Seni Tari SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wido. 2014. Desain Multi Matra. (Online),


(https://plus.google.com/109916244564756289296/posts/4H6LAYjtLgK) diakses
1 Oktober 2021

15

Anda mungkin juga menyukai