Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH BUDAYA MELAYU RIAU

FILOSOFI,HAKIKAT, DAN UNSUR BMR

DISUSUN OLEH :

YUANA SAHPERA (2325106)


ARISA HUMAYRAH (2325164)
PRISMA SARI YUNITA (2325142)
ZIDHAN AUZALDI ARSATAMA (2325134)
NUR AMINAH (2325164)

DOSEN PENGAMPU :

ANDI LESMANA .MM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas teori – teori
dasar dan paradigma dalam sosiologi.
Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu Dosen yang telah
memberikan tugas ini sehingga bermanfaat bagi kami untuk menambah
pengetahuan dan wawasan kami serta untuk menjadi pembelajaran mahasiswa.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal
ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari Bapak/Ibu Dosen.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan.

Pasir Pengaraian, 11 Oktober 2023


Hormat Kami

Penulis

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH BUDAYA MELAYU RIAU..............................................................ii


KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
1.4 Metode Penelitian...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 PEMAHAMAN TERHADAP KEBUDAYAAN MELAYU...................3
2.1.1 Pengertian Budaya.............................................................................3
2.1.2 Kebudayaan Melayu..........................................................................3
2.2 SEJARAH TERBENTUKNYA MELAYU............................................15
2.2.1 Pengertian Melayu...........................................................................15
2.2.2 Asal-usul Bangsa Melayu................................................................17
2.2.3 Perkembangan Kerajaan Melayu.....................................................20
BAB III..................................................................................................................24
PENUTUP..............................................................................................................24
3.1Kesimpulan....................................................................................................24
3.2 Saran.............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan di wariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas, pakain, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merpakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya
dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.
Pada hakikatnya setiap orang berbudaya dan memiliki kebudayaannya
sendiri. Di Indonesia seperti yang kita ketehui memiliki beragam kebudayaan
disetiap daerahnya. Setiap orang yang berbudaya pasti menunjukan siapa jati
dirinya bahwa dari mana dia berasal. Jelas bahwa budaya menunjukan siapa
seseorang sebenarnya dihadapan orang lain, dan setiapnya memiliki ciri khas
masing-masing.
Disamping adanya sebuah kebudayaan di setiap daerah, yang mana
menunjukan ciri khas bagi diri sendiri, di setiap daerah pastinya ada sebuah
sejarah tersimpan yang akan menjadi ciri khas daerah tersebut. Negara kita
sendiri, Indonesia, menyimpan sejarah yang menjadikan Indonesia memiliki
ciri khas sendiri, begitu juga dengan-dengan daerah-daerahnya. Dari Sabang
sampai Merauke pastinya semua daerah memiliki sebuah sejarah yang mana
akan menunjukan sebuah ciri khas.
Didalam makalah ini, penulis akan berusaha menjelaskan mengenai salah
satu kebudayan dan sejarah yang ada di Indonesia yakni Kebudayaan melayu
dan Sejarah Melayu.

1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ada di makalah ini adalah:
1. Apa arti budaya?
2. Apa saja kebudayaan Melayu?
3. Apa arti Melayu?
4. Bagaimana asal-usul bangsa Melayu?
5. Bagaimana perkembangan kerajaan Melayu?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan arti dari budaya
2. Menjelaskan apa saja kebudayaan melayu
3. Menjelaskan arti melayu
4. Menjelaskan asal-usul dari bangsa melayu
5. Menjelaskan perkembangan kerajaan melayu.

1.4 Metode Penelitian


Metode yang digunakan penulis dalam mencari atau mengumpulkan data ini
menggunakan metode kepustakaan. Dimana metode ini pengumpulan data dengan
cara mengkaji dan menelaah data dari internet.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PEMAHAMAN TERHADAP KEBUDAYAAN MELAYU
2.1.1 Pengertian Budaya
Seperti yang dijelaskan diatas sebelumnya bahwa Budaya adalah suatu cara
hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Budaya juga merupakan suatu pola hidup menyeluruh.
Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Budaya adalah suatu perangkat
rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung
pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil
bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di
Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan
kolektif” di Cina.
Indonesia memiliki banyak suku bangsa dengan perbedaan-perbedaan
kebudayaan, yang tercermin pada pola dan gaya hidup masing-masing. Menurut
Clifford Geertz, di Indonesia terdapat 300 suku bangsa dan menggunakan kurang
lebih 250 bahasa daerah. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki oleh sebuah kelompok dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni Koentjaraningrat
(1958 : 181).
2.1.2 Kebudayaan Melayu
 Sistem Kekerabatan dalam Budaya Melayu Riau
Dalam hal ini kebudayaan erat hubungannya antara kebudayaan dengan
masyarakat dinyatakan dalam kalimat, “masyarakat adalah orang-orang yang
hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan, sehingga tidak ada masyarakat
yang tidak menghasilkan kebudayaan. Sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa
masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya”. Menurut Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi Kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta

3
masyarakat (1980 : 30). Dari beberapa pendapat di atas bisa kita ambil kesimpulan
bahwa Kebudayaan adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan dan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-
pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi, sosial, religi, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Pada garis besarnya sistem kekerabatan dalam masyarakat suku-suku bangsa
Indonesia memakai sistem kekerabatan bilateral, yaitu sistem kekerabatan yang
mendasarkan garis keturunan dari ayah dan garis ibu secara berimbang. Anak-
anak yang lahir dapat masuk ke dalam kerabat ayahnya dan kerabat ibunya secara
bersama-sama. Sistem inilah yang banyak berlaku pada kebudayaan daerah di
Indonesia. Sebagian kecil kebudayaan daerah dalam sistem kekerabatan unilateral
matrilineal, yaitu sistem kekerabatan yang hanya berdasarkan garis ibu saja
(contoh masyarakat Melayu Riau). Kebudayaan daerah lainnya memakai sistem
kekerabatan unilareal patrineal, yaitu sistem kekerabatan yang berdasarkan garis
ayah saja. Lain halnya sistem kekerabatan didaerah Selatpanjang khususnya
masyarakat melayu banyak diantaranya menggunakan sistem kekerabatan
unilareal patrineal. Berbanding terbalik dengan daerah Riau lainnya yang
menggunakan sistem kekerabatan unilateral matrilineal.
 Sistem Perkawinan dalam Budaya Melayu Riau
Perkawinan merupakan salah satu fase kehidupan manusia yang bernilai
sakral dan amat penting. Dibanding dengan fase kehidupan lainnya, fase
perkawian merupakan fase yang sangat penting dan spesial. Perhatian pihak-pihak
yang berkepentingan dengan upacara tersebut akan banyak yang tertuju padanya,
mulai dari memikirkan proses akad nikah, persiapannya, upacara pada hari
pernikahannya, hingga setelah upacara usai digelar.
Adat pernikahan dalam budaya Melayu Riau terkesan agak rumit karena
banyak tahapan yang harus dilalui. Perkawinan dalam pandangan melayu harus

4
mendapat restu dari kedua orang tua serta mendapat pengakuan resmi dari
masyarakat. Yang pada dasarnya, Islam juga mengajarkan hal yang demikian.
Dalam upacara adat melayu Riau, rangkaian upacara perkawinan dilakukan secara
terperinci dan tersusun rapi. Yang mana keseluruhan rangkaian itu wajib
dilaksanakan oleh pasangan calon pengantin beserta keluarganya.
Dalam pandangan budaya melayu, kehadiran keluarga, sedara-mara, tetangga
dan masyarakat di majelis perkawinan tujuannya adalah untuk mempererat tali
silaturahim dan memberikan kesaksian beserta doa atas perkawinan yang
dilangsungkan. Perkawian yang dilakukan tidak berdasarkan adat istiadat melayu
setempat ( kab. Kep. Meranti) menyebabkan masyarakat tidak merestuinya.
Bahkan akan menimbulkan perkataan-perkataan kurang menyenangkan dari
masyarakat, mulai dari dugaan seperti perzinaan dan lain sebagainya. Untuk
itulah, perkawinan hendaknya dilakukan menurut adat istiadat yang berlaku dalam
masyarakat.
- Proses perkawinan
Ketika seorang lelaki dan perempuan hendak menikah tentu diawali dengan
proses yang panjang. Proses paling awal menuju perkawinan yang dimaksud
adalah penentuan siapa jodoh yang cocok untuk dirinya yang mana dalam adat
Melayu hal itu disebut dengan merisik atau meninjau. Setelah jodoh yang dipilih
itu sesuai, maka dilanjutkan dengan merasi, yaitu proses mencari tahu apakah
jodoh yang dipilih itu cocok (serasi) ataukah tidak. Jika kedua tahapan tersebut
sudah dilalui dengan baik dan semestinya, maka kemudian dapat dilanjutkan
dengan proses melamar, meminang dan bertunangan. Setelah bertunangan, maka
proses perkawinan dapat segera dilakukan. Proses-proses tersebut ialah sebagai
berikut :
MERISIK ATAU MENINJAU
Yaitu proses dimana salah satu keluarga atau seseorang diutus oleh pihak
calon pengantin pria untuk meneliti atau mencari informasi mengenai salah satu
keluarga keluarga lain yang mempunyai anak gadis. Tugas yang diamatkan adalah
untuk mengetahui apakah anak gadis tersebut dapat dilamar, atau belum
mempunyai ikatan dengan orag lain. Selain itu, utusan akan melakukan

5
pembicaraan tentang kemungkinan pihak pria untuk melamar. Utusan tersebut
tentunya menanyakan berapa mas kawin/mahar dan persyaratan apa saja yang
diminta oleh keluarga wanita. Adat merisik biasanya dilakukan oleh pihak calon
pengantin pria, sedangkan adat meninjau dilakukan oleh kedua belah pihak.
Kegiatan meninjau dilakukan adalah untuk mengetahui tempat asal calon yang
akan dinikahi.
MERASI
Kegiatan merasi untuk saat ini jarang dilakukan oleh masyarakat melayu.
Karena pada arti sebenarnya, Merasi adalah kegiatan meramal atau menilik
keserasian antara kedua calon pasangan yang dijodohkan. Kegiatan ini biasanya
dilakukan oleh seorang perantara seorang ahli yang sudah biasa bertugas
melakukan proses perjodohan. Pencari jodoh tersebut akan memberikan
pendapatnya apakah pasangan yang dimaksud tersebut serasi atau tidak. Pada
masyarakat dahulu, proses ini sangat penting untuk dilakukan karena akan sangat
mempengaruhi kehidupan rumah tangga calon pengantin dimasa depan agar tidak
terjadi perceraian, musibah dan lain sebagainya.
Namun perlahan-lahan proses itu sudah jarang dilakukan oleh masyarakat
melayu khususnya masyarakat di selatpanjang. Semenjak berkembangnya zaman,
proses itu ditinggalkan oleh masyarakat setempat. Menurut pendapat yang ada,
pada zaman dulu proses itu dilakukan karena dulu tidak adanya proses pacaran
antara lelaki dan perempuan yang semestinya sudah mengetahui serasi atau
tidaknya hubungan mereka. Namun sekarang istilah pacaran sudah melekat bagi
calon pasangan pengantin dan kurangnya kepercayaan tentang musibah,
perceraian dan lain sebagainya, sehingga perlahan-lahan proses merasi di
Selatpanjang menghilang dengan sendirinya.
MEMINANG
Meminang dalam istilah Melayu sama dengan melamar. Acara ini
diselenggarakan pada hari yang telah disepakati bersama, setelah melalui
penentuan hari baik menurut perhitungan adat serta orangtua. Pihak keluarga
calon pengantin pria yang dipimpin oleh keluarga terdekat akan melaksanakan
lamaran secara resmi kepada keluarga calon pengantin wanita. Biasanya acara

6
meminang ini diungkapkan dengan berbalas pantun. Secara tradisi, pihak keluarga
pria membawa sejumlah tepak sirih-paling sedikit 5 buah; terdiri dari tepak
pembuka kata, tepak merisik, tepak meminang, tepak ikat janji, tepak bertukar
tanda dan beberapa tepak pengiring.
BERINAI
Biasanya berlangsung pada suatu hari atau satu malam sebelum acara akad
nikah. Melalui serangkaian adat, calon pengantin wanita didudukan di depan
pelaminan. Rangkaian acara ber-inai diawali dengan pemasangan inai oleh para
tetua-tetua yang ada didaerah setempat, dilanjutkan dengan para sanak keluarga
yang ada. Akan tetapi sebelum acara berinai dimulai sebagian dari keluaraga
mempelai wanita mengantarkan inai yang telah dibuat kerumah mempelai pria
untuk melakukan hal serupa.
Keesokan harinya, dirumah mempelai wanita diadakan upacara beranda, yaitu
upacara mencukur bulu halus yang ada di wajah calon pengantin wanita, yang di
pimpin oleh mak andam. adapun media untuk berandam adalah :
1. pisau silet
2. kain putih 2 meter
3. kelapa tua
4. jeruk purut
5. telur ayam kampung
6. bunga kenanga dan bunga mawar
7. lilin
Upacara berandam juga dilanjutkan dengan tepuk tepung tawar oleh tetua-
tetua wanita yang hadir diacara tersebut. Setelah dilakukan upacara berandam
besok hari nya baru dilanjutkan upacara pernikahan yaitu pembacaan ijab kabul.
MENIKAH
Pada hari yang telah ditentukan, calon mempelai pria diantar oleh rombongan
keluarga menuju ke tempat kediaman calon pengantin wanita. Biasanya calon
mempelai pria berpakaian pakaian adat melayu kurung pengantin layaknya Raja
sehari dan memakai tanjak (semacam topi untuk mempelai pria). Kedatangan
keluarga mempelai pria sambil membawa mahar atau mas kawin, tepak sirih adat,

7
barang hantaran atau seserahan yang telah disepakati sebelumnya. Selain itu, juga
menyertakan barang-barang pengiring lainnya seperti kue-kue dan buah-buahan.
Prosesi berikutnya adalah pelaksanaan akad nikah.
Diselatpanjang tepatnya, pelaksanaan akad nikah biasanya dilaksanakan pada
malam hari. Setelah rombongan mempelai pria datang beserta rombongan mereka
disambut langsung masuk kedalam rumah mempelai wanita. Acara dimulai
dengan upacara tukar-menukar tepak sirih dan juga memakan sirih yang
disediakan dari masing-masing mempelai. Kemudian dilanjut dengan acara ijab
qobul oleh pengantin pria dan upacara tepuk tepung tawar oleh para tetua lelaki
maupun perempuan dari pihak mempelai laki-laki dan perempuan. Setelah acara
selesai, pengantin pria beserta rombongan kembali lagi ke rumah untuk
mempersiapkan acara bersanding keesokan harinya.
BERSANDING
Upacara ini dilaksanakan setelah resmi akad nikah. Prosesi bersanding
merupakan acara resmi bagi kedua pengantin akan duduk di atas pelaminan yang
sudah dipersiapkan. Terlebih dahulu pengantin wanita didudukan di atas
pelaminan, dan menunggu kedatangan pengantin pria. Kehadiran pengantin pria
diarak dengan upacara penyambutan dan berbalas pantun.
Rangkaian prosesi bersanding yakni acara penyambutan pengantin pria, Hampang
Pintu, Hampang Kipas, dan Tepung Tawar. Kehadiran pengantin pria beserta
rombongan pengiring dalam jumlah cukup banyak, terdiri dari :
- Barisan Pulut Kuning beserta hulubalang pemegang tombak kuning.
- Wanita (Ibu) pembawa Tepak Sirih.
- Wanita (Ibu) pembawa beras kuning (Penabur).
- Pengantin pria berpakaian lengkap
- Dua orang pendamping mempelai pria, mengenakan pakaian adat Teluk
Belanga.
- Pemegang payung kuning.
- Orang tua mempelai pria.
- Saudara-saudara kandung pengantin pria.
- Kerabat atau sanak famili.

8
Kedatangan rombongan disambut pencak silat dan Tarian Penyambutan. Di
pintu gerbang kediaman mempelai wanita, dilaksanakan ritual saling tukar Tepak
Sirih dari kedua pihak keluarga mempelai, sambil berbalas menaburkan beras
kuning. Selanjutnyua, dilakukan acara ‘Hempang Pintu’ (berbalas pantun) oleh
kedua juru bicara pengantin. Saat itu, pihak keluarga mempelai perempuan telah
menghempang kain sebagai ‘penghalang’ didepan pintu tempat upacara.
selendang baru akan dibuka setelah pihak mempelai pria terlebih dulu
menyerahkan Uncang (kantong pindit) kepada pihak pengantin wanita. Ritual ini
disebut sebagai ‘Hempang Pintu’. sesampainya di depan pelaminan, pihak
mempelai pria kembali dihadang oleh pihak mempelai wanita. selanjutnu
dilaksanakan berbalas pantun, yang intinya pihak pria meminta ijin bersanding
dipelaminan bersama pengantin wanita. Setelah menyerahkan uncang (kanong
pindit) berisi uang, maka kain penghalang dibuka, dan mempelai pria siap
bersanding di pelaminan. Kedua mempelai duduk di pelaminan, selanjutnya
dilaksanakan upacara Tepung Tawar.
TEPUK TEPUNG TAWAR
Ritual adat ini merupakan ungkapan rasa syukur dan pemberian doa harapan
kepada kedua mempelai, yang dilakukan oleh para sesepuh keluarga dan tokoh
adat. Dengan cara menepukan daun-daunan (antara lain daun setawar, sedingin,
ganda rusa, sirih, hati-hati, sijuang, dan setetusnya) yang diikat jadi satu dan telah
dicelup ke air harum serta beras kunyit sangrai, lalu ditepukan kepada kedua
mempelai. Kelengkapan pnabur ini biasanya menggunakan bahan seperti beras
basuh, beras putih, beras kunyit, ataupun beras kuning serta bunga rampai.
Kesemua bahan ini digunakan tentunya mengandung makna mulia. Sesuai tradisi,
sesepuh seusai nmelakukan tepuk tepung tawar akan mendapatkan bingkisan
berupa ‘bunga telur’ yakni berupa bunga yang dibuat dari kertas diikatkan pada
sebatang lidi yang telah disertai telur diikat benang merah, sebagai ungkapan
terimakasih dari pihak pengantin. Namun sesuai perkembangan zaman, ungkapan
terimakasih atau souvenir tersebut kini diubah bentuk maupun jenisnya,
disesuaikan dengan kemajuan zaman maupun kondisi kelurga mempelai.

9
MAKAN NASI HADAP-HADAPAN
Upacara ini dilakukan di depan pelaminan. Hidangan yang disajikan untuk
upacara ini dibuat dalam kemasan seindah mungkin. Yang boleh menyantap
hidangan ini selain kedua mempelai adalah keluarga terdekat dan orang-orang
yang dihormati. Dalam upacara ini juga biasanya lazim diadakan upacara
pembasuhan tangan pengantin laki-laki oleh pengantin wanita sebagai ungkapan
pengabdian seorang istri terhadap suaminya.
BERDIMBAR ATAU MANDI TAMAN
Seusai acara bersanding, keesokan harinya diadakan acara Mandi Berdimbar.
Biasanya dilaksanakan pada sore atau malam hari. Mandi Berdimbar ini
dilaksanakan di depan halaman rumah yang dipercantik dengan hiasan-hiasan
dekoratif khas Melayu. Ritual ‘memandikan’ kedua mempelai ini cukup meriah,
karena juga disertai acara saling menyemburkan air. Undangan yang hadir pun
bisa ikut basah, karena seusai menyirami pengantin kemudian para undangan
biasanya juga akan saling menyiram. Ritual tersebut kini sudah mulai jarang
dilakukan.
 Sistem Pembagian Warisan Didalam Budaya Melayu
Adat Melayu mengatakan bahwa orang Melayu menetapkan identitasnya dengan
tiga ciri pokok, yaitu:
· Berbahasa Melayu
· Beradat istiadat Melayu, dan
· Beragama Islam
Dari ungkapan ketiga hal diatas dapat disimpulkan secara umum bahwa sistem
pembagian warisan didalam suku melayu ialah berdasarkan hukum Islam,
sebagaimana diutarakan diatas sebelumnya bahwa Budaya Melayu sangat
menjunjung tinggi agama Islam. Maka dari itu, sistem pembagian warisan didasari
oleh hukum-hukum yang terdapat didalam ajaran Islam. Didaerah selatpanjang
juga menerapkan sistem yang demikian.
 Bahasa Melayu, Pakaian Adat, Tarian Melayu Riau Dan Lainnya
·

10
PAKAIAN ADAT MELAYU
Bagi orang Melayu, pakaian selain berfungsi sebagai penutup aurat dan
pelindung tubuh dari panas dan dingin, juga menyerlahkan lambang-lambang.
Lambang-lambang itu mewujudkan nilai-nilai terala (luhur) yang dijunjung tinggi
oleh masyarakatnya.
Dengan bersebatinya lambang-lambang budaya dengan pakaian, kedudukan
dan peran pakaian menjadi sangat mustahak dalam kehidupan orang Melayu.
berbagai ketentuan adat mengatur tentang bentuk, corak (motif), warna,
pemakaian, dan penggunaan pakaian. Ketentuan-ketentuan adat itu
diberlakukan untuk mendidik dan meningkatkan akhlak orang yang memakainya.
Pakaian Melayu dari ujung kaki sampai ke ujung rambut ada makna dan
gunanya. ”Semuanya dikaitkan dengan norma sosial, agama, dan adat-istiadat
sehingga pakaian berkembang dengan makna yang beraneka ragam. Makna
pakaian melayu juga dikaitkan dengan fungsinya, yaitu pakaian sebagai penutup
malu, pakaian sebagai penjemput budi, dan pakaian sebagai penolak bala.
Pada kaum laki-laki terdapat tiga jenis pakaian adat melayu. Pertama, baju
melayu cekak musang yang terdiri dari celana, kain dan songkok. Baju ini biasa
digunakan pada acara-acara keluarga seperti kenduri.
Kedua baju melayu gunting cina, baju ini biasa digunakan dalam sehari-hari
dirumah untuk mengadakan acara yang tak resmi. Dan ketiga, baju melayu teluk
belanga, baju ini terdiri dari celana, kain sampin dan penutup kepala atau
songkok.
Sedang pakaian kaum perempuan ada dua yaitu pertama baju kurung, yang
terdiri atas kain, baju dan selendang. Selendang dipakai dengan lepas di bahu dan
biasanya tak melingkar di leher pemakai. Dan kedua, baju kebaya labuh, ynag
terdiri atas kain, baju dan selendang.
· SENI
Songket adalah salah satu kerajinan budaya melayu yang berupa kain tenun
yang biasanya dipakai pada acara-acara formal. Songket dapat digunakan oleh
wanita maupun pria. untuk membuat songket dibutuhkan alat tenun yang pada

11
umumnya masih dibuat secara tradisional atau dikerjakan secara manual dengan
menggunakan tangan dan kaki.
· TARIAN
Menurut wawancara khusus dengan Daryudi (Seorang ahli musik lokal di
Medan) Amenyebutkan rentak dibagi dalam:
 Rentak Langgam, metrik 4/4 dengan kecepatan Andante, contoh lagu Makan
Sirih, Kuala Deli, Patah Hati
 Rentak Inang, metrik 4/4 dengan kecepatan Moderato, sejenis Rumba, contoh
lagu Mak Inang Pulau Kampai, Mak Inang Lenggang, Mak Inang Selendang.
Seperti diketahui bahwa Inang dalam kerajaan berarti Dayang-dayang
 Rentak Joget, metrik 2/4, jadi cepat seperti Allegro. Contoh lagu Tanjung Katung,
Selayang Pandang
 Rentak Zapin, metrik 6/8, dengan kecepatan Moderto, dan istilah Zapin diambil
dari bahasa Arab yang berarti derap kaki, disini petikan gambus sangat menonjol.
Contoh lagu Zapin Sri Gading, Zapin Sayang Serawak.
· MUSIK
Asal Awal Musik Melayu dari Qasidah dan Gurindam
Dengan melihat ke belakang, awal Musik Melayu berakar dari Qasidah yang
berasal sebagai kedatangan dan penyebaran Agama Islam di Nusantara pada tahun
635 - 1600 dari Arab, Gujarat dan Persia, sifatnya pembacaan syair dan kemudian
dinyanyikan. Oleh sebab itu, awalnya syair yang dipakai adalah semula dari
Gurindam yang dinyanyikan, dan secara berangsur kemudian dipakai juga untuk
mengiringi tarian.
Pada waktu sejak dibuka Terusan Suez terjadi arus migrasi orang Arab dan
Mesir masuk Hindia Belanda tahun 1870 hingga setelah 1888, mereka membawa
alat musik dan bermain musik Gambus. Pengaruh ini juga bercampur dengan
musik tradisional dengan syair Gurindam dan alat musik tradisional lokal seperti
gong, serunai, dlsb.
Kemudian sekitar tahun 1940 lahir Musik Melayu Deli, tentu saja gaya
permainan musik ini sudah jauh berbeda dengan asalnya sebagai Qasidah, karena
perkembangan masa ini tidak hanya menyanyikan syair Gurindam, tetapi sudah

12
jauh berkembang sebagai musik hiburan nyanyian dan pengiring tarian khas
Orang Melayu pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaysia.

· Bahasa Melayu Riau


Dapat dikatakan bahwa bahasa Melayu Riau memang masih jauh dari
ancaman kematian atau kepunahan. Bahasa Melayu Riau masih digunakan secara
lisan ataupun tulis, baik dengan aksara Latin maupun dengan aksara Arab Melayu.
Tradisi tulis juga telah menghasilkan naskah yang kaya, baik yang bersifat sastra
maupun nonsastra, yang merupakan dokumentasi yang dapat dijadikan rujukan.
Selain itu, jumlah penutur yang tergolong besar agaknya juga tidak menyusut
drastis dalam hitungan 100 tahun. Apalagi pada praktiknya, penggunaan bahasa
Melayu Riau menjadi suatu kewajiban untuk keperluan-keperluan tertentu,
terutama dalam upacara-upacara adat.
Keadaan dan masalah yang dihadapi bahasa Melayu Riau dewasa ini sudah
banyak diungkapkan dalam berbagai diskusi, baik dalam bentuk tulisan maupun
lisan, di forum akademik maupun nonakademik. Di satu sisi, dari waktu ke waktu
muncul keprihatinan (baik dari pakar, pemerhati, maupun pecinta bahasa Melayu)
akan menyusutnya jumlah penutur dan pemakaian bahasa Melayu Riau serta
menyurutnya minat masyarakat mempelajari bahasa Melayu Riau. Salah satu
penyebab “terpinggirkannya” bahasa Melayu dalam “pergaulan keseharian”
masyarakat Melayu Riau, terutama generasi mudanya, adalah kekurangmampuan
bahasa Melayu Riau untuk memenuhi kebutuhan penuturnya dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Dengan kondisi seperti itu ada kecenderungan
penutur “lari” ke bahasa lain, biasanya bahasa kedua (bahasa Indonesia), sebagai
wahana penyampai gagasan yang memungkinkan komunikasi berjalan lebih
lancar. Jika bahasa kedua yang dipilih adalah bahasa yang lebih dominan —
misalnya, jumlah penuturnya lebih besar atau fungsi pemakaiannya lebih luas—
pergeseran itu dapat berlangsung sangat intens. Dalam banyak kasus kematian
bahasa, dominasi bahasa besar menjadi faktor penting.
 PANTANG LARANG DALAM BUDAYA MELAYU
Pantang Larang Orang Melayu Tradisional

13
Pantang Larang Orang Melayu Tradisional merupakan kepercayaan
masyarakat Melayu zaman lampau berkaitan dengan adat dan budaya warisan
nenek moyang. Kebanyakan adalah bertujuan untuk mendidik masyarakat agar
mengamalkan nilai-nilai murni dalam kehidupan. Apa yang disebut bukan untuk
dipercayai tetapi untuk dihayati mesej yang tersembunyi di sebalik pantang
larang yang telah diperturunkan secara lisan sejak zaman berzaman.
Pantang Larang Wanita Hamil
1. Dilarang bergaduh dengan ibu mertua, dikhuatiri mengalami kesulitan ketika
melahirkan anak.
2. Dilarang makan sotong, dikhuatiri menghadapi masalah ketika bersalin. Anak
mungkin tercerut tali pusatnya.
3. Dilarang mencerca atau melihat sesuatu yang ganjil, dikhawatrikan akan kenan.
Pantang Larang Ke Atas Lelaki
1.Dilarang bersiul dalam rumah, nanti ular masuk.
2.Dilarang mengintai orang mandi, nanti mata ketumbit.
3.Dilarang ketawa waktu Maghrib, nanti datang hantu.
Pantang Larang Bayi
1. Bayi tak boleh ditegur jika badan gemuk, cuma katakan ‘semangat’ kerana
ditakuti menjadi kurus.
2. Dilarang memicit mulutnya, nanti tiada selera makan.
3. Kain lampin tak boleh direndam, nanti kembung perut.
Pantang Larang Ketika Makan
1. Makan pisang kembar, akan beranak kembar.
2. Makan sisa anak, anak akan degil.
3. Makan dalam pinggan sumbing, dapat anak bibir sumbing.
Pantang Larang Ke Atas Perempuan
1. Dilarang menyanyi di dapur, nanti kahwin orang tua.
2. Pantang bangun lewat, nanti sukar mendapat jodoh.
3. Dilarang bercakap dalam tandas, nanti mata ketumbit

14
2.2 SEJARAH TERBENTUKNYA MELAYU
2.2.1 Pengertian Melayu
Istilah melayu cukup banyak ragamnya, seorang cendikiawan melayu
bernama Bahanuddin Elhulaimy yang juga pernah menjadi ketua umum partai
islam tanah melayu dalam bukunya asas falsafah kebangsaan melayu, terbit
pertama kali pada tahun 1950, mencatat beberapa istilah kata tersebut.
Ada pendapat yang mengatakan kata melayu berasal dari kata mala (yang
berarti mula) yu (yang berarti negeri) seperti dinisbahkan kepada Ganggayu yang
berarti negeri Gangga. Pendapat ini bisa dihubungkan dengan cerita rakyat
Melayu yang paling luas dikenal, yaitu cerita si Kelambai atau sang Kelambai.
Dalam cerita itu disebutkan berbagai negeri, patung, gua, dan ukiran dan
sebagainya, yang dihuni atau disentuh oleh si kelembai, semuanya akan mendapat
keajaiaban. Ini member petunjuk bahwa negeri yang mula-mula dihuni oranag
melayu pada zaman purba itu, telah mempunyai peradapan yang cukup tinggi.
Kemudian kata melayu atau melayur dalam bahasa Tamil berarti tanah
tinggi atau bukit, disamping kata mala yang berarti hujan. Ini bersesuaian dengan
negeri-negeri orang melayu pada awalnya terletak pada perbukitan, seperti
tersebut dalam sejarah melayu, bukit Siguntung Mahameru. Negeri ini sebagai
negeri yang banyak mendapat hujan, karena terletak antara dua benua, yaitu Asia
dan Australia.
Selanjutnya dalam bahasa jawa, kata melayu berarti lari atau berjalan
cepat. Lalu kita kenal pula ada sungai Melayu, diantara dekat johor dan
Bangkahulu. Semua istilah dan perkataan itu dapat dirangkumkan sehingga
melayu dapat diartikan sebagai suatu negeri yang mula-mula didiami, dan dilalui
oleh sungai, yang diberi pula nama sungai Melayu.
Mereka membuat negeri diatas bukit, karena ada pencairan es kutup utara
yang menyebabkan sejumlah daratan atau pulau yang rendah jadi terendam oleh
air. Banjir dari es kutub itu lebih dikenal dengan banjir atau topan Nabi Nuh.
Untuk menghindari banjir mereka berlarian mencari tempat yang tinggi (bukit)
lalu disitulah mereka membuat negeri.

15
Istilah melayu baru dikenal sekitar tahun 644 Masehi, melalui tulisan
Cina yang menyebutkan dengan kata Mo-lo-yeu. Dalam tulisan itu disebutkan
bahwa Mo-lo-yeu menngirimkan utusan ke cina, membawa barang hasil bumi
untuk dipersembahkan kepada kaisar cina. Jadi, kata melayu menjadi nama
sebuah kerajaan dewasa itu. Banyak pertelingkahan, dimana kerajaan yang
bernama melayu itu. Tapi banyak yang yang berpendapat, kerajaan itu berada di
jambi sekarang ini.
Nenek moyang melayu itu ternyata juga beragam, baik asalnya yang
mungkin dari suku Dravida di india, mungkin juga Mongolia atau campuran
Dravida dengan Aria yang kemudian kawin dengan ras Mongolia. Kedatangan
mereka juga bergelombang ke Nusantara ini.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa pengertian melayu merujuk kepada
bangsa yang berbahasa melayu yang mendalami semenanjung Tanah Melayu,
pantai timur Sumatra, dan beberapa tempat lainya di wilayah Nusantara. dalam
arti sempit yang terdapat dalam pelembagaan Malaysia yakni perkara 153
mengatakan bahwa seseorang itu dapat di katagorikan sebagai melayu apabila
memiliki ciri-ciri seperti :
1. Lazimnya berbahasa melayu
2. Berkebudayaan melayu
3. Beragama islam
Pengertian melayu menurut pengertian suku bangsa lebih berdasarkan
etnis, walupun begitu syarat bangsa melayu dan kebudayaan melayu masih
diperlukan, tetapi tidaklah semestinya beragama islam. Berdasarkan ini orang-
orang melayu adalah :
1. Orang-orang melayu yang mendiami kawasan Thai, pesisir Sumatra (utara
medan, deli, sedang, Palembang, riau lingga)
2. Ada yang beragama budha dan Kristen
3. Orang-orang melayu di Brunai dan sabah
Pengertian melayu berdasarkan Ras, yaitu menerangkan penduduk
seluruh Nusantara berdasarkan kajian Geldara dan Kern. Mereka berasal dari satu

16
kelompok bangsa kemudian terebar keseluruh nusantara. pengertian mengikut ras
ini lebih bertumpu kepada suatu rumpun bangsa yang besar berkaitan.
Jadi dapat disimpulkan, sehingga melayui dapat diartikan sebagai suatu
negeri yang pertama didiami oleh seluruh penduduk yang ada di nusantara oleh
sungai yang di beri nama dengan sungai melayu.
Pengertian Tamadun
Tamadun itu berasal dari kata madina yaitu kota atau Bandar yang didalam
berisikan peradaban sedangkan melayu adalah berasal dari kata mala (yang
berarti mula) dan yu (yang berarti negeri) berarti tamadun melayu itu ialah kota
yang yang penuh dengan peradaban atau tamadun melayu itu ialah suatu daerah
dimana terdapat komunitas ras-ras melayu ataupun rumpun-rumpun melayu yang
telah maju peradabannya dan kebudayaannya, baik itu di sektor politik atau
pemerintahan, teknologi, okonomi, dan pengolahan di bidang agraris dan maritim,
selain itu komunitas ini juga tetap menjunjung tinggi nilai-kebudayaan, agama
(Islam), Sosial yang mencakup pentauhidan kepada Allah SWT, ahklak dan
hubungan antar manusia.
2.2.2 Asal-usul Bangsa Melayu
Membicarakan sejarah pasti berkenaan dengan masa lalu atau masa
silam. Sejarah “ tidak terpisah dari “budaya” atau “kebudayaan” (cultural
historiography). Kebuayaan sebagai hasil karya manusia, baik dalam bentuk
material buah pikiran maupun corak hidup manusia. Menurut EB. Taylor
kebudayaan mencakup aspek yang amat luas, yakni pengetahuan. Kepercayaan,
kesenian, moral, dan adat istiadat dan bahkan segala kebiasaan yang dilakukan
dan dimiliki oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Nenek moyang orang melayu ternyata beragam, ada yang berasal dari
suku Dravida di India, ada juga Mongolia atau campuran dari Dravida dan Aria
kemudian kawin dengan ras Mongolia. Mereka datang kenusantra dengan cara
bergelombang
TEORI-TEORI ASAL-USUL BANGSA MELAYU
secara umum terdapat 2 teori mengenai asal usul bangsa melayu yaitu
1. Orang Melayu Berasal dari Yunan ( Teori Yunan)

17
Berdasarkan teori ini dikatakan orang melayu datang dari Yunan ke
Kepulauan Melayu menerusi tiga gelombang yang utama, yaitu orang Negrito,
melayu proto dan juga melayu Deutro.
a. Melayu Tua (Proto Melayu)
Disebut melayu tua (proto melayu) karena inilah gelombang perantau
pertama datang ke kepulauan melayu. Leluhur melayu tua ini diperkirakan oleh
para ahli arzekeologi dan sejarah tiba sekitar 3000-2500 sebelum masehi.
Adapun tergolong kedalam melayu tua (Proto Melayu) itu antara lain
orang talang mamak, orang sakai, dan suku laut. Keturunan melayu tua ini
terkenal amat tradisional, karena mereka amat teguh sekali memegang adat dan
tradisinya. Pemegang teraju adat seperti patih, batin dan Datuk kayu, amat besar
sekali perananynya dalam mengatur lalu lintas kehidupan. Sementara itu alam
pikiran yang masih sederhana dan kehidupan sangat ditentukan oleh factor alam,
sehingga mereka mampu menghasilkan makanan dengan cara bertani.
Perkampungan puak melayu tua pada masa dulu jauh terpencil dari
perkampungan melayu muda. Ini mungkin berlaku karena mereka ingin menjaga
kelestarian adat dan resam ( tradisi) mereka. Keadaan ini menyebabkan mereka
amat ketinggalan dalam bidang pendidikan sehingga kemajuan mereka amat
lambat sekali.
Ada 6 macam Puak Melayu yang ada di Riau
1. Puak Melayu Riau-Lingga, mendiami bekas kerajaan Riau-Lingga, yakni
sebagian besar daerah kepulauan Riau yang sekarang terdiri dari Kabupaten
Riau, Karimun, dan Natuna. Mereka sebagian telah kawin dengan perantau
Bugis dalam abad ke-18.
2. Puak Melayu Siak, mendiami bekas kerajaan siak yang sebagian besar
merupakan daerah aliran sungai Siak. Mereka sebagian nikah-kawin dengan
keturunan Arab sehingga sebagian dari sultan Siak keturunan Arab.
3. Puak Melayu Kampar, mendiami daerah aliran batang Kampar, mereka ada
yang nikah-Kawin dengan perantau minangkabau dan ada pula dengan orang
jawa menjadi Romusha Jepang.

18
4. Puak Melayu Indragiri, mendiami daerah Indragiri yakni daerah aliran sungai
Indragiri. Mereka ada yang nikah-kawin dengan perantau Banjar dan juga
keturunan Arab.
5. Puak Melayu Rantau Kuantan, mendiami daerah aliran Batang Kuantan yang
telah masuk kedalam kabupaten kuantan Singigi.
6. Puak melayu Petalangan, mendiami daerah Belantara yang melalui beberapa
cabang (anak) sungai daerah pangkalan kuras. [7]
2. Orang Melayu Berasal dari Nusantara ( Teori Nusantara)
Teori ini disokong oleh sarjana-sarjana seperti J.Crawfurd,K.Himly,Sutan
Takdir Alisjahbana dan juga Gorys Keraf.Teori ini adalah disokong
dengan alasan-alasan seperti di bawah :
1. Bangsa Melayu dan Bangsa Kawa mempunyai tamadun yang
tinggi
Pada abab ke 19,Taraf ini hanya dapat dicapai setelah perkembangan
budaya yang lama.pekara ini menunjukan orang Melayu tidak berasal dari
mana-mana,tetapi berasa dan berkembang di Nusantara
2. K.Himly tidak bersetuju dengan pendapat yang mengatakan
bahawa
Bahasa Melayu serumpun dengan Bahasa Champa. baginya
Persamaan yang berlaku di kedua-dua bahasa adalah satu fenomena
”ambilan”.
3.Manusia Kuno Homo Soloinensis dan Homo Wajakensis terdapat di
pulau jawa.penemuan manusia kuno ini di pulau jawa menunjukkan
adanya kemungkinan orang melayu itu keturu keturunan daripada manusia
kuno tersebut yakni berasal daripada jawa dan mewujudkan tamadun
bersendirian.
4.Bahasa di Nusantara (Bahasa Austrinesia ) mempunyai perbezaan yang
ketara dengan bahasa di Asia Tengah (Bahasa Indo-Eropah ).

19
2.2.3 Perkembangan Kerajaan Melayu

Kerajaan Melayu atau dalam bahasa Cina ditulis Ma-La-Yu (末羅瑜國)


merupakan sebuah nama kerajaan yang berada di Pulau Sumatera. Dari bukti dan
keterangan yang disimpulkan dari prasasti dan berita dari Cina, keberadaan
kerajaan yang mengalami naik turun ini dapat di diketahui dimulai pada abad ke-7
yang berpusat di Minaga, pada abad ke-13 yang berpusat di Dharmasraya dan
diawal abad ke 15 berpusat di Suruaso atau Pagaruyung.

Kerajaan ini berada di pulau Swarnadwipa atau Swarnabumi


(Thai:Sovannophum) yang oleh para pendatang disebut sebagai pulau emas yang
memiliki tambang emas, dan pada awalnya mempunyai kemampuan dalam
mengontrol perdagangan di Selat Melaka sebelum direbut oleh Kerajaan sriwijaya
(Thai:Sevichai) pada tahun 682.

Peta Kerajaan Melayu kuno Penggunaan kata Melayu, telah dikenal sekitar
tahun 100-150 seperti yang tersebut dalam buku Geographike Sintaxis karya
Ptolemy yang menyebutkan maleu-kolon. Dan kemudian dalam kitab Hindu
Purana pada zaman Gautama Buddha terdapat istilah Malaya dvipa yang
bermaksud tanah yang dikelilingi air.

A.Kerajaan Melayu Hindu (644 M-1400 M)

Kerajaan Damasraya terletak di Bukit Seguntang Mahameru dan didirikan oleh


Sang Sapurba,sepeninggal Sang Sapurba yang pergi ke Bintan kerajaan ini di
pindahkan ke hulu sungai Jambi dan akhirnya berpusat di Pagarruyung. Kerajaan
Bintan Hindu yang dipimpin oleh Ratu Wan Sri Beni. Kerajaan Singapura Hindu
yang didirikan oleh Sang Nila Utama di Tumasik. Kerajaan Melayu Hindu
berakhir ketika Penguasa Melaka yang bernama Parameswara memeluk agama
Islam pada tahun 1400 M dan bergelar Megat Iskandar Syah.

B. Kerajaan Melayu Islam (1400 M-Sekarang)

Meskipun Sultan Malaka yang pertama yaitu Iskandar Syah telah memeluk agama
Islam,agama Islam justru baru menyebar dengan pesat pada masa kekuasaan
Sultan Muhammad Syah yang masuk Islam setelah melihat seorang Syekh dari
maghribi melakukan shalat di pinggir pantai. Pada umumnya banyak terdapat
kerajaan-kerajaan Melayu di Semenanjung Malaysia seperti
Selangor,Sabah,Brunai dan Tempasok (Terengganu) namun yang menonjol
hanyalah kerajaan Melaka,Johor-Riau dan Lingga-Riau.

C. Kerajaan Melaka (1400 M-1511 M)

Kedaulatan dan kekuasaan ada di tangan Sultan,dalam pemerintahan Sultan di

20
Bantu oleh Datuk Bendahara dan dewan permusyawaratan yang disebut Wazir
Berempat sedangkan angkatan perang dipegang oleh seorang Laksamana.

Sultan-Sultannya adalah:

1. Parameswara,bergelar Sultan Iskandar Syah (1400 M-1424 M)


2. Raja Kecil Besar atau Sri Maharaja,bergelar Sultan Muhammad Syah(1424 M-
1444 M)
3. Sultan Muzaffar Syah (1444 M-1458 M)
4. Sultan Mansur Syah (1458 M-1477 M)

D. Kerajaan Johor-Riau (1511 M-1784 M)

Pada tahun 1511 M Portugis datang dan menyerang Malaka akibat serangan ini
Sultan beserta perangkat Pemerintahan terpaksa mengungsi dan memindahkan
pusat kerajaan dari Melaka ke Johor sehingga Kesultananan ini lebih dikenal
sebagai Kerajaan Johor-Riau.
Sultan- Sultannya adalah:
1. Sultan Mahmud Syah I (1511 M-1528 M) merupakan Sultan terakhir Kerajaan
Melaka sekaligus Sultan Pertama Kerajaan Johor-Riau.Sultan ini sangat gigih
dalam usaha-usahanya mengusir Portugis dan memulihkan kedaulatan Kerajaan
Melaka.
2. Sultan Alauddin Righayat Syah II (1528 M-1564 M) pada masa ini Kerajaan
Johor-Riau mendapat serangan dari Aceh.Baginda Sultan beserta istri nya ditawan
di Aceh dan meninggal di sana.
3. Sultan Muzaffar Syah (1564 M-1570 M) Bekerjasama dengan Portugis untuk
menangkis serangan dari Aceh.
4. Sultan Abdul Jalil Syah I (1570 M-1571 M) cucu Sultan Muzafar Syah yang
ditunjuk langsung menjadi pewaris ini meninggal pada umur 9 tahun diduga
karena diracun,berhubung pada saat itu terjadi perselisihan kekuasaan antara
Bendahara dan Ibu Sultan.

21
5. Sultan Ali Jalla Abdul Jalil Syah II (1571 M-1597 M) Ayah dari Sultan Abdul
Jalil Syah I.Sultan ini membantu Pasukan Pati Unus dari Demak dalam usahanya
menyerang Portugis di Malaka.
6. Sultan Alauddin Righayat Syah III (1597 M-1615 M) Sultan ini tidak mengakui
Johor sebagai Kerajaan jajahan Aceh dan akhirnya Johor di serang oleh
Aceh.Sultan di bawa ke Aceh namun dikembalikan lagi ke Johor dengan isyarat
agar mau menjadi jajahan Aceh.Namun setelah kembali ke Johor Sultan menolak
tunduk kepada Aceh dan berkawan dengan Portugis.Akhirnya Sultan ditangkap
lagi di Aceh dan dibunuh di sana.
7. Sultan Abdul Jalil Syah III (1623 M-1677 M)
8. Sultan Ibrahim Syah (1677 M-1685 M)
9. Sultan Mahmud Syah II (1685 M-1699 M) sultan ini tidak memiliki putra
sehingga berakhirlah dinasti Sultan-Sultan keturunan Melaka.
10. Sultan Abdul Jalil Righayat Syah IV (1699 M-1718 M) sebelumnya adalah
Bendahara,namn setelah Sultan meninggal tapi tidak mempunyai Putra akhirnya
Ia yang ditunjuk menggantikan Sultan.
11. Raja Kecil,bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (1718 M-1722 M) Ia
mengaku sebagai putera dari Sultan Mahmud Syah II sehingga merasa berhak atas
tahta kerajaan.Akhirnya Ia menyerang Johor dengan dibantu oleh Raja
Pagarruyung dan menang.Namun 4 tahun kemudian kekuasaannya digulingkan,Ia
pun mengungsi ke Senapelan dan mendirikan Kerajaan Siak di sana.
12. Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah (1722 M-1760 M)Dalam usahanya
menggulingkan Raja Kecil ia dibantu oleh 4 Bangsawan Bugis yaitu Daeng
Marewah,Daeng Cellak dan Daeng Perani.Atas jasa-jasanya,pihak bugis minta
ikut berkuasa sebagai pemerintah di samping Sultan dengan gelar Yang Dipertuan
Muda.Akibatnya kekuasaan Bugis begitu besar dan Sultan hanya tinggal
lambang.Bahkan banyak intrik-intrik yang memperebutkan kekuasaan selalu
berujung pada meninggalnya Sultan karena dibunuh oleh Pihak Bugis.
13. Sultan Abdul Jalil Muazzam Syah (1760 M-1761 M)
14. Sultan Ahmad Righayat Syah (1761 M) kematiannya dicurigai sebagai akibat
ada upaya pihak-pihak tertentu yang ingin lebih leluasa berkuasa.

22
15. Sultan Mahmud Syah III (1761 M-1784 M) Pada masa ini Raja Haji
Fisabilillah selaku YDM IV melakukan perlawanan terhadap kekuasaan Belanda
yang semakin menekan kerajaan Johor Riau,namun dalam melakukan
pejuangannya beliau gugur.Akhirnya Belanda dapat menancapkan pengaruhnya
dengan leluasa di Kerajaan Johor-Riau.Hal ini dibuktikan dengan memaksa agar
ibukota Johor di pindahkan ke Lingga dengan alasan lebih dekat ke
Batavia.Dengan dipindahkannya Kerajaan ke Lingga maka berakhirlah riwayat
Kerajaan Johor-Riau.

E. Kerajaan Lingga-Riau (1784 M-1913 M)

Pada masa ini kekuasaan Belanda sudah kuat di kerajaan Lingga-Riau hal ini
dapat dilihat dengan penempatan seorang Residen di tanjungpinang yang di
maksudkan untuk dapat mengawasi tindak-tanduk Sultan. Sultan sebagai kepala
negara berkedudukan di Tanjungpinang sedangkan YDM sebagai jabatan yang
turun-temurun dipegang bangsawan Bugis dan berfungsi sebagai kepala
Pemerintahan berkedudukan di Pulau Penyengat.

Sultan-Sultannya adalah:
1. Sultan Mahmud Syah III (1784 M-1812 M)
2. Sultan Abdurrahnan (1812 M-1824 M) Pada masa ini Inggris berebut
kekuasaan atas Lingga-Riau dengan Belanda.
3. Sultan Abdurrahman II (1824 M-1832 M) Kekuasaan Sultan ini dimulai setelah
Traktat London yang membagi dua kekuasaan Lingga-Riau dengan wilayahnya
yang ada di semenanjung Malaya diberlakukan
4. Sultan Muhammad Syah (1832 M-1834 M)
5. Sultan Mahmud Muzafar Syah (1834 M-1857 M)
6. Sultan Badrul Alam Syah (1857 M-1883 M)
7. Sultan Abdurrahman Muazam Syah (1883 M-1913 M) Sultan ini diam-diam
sedang merencanakan perlawanan melawan Belanda,namun rencana nya telah
diketahui dan Beliau diturunkan dari tahtanya.Melalui Surat Keputusan
Pemerintah Belanda STBL 1913/19 maka Kesultanan Melayu Lingga-Riau
dihapuskan.Dengan ini berakhir sudah kekuasaan Kerajaan Melayu di Indonesia.

23
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah sejauh mana pengetahuan
seseorang terhadap kebudayaan sejarah daerahnya sendiri dipengaruhi oleh
berberapa hal dan salah satunya adalah dirinya sendiri. Besar atau kecilnya nya
rasa cinta dan bangga terhadap kebudayaannya( serta mengetahui sejarah
daerahnya) itulah yang nantinya mencerminkan bahwa sejauh mana seseorang
mengenali budayanya sendiri. Jika semakin kecil rasa kecintaannya maka jelaslah
seseorang tersebut belum terlalu dekat dengan budaya sukunya sendiri, begitu
juga sebaliknya.
Mengenali budaya sendiri khususnya melayu merupakan sebuah keharusan
baginya yang mengaku melayu. Sedikit banyaknya pengetahuan kita mengenai
segala sesuatu yang berkaitan dengan budaya melayu menjadikan kita secara tidak
langsung mempelajari budaya itu sendiri. Seperti yang dikatakan para pakar
bahwa seseorang yang mengaku melayu jikalau ia: 1. Berbahasa melayu, 2.
Beradat-istiadat Melayu dan 3. Beragama Islam. Maka dari itu, ketiga hal inilah
menjadi patokan ataupun barometer sejauh mana kita sudah menjadi bagian dari
budaya itu sendiri khususnya budaya melayu.

3.2 Saran
Penulis merekomendasikan pada semua lapisan masyarakat agar lebih
memahami nilai-nilai yang terkandung didalam setiap kebudayaan masing-masing
(disini:_budaya melayu riau). Semua orang pasti memiliki cara pandang yang
berbeda-beda untuk mendeskripsikan bentuk kebudayaannya. Dan setiap orang
memiliki cara masing-masing untuk mempertahankan dan memajukan
kebudayaannya sendiri serta mengingat sejarahnya. Sebagai seorang melayu
hendaknya lebih mengedepankan kembali apa-apa saja yang berkaitan dengan
kebudayaan melayu, termasuk menanamkan diri sendiri rasa bangga dan cinta
kepada budaya melayu itu sendiri.

24
DAFTAR PUSTAKA

http://www.riauheritage.org/2011/11/pengertian-melayu-dan-melayu-riau.html
http://irwanesiregar.blogspot.com/2007/11/budaya-melayu-atau-budaya-riau.html
http://thehouseofseserahan.blogspot.com/
http://trikdasar.blogspot.com/2009/08/beberapa-pantang-larang-dalam-
budaya.html
http://ms.wikipedia.org/wiki/Pantang_larang_Melayu
http://intim.wordpress.com/2007/06/27/pantang-larang-orang-melayu-tradisional/
http://www.isomwebs.com/2011/seni-kebudayaan-daerah-riau/
http://wisatadanbudaya.blogspot.com/2009/12/riau-dan-dunia-naskah-melayu-
lama.html
http://melayuonline.com/ind/news/read/9474/menyatukan-generasi-muda-demi-
kemajuan-riau
http://www.adicita.com/artikel/detail/id/99/Tunjuk-Ajar-Dalam-Pantun-Melayu
http://uun-halimah.blogspot.com/2009/04/tata-cara-berpakaian-baju-melayu-
riau.html
http://uun-halimah.blogspot.com/2009/04/tata-cara-berpakaian-baju-melayu-
riau.html
http://bennyraja.wordpress.com/2010/07/07/pemertahanan-bahasa-melayu-riau/
http://www.riaupos.co/kolom.php?act=full&id=364&kat=10
http://id.wikipedia.org/wiki/Orkes_Melayu

Uu. Hamadiy. 1423. Lagad Melayu dalam lintas Budaya Riau. Pekanbaru : Kajian
Masyarakat Melayu.

Uu. Hamadiy. 1999. Islam dan Masyarakat Melayu di Riau. Pekanbaru : UIR
Pres.
(http://istoriavitaemagistra.blogspot.com/2008/06/isrilahmelayu.htmlI
srilh)
bmstpm.blogspot.com/2007/06/konsep-melayu-dan-hipotesis-asal-
usul.html
http://kumpulansiswazahguru.blogspot.com/2011/12/asal-usul-bangsa-
melayu.html

25

Anda mungkin juga menyukai