Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Ade Miftahudin
NIM 1811013000013
Ade Miftahudin, NIM 181101300009, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi
“Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Baku dalam Pembelajaran Menulis Laporan
Perjalanan Siswa Kelas VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta Semester Genap
Tahun Pelajaran 2013/2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan penggunaan kata baku pada
laporan perjalanan wisata Jakarta-Bandung yang dibuat oleh siswa kelas VIII semester
genap tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan di SMP Al-Hidayah Lebak
Bulus Jakarta. Pada bulan April 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah karya ilmiah siswa yang
berupa laporan perjalanan yang dibuat oleh siswa kelas VIII SMP Al-Hidayah Lebak
Bulus Jakarta tahun pelajaran 2013/204.
Dari dua puluh empat laporan perjalanan yang dianalisis, terdapat dua puluh laporan
perjalanan siswa penulisan kata bakunya tidak tepat. Kesalahan yang paling banyak
dilakukan dalam laporan perjalanan siswa yaitu ketidakbakuan kata yang diakibatkan
oleh pembeda yang berkaitan dengan ejaan, seperti penggunaan kata depan ‘di-’dan ‘ke-
’. Paling banyak dilakukan oleh siswa kelas 8.2 yaitu 8.39%. kesalahan yang sama juga
dilakukan oleh siswa kelas 8.3 dengan perolehan kesalahan yang berkaitan dengan
ketidakbakuan kata karena yang berkaitan dengan ejaan mencapai 6.62%. Kesalahan ini
dilakukan siswa karena siswa kurang memperhatikan dan bahkan menyepelekan kaidah-
kaidah penulisan. Ketidakbakuan kata yang diakibatkan oleh penghilangan,
pembubuhan, dan pergantian huruf konsonan maupun vokal ini cukup sedikit sekali,
tetapi yang berkaitan dengan pergantian huruf vokal terutama dalam kata “Bis” ini
cukup banyak sekali kesalahannya. Ini dikarenakan siswa sudah terbiasa mengucapkan
kata “Bus” dengan kata “Bis”, sehingga dalam penulisan siswa terbawa ke dalam
pengucapannya.
iii
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat, nikmat,
kemudahan, kelancaran, serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini tepat waktu.
Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir yang telah
disyaratkan dalam memperoleh gelar S-1 di UIN (Universitas Negeri Islam) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah ikut membantu dalam penulisan skripsi ini diantaranya kepada:
1. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Hindun, M.Pd., Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hdayatullah Jakarta sekaligus
sebagai pembimbing dalam penulisan skripsi ini.
3. Dona Aji Karunia Putra, M.A., Sekretaris Program Studi Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hdayatullah Jakarta
4. Seluruh Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Kepala Sekolah dan Guru bidang studi Bahasa Indonesia di SMP Al-Hidayah
Lebak Bulus Jakarta, yang telah membantu peneliti dalam melakukan
penelitian ini.
6. Ibunda tercinta, Juriah binti Rukiah yang telah memberikan banyak
dukungan moril dan materil serta do’a restu dalam masa perkuliahan.
7. Bapak Mertua dan Ibu Mertua, yang selalu memberikan bantuan semangat
untuk cepatnya terselesaikan penelitian ini.
8. Istriku tercinta Lia Septiani dan putraku yang tersayang Khillany Rafiq
Aiyman pengobat lelah dan penyemangat hidupku.
9. Kakakku tercinta Sa’diayah, Abdul Gofar, dan adik-adikku yang tercinta
semoga Allah selalu memberikan kemudahan kepada kita semua.
v
10. Didi Suryadi, Edisal, Muftiatun, dan Fitri Astuti yang selalu mengingatkan
ketika waktunya bimbingan. Rekan-rekan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, sahabat-sahabatku sukses selalu untuk kalian dan terima
kasih kalian selalu memberikan semangat kepada saya.
Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang terbaik dari apa yang telah diber
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING........................................................i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.................................................................ii
ABSTRAK..............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................1
B. Identifikasi Masalah.........................................................................3
C. Pembatasan Masalah.........................................................................3
D. Perumusan Masalah..........................................................................4
E. Tujuan Penelitian..............................................................................4
F. Manfaat Penelitian............................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah..................................................................................41
B. Deskripsi Data.................................................................................44
C. Persentase Kesalahan Penulisan Kata Baku....................................65
D. Sistematika Laporan........................................................................67
E. Sumber Penyebab Terjadinya Kesalahan........................................68
BAB V PENUTUP
A. Simpulan..........................................................................................69
B. Saran................................................................................................69
DAFTAR FUSTAKA...........................................................................................71
UJI REFERENSI.................................................................................................73
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................76
viii
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 4.3.4 : Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan
Huruf Konsonan
x
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam
penggunaan ragam bahasa. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan
ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Tata bahasa Indonesia yang baku
salah satunya meliputi penggunaan kata dan EYD yang sesuai dengan kaidah
baku. Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah tata bahasa
Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh pemerintah pada
tahun 1972 dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. Sementara itu, kaidah
1
Dadan Suwarna, Cerdas Berbahasa Indonesia Berbahasa dengan Pemahaman dan
Pendalaman, (Ciputat: Jelajah Nusa, 2012) Cet. Pertama. h. 41
1
2
ejaan bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang di atas, identifikasi
masalah yang ditemukan oleh peneliti yaitu:
1. Kesalahan siswa dalam menuliskan kata baku yang tidak mengikuti kaidah
bahasa Indonesia.
2. Ketidakcermatan siswa dalam menggunakan kaidah Bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
3. Ketidakseriusan siswa dalam mengerjakan karya ilmiah laporan perjalanan.
4. Banyak siswa yang dalam berbahasa baik berbicara maupun menulis masih
terpengarus oleh bahasa ibu atasu bahasa asing.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan masalah
dimaksud, dengan ini penulis membatasi pada permasahan kesalahan penulisan
kata baku dalam bab dua yaitu isi laporan perjalanan siswa kelas VIII SMP Al-
Hidayah Lebak Bulus Jakarta.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah kesalahan penulisan kata baku dalam laporan perjalanan siswa
kelas VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta?
2. Apa saja sumber-sumber penyebab kesalahan penulisan kata baku dalam
laporan perjalanan siswa kelas VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang akan dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan penulisan kata baku
dan faktor-faktor penyebab kesalahannya dalam laporan perjalanan siswa kelas
VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi para pembaca. Secara
umum manfaat penelitian dapat dikelompokan menjadi dua yaitu manfaat teoretis
dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk
membantu pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, menambah
pengetahuan tentang bagaimana cara menulis sebuah laporan perjalanan yang baik
dan benar, serta memberi sumbangan pemikiran bagi penelitian-penelitian yang
berkaitan selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa yaitu untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam
penulisan kata baku.
b. Manfaat bagi guru yaitu menambah pemahaman serta ilmu pengetahuan
pada guru mengenai penggunaan kata baku dan teknik-teknik penulisan
laporan yang baik dan benar.
c. Manfaat bagi sekolah dapat memberi sumbangan bagi sekolah dalam
upaya perbaikan proses pembelajaran secara menyeluruh di dalam
berbahasa terutama dalam aspek menulis sehingga hasil belajar para siswa
di sekolah akan lebih meningkat.
d. Manfaat bagi peneliti lanjutan yaitu agar menambah khazanah tentang
ilmu kebahasaan karena peneliti lanjutan bisa mengembangkan secara
lebih luas tentang kesalahan berbahasa.
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Menulis
Menulis merupakan aktivitas pengekspresian ide, gagasan, pikiran, atau
perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan.1 Menulis juga salah satu
kegiatan yang sering dilakukan di dunia pendidikan. Karena, hal ini menjadi salah
satu bagian dari keterampilan berbahasa baik itu dalam keterampilan berbahasa
bahasa asing maupun bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia tahapan
pembelajaran keterampilan berbahasa menulis ini menempati urutan terakhir dari
keterampilan berbahasa yaitu; menyimak, berbicara, dan membaca. Sebagaimana
dikemukakan oleh Nurgiyantoro “aktivitas menulis merupakan suatu bentuk
kompetensi berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kompetensi
mendengarkan, berbicara, dan membaca.”2
Pembelajaran menulis ini sangat penting dikuasai oleh setiap orang tak
terkecuali bagi kalangan pembelajar (siswa) mapun mahasiswa. Sebagaimana
dikemukan Tarigan “keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang
terpelajar atau bangsa terpelajar”.3 Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa
kompetensi menulis, menulis laporan pun dapat dimanfaatkan untuk melatih dan
mengungkapkan kemampuan menulis peserta didik, seperti halnya penulisan
sebuah laporan kegiatan perjalanan (darmawisata) bagi siswa yang telah
melaksanakan kunjungan ke objek-objek wisata tertentu misalnya, gedung
bersejarah dan museum.
1
Sri Wahyuni, dan Abd. Syukur Ibrahim, Asesemen Pembelajaran Bahasa, (Bandung:
Refika 2Aditama, 2012) Cet. Ke-1 h. 36
Burhanudin Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Berbahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta: BFEE, 2012) Cet. Ke-3 h. 422
3
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008) Ed. Revisi h. 4
6
7
B. Laporan Perjalanan
1. Pengertian Laporan
Laporan adalah karangan yang dibuat oleh seorang atau sekelompok
orang yang melakukan eksperimen, peninjauan atau survei, observasi,
pembacaan dan penelaahan buku, penelitian, dan lain-lain.4 Laporan
mempunyai fungsi informasi yaitu laporan dapat dijadikan sebagai sumber
pengalaman orang lain jika melakukan hal serupa. Artinya laporan tersebut
dapat dijadikan bahan studi dan bahan perbandingan.
2. Dasar-Dasar Laporan
Laporan mempunyai beberapa dasar sebagaimana dikemukakan oleh
Gorys Keraf “sebuah laporan bertolak dari beberapa dasar yaitu orang yang
memberi laporan, pihak yang menerima laporan, dan sifat dan tujuan umum
laporan.”5 Orang yang memberi laporan adalah orang atau pihak yang
memberi laporan baik perseorangan atau sebuah panitia yang ditugaskan untuk
maksud tertentu. Misalnya, seorang siswa ditugaskan untuk berdarmawisata
mengunjungi objek-objek tertentu, seperti museum, gedung bersejarah atau
yang lainnya. Setelah melakukan kunjungan siswa tersebut diberi tugas untuk
membuat sebuah laporan kunjungan wisata, untuk melaporkan apa saja yang
telah mereka lihat dalam kegiatan tersebut. Pihak yang menerima laporan itu
adalah orang atau badan yang menugaskan, atau orang atau badan yang
dianggap perlu mendapatkan laporan itu.6 Seperti dalam kasus atau contoh
pemberi laporan di atas, penerima laporan ini adalah guru atau sekolah yang
meberikan tugas tersebut.
Tujuan dan sifat laporan itu sendiri adalah tujuan sebuah laporan
tergantung dari situasi yang ada antara pemberi laporan dan penerima laporan,
tetapi pada umumnya tujuan laporan berkisar pada, 1) untuk mengatasi suatu
4
Khaerudin Kurniawan, Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Perguruan Tinggi”, (Bandung:
Refika 5Aditama, 2012) Cet. I, h. 31
Gorys Keraf, Komposisi, Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa, (Ende: Nusa Indah,
1993) Cet. Ke-10, h. 284
6
Ibid. h. 285
masalah, 2) untuk mengambil suatu keputusan yang lebih efektif, 3)
mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah.7 Sifat laporan,
laporan akan dianggap baik atau buruk tergantung dari keberhasilannya dalam
memenuhi fungsinya yaitu mempengaruhi pembaca seperti yang diharapkan.
Hasil yang diharapkan itu hanya bisa dicapai bila sifat laporannya baik.
Laporan yang baik harus ditulis dalam bahasa yang baik dan jelas.8
3. Macam-Macam Laporan
Gorys Keraf membagi bentuk dan maksud laporan menjadi tujuh yaitu:9
a. Laporan berbentuk formulir isian
b. Laporan berbentuk Surat
c. Laporan berbentuk Memorandum
d. Laporan perkembangan dan laporan keadaan
e. Laporan berkala
f. Laporan laboratoris
g. Laporan formal dan semiformal
Dari pengertian laporan di atas bahwa laporan perjalanan ini masuk ke
dalam laporan semiformal, walaupun pada dasarnya dibuat oleh siswa tidak
akan berujung kepada pengambilan kebijakan, namun dalam hal ini adalah
untuk pembelajaran kompetensi menulis, bagaimana membuat laporan
perjalanan yang baik dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
7
Ibid. h. 285 - 286
8
Ibid. h. 286
9
Ibid. h. 287 - 290
10
op.cit. h. 31
menggunakan bahasa yang baku dan bentuk standar penulisan ilmiah. Yang
paling pokok laporan formal maupun semiformal harus harus menggunakan
bahasa yang baku. Pola penyajian laporan dapat disajikan dengan pola
penyajian narasi, deskripsi, dan eksposisi. Laporan perjalanan itu sendiri
memakai pola penyajian narasi, narasi merupakan bentuk percakapan atau
tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa
atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.11
Laporan perjalanan ini termasuk ke dalam jenis laporan semiformal,
laporan semiformal adalah laporan yang sistematika penyusunannya tidak
memenuhi persyaratan laporan penelitian formal. Sistematika penulisannya
lebih sederhana atau memiliki model sistematika sendiri dan tidak bersifat
standar. Seperti di bawah ini:
a. Judul
b. Nama kegiatan
c. Latar belakang
d. Tujuan pengamatan
e. Waktu pelaksanaan
f. Tempat/lokasi pengamatan/kunjungan
g. Hasil
h. Penutup (kesimpulan dan saran)
Dari unsur-unsur tersebut, tidak menutup kemungkinan adanya unsur
lain, seperti kendala-kendala kegiatan dan pendanaan. Dalam penulisan
laporan, unsur-unsur di atas dapat dijadikan sebagai kerangka laporan sebelum
dikembangkan menjadi sebuah laporan yang utuh.
C. Kesalahan Berbahasa
1. Pengertian Kesalahan Bahasa
Kesalahan bahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun
tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu komunikasi atau
menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata
11
M. Atar Semi. Menulis Efektif. (Padang: Angkasa Raya Padang, 1990) Cet. Ke-1, h. 32
bahasa Indonesia. Kesalahan berbahasa di dalam pengajaran ini sangat erat
kaitannya dan bahkan keduanya ini tidak bisa dipisahkan seperti halnya
diungkapkan oleh Tarigan “Hubungan antara pengajaran bahasa dan kesalahan
berbahasa dapat kita contohkan sebagai hubungan antara air dan ikan.
Sebagaimana ikan hanya dapat hidup dan ada dalam air, maka begitu juga
kesalahan berbahasa sering terjadi dan terdapat dalam pengajaran
berbahasa.”12 Apa yang dikemukakan tadi memang benar bahwa kesalahan
berbahasa itu sering terjadi, dan yang sering melakukan kesalahan tersebut
adalah para pembelajar bahasa baik itu pembelajar B2 mapun B1.
Ada ahli pengajaran bahasa yang mengemukakan bahwa Anakes
mempunyai lagkah-langkah meliputi: 1) mengumpulkan sampel, 2)
mengidentifikasi kesalahan, 3) menjelaskan kesalahan, 4) mengklasifikasikan
kesalahan, dan 5) mengevaluasi kesalahan.13 Sehingga dari pendapat di atas
dapat diketahui bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah suatu kegiatan
yang dilakukan untuk meneliti adanya kesalahan bahasa yang dimulai dari
mengumpulkan sampel kesalahan, mengidentifikasi, menjelaskan,
mengklasifikasikan, serta mengevaluasi kesalahan tersebut.
12
Henry Guntur Tarigan dan Jago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa,
(Bandung: Angkasa, 2011) Ed. Revisi, h. 59
13
Ibid. h. 60
3. Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan berbahasa bertujuan untuk
a. Menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan
buku teks, misalnya urutan dari yang mudah ke yang sukar dan dari
sederhana ke yang kompleks.
b. Menentukan jenjang penekanan, penjelasan, dan pelatihan berbagai butir
bahan yang diajarkan;
c. Merencananakan pelatihan dan pengajaran remedial;
d. Memilih butir-butir bagi pengujian kemahiran siswa.14
Keempat tujuan di atas dalam pembelajaran di sekolah mempunyai
tujuan untuk menganalisis kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa
dalam belajar bahasa kedua. Karena kesalahan yang dilakukan siswa tidak
bisa diperbaiki oleh siswa itu sendiri. Dengan hasil analisis ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi guru dalam memperbaiki proses pembelajaran,
membantu dalam menentukan urutan bahan pengajaran, dan sebagai umpan
balik bagi kegiatan evaluasi dan perencanaan materi serta strategi
pembelajaran di kelas.
14
Loe Indra Ardiana dan Yonohudiyono, Analisis Kesalahan Berbahasa, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2001) Cet. 4, h. 2.7
15
Loc.cit. h. 178
1) Kesalahan Ucapan
Kesalahan mengucapkan kata sehingga menyimpang dari ucapan baku
atau bahkan menimbulkan perbedaan makna.16 Misalnya:
Kata Tidak
Kata Baku Baku
(diucapkan)
enam anam; anem
saudara sudara, sodara
Rabu Rebo
telur Telor
alasan alesan
tangkap tangkep
2) Kesalahan Ejaan
Kesalahan menuliskan kata atau kesalahan menggunakan tanda baca.17
Misalnya:
Kata Baku Tidak Baku (ditulis)
Tuhan Yang Mahakuasa Tuhan yang Maha Kuasa
Tuhan Yang Mahapemurah Tuhan Yang Mahapemurah
Melihat-lihat Me-lihat2
Mempertanggungjawabkan Mempertanggung jawabkan
b. Kesalahan Morfologi
Kesalahan memakai bahasa disebabkan salah memilih afiks, salah
menggunakan kata ulang, salah menyusun kata majemuk, dan salah memilih
bentuk kata.
Contoh:
Kesalahan Pembenaran
- Banyak pelajar-pelajar baris- - Banyak pelajar berbaris di
baris di tanah lapang itu. tanah lapang itu
- Gerakan tanganmu dengan - Gerakkan tanganmu
gerakkan silat! dengan gerakan silat!
16
Loc.cit. h. 179
17
Op.cit. h. 179
c. Kesalahan Sintaksis
Kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau kalimat, serta
ketidaktepatan pemakaian partikel.18
Misalanya:
Kesalahan Pembenaran
- Kami rela berkorbang demi - Kami rela berkorban demi
untuk negara negara
- Mengapa kamu pergi dengan - Mengapa kamu pergi
tanpa pamit? tanpa pamit?
d. Kesalahan Leksikon
Kesalahan memakai kata yang tidak atau kurang tepat. Contoh dalam
tabel berikut:
Kesalahan Pembenaran
- Demikian agar Anda maklum, - Demikianlah agar Anda
dan atas perhatiannya saya maklum, dan atas
ucapkan terima kasih. perhatian Anda saya
- Saudara-saudara, sebelum kita ucapkan terima kasih.
makan marilah kami berdoa - Saudara-saudara, sebelum
bersama-sama kita makan marilah kita
berdoa bersama-sama.
18
Op.cit, h. 181
19
Badudu dan Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1996) Cet. 1, h. 625
20
Ibid. h. 114
21
Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) Cet.
Pertama, h. 6
Diana Nababan dalam bukunya berpendapat bahwa “Kata baku adalah
kata-kata yang cara pengucapannya dan penulisannya sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia yang berlaku.22
Dari beberapa pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kata
baku adalah kata-kata yang pengucapan dan penulisannya sudah lazim
digunakan dan sudah ditetapkan dalam kaidah bahasa Indonesia yang menjadi
patokan bagi pemakai bahasa Indonesia.
Konteks penggunaannya kata baku digunakan dalam kalimat resmi,
baik lisan maupun tulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat. Kata baku
ditentukan berdasarkan atas tinjauan disiplin ilmu bahasa dari berbagai segi
yang ujungnya menghasilkan satuan bunyi yang amat berarti sesuai dengan
konsep yang disepakati.
22
Diana Nababan, Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA, (Jakarta: Kawan Pustaka, 2008)
Cet. 1, 23
h. 44
Dirgo Sabariyanto. Mengapa Disebut Bentuk Baku dan Tidak Baku?, (Yogyakarta: Mitra
Gama Widya, 1997) Cet. Kedua, h. 367
4. Fungsi Kata Baku dan Tidak Baku
Kata baku berfungsi sebagai pedoman umum pembentukan istilah yang
telah ditetapkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan sistem
penulisan dalam ejaan yang disempurnakan. Ejaan itu sendiri adalah cara atau
atauran menulis kata-kata dengan huruf menurut disipilin ilmu bahasa.24
Penggunaan ragam baku:
a. Surat menyurat antarlembaga
b. Laporan keuangan.
c. Karangan ilmiah.
d. Lamaran pekerjaan.
e. Rapat dinas.
f. Pidato resmi.
g. Surat keputusan.
Kata tidak baku berfungsi sebagai bahasa tutur dan percakapan sehari-
hari, terutama pada percakapan remaja.
24
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2009)
Ed. Revisi, h. 2
Ada penyebab lain ketidakbakuan yang diuraikan oleh Dirgo dalam
bukunya antara lain:25
a. Penggantian Huruf Vokal
1) Penggantian huruf vokal a dengan huruf vokal e
Contoh:
Baku Tidak Baku
malas males
Rabu Rebo
ular uler
2) Penggantian huruf vokal a dengan huruf vokal i
Contoh:
Baku Tidak Baku
mayat mayit
moral moril
profesional profesionil
3) Penggantian huruf vokal a dengan huruf vokal o
Contoh:
Baku Tidak Baku
rahmat rohmat
salat solat
Ramadan Romadon
4) Penggantian huruf vokal e dengan huruf vokal a
Baku Tidak Baku
macet macat
sebab sabab
terjemah tarjamah
5) Penggantian huruf vokal e dengan huruf vokal i
Baku Tidak Baku
magnet magnit
25
Op.cit. h. 334 - 359
museum musium
sirene sirine
6) Penggantian huruf vokal i dengan huruf vokal e
Baku nasihat pengantinTidak Baku nasehat penganten
pistol pestol
2)
26
http://perpus.upstegal.ac.id/v4/?mod=opaq.koleksi.form&page=158&barcode=
01509501204 Selasa, 1April 2014 jam 11.00 WIB
disimpulkan bahwa penggunaan kata baku dan makna kata dalam menulis
karangan pengalaman pribadi pada siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama
Negeri 4 Kota Tanjungpinang adalah 53,2 tergolong kurang. Penggunaan kata
baku pada siswa kelas VII SMPN 4 Kota Tanjungpinang rata-rata 96, sudah
tergolong amat baik. Penggunaan makna denotatif pada siswa kelas VII SMPN 4
Kota Tanjungpinang rata-rata 61, tergolong sedang. Penggunaan makna konotatif
pada siswa kelas VII SMPN 4 Kota Tanjungpinang rata-rata 2,8, tergolong kurang
sekali. Dalam kesalahan penggunaan kata baku dan makna kata seluruhnya pada
siswa kelas VII SMPN 4 Kota Tanjungpinang dalam menulis karangan
pengalaman pribadi adalah 53,2 tergolong kurang.
Adapun perbedaan dengan penelitan yang peneliti teliti adalah tempat,
sumber penelitian, dan makna kata. Peneliti dalam penelitian ini tidak meneliti
makna kata, hanya meneliti ketidakbakuan kata yang digunakan siswa dalam
menulis karya ilmiah berupa laporan perjalanan. Objek penelitian pun berbeda
yaitu penelitian yang sudah dilakukan adalah siswa kelas VII, sementara peneliti
objek penelitiannya adalah laporan perjalanan siswa kelas VIII.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif. Metode
penelitian deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menemukan
pengetahuan terhadap objek penelitian pada suatu saat tertentu. Kata deskriptif
berasal dari bahasa Latin “deskcriptivus” yang berarti ‘uraian’. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai subjek penelitian dan perilaku subjek penelitian pada suatu
metode tertentu. Penelitian deskriptif kualitatif berusaha mendeskripsikan seluruh
1
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013)
Ed. Rev. h. 6
37
38
gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat
penelitian dilakukan.2
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh.3 Menurut Lofland dan Lofland “sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain”.4 Walaupun dikatakan bahwa sumber data di luar kata dan
tindakan merupakan sumber kedua, jelas hal ini tidak bisa diabaikan. Dilihat dari
segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi
atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan
dokumen resmi.5 Pendapat J. Moleong ini diperkuat pendapat lain yaitu: data
adalah seluruh informasi empiris dan dokumentatif yang diperoleh di lapangan
sebagai pendukung ke arah konstruksi ilmu secara ilmiah dan akademis.6
Dari pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa data adalah hasil
pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta kata-kata ataupun tindakan, dan atau
sumber lain yang berbentuk tulisan. Semua itu bisa dijadikan sebagai kajian
penelitian. Wujud data dalam penelitian ini adalah arsip karya ilmiah berupa
laporan perjalanan siswa kelas VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta tahun
pelajaran 2013/2014.
2
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskrpftif Kualitatif, (Ciputat: Referensi (GP Press
Group, 2013) Cet. Pertama, h. 10 - 11
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010) Ed. Revisi Cet. 14, h. 172
4
Lofland dan Lofland, dalam J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung; PT.
Remaja Rosdakarya, 2013) Ed. Revisi, h. 157
5
Ibid. h. 159
6
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Ciputat: Referensi (GP Press
Group, 2013) Cet. Pertama, h. 99
dilanjutkan dengan klasifikasi. Penulis mengambil metode ini kerena objek
penelitiannya adalah bahasa tulis. Sebagaimana diungkapkan Maksun “apabila
peneliti berhadapan dengan penggunaan bahasa secara tertulis, dalam penyadapan
itu peneliti hanya dapat menggunakan teknik catat sebagai gandengan teknik
simak bebas libat cakap, yaitu mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi
penelitiannya dari penggunaan bahasa secara tertulis tersebut.7 Dalam
mengumpulkan data, peneliti memulai dengan melakukan menyimak dan
membaca karya ilmiah siswa yang berupa laporan perjalanan siswa secara cermat,
sehingga mengetahui kesalahan berbahasa yang ada dalam laporan perjalanan
yang dibuat siswa.
Di dalam penelitian ini teknik pengumpulan data didapatkan dengan cara
memberi tugas. Tugas tersebut berupa rekaman perjalanan siswa dari Jakarta ke
Bandung pada akhir Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014. Rekaman yang
dimaksud merupakan laporan tertulis yang dibuat oleh siswa langsung setelah
kegiatan tersebut terlaksana.
Tentunya di dalam laporan perjalanan yang dibuat siswa tersebut terdapat
kesalahan, baik dari susunan kalimat maupun kata-kata yang digunakannya. Oleh
karenanya, perlu diadakan perbaikan. Perbaikan ini hanya bisa dilakukan oleh
guru.
7
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) Ed.
Rev. h. 93
8
Ibid. h. 332
ada baiknya apabila memanfaatkan cara wawancara psikoanalitik.”9 Untuk itu
teknik wawancara dengan orang yang berwenang dan mempunyai pengetahuan
dan pengalaman dalam bidang yang peneliti teliti. Wawancara ini peneliti
mengajukan beberapa pertanyaan, yaitu:
1. Kapan waktunya studi wisata ini dilakukan atau dilaksanakan?
2. Apa kaitannya studi wisata dengan pembelajaran siswa?
3. Perlukah siswa yang telah melakukan perjalanan wisata membuat laporan?
4. Apakah studi wisata itu merupakan hiden kurikulum?
5. Berapa lama siswa melakukan studi wisata?
Jawaban pertanyaan yang peneliti ajukan ini akan membuktikan bahwa data
yang peneliti teliti memang benar ada dan tidak dibuat-buat.
9
Ibid. h. 333
BAB IV
PEMBAHASA
N
A. Profil Sekolah
Berdirinya SMP Al-Hidayah Lestari mengungkapkan kisah perjuangan dan
perjalanan umat ketika Madrasah Al-Hidayah dibangun oleh H. Muhammad
Shaleh sebagai jawaban dari pertanyaan berbagai lembaga masyarakat. Tepatnya
pada tahun 1965 didirikan sekolah agama (Madrasah Al-Hidayah) menjadi
teramat penting, sejalan dengan tuntutan zaman.
Atas dasar hal tersebut didorong oleh motivasi dan tuntutan dari berbagai
pihak, maka pada tahun 1995 berdirilah SMP Al-Hidayah Lestari yang merupakan
program jangka pendek Yayasan Pendidikan Islam Al- Hidayah Lestari.
Harapan dan cita-cita pendidikan SMP Al-Hidayah Lestari terus
diaktualisasikan sebagai respons langsung terhadap perkembangan, tantangan
perencanaan sistematis dan sistemik serta terpadu melalui perumusan kembali visi
dan misi. Tujuan tersebut, SMP Al-Hidayah Lestari telah melakukan kolaborasi
dan pathnershif dengan lembaga-lembaga lain yang kompeten pada bidangnya.
NIS/NSS/NPSN : 200230/2040163073/20106922
Nama Sekolah : SMP Al-Hidayah
Status : Swasta
Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Islam Al-Hidayah Lestari
Alamat : Jl. Kana Lestari Blok K/I Lebak Bulus Cilandak Jakarta
Selatan 12440
Akte Yayasan : Nomor : 8 Tahun 2008
Tanggal : 11 Desember 2008
Notaris : NY. TOETY JUNIARTO, SH
Tahun Didirikan 1985
Tahun Beroperasi 1986
Akreditasi Sekolah : Jenjang : B
Tanggal : 29 November 2011
41
42
V I S I
Menjadikan Peserta Didik yang Mampu Mengatasi Perubahan Zaman
M I S I
1) Menyelenggarakan pendidikan yang melahirkan lulusan terbaik, beriman,
bertaqwa dengan kemampuan kompetitif serta memiliki keunggulan
komparatif;
2) Melakukan pembinaan kesehatan fisik dan psikhis agar seimbang antara
kekuatan keilmuan dengan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik
yang pada akhirnya dapat melahirkan lulusan terbaik nusa, bangsa, dan
agama;
3) Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan ke-islaman,
teknologi, dan sain serta apresiatif pada kecendrungan globalisasi namun tetap
berpijak pada kepribadian adat ke-Indonesia;
4) Melakukan pembinaan tenaga pendidik baik dalam bidang keilmuan, skil,
maupun komunikasi global;
5) Senantiasa berusaha melengkapi sumber belajar yang dapat memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk dapat belajar dengan baik, sehingga
sekolah benar-benar merupakan sebagai center for learning;
6) Melakukan pembinaan kemandirian dan team work melalui berbagai aktivitas
belajar intra maupun ekstrakurikuler.
Keadaan Guru
B. Deskripsi Data
Sebelum membuat sebuah laporan perjalanan, siswa terlebih dahulu
melakukan studi wisata ke Bandung dengan tempat wisata atau objek wisatanya
adalah Pusat Penelitian Geologi, Gedung Konferensi Asia Afrika, dan yang
terakhir Bosscha.
Setelah melaksanakan studi wisata siswa diminta untuk membuat sebuah
laporan perjalanan, tetapi sebelum itu siswa terlebih dahulu diingatkan tentang
bagaimana cara membuat sebuah laporan perjalanan. Di dalam pembuatan laporan
tentunya setiap siswa berbeda-beda dalam menyusun kerangka laporan, atau
memaparkan isi laporan tersebut dengan bahasa atau kata-kata yang berbeda pula.
Berdasarkan hasil penelitian, banyak siswa yang belum mengerti dan paham
tentang pembuatan sebuah laporan perjalanan. Banyak dari siswa yang membuat
laporan perjalanan seperti hanya membuat catatan buku harian.
Pada bagian deskripsi data ini, penulis akan menguraikan tentang bagaimana
kesalahan penggunaan kata baku dalam laporan perjalanan yang dibuat siswa.
Setelah diketahui kesalahannya, data-data tersebut kemudian dianalisis. Hasil
analisis disajikan dalam bentuk wacana deskripsi. Untuk lebih jelasnya mengenai
data kesalahan penulisan kata baku dalam laporan perjalanan yang dibuat siswa
dapat diuraikan satu per satu di bawah ini:
1. Data dari Kelas 8.1
Tabel 4.1.1
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Vokal
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
I 5 Paragraf Setelah diberi Kata bis seharusnya
pengarahan kami bus.
berangkat menuju bis.
Diperjalanan menuju Kata bis seharusnya
Bosscha bis kami.... bus.
III 5 Paragraf Setelah di beri Kata bis seharusnya
pengarahan kami bus.
berangkat menuju bis.
Diperjalanan menuju Kata bis seharusnya
Bosccha bis kami bus.
berhenti....
IV 6 Paragraf Di perjalanan menuju Kata bis seharusnya
Bosscha bis kami bus.
berhenti di sebuah
rumah makan
V 13 Paragraf Musium ini merupakan Kata Musium
memorabilia seharusnya Museum
Konferensi Asia Afrika.
VI 7 Paragraf Sebelum berangkat Kata bis seharusnya
menuju bis kami bus
berkumpul terlebih
dahulu untuk diberi
bimbingan oleh Kepala
Sekolah.
VII 7 Paragraf Kami berangkat pukul Kata bis seharusnya
06.00, kami berada di bus
bis 3 bersama bapak
Tasrifin sebagai guru
pembimbing
VIII 8 Paragraf Sebelum berangkat Kata bis seharusnya
menuju bis kami bus
berkumpul terlebih
dahulu dilapangan
Jumlah temuan kesalahan 9
Tabel 4.1.2
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf Vokal
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
5 Paragraf ...menonton filem
I Kata filem
terjadinya pembentukan
seharusnya film
bumi
III 5 Paragraf ...dan menonton filem Kata filem
terjadinya pembentukan seharusnya film
bumi.
IV 6 Paragraf ...dan menonton filem Kata filem
terjadinya pembentukan seharusnya film
bumi.
Jumlah temuan kesalahan 3
Tabel 4.1.3
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Konsonan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
II 7 Paragraf ...tempat ini rusak dan Kata direnovasi
harus direnopasi ulang. seaharusnya
direnovasi
V 13 Paragraf Obyek wisata yang Kata obyek
ditawarkan terdiri dari seharusnya objek
wisata belanja, wisata
hiburan, dan wisata
budaya
VI 7 Paragraf ...dan menjadi bagian Kata tehnologi
dari ITB (Institut seharusnya teknologi
Tehnologi Bandung)
Jumlah temuan kesalahan 3
Tabel 4.1.4
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf
Konsonan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
II 7 Paragraf Setelah itu kami Kata dipersilahkan
dipersilahkan melihat seharusnya
foto-foto.... dipersilakan
IV 6 Paragraf Saat memasuki ruangan Kata dipersilahkan
kami dipersilahkan seharusnya
duduk.... dipersilakan
Setelah selesai Kata
mendengarkan dipersilahkan
penjelasan tentang seharusnya
sejarah dan fungsi dipersilakan
museum kami
dipersilahkan menuju
ruangan lain
VI 7 Paragraf ...setelah itu kami Kata dipersilahkan
dipersilahkan melihat seharusnya
foto-foto,.... dipersilakan
VIII 8 Paragraf Kami memasuki sebuah Kata
ruangan disini kami dipersilahkan
dipersilahkan melihat seharusnya
tayangan proses terjadi dipersilakan
bumi yang terpampang
didinding dengan layar
bermacam-macam layar
LCD
Kami di sini Kata
dipersilahkan mencoba dipersilahkan
alat peraga simulasi seharusnya
gempa bumi. dipersilakan
Jumlah temuan kesalahan 6
Tabel 4.1.5
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penghilangan Huruf
Konsonan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
II 7 Paragraf Setelah puas meliat Kata meliat
museum KAA.... seharusnya melihat
IV 6 Paragraf ...untuk meliat batu Kata meliat
alam dan menonton seharusnya melihat
film terjadinya
pembentukan bumi
Didalam ruangan kami Kata Didalam
meliat bendera-bendera seharusnya di
negara-negara yang dalam (kesalahan
tergabung dalam KAA yang berkaitan
dengan ejaan)
Kata meliat
seharusnya melihat
Setelah puas meliat Kata meliat
museum KAA tepat seharusnya melihat
pukul 13.00 kami
melanjutkan perjalan
menuju Bosscha
V 13 Paragraf Setelah puas meliat Kata meliat
museum KAA tepat seharusnya melihat
pukul 14.00 kami
melanjutkan perjalan
menuju Bosscha.
Jumlah temuan kesalahan 5
Tabel 4.1.6
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembeda yang berkaitan
dengan Ejaan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
I 5 Paragraf Kegiatan ini di ikuti Kata di ikuti
oleh.... seharusnya diikuti
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
Setelah di beri Kata di beri
pengarahan kami seharusnya diberi
berangkat menuju bis Kata bis seharusnya
bus (kesalahan
penggantian huruf
vokal)
...kami melihat benda- Kata disana
benda yang bersejarah seharusnya di
disana, seperti patung sana Kata
dan dokumen-dokumen didinding
yang terpajang seharunya di
didinding museum dinding
Diperjalanan menuju Kata
Bosscha bis kami diperjalanan
berhenti disebuah seharusnya di
rumah makan perjalanan
Pengkolah untuk makan Kata bis
siang seharusnya bus
(kesalahan
penggantian huruf
vokal)
Kata
disebuah
seharusnya di
sebuah
Pusat teropong bintang Kata diatas
itu terletak diatas bukit seharusnya di atas
II 7 Paragraf ...sejarah maupun Kata dikota
rekreasi dikota seharusnya di kota
Bandung
Perang dunia ke II Kata di
menyebabkan tempat renovasi
ini rusak dan harus seharusnya
di renovasi direnovasi
III 5 Paragraf Kami berkumpul Kata disekolah
disekolah pukul seharusnya
06.00,.... di sekolah
Kami menuju ketempat Kata ketempat
wisata yang kedua.... seharusnya
ke tempat
Dimuseum Geologi Kata Dimuseum
kami mengamati benda- seharusnya
benda seperti,.... di museum
...patung-patung dan Kata didinding
dokumen-dokumen seharusnya di
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
yang terpajang dinding
didinding museum.
Diperjalanan menju - Kata
Bosccha bis kami Diperjalanan
berhenti disebuah.... seharusnya
Di
perjalanan
- Kata
disebuah
seharusnya di
sebuah
...dan dijelaskan pula Kata dilangit
benda-benda yang ada seharusnya di langit
dilangit
IV 6 Paragraf Sesampainya Kata didalam
didalam kami seharusnya di dalam
mencatat pada buku
catatan yang
diberikan panitia
Disana kami diberi Kata disana
waktu 20 menit seharusnya di sana
Disana kami diberi Kata disana
penjelasan tentang seharusnya di sana
dokumen-dokumen
Di museum KAA Kata didepan
banyak sekali tentara seharusnya di depan
yang berjaga
didepan
museum
V 13 Paragraf Setelah itu kami Kata disana
menuju ruangan Sayap seharusnya di sana
Timur Lantai 1 disana
diperagakan bagaimana
gempa itu terjadi
...disini adalah salah Kata disini
satu pusat oleh-oleh seharusnya di sini
bagi wisatwan yang
berkunjung ke Bandung
VI 7 Paragraf Proses belajar bagi Kata didalam
siswa/i tidak hanya seharusnya di
dilakukan didalam kelas dalam Kata diluar
saja tetapi dapat juga seharusya di luar
diluar kelas
Disana kami diberi Kata Disana
waktu 20 menit.... seharusnya Di sana
Disana kami Kata Disana
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
mendengarkan proses seharusnya di sana
terbentuknya
Konferensi Asia Afrika
Namun setibanya Kata disana
disana ternyata seharusnya di sana
Bosccha sudah tutup
VII 7 Paragraf Kami mampir disini Kata disini
untuk berbelanja oleh- seharusnya di sini
oleh
VIII 8 Paragraf Sebelum berangkat Kata bis seharusnya
menuju bis kami busi
berkumpul terlebih Kata
dahulu dilapangan.... dilapangan
seharusnya di
lapangan
Kami memasuki sebuah Kata disini
ruangan disini kami seharusnya di sini
dipersilahkan melihat
tanyangan proses terjadi Kata
bumi yang terpampang dipersilahkan
didinding dengan layar seharusnya
bermacam-macam layar dipersilakan
LCD (kesalahan
pembubuhan huruf
konsonan)
Kata
didinding
seharusnya di
dinding
Kami disini Kata disini
dipersilahkan mencoba seharusnya di sini
alat peraga simulasi
gempa bumi
Jumlah temuan kesalahan 31
2. Data dari Kelas 8.2
Tabel 4.2.1
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Vokal
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
I 7 Paragraf Setelah semuanya Kata rapih
rapih kami berangkat seharusnya rapi
menuju bis. (kesalahan
pembubuhan huruf
konsonan)
Kata bis seharusnya
bus
IV 7 Paragraf Setelah diberi Kata bisnya
pengarahan siswa dan seharusnya busnya
siswi kelas VIII
langsung menuju
bisnya
masing-masing.
VIII 7 Paragraf Tepat pukul 06.30 kami Kata bis seharusnya
memasuki bis... bus
Jumlah temuan kesalahan 3
Tabel 4.2.2
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf Vokal
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
I 7 Paragraf ...gedung pertemuan Kata moderen
moderen.... seharusnya modern
Jumlah temuan kesalahan 1
Tabel 4.2.3
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Konsonan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
VII 4 Paragraf ...ini telah berdiri sejak kata jaman
jaman penjajahan seharusnya zaman
belanda
VIII 7 Paragraf Obserpatorium Bosscha Kata Obserpatorium
ini berada diatas seharusnya
bukit.... observatorium
Jumlah temuan kesalahan 2
Tabel 4.2.4
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan
Huruf Konsonan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
I 7 Paragraf Kami memasuki salah Kata dipersilahkan
satu ruangan dan seharunya
dipersilahkan duduk.... dipersilakan
...kami dipersilahkan Kata dipersilahkan
menuju ruangan lain.... seharunya
dipersilakan
III 5 Paragraf Kami memasuki salah Kata dipersilahkan
satu ruangan dan seharunya
dipersilahkan duduk.... dipersilakan
VI 4 Paragraf Kami memasuki salah Kata dipersilahkan
satu ruangan dan seharunya
dipersilahkan duduk.... dipersilakan
...kami dipersilahkan Kata dipersilahkan
menuju ruangan lain.... seharunya
dipersilakan
VIII 7 Paragraf Setelak masuk kedalam Kata
ruangan kami dipersilahkan
dipersilahkan seharunya
memasuki.... dipersilakan
Jumlah temuan kesalahan 6
Tabel 4.2.5
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penghilangan Huruf
Konsonan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
I 7 Paragraf Selesai meliat museum Kata meliat
KAA.... seharunya melihat
VII 7 Paragraf Disana kami diberi Kata meliat
waktu 20 menit untuk seharunya melihat
meliat batu alam....
Selesai meliat museum Kata meliat
KAA tepat pukul 13.00 seharunya melihat
kami melajutkan
perjalan menuju
Bosscha
VIII 7 Paragraf kami diberi waktu 20 Kata meliat
menit untuk meliat batu seharunya melihat
alam dan menonton
film terjadinya gempa
Jumlah temuan kesalahan 4
Tabel 4.2.6
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembeda yang berkaitan
dengan Ejaan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
I 7 Paragraf Disana kami diberi Kata Disana
waktu 20 menit seharunya Di sana
Disana kami diberi - Kata Disana
penjelasan tentang foto- seharunya
foto yang terpampang Di sana
didinding - Kata
didinding
seharusnya di
dinding
...banyak sekali tentara Kata didepan
yang berjaga didepan seharusnya di depan
museum....
Jumlah
Paragraf
Temuan Kesalahan Hasil Analisis
Kelompok dalam
Laporan
Disana kami diberi Kata Disana
penjelasan tentang seharunya Di sana
dokumen-dokumen,
foto-foto yang Kata didinding
terpampang seharusnya
didinding di dinding
museum
Observatorium Bosscha Kata diatas
ini berada diatas seharusnya di atas
bukit....
II 7 Paragraf Tujuan pertama kami Kata disana
yaitu museum Bosccha seharunya di sana
sampai disana pukul
11.35.
Disana kami melihat Kata Disana
macam-macam seharunya Di sana
bintang....
Sampai dirumah makan Kata seharusnya di
pukul 12.55 rumah
Tujuan kedua kami Kata disana
adalah museum seharunya di sana
Geologi, sampai
disana
pukul 13.15
...kami dibariskan Kata didepan
didepan museum.... seharusnya di depan
Setelah mendapatkan Kata kedalam
tiket kami masuk seharusnya ke dalam
kedalam museum
Disana kami diberi Kata Disana
pengarahan tentang.... seharunya Di sana
...dan bendera negara Kata didunia
yang ada didunia seharusnya di dunia
III 5 Paragraf Sesampainya didalam Kata didalam
kami mencatat pada seharusnya di dalam
buku catatan
Disana kami diberi Kata Disana
penjelasan tentang foto- seharunya Di sana
foto....
... yang terpampang Kata didinding
didinding museum. seharusnya
di dinding.
IV 7 Paragraf Dimuseum ini juga Kata dimuseum
terdapat informasi seharunya di
Jumlah
Paragraf
Temuan Kesalahan Hasil Analisis
Kelompok dalam
Laporan
mengenai gempa bumi, museum
proses terbentuknya
bumi.
Dimuseum geologi Kata
kami melihat-lihat dimuseum
benda-benda seperti, seharunya di
batu granit, museum
Kurang lebih satu jam Kata ketempat
berlalu kami seharunya ke tempat
melanjutkan perjalanan
ketempat wisata yang
kedua yaitu:
Dimuseum KAA Kata
(Konferensi Asia dimuseum
Afrika) kami seharunya di
mendengarkan sejarah museum
tentang KAA
...kami melihat benda- Kata disana
benda yang bersejarah seharunya di sana
disana seperti foto-
foto....
Di perjalanan menuju Kata disebuah
Bosscha bis kami seharunya di sebuah
berhenti disebuah
rumah makan
Pengkolan
V 15 Paragraf Sesampainya didalam Kata didalam
kami mencatat seharusnya di dalam
informasi....
Disana kami diberi Kata disana
waktu.... seharunya di sana
VI 4 Paragraf Sesampainya didalam Kata didalam
kami mencatat.... seharusnya di dalam
Disana kami diberi Kata disana
waktu 20 menit seharunya di sana
Disana kami diberi Kata Disana
penjelasan tentang foto- seharusnya Di
foto yang terpampang sana Kata
didinding didinding
seharusnya di
dinding
VII 15 Paragraf ...museum yang Kata dimasa
menyimpan benda- seharunya di masa
Jumlah
Paragraf
Temuan Kesalahan Hasil Analisis
Kelompok dalam
Laporan
benda dimasa purba
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
I 6 Paragraf Setibanya di musium Kata musium
kami menunggu tiket seharusnya museum
diberikan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
Setalah itu kami Kata bis seharunya
berangkat menuju bis bus
IV 13 Paragraf Setalah itu kami Kata bis seharunya
berangkat menuju bis bus
Tempat yang pertama Kata musium
kali kami kujungi seharusnya museum
musium Geologi
VII 8 Paragraf Teleskup tersebut kata teleskup
memiliki diameter 60 seharusnya teleskop
cm....
Jumlah temuan kesalahan 5
Tabel 4.3.2
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf Vokal
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
II 8 Paragraf ...dan menonton filem Kata filem
terjadinya pembentukan seharusnya film
bumi.
Jumlah temuan kesalahan 1
Tabel 4.3.3
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Konsonan
Laporan
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
Perjalanan
I 6 Paragraf Museum ini telah Kata direnopasi
direnopasi dengan dana seharusnya
bantuan dari JICA... direnovasi
Setelah mengalami Kata renopasi
renopasi,.... seharusnya renovasi
III 13 Paragraf Produk lain yang Kata trapo
diekspor adalah alat seharusnya trafo
elektronika seperti
kotak amplifier, trapo,
Laporan
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
Perjalanan
dan parabola
...karena pada jaman kata jaman
dulu kota.... seharusnya zaman
V 9 Paragraf Karena pada jaman kata jaman
dulu kota ini dinilai seharusnya zaman
sangat cantik
Jumlah temuan kesalahan 5
Tabel 4.3.4
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan
Huruf Konsonan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
III 13 Paragraf Kami dipersilahkan Kata
masuk ke sebuah dipersilahkan
ruangan yang cukup seharusnya
luas, didalamnya dipersilakan
banyak sekali kursi.
Kami dipersilahkan
duduk untuk
mendengarkan sejarah
museum ini.
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
III 13 Paragraf Kami disana hanya bisa Kata meliat-liat
meliat-liat museum dari seharusnya
luar saja melihat- lihat
Didalam ruangan kami Kata meliat
meliat.... seharusnya
melihat....
Jumlah temuan kesalahan 2
Tabel 4.3.6
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembeda yang berkaitan
dengan Ejaan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
I 6 Paragraf Pukul 05.30 WIB kami Kata disekolah
berkumpul disekolah seharusnya
di sekolah
museum berada Kata dibawah
dibawah perlindungan seharusnya di bawah
pemerintah....
Digedung ini kami Kata
dipandu leh seorangg Digedung
petugas dari gedung seharusnya Di
KAA gedung
II 8 Paragraf Digedung ini kami Kata
dipandu oleh seorang Digedung
petugas dari gedung seharusnya di
KAA memasuki sebuah gedung
ruangan yang cukup
luas
Tidak banyak aktivitas Kata disini
yang kami lakukan seharusnya di sini
disini....
...maklum pada waktu Kata kesana
itu jalan menuju seharusnya ke sana
kesana macet, sehingga Kata kedalam
kami tidak bisa masuk seharusnya ke
kedalam dalam
III 13 Paragraf ...pohon-pohon dan Kata disana
bunga-bunga yang seharusnya di sana
tumbuh disana.
Kami dipersilahkan Kata
masuk ke sebuah didalamnya
ruangan yang cukup seharusnya di
luas, didalamnya dalamnya
banyak sekali kursi
IV 9 Paragraf Digedung ini kami Kata
dipandu oleh petugas digedung
seorang petugas dari seharusnya di
gedung KAA gedung
V 9 Paragraf ...disana dipersilahkan Kata disana
melihat-lihat bebatuan seharusnya di sana
yang dipajang di
lemari kaca layaknya Kata
aquarium, dan diruangan
diruangan yang lain seharusnya di
banyak sekali monitor ruangan
dengan tampilan yang
berbeda-beda
...disana kami dipandu Kata disana
oleh petugas yang ada seharusnya di sana
dalam ruangan tersebut.
dan langsung menuju Kata keluar
keluar untuk seharusnya ke luar
melanjutkan perjalanan
kembali.
VII 8 Paragraf Kami mampir disini Kata Disini
untuk berbelanja oleh- seharusnya di sini
oleh
VIII 5 Paragraf Disana kami bermain Kata Disana
dan belajar dengan seharusnya Di sana
sungguh-sungguh
Kami memasuki sebuah Kata disini
ruangan disini kami seharusnya di sini
dipersilahkan melihat
tanyangan proses terjadi Kata
bumi yang terpampang dipersilahkan
didinding dengan layar seharusnya
bermacam-macam layar dipersilakan
LCD (kesalahan
penambhanan huruf
konsonan h lihat
tebel 4.3.4)
Kata
didinding
seharusnya di
dinding
Jumlah temuan kesalahan 18
D. Sistematika Laporan
Laporan merupakan satu bentuk informasi, yang diberikan oleh seseorang
untuk mempertanggungjawabkan sesuatu atau sebuah kegiatan yang
dilakukannya.
Dalam penyusunan laporan aspek isi tercermin dalam penjabaran topik
menjadi subtopik yang terangkum dalam kerangka atau tubuh laporan, sedangkan
aspek kebahasaan tercermin dalam penggunaan diksi, pemakaian kalimat,
penyusunan paragraf, dan aspek simbol tulisan yang meliputi penggunaan ejaan
dan pungtuasi (tanda baca).
Sistematika penulisan laporan perjalanan yang dibuat oleh siswa/siswi SMP
Al-Hidayah hampir seluruhnya (setiap kelompok) sudah memenuhi unsur
sistematika penulisan laporan secara sederhana. Namun untuk sistematika
penulisan laporan secara formal hanya ada beberapa saja yang memenuhi unsur
tersebut.
E. Sumber Penyebab Terjadinya Kesalahan
Sumber dan sebab adalah dua istilah yang berbeda. Hal ini akan dibahas
mengenai kesalahan tertentu sekaligus sumber dan faktor penyebabnya. Sumber-
sumber kesalahan penulisan karya tulis siswa dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Sumber Kesalahan yang Berasal dari Guru Pembimbing
Hal ini karena guru pembimbing tidak sungguh-sungguh dalam
membimbing dalam pembuatan karya tulis. Sehingga mengakibatkan kurang teliti
dalam mengoreksi karya tulis siswa.
2. Sumber Kesalahan yang Berasal dari Siswa Sendiri
Karena siswa kurang sungguh-sungguh dalam mengerjakan karya tulis,
kurang teliti seperti contoh dalam penggunaan kata depan siswa sering
mengabaikan kaidah-kaidah atau aturan-aturan penggunaannya.
3. Sumber Kesalahan yang Berasal dari Pihak Lain
Misalnya karena siswa malas dalam mengetik karya tulis tersebut kemudian
direntalkan pada jasa pengetikan sehingga kesalahan tidak semata-mata terjadi
pada penulis.
69
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, penulis ingin memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Guru pembimbing dalam membimbing siswa dalam pembuatan karya tulis
ilmiah hendaknya sungguh-sungguh.
2. Guru bahasa Indonesia di dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya
dalam keterampilan menulis hendaknya selalu menkoreksi tulisan siswa.
69
70
70
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,
2003.
Azman, Nur. dkk. Kamus Standar Bahasa ndonesia. Jakarta: Fokus Media, 2013.
Badudu, J.S. dan Sutan Muhamad Zain. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 1996.
Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta,
2000.
Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BFEE, 2012.
Nababan, Diana. Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA. Jakarta: Kawan Pustaka,
2008.
Sabariyanto, Dirgo. Mengapa Disebut Baku dan Tidak Baku?. Yogyakarta: Mitra
Gama Widya, 1996.
Semi, M. Atar. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya, 1990.
Tim Penyusun Pusat kamus. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 2007.
http://perpus.upstegal.ac.id/v4/?mod=opaq.koleksi.form&page=158&barcode=01
509501204 Selasa. 1April 2014 jam 11.00 WIB
74
76
ADE MIFTAHUDIN, nama kecil Ade, lahir di Saketi
Kabupaten Pandenglang, 18 Agustus 1975 dari pasangan
Suprani dan Juriah binti Rukiah. Lulus Sekolah Dasar
Negeri Talun (1998), melanjutkan sekolah di MTs. Miftahul
Afkar Cisata (1992), kemudian mengenyam pendidikan di
Pesantren Salafiah dari tahun 1992 sampai dengan 1994
lebih kurang selama dua tahun. Pemuda berusia 38 tahun ini
merantau ke Jakarta tahun 1995 dengan pekerjaan tidak
tetap, sampai akhirnya bekerja di SMK YANUSA, yang pada waktu itu masih SMEA
YANUSA. Setelah itu menyelesaikan sekolah jenjang SLTA di SMK YANUSA (2002).
Menikah tahun 2009 dengan LIA SEPTIANI, mempunyai buah hati KHILLANY
RAFIQ AYIMAN (2 Tahun).
Pengalaman bekerja, Bekerja di SMK YANUSA dari tahun 1995 sampai dengan
sekarang sebagai Tata Usaha, menjadi guru di MTs. dan SMP YANUSA dari tahun
2004 sampai dengan sekarang, mengajar di SMP AL HIDAYAH dari tahun 2012
sampai dengan sekarang, Sebagai Kepala Laboratorium Komputer di SMP Pelita
Harapan 2013 sampai sekarang.
Anak ke-3 dari tujuh bersaudara ini berminat terhadap dunia pendidikan
memang sudah dari kecil, karena orang tua terutama bapak adalah seorang guru.
Ketertarikannya ke dalam dunia pendidikan pemuda ini melanjutkan setudinya di
Universitas Islam Negeri Sayrif Hidayatullah Jakarta, sampai akhirnya pemuda ini
menyelesaikan studinya meraih gelar S-1 dengan judul skripsi “Analisis Kesalahan
Penggunaan Kata Baku dalam Pembelajaran Menulis Laporan Perjalanan Siswa Kelas
VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta diselesaikan pada tahun 2014 ini.