SKRIPSI
Oleh:
KORNELIS MAUK
131224084
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“ Do It Yourself ”
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Mauk, Kornelis. 2017. Upgrading News Text Writing with Think Talk Write
(TTW) Strategy using photos of events to the Eighth Grade Students at
SMPN Rinbesihat, Belu, Academic Year 2016/2017. Undergraduate
Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Letters Education Study
Program, Faculty of Teaching and Education, Sanata Dharma University.
This study examines the increase in the ability to write a news text through
a Think Talk Write (TTW) strategy using photos of events in class VIII learners A
SMPN Rinbesihat, Belu. The purpose of this study is to describe the increasing in
the ability of learners VIII-A SMP Rinbesihat, Belu in writing news text through
Think Talk Write (TTW) strategy using photos of events. Subjects of this study are
30 students. The object of research is the process of learning to write news text
through Think Talk Write (TTW) strategy using photos of events.
The procedure of this study is in the form of classroom action research
cycle, the first cycle consists of two sessions (3 sessions), while the second cycle
consists of one session (2 sessions). The research procedure using the four main
steps: planning, action, observation, and reflection. The instrument used is a test
instrument and non-test instrument. Data was analyzed using qualitative and
quantitative techniques.
From the results of this study concluded that the ability to write a news
text in class VIII learners A SMPN Rinbesihat, Belu can be enhanced through
Think Talk write (TTW) strategy using photo events, the implementation of the
Think Talk Write (TTW) strategy using photos of events can enhances the
students’ development of 5W + 1H elements to make interesting news headlines
and texts. Based on the writings of the students, the ability to write a news
message increased from the first cycle to the second cycle. In the pre-cycle, 20%
of students completed the class average value of 59.17. In the first cycle, the
average value increased to 66.43 and completeness of learners 63%. In the second
cycle, the value of the class average increased to 81.9 and completeness of
learners 93%.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang berlimpah penulis panjatkan kepada Sang Penebus
atas terang sejati yang membimbing pikiran, perasaan, dan tenaga penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis sungguh
bergembira karena mempersembahkan hal terbaik yang mampu penulis lakukan
sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri penulis.
Semua tantangan yang menghampiri penulis adalah seberkas cahaya
penuntun bagi penulis. Terkadang penulis terjatuh dalam dilematis keputusan,
berperang dengan keegoisan pribadi, bahkan berjuang memusnahkan pikiran
negatif yang terbentuk dari sikap banyak orang, namun atas pertolongan Sang
Penebus serta dukungan dari orang-orang yang menyayangi penulis, akhirnya
penulis dapat berpijak di depan gerbang kemuliaan sebuah tugas akhir.
Skripsi ini telah mengantarkan penulis pada level terkahir untuk meraih
takta sarjana pendidikan. Penulis bisa sampai pada titik ini berkat bimbingan,
nasehat, dukungan, ejekan, sindiran, tuntutan, keraguan, kecemasan, dan
kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mau mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Drs. J. Prapta Diharja, S.J, M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing dan memberikan masukan kepada penulis sehingga penulisan
skripsi dapat selesai dengan baik.
2. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan memberikan masukan kepada penulis sehingga penulisan
skripsi dapat selesai dengan baik.
3. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku penguji yang kritis dengan banyak
koreksi dan masukan yang sangat berguna penulis untuk menjadi penulis yang
analitis dan kritis.
4. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.
5. Rishe Budiman Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Para dosen PBSI yang penuh kesabaran dan ketulusan mendidik dan
mendampingi penulis selama membina ilmu di PBSI.
7. Bapak Robertus Marsidiq, karyawan sekertariat PBSI yang selalu sabar dan
memberikan kemudahan serta kelancaran penulis selama berproses dalam
menyelesaikan skripsi di PBSI.
8. Bapak Drs. Wilhelmus Nahak, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMPN Rinbesihat
Belu yang telah memberikan izin kepada peneliti sehingga penelitian ini dapat
terlaksana dengan baik.
9. Ibu Elisabet Buik, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas
VIII A SMPN Rinbesihat Belu yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
10. Peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat Belu yang mendukung
terlaksananya penelitian ini.
11. Bapa dan mama tersayang, Anselmus Mauk dan Brigita Bete serta adik
Frengkianus Mauk, Regina Serafina Mauk, dan Febiola Petra Mauk yang
selalu menyanyangi penulis dengan tulus.
12. Kakek Paulinus Halek, Nenek Maria Abuk, dan keluarga besar Uma Lokes
Mauhalek yang selalu mendukung penulis.
13. Donatur Porticus Asia yang telah rela membayar semua biaya administasi
kuliah penulis selama masa perkuliahan.
14. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ., Bapak Emanuel Bele Bau, SE., sebagai
koordinator beasiswa yang telah mendampingi penulis dalam
memperjuangkan karya perutusan demi pencapaian martabat umat Allah di
bawah naungan Baku Peduli.
15. Mahasiswa Program Beasiswa Baku Peduli yang telah berkolaborasi bersama
penulis untuk memperjuangkan martabat umat Allah melalui berbagai
kegiatan pengabdian masyarakat di Pulau Timor.
16. Sahabat seperjuangan Bli Bagus, Stiv Balubun, Mus Riantoby, Sarta Saogo,
dan semua teman PBSI angkatan 2013, terima kasih untuk suka cita bersama
kalian.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
MOTTO ................................................................................................................ iv
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 6 Hasil Tes Kemampuan Menulis Teks Berita Pra Siklus .......................... 74
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
menggunakan Bahasa Indonesia secara tepat sesuai dengan konteks dan situasi.
Selain itu, keempat aspek tersebut harus terintegrasi secara seimbang dalam
proses pembelajaran agar peserta didik memiliki daya kompetensi berbahasa yang
apresiatif.
didik untuk tidak takut memulai menulis harus sering dilakukan guru serta
mendorong mereka untuk terus berlatih menulis sehingga daya cipta peserta didik
dapat berkembang.
Kompetensi dasar menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas
mempunyai tujuan pembelajaran agar peserta didik dapat menulis teks berita
secara singkat, padat, dan jelas dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
informasi baru yang mereka dapatkan dengan baik dan mengintegrasikan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (Burns, dan Ross, 1996).
Bahasa Indonesia SMPN Rinbesi Hat, Belu, peneliti menemukan bahwa menulis
merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang masih sulit dilakukan oleh
peserta didik. Hal ini dikarenakan kebiasaan peserta didik menggunakan bahasa
daerah (Bahasa Tetun) baik di dalam kelas maupun di luar kelas dalam. Selain itu,
tidak ada wahana (seperti: majalah sekolah atau majalah kelas) bagi peserta didik
Hasil ulangan menulis teks berita yang telah dilaksanakan oleh Guru
Bahasa Indonesia terhadap peserta didik juga menunjukkan bahwa ada 6 orang (20
%) yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dan 24 orang (80 %) dari
bahwa kemampuan peserta didik dalam menulis teks berita memang perlu
dikembangkan.
peserta didik menyalin teori-teori yang ada di buku pelajaran. Guru juga belum
menulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Oleh sebab itu, peneliti memilih strategi pembelajaran Think Talk Write
menulis teks berita. Strategi ini dikembangkan oleh Huinker dan Laughlin
(Hamdayama, 2014: 217) yang mengacu pada kegiatan berpikir, berbicara, dan
menulis. Foto peristiwa diambil berdasarkan peristiwa atau fakta yang terdapat di
lingkungan hidup peserta didik. Melalui foto peristiwa peserta didik mengamati
unsur berita apa saja yang terdapat dalam foto dan mengkomunikasikan kepada
teman diskusi kelompok kemudian dituliskan dalam bentuk sebuah teks berita.
Berita melalui Strategi Think Talk Write (TTW) dengan Menggunakan Foto
Peristiwa pada Peserta Didik Kelas VIII A SMPN Rinbesihat, Belu Tahun Ajaran
2016/2017.
sebagai berikut.
b. Tidak ada wahana (seperti: majalah sekolah, majalah dinding) bagi peserta
ceramah, tanya jawab, dan memberi cacatan atau menyuruh peserta didik
d. Hasil belajar peserta didik dalam menulis teks berita masih rendah (nilai rata-
rata 59,17%).
menulis.
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. “Apakah strategi
Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto peristiwa dapat meningkatkan
kemampuan menulis teks berita peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesi Hat,
Belu?”
kemampuan menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan
menggunakan foto peristiwa pada peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesi Hat,
Belu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik, guru, dan
berbicara, dan menulis teks berita kepada peserta didik kelas VIII A SMPN
Rinbesihat, Belu melalaui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan
foto peristiwa. Penelitian ini juga memberikan kesempatkan kepada peserta didik
untuk mengembangkan daya cipta dalam bidang menulis serta mendorong peserta
strategi baru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia serta mendorong minat guru
c. Bagi Peneliti
penelitian selanjutnya.
d. Bagi Sekolah
juga memberikan masukan bagi pihak sekolah untuk membuat sebuah wahana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rinbesihat, Belu.
a. Berita
yang menarik perhatian banyak orang. Peristiwa yang melibatkan fakta dan data
yang ada di alam semesta ini, yang terjadi pun aktual dan hangat dibicarakan
b. Menulis
tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai
penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca
dan menulis. Alur kemajuan strategi Think Talk Write (TTW) dimulai dari
keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah
sebelum menulis. Suasana seperti ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
heterogen dengan siswa 3-5 siswa. Dalam kelompok ini, siswa diminta membaca,
2014:217).
d. Media Pembelajaran
disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar,
e. Foto Peristiwa
Media foto merupakan salah satu media yang sangat dikenal dalam proses
2011 : 100).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
Menulis Teks Berita Menggunakan Media Audiovisual Video pada Siswa Kelas
penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian peserta didik kelas VIII B
menunjukkan bahwa kemampuan meulis teks berita menigkat dari siklus I sampai
siklus III. Pada pra-siklus, 37,14% peserta didik tuntas dengan nilai rata-rata kelas
61,83. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas meningkat 6,4 dan ketuntasan peserta
didkm 48,57%. Pada siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat 5,68 dan ketuntasan
peserta didik 57,14%. Pada siklus III nilai rata-rata kelas meningkat 6,12
Simulasi pada Siswa Kelas VIII-E, SMP Pangudi Luhur 1, Yogyakarta, Tahun
dengan subjek penelitian peserta didik kelas VIII-E, SMP Pangudi Luhur 1,
Yogyakarta sebanyak 30 orang peserta didik dan dilaksanakan dalam dua siklus.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
meningkatkan kemampuan menulis peserta didik dalam menulis teks berita. hal
ini terlihat dari nilai peserta didik yang selalu mengalami peningkatan pada tiap
siklus. Pada siklus I, sebanyak 81,8% paserta yang mencapai KKM, sedangkan
pada pelaksaan siklus II seluruh peserta didik mampu mencapai KKM yang telah
ditetapkan.
ini adalah Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Melalui Media Foto
Peristiwa Pada Peserta Didik Kelas VIIIA SMP Negeri 5 Pekalongan. Penelitian
peserta didik kelas VIIIA SMPN 5 Pekalongan sebanyak 34 orang peserta didik
dan dilaksanakan dalam dua siklus. Berdasarkan hasil analisis data pada prasiklus,
siklus I dan siklus II diketahui adanya peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh
siswa dalam pembelajaran menulis teks berita. Pada pra-siklus diperoleh nilai
rata-rata sebesar 60,20 termasuk dalam kategori cukup. Nilai rata-rata pada siklus
I sebesar 66,94 termasuk dalam kategori cukup. Pada siklus II, nilai rata-rata
siswa sebesar 78,79 dan termasuk dalam kategori baik. Terjadi peningkatan dari
diikuti dengan perubahan perilaku siswa ke arah yang positif, yaitu siswa semakin
aktif dan antusias saat mengikuti pembelajaran menulis teks berita melalui media
foto peristiwa.
dengan penelitian ini adalah terletak pada strategi dan media pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
kemampuan menulis teks berita pada peserta didik kelas VIII A, SMPN
pembelajaran Think Talk Write (TTW). Selain itu, peneliti juga memaparkan
“berbicara”, sedangkan write diartikan sebgai “menulis”. Jadi think talk write bisa
diartikan sebgai berpikir, berbicara, dan menulis. Jika strategi think talk write
dipahami sebagai sebuah strategi pembelajaran, maka think talk write adalah
sebuah pembelajaran yang dimulai dengan berpikir melalui bantuan bahan bacaan
dan menulis. Alur kemajuan strategi Think Talk Write (TTW) dimulai dari
keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah
11
temannya sebelum menulis. Suasana seperti ini lebih efektif dilakukan apabila
dilakukan dalam kelompok heterogen dengan 3-5 siswa. Dalam kelompok ini,
(Hamdayama, 2014:217).
Strategi Think Talk Write (TTW) ini memiliki sintak yang sesuai dengan
(menulis). Fase-fase dalam strategi Think Talk Write (TTW) diuraikan secara rinci
sebagai berikut.
a. Think (Berpikir)
Aktivitas berpikir (think) dapat dilihat dari proses membaca sebuah teks
bacaan, suatu materi pelajaran kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca.
(strategi penyelesaian), membuat catatan apa yang telah dibaca, baik itu berupa
bahasanya sendiri.
b. Talk (Berbicara)
bahasa yang mereka pahami. Fase berkomunikasi (talk) pada strategi ini
12
Diskusi pada fase talk ini merupakan sarana untuk mengungkapkan dan
merefleksikan pikiran siswa, pada tahap talk, tugas guru adalah sebagai fasilitator
dan motivator. Sebagai fasilitator, guru senantiasa harus memberi arahan dan
materi, baik itu diminta maupun tidak diminta. Sebagai motivator guru senantiasa
memberi dorongan kepada siswa yang kurang percaya diri terhadap hasil
pekerjaannya dan atau kelompok siswa yang mendapatkan jalan buntu untuk
menemukan suatu jawaban. Guru juga harus bisa memotivasi siswa yang dalam
kegiatan diskusi kurang aktif atau malah sangat pasif. Guru harus memberikan
semangat kepada siswa yang bersangkutan bahwa kegiatan diskusi yang sedang
sendiri.
c. Write (Menulis)
Fase “write” yaitu menuliskan hasil diskusi atau pada lembar kerja yang
miskonsepsi, dan konsepsi siswa terhadap ide yang sama. Aktivitas siswa selama
tahap (write) ini adalah (1) menulis solusi terhadap masalah/pertanyaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
ataupun tabel agar mudah dibaca dan ditindaklanjuti, (3) mengoreksi semua
tertinggal, (4) meyakini bahwa pekerjaan yang terbaik, yaitu lengkap, mudah
Tahap terakhir dari strategi ini adalah presentasi. Hal ini dimaksudkan
agar siswa dapat berbagi pendapat dalam ruang lingkup yang lebih besar, yaitu
selesai presentasi, kemudian dibuka forum tanya jawab dimana semua siswa
(TTW)
14
a. Guru membagikan teks bacaan berupa Lembaran Kerja Siswa (LKS) yang
memuat situasi masalah yang bersifat open-ended dan petunjuk serta prosedur
pelaksanaannya.
b. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual
catatan (talk). Dalam kegiatan ini, mereka menggunakan bahasa dan kata-kata
dibangun melalui interaksi dalam diskusi, karena itu diskusi diharapkan dapat
sebagai berikut.
c. Buku bacaan yang sesuai dengan topik materi yang diajarkan dengan jumlah
15
terlaksananya strategi think talk write dalam pembelajran agar dapat tercapai
Strategi Think Talk Write (TTW) ini memiliki beberapa kelebihan yang
ajar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Guru harus benar-benar menyiapkan semua media dengan matang agar dalam
(Hamdayama, 2014:223).
2.2.2 Menulis
menulis, peneliti juga memaparkan tentang manfaaf, tujuan, ciri-ciri tulisan yang
17
bertatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Selain itu, keterampilan
menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan yang
komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas
menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan,
saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Dari dua
estetik disebut tulisan literer (literary discourse), dan (4) tulisan yang
mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut wacana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pembaca untuk melakukan suatu hal, dan menghibur pembaca dengan tulisan
yang menarik.
mereka hadapi, serta sebagai sarana dalam menyusun urutan bagi pengalaman.
Jadi manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan menulis adalah sebagai sarana
untuk menggali kemampuan dan potensi diri, sarana untuk memecahkan masalah
untuk mengkritik naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya, (6) baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
yang baik antara lain: jujur, yaitu tidak memalsukan ide atau gagasan penulis,
jelas, yaitu tidak membingungkan para pembaca, singkat, yaitu tulisan jangan
keanekaragaman, termasuk panjang kalimat yang beraneka ragam (Mc. Mahan &
sehingga tiap butir fakta seakan-akan tampak nyata oleh pembaca. Kejelasan tidak
berkisar pada satu gagasan pokok karangan. Segala sesuatu yang disajikan harus
Pertautan (koherensi), menghendaki antara kalimat yang satu dan kalimat yang
lain dalam tiap paragraf saling berkaitan. Harkat, menghendaki agar karangan
baik, yaitu jelas, ringkas, tepat, satu padu, mempunyai koherensi, serta adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
penegasan terhadap bagian tertentu dalam tulisan. Dengan semua ciri tersebut,
akan membuat pembaca merasa nyaman dan akan memperoleh manfaat dari hasil
membaca.
gambaran susunan fakta dalam bentuk konstruksi pyramid yang diawali dari hal-
hal yang kurang penting, berkembang terus menjadi hal-hal yang penting, dan
berakhir hal yang sangat penting atau klimaks dari peristiwanya. Lebih lanjut,
mengalami perkembangan yang pesat. Penulisan lead (kepala berita) bisa dibuat
dengan berbagai macam variasi disesuaikan dengan materi dan kondisi yang
berkembang. Dengan membaca kepala berita, orang akan tahu materi berita yang
teknik penulisan teks berita yang baik harus memperhatikan lead berita (kepala
terbaik di awal tulisan. Hal ini membuat berita akan terlihat isi keseluruhannya
pada bagian awal berita dan bagian berikutnya merupakan uraian lebih mendetail.
21
umum dan baru saja terjadi yang disampaikan oleh wartawan di media massa.
segala peristiwa aktual yang menarik perhatian banyak orang. Peristiwa yang
melibatkan fakta dan data yang ada di alam semesta ini, yang terjadi pun aktual
dan hangat dibicarakan orang. Berdasarkan pendapat para ahli tentang berita
kejadian atau peristiwa yang aktual, terjadi di luar dugaan, dan menarik perhatian
banyak orang.
hangat yang baru saja terjadi, dan umumnya tidak diinterpretasikan dengan
konteks yang minimal, tidak dihubungkan dengan situasi dan peristiwa yang lain.
Sebuah topik belum layak untuk menjadi sebuah berita sampai “terjadi” sesuatu.
disajikan dengan interpretasi tentang kondisi dan situasi dalam masyarakat yang
dihubungkan dalam konteks yang luas dan melampaui waktu. Dalam liputan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
peristiwa (event trap). Ia tidak menunggu sampai peristiwa itu “pecah,” misalnya
apakah rasialisme ada hanya setelah terjadi kerusuhan, atau apakah ada masalah di
news) dan berita tidak langsung (feature news). Berita langsung yaitu berita yang
disajikan dengan cara menyampaikan fakta utama yang terlibat dalam peristiwa
itu apa adanya secara langsung, baik hal-hal yang menjadi pokok peristiwa
maupun apa yang dikatakan tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa itu. Berita
langsung dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: (1) matter of news, yaitu berita yang
hanya mengemukakan fakta utama yang terlibat dalam peristiwa itu saja; (2)
(kejadian) yang terlibat dalam peristiwa; (3) quote news, yaitu berita yang hanya
mengemukakan kutipan dari apa yang diucapkan oleh para tokoh yang terlibat
dalam peritiwa. Jenis berita berdasarkan penyajian yang kedua yaitu berita tidak
langsung atau feature news, yaitu berita yang tidak mementingkan unsur waktu,
tidak disajikan secepatnnya (pada saat) peristiwa terjadi. Berita tidak langsung
atau feature news dibagi menjadi dua, yaitu berita tersirat (interpretative news)
dan berita laporan (reportase). Berita tersirat yaitu berita yang menonjolkan
23
sendiri pesan yang terkandung dalam berita. Berita laporan (reportase) yaitu berita
Menurut Romli (2000:8), jenis berita antara lain, yaitu : (1) straight news
atau berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas, (2) depth news
opinion news berisi pendapat seseorang seperti tokoh, ahli, dan cendekiawan
berbicara sesuatu.
Dalam penelitian ini menggunakan jenis berita straight news. Berita ditulis
secara langsung dengan cara menyampaikan fakta utama yang terlibat dalam foto
peristiwa, baik hal-hal yang menjadi pokok masalah peristiwa itu, ataupun apa
yang terjadi (what); (2) siapa yang terlibat dalam peristiwa yang diberitakan
(who); (3) kapan peristiwa itu terjadi (when); (4) di mana peristiwa itu terjadi
(where); (5) mengapa peristiwa itu terjadi (why); (6) bagaimana peristiwa yang
diberitakan terjadi (how). Dalam bahasa Inggris unsur berita biasa disebut dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
diketahui sebelum menulis karena akan menjadi panduan bgai seorang wartawan
untuk memutuskan suatu informasi itu layak diberitakan atau tidak. Unsur berita
itu sebagai berikut: (1) aktual, (2) kedekatan, (3) penting, (4) luar biasa, (5) tokoh,
(6) eksklusif, (7) ketegangan, (8) konflik, (9) human interest, (10) seks, (11)
bahwa berita mengandung unsur, yaitu ADIKSIMBA (apa yang terjadi, di mana
peristiwa itu terjadi, kapan peristiwa itu terjadi, siapa pelaku dalam berita,
mengapa peristiwa itu terjadi, dan bagaimana peristiwa itu terjadi) dan dapat
sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah berita yang layak harus memiliki unsur
5W+1H.
Dalam kajian ini, peneliti akan menguraikan tentang pengertian media foto
peristiwa, kelebihan dan kelemahan media foto peristiwa, dan prinsip penggunaan
25
yang sering digunakan. Media ini merupakan bahasa yang umum, dapat
dimengerti, dan dinikmati oleh semua orang di mana-mana. Foto berfungsi untuk
yang sama juga disampaikan oleh Daryanto (2011:100) bahwa foto merupakan
salah satu media yang sangat dikenal dalam proses pembelajaran. Hal itu
diperoleh dari berbagai sumber, misalnya surat kabar, majalah, brosur, dan buku.
Gambar, lukisan, ilustrasi, dan foto yang diperoleh digunakan guru secara efektif
foto merupakan media yang paling efektif dan mudah bila digunakan dalam
proses pembelajaran. Foto juga merupakan salah satu media pembelajaran yang
diperhatikan dalam menggunakan foto sebagai media visual pada setiap kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pembelajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan
berlebihan, jumlah gambar yang sedikit tetapi selektif lebih baik dari pada jumlah
gambar yang banyak tetapi tanpa memilih yang tepat, (4) mengurangi
penambahan kata-kata pada gambar, (5) melalui gambar siswa akan didorong
maupun secara khusus. Menurut Kustandi (2011 : 94-95) ada beberapa prinsip
umum dalam penggunaan media foto adalah sebagai berikut : (1) menyajikan foto
dengan sederhana, karena gambar yang sangat rinci sulit diproses dan dipelajari,
sajian visual yang tak berimbang, (4) unsur-unsur pesan harus ditonjolkan dan
prinsip dalam penggunaan media foto adalah memilih media fotografi yang sesuai
dengan materi pelajaran. Selain kesesuaian media foto peristiwa dengan materi
pembelajaran media fotografi juga harus disajikan dengan sederhana agar mudah
27
murah daripada jenis-jenis media lainnya, ketiga foto dapat dipergunakan dalam
banyak hal, untuk berbagai jenjang pengajaran dan berbagai disiplin ilmu, kempat
foto dapat menerjemahkan konsep atau gagasan yang abstrak menjadi lebih
realistik. Kelemahan media foto, yaitu pertama beberapa gambarnya sudah cukup
memadai, tetapi tidak cukup besar ukurannya jika digunakan untuk tujuan
kedua foto adalah berdimensi dua sehingga sukar untuk melukiskan bentuk
sebenarnya yang berdimensi tiga, kecuali jika dilengkapi dengan beberapa gambar
untuk objek yang sama atau adegan yang diambil dilakukan dari berbagai sudut
pemotretan yang berlainan, ketiga foto bagaimana pun indahnya tetap tidak
media foto adalah sebagai berikut: (1) sifatnya konkret, lebih realistis
dibandingkan dengan media verbal, (2) dapat memperjelas suatu masalah dalam
bidang apa saja, baik untuk usia muda maupun usia tua, (3) murah harganya dan
foto yaitu foto hanya menekankan persepsi indera mata dan ukurannya sangat
28
kelebihan media foto yaitu sifatnya konkret dapat memperjelas makna yang
abstrak menjadi makna yang lebih realistis dan media foto tidak membutuhkan
biaya yang banyak. Kelemahannya yaitu media foto tidak dapat melukiskan
bentuk aslinya dan tidak cukup memadai jika digunakan untuk pembelajaran
kelompok besar.
menampilan suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi di sekitar lingkungan. Foto
Foto peristiwa adalah penyajian foto yang diambil berdasarkan topik atau
peristiwa yang akan dijadikan sebagai media pembelajaran menulis teks berita.
Keempat, siswa mengamati foto peristiwa yang telah dibagikan oleh guru. Kelima,
siswa menuliskan hasil pengamatan dalam bentuk teks berita. Keenam, guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
menulis teks berita peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat akan meningkat
dan terjadi perubahan tingkah laku jika menggunakan strategi pembelajaran Think
Talk Write (TTW) dengan memanfaatkan foto peristiwa. Peserta didik akan
Strategi ini seharusnya lebih unik dan menarik, peserta didik dapat
menikmati keindahan foto dan perhatian peserta didik juga pada aspek visual
melalui gambar, pendengar juga akan terusik imajinasinya dan ikut berjalan
mengikuti keindahan gambar. Selain itu, secara tidak langsung peserta didik
teks berita peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat melalui strategi Think
Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa. Adapun indikator
pencapaian yang rencanakan peneliti, yakni (1) Peserta didik mampu membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa. (2) Peserta
strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto
peristiwa. (3) Peserta didik mampu menulis teks berita yang singkat, padat, dan
jelas melalui strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan
klus I II
BAB III
METODE PENELITIAN
kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk memecahkannya dengan cara
Penelitian tindakan kelas ini memiliki tiga tujuan utama, yaitu (1) PTK diarahkan
untuk memperbaiki kinerja guru; (2) menumbuhkan sikap profesional guru; dan
(3) peningkatan situasi tempat praktik berlangsung. (Wina Sanjaya, 2013 : 150).
berita melalui stretegi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII A, SMPN
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
penelitian ini adalah proses pembelajaran menulis teks berita melalui strategi
beralamat di Jln. Jurusan Gereja Alva Omega, Rinbesi Hat, Tasifeto Barat, Belu,
Nusa Tenggara Timur (NTT). Waktu pelaksanaan penelitian, yaitu 29 Mei-28 Juni
2017.
siklusnya terdiri dari empat tahap, yakni (1) perencanaan. (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Keempat tahap ini adalah unsur-unsur
yang membentuk suatu siklus atau daur yakni suatu putaran kegiatan beruntun,
yang peneliti angkat dalam pelaksanaan siklus I dan II, terkait kompetensi menulis
teks berita secara singkat, padat, dan jelas. Alokasi waktu dalam pelaksanaan dua
siklus ini adalah 8 x 40 menit, dua kali pertemuan pada siklus I dan satu kali
33
strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto peristiwa terdiri atas
dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Adapun penjelasan pelaksanaan setiap
3.4.1 Prasiklus
dilakukan dengan wawancara dan hasil ulangan Bahasa Indonesia tentang menulis
teks berita. Wawancara dilakukan dengan peserta didik dan guru mata pelajaran
34
Materi yang diberikan adalah menulis teks berita. Pretes atau pengambilan data
menulis teks berita pada tahap awal dilakukan secara konvensional tanpa memberi
ceramah, kemudian peserta didik disuruh menulis teks berita. Hasil pretes siklus I
Hasil wawancara dan hasil belajar peserta didik ketika ulangan materi
mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis teks berita menunjukkan bahwa
menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang masih sulit dilakukan
oleh peserta didik. Hal ini dikarenakan oleh kebiasaan peserta didik menggunakan
bahasa daerah (Bahasa Tetun) baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Selain
itu, tidak ada wahana (seperti: majalah sekolah atau majalah dinding) bagi peserta
seperti ceramah, tanya-jawab, dan memberi cacatan atau menyuruh peserta didik
menyalin teori-teori yang ada di buku pelajaran. Guru juga belum memberikan
pendampingan atau pelatihan kepada peserta didik tentang manfaat menulis. Hal
35
Hasil pretes dan wawancara itu akan peneliti gunakan untuk merancang
pembelajaran menulis teks berita dengan bercermin pada fakta yang ada di dalam
kelas. Kekurangan dari hasil observasi dan pretes pada tahap prasiklus akan
peneliti perbaiki pada siklus berikutnya. Peneliti menggunakan strategi Think Talk
Write (TTW) dengan media foto peristiwa untuk memudahkan peserta didik dalam
pembelajaran menulis teks berita. Oleh karena itu, pada pembelajaran siklus I dan
dilakukan sebagai upaya memecahkan masalah yang ditemukan pada refleksi awal
dan segala sesuatu yang perlu dilakukan pada tahap tindakan. Tindakan
yang akan dilakukan adalah pembelajaran menulis teks berita melalui strategi
Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto peristiwa. Observasi adalah
mengamati hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang dilakukan peserta didik
dalam proses pembelajaran menulis teks berita melalui media foto peristiwa.
36
sebagai upaya mengkaji segala hal yang terjadi pada tahap tindakan. Hasil refleksi
3.4.2.1 Perencanaan
membuat dan menyiapkan teks berita dan materi yang akan digunakan sebagai
bahan pembelajaran; (3) menyusun instrumen tes dan nontes. Instrumen tes
kegiatan apa saja yang akan dilakukan dengan guru yang mengampu mata
3.4.2.2 Tindakan
Pada tahap ini dilakukan tiga tahap proses belajar mengajar yaitu tahap
awal, tahap inti, dan tahap akhir. Tindakan pada masing-masing pertemuan
Pertemuan Pertama
tentang berita; (2) guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
pembelajaran menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan
(1) guru menjelaskan mengenai materi berita meliputi unsur-unsur berita dan cara
penulisan berita; (2) guru memberikan contoh berita yang diambil dari koran; dan
Guru membagi lembar aktivitas peserta didik berupa foto peristiwa (hasil
(2) Peserta didik menyimak foto peristiwa dan membuat catatan dari hasil
berkolaborasi dengan teman satu group untuk membahas isi catatan (Talk); (4)
teks berita; (2) kelompok diskusi yang lain memberikan tanggapan atas hasil
sebagai berikut : (1) guru memberikan simpulan; (2) Guru bersama-sama dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
peserta didik mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar; (3) guru
memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari contoh berita di koran.
tertulis berupa uraian kepada peserta didik untuk dikumpulkan pada pertemuan
selanjutnya.
Pertemuan Kedua
dan (2) guru menjelaskan tujuan pembelajaran menulis teks berita melalui media
foto peristiwa.
(1) guru dan peserta didik bertanya jawab tentang tugas rumah; (2) guru
memberikan teks berita dengan gambar; (3) guru menjelaskan cara membuat
kerangka teks berita berdasarkan unsur-unsur berita yang terdapat gambar. Tahap
membagi lembar aktivitas peserta didik berupa foto peristiwa (hasil petualangan
didik menyimak foto peristiwa dan membuat catatan dari hasil simakan secara
individual (think); (3) Peserta didik berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman
satu kelompok untuk membahas isi catatan (talk); (4) Peserta didik
39
unsur berita dan mengkomunikasikan dalam bentuk tulisan (write); (5) peserta
didik menilai hasil kerja temannya; (6) peserta didik memperbaiki tulisan
berdasarkan hasil suntingan teman; (7) peserta didik mempresentasikan teks berita
yaitu peserta didik memberikan tanggapan atas hasil presentasi temannya dan
(1) guru dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran pada pertemuaan hari itu;
(2) guru dan peserta didik mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran dan
hasil belajar; dan (3) guru memberi tugas kepada peserta didik untuk menulis teks
3.4.2.3 Observasi
yaitu : (1) observasi untuk mengetahui perilaku dan aktivitas peserta didk selama
proses pembelajaran berlangsung; (2) angket berisi pesan dan kesan peserta didik
setelah mengikuti pembelajaran menulis teks berita melalui strategi Think Talk
untuk memperoleh data melalui pendapat peserta didik yang mempunyai nilai
tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini dilakukan untuk mengungkap data secara
lengkap; (4) dokumentasi foto sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas
peserta didik selama penelitian. Hasil observasi ini digunakan sebagai bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
yang terdapat pada siklus I dapat diatasi pada siklus II dan kelebihan-
3.4.2.4 Refleksi
masukan dalam menentukan langkah pada siklus II. Dengan demikian, dilakukan
Pelaksanaan siklus II ini melalui tahap yang sama dengan siklus II, yaitu
berpedoman pada refleksi pada siklus I. Tindakan yang akan dilakukan adalah
pembelajaran menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan
menggunakan foto peristiwa. Pada tahap observasi peneliti mengamati hasil atau
41
kegiatan ini dilakukan sebagai upaya mengkaji segala hal yang terjadi pada tahap
tindakan.
3.4.3.1 Perencanaan
rencana pembelajaran menulis teks berita melalui staretegi Think Talk Write
(TTW) dengan menggunakan foto peristiwa; (2) menyiapkan teks berita dan
beberapa foto suatu peristiwa alam yang akan digunakan sebagai pembelajaran;
(3) menyusun perbaikan instrumen yang berupa data nontes dan tes. Data nontes
sedangkan data berupa instrumen tes yaitu soal esai terbuka beserta penilaiannya,
(4) menyiapkan media berupa foto peristiwa; dan (5) bekerja sama dengan guru
dan peserta didik. Secara singkat, dalam tahap perencanaan, peneliti membuat
II.
3.4.3.2 Tindakan
penulisan teks berita melalui media foto peristiwa. Kemudian peserta didik diberi
42
menggunakan media foto peristiwa akan menjadi lebih baik. Kegiatan pada siklus
Pertemuan pertama
kesulitan yang dialami peserta didik pada siklus I; dan (4) guru mengumumkan
hasil menulis teks berita pada siklus I dan memberikan apresiasi kepada peserta
(1) guru menjelaskan mengenai materi berita meliputi unsur-unsur berita dan cara
penulisan berita; (2) guru memberikan contoh berita yang diambil dari koran; dan
Guru membagi lembar aktivitas peserta didik berupa foto peristiwa (hasil
(2) Peserta didik menyimak foto peristiwa dan membuat catatan dari hasil
berkolaborasi dengan teman satu group untuk membahas isi catatan (Talk); (4)
43
teks berita; (2) kelompok diskusi yang lain memberikan tanggapan atas hasil
sebagai berikut: (1) guru memberikan simpulan; (2) Guru bersama-sama dengan
peserta didik mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar; (3) guru
memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari contoh berita di koran.
tertulis berupa uraian kepada peserta didik untuk dikumpulkan pada pertemuan
selanjutnya.
Pertemuan Kedua
dan (2) guru menjelaskan tujuan pembelajaran menulis teks berita melalui media
foto peristiwa.
(1) guru dan peserta didik bertanya jawab tentang tugas rumah; (2) guru
memberikan teks berita dengan gambar; (3) guru menjelaskan cara membuat
kerangka teks berita berdasarkan unsur-unsur berita yang terdapat gambar. Tahap
44
membagi lembar aktivitas peserta didik berupa foto peristiwa (hasil petualangan
didik menyimak foto peristiwa dan membuat catatan dari hasil simakan secara
individual (think). (3) Peserta didik berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman
satu kelompok untuk membahas isi catatan (talk). (4) Peserta didik
unsur berita dan mengkomunikasikan dalam bentuk tulisan (write). (5) peserta
didik menilai hasil kerja temannya; (6) peserta didik memperbaiki tulisan
berdasarkan hasil suntingan teman; (7) peserta didik mempresentasikan teks berita
yaitu peserta didik memberikan tanggapan atas hasil presentasi temannya dan
(1) guru dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran pada pertemuaan hari itu;
(2) guru dan peserta didik mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran dan
hasil belajar.
3.4.3.3 Observasi
tetap diamati. Secara garis besar observasi yang dilakukan pada siklus II masih
sama dengan observasi pada siklus I. Adapun observasi yang dilakukan berupa
observasi data nontes. Observasi pada data nontes dilakukan pada observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
foto. Observasi data nontes digunakan sebagai penguat hasil observasi tes.
pedoman observasi yang berisi pertanyaan mengenai perilaku peserta didik saat
pembelajaran menulis teks berita melalui media foto peristiwa. Pada tahap
observasi, peneliti mempersiapkan lembar jurnal peserta didik dan guru. Melalui
kegiatan ini dapat diketahui sikap peserta didik terhadap pembelajaran menulis
teks berita melalui strategi Thunk Talk Write (TTW) melalui media foto peristiwa.
pembelajaran. Hal ini dilakukan sebagai penguat data tes dan nontes.
3.4.3.4 Refleksi
Refleksi pada siklus II ini merupakan koreksi dan perenungan akhir dalam
Think Talk Write (TTW) melalui media foto peristiwa dalam pembelajaran
menulis teks berita, untuk melihat peningkatan kemampuan menulis teks berita,
dan untuk mengetahui perubahan perilaku peserta didik setelah mengikuti proses
ditemukan mulai dari awal perencanaan sampai dengan hasil akhir pada siklus I
46
berupa tes dan non tes untuk mendapatkan data penelitian. Bentuk instrumen tes
berupa unjuk kerja (performans) dan portofolio. Pelaksanaan unjuk kerja adalah
yang digunakan sebagai bahan menulis teks berita. Adapun portofolio (kumpulan
perkembangan kompetensi peserta didik dari tiap siklus. Instrumen non tes berupa
menggunakan dua teknik yaitu teknik tes dan teknik nontes. Adapun teknik-teknik
didik dalam menulis teks berita menggunakan instrumen tes. Adapun tes yan akan
dilakukan adalah tes tes awal, tes menulis teks berita dan tes akhir. Tes awal dan
akhir digunakan untuk mengukur pemahaman peserta didik terhadap teori menulis
teks berita. Teks menulis berita digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
didik dalam menulis teks berita. tes ini termasuk tes menulis esai (Nurgiantoro,
2001:298).
sebagai berikut.
3.6.2.1 Observasi
perilaku-perilaku peserta didik saat melaksanakan tugas untuk menulis teks berita
melalui teknik simulasi. Pelaksanaan observasi dalam penelitian ini diabntu oleh
3.6.2.2 Kuesioner
oleh responden (Racham, 1993:79). Kuesioner dibuat dalam bentuk tertutup atau
kuesioner dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban yang dipilih pada tiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
didik aat mendengarkan penjelasan guru, aktivitas peserta didik ketika mengamati
foto peristiwa, berdiskusi terkait unsur-unsur berita yang terdapat dalam foto
berupa foto ini dilakukan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran menulis teks
berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto
peristiwa.
kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif. Adapun uraian rincian dari kedua
kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes menulis teks berita
menggunakan media foto peristiwa. Hasil tes dari masing-masing siklus tersebut
49
interval keterampilan menulis teks berita menggunakan media foto peristiwa pada
(Sudjana 2002:67)
Keterangan:
sebagai berikut.
(Sudjana 2002:67)
Keterangan:
50
peristiwa.
dari hasil nontes yang berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi foto. Hasil
peserta didik selama pembelajaran menulis teks berita menggunakan media foto
peristiwa. Hasil ini sebagai dasar untuk menentukan peserta didik yang akan
diwawancarai selain hasil nilai tes. Hasil wawancara dipakai untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan menulis teks berita menggunakan media foto peristiwa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
terletak di pinggir desa dan kali yang senantiasa kering pada musim panas
sehingga suasana pembelajaran yang kondusif bisa tercipta karena nyaris tidak
terdengar deru air kali yang mengalir dan berpotensi mengusik proses
pembelajaran.
masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan). Siklus I dilaksanakan pada hari
Selasa dan Rabu, 6 dan 7 Juni 2017, siklus II dilaksanakan pada hari Senin dan
Selasa 12 dan 13 Juni 2017. Kelas yang menjadi subjek peleitian ini adalah kelas
VIII A dengan jumlah peserta didik 34 yang terdiri dari 13 peserta didik laki-laki
Penelitian ini melibatkan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII
kelas ini. Peneliti dan guru mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin memecahkan
masalah dalam pembelajaran menulis teks berita khususnya pada peserta didik
kelas VIII A. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai guru adalah peneliti.
Peneliti akan mengevaluasi hasil pembelajaran menulis teks berita peserta didik
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
apabila hasil belajar menulis teks berita peserta didik meningkat. Penjelasan
4.1.1 Siklus I
Siklus I terdiri dari empat tahap yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi, (4) ferleksi. Berikut ini rincian dari tiap tahapan siklus I.
Secara rinci setiap tahap pada siklus I akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Perencanaan
panduan wawancara, dan media pembelajaran yang berupa foto peristiwa, dan
melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto
peristiwa. Melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media
menulis teks berita. Kompetensi yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah
menulis teks berita dengan bahasanya sendiri berdasarkan foto peristiwa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
disimak. Tujuan pembelajarannya adalah peserta didik dapat menulis teks berita
peserta didik di luar kelas. Peserta didik berusaha mencari beberapa foto peristiwa
oleh peserta didik akan diserahkan kepada peneliti untuk dicetak kemudian
dibawa ke dalam proses pembelajaran menulis teks berita melalui strategi Think
Talk Write (TTW). Dalam penerapan strategi Think Talk Write ini peserta didik
(Talk) sebelum akhirnya menuangkan semua unsur berita itu ke dalam bentuk
Pertemuan Pertama
54
4) Peserta didik menyusun daftar pertanyaan berkaitan dengan isi teks berita.
5) Peserta didik bekerja sama untuk menemukan unsur-unsur berita dalam foto
Pertemuan Kedua
1) Guru bertanya tentang materi menulis teks berita sudah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya.
4) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan foto peristiwa yang telah
berita.
berita yang ditemukan dalam foto peristiwa melalui strategi Think Talk
Write (TTW).
55
b. Pelaksanaan Kegiatan
Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu, 7 dan 8 Juni 2017 selama
tiga jam pelajaran (3x40 menit). Pelaksanaan proses pembelajaran menulis teks
berita mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Kegiatan
Pada siklus ini, peserta didik menulis teks berita berdasarkan peristiwa
yang diamati pada foto peristiwa. Hal-hal yang dilakukan dalam pembelajaran
sebagai berikut:
peserta didik).
56
c. Observasi
yang berperan sebagai guru dan proses belajar peserta didik. Data yang diperoleh
sebagai berikut:
sebagai berikut.
57
peristiwa yang telah dicetak. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dan menyederhanakan materi menulis teks berita
media foto peristiwa. Akan tetapi, guru kurang mengaitkan materi menulis teks
menggunakan media foto peristiwa. Guru membagi peserta didik ke dalam empat
kelompok besar yang masing-masing kelompok terdiri dari tujuh peserta didik.
Guru menjadi fasilitator bagi peserta didik dalam proses pembelajaran menuli teks
berita yang dimulai dengan penyajian peta konsep tentang pengerti, jenis-jenis,
unsur-unsur berita, dan teknik penulisan teks berita. Kemudian guru membimbing
peserta didik mulai dari tahap mengamati foto peristiwa (Think), mendiskusikan
melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto pesristiwa
Selain itu, guru juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya atau berpendapat sembari guru memberikan motivasi bagi peserta didik
untuk menulis teks berita yang baik dan benar. Kemudian guru memberikan
pujian kepada peserta didik yang memperoleh nilai tinggi. Hal tersebut membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
peserta merasa senang dan semakin terpacu untuk menulis teks berita yang lebih
baik dan benar lagi. Namun, guru kurang berkomitmen untuk mengalokasikan
waktu dalam proses pembelajaran menulis teks berita melalui strategi Think Talk
Write (TTW) dengan menggunakan foto pesristiwa sehingga peserta didik tidak
59
pendapat temannya.
11 Peserta didik disiplin dalam mengumpulkan LKS. √
12 Peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan oleh √
guru.
13 Peserta didik serius dalam mengikuti pembelajaran √
14 Diskusi dalam kelompok berjalan secara efektif dan √
kondusif
15 Peserta didik mendengarkan penjelasan teman sebaya √
dalam diskusi kelompok
B Aspek Keterampilan 1 2 3 4
1 Peserta didik menggunakan Bahasa Indonesia yang √
baik, benar dan komunikatif saat mempresentasikan
hasil diskusi.
2 Peserta didik memiliki gerakkan yang ekspresif saat √
mempresentasikan hasil diskusi.
3 Peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur berita √
sesuai dengan gambar gambar foto peristiwa.
4 Peserta didik mencatat hal – hal yang dianggap penting √
5 Peserta didik terampil berkomunikasi ketika diskusi √
kelompok
Indonesian dan masing-masing foto peristiwa yang telah dicetak peneliti. Setelah
menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW). Kemudian peserta
60
Peserta didik melakukan diskusi dengan serius dan teliti dalam mengerjakan
Lembar Kerja Siswa (LKS). Peserta didik percaya diri dalam mengungkapkan
pendapat tentang unsur-unsur berita yang terdapat dalam foto peristiwa. Namun
peserta didik juga sopan dalam menyangga pendapat teman dalam proses diskusi.
Pada dasarnya peserta didik serius dalam melakukan tahap pembelejaran Think
Talk Write (TTW). Hal ini terbukti dari kerja sama kelompok dalam menyimak
foto peristiwa (Think), berdiskusi tentang unsur-unsur berita (Talk), dan menulis
teks berita (Write). Selain itu peserta didik juga memiliki toleransi yang tinggi
Akan tetapi, peserta didik juga kurang antusias dalam pertanyaan dari guru.
Hal ini dikarenakan frekuensi keakraban antara peneliti (sebagai guru) dan peserta
didik yang cukup rendah. Selain itu, peserta didik juga kurang disiplin dalam
pemaparan hasil diskusi, peserta didik kurang percaya diri. Hal ini terbukti dari
Berdasarkan nilai siklus I, terdapat 11 peserta didik yang tuntas (nilai KKM
70), sedangkan peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 19 peserta didik. Nilai
rata-rata peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat pada siklus II sebesar 66,43
atau dalam kategori cukup. Ketuntasan peserta didik secara keseluruhan dapat
61
37%
Tuntas
63% Tidak Tuntas
d. Refleksi
rendah.
3) Peserta didik belum mampu menyusun pertanyaan terkait unsur berita yang
terdapat dalam foto peristiwa melalui melalui strategi Think Talk Write
(TTW).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
5) Sebagian besar peserta didik belum bisa menulis teks berita melalui strategi
(presentasi).
kegiatan pembelajaran dilihat dari faktor sarana, peserta didik, dan guru (peneliti).
didik.
63
4.1.2 Siklus II
Siklus II terdiri atas empat tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. Berikut ini rincian dari tiap tahapan siklus II.
Secara rinci setiap tahap pada siklus II akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Perencanaan
Siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Pada tahap ini, peneliti
berupa foto peristiwa (hasil petualangan peserta didik), dan peralatan lain yang
mendukung.
Kompetensi yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah menulis teks
berita dengan bahasanya sendiri berdasarkan foto peristiwa yang diamati. Tujuan
pembelajarannya yaitu peserta didik dapat menulis teks berita secara singkat,
peserta didik di luar kelas. Peserta didik berusaha mencari beberapa foto peristiwa
oleh peserta didik akan diserahkan kepada peneliti untuk dicetak kemudian
dibawa ke dalam proses pembelajaran menulis teks berita melalui strategi Think
Talk Write (TTW). Dalam penerapan strategi Think Talk Write ini peserta didik
64
(Talk) sebelum akhirnya menuangkan semua unsur berita itu ke dalam bentuk
Pertemuan Pertama
4) Peserta didik menyusun daftar pertanyaan berkaitan dengan isi teks berita.
(TTW).
singkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Pertemuan Kedua
1) Guru bertanya tentang materi menulis teks berita sudah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya.
3) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan foto peristiwa yang telah
berita.
berita yang ditemukan dalam foto peristiwa melalui strategi Think Talk
Write (TTW).
b. Pelaksanaan tindakan
Siklus II dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa, 12 dan 13 Juni 2017
selama tiga jam pelajaran (3x40 menit). Pelaksanaan proses pembelajaran menulis
teks berita mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Pada siklus ini, peserta didik menulis teks berita berdasarkan peristiwa
yang diamati pada foto peristiwa. Hal-hal yang dilakukan dalam pembelajaran
sebagai berikut:
2) Guru memberi motivasi peserta didik dengan cara membacakan hasil tulisan
peserta didik).
6) Peserta didik berdiskusi tentang unsur-unsur berita yang terdapat di dalam foto
peristiwa (Talk).
67
c. Observasi
yang berperan sebagai guru dan proses belajar peserta didik. Data yang diperoleh
sebagai berikut.
68
peristiwa yang telah dicetak. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dan menyederhanakan materi menuli teks berita
media foto peristiwa. Sistematika penyajian materi sesuai dengan hierarki belajar
strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa. Guru
kelompok terdiri dari tujuh peserta didik. Guru menjadi fasilitator bagi peserta
didik dalam proses pembelajaran menuli teks berita yang dimulai dengan
penyajian peta konsep tentang pengerti, jenis-jenis, unsur-unsur berita, dan teknik
penulisan teks berita. Kemudian guru membimbing peserta didik mulai dari tahap
Write (TTW) dengan menggunakan foto pesristiwa unsur-unsir berita (Talk), dan
Selain itu, guru juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya atau berpendapat sembari guru memberikan motivasi bagi peserta didik
untuk menulis teks berita yang baik dan benar. Kemudian guru memberikan
pujian kepada peserta didik yang memperoleh nilai tinggi. Hal tersebut membuat
peserta merasa senang dan semakin terpacu untuk menulis teks berita yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
baik dan benar lagi. Guru juga berkomitmen dalam mengalokasikan dalam proses
pembelajaran menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan
70
Indonesian dan masing-masing foto peristiwa yang telah dicetak peneliti. Setelah
menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW). Kemudian peserta
71
mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Peserta didik percaya diri dalam
peristiwa. Namun peserta didik juga sopan dalam menyangga pendapat teman
dalam proses diskusi. Pada dasarnya peserta didik serius dalam melakukan tahap
pembelejaran Think Talk Write (TTW). Hal ini terbukti dari kerja sama kelompok
(Talk), dan menulis teks berita (Write). Selain itu peserta didik juga memiliki
kerakter setiap peserta didik. Pendekatan ini dilakukan peneliti di luar kelas. Hal
positif yang terjadi adalah peserta didik semakin antusias dalam pertanyaan dari
guru. Selain itu, peserta didik juga semakin disiplin dalam mengumpulkan
Lembar Kerja Siswa (LKS). Sementara itu, dalam proses pemaparan hasil diskusi,
peserta didik sudah terlihat percaya diri. Hal ini terbukti dari keberanian peserta
pendapat teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
KKM 70), sedangkang peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 2 peserta didik.
Nilai rata-rata peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat pada siklus II sebesar
80,1 atau dalam kategori baik. Ketuntasan peserta didik secara keseluruhan dapat
7%
Tuntas
Tidak Tuntas
93%
d. Refleksi
73
terdapat dalam foto peristiwa melalui melalui strategi Think Talk Write
(TTW).
5) Peserta didik bisa menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write
baik
kegiatan pembelajaran pada siklus I baik faktor peserta didik maupun peneliti
dapat diperbaiki pada siklus II. Dengan adanya perbaikan dari kekurangan itu,
tujuan untuk mengupayakan proses pembelajaran yang lebih baik sudah tercapai.
Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini meliputi hasil kemampuan
peserta didik kelas VIII A semester 2 SMPN Rinbesihat dan hasil respon kuisoner
peserta didik dalam pembelajaran menulis teks berita. Aspek yang dianalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dalam kemampuan menulis teks berita adalah kelengkapan isi berita, keruntutan
Hasil kemampuan menulis teks berita peserta didik meliputi hasil belajar
menulis prasiklus, siklus I, siklus II, serta respon kuisoner peserta didik. Hasil
belajar menulis teks berita dan hasil respon tersebut dipaparkan sebagai berikut.
4.2.1 Prasiklus
pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas VIII A SMPN Rinbesihat yaitu
Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa. Hasil tes prasiklus
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar keterampilan awal peserta didik dalam
menulis teks berita. Hasil tersebut diuraikan pada Tabel 6 berikut ini.
75
peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat sebelum perlakuan strategi Think
Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa. Hasil tes
kemampuan menulis teks berita tersebut mencapai total nilai 1775 dengan nilai
rata-rata 59,17 dalam kategori cukup. Dari Tabel tersebut, terdapat 6 peserta didik
yang mencapai nilai dengan kategori baik (rentang nilai 70-100). Kategori cukup
Kategori kurang (rentang nilai 0-49) terdapat 5 peserta didik dengan persentase
16,67%.
Rinbesihat dalam menulis teks berita masih dalam kategori cukup dan masih jauh
dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 70. Data ini menjadi dasar untuk
melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto
peristiwa.
4.2.2 Siklus I
Data yang diperoleh pada siklus I adalah data hasil tulisan teks berita
individual yang diikuti oleh peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat
sebanyak 30 peserta didik (dari 34 peserta didik). Penilaian hasil tulisan peserta
76
peserta didik pada siklus I, peneliti dapat menganalisis pada Tabel 7 sebagai
berikut.
strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa pada
siklus I. Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil tes kemampuan menulis teks
berita peserta didik mencapai total nilai 1993 dengan nilai rata-rata 66,43 dalam
kategori cukup.
dengan kategori baik (rentang nilai 70-100) dengan persentase 36,7%. Kategori
cukup (rentang nilai 50-69) dicapai oleh 17 peserta didik atau dengan persentase
56,7%. Kategori kurang (rentang nilai 0-49) terdapat 2 peserta didik yang
mencapai nilai tersebut atau dengan persentase 6,67%. Untuk mengetahui hasil
77
peristiwa. Hasil tes pada aspek ini dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini.
Aspek rumusan pertanyaan berdasarkan foto peristiwa ini terdiri atas tiga
kategori penilaian. Skor 20-30 dikategorikan baik atau terdapat 4-6 rumusan
pertanyaan, dan skor 0-5 dikategorikan kurang atau hanya terdapat satu atau tidak
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 1 peserta didik. Kategori kurang tidak ada peserta didik yang mendapat
skor 0-5. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang mendapat skor
berkategori baik yaitu 29. Hal ini berarti peserta didik sudah mampu merumuskan
78
Hasil tes pada aspek ini dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini.
Aspek kelengkapan unsur berita berdasarkan foto peristiwa ini terdiri atas
tiga kategori penilaian. Skor 20-30 dikategorikan baik atau terdapat 4-6 unsur
berita, skor 10-15 dikategorikan cukup atau terdapat 2-3 unsur berita, dan skor 0-5
dikategorikan kurang atau hanya terdapat satu atau tidak ada unsur berita.
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 3 peserta didik. Kategori kurang tidak ada peserta didik yang mendapat
skor 0-5. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang medapat skor
berkategori baik yaitu 27. Hal ini berarti peserta didik sudah mampu menemukan
79
peristiwa. Hasil tes pada aspek ini dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini.
Aspek kelengkapan isi berita ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor
30-40 dikategorikan baik, skor 20-25 dikategorikan cukup, dan skor 0-10
dikategorikan kurang.
sebanyak 14 peserta didik yang mendapat skor dalam kategori baik. Peserta didik
yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 15 peserta didik sedangkan
yang mendapat skor dalam kategori kurang ada 1 peserta didik. Dapat
disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang mendapat skor berkategori cukup
yaitu 15. Hal ini berarti beberapa peserta didik telah mampu menulis teks berita
80
teks berita ini difokuskan pada kemampuan peserta didik dalam membuat
rangkaian peristiwa secara runtut berdasarkan foto peristiwa yang diamati. Hasil
perolehan nilai pada aspek keruntutan pemaparan dapat dilihat dari Tabel 11
berikut ini.
Aspek keruntutan pemaparan ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor
21-30 dikategorikan baik, skor 11-20 dikategorikan cukup, dan skor 0-10
dikategorikan kurang.
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 23 peserta didik sedangkan yang mendapat skor dalam kategori kurang
ada 2 peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
mendapat skor berkategori cukup yaitu 23. Hal ini berarti terdapat beberapa
tulisan teks berita peserta didik yang dapat dipahami tetapi kurang runtut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
teks berita dengan kalimat yang efektif dan benar. Hasil perolehan nilai pada
Aspek penggunaan kalimat ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor
18-25 dikategorikan baik, skor 10-17 dikategorikan cukup, dan skor 0-9
dikategorikan kurang.
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 15 peserta didik sedangkan yang mendapat skor dalam kategori kurang
ada 6 peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
mendapat skor berkategori cukup yaitu 15. Hal ini berarti peserta didik sudah
dapat menulis teks berita dengan menggunakan kalimat efektif walaupun masih
82
berita difokuskan pada keterampilan peserta didik dalam menulis teks berita
dengan kosakata yang tepat. Hasil perolehan nilai pada aspek penggunaan
Aspek pemilihan kata ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor 15-20
dikategorikan baik, skor 8-14 dikategorikan cukup, dan skor 0-7 dikategorikan
kurang.
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 18 peserta didik sedangkan yang mendapat skor dalam kategori kurang
ada 5 peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
mendapat skor berkategori cukup yaitu 18. Hal ini berarti peserta didik sudah
tepat dalam pemilihan kata tetapi masih sering menggunakan kata-kata yang tidak
lazim.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
menentukan judul yang menarik pada teks berita dengan kalimat yang efektif dan
benar. Hasil perolehan nilai pada aspek kemenarikan judul dapat dilihat dari Tabel
14 berikut ini.
Aspek pemilihan kata ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor 8-10
dikategorikan baik, skor 5-7 dikategorikan cukup, dan skor 0-4 dikategorikan
kurang.
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 8 peserta didik sedangkan yang mendapat skor dalam kategori kurang
ada 9 peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
mendapat skor berkategori baik yaitu 13. Hal ini berarti judul teks berita yang
dipilih peserta didik sesuai dengan informasi dalam foto peristiwa dan sangat
84
menggunakan ejaan yang efektif dan benar. Hasil perolehan nilai pada aspek
Aspek ketepatan penggunaan ejaan ini terdiri atas tiga kategori penilaian.
kurang.
skor dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 7 peserta didik sedangkan yang mendapat skor dalam kategori kurang
ada 22 peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
mendapat skor berkategori kurang yaitu 22. Hal ini berarti peserta didik sudah
menulis teks berita dengan baik dan benar walaupun masih banyak kesalahan
85
4.2.3 Siklus II
Data yang diperoleh pada siklus II adalah data hasil tulisan teks berita
individu yang diikuti oleh peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat sebanyak
30 peserta didik (dari 34 peserta didik). Penilaian hasil tulisan peserta didik
peserta didik pada siklus I, peneliti dapat menganalisis pada Tabel 16 sebagai
berikut.
melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto
peristiwa pada siklus I. Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil tes kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
menulis teks berita peserta didik mencapai total nilai 2403 dengan nilai rata-rata
dengan kategori baik (rentang nilai 70-100) dengan persentase 93,3%. Kategori
cukup (rentang nilai 50-69) dicapai oleh 2 peserta didik atau dengan persentase
6,7%. Kategori kurang (rentang nilai 0-49) tidak ada peserta didik yang mencapai
nilai. Untuk mengetahui hasil nilai masing-masing aspek, akan dibahas sebagai
berikut.
peristiwa. Hasil tes pada aspek ini dapat dilihat pada Tabel 17 di bawah ini.
Aspek rumusan pertanyaan berdasarkan foto peristiwa ini terdiri atas tiga
kategori penilaian. Skor 20-30 dikategorikan baik atau terdapat 4-6 rumusan
87
pertanyaan, dan skor 0-5 dikategorikan kurang atau hanya terdapat satu atau tidak
dalam kategori baik sedangkan pada kategori cukup dan kurang tidak ada peserta
didik yang mendapat skor 0-5. Dapat disimpulkan bahwa semua peserta didik
mendapat skor berkategori baik. Hal ini berarti peserta didik sudah mampu
peristiwa.
Hasil tes pada aspek ini dapat dilihat pada Tabel 18 di bawah ini.
Aspek kelengkapan unsur berita berdasarkan foto peristiwa ini terdiri atas tiga
kategori penilaian. Skor 20-30 dikategorikan baik atau terdapat 4-6 unsur berita,
skor 10-15 dikategorikan cukup atau terdapat 2-3 unsur berita, dan skor 0-5
dikategorikan kurang atau hanya terdapat satu atau tidak ada unsur berita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
dalam kategori baik sedangkan pada kategori cukup dan kurang tidak ada peserta
didik yang mendapat skor 0-5. Dapat disimpulkan bahwa semua peserta didik
mendapat skor berkategori baik. Hal ini berarti peserta didik sudah mampu
peristiwa. Hasil tes pada aspek ini dapat dilihat pada Tabel 19 di bawah ini.
Aspek kelengkapan isi berita ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor
30-40 dikategorikan baik, skor 20-25 dikategorikan cukup, dan skor 0-10
dikategorikan kurang.
sebanyak 27 peserta didik yang mendapat skor dalam kategori baik. Peserta didik
yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 3 peserta didik sedangkan
pada kategori kurang tidak ada peserta didik yang mendapat skor 0-10. Dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang mendapat skor berkategori baik
yaitu 27. Hal ini berarti banyak peserta didik telah mampu menulis teks berita
teks berita ini difokuskan pada kemampuan peserta didik dalam membuat
rangkaian peristiwa secara runtut berdasarkan foto peristiwa yang diamati. Hasil
perolehan nilai pada aspek keruntutan pemaparan dapat dilihat dari Tabel 20
berikut ini.
Aspek keruntutan pemaparan ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor
21-30 dikategorikan baik, skor 11-20 dikategorikan cukup, dan skor 0-10
dikategorikan kurang.
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 9 peserta didik sedangkan pada kategori kurang tidak ada peserta didik
yang mendapat skor 0-10. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
mendapat skor berkategori baik yaitu 21. Hal ini berarti banyak peserta didik
sudah mampu menulis teks berita dengan runtut dan jelas sehingga mudah
dipahami.
teks berita dengan kalimat yang efektif dan benar. Hasil perolehan nilai pada
Aspek penggunaan kalimat ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor
18-25 dikategorikan baik, skor 10-17 dikategorikan cukup, dan skor 0-9
dikategorikan kurang.
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 12 peserta didik sedangkan yang mendapat skor dalam kategori kurang
ada 3 peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
mendapat skor berkategori baik yaitu 15. Hal ini berarti bahwa banyak peserta
didik yang dapat menulis kalimat efektif dengan baik dan jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
berita difokuskan pada keterampilan peserta didik dalam menulis teks berita
dengan kosakata yang tepat. Hasil perolehan nilai pada aspek penggunaan
Aspek pemilihan kata ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor 15-20
dikategorikan baik, skor 8-14 dikategorikan cukup, dan skor 0-7 dikategorikan
kurang.
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 7 peserta didik sedangkan yang mendapat skor dalam kategori kurang
ada 1 peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
mendapat skor berkategori baik yaitu 22. Hal ini berarti dalam menulis teks berita
peserta didik sudah tepat dalam pemilihan kata sehingga isi berita menjadi mudah
dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
menentukan judul yang menarik pada teks berita dengan kalimat yang efektif dan
benar. Hasil perolehan nilai pada aspek kemenarikan judul dapat dilihat dari Tabel
23 berikut ini.
Aspek pemilihan kata ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor 8-10
dikategorikan baik, skor 5-7 dikategorikan cukup, dan skor 0-4 dikategorikan
kurang.
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 9 peserta didik sedangkan yang mendapat skor dalam kategori kurang
ada 3 peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
mendapat skor berkategori baik yaitu 18. Hal ini berarti judul teks berita yang
dipilih peserta didik sesuai dengan informasi dalam foto peristiwa dan sangat
93
menggunakan ejaan yang teapt dalam menulis teks berita dengan kalimat yang
efektif dan benar. Hasil perolehan nilai pada aspek penggunaan ketepatan ejaan
Aspek ketepatan penggunaan ejaan ini terdiri atas tiga kategori penilaian.
kurang.
skor dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 12 peserta didik sedangkan yang mendapat skor dalam kategori kurang
ada 8 peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
mendapat skor berkategori cukup yaitu 12. Hal ini berarti peserta didik sudah
menulis teks berita dengan baik dan benar walaupun masih banyak kesalahan
94
menggunakan media foto peristiwa dapat dilihat dari kuisoner tiap siklus. Pengisi
kuisoner adalah peserta didik kelas VIII A yang berjumlah 30 peserta didik karena
siklus ada empat peserta didik yang tidak berangkat. Hasil respon tersebut sebagai
berikut.
95
menulis teks berita tidak mudah. Namun dalam perkembangan tiap siklus,
anggapan peserta didik tentang pembelajaran menulis teks berita yang tidak
mudah berkurang. Peserta didik menganggap bahwa menulis teks berita itu mudah
jika proses pembeljarannya melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan
teks berita, guru telah membantu peserta didik untuk memahami strategi
pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa.
Selain itu, guru juga membimbing peserta didik dalam menerapkan strategi
pembelajaran Think Talk Write (TTW) mulai dari pembagian kelompok, pencarian
foto peristiwa, pengamatan foto, diskusi terkait unsur berita yang terdapat dalam
foto peristiwa bahkan penulisan ejaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Guru membantu peserta didik dalam menulis teks berita melalui tahap mengamati
Pada siklus I dan Siklus II, peserta didik menganggap bahwa penerapan
strategi Think Talk Write (TTW) dan media foto peristiwa sangat membantu dalam
menulis teks berita. Peserta didik terlibat langsung dalam kegiatan pencarian foto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
terdapat dalam foto peristiwa, dan kegiatan menulis teks berita secara mandiri.
Penerapan strategi Think Talk Write (TTW) dan pengguaan media foto peristiwa
untuk pembelajaran menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas sangat
menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan
foto peristiwa; (2) kegiatan peserta didik ketika mengamati foto peristiwa; (3)
dalam foto peristiwa, (4) kegiatan peserta didik ketika menulis teks berita
4.3 Pembahasan
pembelajaran. Hasil kemampuan peserta didik dapat dilihat dari perolehan skor
rata-rata yang dicapai peserta didik. Peningkatan hasil kemampuan menulis teks
berita akan dibahas per aspek dan secara keseluruhan. Pembahasan tentang hasil
97
kemampuan peserta didik dalam menulis teks berita. Perolehan hasil tes
peningkatan keterampilan menulis teks berita pada siklus I dan siklus II peserta
didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat dapat dilihat pada Tabel 26 berikut.
Tabel 26 Perbandingan Hasil Tes Menulis Teks Berita Pra siklus, Siklus I,
dan Siklus II
Berdasarkan Tabel 26, dapat dijelaskan bahwa ketuntasan dan hasil rata-rata
nilai peserta didik untuk kompetensi menulis teks berita peserta didik dari siklus I
Pada tes prasiklus nilai rata-rata peserta didik sebesar 59,19 termasuk dalam
kategori cukup (rentang nilai 50-69). Pada siklus I nilai rata-rata peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
sebesar 66,43 atau dalam kategori cukup (rentang nilai 50-69) sedangkan pada
siklus II hasil tes menjadi 80,1 dalam kategori baik (rentang nilai 70-100).
Setelah pelaksanaan tes menulis teks berita pada pra siklus dan siklus I
dengan nilai rata-rata 59,17 dan 66,43 atau dalam kategori cukup. Prasiklus dan
siklus I masih belum mencapai nilai rata-rata batas minimal, yaitu 70, sehingga
Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa dari pra siklus sampai
99
(1) Pada aspek rumusan pertanyaan berdasarkan foto peristiwa meningkat 2,33
atau 7,77% dari pra siklus dan 3,67 atau 12,2% dari siklus I.
(2) Pada aspek unsur-unsur berita berdasarkan foto peristiwa meningkat 2,34 atau
7,8% dari pra siklus dan 2,5 atau 8,33% dari siklus I.
(3) Pada aspek kelengkapan isi berita meningkat 4,67 atau 11,7% dari pra siklus
(4) Pada aspek keruntutan pemaparan meningkat 1,3 atau 4,33% dari pra siklus
(5) Pada aspek penggunaan kalimat meningkat 1,73 atau 6,92% dari pra siklus
(6) Pada aspek pemilihan kata meningkat 0,77 atau 3,85% dari pra siklus dan
(7) Pada aspek kemenarikan judul meningkat 0,37 atau 3,7% dari pra siklus dan
(8) Pada aspek ketepatan penggunaan ejaan meningkat 1 atau 6,67% dari pra
Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis teks berita. Peserta didik
dapat terlibat langsung dalam proses pencarian data berita berupa foto peristiwa di
100
dalam sesuatu peristiwa. Strategi Think Talk Write (TTW) ini bertujuan untuk
didik mampu menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas. Hal tersebut
kalimat efektif yang mudah dipahami, pilihan kata yang sederhana dan jelas, serta
judul berita yang menarik dan ejaan yang digunakan termasuk baik karena hanya
diperoleh dari peningkatan jumlah rata-rata pada pra siklus, siklus I, dan Siklus II.
59,17, pada siklus I 66,43, dan meningkat lagi pada siklus II 81,9. Berdasarkan
data tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis teks berita peserta
didik melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto
101
(TTW) menggunaan media foto peristiwa memiliki dampak positif terhadap proses
pembelajaran menulis teks berita. Peserta didk lebih mudah memahami materi
yang disampaikan oleh guru. Selain itu, kegiatan mencari data berita berupa foto
peristiwa menjadi menarik karena menuntut peserta didk untuk mengetahui semua
informasi yang terdapat dalam foto peristiwa. Kegiatan pencarian foto peristiwa
tersebut menjadi tahap awal pembelajaran menulis teks berita. Kemudian peserta
terdapat dalam foto peristiwa (Talk) dan tahap terakhir adalah menulis teks berita
dapat tercapai dengan baik. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 28 berikut.
dalam menulis teks berita mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70.
Pada prasiklus sebanyak 6 (20%) peserta didik yang mencapai KKM sedangkan
24 (80%) peserta didik tidak mencapai KKM. Pada siklus I sebanyak 11 (63%)
peserta didik yang mencapai KKM sedangkan 19 (37%) peserta didik tidak
mencapai KKM. Pada siklus II sebanyak 28 (93%) peserta didik yang mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
KKM sedangkan 2 (7%) peserta didik tidak mencapai KKM. Dapat disimpulkan
besar besar peningkatan rata-rata nilai kemampuan peserta didik dalam menulis
teks berita menggunakan strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan
membandingkan rata-rata nilai kondisi awal dengan siklus I dan rata-rata nilai
Uji T merupaka salah satu uji statistik yang digunakan untuk mengetahui
ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan (meyakinkan) dari dua buah mean
data. Untuk menguji perbedaan rata-rata nilai dari data pra siklus d engan siklus I
H : Nilai hasil tes menulis teks berita peserta didik pada pra siklus lebih besar
H₁ : Nilai hasil tes menulis teks berita peserta didik pada pra siklus lebih kecil
b. Aturan Keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Jika t lebih besar daripada t tabel dengan df= 30 dan alfa (α)=0,05,
Berdasarkan data di atas, nilai signifikan antara pra siklus dan siklus I
(0,017). t= -2.531. p=0.017 < α=0,05; maka signifikan. Nilai p antara pra siklus
uji T Paired Simple Test adalah 0,017. Karena nilainya lebih kecil dari α=0,05.
kemampuan menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan
data siklus I dengan siklus II. Ada tiga tahap dalam pengujian tersebut,
H : Nilai hasil tes menulis teks berita peserta didik pada pra siklus lebih besar
104
H₁ : Nilai hasil tes menulis teks berita peserta didik pada pra siklus lebih kecil
b. Aturan Keputusan
Jika t lebih besar daripada t tabel dengan df= 30 dan alfa (α)=0,05,
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair 1 Siklus–
-1.54333E1 11.33406 2.06931 -19.66554 -11.20113 -7.458 29 .000
siklus2
(0,000). t= -7.458. p=0.000 < α=0,05; maka signifikan. Nilai p antara siklus I uji
T Paired Simple Test adalah 0,000. Karena nilainya lebih kecil dari α=0,05. Maka
kemampuan menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan
maupun kendala yang dihadapi oelh peserta didik dan guru mata pelajaran Bahasa
105
manfaat yang diperoleh dari ketepatan pemilihan strategi Think Talk Write (TTW)
akan lebih maksimal jika diintegrasikan dengan strategi pembelajaran Think Talk
Write (TTW). Peserta didik sangat antusias mengamati foto peristiwa, berdiskusi
tentang unsur berita, dan menulis teks berita karena isi informasi dalam foto
peristiwa sudah diketahui oelh peserta didik. Hal tersebut membuat peserta didik
Seperti yang diungkapkan Kustandi (2011: 45) media foto adalah media
pembelajaran yang sering digunakan. Media ini merupakan bahasa yang umum,
dapat dimengerti, dan dinikmati, oleh semua orang di mana-mana. Foto berfungsi
Melalui media foto peristiwa peserta didik akan terbiasa menerapkan salah satu
bentuk teks berita. Setelah peserta didik terbiasa, mereka akan mengingat kembali
cara penyampaian suatu teks berita. Hal tersebut memudahkan peserta didik dalam
106
dari proses pencarian peserta didik di luar kelas. Sebelum pelaksanaan tindakan,
peserta didik melakukan pencaria data berupa foto peristiwa yang terdapat di
peristiwa, peserta didik akan menerapkan strategi pembelajaran Think Talk Write
(TTW) untuk menulis sebuah teks berita yang singkat, padat, dan jelas.
yang terdiri dari 7-8 peserta didik. Namun, pada tahap diskusi (talk) peserta didik
diskusi lainya. Pada siklus II, peserta didik masih tetap dibagi ke dalam beberapa
kelompok diskusi yang terdiri dari 7-8 peserta didik untuk mendiskusikan (talk)
unsur-unsur berita yang terdapat dalam foto peristiwa. Namun pada tahap menulis
(write) peserta didik harus menuliskan secara mandiri. Ada saatnya untuk
berdiskusi dan ada saatnya untuk mengerjakan secara individu. Hal ini dirancang
melalui pengaturan tempat duduk yang secara terpisah antara peserta didik. Setiap
kuisoner sebagian besar peserta didik mengatakan bahwa menulis teks berita
melalui strategi Think Talk Write (TTW) menjadi menarik dan mudah. Peserta
didik tertarik untuk melakukan kegiatan pencaria foto peristiwa yang akan
Think Talk Write (TTW), peserta didik mudah menemukan unsur-unsur berita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
yang terdapat dalam foto peristiwa sehingga tidak sulit merangkai unsur-unsur
berita tersebut menjadi sebuah teks berita yang singkat, padat, dan jelas.
menganggap menulis teks berita itu cukup sulit dan kurang menarik jika
dibandingkan dengan menulis puisi atau cerita pendek (cerpen). Hal ini
disebabkan oleh strategi pembelajaran dan media yang digunakan kurang tepat.
menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan
media foto peristiwa. Peserta didik antusias dalam mengamati foto, berdiskusi
tentang unsur-unsur berita, dan menuliskan teks berita yang singkat, padat, dan
jelas. Oleh karena itu, penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
kendala yang dihadapi oleh guru dan peserta didik. Kendala-kendala tersebut akan
Ada berbagai kendala yang dihadapi oleh guru selama proses pembelajaran
(dokumentasi) di kelas dan hal-hal non-teknis dari peserta didik dan guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Kendala teknis yang dihadapi guru adalah belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
dokumentasi proses pembelajaran yang kabur dan terlalu terang, dan terlalu gelap.
Kendala non-teknis yang dihadapi guru adalah guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia tidak dapat mengikuti proses pembelajaran menulis teks melalui strategi
Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa karena sedang
berduka. Hal ini mengakibatkan peneliti yang harus berperan sebagai guru.
Peneliti berusaha menghubungi salah satu guru Bahasa Indonesia untuk menjadi
Kendala non-teknis lain yang dihadapi guru adalah proses diskusi yang
belum maksimal karena ada beberapa peserta didik yang tidak serius dalam
berdiskusi tentang unsur-unsur berita yang terdapat dalam foto peristiwa. Beberpa
peserta didik sering menggangu peserta didik lain di kelompok diskusi yang
berbeda. Ada juga kelompok yang tidak berdiskusi dan mengerjakan secara
individu. Peserta didik baru akan melakukan diskusi ketika ditegur oleh guru.
Selain itu, ada beberapa peserta didik yang tidak aktif dalam proses diskusi
tidak takut berpendapat atau bertanya. Guru memancing peserta didik untuk
109
Untuk peserta didik yang tertinggal teorinya, guru menjelaskan kembali dengan
mengenai isi foto peristiwa yang akan dijadikan media pembelajaran menulis teks
berita melalui strategi Think Talk Write (TTW). Peserta menganggap bahwa isi
informasi dalam foto peristiwa itu harus tentang kebarkaran, kecelakaan lalulintas,
foto peristiwa apa saja yang ditemukan di lingkungan sekitar peserta didik. Baik
karena itu, penelitian siklus I (Senin, 5 Juni 2017) harus ditunda ke haris Selasa, 6
Juni 2017. Rencana kedua ini bertujuan agar peserta didik bisa menemukan
banyak foto peristiwa yang dapat dijadikan media pembelajaran menulis teks
berita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa dapat
tindakan. Pada pra-siklus, 6 peserta didik (20%) tuntas dengan nilai rata-rata kelas
59,17. Pada siklus I, nilai rata-rata meningkat menjadi 66,43 dan ada 11 peserta
didik (63%) yang tuntas. Dan pada siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat
menjadi 81,9 dan ketuntasan peserta didik 93% atau 28 peserta didik telah
berhasil karena kemampuan menulis teks berita peserta didik kelas VIII A SMPN
peristiwa.
5.2 Saran
terkait pembelajaran menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW)
dengan menggunakan foto peristiwa. Untuk itu, peneliti memberikan saran bagi
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
para pengguna hasil penelitian ini. Saran-saran ditujukan kepada guru mata
1. Bagi Sekolah
Guru Bahasa Indonesia dapat menerapkan strategi Think Talk Write (TTW)
dengan menggunakan media foto peristiwa ini pada kelas lain untuk
meningkatkan kemampuan menulis peserta didik. Selain itu, guru juga dapat
menerapkan strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto
strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa dapat
menggunakan media foto peristiwa. Media yang digunakan tidak hanya foto
peristiwa saja, media lain yang dapat digunakan misalnya rekaman, cerita, video,
dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
DAFTAR PUSTAKA
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 1
Kondisi Awal Hasil Belajar Peserata Didik SMPN Rinbesihat Tahun Ajaran 2016/2017
Jln. Jurusan Gereja Alva Omega Rinbesihat
KKM : 70
No Nama Peserta Didik Pertanyaan Unsur Kelengkapan Keruntutan Penggunaan Pemilihan Kemenarikan Ejaan Jumlah Nilai
Berita Isi Berita Pemamparan Kalimat Kata Judul Nilai Akhir
1 Alfrida Berek 25 30 20 13 16 16 5 5 130 65
2 Alexander Manek 20 20 15 7 8 3 2 5 80 40
3 Alexandra Fitri Laranjela 20 20 15 24 13 10 3 5 110 55
4 Anna Maria Anisia Lau 25 25 20 22 20 14 9 5 140 70
5 Atriana De Fatima 25 25 30 21 16 9 9 5 140 70
6 Aurelius Maximus Bubu 20 15 15 12 11 8 4 5 90 45
7 Avelina Miteldis Luan 30 25 30 26 18 16 10 5 160 80
8 Dominikus Nahak 25 15 25 13 8 5 4 5 100 50
9 Elisabeth Lelo Bei Mau 25 25 30 18 22 18 12 10 160 80
10 Elfrida Mauk 25 20 20 15 12 16 7 5 120 60
11 Febiola Petra Mauk 15 15 20 17 12 11 5 5 100 50
12 Filomena F.X. Klau 15 20 15 10 7 5 3 5 80 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
REKAP NILAI
Ketercapaian Nilai
Tuntas 6
Tidak Tuntas 24
Jumlah 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 2
Hasil Belajar Peserata Didik SMPN Rinbesihat Tahun Ajaran 2016/2017 Siklus I
KKM : 70
No Nama Peserta Didik Pertanyaan Unsur Kelengkapan Keruntutan Penggunaan Pemilihan Kemenarikan Ejaan Jumlah Nilai
Berita Isi Berita Pemamparan Kalimat Kata Judul Nilai Akhir
1 Alfrida Berek 30 25 25 16 16 14 5 10 141 70,5
2 Alexander Manek 20 25 25 14 15 4 3 5 111 55,5
3 Alexandra Fitri Laranjela 30 30 40 27 20 12 4 10 173 86,5
4 Anna Maria Anisia Lau 25 20 25 17 15 12 10 5 129 64,5
5 Atriana De Fatima 25 15 30 18 14 7 9 5 123 61,5
6 Aurelius Maximus Bubu 25 25 30 16 17 13 6 5 137 68,5
7 Avelina Miteldis Luan 20 25 30 20 12 3 3 5 118 59
8 Dominikus Nahak 25 20 25 13 10 5 6 5 109 54,5
9 Elisabeth Lelo Bei Mau 25 25 20 7 22 14 8 10 131 65,5
10 Elfrida Mauk 25 25 30 17 14 17 8 5 141 70,5
11 Febiola Petra Mauk 25 25 25 18 17 13 5 10 138 69
12 Filomena F.X. Klau 25 25 25 15 11 11 6 5 123 61,5
13 Fransisco Dewa S. Ulu 20 20 30 26 15 10 3 5 129 64,5
14 Geronia Elfira D.M. 25 20 10 5 7 6 4 5 82 41
Klon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
REKAP NILAI
Ketercapaian Nilai
Tuntas 11
Tidak Tuntas 19
Jumlah 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 3
Hasil Belajar Peserata Didik SMPN Rinbesihat Tahun Ajaran 2016/2017 Siklus II
KKM : 70
No Nama Peserta Didik Pertanyaan Unsur Kelengkapan Keruntutan Penggunaan Pemilihan Kemenarikan Ejaan Jumlah Nilai
Berita Isi Berita Pemamparan Kalimat Kata Judul Nilai Akhir
1 Alfrida Berek 30 30 35 25 23 16 9 15 183 91,5
2 Alexander Manek 30 25 25 18 14 12 5 5 134 67
3 Alexandra Fitri Laranjela 30 30 40 27 18 15 8 10 178 89
4 Anna Maria Anisia Lau 30 25 30 17 14 9 9 15 149 74,5
5 Atriana De Fatima 30 25 35 17 19 8 8 5 147 73,5
6 Aurelius Maximus Bubu 30 30 40 29 20 16 10 15 190 95
7 Avelina Miteldis Luan 25 25 35 28 20 14 10 10 167 83,5
8 Dominikus Nahak 30 25 40 30 17 17 6 10 175 87,5
9 Elisabeth Lelo Bei Mau 25 30 35 27 15 15 7 5 159 79,5
10 Elfrida Mauk 30 25 35 23 24 15 9 10 171 85,5
11 Febiola Petra Mauk 25 25 35 22 16 11 10 15 159 79,5
12 Filomena F.X. Klau 30 25 35 25 20 16 6 10 167 83,5
13 Fransisco Dewa S. Ulu 30 25 40 28 17 19 5 15 179 89,5
14 Geronia Elfira D.M. 30 20 35 30 9 6 9 10 149 74,5
Klon
15 Glomar Dacosta Tavarez 25 20 40 30 19 17 4 5 160 80
16 Maria Prima Rafu 30 25 40 27 18 17 10 10 177 88,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
REKAP NILAI
Ketercapaian Nilai
Tuntas 28
Tidak Tuntas 2
Jumlah 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 4
Silabus Menulis Teks Berita
122
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
BAHASA INDONESIA
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menemukan unsur-unsur berita dengan tepat melalui
foto peristiwa.
2. Peserta didik mampu menuliskan teks berita dengan menggunakan foto
peristiwa secara singkat, padat, dan jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
D. Materi Ajar
Unsur-unsur berita
Jenis-jenis berita
Jenis berita berdasarkan penyajian pemberitaan, yaitu berita langsung
(straight news) dan berita tidak langsung (feature news). Berita langsung yaitu
berita yang disajikan dengan cara menyampaikan fakta utama yang terlibat
dalam peristiwa itu apa adanya secara langsung, baik hal-hal yang menjadi
pokok peristiwa maupun apa yang dikatakan tokoh-tokoh yang terlibat dalam
peristiwa itu.
Jenis berita berdasarkan penyajian yang kedua yaitu berita tidak langsung
atau feature news, yaitu berita yang tidak mementingkan unsur waktu,
melainkan memberikan tambahan bacaan yang dianggap tetap hangat
walaupun tidak disajikan secepatnnya (pada saat) peristiwa terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Kepala Berita
(Lead)
126
3. Body / Penting
Pada bagian body, umumnya merupakan penjabaran dari gagasan
berita yang termaktub dalam lead dan neck. Penjabaran itu bisa merupakan
jawaban why (mengapa) dan how).
4. Body Lanjutan / Kurang Penting
Di bagian ini, berbagai data yang tidak terlalu penting ditempatkan.
Misalnya daftar nama orang-orang yang mengalami kecelakaan atau hal-hal
lain yang jika dihilangkan oleh editor tidak terlalu berpengaruh terhadap
substansi atau pokok bahasan berita tersebut.
127
Jarak ini akan bertambah jauh manakala warga harus melalui Fatubenao.
Karena itu, warga lebih memilih menyeberangi Kali We Utu untuk menempuh
jarak kebih dekat. Hal ini menjadi sulit ketika musim hujan tiba dan terjadi banjir.
Anak sekolah, guru-guru atau warga yang membawa hasil pertanian akan
kesulitan menyeberangi kali yang sedang banjir.
Untuk mengatasi hal ini, para pemuda dan warga dusun We Utu dan
sekitarnya harus bergotong-royong membangun jembatan penyeberangan darurat
agar bisa dilalui orang maupun sepeda motor.
Marthen Asa Buti, salah satu warga Dusun We Utu, Desa Umaklaran
kepada Pos Kupang, Sabtu (17/12/2016) mengatakan, kelompok pemuda di dusun
itu tergerak untuk membantu warga dan anak sekolah yang mau melintas tanpa
harus menempuh jarak jauh melalui Fatubenao.
“Jembatan ini sudah dua hari kami buat. INi untuk membantu anak
sekolah dan warga yang mau menyeberang ke We Utu maupun yang mau
ke Atambua,” katanya.
Pemuda lainnya, Aloisius Mali Talo mengatakan, jalur itu adalah satu-
satunya jalur yang bisa dilalui. Karena itu, meski harus
membangun jembatan darurat, mereka secara gotong-royong membuatnya.
Dikatakannya, jembatan itu hanya dipasang pada saat tidak banjir. ketika
akan ada banjir maka mereka akan membongkarnya lagi. Setiap hari mereka
memasang jembatan darurat ini pada pukul 05.00 wita sebelum anak -anak
berangkat ke sekolah dan akan membongkarnya di sore hari.
“Setiap pagi kami pasang pukul 05.00. kalau sore kadang sampai pukul
18.00 atau tergantung hujan. Kalau hujan maka kami akan bongkar lebih awal
agar jembatannya tidak terbawa banjir,” kata Aloisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Sumber: http://www.liput.id/news/pemuda-we-utu-belu-gotong-royong-
bangun-jembatan-darurat-seberangi-kali-menuju-atambua/
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1
1. Membuka pelajaran
a. Doa dan salam pembuka
b. Absensi peserta didik
c. Guru mengecek kesiapan dan memotivasi peserta didik
2. Apresepsi
a) Guru bertanya tentang berita apa yang pernah dibaca atau didengar atau
saksikan secara langsung.
b) Guru bertanya kepada peserta didik tentang unsur-unsur berita yang
terdapat dalam sebuah teks berita.
c) Guru bertanya kepada peserta didik tentang pengalaman menulis sebuah
teks berita.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
a) Guru terlebih dahulu menyampaikan cara belajar menggunakan model
pembelajaran TTW.
b) Peserta didik akan bekerja sama untuk menemukan unsur-unsur berita
dalam foto peristiwa berdasarkan strategi pembelajaran TTW.
c) Peserta didik akan berusaha menulis sebuah teks berita berdasarkan
unsur-unsur berita yang ditemukan dalam foto peristiwa melalui strategi
TTW.
d) Kelompok presentasi terbaik akan diberikan bintang sebagai
penghargaan.
e) Hasil catatan peserta didik yang terbaik akan diberikan bintang sebagai
penghargaan.
f) Pemberian penghargaan untuk individu akan diumumkan pada pertemuan
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
1. Eksplorasi
a) Guru menyajikan peta konsep mengenai teks berita (pengertian, jenis-
jenis, dan unsur-unsur berita).
b) Guru membagi peserta didik menjadi 7 kelompok (masing-masing
kelompok terdiri dari 5 orang).
c) Guru menjelaskan materi mengenai teks berita (pengertian, jenis-jenis,
dan unsur-unsur berita) melalui media presentasi power point, pemutaran
video dan penampilan gambar.
2. Elaborasi
a) Guru membagi lembar aktivitas peserta didik berupa foto peristiwa (hasil
petualangan peserta didik) dan pertanyaan-pertanyaan terkait unsur-unsur
berita.
b) Peserta didik menyimak foto peristiwa dan membuat catatan dari hasil
simakan secara individual (think), untuk dibawa ke forum diskusi.
c) Peserta didik berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu group
untuk membahas isi catatan (talk). Dalam kegiatan ini mereka
menggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri untuk menyampaikan
ide-ide tentang unsur-unsur berita dalam diskusi.
d) Peserta didik mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat
pemahaman tentang unsur-unsur berita dan mengkomunikasikan dalam
bentuk tulisan (write).
e) Setiap kelompok dipilih satu atau beberapa orang sebagai perwakilan
kelompok untuk menyajikan jawaban, sedangkan kelompok lain diminta
memberikan tanggapan.
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru dengan peserta didik melakukan tanya
jawab, meluruskan kesalahan pemahaman konsep yang sudah disampaikan,
memberikan penugasan dan penyimpulan terhadap materi yang telah
dipelajari bersama.
130
dan hasil diskusi umum yakni hasil dari setiap kelompok. Catatan
yang dibuat dituntut berisikan penjelasan yang menjelaskan tentang
teks berita (definisi, jenis-jenis, dan unsur-unsur berita) disertai
kesimpulan menurut pendapat masing-masing peserta didik.
b) Guru memberikan soal tertulis berupa uraian kepada peserta didik
untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan Ke-2
1. Membuka pelajaran
a) Doa dan salam pembuka
b) Absensi peserta didik
c) Guru mengecek kesiapan dan memotivasi peserta didik
2. Apresepsi
a) Guru bertanya tentang materi tentang berita sudah dipelajari minggu lalu.
b) Guru bertanya kepada peserta didik tentang unsur berita apa saja yang
terdapat dalam sebuah teks berita.
c) Guru bertanya kepada peserta didik tentang bagaimana teknik menulis
sebuah teks berita.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
a) Guru terlebih dahulu menyampaikan cara belajar menggunakan model
pembelajaran TTW.
b) Peserta didik akan bekerja sama untuk menemukan unsur-unsur berita
dalam foto peristiwa berdasarkan strategi pembelajaran TTW.
c) Peserta didik akan berusaha menulis sebuah teks berita berdasarkan
unsur-unsur berita yang ditemukan dalam foto peristiwa melalui strategi
TTW.
d) Peserta didik berusaha menuliskan sebuah teks berita secara individu.
e) Hasil tulisan teks berita setiap peserta didik yang terbaik akan diberikan
bintang sebagai penghargaan.
f) Pemberian penghargaan untuk individu akan diumumkan pada pertemuan
selanjutnya.
1. Eksplorasi
a) Guru menyajikan peta konsep mengenai teks berita (pengertian, jenis -
jenis, dan unsur-unsur berita).
b) Guru membagi peserta didik menjadi 7 kelompok (masing-masing
kelompok terdiri dari 5 orang).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
1) Evaluasi
a) Peserta didik ditugaskan membuat catatan hasil bacaan secara individual
yang berisi hasil simakan dari foto peristiwa disertai pengetahuan awal
yang dimiliki peserta didik, hasil diskusi kelompok, dan hasil diskusi
umum yakni hasil dari setiap kelompok. Catatan yang dibuat dituntut
berisikan penjelasan yang menjelaskan tentang teks berita (definisi, jenis-
jenis, dan unsur-unsur berita) disertai kesimpulan menurut pendapat
masing-masing peserta didik.
b) Guru memberikan soal tertulis berupa uraian kepada peserta didik untuk
dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
G. Penilaian
1. Indikator :
Menemukan unsur-unsur berita yang terdapat dalam foto
peristiwa dan menuliskan dalam bentuk teks berita secara
singkat, padat, dan jelas dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, pilihan kata yang tepat,
dan memperhatikan kaidah penulisan sesuai dengan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
2. Jenis tagihan : Tugas Individu dan Kelompok
3. Bentuk Instrumen : Produk (menulis teks berita)
4. Soal
Petunjuk!
1) Simaklah foto peristiwa pada LKS (Lembar Kerja Siswa) di bawah ini
dengan saksama!
2) Isilah tabel-tabel di bawah ini dengan tepat!
Soal Esai
1)Susunlah pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan isi berita yang terdapat
dalam foto peristiwa!
2)Tulislah unsur-unsur berita berdasarkan foto peristiwa yang Anda simak!
3) Buatlah sebuah berita yang berita singkat, padat, dan jelas berdasarkan
unsur-unsur berita yang Anda temukan dalam foto peristiwa!
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
1.
2.
3.
4.
5.
6.
134
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Rubrik Penilaian
136
B. Keruntutan Pemaparan
137
Nilai Akhir:
Kornelis Mauk
NIM 131224084
Mengetahui,
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Lampiran 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 12
166
Gambar 2: Kegiatan peserta didik ketika mengamati foto peristiwa. (Siklus I, 6-7 Juni
2017)
167
Gambar 4:Kegiatan peserta didik ketika menulis teks berita berdasarkan foto peristiwa.
(Siklus I, 6-7 Juni 2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Gambar 5: Kegiatan peserta didik ketika memperhatikan penjelasan tentang menulis teks
berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto peristiwa.
(Siklus I,12-13 Juni 2017)
Gambar 6: Kegiatan peserta didik ketika mengamati foto peristiwa. (Siklus II, 12-13 Juni
2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Gambar 7: Kegiatan peserta didik ketika mendiskusikan unsur-unsur berita yang terdapat
dalam foto peristiwa. (Siklus II, 12-13 Juni 2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Gambar 8: Kegiatan peserta didik ketika menulis teks berita berdasarkan foto peristiwa.
(Siklus II, 12-13 Juni 2017)