Anda di halaman 1dari 28

NARASI

tentang

DOKTRIN PERTAHANAN NEGARA

OLEH :
KOL INF I MADE RIAWAN, S.Psi.

KEPADA PASIS DIKREG LX SESKOAD


TA. 2021

Hari, Tgl : Rabu, 10 - 2 - 2021


Pukul : 10.00–11.00 WIB
Tempat : Gd. S. Parman – Gd MT Haryono
SESKOAD
RAHASIA
2

PENGATURAN WAKTU
1. PKL 10.00 - 10.30 WIB
A. PEMBAHASAN SLIDE NO. 9
- Kedudukan dan Stratifikasi Doktrin Pertahanan Negara.

B. PEMBAHASAN SLIDE NO. 13 – 16


- Penggolongan Ancaman.

2. PKL 10.35 – 11.00 WIB


- PELAKSANAAN QUIS

SLIDE 1
PEMBUKAAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb, Selamat Pagi dan Salam Sejahtera Untuk Kita
Semua, Salom, Om Swasti Astu.

Yang saya hormati & saya banggakan :

- Pasis Dikreg LX Seskoad TA. 2021

Marilah kita memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang


Maha Kuasa, atas segala limpahan rahmat dan ridho-Nya, sehingga pada
hari ini kita masih diberikan kekuatan dan kesehatan untuk dapat hadir
ditempat ini. Dalam kesempatan yang baik ini pula, saya mengucapkan
terima kasih kepada Danseskoad beserta jajarannya yang telah
memberikan waktu dan kepercayaan kepada saya untuk menyampaikan
materi pelajaran dihadapan para Pasis Dikreg LX Seskoad TA. 2021.

SLIDE 2
BIODATA DOSEN PENGAMPU

Sebelum melanjutkan kuliah umum ini, terlebih dahulu saya akan


memperkenal diri, ada pepatah “tak kenal maka tak sayang” dan harapan
saya setelah memperkenalkan diri kepada para Perwia siswa sekalian akan
lebih mengenal saya dan akan terjadi interaksi yang baik.

RAHASIA
RAHASIA
3

PERKENALAN DOSEN
SLIDE 3
PROLOG/APERSEPSI/PENGANTAR KE JUDUL MP

APA ITU DOKTRIN ….?

BANYAK DEFINISI YG DITAWARKAN OLEH BERBAGAI


KALANGAN (SIPIL) PEMERINTAH / NON PEMERINTAH MAUPUN
MILITER DARI BERBAGAI NEGARA

DOKTRIN MERUPAKAN SUATU AJARAN DAN DOKTRIN ADALAH :

APA YG KITA PERCAYA TENTANG CARA TERBAIK UTK


MELAKUKAN SESUATU

SLIDE 4

Ada dua kata penting dalam difinisi Doktrin yaitu : Percaya dan Terbaik
Menurut Sun Tzu (Dalam Art Of War)

PERCAYA : Memberikan sebuah inspirasi bahwa doktrin merupakan


hasil dari pengujian dan interpretasi terhadap fakta2 / bukti yg telah
terjadi.
TERBAIK : Memberikan makna suatu standar / arahan bagi siapapun yg
melaksanakan masalah2 pertahanan

Doktrin adalah : Suatu bentuk tindakan mengharuskan / memaksakan


bahwa suatu kasus harus diyakini dan di benarkan seperti apa yg
disampaikan.

SLIDE 5

JUDUL MP HARI INI

“DOKTRIN PERTAHANAN NEGARA”

SLIDE 6
RUANG LINGKUP

1. Pendahuluan
2. Hakekat, Kedudukan dan Landasan
3. Perjuangan Bangsa Indonesia
4. Hakikat Ancaman
5. Esensi Pertahanan Negara
RAHASIA
RAHASIA
4

6. Penyelenggaraan Pertahanan Negara


7. Pengelolaan Sistem Pertahanan Negara
8. Penutup

SLIDE 7
BAB I : PENDAHULUAN

a. Tujuan nasional bangsa Indonesia tercantum dalam Pembukaan


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun
1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial. Tujuan nasional tersebut menjadi landasan dalam menentukan
kebijakan negara sekaligus memberikan arah dan pedoman terhadap
pengelolaan negara.

b. Dalam rangka mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia maka


dibutuhkan pertahanan negara yang mampu menghadapi berbagai
ancaman, yaitu ancaman militer, ancaman nonmiliter, dan ancaman
hibrida yang bentuknya berupa ancaman aktual dan ancaman potensial.
Untuk mewujudkan pertahanan negara yang kuat serta mampu
menghadapi berbagai ancaman, dan sesuai dengan kondisi serta
karakter bangsa Indonesia, dirumuskan Doktrin Pertahanan Negara yang
diselenggarakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta dengan mengacu pada UUD NRI Tahun 1945 Pasal 27 ayat 3
tentang setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara dan Pasal 30 ayat 2 tentang usaha pertahanan dan
keamanan negara yang dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).

c. Doktrin Pertahanan Negara juga mengacu pada Undang-Undang


Nomor 3 Tahun 2002 Pasal 1 ayat 2 tentang sistem pertahanan yang
bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan
sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh
pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan
berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.

SLIDE 8
HAKIKAT, KEDUDUKAN DAN LANDASAN
RAHASIA
RAHASIA
5

1. Hakikat Doktrin Pertahanan Negara.

Doktrin Pertahanan Negara pada hakekatnya adalah suatu ajaran


tentang prinsip-prinsip fundamental pertahanan negara yang diyakini
kebenarannya, digali dari nilai-nilai perjuangan bangsa dan pengalaman
masa lalu untuk dijadikan pelajaran dalam mengembangkan konsep
pertahanan negara sesuai dengan tuntutan tugas pertahanan negara
dihadapkan dengan dinamika perubahan serta dikemas dalam bingkai
kepentingan nasional. Doktrin Pertahanan Negara tidak bersifat
dogmatis, tetapi penerapannya disesuaikan dengan perkembangan
kepentingan nasional.

Kepentingan nasional bangsa Indonesia adalah tetap tegaknya


Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 serta terjaminnya kelancaran dan keamanan
pembangunan nasional yang berkelanjutan guna mewujudkan tujuan
pembangunan dan tujuan nasional.

SLIDE 9
2. Kedudukan dan Stratifikasi Doktrin Pertahanan Negara.

Kedudukan dan stratifikasi doktrin pertahanan negara berada pada


tingkatan strategis berskala nasional guna pengelolaan sistem
pertahanan negara. Doktrin pertahanan negara berkedudukan sebagai
instrumen dasar dalam mengembangkan seluruh doktrin yang
berhubungan dengan pertahanan negara.

Pada pengelolaan sistem dan penyelenggaraan pertahanan negara,


terdapat sejumlah doktrin sesuai dengan stratifikasinya terdiri atas
doktrin dasar, doktrin induk dan doktrin pelaksanaan.

Doktrin pertahanan negara merupakan doktrin dasar yang dalam


penyusunannya berada dalam lingkup fungsi dan kewenangan
Kementerian Pertahanan. Doktrin pertahanan militer merupakan doktrin
induk yang penyusunannya berada dalam lingkup fungsi dan
kewenangan Mabes TNI, serta menjadi pedoman dalam menyusun
doktrin pelaksanaan di tingkat Mabes Angkatan.

Pedoman penyelenggaraan pertahanan nirmiliter berkedudukan di


bawah doktrin dasar, merupakan pedoman pelaksanaan pertahanan
nirmiliter sesuai tugas dan fungsi kementerian dan lembaga yang dalam
penyusunannya berada pada lingkup tugas, fungsi serta kewenangan
masing-masing kementerian/lembaga.

RAHASIA
RAHASIA
6

SLIDE 10
9. Landasan Doktrin Hanneg

Doktrin Pertahanan Negara mengacu landasan Fundamental bagi


bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, UU RI Nomor 3 Tahun
2002 tentang Pertahanan Negara, Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia,
Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional dan Kebijakan Umum
Pertahanan Negara 2015-2019 yang disusun sebagai berikut :

a. Landasan Idiil.
Pancasila adalah Ideologi dan Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Sebagai ideologi negara, Pancasila merupakan
falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang mengandung
nilai-nilai moral, etika dan cita-cita luhur serta tujuan dan kepentingan
nasional yang hendak dicapai bangsa Indonesia. Pengejawantahan
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dituangkan dalam
butir-butir Pancasila yang mengandung nilai-nilai Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan dan Kesatuan, Permusyawaratan dan Keadilan
Sosial. Sebagai dasar negara, Pancasila juga merupakan sumber dari
segala sumber hukum nasional NKRI

b. Landasan Historis.

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut,


mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan telah merefleksikan nilai
heroik, patriotik, dan nasionalis yang tinggi. Nilai tersebut terwujud
dalam rasa persaudaraan, senasib sepenanggungan, gotong-royong,
musyawarah untuk mufakat, keuletan, ketangguhan, percaya kepada
kekuatan sendiri, tidak kenal menyerah, serta rela berkorban.

c. Landasan Yuridis.

Kebijakan membangun sistem pertahanan negara telah diamanatkan


secara berjenjang dalam sistem peraturan perundang-undangan.

1) UUD NRI Tahun 1945 Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 30 ayat 2.
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara, tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, dilaksanakan
melalui Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta oleh
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik

RAHASIA
RAHASIA
7

Indonesia sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan


pendukung.

2) UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Hanneg Pasal 1 ayat 2.


Sistem pertahanan negara adalah sistem pertahanan yang bersifat
semesta melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber
daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh
pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan
berkelanjutan untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.

3) UU Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI Pasal 3. Dalam


pengerahan dan penggunaan kekuatan militer, TNI berkedudukan di
bawah Presiden. Sedangkan dalam kebijakan dan strategi
pertahanan serta dukungan administrasi, TNI di bawah koordinasi
Kementerian Pertahanan.

4) UU Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara.

a) Pasal 4 tentang wilayah negara terdiri atas wilayah darat,


wilayah perairan, dasar laut, dan tanah di bawahnya serta
ruang udara di atasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan
yang terkandung di dalamnya.

b) Pasal 5 tentang batas wilayah negara di darat, perairan,


dasar laut dan tanah di bawahnya serta ruang udara di
atasnya ditetapkan atas dasar perjanjian bilateral dan/atau
trilateral mengenai batas darat, batas laut, dan batas udara
serta berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hukum
internasional.

5) UU Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Pasal


4 tentang penyelenggaraan Industri Pertahanan berfungsi antara lain
untuk memandirikan pengembangan teknologi Industri Pertahanan
yang bermanfaat bagi pertahanan, keamanan, dan kepentingan
masyarakat serta memandirikan sistem pertahanan dan keamanan
negara.

6) UU Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya


Nasional untuk Pertahanan Negara. Pasal 3 tentang pengelolaan
sumber daya nasional untuk pertahanan negara bertujuan untuk
mentransformasikan sumber daya manusia, sumber daya alam, dan
sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional menjadi

RAHASIA
RAHASIA
8

kekuatan pertahanan negara yang siap digunakan untuk


kepentingan pertahanan negara.

d. Landasan Konsepsional.

1) Geopolitik Indonesia merupakan Wawasan Nusantara, yang


merefleksikan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan
nasional, menjamin kepentingan nasional dan ikut serta dalam
melaksanakan ketertiban dunia.

2) Geostrategi Indonesia diwujudkan dalam Ketahanan Nasional


Ssebagai suatu kondisi dinamis bangsa yang memiliki keuletan dan
ketangguhan serta mampu mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi serta mengatasi segala bentuk ancaman, yang
datang dari dalam dan/atau luar negeri, baik secara langsung
maupun tidak langsung, yang berpotensi membahayakan integritas,
identitas, serta kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

SLIDE 11
BAB III : PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, perjuangan


bangsa Indonesia tidak lepas dari beberapa nilai penting, antara lain:
hakikat perjuangan bangsa, jati diri bangsa, cita-cita bangsa Indonesia,
tujuan nasional, kepentingan nasional dan bela negara

1. Hakekat Perjuangan Bangsa. Perjuangan bangsa pada


hakekatnya adalah upaya mempertahankan dan mengisi kemerdekaan
NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945. Bangsa Indonesia
dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan melalui
pendayagunaan seluruh sumber daya nasional secara terpadu.

2. Jati Diri Bangsa. Jati diri bangsa adalah pandangan hidup yang
berkembang didalam masyarakat yang menjadi kesepakatan bersama,
berisi konsep, prinsip, dan nilai dasar yang diangkat menjadi dasar
negara sebagai landasan statis, ideologi nasional, dan sebagai landasan
dinamis bangsa dalam menghadapi segala permasalahan.

RAHASIA
RAHASIA
9

3. Cita-cita Bangsa Indonesia. Cita-cita bangsa Indonesia


sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD NRI 1945 adalah
menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Bangsa yang merdeka adalah bangsa yang telah terbebas dari pengaruh
bangsa asing atau sudah terlepas dari suatu perkara yang merugikan.

4. Tujuan Nasional. Tujuan nasional, sebagaimana tercantum pada


Pembukaan UUD NRI 1945, mengandung pengertian yaitu melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
memberi perlindungan fisik bangsa dan wilayah Indonesia dari berbagai
ancaman; memajukan kesejahteraan umum dengan mewujudkan
kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera,
melalui penggunaan sumber daya ekonomi nasional dan anggaran
negara untuk memenuhi hak dasar warga negara; mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan mewujudkan bangsa yang berdaya saing dan
peningkatan martabat bangsa, dengan memberikan ruang yang cukup
bagi setiap potensi anak negeri untuk mengembangkan sumberdaya
manusia secara optimal; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial yang
merupakan suatu bentuk perlindungan bagi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.

5. Kepentingan Nasional. Kepentingan nasional adalah tetap tegaknya


NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta terjaminnya kelancaran
dan keamanan pembangunan nasional yang berkelanjutan guna
mewujudkan tujuan pembangunan dan tujuan nasional.

6. Nilai–Nilai Bela Negara. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan
pertahanan negara. Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

SLIDE 12
BAB IV : Hakikat Ancaman.

Pada hakikatnya ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan baik


dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap

RAHASIA
RAHASIA
10

bangsa. Ancaman saat ini dan ke depan dapat digolongkan menjadi tiga
jenis yaitu ancaman militer, ancaman nonmiliter dan ancaman hibrida.

Sumber ancaman dapat berasal dari dalam maupun luar negeri,


serta dilakukan oleh aktor negara maupun nonnegara, bersifat nasional,
regional, dan global dengan tujuan untuk menguasai sumber energi,
pangan, dan air.

SLIDE 13
Penggolongan Ancaman.

Ancaman dapat digolongkan ke dalam jenis, sumber dan aktor.


Berdasarkan jenisnya, ancaman pertahanan negara digolongkan dalam
ancaman militer, ancaman nonmiliter dan ancaman hibrida. Jika dilihat
dari sumbernya, ancaman yang dihadapi Indonesia dapat berasal dari
luar negeri maupun dalam negari. Sedangkan berdasarkan aktor,
ancaman dapat dilakukan oleh aktor negara maupun aktor yang bukan
negara. Ancaman tersebut secara sistematis dapat mengancam
kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap
bangsa.

Ancaman Militer.

Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan


bersenjata yang terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer antara lain dapat berupa
ancaman militer dalam bentuk agresi dan ancaman militer dalam
berbentuk bukan agresi..

1. Ancaman Militer Agresi.

Agresi merupakan penggunaan kekuatan bersenjata oleh


negara lain untuk melakukan aksi pendudukan sehingga
mengancam terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI,
dan keselamatan segenap bangsa. Agresi yang dilakukan oleh
negara lain merupakan jenis ancaman yang ditempatkan paling

RAHASIA
RAHASIA
11

utama dalam penggolongan ancaman. Penempatan ancaman agresi


pada tingkat paling tinggi berdasarkan pada pertimbangan
kemungkinan risiko yang ditimbulkannya.

Ancaman militer agresi antara lain: invasi, bombardemen,


blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara,
serangan unsur angkatan bersenjata negara lain, unsur kekuatan
bersenjata negara lain yang berada di dalam wilayah NKRI
berdasarkan perjanjian yang tindakan dan keberadaannya
bertentangan dengan ketentuan/perjanjian, tindakan suatu negara
yang mengijinkan penggunaan wilayahnya oleh negara lain sebagai
daerah persiapan untuk melakukan agresi terhadap NKRI, dan
pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran oleh negara
lain untuk melakukan tindakan kekerasandi wilayah NKRI.

2 Ancaman Militer Bukan Agresi.

Ancaman militer bukan agresi merupakan ancaman yang dapat


menggunakan kekuatan senjata ataupun tidak bersenjata, berasal
dari luar negeri maupun dari dalam negeri serta dilakukan oleh aktor
negara maupun aktor non negara yang membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. Pertahanan
negara dalam menghadapi ancaman militer bukan agresi
disesuaikan dengan skala ancaman yang dihadapi, dimana pelibatan
TNI melalui pengerahan kekuatan berdasarkan kebijakan dan
keputusan politik negara.

Ancaman militer bukan agresi antara lain: pelanggaran wilayah,


spionase, sabotase, terorisme, pemberontakan bersenjata, dan
konflik komunal/perang saudara

SLIDE 14
ANCAMAN NON MILITER

Ancaman nonmiliter adalah usaha atau kegiatan yang dinilai


mempunyai kemampuan membahayakan atau berimplikasi
mengancancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan
RAHASIA
RAHASIA
12

keselamatan segenap bangsa, berasal dari luar negeri dan dalam negeri
yang dilakukan oleh aktor negara maupun non negara.

Ancaman nonmiliter digolongkan ke dalam ancaman yang


berdimensi antara lain: ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
keselamatan umum, teknologi dan legislasi. Ancaman nonmiliter
merupakan jenis ancaman yang berpotensi digunakan negara lain untuk
mengancam atau menguasasi negara sasaran sebagai bagian dari
mewujudkan kepentingan nasionalnya.

SLIDE 15
DIMENSI ANCAMAN NON MILITER

1) Ancaman Berdimensi Ideologi. Ancaman berdimensi Ideologi


adalah setiap usaha dan kegiatan baik dari luar negeri maupun dalam
negeri yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan keyakinan atau
faham-faham ideologi lain. Ancaman dari luar negeri disebabkan oleh
adanya dampak globalisasi yang merubah cara pandang masyarakat
terhadap pandangan tentang paham ideologi yang ada, sehingga
memudahkan penetrasi paham-paham ideologi dari luar negeri yang
masuk ke Indonesia seperti: komunisme, liberalisme, sosialisme,
kapitalisme, dan radikalisme.

2) Ancaman berdimensi Politik. Ancaman berdimensi politik adalah


setiap usaha dan kegiatan baik dari luar negeri maupun dalam negeri
yang dinilai mengganggu penyelenggaraan pemerintahan dan negara
sehingga mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa. Ancaman di bidang politik dari luar negeri
dilakukan oleh negara asing dengan melakukan tekanan politik dalam
bentuk, antara lain: intervensi politik, intimidasi, provokasi, bahkan
ancaman pemutusan hubungan diplomatik untuk mempengaruhi dan
menekan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ancaman berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri antara


lain: penggunaan kekuatan seperti pengerahan massa yang bertujuan
untuk menumbangkan pemerintahan yang berkuasa, menggalang
kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah, menciptakan
hubungan yang tidak harmonis antara pemerintah pusat dan daerah,
serta ancaman disintegrasi bangsa yang dilakukan kelompok separatis
dengan pola perjuangan politik untuk memperkuat perjuangan
bersenjata. Pola perjuangan politik kelompok separatis bertujuan untuk

RAHASIA
RAHASIA
13

menarik simpati masyarakat internasional dengan tujuan memisahkan


diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3) Ancaman Berdimensi Ekonomi. Ancaman berdimensi ekonomi


adalah setiap usaha dan kegiatan baik dari luar negeri maupun dalam
negeri yang dinilai mengganggu perekonomian suatu negara sehingga
mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
segenap bangsa.

Ancaman dari luar negeri antara lain: dampak negatif globalisasi


ekonomi seperti: adanya perang dagang negara maju, rendahnya daya
saing produk lokal di era perdagangan bebas, dan upaya pihak asing
untuk menguasai perekonomian Indonesia dengan memanfaatkan
kemudahan berinvestasi; adanya persaingan bebas yang memunculkan
monopoli pasar, dimana yang kalah akan menjadi penonton dan
tertindas; serta ancaman krisis pangan dunia yang disebabkan krisis
multidimensional, pandemi, dan faktor lainnya, yang secara tidak
langsung berdampak pada stabilitas pangan di Indonesia.

Ancaman dari dalam negeri antara lain: sektor-sektor ekonomi rakyat


bersubsidi semakin berkurang maka akan berpengaruh kepada angka
pengangguran dan kemiskinan, koperasi semakin sulit berkembang, dan
penyerapan tenaga kerja dengan pola kerja padat karya semakin
ditinggalkan, serta akibat faktor internal dan eksternal prospek
pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang masih belum stabil
sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek.

4) Ancaman Berdimensi Sosial Budaya.

Ancaman berdimensi sosial budaya adalah setiap usaha dan kegiatan


baik dari luar negeri maupun dalam negeri yang dinilai mengganggu
kehidupan sosial budaya masyarakat sehingga mengancam kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.

Ancaman berdimensi sosial budaya meliputi isu-isu kemiskinan,


kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan yang menjadi dasar
timbulnya konflik vertikal antara pemerintah pusat dan daerah, serta
konflik horizontal yaitu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA),
bahkan muncul kecenderungan menguatnya ego kedaerahan dan
primordialisme sempit (ethno-nationalism).

5) Ancaman Berdimensi Keselamatan Umum.

RAHASIA
RAHASIA
14

Ancaman berdimensi keselamatan umum adalah ancaman yang


disebabkan oleh bencana alam maupun bencana sosial yang tidak dapat
diprediksi dan dapat mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
dan keselamatan segenap bangsa.

Ancaman yang disebabkan bencana alam antara lain: tsunami, gempa


bumi, banjir, puting beliung, kekeringan, tanah longsor, erupsi gunung
berapi dan kebakaran hutan. Sedangkan ancaman yang disebabkan
bencana sosial antara lain: kerusuhan, konflik horizontal, pencemaran
lingkungan hidup, pandemi penyakit terutama yang disebabkan oleh
bakteri dan virus (Human Immunodeficiency Viruses/HIV, Methicillin-
resistant Staphylococcus Aureus/MRSA, Severe Acute Respiratory
Syndrome/SARS, Coronavirus Disease 2019/COVID-19, dsb), serta
kegagalan infrastruktur penunjang kegiatan masyarakat.

6) Ancaman Berdimensi Teknologi.

Ancaman berdimensi teknologi adalah setiap usaha dan kegiatan baik


dari luar negeri maupun dalam negeri yang memanfaatkan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengancam kedaulatan negara,
keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa.
Kemajuan teknologi saat ini telah memasuki Revolusi Industri 4.0 yang
memanfaatkan siber dan satelit, bahkan telah masuk kepada Society 5.0
yang menggabungkan antara ruang maya (virtual) dan ruang fisik
dengan tingkat tinggi. Dampak kemajuan teknologi di bidang informasi
dan komunikasi masih berorientasi pada bisnis sehingga mengabaikan
aspek moral. Kemajuan teknologi sering digunakan untuk melakukan
tindakan kriminal dalam bentuk kejahatan perbankan, penyadapan,
pembajakan hak cipta dan penjualan data pribadi.
Teknologi siber juga dimanfaatkan oleh kelompok teroris untuk
melakukan doktrinasi, perekrutan, pelatihan, penggalangan dana, dan
serangan terror siber (cyber terrorism). Selain itu teknologi siber juga
berpotensi memunculkan perang siber (cyber warfare) yaitu serangan
elektronik melalui jaringan komputer terhadap infrastruktur strategis
yang berpotensi besar mengganggu aktivitas sosial dan ekonomi
bangsa. Ancaman berdimensi teknologi juga meliputi ancaman yang
disebabkan oleh penggunaan Chemical, Biological, Radiological,
Nuclear, and Explosives (CBRN-E), termasuk bioteknologi yang
mengandalkan rekayasa genetika atau DNA yang dilakukan pada hewan,
tumbuhan, bahkan pada manusia.

7) Ancaman Berdimensi Legislasi.

RAHASIA
RAHASIA
15

Ancaman berdimensi legislasi adalah setiap usaha dan kegiatan baik


dari luar negeri maupun dalam negeri yang berpotensi merusak tatanan
hukum dan pemerintahan negara, serta mengganggu proses
pembentukan atau pemaknaan substansi suatu undang-undang yang
dapat mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa. Jenis ancaman dalam dimensi legislasi
antara lain adanya intervensi asing dalam proses penyusunan
perundang-undangan di Indonesia, duplikasi hukum nasional, dan
lemahnya produk perjanjian internasional bagi kepentingan nasional,
serta pelemahan terhadap produk-produk hukum kebijakan strategis
negara baik di bidang politik, ekonomi dan pertahanan.

SLIDE 16
ANCAMAN HIBRIDA

Ancaman hibrida adalah ancaman yang bersifat campuran dan


merupakan paduan antara ancaman militer dan nonmiliter.
Ancaman hibrida antara lain mengkombinasikan antara ancaman
konvensional, asimetrik, teroris dan perang siber serta kriminal yang
beragam dan dinamis. Selain berbagai kombinasi ancaman tersebut,
ancaman hibrida dapat juga berupa keterpaduan serangan antara
penggunaan senjata kimia, biologi, radiologi, nuklir dan bahan peledak
(chemical, biological, radiological, nuclear, and explosives /CBRN-E) dan
perang informasi.

SLIDE 17
BAB- V: ESENSI PERTAHANAN NEGARA

- HAKIKAT PERTAHANAN NEGARA


- TUJUAN PERTAHANAN NEGARA
- FUNGSI PERTAHANAN NEGARA
- PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA
- SPEKTRUM KONFLIK DAN PELIBATAN UNSUR PERTAHANAN
- PENGELOLAAN SUMBER DAYA NASIONAL UNTUK PERTAHANAN
NEGARA
- PANDANGAN TENTANG PERA HAKIKAT PERTAHANAN NEGARA
- TUJUAN PERTAHANAN NEGARA
- FUNGSI PERTAHANAN NEGARA
- PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA
- SPEKTRUM KONFLIK DAN PELIBATAN UNSUR PERTAHANAN
- PENGELOLAAN SUMBER DAYA NASIONAL UNTUK PERTAHANAN
NEGARA

RAHASIA
RAHASIA
16

- PANDANGAN TENTANG PERANG DAN DAMAI


- SISTEM PERTAHANAN DEFENSIF AKTIF
- PERTAHANAN PULAU-PULAU BESAR
- PENGAMANAN PERBATASAN DAN PULAU-PULAU KECIL
TERLUAR/TERDEPAN
- PENYELENGGARAAN PERDAMAIAN
- PENYELENGGARAAN PEPERANGAN
SLIDE 18

1. Hakikat Pertahanan Negara.

Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan


bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran
atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan
sendiri. Pertahanan negara yang bersifat semesta yaitu
mengikutsertakan seluruh warga negara, memanfaatkan seluruh sumber
daya nasional, dan seluruh wilayah negara dalam usaha pertahanan
negara.

Keterlibatan seluruh warga negara, sumber daya nasional dan seluruh


wilayah negara dalam pertahanan negara merupakan dasar dalam
penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
(Sishankamrata).

SLIDE 19
2. Tujuan Pertahanan Negara.

Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi


kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, serta keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk
ancaman. Dengan demikian semua usaha penyelenggaraan pertahanan
negara harus mengacu pada tujuan pertahanan negara, sehingga
pertahanan negara berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahankan
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu
kesatuan pertahanan.

Wilayah NKRI sebagai satu kesatuan pertahan mengandung arti


bahwa ancaman terhadap sebagian wilayah merupakan ancaman
terhadap seluruh wilayah dan menjadi tanggung jawab segenap bangsa.
Oleh karena itu bangsa Indonesia berhak dan wajib membela serta
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.

SLIDE 20
RAHASIA
RAHASIA
17

3. Fungsi Pertahanan Negara.

Pertahanan negara berfungsi untuk mewujudkan dan


mempertahankan kedaulatan serta keutuhan seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan pertahanan.

Fungsi pertahanan negara dilaksanakan oleh pertahanan militer


dan pertahanan nirmiliter. Fungsi pertahanan militer dilaksanakan oleh
TNI sebagai alat pertahanan negara sekaligus komponen utama yang
didukung komponen cadangan dan komponen pendukung untuk
melakukan fungsi penangkalan dan penindakan terhadap setiap bentuk
ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri
terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa, serta
melaksanakan fungsi pemulihan terhadap kondisi keamanan negara
yang terganggu akibat kekacauan keamanan.

Fungsi pertahanan nirmiliter dilaksanakan oleh


kementerian/lembaga sebagai unsur utama yang didukung unsur lain
kekuatan bangsa melakukan fungsi keamanan dan keselamatan umum
yang mencakup penanganan bencana alam dan operasi kemanusiaan
lainnya, sosial budaya, ekonomi, psikologi pertahanan, yang pada
intinya berkaitan dengan pemikiran kesadaran bela negara,
pemberdayaan faktor-faktor ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
pengembangan teknologi melalui profesi, pengetahuan dan keahlian,
serta kecerdasan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang
berkeadilan.

SLIDE 21

4. Pengintegrasian Komponen Pertahanan Negara.

Pengintegrasian komponen pertahanan negara adalah perwujudan


integrasi dan sinergitas dari komponen utama, komponen cadangan dan
komponen pendukung sebagai unsur yang ada dalam pertahanan militer,
serta unsur utama dan unsur-unsur lainnya yang ada dalam pertahanan
nirmiliter, melalui mekanisme kontekstual ancaman yang dihadapi dalam
rangka penyelenggaraan dan pengelolaan pertahanan militer dan
pertahanan nirmiliter. Integrasi komponen pertahanan negara dapat
dilakukan dengan tahapan koordinasi, kerja sama, kolaborasi dan
interoperabiliti dalam sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
yang memadukan pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter.
.
SLIDE 22

RAHASIA
RAHASIA
18

5. Spektrum Konflik dan Pelibatan Unsur Pertahanan.

Spektrum Konflik adalah proses sejak awal terjadinya gangguan


hubungan antar negara yang berkembang dalam spektrum paling rendah
hingga terjadinya konflik atau perang terbuka.   Sedangkan dalam
perspektif pertahanan negara, pelibatan unsur pertahanan di
kelompokkan dalam dua pendekatan yakni unsur pertahanan militer dan
pertahanan nirmiliter.

Spektrum konflik dan pelibatan unsur pertahanan disusun


berdasarkan kondisi spektrum ancaman. Ketika kondisi spektrum
ancaman masih berupa konflik intensitas rendah pelibatan unsur
pertahanan diperankan oleh unsur pertahanan nirmiliter dibantu oleh
unsur pertahanan militer. Sedangkan ketika kondisi spektrum ancaman
semakin meningkat dengan menggunakan kekuatan bersenjata serta
mengancam kedaulatan, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa,
seperti pemberontakan bersenjata, serta kerusuhan dalam skala besar,
maka pelibatan unsur pertahanan diperankan oleh unsur pertahanan
militer dibantu unsur pertahanan nirmiliter.

Spektrum konflik dan pelibatan unsur pertahanan diselenggarakan


berdasarkan kondisi keamanan negara sesuai dengan penetapan
pemberlakuan keadaan oleh pemerintah, mulai dari penetapan tertib
sipil, darurat sipil, darurat militer, sampai dengan keadaan perang.
Dalam keadaan tertib sipil, pelibatan unsur pertahanan oleh unsur
pertahanan nirmiliter. Dalam keadaan darurat sipil, pelibatan unsur
pertahanan oleh unsur pertahanan nirmiliter dibantu unsur pertahanan
militer. Dalam keadaan darurat militer sampai dengan keadaan perang,
pelibatan unsur pertahanan oleh pertahanan militer dibantu unsur
pertahanan nirmiliter.

SLIDE 23

6. Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara.

Pengelolaan sumber daya nasional untuk pertahanan negara


bertujuan untuk mentransformasikan sumber daya nasional meliputi
sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan,
serta sarana dan prasarana nasional menjadi kekuatan pertahanan
negara yaitu sebagai sumber daya pertahanan, meliputi pertahanan
militer dan pertahanan nirmiliter yang siap digunakan untuk kepentingan
pertahanan negara.

RAHASIA
RAHASIA
19

Sumber Daya Pertahanan militer adalah pertahanan yang bertumpu


pada TNI sebagai komponen utama pertahanan negara, yang didukung
oleh komponen cadangan dan komponen pendukung melalui mobilisasi
yang dipersiapkan dan dikembangkan sejak dini untuk menghadapi
ancaman militer. Sedangkan Sumber Daya Pertahanan nirmiliter adalah
pertahanan yang bertumpu pada kementerian dan lembaga sebagai
unsur utama pertahanan nirmiliter sesuai dengan ancaman nonmiliter
yang dihadapi, dibantu oleh unsur-unsur lain kekuatan bangsa, yaitu
peran serta segenap rakyat dan pemanfaatan segenap sumber daya
nasional lainnya.

Pengelolaan sumber daya nasional untuk pertahanan negara


dipersiapkan secara dini untuk menghadapi segala ancaman dan
dilaksanakan melalui usaha: bela negara, penataan komponen
pendukung, pembentukan komponen cadangan, penguatan komponen
utama, serta mobilisasi dan demobilisasi.

Pengelolaan komponen pendukung dilakukan melalui penataan dan


pembinaan yang diselenggarakan dalam sistem tata kelola pertahanan
negara yang demokratis, menjunjung prinsip keadilan, menghormati hak
asasi manusia, dan memperhatikan lingkungan hidup sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pengelolaan komponen cadangan dilakukan melalui pembentukan


dan penetapan, pembinaan, penggunaan dan pengembalian yang
diselenggarakan dalam sistem tata kelola pertahanan negara yang
demokratis, menjunjung prinsip keadilan, memperhatikan lingkungan
hidup, dan menghormati hak asasi manusia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

SLIDE 24
7. Pandangan Tentang Perang dan Damai.

Pada prinsipnya pandangan bangsa Indonesia tentang perang dan


damai yaitu bangsa Indonesia cinta perdamaian, tetapi lebih cinta
kepada kemerdekaan dan kedaulatan. Sehingga penyelesaiaan
pertikaian atau pertentangan yang timbul antara bangsa Indonesia
dengan bangsa lain akan selalu diusahakan penyelesaiannya melalui
cara-cara damai. Sebab bagi bangsa Indonesia, perang adalah jalan
terakhir dan hanya dilakukan apabila semua usaha dan penyelesaian
secara damai tidak berhasil.

Untuk memelihara kondisi yang damai, Indonesia membangun


kemitraan global serta meningkatkan kerja sama internasional dengan

RAHASIA
RAHASIA
20

menentang segala bentuk penjajahan dan menganut politik bebas aktif,


tidak terikat atau ikut serta dalam suatu pakta pertahanan dengan negara
lain.

Namun perang adalah ancaman potensial yang bisa terjadi kapan


saja, sehingga negara tetap harus membangun kekuatan militer serta
memelihara kesiapsiagaan sebagai efek penangkalan. Hal ini seperti
yang digambarkan seorang filsuf Romawi Publius Flavius Vegetius
Renatus tentang, “Si Vis Pacem Para Bellum”, yang artinya, “Jika anda
menginginkan perdamaian, maka bersiaplah untuk perang”, pernyataan
ini membawa arti bahwa jika Indonesia ingin memelihara kondisi damai,
maka negara harus tetap membangun kemampuan pertahanan yang kuat
dan berdaya tangkal tinggi.

SLIDE 25

8. Sistem Pertahanan Defensif Aktif.

Sistem pertahanan defensif aktif adalah sistem pertahanan yang


bersifat tidak agresif dan tidak ekspansif sejauh kepentingan nasional
tidak terancam. Pertahanan defensif aktif diwujudkan dengan
mengedepankan diplomasi sebagai lini pertahanan negara, sebab sesuai
dengan pandangan tentang perang dan damai bahwa perang harus
dapat dicegah dengan usaha-usaha diplomasi.

Sistem pertahanan defensif aktif disusun mengedepankan


diplomasi berintikan peran pertahanan nirmiliter yang dilakukan melalui
pendekatan politik, ekonomi dan sosial budaya dengan diperkuat peran
pertahanan militer melalui diplomasi pertahanan.

Sistem pertahanan defensif aktif diselenggarakan dengan


membangun kemitraan global dan regional khususnya di kawasan Asia
Pasifik dan Asia Tenggara melalui kegiatan bilateral dan multilateral,
gelar kekuatan dengan proyeksi jauh di luar yurisdiksi NKRI, dan
kontribusi Indonesia pada pengiriman pasukan pemeliharaan
perdamaian di bawah bendera PBB.

SLIDE 26
9. Pertahanan Pulau-Pulau Besar.

Pertahanan Pulau-Pulau Besar adalah konsep pertahanan Negara


Indonesia yang menggunakan pulau-pulau besar (Jawa, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi dan Papua) berdasarkan letak geografi, sumber

RAHASIA
RAHASIA
21

daya manusia, sumber daya alam dan buatan, dan sarana prasarana
yang mampu menyelenggarakan pertahanan secara mandiri.

Pertahanan pulau-pulau besar disusun dalam satu kompartemen


strategis atau lebih yang memenuhi syarat bagi tersedianya daerah atau
kawasan yang cukup sebagai mandala operasi meliputi daerah
pertempuran, daerah komunikasi dan daerah belakang, serta adanya
kemampuan komando dan pengendalian yang efektif bagi seluruh
kompartemen.

Pertahanan pulau-pulau besar diselenggarakan dengan


menyiapkan daerah pertempuran, daerah komunikasi, daerah belakang,
melalui pembinaan geografi, demografi, dan kondisi sosial bagi
kepentingan kesejahteraan, pertahanan dan keamanan, melakukan
desentralisasi depo logistik pertahanan serta mengamankan dan
menguasai selat strategis (choke points).

SLIDE 27
10. Pengamanan Perbatasan dan Pulau-Pulau Kecel Terluar/Terdepan.

Pengamanan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar/terdepan


(PPKT) adalah segala usaha, pekerjaan, dan tindakan yang dilakukan
secara terus menerus untuk mengamankan, menjaga dari segala
ancaman dan gangguan yang dapat mengganggu ataupun
membahayakan wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil
terluar/terdepan.

Pengamanan wilayah perbatasan meliputi pengamanan wilayah


perbatasan darat, pengamanan wilayah perbatasan laut, pengamanan
wilayah perbatasan udara, dan pengamanan wilayah pulau-pulau kecil
terluar/terdepan (PPKT).

Pengamanan wilayah perbatasan dan PPKT disusun untuk


menjamin keutuhan wilayah negara, kedaulatan Negara, dan ketertiban
di kawasan perbatasan demi kepentingan kesejahteraan segenap
bangsa, menegakkan kedaulatan dan hak-hak berdaulat, serta mengatur
pengelolaan dan pemanfaatan wilayah Negara dan kawasan perbatasan,
termasuk pengawasan batas-batasnya.

Pengamanan wilayah perbatasan diselenggarakan melalui


pengamanan dan pemberdayaan wilayah perbatasan darat, laut, dan
RAHASIA
RAHASIA
22

udara sedangkan pengamanan dan pemberdayaan wilayah PPKT


diselenggarakan melalui penggelaran kekuatan TNI.

Arah kebijakan pembangunan dalam rangka pengamanan wilayah


perbatasan dan PPKT, diantaranya adalah mengoptimalkan
pengintegrasian peran dan fungsi kementerian/lembaga, dan pemerintah
daerah terutama memperkuat kehadiran TNI di wilayah perbatasan dan
pulau-pulau kecil terluar, serta peningkatan gelar kekuatan TNI di pulau-
pulau kecil terluar/terdepan yang bersifat strategis untuk mewujudkan
tetap tegaknya kedaulatan negara dan menjaga keutuhan wiayah negara
dari segala bentuk ancaman.

SLIDE 28 - 29
11. Penyelenggaraan Peperangan.

Penyelenggaraan peperangan pada hakikatnya adalah penataan


sistem pertahanan yang mencakup penyiapan kekuatan pertahanan,
penyiapan wilayah negara sebagai mandala pertahanan, penyiapan
logistik pertahanan, pelaksanaan perang, dan pemulihan terhadap
dampak kerusakan akibat peperangan.

Penyiapan kekuatan pertahanan dalam penyelenggaraan


peperangan adalah dengan pembangunan postur pertahanan militer dan
pertahanan nirmiliter untuk menghadapi perang di masa kini dan di masa
depan. Selain membangun Alutsista militer sesuai dengan kekuatan
pokok, juga mempersiapkan kemampuan dalam menghadapi
peperangan di masa depan yang akan didominasi oleh perang modern
antara lain perang asimetris dan perang tak terbatas dengan
mengandalkan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi, unsur
militer, serta aspek nirmiliter. Karakteristik perang modern antara lain:
terjadinya ancaman secara sistematis, bersamaan dan simultan; perang
keunggulan teknologi persenjataan (network centric warfare); perang
berbasis kecerdasan buatan seperti teknologi robot telah melahirkan
perang dengan menggunakan wahana tak berawak, dan perang siber.
Selain itu perang modern juga menggunakan senjata pemusnah massal
atau weapon of mass destruction (WMD) dengan memanfaatkan senjata
kimia, biologi, radiasi, nuklir, dan bahan peledak atau yang biasa disebut
dengan chemical, biological, radiological, nuclear, and Explosives
(CBRN-E) untuk memperbesar kerugian di pihak musuh.

SLIDE 30
BAB VI : PENNYELENGGARAAN HANNEG

RAHASIA
RAHASIA
23

1. SISTEM PERTAHANAN NEGARA


2. PEMBANGUNAN & PEMBINAAN KEMAMPUAN HANNEG
3. PEMBANGUNAN & KEMAMPUAN DAYA TANGKAL NEGARA &
BANGSA
4. PENANGGULANGAN SETIAP ANCAMAN

SLIDE 31
1. Sistem Pertahanan Negara.

Sistem pertahanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan


dan keamanan rakyat semesta yang melibatkan seluruh warga negara,
wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara
dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah,
dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.

Dalam menghadapi ancaman militer menempatkan TNI sebagai


komponen utama dengan didukung oleh komponen cadangan dan
komponen pendukung, sedangkan dalam menghadapi ancaman
nonmiliter menempatkan kementerian/lembaga pemerintah di luar
bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat
ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur-unsur lain dari
kekuatan bangsa.

SLIDE 32
2. Pembangunan dan Pembinaan Kemampuan Pertahanan Negara.

Pembangunan kemampuan pertahanan Negara ditujukan untuk


membangun karakter bangsa, membangun postur pertahanan militer dan
nirmiliter, membangun kelembagaan yang diarahkan pada penataan
sistem pertahanan militer dan nirmiliter, membangun wilayah
pertahanan, membangun teknologi pertahanan, membangun industri
pertahanan, dan membangun kerja sama internasional.

Pembinaan kemampuan Pertahanan negara ditujukan untuk


memelihara, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
pertahanan negara yang terdiri atas pertahanan militer dan pertahanan
nirmiliter, serta pembinaan kemampuan terhadap kerja sama
internasional dan industri pertahanan.

SLIDE 33
RAHASIA
RAHASIA
24

3. Penanggulangan Setiap Ancaman.

Penanggulangan ancaman adalah langkah-langkah yang secara


fisik dilakukan untuk mengatasi setiap usaha dan kegiatan, baik dari
dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Dalam menanggulangi setiap ancaman militer, nonmiliter maupun
hibrida, dilaksanakan secara terpadu, terkoordinasi, serta terintegrasi
oleh pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter sesuai dengan ciri
kesemestaan dalam sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
yang melibatkan seluruh komponen bangsa.

Dalam menanggulangi ancaman militer dilakukan dengan


menempatkan TNI sebagai komponen utama dengan didukung
komponen cadangan dan komponen pendukung. Dalam menanggulangi
ancaman nonmiliter menempatkan kementerian/lembaga pemerintah di
luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan
sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung unsur-unsur lain dari
kekuatan bangsa. Sedangkan dalam menanggulangi ancaman hibrida
dilakukan dengan menerapkan pola pertahanan militer yang didukung
pertahanan nirmiliter sesuai dengan kemampuan secara profesional dan
proporsional.

SLIDE 34
BAB - VII: PENGELOLAAN SISTEM HANNEG

1. MELINDUNGI KEPENTINGAN NASIONAL


2. MENDUKUNG KEBIJAKAN NASIONAL DI BID HANNEG
3. WEWENANG PENGELOLAAN SISTEM HANNEG

SLIDE 35

1. Melindungi Kepentingan Nasional.


Melindungi kepentingan nasional merupakan perwujudan dari
perlindungan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945, serta terjaminnya kelancaran
dan keamanan pembangunan nasional yang berkelanjutan guna
mewujudkan tujuan pembangunan dan tujuan nasional. Upaya untuk
melindungi kepentingan nasional yaitu mengamankan keutuhan wilayah
nasional, mengamankan sumber daya ekonomi, dan melindungi
keselamatan warga negara dilaksanakan dengan upaya pertahanan
negara yang dikelola secara sistematis melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta.

RAHASIA
RAHASIA
25

SLIDE 36

2. Mendukung kebijakan nasional di bidang pertahanan


diarahkan pada peningkatan kemampuan pertahanan negara, yang
diwujudkan dalam bentuk kebijakan umum pertahanan negara meliputi
kebijakan umum pertahanan militer dan kebijakan umum pertahanan
nirmiliter. Kebijakan umum pertahanan militer ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan komponen utama, komponen cadangan, dan
komponen pendukung yang diarahkan pada terbangunnya pertahanan
negara yang modern, Tentara Nasional Indonesia profesional,
terlaksananya adopsi dan inovasi teknologi alat utama sistem senjata,
meningkatnya kemandirian industri pertahanan, serta mendorong
penganggaran dan belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan.
Sedangkan kebijakan umum pertahanan nirmiliter diarahkan pada
pendayagunaan sumber daya nasional untuk meningkatkan kemampuan
pertahanan nirmiliter melalui kebijakan pembangunan dan kebijakan
pembinaan kemampuan.

SLIDE 37

3. Wewenang Pengelolaan Sistem Pertahanan Negara.

Wewenang pengelolaan sistem pertahanan negara adalah hak dan


kekuasaan untuk membuat keputusan dalam penyusunan kebijakan
pada tingkat strategis yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan pengendalian pertahanan negara.

Wewenang pengelolaan sistem pertahanan negara dilaksanakan


melalui tataran kewenangan mulai dari tingkat Presiden, Menteri
Pertahanan, Menteri/Kepala Lembaga sampai pada Panglima TNI.

a. Presiden.

Presiden berwenang dan bertanggung jawab dalam


pengelolaan sistem pertahanan negara. Dalam pengelolaan sistem
pertahanan negara, Presiden menetapkan kebijakan umum
pertahanan negara yang menjadi acuan bagi perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengawasan sistem pertahanan negara.

Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan


Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Presiden dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain. Presiden
RAHASIA
RAHASIA
26

menyatakan keadaan bahaya yang syarat-syarat dan akibat


keadaan bahaya ditetapkan dengan undang-undang. Presiden
mengangkat dan memberhentikan Panglima TNI, serta mengangkat
dan memberhentikan Kepala Staf Angkatan.

Presiden berwenang dan bertanggung jawab atas pengerahan


kekuatan TNI untuk menghadapi ancaman bersenjata sesuai
dengan persetujuan DPR. Namun dalam keadaan memaksa untuk
menghadapi ancaman bersenjata, Presiden dapat langsung
mengerahkan kekuatan TNI. Pengerahan langsung kekuatan TNI
oleh Presiden dalam waktu paling lambat 2 X 24 jam harus diajukan
kepada DPR. Presiden menghentikan pengerahan operasi, apabila
DPR tidak menyetujui pengerahan operasi tersebut. Presiden
menyatakan mobilisasi dan demobilisasi dengan persetujuan DPR.
Presiden dibantu oleh Dewan Pertahanan Nasional, Menteri
Pertahanan, Menteri/Kepala Lembaga dan Panglima TNI dalam
penyelenggaraan pertahanan negara.

b. Menteri Pertahanan.

Menteri Pertahanan adalah pembantu Presiden yang


menyelenggarakan fungsi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pertahanan, pengelolaan barang milik negara
yang menjadi tanggung jawabnya, pengawasan atas pelaksanaan
tugas di bidang pertahanan, dan sebagai pelaksana kegiatan teknis
dari pusat sampai ke daerah.

Menteri Pertahanan merumuskan kebijakan umum pertahanan


negara, menetapkan kebijakan tentang penyelenggaraan
pertahanan negara berdasarkan kebijakan umum yang ditetapkan
Presiden, menyusun doktrin pertahanan negara, buku putih
pertahanan serta menetapkan kebijakan kerja sama bilateral,
regional, dan internasional bidang pertahanan. Menteri Pertahanan
menetapkan kebijakan penganggaran, pengadaan, perekrutan,
pengelolaan sumber daya nasional, serta pembinaan teknologi dan
industri pertahanan yang diperlukan oleh TNI dan komponen
pertahanan lainnya.

Menteri Pertahanan bekerja sama dengan menteri dan kepala


lembaga lainnya serta menyusun dan melaksanakan perencanaan
strategis pengelolaan sumber daya nasional, termasuk komponen
cadangan dan komponen pendukung untuk kepentingan
pertahanan.
RAHASIA
RAHASIA
27

Menteri Pertahanan bersama-sama dengan Menteri Dalam


Negeri dan Menteri Luar Negeri dapat melaksanakan tugas
kepresidenan, jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kawajibannya dalam
masa jabatannya secara bersamaan, sambil menunggu MPR
menyelenggarakan sidang untuk memilih Presiden dan Wakil
Presiden baru sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

SLIDE 38

c. Menteri dan Kepala Lembaga.

Berkaitan dengan pengelolaan sistem pertahanan negara,


Menteri dan Kepala Lembaga bertanggung jawab dalam
perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan terkait bidang
pertahanan di kementerian/lembaganya masing-masing seperti
yang diatur didalam kebijakan umum pertahanan negara sesuai
dengan dimensi, dan jenis ancaman yang dihadapi.

Menteri dan Kepala Lembaga mendukung program


pembinaan kesadaran bela negara di kementerian/lembaganya
masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Menteri dan Kepala Lembaga berkoordinasi dan bekerja
sama dengan Menteri Pertahanan dalam mendukung pengelolaan
komponen cadangan dan komponen pendukung. Menteri dan
Kepala Lembaga terkait dengan tugas dan fungsi melakukan
supervisi terhadap pengelolaan sumber daya alam, sumber daya
buatan, serta sarana dan prasarana nasional untuk kepentingan
pertahanan. Menteri dan Kepala Lembaga menyusun pedoman
penyelenggaraan pertahanan nirmiliter masing-masing
kementerian/lembaga.

d. Panglima TNI.

Panglima TNI memiliki tugas dan kewajiban memimpin


Tentara Nasional Indonesia. Panglima TNI melaksanakan kebijakan
pertahanan negara. Panglima TNI menyelenggarakan perencanaan
strategi militer dan melaksanakan operasi militer, pembinaan
profesi dan kekuatan militer, serta memelihara kesiagaan
operasional. Panglima TNI berwenang menggunakan segenap
komponen pertahanan negara dalam penyelenggaraan operasi
militer berdasarkan undang-undang.

RAHASIA
RAHASIA
28

Panglima TNI bertanggung jawab kepada Presiden dalam


penggunaan komponen pertahanan negara dan bekerja sama
dengan Menteri Pertahanan dalam pemenuhan kebutuhan Tentara
Nasional Indonesia. Panglima TNI memberikan pertimbangan
kepada Menteri Pertahanan dalam menyusun dan melaksanakan
perencanaan strategis pengelolaan sumber daya nasional untuk
kepentingan pertahanan negara. Panglima TNI mengembangkan
Doktrin TNI dengan mengacu pada Doktrin Pertahanan Negara.

SLIDE 39
BAB VIII - PENUTUP

1. PEMBERLAKUAN
- Doktrin pertahanan negara RI merupakan landasan
penyelenggaraan pertahanan negara yang harus dipahami
dan dipedomani oleh semua pihak yang terlibat sesuai
dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
- Doktrin pertahanan negara merupakan dasar dalam
2. PETUNJUK AKHIR
mengembangkan strategi pertahanan negara.
- Pembangunan postur pertahanan negara dan penyusunan
- PENGHAYATAN DAN
kebijakan PENGAMALAN
pertahanan ISI DOKTRIN PERTAHANAN NEGARA
negara
DIWUJUDKAN DALAM POLA PIKIR, POLA SIKAP DAN POLA TINDAK PARA
PENYELENGGARA PERTAHANAN NEGARA, SERTA SEGENAP PIHAK YANG
TERKAIT DALAM PENYELENGGARAAN PERTAHANAN NEGARA, GUNA
MENJAMIN TETAP TEGAKNYA NKRI YANG BERDASARKAN PANCASILA DAN
UUD NRI 1945

SLIDE 40
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Wassalamu’alaikum Wr. Wb, Selamat Pagi dan Salam Sejahtera Untuk


Kita Semua, Salom, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Selamat belajar
Selesai.
Bandung, Januari 2021

Dosen Pengampu

I Made Riawan S.Psi


Kolonel Inf NRP 32631

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai