Anda di halaman 1dari 14

MILITER

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 11

1. Keren Agustien M.Umboh ( 07041181924029 )


2. Callista Shafa Ambarwati ( 07041281924078 )
3. Safta Sanday S ( 07041281924232 )

DOSEN PENGAJAR:
Dr. Raniasa Putra, M.Si

FAKULTAS ILMU SOSIAL POLITIK


JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan YME karena berkat

rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul ”Militer”

ini.

 Adapun maksud dan tujuan dari penulisan karya tulis ini, tidaklah lain untuk

mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan tentang materi yang sedang

penulis pelajari dan tentunya untuk memenuhi tugas kelompok berbentuk produk

(menulis) pada mata kuliah Sistem Politik Indonesia semester genap tahun pelajaran

2019/2020 yang diberikan oleh dosen pembimbing.

Tak lupa penulis sampaikan juga ucapan terima kasih yang tulus kepada dosen

pengajar mata kuliah Sistem Politik Indonesia Dr. Raniasa Putra, M.So atas

petunjuknya dalam menyelesaikan tugas ini.

Penulis dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

makalah ini, oleh karena itu Penulis sangat menghargai akan saran dan kritik untuk

membangun makalah ini lebih baik lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat

memberikan manfaat dan wawasan bagi kita semua.

Palembang, 20 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Militer................................................................................2
B. Macam - macam
Militer…..........................................................................................2
C. Fungsi Militer……………..............................................................3
D. Tugas dan Wewenang Militer…………..
……....................................................................4
E. Hak dan Kewajiban Militer……………….....................................6
F. Sejarah dan Dinamika Militer……………………………………..7

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.....................................................................................8

Kritik dan Saran..............................................................................8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang


      Mencermati perkembangan dunia politik di Indonesia, tentu saja tidak akan bisa
lepas dari melihat adanya keikutsertaan dan peran militer di dalamnya. Sejak awal
kelahiran bangsa Indonesia melalui Proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang ini
kita akan melihat secra jelas bagaimana militer telah turut bermain dalam kancah
perpolitikan di Indonesia, bahkan militer pada salah satu era kehidupan bangsa ini
telah begitu kuat berperan dan mewarnai jalannya kehidupan berpolitik, berbangsa
dan bernegara. Sebagai contoh keberadaan Dwi Fungsi ABRI adalah salah satu bukti
nyata dari adanya keikutsertaan militer dalam dunia perpolitikan di Indonesia. Untuk
lebih memperjelas bagaimana kiprah militer dalam kancah perpolitikan di negara kita,
maka perlu untuk melihat perjalanan politik Indonesia dalam tiga era
yaitu pertama adalah Era Orde Lama yang berjalan dalam kurun waktu tahun 1945
hingga tahun 1966 di mana pada kurun waktu inilah TNI membentuk dirinya sendiri,
kemudian menempatkan dirinya didalam pergaulan sipil militer di Tanah Air.
      Dalam makalah ini akan membahas kemiliteran di Indonesia yang berkaitan erat
dengan masalah Politik. Militer adalah angkatan bersenjata dari suatu negara dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan angkatan bersenjata. Padanan kata lainnya
adalah tentara atau angkatan bersenjata. Militer biasanya terdiri atas para prajurit atau
serdadu.

1.2    Rumusan Masalah


           Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa definisi Militer?
2. Apa macam Militer?
3. Apa tugas, wewenang, fungsi, hak dan kewajiban dari Militer?
4. Bagaimana sejarah Militer?
1.3    Tujuan

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi Militer
2. Mengetahui fungsi, wewenang, tugas, hak dan kewajiban Militer
3. Mengetahui macam macam Militer
4. Mengetahui sejarah Militer
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Militer

Secara harfiah militer berasal dari kata Yunani, dalam bahasa Yunani
adalah orang yang bersenjata siap untuk bertempur, orang-orang ini terlatih
dari tantangan untuk menghadapi musuh, sedangkan ciri-ciri militer sendiri
mempunyai organisasi teratur, pakaiannya seragam, disiplinnya tinggi,
mentaati hukum yang berlaku dalam peperangan. Apabila ciri-ciri ini tidak
dimiliki atau dipenuhi, maka itu bukan militer, melainkan itu suatu
gerombolan bersenjata (Faisal Salam, 2006 ; 13).

Militer menurut Amiroeddin Syarif (1996 : I) adalah orang yang dididik,


dilatih dan dipersiapkan untuk bertempur. Karena itu bagi mereka diadakan
norma-norma atau kaidah-kaidah yang khusus, mereka harus tunduk tanpa
reserve pada tata kelakuan yang ditentukan dengan pasti dan pelaksanaannya
diawasi denganm ketat.

2.2 Macam - macam Militer Indonesia

1. KOPASSUS TNI AD

Komando Pasukan Khusus yang disingkat menjadi Kopassus adalah bagian dari


Bala Pertahanan Pusat yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat yang memiliki
kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat,
pengintaian, dan anti teror.Dalam perjalanan sejarahnya, Kopassus berhasil
mengukuhkan keberadaannya sebagai pasukan khusus yang mampu menangani tugas-
tugas yang berat. Beberapa operasi yang dilakukan oleh Kopassus diantaranya adalah
operasi penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi
Dwikora, penumpasan G30S/PKI, Pepera di Irian Barat, Operasi Seroja di Timor
Timur, operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand
(Woyla), Operasi GPK di Aceh, operasi pembebasan sandera di Mapenduma, serta
berbagai operasi militer lainnya. Dikarenakan misi dan tugas operasi yang bersifat
rahasia, mayoritas dari kegiatan tugas daripada satuan KOPASSUS tidak akan pernah
diketahui secara menyeluruh. Contoh operasi KOPASSUS yang pernah dilakukan dan
tidak diketahui publik seperti: Penyusupan ke pengungsi Vietnam di pulau Galang
untuk membantu pengumpulan informasi untuk di kordinasikan dengan pihak
Amerika Serikat (CIA), penyusupan perbatasan Malaysia dan Australia dan operasi
patroli jarak jauh (long range recce) di perbatasan Papua nugini.Prajurit Kopassus
dapat mudah dikenali dengan baret merah yang disandangnya, sehingga pasukan ini
sering disebut sebagai pasukan baret merah. Kopassus memiliki moto Berani, 

2. KOPASKA TNI AL

Komando Pasukan Katak atau lebih dikenal dengan sebutan Kopaska didirikan 31


Maret 1962 oleh Presiden Sukarno untuk mendukung kampanye militer di Irian
Jaya.Kopaska berkekuatan 300 orang. Satu grup di Armada Barat di Jakarta, dan satu
grup di Armada Timur di Surabaya. Tugas utama mereka adalah menyerbu kapal dan
pangkalan musuh, menghancurkan instalasi bawah air, penyiapan perebutan pantai
dan operasi pendaratan kekuatan amfibi.Komando Pasukan Katak disingkat
KOPASKA adalah pasukan khusus dari TNI Angkatan Laut. Semboyan dari korps ini
adalah "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang berarti "tak ada rintangan yang tak dapat
diatasi". Korps ini secara resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Indonesia
waktu itu Soekarno untuk membantunya dalam masalah Irian Jaya. Pasukan
khusus ini sebenarnya sudah ada sejak 1954.Bapak dari Kopaska adalah Kapten
Pelaut Iskak dari sekolah pasukan katak angkatan laut di pangkalan angkatan
laut Surabaya. Tugas utama dari pasukan ini adalah peledakan/demolisi bawah air
termasuk sabotase/penyerangan rahasia kekapal lawan dan sabotase pangkalan
musuh, torpedo berjiwa (kamikaze), penghancuran instalasi bawah air, pengintaian,
mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar serta
antiteror di laut/maritime counter terorism . Jika tidak sedang ditugaskan dalam suatu
operasi, tim tim Detasemen Paska dapat ditugaskan menjadi pengawal pribadi VIP
seperti Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.
3. PASKHAS TNI AU

Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara


(disingkat Korpaskhasau, Paskhas atau sebutan lainnya Baret Jingga), merupakan
pasukan (khusus) yang dimiliki TNI-AU. Paskhas merupakan satuan tempur darat
berkemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, darat. Setiap prajurit Paskhas diharuskan
minimal memiliki kualifikasi para-komando (parako) untuk dapat melaksanakan
tugas secara profesional, kemudian ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan
sesuai dengan spesialisasinya.
Tugas dan tanggung jawab Korpaskhas sama dengan pasukan tempur lainnya yaitu
sebagai satuan tempur negara, yang membedakan yaitu dari semua fungsi paskhas
sebagai pasukan pemukul NKRI yang siap diterjunkan disegala medan baik hutan,
kota, rawa, sungai, laut untuk menumpas semua musuh yang melawan NKRI. Paskhas
mempunyai Ciri Khas tugas tambahan yang tidak dimiliki oleh pasukan lain
yaitu Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD)
yaitu merebut dan mempertahankan pangkalan dan untuk selanjutnya menyiapkan
pendaratan pesawat dan penerjunan pasukan kawan.
Korpaskhas bertugas membina kekuatan dan kemampuan satuan Paskhas sebagai
pasukan matra udara untuk siap operasional dalam melaksanakan perebutan sasaran
dan pertahanan obyek strategis Angkatan Udara, pertahanan udara, operasi khusus
dan khas matra udara dalam operasi militer atas kebijakan Panglima TNI.
Warna baret jingga Paskhas terinspirasi dari cahaya jingga saat fajar di daerah
Margahayu, Bandung, yaitu tempat pasukan komando ini dilatih.

4. KOSTRAD TONTAIPUR

Peleton Intai Tempur (Tontaipur) merupakan satuan elite Kostrad terbaru,


diresmikan pada tanggal 4 Agustus 2001. Setelah latihan secara intensif selama lima
bulan, 97 pasukan yang diseleksi dari Brigade Infantri 9 dan Brigade Infantri 13
Kostrad menjadi prajurit-prajurit pertama satuan elite ini.
Sesuai kualifikasinya, Tontaipur akan diterjunkan untuk misi pengintaian jarak jauh
ke wilaya.h musuh dan melakukan penghancuran terhadap sasaran-sasaran penting.
Diantara perlengkapan yang dibawa, mereka akan dibekali senapan serbu khusus
berikut teropong bidik malam (NVG/ Night Vision Goggle). Para pasukan ini masing-
masing memiliki berbagai keahlian di 3 tempat, yaitu: darat, laut dan udara.
Misi pertama sekaligus uji coba pertama dari pasukan Kostrad Tontaipur adalah
penumpasan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

5. BATALYON RAIDER

Batalyon Raider adalah satu batalyon pasukan elit infanteri Tentara Nasional
Indonesia (TNI). Sepuluh batalyon raider yang diresmikan pada 22 Desember 2003
itu, dibentuk dengan membekukan 8 yonif pemukul Kodam dan 2 yonif Kostrad.
Sebagai kekuatan penindak, kekuatan satu batalyon raider (yonif/raider) setara tiga
kali lipat kekuatan satu batalyon infanteri (yonif) biasa di TNI Angkatan Darat.
Setiap batalyon raider terdiri atas 747 personel. Mereka memperoleh pendidikan dan
latihan khusus selama enam bulan untuk perang modern, anti-gerilya, dan perang
berlarut. Tiap-tiap batalyon ini dilatih untuk memiliki kemampuan tempur tiga kali
lipat batalyon infanteri biasa. Mereka dilatih untuk melakukan penyergapan dan mobil
udara, seperti terjun dari Helikopter.
50 orang personel di antara 747 orang personel dalam satu batalyon Raiders memiliki
kemampuan anti teror dan keahlian-keahlian khusus lainnya. Keahlian tersebut
mereka dapatkan setelah mengikuti pendidikan yang diselenggarakan oleh Pusat
Pendidikan Pasukan Khusus yang bertempat di Batujajar, Jawa Barat. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan kekuatan pasukan raiders.

6. DENSUS 88 ANTI TEROR

 gambar densus 88

Detasemen Khusus 88 atau Densus 88 adalah satuan khusus Kepolisian Negara


Republik Indonesia untuk penanggulangan terorisme di Indonesia. Pasukan khusus ini
dilatih khusus untuk menangani segala ancaman teror, termasuk teror bom. Beberapa
anggota juga merupakan anggota tim Gegana.
Detasemen 88 dirancang sebagai unit antiterorisme yang memiliki kemampuan
mengatasi gangguan teroris mulai dari ancaman bom hingga penyanderaan. Densus
88 di pusat (Mabes Polri) berkekuatan diperkirakan 400 personel ini terdiri dari ahli
investigasi, ahli bahan peledak (penjinak bom), dan unit pemukul yang di dalamnya
terdapat ahli penembak jitu. Selain itu masing-masing kepolisian daerah juga
memiliki unit antiteror yang disebut Densus 88, beranggotakan 45-75 orang, namun
dengan fasilitas dan kemampuan yang lebih terbatas. Fungsi Densus 88 Polda adalah
memeriksa laporan aktivitas teror di daerah. Melakukan penangkapan kepada personel
atau seseorang atau sekelompok orang yang dipastikan merupakan anggota jaringan
teroris yang dapat membahayakan keutuhan dan keamanan negara R.I.

7. KORPS BRIMOB

Brigade Mobil atau sering disingkat Brimob adalah unit (Korps) tertua di dalam
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) karena mengawali pembentukan kepolisian
Indonesia pada tahun 1945. Korps ini dikenal sebagai Korps Baret Biru Tua.
Brimob termasuk satuan elit (pasukan khusus) dalam jajaran kesatuan Polri, Brimob
juga tergolong ke dalam sebuah unit paramiliter ditinjau dari tanggung jawab dan
lingkup tugas kepolisian.

 8. DENJAKA

Detasemen Jala Mangkara (disingkat Denjaka) adalah sebuah detasemen pasukan


khusus TNI Angkatan Laut. Denjaka adalah satuan gabungan antara personel
Kopaska dan Taifib Korps Marinir TNI-AL. Anggota Denjaka dididik di Bumi
Marinir Cilandak dan harus menyelesaikan suatu pendidikan yang disebut PTAL
(Penanggulangan Teror Aspek Laut). Lama pendidikan ini adalah 6 bulan. Intinya
Denjaka memang dikhususkan untuk satuan anti teror walaupun mereka juga bisa
dioperasikan di mana saja terutama anti teror aspek laut. Denjaka dibentuk
berdasarkan instruksi Panglima TNI kepada Komandan Korps Marinir No
Isn.01/P/IV/1984 tanggal 13 November 1984. Denjaka memiliki tugas pokok
membina kemampuan antiteror dan antisabotase di laut dan di daerah pantai serta
kemampuan klandestin aspek laut.

2.3 Fungsi, Tugas, dan Wewenang Militer di Indonesia

PERAN
TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan
tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara.

FUNGSI

(1) TNI sebagai alat pertahanan negara, berfungsi sebagai;

 penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata


dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa;
 penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a; dan
 pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan
keamanan.

(2) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), TNI
merupakan komponen utama sistem pertahanan negara.

TUGAS

(1) Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan


keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan bangsa dan negara.

(2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:

    a. operasi militer untuk perang;


    b. operasi militer selain perang, yaitu untuk:

1. Mengatasi gerakan separatis bersenjata;


2. Mengatasi pemberontakan bersenjata;
3. Mengatasi aksi terorisme;
4. Mengamankan wilayah perbatasan;
5. Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis;
6. Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar
negeri;
7. Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya;
8. Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini
sesuai dengan sistem pertahanan semesta;
9. Membantu tugas pemerintahan di daerah;
10. Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas
keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang;
11. Membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan
pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia;
12. Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian
bantuan kemanusiaan;
13. Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue);
serta
14. Membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan
terhadap pembajakan, perompakan dan penyelundupan.

2.4 Sejarah Militer di Indonesia

Sejarah Tentara Nasional Indonesia (TNI) dibentuk melalui perjuangan


bangsa Indonesia untuk mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dari
ancaman Belanda yang ingin kembali berkuasa menjajah Indonesia melalui kekerasan
senjata. TNI pada awalnya merupakan organisasi yang bernama Badan Keamanan
Rakyat (BKR). Kemudian pada tanggal 5 Oktober 1945 menjadi Tentara Keamanan
Rakyat (TKR), dan selanjutnya diubah kembali menjadi Tentara Republik Indonesia
(TRI).
Pada masa mempertahankan kemerdekaan ini, banyak rakyat Indonesia
membentuk laskar-laskar perjuangan sendiri atau badan perjuangan rakyat.
Usaha pemerintah Indonesia untuk menyempurnakan tentara kebangsaan terus
berjalan, sambil bertempur dan berjuang untuk menegakkan kedaulatan dan
kemerdekaan bangsa. Untuk mempersatukan dua kekuatan bersenjata yaitu TRI
sebagai tentara regular dan badan-badan perjuangan rakyat, maka pada tanggal 3
Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan berdirinya Tentara Nasional
Indonesia (TNI) secara resmi.
Setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) pada bulan Desember 1949, Indonesia
berubah menjadi negara federasi dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS).
Sejalan dengan itu maka dibentuk pula Angkatan Perang RIS (APRIS) yang
merupakan gabungan antara TNI dan KNIL. Pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS
dibubarkan dan Indonesia kembali menjadi negera kesatuan, sehingga APRIS berganti
nama menjadi Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI).
Pada tahun 1962, dilakukan upaya penyatuan antara angkatan perang dengan
kepolisian negara menjadi sebuah organisasi yang bernama Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (ABRI). Penyatuan satu komando ini dilakukan dengan tujuan
untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan perannya dan
menjauhkan pengaruh dari kelompok politik tertentu.
Pada tahun 1998 terjadi perubahan situasi politik di Indonesia. Perubahan tersebut
berpengaruh juga terhadap keberadaan ABRI. Pada tanggal 1
April 1999 TNI dan Polri secara resmi dipisah menjadi institusi yang berdiri sendiri.
Sebutan ABRI sebagai tentara dikembalikan menjadi TNI, sehingga Panglima ABRI
menjadi Panglima TNI.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan pada Bab-bab sebelumnya maka
penulismenyimplkan bahwa adanya peranan militer dalam percaturan politik sebagai
sebuah kekuatan Politik di Indonesia tidak dapat dipungkiri. Sebab sejarah mencatat
bahwa militer telah terlibatdalam politik di Indonesia semenjak adanya revolusi
bahkan dalam demokrasi terpimpingolongan militer telah masuk ke dalam sistem
politik Indonesia.

3.2 SARAN
Agar kaitan antara militer dan politik menjadi sinkron pemerintah harus bekerja
sama untuk saling membantu dan memperkuat kekuatan militer terutama Tentara
Nasional Indonesia atau TNI sehingga perlindungan akan negara semakin ketat dan
kuat maupun berkaitan dengan politik atau tidak

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unila.ac.id/9251/3/BAB%20II.pdf
http://satuanelitmiliter.blogspot.com/2016/02/macam-macam-satuan-militer-
indonesia.html

https://tni.mil.id/pages-2-peran-fungsi-dan-tugas.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Tentara_Nasional_Indonesia

Anda mungkin juga menyukai