Anda di halaman 1dari 29

Peraturan Penghormatan Militer (PPM)

Peraturan Penghormatan Militer (PPM)


Pemateri : Siswanto, Anang, dan Mastukin
Tanggal : Rabu, 15 Februari 2017
Jabatan : Letnan Satu dan Sersan Satu
Sumber : http://satuan811wcyuinmalang.blogspot.com/2018/01/peraturan
penghormatan-militer-ppm.html

A. Peraturan Penghormatan Militer


1. Pengertian Peraturan Penghormatan Militer (PPM)
Peraturan Penghormatan Militer adalah suatu perwujudan penghargaan seseorang terhadap
orang lain atas dasar tata susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
2. Maksud dan Tujuan Peraturan Penghormatan Militer (PPM)
a. Untuk melahirkan disiplin/tata tertib. Ketaatan dan ketentuan di kalangan militer. Maka
setiap anggota militer wajib menyampaikan penghormatan kepada semua atasan dan semua
yang berhak menerimanya.
b. Untuk mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat ke dalam maupun keluar hanya dapat dicapai
antara lain dengan adanya pernyataan saling menyampaikan penghormatan yang dilakukan
dengan tertib,sempurna,dan penuh ikhlas.
B. Macam-Macam Penghormatan
Dalam dunia Militer /TNI terdapat dua macam yaitu penghormatan militer biasa dan
penghormatan militer kebesaran.
1. Penghormatan Militer Biasa
Penghormatan militer biasa adalah penghormatan yang disampaikan keapda semua atasan
sesama pangkat (untuk mewujudkan ikatan jiwa korsa).
2. Penghormatan militer kebesaran disampaikan kepada :
a. Jenazah dalam upacara militer
b. Bendera kebangsaan Sang Merah Putih dalam upacara resmi
c. Presiden/Wakil Presiden
d. Lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam upacara resmi
e. Lambang kesatuan (Panji TNI dan Panji-panji Angkatan, Pataka, Duaja, Tunggul).
f. Panglima TNI
g. Kepala Staf Angkatan
h. Kas /Irjen,Gubernur Lemhanas,Panglima Kotama Operasional TNI,Wakasad/ Deputi/Dirjen
Angkatan
Cara melakukan penghormatan militer kebesaran sama dengan penghormatan bisa dengan
tambahan dikerjakan berhenti lebih kurang enam langkah menghadap penuh kepada yang
diberi hormat dan selesai jika yang diberi hormat telah dibalas dan melewatinya.
C. Cara Menyampaikan Penghormatan
1. Penghoramatan Perorangan Tanpa Senjata
a. Seorang anggota Militer /TNI dalam keadaan berhenti/berdiri menyampaikan
penghormatan,sesudah ia mengambil sikap sempurna dan badan menghadap ke arah yang
dihormati sebagai berikut :
1) Bertutup Kepala
a) Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan siku-siku membentuk
sudut lima belas derajat serong ke depan kelima jari lurus dan rapat satu sama lain,telapak
tangan kanan serong ke bawah dan ke kiri,ujung jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir
bawah dari tutup kepala setinggi pelipis kanan.
b) Pergelangan tangan lurus,bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju
kepada yang diberi hormati.
c) Jika selesai melaksanakan penghormatan, maka lengan tangan di kembalikan secara cepat ke
sikap sempurna lagi.
2) Tidak Bertutup Kepala
a) Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan, siku-siku membentuk
sudut lima belas derajat serong ke depan.
b) Kelima jari-jari tangan rapat satu sama lain, telapak tangan serong ke bawah dan ke kiri,
ujung jari tengah dan telunjuk mengenai pelipis kanan.
c) Pergelangan tangan lurus,bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tetap
tertuju kepada yang diberi hormat
d) Jika selesai menghormat maka lengan kanan dikembalikan secara cepat ke sikap sempurna
lagi.
2. Penghormatan Perorangan Bersenjata
Seorang prajurit militer/TNI dalam keadaan berhenti menyampaikan penghormatan biasa
sebagai berikut :
Bersenjata Senapan Disebelah Kiri
a. Terhadap Perwira
1) Mengambil sikap sempurna
2) Melakukan “Hormat Senjata”
b. Terhadap Bintara Ke Bawah
1) Mengambil sikap sempurna
2) Memalingkan kepala kearah yang diberikan hormat
Bersenjata Di Pundak Kiri/Kanan
a. Terhadap Perwira
1) Tetap dalam keadaan sikap sempurna.
2) Melakukan tegak senjata kemudian “Hormat Senjata” dan memalingkan kepala kea arah
yang diberi hormat.
b. Terhadap Bintara Ke Bawah
1) Tetap dalam keadaan sikap sempurna.
2) Memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.
Bersenjata Senapan Di Depan Dada
a. Terhadap Perwira
1) Berjalan dengan langkah biasa,dengan tidak melenggang.
2) Memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.
b. Terhadap Bintara Ke Bawah
1) Berjalan dengan langkah biasa,dengan tidak melenggang.
2) Memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.
3. Penghormatan Kebesaran Bersenjata
a. Bersenjata Senapan
1) Hormat senjata dengan sangkur terpasang disampaikan kepada :
a) Jenazah dalam upacara kemiliteran
b) Bendera kebangsaan Sang Merah Putih dalam upacara resmi
c) Lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam upacara resmi
2) Hormat senjata tanpa sangkur terpasang disampaikan kepada
a) Lambang kesatuan (Panji TNI,Panji-panji angkatan,dan Tunggul)
b) Panglima TNI
c) Keapala Staf Angkatan
d) Kas /Irjen TNI,Gubernur Lemhanas,Pangkotama Operaasional
e) Perwira Tinggi
f) Panglima Daerah dan Pejabat TNI yang sederajat
4. Penghormatan Dalam Keadaan Istimewa
a. Berkendaraan Sepeda
1) Berhenti menginjak pedal (kedua kaki diam) kecuali kalau keadaan tidak
mengijinkan,menyampaikan penghormatan dengan “Menegakkan Badan” dan memalingkan
kepala kearah yang diberi hormat.
2) Kendaraan harus diperlambat jalannya.
b. Berkendaraan Sepeda Motor dan Yang Disamakan
1) Anggota Militer/TNI yang berkendaraan sepeda motor atau yang disamakan dengan
itu,dibenarkan untuk tidak menyampaikan penghormatan jika sekiranya hal itu
membahayakan dirinya.
2) Cukup menyampaikan penghormatan dengan “Menegakkan Badan” tanpa memalingkan
kepalanya kearah yang diberi hormat.
c. Berkendaraan Mobil atau Sejenis
1) Jika mengendarai sendiri,maka tetap mempertahankan jalannya kendaraan dan
menyampaikan penghormatan perorangan tanpa senjata,apabila hal itu tidak akan
mengakibatkan bahaya,kecuali untuk kendaraan berlapis baja.
2) Jika tidak mengendarai sendiri dan apabila hal ini tidak mengakibatkan bahaya,maka harus
menyampaikan penghormatan perorangan tanpa senjata dengan “Menegakkan Badan”
d. Dasar Hukum
Petunjuk pelaksanaan (JUKLAK) mengenai Peraturan Penghormatan Militer (PPM)
adalah surat keputusan Panglima ABRI nomor 610/X/1985 (SKEP
PANGAB)No.610/X/1985. Jarak untuk melakukan PPM kurang lebih 6 langkah atau 3
langkah.
Peraturan Urusan Dinas Dalam (PUDD)

Pemateri : Sukrojo dan Anang


Tanggal : Senin,13 Februari 2017
Jabatan : Sersan Mayor dan Sersan Satu
Sumber : http://satuan811wcyuinmalang.blogspot.com/2018/01/peraturan
penghormatan-militer-ppm.html

A. Pengertian Peraturan Urusan Dinas Dalam


PUDD adalah ketentuan yang mengatur cara disiplin sebagai prajurit TNI dalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan tugas masing-masing di dalam maupun di luar
lingkungan TNI.
1. Maksud dan tujuan
a. Memberikan petunjuk dan pedoman kerja kepada petugas urusan dalam penghuni suatu
kesatrian.
b. Mencapai daya guna serta kesiapan dalam melaksanakan tugas.
2. Pejabat Kesatrian
a. Komandan kesatrian adalah perwira yang ditetapkan dengan skep/seperintah dari pejabat
yang berwenangan untuk memimpin kesatrian.
b. Komandan bawahan adalah dansat dalam ksatrian yang sama kedudukannya lebih rendah
dari dansatri.
c. Perwira yang mengepalai suatu staf sesuai bidang dan keahlian masing-masing.
d. Perwira pelaksanaan harian (URDAL) adalah dansat oleh wakil sebagai perwira pelaksana
harian (URDAL) dibantu wadan.
3. Tugas piket kompi
a. Susunan
1) PA (Perwira).
2) BA (Bintara).
3) TA (Tamtama).
4. Tempat piket.
5. Perlengkapan dan persenjataan.
6. Tugas dan kewajiban.
a. Tugas Perwira
1) Mewakili jam komandan di luar jam.
2) Menjadi piket pengawas keamanan, tata tertib dan kebersihan.
3) Mencatat kronologi dalam buku piket.
4) Mengetahui kedudukan tugas dan kedudukan saat piket.
b. Tugas Bintara
1) Menggantikan sementara saat perwira istirahat.
2) Bertanggung jawab atas kehadiran.
3) Mengawasi tata tertib kebersihan.
4) Melaporkan kejadian penting yang tidak bisa diselesaikan sendiri.
c. Tugas Tamtama
1) Membantu dan melaksanakan perintah perwira dan bintara.
2) Menjaga kebersihan.
3) Menjadi caraka/pesuruh perwira dan bintara.
4) Menulis kronologi daftar hadir.
Menggunakan pakaian dinas lapangan
Tanda Pengenal
a. Perwira piket : selempang berjumbai senjata pistol.
b. Bintara piket : selempang tanpa berjumbai senjata sangkur.
c. Tamtama piket : ban lengan bersenjata sangkur.
d. Tugas jaga kamar yaitu :
1) Melaksanakan serah terima tugas jaga serambi.
2) Mengatur dan menulis giliran jaga malam.
3) Menjaga teman pada saat istirahat.
4) Pakaian lengkap bersenjata dan topi/helm.
5) Membangunkan kawan-kawan jika ada tanda bahaya/kesiapan.
6) Tidak boleh meninggalkan tanpa seizin temannya.
7) Laporan di piket ksatrian/tanda tangan/patroli keliling “laporan” anang beserta 5 orang
anggota siap melaksanakan tanda tangan.
8) Tempat serah terima jaga serambi.
Tata cara serah terima
Jaga serambi keapda jaga kamar
a. “Lapor” anang nosis telah melaksanakan jaga serambi terakhir dalam keadaan aman
selanjutnya siap menyerahkan tugas dan kewajiban jaga kamar, laporan selesai.
b. “Lapor” agung nosis telah menerima tugas dan kewajiban jaga kamar dari jaga serambi
terakhir dalam keadaan aman, laporan selesai.
B. Pengertian Apel
Apel adalah suatu cara pengontrolan terhadap kehadiran
1. Macam-macam apel :
a. Apel harian.
b. Apel khusus.
c. Apel luar biasa.
2. Tata cara apel pagi/malam
a. Semua peserta kumpul di lapangan.
b. Ketua mengecek anggotanya dan menyiapkan pasukannya.
c. Setelah bintara piket memberi aba-aba “apel pagi dimulai”.
d. Bintara piket menjemput pengambil apel.
e. Bintara laporan aba-aba : lapor jumlah siswa .... orang siap apel pagi.
f. Pengambil apel berkata : ketua kelas laporan.
g. Ketua laporan : lapor kelas E jumlah siswa (Menwa) ... orang lengkap, llaporan selesai.
h. Pengambil apel berkata laporan saya terima masing-ketua kelas kembali ke samping kanan
barisan kerjakan.
i. Ketua kelas berkata “kerjakan”.
j. Bintara piket menyerahkan buku doa kepada pengambil apel, setelah itu pengambil piket
memberi amanat.
k. Setelah itu pengambil apel berkata “perhatian selesai” kemudian menyuruh salah satu peserta
untuk menyanyikan lagu wajib.
l. Setelah itu pengambil apel berkata “apel pagi selesai masing-masing ketua regu sesuaikan
dengan rencana.
m. Ketua berkata “kerjakan” kemudian hormat.
n. Pengambil apel kembali kemudian bintara piket laporan : apel pagi telah dilaksanakan,
laporan selesai
C. Pengertian Siaga
Siaga adalah digunakan saat bahaya/akan tugas tempur
Macam-macam siaga :
1. Siaga tingkat III : berlaku siaga ringan
2. Siaga tingkat II : berlaku siaga sedang
3. Siaga tingkat I : berlaku siaga berat
Kesehatan Lapangan (KESLAP)

Kesehatan Lapangan (KESLAP)


Pemateri : Waluyo
Tanggal : Selasa, 14 Februari 2017
Jabatan : Letnan Satu
Sumber : http://satuan811wcyuinmalang.blogspot.com/2018/01/peraturan
penghormatan-militer-ppm.html

A. Pengertian Pertolongan Pertama Lapangan


Pertolongan pertama lapangan adalah suatu pertolongan darurat yang diberikan kepada korban
kecelakaan atau pertempuran maupun sakit mendadak yang diberikan kepada korban di lapangan
(di luar Rumah Sakit) yang membutuhkan pertolongan pertama, sebelum mendapat petolongan
medis. Pelaku pertolongan pertama adalah tindakan perawatan yang dilakukan oleh orang awam
yang memiliki ilmu kedokteran atau sudah terlatih.

B. Maksud dan Tujuan Kesehatan Lapangan

Adapun maksud dan tujuannya, yaitu :


1. Tindakan pencegahan untuk mengurangi rasa sakit, serta membantu lancarnya pertolongan.
2. Tindakan tersebut antara lain mencegah maut, apabila bahaya sudah ada, mencegah terjadinya
infeksi, mencegah cacat fisik maupun mental.
B. Sikap dan Pedoman Penolong

Berikut sikap yang harus dilakukan ketika melakukan pertolongan pertama, yaitu :

1. Bersikap dan bertindak tenang.

2. Perhatikan keadaan sekitarnya.

3. Perhatikan keadaan penderirta.

4. Rencanakan sebelum bertindak.

5. Melakukan hal yang penting antara lain mengamankan penderita atau korban.

6. Lindungi korban dari bahaya yang mengancam.


Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama, yaitu :

a. Menjaga diri dan teamnya.

b. Mengetahui kegunaan obat.

c. Mengenali jiwa orang yang sakit.

d. Bisa menolong cepat dengan ilmu kedokteran.

C. Peralatan yang Digunakan

1. Alat perlindungan: sarung tangan, kaca mata pelindung, baju pelindung, masker, helm.

2. Pemeriksaan fisik

Yaitu pemeriksaan meliputi seluruh tubuh yang bertujuan untuk melakukan tanda dari ujung kepala
hingga ujung kaki. Melibatkan panca indera diantaranya :

a. Inspeksi : penglihatan

b. Palparasi : perabaan

c. Auskultasi : pendengaran

3. Riwayat penderita: obat-obatan, makanan dan minuman, penyakit yang di derita, alergi yang
dialami, kejadian.

4. Obat-obatan

Yaitu data atau bahan dosis yang dapat menyembuhkan orang sakit. Adapun bentuk obat: cair,
tablet, sirup, puyer, salep.

D. Gangguan Umum

1. Pengertian gangguan umum


Gangguan umum merupakan gangguan dari keadaan umum seseorang yang dapat diakibatkan
terancamnya jiwa seseorang apabila tidak segera diatasi.
2. Macam-macam gangguan umum
a. Lena
Lena adalah keadaan dimana kesadaran seseorang kurang, dikarenakan sengatan sinar matahari.
Adapun gejala dari lena adalah :
1) Muka pucat.
2) Lemah dan terjatuh.
3) Berkunang-kunang.
4) Kepala pusing.
5) Mual.
Adapun cara menolong lena adalah :

1) Bawa ke tempat teduh dan aman.


2) Idurkan terlentang tanpa bantal.
3) Lepaskan smua ikatan pakaian yang mengikat.
4) Memberikan bau-bauan yang merangsang, seperti minyak kayu putih ataupun sejenisnya. Jika ada
ataupun bau yang menyengat.
5) Bilamana panas, turunkan suhu badan dengan mengompresnya menggunakan air dingin, seperti es
maupun alkohol.
6) Berikan minuman yang hangat seperti teh hangat.
7) Memasang O2 dan Infus (Jika memang parah).
b. Shock atau kejut
Shock adalah suatu keadaan yang timbul karena jumlah darah yang beredar di dalam pembuluh
darah sangat berkurang.
Adapun penyebabnya adalah :
1) Ketakutan.
2) Terkejut.
3) Rasa nyeri.
4) Pendarahan.
Adapun gejala dari shock adalah :

1) Merasa mual.
2) Lemas.
3) Pucat dan dingin.
4) Keringat dingin tampak pada kening.
5) Nadi cepat.
6) Pernafasan cepat dan dangkal.
7) Bila keadaan bertambah, maka penderita akan pingsan.
Adapun cara menolong orang shock adalah :

1) Bawa ke tempat teduh dan aman.


2) Tidurkan terlentang tanpa bantal.
3) Lepaskan semua ikatan pakaian yang mengikat.
4) Memberikan bau-bauan yang merangsang,seperti minyak kayu putih ataupun sejenisnya.
5) Bilamana panas, turunkan suhu badan dengan mengompresnya pakai air dingin, seperti es maupun
alkohol.
6) Berikan minuman yang hangat seperti teh hangat.
7) Memasang O2 dan infus (jika memang parah).
8) Jika tak sadar, cari bantuan medis supaya dapat perawatan khusus.
c. Pingsan
Pingsan adalah kelanjutan dari shock, keadaan kesadaran hilang, tidak ingat sama sekali, tidak
mendengar, tidak merasa sakit ketika ditusuk.
Adapun penyebab dari pingsan adalah :
1) Kerusakan dalam otak, misalnya terkena pukulan pada kepala, gagar otak, pendarahan otak.
2) Keracunan.
3) Terlalu kepanasan atau kedinginan.
4) Kehilangan banyak darah.
5) Terkena aliran listrik.
6) Kekurangan O2 pada otak atau terlalu panas terkena paparan matahari.
Adapun gejala dari pingsan adalah :

1) Tidak sadar sama sekali.


2) Tidak dengar.
3) Tidak merasa sakit.
4) Bila terjatuh sudah tidak berdaya.
5) Bila kelopak mata dibuka, bola mata tidak bergerak.
Adapun cara menolong orang pingsan adalah :

1) Bawa ke tempat teduh dan aman.


2) Tidurkan terlentang tanpa bantal.
3) Lepaskan semua ikatan pakaian yang mengikat.
4) Memberikan bau-bauan yang merangsang seperti minyak kayu putih ataupun sejenisnya.
5) Apabila panas, turunkan suhu badan dengan mengompresnya menggunakan air dingin, seperti es
maupun alkohol
6) Berikan minuman yang hangat seperti teh hangat.
7) Memasang O2 dan infus jika memang parah.
8) Jika tak sadar, cari bantuan medis supaya dapat mendapatkan perawatan khusus.
E. Patah Tulang
Patah tulang adalah ketika terjadi kerusakan pada tulang hingga tulang tidak utuh lagi. Berikut
macam-macam patah tulang :
1. Patah tulang terbuka
Kedua atau salah satu ujungnya menusuk kulit sehingga berhubungan dengan udara luar juga
disamping mengalami patah juga terdapat luka.
2. Patah tulang tertutup
Kedua ujungnya berada di dalam sehingga tidak menusuk menusuk kulit dan tidak berhubungan
dengan udara luar.
Adapun tanda-tanda patah tulang :

a. Adanya pembengkokan.
b. Berubah bentuk.
c. Kalau digerakkan sakit.
Penyebab patah tulang :

1) Tertimpa benda keras.


2) Terpukul dengan keras.
3) Terjatuh dari ketinggian.
F. Bidai Spalk
Bidai spalk adalah alat dari anyaman kawat atau kayu yang digunakan untuk menahan atau
menyangga agar kedua bagian tulang yang patah tidak bergerak.
1. Prinsip Pembidaian
a. Lakukan pembidaian di tempat yang cidera, jangan dingkat.
b. Lakukan bidai pada penanganan patah tulang.
c. Persendian diatas dan dibawah titik patah tulang harus di bidai agar tidak bergerak.
2. Syarat Pembidaian
a. Sediakan alat-alat keperluan kemudian lakukan pembidaian.
b. Bidai harus meliputi dua sendi yang patah.
c. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan terlalu kendor.
d. Bidai dibalut dengan perban sebelum digunakan agar tidak menambah rasa sakit.
e. Ikatan harus cukup jumlahnya dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat patah.
G. Gigitan Ular
Luka yang disebabkan oleh serangan atau gigitan hewan melata yaitu ular.

Cara menolong :

1. Tenangkan korban.
2. Kurangi gerakan.
3. Bersihkan luka dengan obat antiseptic, tutup dengan kasa steril, plaster.
4. Bila ynag digigit anggota gerak, balut dengan kain elastic.
5. Bila dirasa dari tempat kejadian waktu 30 menit, isap luka pengisap jangan dengan mulut.
6. Luka tidak boleh diiris.
7. Luka tidak boleh dipasang torniquet.
8. Tidak boleh diberi morphin.
H. Tenggelam

Gangguan tenggelam dibedakan menjadi dua, yaitu timbul tenggelam dan korban tenggelam.
Adapun pertolongan pada saat timbul tenggelam :
1. Segera melemparkan ban kearah korban.
2. Kemudian tarik ban tersebut dan bawa korban ke tempat yang aman.
3. Telentangkan korban.
4. Lakukan tindakan, jika perlu popa jantung korban sampai sadar.
Adapun pertolongan pada korban tenggelam :

a. Apabila korban tenggelam, patut untuk menarik korban.


b. Bawa korban ke tempat aman.
c. Tidurkan telentang.
d. Beri nafas buatan sambil memompa jantung.
e. Apabila tidak berhasil, anyam tangan penolong ke punggung korban.
f. Angkat korban berkali-kali sampai bangun.
g. Apabila tidak berhasil, hubungi medis.
I. Resusitasi
Adalah tindakan pertolongan untuk penderita yang megalami henti jantung dan henti
pernafasan.
Henti nafas (Apneu) dapat disebabkan oleh sumbatan jalan napas atau akibat depresi pernapasan
baik disentral maupun perifer.
Adapun tanda-tanda henti nafas :
1. Gerak nafas tidak ada, baik di dada maupun perut.
2. Tidak ada udara keluar masuk hidung.
3. Bibir dan jaari kebiruan.
4. Kulit pucat.
5. Kesadaran menurun.
Penyebab henti nafas :

a. Jalan nafas tersumbat.


b. Otot pernafasan lemah atau kejang.
c. Pusat pernafasan di otot tidak bekerja.
d. Karena isap gas beracun.
Akibat henti nafas :

1) Zat asam dalam tubuh berkurang.


2) Perubahan konsentrasi.
3) Denyut jantung berjalan beberpaa menit.
Henti Jantung (Cardiac Arrest), Otot jantung juga membutuhkan O2 untuk berkoontraksi agar
darah dapat dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Dengan berhentinya napas,maka O2
akan tidak ada sama sekali di dalam tubuh sehingga tidak dapat berkontraksi dan akibatnya henti
jantung (cardiact arrest).

Adapun tanda-tanda henti jantung :


1. Denyut jantung tidak terdengar.
2. Kesadaran berkurang.
3. Pupil mata melebar.
4. Nafas tersendat.
Penyebab henti jantung :

a. Karena serangan jantung.


b. Karena tekanan darah rendah.
c. Shock karena aliran listrik.
d. Secara refleks, dan lain-lain.
Cara menolong orang yang terkena henti jantung :

1) Bebaskan jalur nafas.


2) Periksa nafas.
3) Setelah itu lakukan pemeriksaan pada perut tepatnya di rongga, caranya yaitu tangan lurus letakkan
diatas rongga dan genjot lima kali.
4) Kemudian periksa mulut apakah ada sesuatu yang menyumbat jalannya pernafasannya, apabila ada
maka ambillah dengan tangan yang membentuk posisi pancing.
J. Evakuasi
Evakuasi adalah cara untuk memindahkan korban/barang dari tempat yang satu ke tempat yang
lain. Adapun cara-cara mengevakuasi antara lain merayap, merangkak, menyeret, digendong,
membopong, memikul, memakai tandu, ambulance.
Peraturan Disiplin Prajurit (PDP)

Peraturan Disiplin Prajurit (PDP)


Pemateri : Supardi
Tanggal : Sabtu, 18 Februari 2017
Jabatan : Letnan Satu Infanteri
Sumber : http://satuan811wcyuinmalang.blogspot.com/2018/01/peraturan
penghormatan-militer-ppm.html

A. Pengertian Peraturan Disiplin Prajurit


1. PDP
Segala bentuk peraturan dan ketentuan – ketentuan tentang ketaatan dan kepatuhan
terhadap semua perintah kedinasan dari tia-tiap atasan dengan seksama dan bertanggung
jawab, yang berlaku bagi prajurit TNI, baik dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
kedinasan maupun dalam kehidupan sehari-hari.
2. H D P ( Hukum Disiplin Prajurit TNI )
Serangkaian peraturan dan norma untuk mengatur, menegakkan dan membina disiplin atau
tata kehidupan prajurit TNI agar setiap tugas dan kewajibanya dapat berjalan dengan
sempurna.
3. Disiplin Prajurit TNI
Ketaatan dan kepatuhan yang sungguh – sungguh setiap prajurit TNI yang didukung oleh
kesadaran yang bersendikan sapta marga dan sumpah prajurit untuk menunaikan tugas dan
kewajiban serta bersikap dan berperilaku sesuai dengan aturan –aturan atau tata kehidupan
prajurit TNI.
B. Komponen Peraturan Disiplin Prajurit
1. Atasan adalah setiap prajurit TNI yang karna pangkat dan jabatanya berkedudukan lebih
tinggi dari [pada pangkat atau jabatan prajurit TNI yang lain
2. Bawahan adalah Prajurit yang karena pangkat atau jabatanya berkedudukan lebih rendah dari
pada pangkat dan jabatan prajurit yang lainya . Atasan yang karena pangkatnya
berkedudukan lebih tinggi adalah :
( Pasal 14 )
a. Setiap prajurit yg pangkatnya lbh tinggi dr pd pangkat prajurit yg lain.
b. Dlm hal pangkat yg sama , mk kedudukanya ditinjau dr lamanya menyandang pangkat.
c. Dlm hal pangkatnya sama lamanya menyandang pangkat sama, mk kedudukanya ditinjau dr
lamanya memangku jab memangku jabatan setinkat sama , maka kedudukanya ditinjau dari
lamanya menjadi prajurit.
d. Dalam hal pangkatnya sama, lamanya menyandang pangkat sama, lamanya memangku
jabatan setingkat sama , lamanya menjadi prajurit sama, maka kedudukanya ditinjau dari
usianya.
e. Menjalankan wewenang yang dipercayakan kepadanya dengan seksama, adil, obyektif, dan
tidak menyalahgunakan wewenang yang dimilikinya.
f. Memberika petunjuk dan arahan kepada bawahanya, mengatur pembagian tugas kedinasan
secara efektif dan efisien, serta mengawasi pelaksanaanya.
Setiap atasan dlm memberikan perintah kpd bawahanya wajib memperhatikan syarat sbb :
(PASAL 17)
a. Diberikan secara lisan atau tertulis harus berdasarkan kepentingan dinas.
b. Harus singkat, lengkap dan jelas.
c. Harus memperhatikan keadaan, kesiapan dan kemampuan bawahan untuk melaksanakan
perintah.
d. Bertanggungnjawab atas isi perintah yang diberikan.
Setiap atasan wajib :
(Pasal 16)
a. Memelihara moril, membangkitkan motivasi, inisiatif & keberanian bawahanya dgn
memberikan keteladanan berdasarkan kesadaran bhw keberhasilan pelaks tugas merupakan
kebanggaan satuan, prajurit, & keluarganya.
b. Memimpin bawahanya dgn adil & bijaksana sbg bpk terhdp anak, sbg guru terhadap murid.
c. Memberikan perhatian terhdp kesejahteraan bawahan & keluarganya serta berusaha
meningkatkan kemampuan & pengetahuan bawahanya
d. Memberikan contoh & teladan, baik dlm sikap, ucapan, maupun perbuatan didlm & diluar
kedinasan .
Setiap bawahan wajib :
( Pasal 18 )
a. Patuh dan taat kepada atasan, serta menjunjung tinggi semua perintah dinas dan arahan yang
diberikan oleh atasan, berdasarkan kesadaran bahwa setiap [perintah dan arahan tersebut
untuk kepentingan kedinasan.
b. Bersikap hormat kepada atasan baik didalam maupun diluar kedinasan berdasarkan
kesadaran untuk menegakkan kehormatan prajurit.
c. Memegang teguh dan menjaga sikap, perkataan dan perbuatan pada waktu berhadapan
dengan atasan, baik didalam maupun diluar kedinasan.
Setiap bawahan yang menerima perintah wajib :
( Pasal 19 )
a. Memahami maksud dan isi perintah yang diberikan, apabila belum jelas harus bertanya
kepada atasan yang memberi perintah.
b. Mengulangi isi perintah atau menyampaikan pemahamanya tentang maksud perintah tersebut
kepada atasan yang memberi perintah
c. Menyampaikan laporan kepada atasan yang memberikan perintah atas pelaksanaan dan hasil
yang dicapai dari perintah tersebut.
d. Bertanggung jawab kepada atasan yang memberi perintah atas pelaksanaan perintah tersebut.
Peraturan Baris-Berbaris (PBB)

Peraturan Baris-Berbaris (PBB)


Pemateri : Sukrojo dan Anang
Tanggal : Selasa, 14 Februari 2017
Jabatan : Sersan Mayor dan Sersan Satu
Sumber : http://satuan811wcyuinmalang.blogspot.com/2018/01/peraturan
penghormatan-militer-ppm.html

A. Pengertian Peraturan Baris Berbaris


PBB (Peraturan Baris Berbaris) adalah suatu wujud latihan fisik yang di perlukan guna
menanamkan kebiasaan hidup militer, yang dipergunakan untuk membentuk suatu
perwatakan tertentu. PBB merupakan mengatur tata cara baris-berbaris yang ditunjukkan
dalam bentuk latihan fisik,guna menumbuhkan jiwa korsa, disiplin dan sebagainya.
B. Maksud dan Tujuan Peraturan Baris Berbaris
Adapun maksud dan tujuannya, yaitu :
1. Menumbuhkan sikap jasmani yang tegas, tangkas dan disiplin
2. Menanamkan rasa tanggung jawab
3. Menumbuh kembangkan rasa jiwa korsa
4. Memberikan rasa kekompakan
C. Ketentuan dalam Peraturan Baris Berbaris
1. Aba-aba
Aba-aba adalah suatu perintah dari pemimpin kepada bawahannya untuk dilaksanakan secara
serentak dan berturut-berturut. Aba-aba ada 3 macam,yaitu :
a. Aba-aba petunjuk.
b. Aba-aba peringatan.
c. Aba-aba pelaksanaan.
2. Petunjuk
Digunakan untuk menegaskan aba-aba peringatan maupun pelaksanaan. Contoh :
a. Untuk perhatian, Istirahat di Tempat-Grak.
b. Pimpinan saya ambil alih, Siap-Grak.
c. Kepada inspektur upacara, Hormat-Grak.
3. Peringatan
Inti dari perintah yang jelas dan dilaksanakan tanpa adanya kerugian atau ragu-ragu.
Contoh :
a. Siap-Grak.
b. Maju-Jalan.
c. Hitung-Mulai.
D. Macam-Macam Gerakan Peraturan Baris-Berbaris
1. Sikap Sempurna
Cara pelaksanaannya :
a. Badan tegap.
b. Tatapan mata lurus kedepan.
c. Lengan rapat.
d. Dada dibusungkan.
e. Tangan menggenggam seperti memeras santan dan ibu jari menghadap kedepan serta lurus
pada jahitan celana.
f. Ujung kaki membentuk 45º.
g. Leher lurus dan bernafas sewajarnya.
2. Istirahat di Tempat
Cara pelaksanaannya :
a. Kaki di buka selebar bahu.
b. Kedua tangan dibawa ke belakang.
c. Tangan kiri memegang pergelangan.
d. Tangan kanan menggenggam tangan kiri.
e. Pandangan mata lurus ke depan kecuali ada perhatian.
f. Bila ada perhatian maka menoleh kepada yang memberi perhatian
Istirahat di bagi menjadi 3 bagian :
a) Istirahat biasa-pelaksanaannya sama dengan petunjuk diatas.
b) Istirahat perhatian-pelaksanaannya seperti petunjuk diatas hanya saja pandangan kita harus
tertuju pada yang memberikan amanat.
c) Istirahat parade-pelaksanaannya seperti contoh di atas hanya saja dalam istirahat parade tidak
boleh kemana pun, pandangan tetap terkonsentrasi ke depan (tidak boleh bergerak) dan posisi
tangan berada diatas ikat pinggang dengan dada dibusungkan ke depan seperti sikap
sempurna.
3. Periksa Kerapian tanpa Menggunakan Senjata dan Menggunakan Senjata
a. Periksa kerapian tanpa senjata
Periksa kerapian-mulai
Pelaksanaan :
1) Pasukan harus dalam posisi istirahat terlebih dahulu.
2) Pada aba-aba peringatan (periksa kerapian), pasukan serentak otomatis sikap sempurna.
3) Kemudian pada aba-aba “Mulai”, pasukan serentak membungkuk merapikan perlengkapan
dari ujung kaki sampai tutup kepala, sambil menghitung yang biasa digunakan menyamakan
irama maupun gerakan.
4) Setelah selesai, kembali ke sikap sempurna.
5) Pemberi aba-aba akan mengatakan “Selesai” maka pasukan kembali ke sikap awal yaitu
istirahat.
b. Periksa kerapian menggunakan senjata
Periksa kerapian-mulai
Pelaksanaan :
1) Pasukan harus dalam posisi istirahat terlebih dahulu.
2) Pada aba-aba peringatan (periksa kerapian), pasukan serentak otomatis sikap sempurna dan
senjata berada di samping kanan dengan senjata lurus dengan jahitan celana dan tangan kiri
menggantung lemas.
3) Kemudian aba-aba “Mulai”, pasukan serentak membungkuk dengan posisi senjata tetap
berada di tangan kanan. Dengan hitungan sebagai berikut :
a) 1, 2 dibagian bawah yaitu merapikan sepatu, kaos kaki dan lipatan celana
b) 1, 2 di bagian saku celana samping kanan dan saku samping kiri.
c) 1, 2, 3 di bagian baju depan,dengan bersamaan hitungan 1, 2 masih dalam keadaan
membungkuk dan hitungan ke 3 serentak menegakkan badan dan menarik baju bagian depan.
d) 1, 2 di bagian belakang dan merapikan baju bagian belakang bawah dlahrim.
e) 1, 2 dibagian atas saku baju kanan dan saku baju kiri.
f) 1, 2 di bagian kerah kanan dan kerah kiri.
g) 1, 2, 3 dibagian tutup kepala htungan 1, 2, 3
4. Lencang Kanan
Lencang kanan-Grak
Pelaksanaan :
a. Pasukan harus berada dalam posisi sikap sempurna dahulu.
b. Pada aba-aba pelaksanaan mengangkat lengan kanan kesamping kanan 90º .
c. Tangan menggenggam seperti meremas santan.
d. Punggung tangan menghadap ke atas.
e. Kepala di tengokkan ke arah kanan, pasukan yang dibelakang juga menyamakan dengan
menengokkan kepala kesamping kanan.
f. Berbeda dengan pasukan yang paling kanan, pandangan lurus ke depan dan mengatur jarak
dengan pasukan di depannya dengan lencang depan.
g. Kemudian segera menurunkan tangan tanpa adanya aba-aba, biasa digunakan dalam barisan
bersaf.
5. Lencang Kiri
Lencang kiri-Grak
Pelaksanaan :
a. Pasukan harus berada dalam posisi sikap sempurna dahulu.
b. Pada aba-aba pelaksanaan mengangkat lengan kiri kesamping kiri 90º.
c. Tangan menggenggam seperti meremas santan.
d. Punggung tangan menghadap ke atas, sembari kepala di tengokkan kearah kiri, biasa di
gunakan dalam pasukan yang bersaf.
6. Lencang Depan
Lencang depan-Grak
Pelaksanaan :
a. Penjuru dalam posisi sikap sempurna.
b. Bila di umpamakan 3 banjar, pasukan di depan mengatur jarak dengan menggunakan lencang
kanan ataupun setengah lencang kanan.
c. Pasukan paling kanan mengangkat tangan 90º ke depan dan posisi tangan mengepal ditambah
dua kepal.
7. Setengah Lengan Lencang Kanan
Setengah lengan lencang kanan-Grak
a. Pasukan harus berada dalam posisi sikap sempurna.
b. Tangan kanan bertolak pinggang.
c. Siku menyentuh orang yang berdiri di samping kanannya.
d. Kepala di tengokkan ke sebelah kanan.
e. Ibu jari berada di belakang dan keempat jari sisanya rapat berada di depan pinggang.
8. Hadap Kanan
Hadap kanan-Grak
Pelaksanaan :
a. Pasukan atau pun pelaksana aba-aba, sebelumnya harus dalam keadaan posisi sikap
sempurna.
b. Kaki kiri diajukan melintang di depan kaki kanan sehingga membentuk huruf T.
c. Kaki kanan menjadi tumpuannya.
d. Kemudian tumit kanan diputar 90º bersamaan itu arah badan mengikuti.
e. Kaki kiri dirapatkan kembali membuat sikap sempurna.
9. Hadap Serong Kiri
Hadap serong kiri-Grak
Pelaksanaan :
a. Pasukan atau pun pelaksana aba-aba, sebelumnya harus dalam keadaan posisi sikap
sempurna.
b. Kaki kanan di ajukan sehingga sejajar dengan kaki kiri.
c. Kaki kiri menjadi tumpuannya.
d. Kemudian tumit kanan di putar 45º bersamaan dengan arah badan mengikuti.
e. Kaki kanan dirapatkan kembali membentuk sikap sempurna.
10. Balik Kanan
Balik kanan-Grak
Pelaksanaan :
a. Pasukan atau pun pelaksana aba-aba, sebelumnya harus dalam keadaan posisi sikap
sempurna.
b. Lalu kaki kiri di ajukan melintang lebih depan kaki kanan sehingga ujung-ujung kaki
membentuk huruf L.
c. Kaki kanan menjadi tumpuannya.
d. Kemudian tumit kanan di putar 180º bersamaan dengan arah badan mengikuti.
e. Kaki kiri di rapatkan kembali membentuk sikap sempurna.
11. Berhitung
Hitung-Mulai
Pelaksanaan :
a. Pasukan sebelumnya harus dalam keadaan posisi sempurna.
b. Lalu pada aba-aba peringatan, semua orang yang berada pada saf depan menoleh kearah
samping kanan kecuali penjuru.
c. Kemudian pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut dari orang paling kanan ke depan
menyebutkan nomor urutannya sampai orang paling kiri.
d. Orang paling kiri belakang menyebutkan apakah pasukan di belakang lengkap atau kurang.
12. Jalan di Tempat
Jalan di tempat-Grak
Pelaksanaan :
a. Pasukan sebelumnya harus dalam keadaan posisi sempurna.
b. Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri.
c. Lutut di angkat secara bergantian.
d. Paha di angkat rata-rata air.
e. Ujung kaki menghadap ke bawah.
f. Posisi badan tegap seperti sikap sempurna.
g. Tangan tergantung lemas tidak melenggang (seperti sikap sempurna).
h. Gerakan berjalan dengan panjang langkah dan temponya.
13. Hormat
Ada dua macam penghormatan
Hormat-Grak
a. Penghormatan tanpa senjata
1) Posisi pasukan pertama yaitu sikap sempurna.
2) Setelah ada petunjuk “Hormat” “Grak”, pasukan menekukkan tangan dan menujukan jari
tengah ke pelipis dengan lengan lurus.
3) Dada membusung.
b. Penghormatan membawa senjata
Dalam penghormatan ini, aba-aba, pelaksanaan, bubar barisan.
Pelaksanaan :
1) Posisi pasukan yaitu sikap sempurna, jika posisi masih dalam keadaan berbanjar maka
sebaiknya di jadikan bersaf terlebih dahulu dan senjata berada di samping kanan lurus dengan
jahitan celana.
2) Posisi pasukan sudah bersaf, pemimpin atau danton menuju ke hadapan pasukan.
3) Ketika pemimpin memberikan aba-aba pelaksanaan “Bubar” “Jalan” serentak pasukan
menegakkan dan membusungkan badan.
4) Pemimpin aau danton membalas menegakkan badan dan membusungkan badan maka
pasukan otomatis balik kanan dengan senjata di angkat sedikit dengan hitungan 1, 2, 3, 4, 5.
5) Lalu pasukan otomatis melakukan depan senjata dngan hitungan 1, 2, 3.
6) Serentak melangkahkan ke depan setelah hitungan 1, 2.
14. Gerakan dasar berpindah tempat
a. Maju-Jalan
Pelaksanaan :
1) Posisi pasukan bisa dalam keadaan sikap sempurna maupun jalan di tempat.
2) Pada langkah pertama posisi tangan di ayunkan 90º dengan kaki kiri di hentakkan ke depan.
3) Langkah selanjutnya, langkah biasa.
4) Tangan kiri dan kanan secara bergantian di ayunkan 45º ke depan dan ke belakang.
5) Jari-jari tangan di genggang, punggung ibu jari menghadap ke atas.
b. Langkah Biasa-Jalan
Pelaksanaan :
1) Posisi pasukan berada dalam keadaan lari.
2) Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa.
3) Langkah pertama dari jalan biasa kaki di hentakkan.
c. Langkah Tegap Maju-Jalan
Pelaksanaan :
1) Pasukan bisa berada dalam posisi langkah biasa maupun sikap sempurna.
2) Kemudian secara bergantian dengan tangan kanan dan kiri ke depan membentuk sudut 90º
dan ke belakang 45º.
3) Kakai kanan dan kiri di ayunkan kedepan tidak terlalu tinggi dan di hentikan secara
bergantian.
4) Telapak kaki rapat sejajar di atas paha.
5) Tangan mengepal seperti memeras santan.
d. Lari Maju-Jalan
Pelaksanaan :
1) Sebelumnya pasukan dalam posisi langkah biasa.
2) Pada aba-aba peringatan kedua tangan dikepalkan dan diletakkan di pinggang sebelah depan
dengan punggung tangan menghadap keluar.
3) Kedua siku sedikit kebelakang.
4) Badan agak sedikit ke belakang.
5) Badan agak condong ke depan.
6) Pada aba-aba pelakasanaan, dimulai lari dengan menghentakkan kaki kiri setengah langkah.
Survival

Pemateri : Sunarno
Tanggal : Sabtu, 18 Februari 2017
Jabatan : Sersan Kepala Kopassus
Sumber : http://satuan811wcyuinmalang.blogspot.com/2018/01/peraturan
penghormatan-militer-ppm.html

A. Pengertian Survival
Survival berasal dari kata survive dan viva yang artinya mampu bertahan hidup.
Sedangkan orang yang mempertahankan hidup itu disebut dengan Survivor, adapun kegiatan
atau usaha untuk mempertahankan hidup disebut dengan Survival. Survival adalah upaya
untuk mempertahankan hidup yang tidak terlepas menghadapi ancaman baik dari musuh atau
alam. Setiap prajurit harus percaya diri dan bisa memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada
di darat atau laut. Secara Global survival ialah tindakan awal yang dilakukan oleh setiap
makhluk hidup untuk mempertahankan hidupnya dari berbagai macam ancaman.
B. Pentingnya Survival
Dalam suatu pelaksanaan operasi udara,kemungkinan keadaan darurat sewaktu-waktu
dapat terjadi pada masa perang maupun damai. Dengan keadaan darurat tersebut setiap
individu harus mempunyai kemampuan untuk survival (bertahan hidup) sebagai bekal guna ia
bertahan hidup.
C. Tujuan Survival
Untuk mempertahankan hidup dengan memanfaatkan alam sekitarnya, sambil menunggu
dan mencari pertolongan.
D. Sejarah dan Faktor Penyebab Survival
Sejarah telah membuktikan bahwa musuh yang paling besar terhadap survival, adalah :
1. Kurangnya kemauan. “The will to survive” kemauan yang besar untuk tetap hidup secara
psikis karena dengan itu dapat timbul tanggung jawab.
2. Kurangnya kemampuan, atau kurangnya pengetahuan untuk melakukan Survival.
3. Kurangnya peralatan seperti Survival Kit dan alam sekitarnya.
Sedangkan faktor penyebab seseorang harus melakukan Survival adalah sebagai berikut :
a. Kehabisan perbekalan
b. Kecelakaan dari suatu perjalanan
c. Tersesat dalam suatu perjalanan
E. Delapan Tindakan Survival
Dalam survival baik kelompok maupun perorangan pasti akan mengalami tekanan-tekanan
perasaan/emosi,hal tersebut dapat dikurangi bila mampu mengendalikan diri dengan cara
memperhatikan kunci/pedoman yang terkandung dalam kata survival itu sendiri :
1. Huruf “S” = Sadar
2. Huruf “U” = Untung rugi
3. Huruf “R” = Rasa takut
4. Huruf “V” = Vakum atau kekosongan
5. Huruf “I” = Ingatlah tempat dimana kita berada sekarang
6. Huruf “V” = Vavo Vivere atau hargai hidup
7. Huruf “A” = Adat istiadat
8. Huruf “L” = Latihlah diri dan belajar selalu
F. Macam-Macam Survival
Macam-macam Survival berdasarkan tempatnya telah dibagi sebagai berikut :
1. Survival gunung atau hutan.
2. Survival di kutub.
3. Survival daerah nuklir.
4. Survival padang pasir.
G. Bagian-Bagian dari Survival
1. Survival Food
Cara bertahan hidup dengan makanan.
2. Survival Fire
Cara bertahan hidup dengan menggunakan api.
3. Survival Water
Cara bertahan hidup dengan menggunakan air.
4. Shelter
Tempat Perlindungan.
5. PPPK.
6. Climbing
Kegiatan pemanjatan atau menaiki tebing.
7. Rappeling
Kegiatan penurunan tebing.
8. Navigasi
Kegiatan yang mempelajari Ilmu Medan Peta dan Kompas (IMPK).
9. Penyebrangan
Cara melintasi daerah yang medannya secara garis besar basah dan kering.
10. Hiking
Kegiatan pendakian gunung.
11. Shelter
Tempat untuk bertahan hidup di alam.
H. Masalah-masalah yang Dihadapi Ketika Survival
1. Masalah alam seperti hal nya masalah tentang cuaca dan keadaan medan.
2. Masalah diri sendiri, atau masalah yang timbul pada diri Survivor seperti halnya fisik, mental
dan kurangnya ketrampilan yang dimiliki
3. Maslaah makhluk hidup,seperti suku terasing yang berada di sekitar tempat survival dan juga
bahaya dari makhluk hidup lain, binatang buas dan tumbuhan.
I. Tindakan Pada Situasi Survival
Tahap awal sebelum melakukan tindakan adalah survivor menyadari kondisi yang sedang
dialaminya, sehingga tindakan yang diambil berdasarkan kebutuhannya dan tidak melakukan
hal-hal yang tidak berguna. Dalam menghadapi situasi yang sulit, berusahalah untuk tenang,
istirahatlah yang cukup, perhatikan kondisi tubuh dan ingat pedoman STOP.
S : Stop, berhenti dan beristirahatlah.
T : Thinking, berfikirlah sadari masalah yang akan dihadapi.
O : Observe, amati keadaan sekeliling.
P : Planning, buat rencana mengenai tindakan atau usaha yang akan dilakukan.
J. Cara Mendapatkan Air
Air merupakan hal yang paling utama dalam kehidupan sehari-hari,manusia dapat
bertahan hanya dengan air kurang lebih 3 minggu,tanpa air hanya dapat bertahan hidup 3-4
hari. Kebutuhan air dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
1. Mencari sumber air (sungai, danau, atau mata air).
2. Cari air yang tidak ada rasanya, tidak berbau, tidak panas dan pilih yang jernih.
3. Tumbuh-tumbuhan yang beruas seperti bambu, cari yang berlubang, tumbuhan yang
merambat biasanya banyak mengandung air (potong pangkalnya ± 1,5 meter dari tanah
kemudian ditiriskan dan dihisap.
4. Di daerah tandus atau kering. Mencari batuan yang basah atau tebing yang ditumbuhi rumput
atau lumut kemudian gali tanah dibawahnya untuk menemukan air.
K. Tumbuhan yang Harus Dihindari oleh Survivor
1. Getah pohon ranggas.
2. Getah pohon sirih berwarna (bikin bibir jedir).
3. Getah jambu monyet (gatal).
4. Tumbuhan yang berdaun mencolok.
L. Cara Mendapatkan Makanan
Apabila anda tidak yakin dengan tanaman yang akan anda makan, perlu perhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Makan sedikit rasakan bagaimana reaksinya.
2. Hindari makanan yang tidak enak (pahit atau asam).
3. Hindari tanaman yang getahnya putih.
4. Lihat tanaman yang dimakan kera.
Jika takut ada bahaya keracunan maka hal itu bisa dicegah dengan cara :
a. Rebus tumbuhan yang akan di makan kemudian kunyah dan jangan langsung di telan.
b. Simpan di mulut ± 5 menit, apabila tidak getir atau rasa terbakar baru boleh di makan.
c. Tunggu sampai ± 8 jam apabila tidak ada rasa pusing, mual sampai terasa akan muntah,
kejang otot atau diare dapat dilanjutkan memakannya.
M. Trik-Trik dalam Survival
1. Hadapi setiap kesukaran dengan tenang dan bijaksana.
2. Akal yang sehat adalah senjata yang ampuh untuk survival.
3. Rasa takut harus dihilangkan.
4. Usaha mencari jalan keluar.
5. Semangat untuk bisa hidup.
6. Hormati adat istiadat setempat.
7. Istirahat dan tenangkan pikiran apabila timbul kekacauan.
8. Dengar, lihat, dan waspada terhadap perangkap musuh.
9. Utamakan keselamatan, kesehatan.
10. Praktekkan dan perhatikan semua pelajaran pendidikan perorangan.

Anda mungkin juga menyukai