Anda di halaman 1dari 2

Nama : Abdul Rouf Kelas NPM : 2KA42 : 10111028

Sejarah TNI (Tentara Nasional Indonesia)


Sejarah perjuangan dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tak lepas dari semangat perlawanan terhadap segala bentuk penjajahan, penindasan, dan penafian harkat kemanusiaan. Bulan-bulan awal pembentukan NKRI dipenuhi dengan berbagai aktivitas seperti, rapat umum,pembentukan barisan perjuangan, pawai, perampasan senjata, corat-coret grafitti, dan lain sebagainya. Diawal-awal kemerdekaan Indonesia, berbagai barisan perjuangan bermunculan dimanamana di seluruh tanah air. Lukisan sejarah yang seakan-akan seragam pun terhampar para pemuda mengambil inisiatif, berkumpul, bergerak dan para pemimpin lokal pun mereka tampil untuk memberikan bimbingan serta meyakinkan berbagai barisan tentang keabsahan perjuangan. Berbagai aliran sosial-politik pun membentuk barisan perjuangan masing-masing. Bahkan berbagai kesatuan lokal tak pula ketinggalan. Berbagai corak ikatan solidaritas, ideologi, sekolah, daerah, dan bahkan juga jenis kelamin, menampilkan diri dalam wujud barisan perjuangan - semua itu demi kemerdekaan bangsa dan negara. Negara Indonesia pada awal berdirinya sama sekali tidak mempunyai kesatuan tentara. Badan Keamanan Rakyat yang dibentuk dalam sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945 dan diumumkan oleh Presiden pada tanggal 23 Agustus 1945 bukanlah tentara sebagai suatu organisasi kemiliteran yang resmi. BKR baik di pusat maupun di daerah berada di bawah wewenang KNIP dan KNI Daerah dan tidak berada di bawah perintah presiden sebagai panglima tertinggi angkatan perang. BKR juga tidak berada di bawah koordinasi Menteri Pertahanan. BKR hanya disiapkan untuk memelihara keamanan setempat agar tidak menimbulkan kesan bahwa Indonesia menyiapkan diri untuk memulai peperangan menghadapi Sekutu. Akhirnya, melalui Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945 (hingga saat ini diperingati sebagai hari kelahiran TNI), BKR diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Pada tanggal 7 Januari 1946, Tentara Keamanan Rakyat berganti nama menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Kemudian pada 24 Januari 1946, diubah lagi menjadi Tentara Republik Indonesia. Karena saat itu di Indonesia terdapat barisan-barisan bersenjata lainnya di samping Tentara Republik Indonesia, maka pada tanggal 5 Mei 1947, Presiden Soekarno mengeluarkan keputusan untuk mempersatukan Tentara Republik Indonesia dengan barisan-barisan bersenjata tersebut menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Penyatuan itu terjadi dan diresmikan pada tanggal 3 Juni 1947 Tentara Nasional Indonesia terdiri dari tiga angkatan bersenjata, yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. TNI dipimpin oleh seorang Panglima TNI, sedangkan masing-masing angkatan memiliki Kepala Staf Angkatan. Panglima TNI saat ini adalahLaksamana TNI Agus Suhartono. Dalam sejarahnya, TNI pernah digabungkan dengan POLRI. Gabungan ini disebut ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) yang menggunakan slogan "Catur Dharma Eka Karma" disingkat "CADEK". Sesuai Ketetapan MPR nomor VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI

dan POLRI serta Ketetapan MPR nomor VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan peran POLRI maka pada tanggal 30 September 2004 telah disahkan RUU TNI oleh DPR RI yang selanjutnya ditanda tangani oleh Presiden Megawati pada tanggal 19 Oktober 2004. Seiring berjalannya era reformasi di Indonesia, TNI mengalami proses reformasi internal yang signifikan. Di antaranya adalah perubahandoktrin "Catur" menjadi "Tri" setelah terpisahnya POLRI dari ABRI. Berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI nomor Kep/21/I/2007, pada tanggal 12 Januari 2007, doktrin TNI ditetapkan menjadi "Tri Dharma Eka Karma", disingkat "TRIDEK". [1] Tahun 2012, jumlah personel TNI adalah sebanyak 476.000 personel

http://id.wikipedia.org/wiki/Tentara_Nasional_Indonesia http://hankam.kompasiana.com/2011/06/15/sejarah-tni-sejarah-perjuangan-nkri/

Anda mungkin juga menyukai