Anda di halaman 1dari 5

PENGARANG : BAGUS SUSILO

TANGGAL : 25 OKTOBER 2022


JENIS : ESAI
JUDUL : PENYELENGGARAAN METODE BINTER TNI
REFERENSI : UU NO 34 TH 2004
PENYELENGGARAAN METODE BINTER TNI

PENDAHULUAN.
Mencermati kalimat dari sekelumit amanat Panglima Besar Jenderal
Soedirman pada tahun 1946 dengan kata kunci “Tentara” dan “Masyarakat” seperti
tidak bisa terpisahkan karena antara satu dengan lainnya saling berkaitan layaknya
jiwa dan raga. Jati Diri TNI selain sebagai tentara profesional merangkap sebagai
tentara pejuang, tentara nasional dan tentara rakyat. TNI dalam kiprah
pengabdiannya senantiasa menomorsatukan kepentingan rakyat, sesuai slogan
“Terbaik Bagi Rakyat, Terbaik Bagi TNI” atau “Bersama Rakyat TNI Kuat, Bersama
TNI Rakyat Sejahtera” dengan terus berupaya mewujudkan Kemanunggalan TNI-
Rakyat sebagai senjata ampuh yang dahsyat dalam Sistem Pertahanan Semesta
(Sishanta).
Pemberdayaan wilayah pertahanan di darat dilaksanakan melalui kegiatan
pembinaan territorial, yang pada hakekatnya adalah penyiapan wilayah pertahanan
semesta serta upaya membangun, memelihara, meningkatkan dan memantapkan
kemanunggalan TNI-Rakyat melalui kegiatan bantuan dalam mengatasi kesulitan
rakyat, guna mewujudkan ruang juang, alat juang dan kondisi juang yang tangguh
untuk kepentingan Negara. Pembinaan teritorial sebagai salah satu fungsi utama
TNI AD, bermakna bahwa penyelenggaraan pembinaan teritorial dilaksanakan oleh
jajaran TNI AD.
Penyelenggaraan Binter dilaksanakan dari tingkat pusat, Kodam,
Dir/Ka/Dan/Pus, Kodim, Satkowil dan Satnonkowil. Dimana dalam pelaksanaan dan
penyelengaraannya pembinaan teritorial terdiri beberapa kegiatan dari Bakti
TNI/TMMD, Karya Bakti, Bakti Sosial dan Penanggulangan bencana. Semua
penyelenggaraan binter tersebut disusun dari mulai tahap perencanaan, persiapan,
pelaksanaan dan pengakhiran agar tujuan dari kegiatan yang dilaksanakan dapat
terwujud secara maksimal. Serta banyak metode yang digunakan pada pelaksanaan
binter tersebut.

PEMBAHASAN.
Pada awalnya Binter dilaksanakan oleh satuan teritorial dengan nama Bintara
Onder Distrik Militer (BODM), Komando Distrik Militer (KDM), Divisi Teritorial dan
Teritorium. Periode berikutnya diadakan penyederhanaan organisasi melalui
pembentukan satuan-satuan Komando Teritorial (Koter) yaitu Komando Daerah
Militer (Kodam), Komando Resort Militer (Korem), Komando Distrik Militer (Kodim)
dan Komando Rayon Militer (Koramil), seperti yang kita kenal hingga saat ini
sebagai Komando Kewilayahan (Kowil), institusi yang mempunyai tanggung jawab
untuk melaksanakan pembinaan teritorial di wilayah binaannya masing-masing.
Aspek historis yang membentuk TNI adalah rakyat Indonesia sendiri yang
menghendaki Tentara hadir sebagai benteng Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) untuk melindungi dan mengayominya. Suatu fakta sejarah yang tak
terbantahkan bahwa perjuangan TNI pada umumnya pertempuran selalu didukung
oleh rakyat sehingga penyertaan Kemanunggalan TNI-Rakyat dalam masa mengisi
kemerdekaan hingga pada saat ini maupun masa mendatang masih relevan
diberlakukan sebagai bagian dari sistem pertahanan negara yang bersifat semesta.
Pembinaan teritorial yang dilakukan oleh TNI memiliki beberapa kegiatan
yang pertama yaitu Bakti TNI. Bakti TNI merupakan salah satu wujud kepedulian TNI
AD dalam membantu menangani permasalahan sosial dan kemanusian baik atas
permintaan maupun atas inisiatif sendiri merupakan kekuatan bila diselenggarakan
secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan melibatkan pemerintah dan segenap
lapisan masyarakat. Disamping itu Bakti TNI juga dapat dijadikan sebagai sarana
untuk melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan yang menjadi salah satu
tugas yang harus dilaksanakan oleh TNI AD. Dalam pelaksanaannya bakti TNI
bekerjasama dengan pemerintah daerah maupun instansi lainnya guna mencapai
tujuan bersama yang lebih maksimal dengan mengutamakan kepentingan
masyarakat. Ada beberapa bentuk kerjasama bakti TNI yaitu yang pertama bentuk
“A”, dimana TNI menyediakan tenaga dalam pelaksanaan bakti TNI dan pihak lain
menyediakan dana serta sarana dalam menunjang pelaksanaan bakti TNI tersebut,
kemudian bentuk kedua yaitu bentuk “B” dimana TNI menyediakan tenaga dan
sarana serta pihak lain hanya menyediakan dana sebagai pendanaan atau modal
kegiatan bakti TNI. Bentuk ketiga yaitu bentuk “C”, dalam hal ini baik TNI maupun
pihak lain sama-sama membagi tugas baik tenaga, sarana dan pendanaan kegiatan.
Bakti TNI terdiri dari TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), TMMD ada 2
macam TMMD Reguler dan TMMD Imbangan. TMMD Reguler adalah TMMD yang
diprogramkan setiap tahun anggaran sesuai waktu, sasaran dan dukungan logistik
yang telah ditetapkan. TMMD Imbangan. TMMD Imbangan adalah TMMD di luar
program yang dilaksanakan bersamaan waktunya dengan TMMD Reguler oleh
Penanggung jawab Keberhasilan Operasi (PKO) atas inisiatif atau permintaan
pemerintah daerah setempat dengan menggunakan anggaran dari pemerintah
daerah setempat.
Yang kedua yaitu Karya Bakti, dimana karbak/karya bakti ini merupakan
kegiatan untuk membantu pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraaan
masyarakat dititik beratkan pada pembangunan fisik daripada nonfisik dan
bermanfaaat bagi kepentingan pertahanan negara di darat yang terdiri dari Karbak
Reguler, karbak reguler adalah Karbak yang dilaksanakan sesuai program. Karbak
Khusus. Karbak khusus adalah Karbak yang dilaksanakan di luar program. Karbak
Skala Besar, karbak skala besar adalah Karbak yang dilaksanakan dengan sasaran
dan volume pekerjaan yang besar sehingga memerlukan waktu lebih lama dan
dukungan biaya maupun logistik serta jumlah personel yang lebih besar.
Ketiga yaitu Bakti Sosial, Bakti Sosial atau Baksos merupakan bentuk
pengabdian TNI kepada masyarakat yang dapat dilaksanakan sewaktu-waktu baik
berdiri sendiri atau bersama komponen bangsa lainnya dengan tujuan untuk
membantu sesama terutama yang terkait dengan kesehatan, pengobatan,
pendidikan, kemiskinan dan bantuan kemanusiaan lainnya yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Baksos untuk membantu sesama terutama yang terkait dengan
kesehatan, pendidikan, pengobatan, kemiskinan, dan bantuan kemanusiaan lainnya
yang dibutuhkan masyarakat. Dimana baksos ini juga dilakukan dengan berbagai
unsur terkait dari instansi pemerintah sampai instansi daerah.
Keempat yaitu Penanggulangan Bencana/Gulben, Gulben adalah
serangkaian upaya yang dilakukan satuan TNI sesuai ketentuan atas permintaan
pemerintah/masyarakat dengan sasaran fisik dan nonfisik bersama komponen
bangsa lainnya pada tahapan pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana
dalam rangka membantu pemerintah menanggulangi dampak bencana. Gulben
untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan perlindungan kepada masyarakat dari
ancaman bencana pada tahap pra bencana, tanggap darurat, dan pasca bencana
sehingga tercipta situasi aman dan kondusif.
Adapun syarat-syarat personel dalam kegiatan Metode Binter yang
dilaksanakan oleh perorangan maupun satuan memerlukan personel dengan
persyaratan memedomani Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib TNI, memiliki
sikap, mental, perilaku dan penampilan yang dapat diterima oleh masyarakat
secara umum, memiliki pengetahuan dan menguasai materi yang akan disampaikan
dalam kegiatan Metode Binter, dapat meyakinkan masyarakat terhadap isi pesan
yang disampaikan, memiliki kemampuan mengaplikasikan kemampuan komunikasi
sosial, menguasai teknik wawancara, memahami Undang-Undang RI nomor 3 tahun
2002 tentang Pertahanan Negara, Pasal 1 ayat (1), (2) dan (7), Pasal 9 ayat (1),
memahami Undang-Undang RI nomor 34 tahun 2004 tentang TNI, Pasal 7 dan 8,
memahami adat istiadat dan kultur budaya setempat, memahami peraturan
Perundang-undangan lain yang terkait dan memiliki kondisi jasmani yang samapta.

PENUTUP
Kesimpulan. Dari ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan
kegiatan pembinaan teritorial TNI bisa dilakukan dengan beberapa kegiatan yang
diantaranya yaitu TMMD, Karya Bakti, Bakti Sosial dan Gulben/Penanggulangan
Bencana. Semua kegiatan tersebut dilaksanakan dari mulai tahap perencanaan,
persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran mulai dari tingkat atas sampai tingkat
Satkowil dan Non kowil dengan bekerjasama anatar instansi TNI, pemerintah dan
swasta dalam pelaksanaannya.
Saran. Agar pembaca memahami tentang kegiatan-kegiatan yang
dialksanakan dalam pembinaan teritorial agar bisa digunakan sebagai bekal ilmu jika
ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan pembinaan teritorial.

REFERENSI :
1. UU No 34 Tahun 2004 tentang TNI

Anda mungkin juga menyukai