NIM: 19033022
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Penanaman Bela Negara Bagi Generasi Muda.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai bela negara. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda dari
perbaikan makalah diwaktu yang akan datang.
Penyusun
I. Pendahuluan
Latar Belakang
Bela negara adalah sebuah semangat berani berkorban demi tanah air, baik harta
atau nyawa sekalipun berani untuk dikorban demi untuk keutahan dan kemaslahatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI kita tercinta.
Untuk terselenggarakannya bela negara atau tercapainya bela negara ada beberapa
faktor yang kita perhatikan dan kita aplikasikan. Pertama, untuk melakukan upaya bela
negara kita harus cinta terlebih dahulu pada tanah air sendiri. Kalau kita sudah mencintai
negeri ini, kita juga harus memiliki kesadaran akan halnya kita ini satu bangsa dan satu
negara, atau kesadaran berbangsa dan bernegara. Selanjutnya, faktor ketiga, kita harus rela
untuk berkorban bagi bangsa dan negara ini, seperti pengertian bela negara diatas. Faktor
terakhir yang harus dimiliki untuk melakukan bela negara, yaitu memiliki kemampuan
awal bela negara.
Jika sudah adanya tekad untuk meaplikasikan dasar atau faktor untuk bela negara,
selanjutnya langkah yang dilakukan adalah melakukan aksi bela negara itu sendiri. Dalam
aspek ini, ada beberapa wujud dan bentuk bela negara. Namun, sebelum itu, jika ingin
melakukan bela negara, tentu diperlukan dulu wadah yang akan dibela. Diantaranya,
wadah yang diperlukan untuk membela negara yaitu kedaulatan negara, kesatuan dan
persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yuridiksi nasional.
Rumusan Masalah
Masalah dan topik pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
Tujuan
II. Pembahasan
Bela Negara, adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara (UU No.3/2002). Bela negara merupakan sebuah konsep yang
disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara yang mencerminkan
patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen untuk kepentingan
mempertahankan eksistensi negara. Bela negara dibagi menjadi dua, yaitu :
1. FISIK, Usaha pertahanan mengahadapi serangan fisik atau Agresi dari pihak yang
mengancam keberadaan negara.
2. NON-FISIK, upaya turut serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara,
baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Bela negara juga dapat dimaknai sebagai upaya setiap warga negara untuk
mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam
negeri dengan cara penyelenggaraan pertahanan negara yang dilakukan oleh Tentara
Nasional Indonesia maupun oleh seluruh komponen bangsa.
Bela negara dipersepsikan identik dengan Ketahanan Nasional. Pada periode ini
keikutsertaan warga negara dalam bela negara diselenggarakan melalui berbagai segenap
aspek kehidupan nasional.
Bela negara dipersepsikan sebagai upaya untuk mengatasi berbagai krisis yang sedang
dihadapi oleh bangsa Indonesia. Pada periode ini keikutsertaan warga negara dalam upaya
bela negara disesuaikan dengan kemapuan dan profesi masing-masing
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa “Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara“. dan “Syarat-syarat
tentang pembelaan diatur dengan undang-undang”. Jadi sudah pasti mau tidak mau kita
wajib ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan, tantangan
dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Beberapa dasar hukum dan
peraturan tentang Wajib Bela Negara:
1. Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara Rl.
Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
Menurut Pasal 30 UUD 1945 usaha pertahanan Negara dilaksanakan dengan Sistem
Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta ( Sishankamrata ).
2. Sifat Sishankamrata
1) Kerakyatan
2) Kesemestaan
3) Kewilayahan
Berbagai upaya bela negara juga dapat dilakukan melalui organisasi maupun individu.
Upaya bela negara tidak hanya berperang, tetapi mengharumkan nama bangsa Indonesia di
luar negeri pun disebut bela negara. Misalnya, yang dilakukan oleh para atlet olahraga yang
berlaga dalam olimpiade. Kita bisa ikut bangga jika ada atlet Indonesia menjadi juara dalam
kejuaraan antarnegara atau kejuaraan dunia. Kebanggaan dan keharuan kita bertambah
ketika sang saka Merah Putih berkibar dengan gagah di antara bendera negara-negara lain.
Selain itu secara organisasi, bela negara dapat dilakukan melalui pengiriman Tim SAR
Indonesia untuk mencari dan menolong korban bencana alam.
Selain secara organisasi, individu-individu sebagai warga negara juga dapat berperan
membela negara dalam tindakan, menjunjung nasionalisme, patriotisme, serta membela
Pancasila dan UUD 1945. Berbagai upaya pembelaan terhadap negara dan mewujudkan
keamanan dapat dilakukan warga negara dalam semua aspek kehidupan.
Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 Pasal 5, menegas kan bahwa pertahanan negara
berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahan kan seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah dan menjadi tanggung jawab segenap
bangsa. Oleh karena itu, ancaman terhadap sebagian wilayah Indonesia merupakan
ancaman bagi seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan ketentuan tersebut maka
keikutsertaan segenap warga negara dalam upaya pembelaan negara bukan hanya dalam
lingkup nasional, tetapi juga dalam lingkungan terdekat tempat kita tinggal. Artinya,
menjaga keutuhan wilayah lingkungan kita tidak dapat dipisahkan dari keutuhan wilayah
negara secara keseluruhan.
Peran serta masyarakat dalam upaya pembelaan negara berlangsung sejak masa awal
kemerdekaan. Keterlibatan warga negara dalam pembelaan negara adalah sebagai berikut :
Contoh yang dilakukan Polri dalam upaya bela negara, antara lain:
1. Mendukung tetap tegaknya negara kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
2. Melakukan penyuluhan kesadaran hukum bagi warga Negara.
3. Melakukan pengaturan lalu lintas dan memberikan pengayoman keamanan bagi
warga Negara.
4. Memberikan perlindungan keamanan dari berbagai tindak kejahatan terhadap
warga Negara.
5. Melakukan proses penyidikan dan penyelidikan terhadap berbagai tindak
kejahatan.
Salah satu keutuhan perjuangan bangsa Indonesia saat ini adalah menjaga
keutuhan wilayah NKRI. Pertahanan dan keutuhan wilayah RI menjadi tugas dan
tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia melalui sitem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta. Seluruh warga Negara harus mau dan siap membela Negara dari ancaman,
gangguan, hambatan, dan tantangan yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri.
Kalau kita coba melihat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu
indikator bahwa sebagian kalangan pemuda di negeri ini telah mengalami penurunan
kesadaran akan pentingnya bela Negara. Hal tersebut bisa kita lihat dari segelintir
persoalan seperti, kebiasaan pemuda yang lebih bangga dengan budaya atau simbol-simbol
bangsa lain dan tidak bangga dengan budaya bangsa sendiri. Ataupun, pemuda saat ini
lebih cenderung meninggalkan nilai-nilai budaya bangsa dengan memamerkan ciri
westernisasi. Dan semakin banyaknya pemuda yang melakukan perilaku penyalahgunaan
narkoba, dan kondisi ini diperparah dengan minimnya kesadaran sosial dan perhatian
kepada sesama yang ditunjukkan dengan semakin individualisnya pemuda itu sendiri di
tengah-tengah masyarakat. Permasalahan ini jelas mengganggu sikap kesadaran bela
Negara pada pemuda.
Hal lain juga yang dapat mengganggu kesadaran bela negara di tingkat pemuda yang
perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial di
tingkat pemuda, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan
peranan pemuda untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan
masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya
masyarakat maka sedikit banyak himpitan persoalan akan dapat teratasi. Dengan perilaku
ini, pemuda telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara.
Salah satu hal penting yang harus disadari pemuda adalah bahwa pemuda tidak
dapat melepaskan diri dari tanggung jawab atas problematika bangsa yang dihadapi saat
ini. Pemuda harus berperan serta dan berada dalam garis terdepan, dalam melakukan
perubahan, hanya dengan demikianlah pemuda menjaga keutuhan bangsa ini,
mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan yang lebih besar, untuk mengantisipasi
terjadinya penjajahan gaya baru disegala aspek, atas derasnya arus globalisasi yang tak
terbendung juga merupakan salah satu menjaga negara ini.
Hal lain yang tak kalah pentingnya, pemuda harus memiliki kepekaan sosial dan
memiliki tanggung jawab atas kondisi masyarakat saat ini. Usaha pembelaan negara
berdasar pada kesadaran setiap pemuda akan hak dan kewajibannya. Kesadaran demikian
perlu ditumbuhkembangkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk
ikut sert dalam pembelaan negara. Proses motivasi untuk membela negara dan bangsa
akan berhasil jika setiap pemuda memahami keunggulan negaranya. Disamping itu setiap
pemuda hendaknya juga memahami kemungkinann segala macam ancaman terhadap
eksistensi bangsa dan negara indonesia. Dalam hal ini terdapat beberapa dasar pemikiran
yang dapat dijadikan sebagai bahan motivasi setiap pemuda untuk ikut dalam usaha bela
negara. Kaelan dan Achmad Zubaidi (2007:121) mengemukakan bahwa untuk
mewujudkan motivasi pemuda terhadap semangat bela negara setidaknya harus
diperhatikan beberapa hal, antara lain:
Pendidikan Bela Negara harus diajarkan sejak dini, mulai dari pendidikan dasar,
menengah dan tinggi ( dari TK s/d Universitas). Memang saat ini kurikulum Tahun 2013
tidak secara eksplisit mencantumkan hal tsb, namun tidak menghambat untuk
menyampaikan materi pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila, Sejarah Perjuangan
Bangsa dan mata pelajaran lainnya yang relevan, serta Pramuka yang menjadi kewajiban
Ekstra Kurikuler. Penanaman nilai nila Bela Negara (Cinta tanah air, Sadar Berbangsa dan
Bernegara, Yakin Pancasila sebagai Ideologi Negara, Rela Berkorban, serta Mempunyai
kemampuan awal secara psikis dan fisik untuk Bela Negara) bagi pelajar sangat penting.
Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Bela Negara, pihak sekolah dapat
melibatkan instansi terkait, seperti unsur TNI, Polri, Kemhan, Lemhannas, Kemenko
Polhukam, Kemendikti dan Riatek, Kemdikbud, Kemdagri, Pemda dll dlm menyampaikan
materi berupa Ceramah, Diskusi Interaktif, sampai dengan simulasi Bela Negara, sehingga
terwujud sinergitas penyelenggaraan Bela Negara di kalangan Siswa dan Mahasiswa.
Materi disampaikan secara Komunikatif, Dialogis dan Interaktif, sehingga Tidak Monologis,
Dokrinal dan Menakutkan peserta.
Pendidikan Bela Negara harus berupaya membuat peserta menjadi betah, senang,
riang gembira, menggunakan bahasa bahasa yang mudah dicerna dan diterima masyarakat,
sehingga tidak terkesan seperti wajib militer sebagaimana dikhawatirkan oleh sebagain
elit2 politik yang dianggap seperti Era Orde Baru (Militer akan kembali memasuki Bidang
Politik). Materi materi Bela Negara harus sesuai kondisi dan tantangan ke depan, agar
mudah diresapi, dihayati, dan dijiwai oleh semua unsur masyarakat untuk bekal Bela
Negara dalam semua aspek Kehidupan IPOLEKSOSBUDHANKAM.
Bela negara adalah komponen penting dalam tegaknya negara sebagai negara yang
berdaulat, adil.dan makmur. Tanpa Bela Negara yang kuat dan kokoh, akan sulit negara kita
mewujudkan kemandirian yang merupakan salah satu dasar menjadi Negara yang hebat
dan berpengaruh di Asia dan Dunia. Diklat Bela Negara harus ditingkatkan di semua level
Ormas, LSM dan berbagai Parpol, maupun di lingkungan Pemerintahan, perusahaan BUMN
dan Swasta agar terwujud rasa Nasionalisme, Patriotisme dan Cinta Tanah Air yang tinggi
terhadap NKRI.
Kita memang saat ini tidak dalam menghadapi “Musuh Nyata” perang fisik dengan
Negara lain seperti Korea Selatan menghadapi Korea Utara., Namun sesungguhnya kita saat
ini lagi menghadapi “Musuh Negara Indonesia” seperi Kemiskinan, Narkoba, Ideologi
Radikal dll, termasuk perlambatan perkembangan ekonomi yang lagi kurang
menggembirakan yang berpotensi seperti Krisis Tahun.2008. Untuk itu, semua komponen
bangsa harus sepakat melawan “musuh bangsa” tersebut dengan melakukan Bela Negara.
Nampaknya setelah merayakan 70 Tahun Kemerdekaan RI, perlu dipertimbangkan kembali
dalam jangka pendek untuk melakukan “Sumpah Pemuda jilid II” atau sebutan lainnya
(Sumpah Kebangsaan) sebagaimana yang dilakukan oleh para pejuang dan pendahulu kita
melaksanakan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 agar mempunyai semangat
perjuangan bangsa dan tekad yang kuat untuk memajukan Negara dan Bangsa ini, ditengah
persaingan global antar bangsa di dunia.
Generasi muda Indonesia harus memiliki jati diri dan daya tangkal, serta daya saing
dalam mengarungi arus Globalisasi yang telah melanda Indonesia. Semoga pencerahan ini
menjadi renungan dan dpt segera ditindak-lanjuti sesuai ketentuan peraturan yang berlaku
oleh rekan rekan sekalian, sesuai fungsi dan tugas yg diemban agar upaya bela negara
dapat lebih nyata dirasakan manfaatnya oleh Generasi Muda khususnya para pemuda
sebagai generasi penerus bangsa.
Peran Serta Pemuda
Disaat kondisi bangsa seperti saat ini peranan generasi muda sebagai pilar
penggerak, pengawal jalannya reformasi, dan pembangunan sangat diharapkan. Dengan
organisasi dan jaringannya yang luas, pemuda dapat memainkan peran yang lebih besar
untuk mengawal jalannya reformasi dan pembangunan. Permasalahan yang dihadapi saat
ini, justru banyak generasi muda atau pemuda yang mengalami disorientasi, dislokasi, dan
terlibat pada kepentingan politik praktis. Seharusnya melalui generasi muda terlahir
inspirasi untuk mengatasi berbagai kondisi dan permasalahan yang yang ada. Generasi
muda yang mendominasi populasi penduduk Indonesia saat ini, mesti mengambil peran
sentral dalam berbagai bidang untuk membangun bangsa dan Negara.
Pemuda harus bersatu dalam kepentingan yang sama (common interest) untuk
suatu kemajuan dan perubahan. Tidak ada yang bisa menghalangi perubahan yang diusung
oleh kekuatan generasi muda, sepanjang moral dan semangat juang tidak luntur. Namun
bersatunya pemuda dalam satu perjuangan bukanlah persoalan mudah. Dibutuhkan syarat
minimal agar pemuda dapat berkumpul dalam satu kepentingan. Pertama, moral
perjuangan harus terpenuhi, yakni terbebas dari kepentingan pribadi atau kepentingan
kelompok. Kedua, kesamaan agenda perjuangan secara umum. Ketiga, terlepasnya unsur-
unsur primordialisme dalam perjuangan bersama yang sensitive dalam kebersamaan.
Pemuda menjadi aktor untuk terwujudnya demokrasi politik dan ekonomi yang
sebenarnya. Tidak dapat dihindari bahwa politik dan ekonomi masih menjadi bidang
eksklusif bagi sebagian orang, termasuk generasi muda. Pemuda harus menyadari , bahwa
sumber daya (resource) negeri ini merupakani aset yang harus dipertahankan supaya tidak
terjebak dalam konspirasi ekonomi kapitalis. Pemuda harus dapat memainkan perannya
sebagai kelompok penekan (pressure group) agar kebijakan-kebijakan strategis
pemerintah betul-betul bermanfaat bagi kepentingan bangsa.
mendasar yang harus dimiliki oleh generasi muda dalam kontribusinya mengisi
kemerdekaan untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita nasional adalah semangat
kebangsaan sebagai sinergi antara rasa kebangsaan dan faham kebangsaan yang
menyatukan tekad untuk senantiasa menjaga martabat bangsa serta pemahaman
tentang apa dan bagaimana bangsa ini mewujudkan masa depannya (Lemhannas RI,
2008).
Dengan kondisi demikian itu dalam rangka menumbuhkan semangat bela negara
bagi generasi muda guna menjamin ketahan nasional Indonesia dalam pencapaian
tujuan nasional, pendidikan nasional sangat dibutuhkan keberhasilannya guna
menumbuhkan sikap, moral dan watak bangsa. Dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional mempertegas rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional
sebagai berikut :
Anggota keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, anak, serta orang lain yang menjadi
bagian dari keluarga harus melaksanakan kewajiban nya dengan baik dan sungguhsungguh
agar mendapatkan haknya sesuai kewajiban yang telah dilakukannya. Misalnya, ayah/ibu
mencari nafkah dan mengurus rumah tangga, anak-anak belajar dengan sungguh-sungguh,
serta pembantu mengerjakan pekerjaan di rumah dengan baik.
2. Sekolah
1. Siswa belajar dengan baik dan memenuhi unsur wajib belajar secara akademik.
2. Siswa menaati tata tertib sekolah atau berdisiplin.
3. Guru mendidik siswa dengan baik, di antaranya pendidikan damai dan
penyelesaian konflik tanpa kekerasan, serta mengacu pada tujuan yang akan
dicapai, baik kompetensi siswa maupun kurikulum.
4. Staf tata usaha melaksanakan tugas dengan baik dengan men dokumen tasikan
administrasi dengan tertib.
5. Penjaga sekolah melaksanakan tugasnya dengan baik.
1. Lingkungan Masyarakat dan Negara
Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa. Roda sejarah
demokrasi selalu menyertakan mahasiswa sebagai pelopor, penggerak, bahkan sebagai
pengambil keputusan. Hal tersebut telah terjadi di berbagai negara di dunia, baik di Timur
maupun di Barat.
Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para
mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita
sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk
memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.
Dengan demikian adalah sebuah keharusan bagi mahasiswa untuk menjadi pelopor
dalam melakukan fungsi control terhadap jalannya roda pemerintahan sekarang. Bukan
malah sebaliknya.
Dengan adanya sikap kritis dalam diri mahasiswa diharapkan akan timbul sikap
korektif terhadap kondisi yang sedang berjalan. Pemikiran prospektif ke arah masa depan
harus hinggap dalam pola pikir setiap mahasiswa. Sebaliknya, pemikiran konservatif pro-
status quo harus dihindari. Tetapi tidak bisa dipungkiri, mahasiswa sebagai social control
terkadang juga kurang mengontrol dirinya sendiri. Sehingga mahasiswa harus menghindari
tindakan dan sikap yang dapat merusak status yang disandangnya, termasuk sikap
hedonis-materialis yang banyak menghinggapi mahasiswa. Karena itu, kepedulian dan
nasionalisme terhadap bangsa dapat pula ditunjukkan dengan keseriusan menimba ilmu di
bangku kuliah. Mahasiswa dapat mengasah keahlian dan spesialisasi pada bidang ilmu
yang mereka pelajari di perguruan tinggi, agar dapat meluruskan berbagai ketimpangan
sosial ketika terjun di masyarakat kelak.
Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan secara santun tanpa mengurangi
esensi dan agenda yang diperjuangkan. Semangat mengawal dan mengawasi jalannya
reformasi, harus tetap tertanam dalam jiwa setiap mahasiswa. Sikap kritis harus tetap ada
dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan
yang terjadi terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan. Dengan begitu,
mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidaritas kerakyatan.
Organisasi kemahasiswaan
III. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut. Bela negara
merupakan sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi
suatu negara yang mencerminkan patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh
komponen untuk kepentingan mempertahankan eksistensi negara. Bela negara juga
dapat dimaknai sebagai upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republik
Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri dengan cara
penyelenggaraan pertahanan negara yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia
maupun oleh seluruh komponen bangsa.
Membangun Kesadaran Bela Negara pada pemuda merupakan sesuatu yang penting
karena pemuda merupakan generasi penerus bangsa. Begitu besarnya kiprah pemuda
dalam melakukan perubahan-perubahan di negara indonesia sebagai wujud sikap bela
negara. Dahulu para pemuda indonesia bersatu padu untuk memperoleh kemerdekaan,
dan saat ini peran dan fungsi pemuda sebagai generasi penerus bangsa dan pengisi
kemerdekaan sebagaimana dilakukan pemuda tempo dulu masih sangat diidamkan oleh
seluruh elemen bangsa.
Semangat juang dan patah semangat yang dimiliki kaum muda hendaknya
dimanfaatkan sebagai dasar pergerakan pemuda. Pemuda kala ini hendaknya ikut serta
dalam usaha pembelaan negara yang dilakukan dengan cara mengisi kemerdekaan dengan
manampilkan sikap-sikap positif yang sesuai dengan ideologi bangsa dan konstitusi yang
berlaku di indonesia. Semangat bela negara dapat tercermin dari adanya kesadaran
pemuda akan aturan-aturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan, serta adanya
kemelekan politik dari para pemuda yang akhirnya dapat memposisikan diri dalam kancah
politik nasional untuk perubahan Indonesia.
Daftar Pustaka
Harist Muzani, Teuku. Revolusi Peran Pemuda Pasca Konflik. tersedia dalam http:
//keacehan. blogspot.com/2011/01/ revolusi-peran-pemuda-pasca-konflik.html.
Kaelan dan Zubaidi, Achmad. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Paradigma:
Yogyakarta.
Utama, Wira. Penanaman Bela Negara Pada Mata Pelajaran PKN Memiliki Posisi Strategis
tersedia dalam:
http://lms.aau.ac.id/library/ebook/MJ_3774_11_H/files/res/downloads/download_0030.
pdf