Anda di halaman 1dari 20

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan

“Upaya Bela Negara Bagi Mahasiswa”

Nama: Fahrul Juanda

NIM: 19033022

Jurusan: Penddikan FISIKA

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Padang dan Universitas Terbuka

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Penanaman Bela Negara Bagi Generasi Muda.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai bela negara. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda dari
perbaikan makalah diwaktu yang akan datang.

Bukittinggi, 13 April 2020

Penyusun

Upaya Bela Negara Bagi Kalangan Mahasiswa

I. Pendahuluan
Latar Belakang

Bela negara adalah sebuah semangat berani berkorban demi tanah air, baik harta
atau nyawa sekalipun berani untuk dikorban demi untuk keutahan dan kemaslahatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI kita tercinta.

Untuk terselenggarakannya bela negara atau tercapainya bela negara ada beberapa
faktor yang kita perhatikan dan kita aplikasikan. Pertama, untuk melakukan upaya bela
negara kita harus cinta terlebih dahulu pada tanah air sendiri. Kalau kita sudah mencintai
negeri ini, kita juga harus memiliki kesadaran akan halnya kita ini satu bangsa dan satu
negara, atau kesadaran berbangsa dan bernegara. Selanjutnya, faktor ketiga, kita harus rela
untuk berkorban bagi bangsa dan negara ini, seperti pengertian bela negara diatas. Faktor
terakhir yang harus dimiliki untuk melakukan bela negara, yaitu memiliki kemampuan
awal bela negara.

Jika sudah adanya tekad untuk meaplikasikan dasar atau faktor untuk bela negara,
selanjutnya langkah yang dilakukan adalah melakukan aksi bela negara itu sendiri. Dalam
aspek ini, ada beberapa wujud dan bentuk bela negara. Namun, sebelum itu, jika ingin
melakukan bela negara, tentu diperlukan dulu wadah yang akan dibela. Diantaranya,
wadah yang diperlukan untuk membela negara yaitu kedaulatan negara, kesatuan dan
persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yuridiksi nasional.

Keikutsertaan warga negara dalam wujud upaya bela negara diselenggarakan


melalui beberapa aspek atau topic. Diantaranya Pendidikan Kewarganegaraan, pelatihan
dasar kemiliteran, pengabdian sebagai prajurit tentara nasional Indonesia secara sukalera
dan secara wajib, dan pengabdian sesuai profesi (UU No.3 tahun 2002). Jadi, ketelibatan
warga negara sipil dalam bentuk bela negara fisik maupun non fisik dapat dilakukan
dengan berbagai bentuk sepanjang masa dan dalam segala situasi, misalnya dengan cara
meningkatkan kesadaran dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air,
berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata (bukan
retorika), meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hokum atau undang-undang
dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia, dan pembekalan mental spiritual dikalangan
masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai
dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia. Sementara bentuk bela negara fisik
banyak dilakukan oleh tentara negara Indonesia.

Rumusan Masalah

Masalah dan topik pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana definisi bela negara bagi mahasiswa ?


2. Bagaimana bentuk-bentuk usaha pembelaan negara bagi mahasiswa ?
3. Bagaimana cara meningkatkatkan kesadaran bela negara untuk generasi muda ?

Tujuan

Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui definsi bela negara bagi mahasiswa.


2. Mengetahui bentuk-bentuk usaha pembelaan negara bagi mahasiswa.
3. Mengetahui cara meningkatkan kesadaran bela negara untuk generasi muda.

II. Pembahasan

1.1 Definisi Bela Negara

Bela Negara, adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara (UU No.3/2002). Bela negara merupakan sebuah konsep yang
disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara yang mencerminkan
patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen untuk kepentingan
mempertahankan eksistensi negara. Bela negara dibagi menjadi dua, yaitu :

1. FISIK, Usaha pertahanan mengahadapi serangan fisik atau Agresi dari pihak yang
mengancam keberadaan negara.
2. NON-FISIK, upaya turut serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara,
baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Bela negara juga dapat dimaknai sebagai upaya setiap warga negara untuk
mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam
negeri dengan cara penyelenggaraan pertahanan negara yang dilakukan oleh Tentara
Nasional Indonesia maupun oleh seluruh komponen bangsa.

Sejarah Bela Negara

1. Periode Pertama (Perang Kemerdekaan 1945-1949).

Bela negara dipersepsikan dengan perang kemerdekaan, keikutsertaan warga negara


dalam bela negara diwujudkan ikut serta berperan dalam perjuangan kemerdekaan, baik
bersenjata maupun tidak bersenjata.

2. Periode Kedua (1950-1965).

Dalam menghadapi berbagai pemberontakan dan gangguan-gangguan dalam negeri, bela


negara dipersepsikan identik dengan upaya pertahanan dan keamanan, baik bersenjata
maupun tidak bersenjata

3. Periode ketiga (Orde Baru 1966-1998)

Bela negara dipersepsikan identik dengan Ketahanan Nasional. Pada periode ini
keikutsertaan warga negara dalam bela negara diselenggarakan melalui berbagai segenap
aspek kehidupan nasional.

4. Periode Keempat (Reformasi 1999 – Sekarang)

Bela negara dipersepsikan sebagai upaya untuk mengatasi berbagai krisis yang sedang
dihadapi oleh bangsa Indonesia. Pada periode ini keikutsertaan warga negara dalam upaya
bela negara disesuaikan dengan kemapuan dan profesi masing-masing

Nilai-nilai Bela Negara

1. Cinta Tanah Air


2. Sadar Berbangsa dan Bernegara Indonesia
3. Yakin akan Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
4. Rela Berkorban Untuk Bangsa dan Negara
5. Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara

Dasar Hukum Bela Negara

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa “Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara“. dan “Syarat-syarat
tentang pembelaan diatur dengan undang-undang”. Jadi sudah pasti mau tidak mau kita
wajib ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan, tantangan
dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Beberapa dasar hukum dan
peraturan tentang Wajib Bela Negara:

1. Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.

2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.

3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara Rl.
Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.

4. Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.

5. Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.

6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.

7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tenteng Pertahanan Negara.

1.2 Bentuk Bentuk Usaha Pembelaan Negara

1. Penyelenggaraan Pertahanan Negara

Pertahanan Negara diselenggarakan melalui usaha membangun, membina


kemampuan daya tangkal Negara dan bangsa, serta menanggulangi setiap ancaman
yang dating. Penyelenggaraan pertahanan Negara diselenggarakan oleh komponen-
komponen berikut :

1) Komponen Utama Pertahanan Negara


2) Komponen Cadangan dan Pendukung Pertahanan Negara

Menurut Pasal 30 UUD 1945 usaha pertahanan Negara dilaksanakan dengan Sistem
Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta ( Sishankamrata ).

2. Sifat Sishankamrata

Sishankamrata memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

1) Kerakyatan
2) Kesemestaan
3) Kewilayahan

Berbagai upaya bela negara juga dapat dilakukan melalui organisasi maupun individu.
Upaya bela negara tidak hanya berperang, tetapi mengharumkan nama bangsa Indonesia di
luar negeri pun disebut bela negara. Misalnya, yang dilakukan oleh para atlet olahraga yang
berlaga dalam olimpiade. Kita bisa ikut bangga jika ada atlet Indonesia menjadi juara dalam
kejuaraan antarnegara atau kejuaraan dunia. Kebanggaan dan keharuan kita bertambah
ketika sang saka Merah Putih berkibar dengan gagah di antara bendera negara-negara lain.
Selain itu secara organisasi, bela negara dapat dilakukan melalui pengiriman Tim SAR
Indonesia untuk mencari dan menolong korban bencana alam.

Selain secara organisasi, individu-individu sebagai warga negara juga dapat berperan
membela negara dalam tindakan, menjunjung nasionalisme, patriotisme, serta membela
Pancasila dan UUD 1945. Berbagai upaya pembelaan terhadap negara dan mewujudkan
keamanan dapat dilakukan warga negara dalam semua aspek kehidupan.

Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 Pasal 5, menegas kan bahwa pertahanan negara
berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahan kan seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah dan menjadi tanggung jawab segenap
bangsa. Oleh karena itu, ancaman terhadap sebagian wilayah Indonesia merupakan
ancaman bagi seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan ketentuan tersebut maka
keikutsertaan segenap warga negara dalam upaya pembelaan negara bukan hanya dalam
lingkup nasional, tetapi juga dalam lingkungan terdekat tempat kita tinggal. Artinya,
menjaga keutuhan wilayah lingkungan kita tidak dapat dipisahkan dari keutuhan wilayah
negara secara keseluruhan.

Bentuk Ancaman terhadap Bangsa dan Negara

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 ancaman terhadap Negara mencakup


ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan. Ancaman terhadap kedaulatan Negara yang
semula bersifat konvensional (fisik) berkembang menjadi multidimensional (fisik dan
nonfisik) baik yang berasal dari luar negeri dan dari dalam negeri. Ancaman
dibedakan menjadi dua yaitu, Ancaman Militer dan Ancaman Nonmiliter.

Peran serta masyarakat dalam upaya pembelaan negara berlangsung sejak masa awal
kemerdekaan. Keterlibatan warga negara dalam pembelaan negara adalah sebagai berikut :

1. Dibentuknya kelaskaran rakyat, kemudian dikembang kan menjadi barisan


cadangan pada periode perang kemerdekaan ke-1.
2. Pasukan Perang Gerilya Desa (Pager Desa) termasuk mobilisasi Pelajar (Mobpel)
sebagai bentuk per kembangan dari barisan cadangan. Pada periode perang
kemerdekaan ke-2.
3. Pada 1958-1960, muncul Organisasi Keamanan Desa (OKD) dan Organisasi
Perlawanan Rakyat (OPR) yang merupakan bentuk kelanjutan Pager Desa.
4. Pada 1961 dibentuk pertahanan sipil (Hansip), Wanra, dan Kamra sebagai bentuk
penyempurnaan dari OKD/OPR.
5. Perwira cadangan yang dibentuk sejak 1963.
6. Kemudian, berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 1982, ada organisasi yang
disebut rakyat terlatih yaitu Wanra yang membantu pertahanan dan Kamra yang
membantu keamanan dan anggota per lindungan masyarakat.

Contoh yang dilakukan Polri dalam upaya bela negara, antara lain:
1. Mendukung tetap tegaknya negara kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
2. Melakukan penyuluhan kesadaran hukum bagi warga Negara.
3. Melakukan pengaturan lalu lintas dan memberikan pengayoman keamanan bagi
warga Negara.
4. Memberikan perlindungan keamanan dari berbagai tindak kejahatan terhadap
warga Negara.
5. Melakukan proses penyidikan dan penyelidikan terhadap berbagai tindak
kejahatan.

Alasan Pentingnya Usaha Pembelaan Negara

Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.


Kemerdekaan tersebut diraih melalui perjalanan yang sangat panjang dengan
mengorbankan segenap jiwa, raga, dan harta. Dengan tekad bulat, seluruh rakyat
Indonesia akhirnya dapat mencapai kemerdekaaannya dan berdiri sebagai bangsa
yang memiliki kemerdekaan.

Salah satu keutuhan perjuangan bangsa Indonesia saat ini adalah menjaga
keutuhan wilayah NKRI. Pertahanan dan keutuhan wilayah RI menjadi tugas dan
tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia melalui sitem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta. Seluruh warga Negara harus mau dan siap membela Negara dari ancaman,
gangguan, hambatan, dan tantangan yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri.

Beberapa alasan diadakannya wajib Bela Negara, anatara lain :

1. Latar Belakang sejarah


2. Kedudukan geografis dan geostrategic NKRI yang terletak pada posisi silang
3. Kondisi Demografis bangsa Indonesia yang sangat heterogen
4. Adanya Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi
5. Kedudukan Tanah air yang strategis

1.3. Cara Meningkatakan Kesadaran Bela Negara Untuk Generasi Muda


Membangun Kesadaran Bela Negara pada pemuda merupakan sesuatu yang penting
dan tidak bisa dianggap suatu hal yang sepele, karena pemuda merupakan generasi
penerus bangsa yang tidak dapat didisparitaskan dari sejarah bangsa ini. Kendatipun
demikian, kesadaran bela negara ini jangan pula ditafsir hanya berhubungan dengan
angkat senjata melawan musuh dari negara luar belaka, melainkan harus lebih luas
memandangnya, sehingga dalam pengejawantahannya, pemuda lebih kreatif
mengimplementasikan arti bela negara ini dalam kehidupannya tanpa menghilangkan
hakekat bela negara itu sendiri.

Sebuah keharusan bagi pemuda untuk ikut bersama bertanggung jawab


mengemban amanat penting ini, apabila pemuda sudah tidak terpatri dalam dirinya akan
kesadaran mengenai bela negara, maka ini merupakan ancaman besar bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara, bisa jadi suatu saat mengakibatkan bangsa ini akan berada ke
dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa lain yang telah
mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain.

Kalau kita coba melihat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu
indikator bahwa sebagian kalangan pemuda di negeri ini telah mengalami penurunan
kesadaran akan pentingnya bela Negara. Hal tersebut bisa kita lihat dari segelintir
persoalan seperti, kebiasaan pemuda yang lebih bangga dengan budaya atau simbol-simbol
bangsa lain dan tidak bangga dengan budaya bangsa sendiri. Ataupun, pemuda saat ini
lebih cenderung meninggalkan nilai-nilai budaya bangsa dengan memamerkan ciri
westernisasi. Dan semakin banyaknya pemuda yang melakukan perilaku penyalahgunaan
narkoba, dan kondisi ini diperparah dengan minimnya kesadaran sosial dan perhatian
kepada sesama yang ditunjukkan dengan semakin individualisnya pemuda itu sendiri di
tengah-tengah masyarakat. Permasalahan ini jelas mengganggu sikap kesadaran bela
Negara pada pemuda.

Hal lain juga yang dapat mengganggu kesadaran bela negara di tingkat pemuda yang
perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial di
tingkat pemuda, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan
peranan pemuda untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan
masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya
masyarakat maka sedikit banyak himpitan persoalan akan dapat teratasi. Dengan perilaku
ini, pemuda telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara.

Fenomena-fenomena diatas merupakan tantangan bagi kita dan akan cenderung


menjadi pemecah bila tidak segera diatasi, dicari jalan keluarnya. Kondisi pemuda yang
seperti itu juga akan menjadikan pemuda kita menjadi pemuda yang kehilangan identitas
dan karakter yang berdampak pada hilangnya perekat di masyarakat yaitu pemuda itu
sendiri.

Salah satu hal penting yang harus disadari pemuda adalah bahwa pemuda tidak
dapat melepaskan diri dari tanggung jawab atas problematika bangsa yang dihadapi saat
ini. Pemuda harus berperan serta dan berada dalam garis terdepan, dalam melakukan
perubahan, hanya dengan demikianlah pemuda menjaga keutuhan bangsa ini,
mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan yang lebih besar, untuk mengantisipasi
terjadinya penjajahan gaya baru disegala aspek, atas derasnya arus globalisasi yang tak
terbendung juga merupakan salah satu menjaga negara ini.

Hal lain yang tak kalah pentingnya, pemuda harus memiliki kepekaan sosial dan
memiliki tanggung jawab atas kondisi masyarakat saat ini. Usaha pembelaan negara
berdasar pada kesadaran setiap pemuda akan hak dan kewajibannya. Kesadaran demikian
perlu ditumbuhkembangkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk
ikut sert dalam pembelaan negara. Proses motivasi untuk membela negara dan bangsa
akan berhasil jika setiap pemuda memahami keunggulan negaranya. Disamping itu setiap
pemuda hendaknya juga memahami kemungkinann segala macam ancaman terhadap
eksistensi bangsa dan negara indonesia. Dalam hal ini terdapat beberapa dasar pemikiran
yang dapat dijadikan sebagai bahan motivasi setiap pemuda untuk ikut dalam usaha bela
negara. Kaelan dan Achmad Zubaidi (2007:121) mengemukakan bahwa untuk
mewujudkan motivasi pemuda terhadap semangat bela negara setidaknya harus
diperhatikan beberapa hal, antara lain:

1. Pengalaman sejarah perjuangan republik Indonesia


2. Kedudukan wilayah geografis nusantara yang strategis
3. penduduk (demografis) yang besar
4. Kekayaan sumber daya alam
5. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dibidangpersenjataan
6. Kemungkinan timbulnya peperangan

Keenam pokok pikiran diataslah yang harus diperhatikan dan


ditumbuhkembangkan sebagai jalan meningkatkan motivasi generasi muda agar
melakukan upaya-upaya pembelaan negara. Dengan membangun kesadaran itulah, maka
pemuda telah melakukan salah satu dari sekian banyak aspek untuk menjaga keutuhan
Negara ini yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pendidikan Bela Negara harus diajarkan sejak dini, mulai dari pendidikan dasar,
menengah dan tinggi ( dari TK s/d Universitas). Memang saat ini kurikulum Tahun 2013
tidak secara eksplisit mencantumkan hal tsb, namun tidak menghambat untuk
menyampaikan materi pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila, Sejarah Perjuangan
Bangsa dan mata pelajaran lainnya yang relevan, serta Pramuka yang menjadi kewajiban
Ekstra Kurikuler. Penanaman nilai nila Bela Negara (Cinta tanah air, Sadar Berbangsa dan
Bernegara, Yakin Pancasila sebagai Ideologi Negara, Rela Berkorban, serta Mempunyai
kemampuan awal secara psikis dan fisik untuk Bela Negara) bagi pelajar sangat penting.
Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Bela Negara, pihak sekolah dapat
melibatkan instansi terkait, seperti unsur TNI, Polri, Kemhan, Lemhannas, Kemenko
Polhukam, Kemendikti dan Riatek, Kemdikbud, Kemdagri, Pemda dll dlm menyampaikan
materi berupa Ceramah, Diskusi Interaktif, sampai dengan simulasi Bela Negara, sehingga
terwujud sinergitas penyelenggaraan Bela Negara di kalangan Siswa dan Mahasiswa.

Materi disampaikan secara Komunikatif, Dialogis dan Interaktif, sehingga Tidak Monologis,
Dokrinal dan Menakutkan peserta.

Pendidikan Bela Negara harus berupaya membuat peserta menjadi betah, senang,
riang gembira, menggunakan bahasa bahasa yang mudah dicerna dan diterima masyarakat,
sehingga tidak terkesan seperti wajib militer sebagaimana dikhawatirkan oleh sebagain
elit2 politik yang dianggap seperti Era Orde Baru (Militer akan kembali memasuki Bidang
Politik). Materi materi Bela Negara harus sesuai kondisi dan tantangan ke depan, agar
mudah diresapi, dihayati, dan dijiwai oleh semua unsur masyarakat untuk bekal Bela
Negara dalam semua aspek Kehidupan IPOLEKSOSBUDHANKAM.

Bela negara adalah komponen penting dalam tegaknya negara sebagai negara yang
berdaulat, adil.dan makmur. Tanpa Bela Negara yang kuat dan kokoh, akan sulit negara kita
mewujudkan kemandirian yang merupakan salah satu dasar menjadi Negara yang hebat
dan berpengaruh di Asia dan Dunia. Diklat Bela Negara harus ditingkatkan di semua level
Ormas, LSM dan berbagai Parpol, maupun di lingkungan Pemerintahan, perusahaan BUMN
dan Swasta agar terwujud rasa Nasionalisme, Patriotisme dan Cinta Tanah Air yang tinggi
terhadap NKRI.

Kita memang saat ini tidak dalam menghadapi “Musuh Nyata” perang fisik dengan
Negara lain seperti Korea Selatan menghadapi Korea Utara., Namun sesungguhnya kita saat
ini lagi menghadapi “Musuh Negara Indonesia” seperi Kemiskinan, Narkoba, Ideologi
Radikal dll, termasuk perlambatan perkembangan ekonomi yang lagi kurang
menggembirakan yang berpotensi seperti Krisis Tahun.2008. Untuk itu, semua komponen
bangsa harus sepakat melawan “musuh bangsa” tersebut dengan melakukan Bela Negara.
Nampaknya setelah merayakan 70 Tahun Kemerdekaan RI, perlu dipertimbangkan kembali
dalam jangka pendek untuk melakukan “Sumpah Pemuda jilid II” atau sebutan lainnya
(Sumpah Kebangsaan) sebagaimana yang dilakukan oleh para pejuang dan pendahulu kita
melaksanakan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 agar mempunyai semangat
perjuangan bangsa dan tekad yang kuat untuk memajukan Negara dan Bangsa ini, ditengah
persaingan global antar bangsa di dunia.

Generasi muda Indonesia harus memiliki jati diri dan daya tangkal, serta daya saing
dalam mengarungi arus Globalisasi yang telah melanda Indonesia. Semoga pencerahan ini
menjadi renungan dan dpt segera ditindak-lanjuti sesuai ketentuan peraturan yang berlaku
oleh rekan rekan sekalian, sesuai fungsi dan tugas yg diemban agar upaya bela negara
dapat lebih nyata dirasakan manfaatnya oleh Generasi Muda khususnya para pemuda
sebagai generasi penerus bangsa.
Peran Serta Pemuda

Disaat kondisi bangsa seperti saat ini peranan generasi muda sebagai pilar
penggerak, pengawal jalannya reformasi, dan pembangunan sangat diharapkan. Dengan
organisasi dan jaringannya yang luas, pemuda dapat memainkan peran yang lebih besar
untuk mengawal jalannya reformasi dan pembangunan. Permasalahan yang dihadapi saat
ini, justru banyak generasi muda atau pemuda yang mengalami disorientasi, dislokasi, dan
terlibat pada kepentingan politik praktis. Seharusnya melalui generasi muda terlahir
inspirasi untuk mengatasi berbagai kondisi dan permasalahan yang yang ada. Generasi
muda yang mendominasi populasi penduduk Indonesia saat ini, mesti mengambil peran
sentral dalam berbagai bidang untuk membangun bangsa dan Negara.

Sudah Saatnya pemuda menempatkan diri sebagai agen sekaligus pemimpin


perubahan. Pemuda harus memperjuangkan cita-cita bangsa melalui perjuangannya.
Generasi muda yang relatif bersih dari berbagai kepentingan akan menjadi asset yang
potensial dan mahal dimasa depan. Saatnya pemuda memimpin perubahan. Pemuda yang
tergabung dalam berbagai Organisasi Kemasyarakatan, pemuda yang memiliki persyaratan
awal untuk memimpin perubahan. Mereka memahami dengan baik kondisi daerahnya dari
berbagai sudut pandang. Kemudian proses kaderisasi formal, informal dalam organisasi,
serta interaksi yang kuat dengan berbagai lapisan sosial.

Pemuda harus bersatu dalam kepentingan yang sama (common interest) untuk
suatu kemajuan dan perubahan. Tidak ada yang bisa menghalangi perubahan yang diusung
oleh kekuatan generasi muda, sepanjang moral dan semangat juang tidak luntur. Namun
bersatunya pemuda dalam satu perjuangan bukanlah persoalan mudah. Dibutuhkan syarat
minimal agar pemuda dapat berkumpul dalam satu kepentingan. Pertama, moral
perjuangan harus terpenuhi, yakni terbebas dari kepentingan pribadi atau kepentingan
kelompok. Kedua, kesamaan agenda perjuangan secara umum. Ketiga, terlepasnya unsur-
unsur primordialisme dalam perjuangan bersama yang sensitive dalam kebersamaan.

Mengembalikan semangat nasionalisme dan patriotisme dikalangan pemuda akan


mengangkat moral perjuangan generasi muda. Nasionalisme adalah kunci integritas suatu
negara atau bangsa. Sementara visi reformasi seperti pemberantasan KKN, amandeman
konstitusi, otonomi daerah, budaya demokrasi yang wajar, dan egaliter juga dapat memacu
semangat pemuda untuk memulai perubahan.

Pemuda menjadi aktor untuk terwujudnya demokrasi politik dan ekonomi yang
sebenarnya. Tidak dapat dihindari bahwa politik dan ekonomi masih menjadi bidang
eksklusif bagi sebagian orang, termasuk generasi muda. Pemuda harus menyadari , bahwa
sumber daya (resource) negeri ini merupakani aset yang harus dipertahankan supaya tidak
terjebak dalam konspirasi ekonomi kapitalis. Pemuda harus dapat memainkan perannya
sebagai kelompok penekan (pressure group) agar kebijakan-kebijakan strategis
pemerintah betul-betul bermanfaat bagi kepentingan bangsa.

mendasar yang harus dimiliki oleh generasi muda dalam kontribusinya mengisi
kemerdekaan untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita nasional adalah semangat
kebangsaan sebagai sinergi antara rasa kebangsaan dan faham kebangsaan yang
menyatukan tekad untuk senantiasa menjaga martabat bangsa serta pemahaman
tentang apa dan bagaimana bangsa ini mewujudkan masa depannya (Lemhannas RI,
2008).

Dengan kondisi demikian itu dalam rangka menumbuhkan semangat bela negara
bagi generasi muda guna menjamin ketahan nasional Indonesia dalam pencapaian
tujuan nasional, pendidikan nasional sangat dibutuhkan keberhasilannya guna
menumbuhkan sikap, moral dan watak bangsa. Dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional mempertegas rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional
sebagai berikut :

1. Fungsi Pendidikan Nasional ialah mengembangkan kemampuan dan watak serta


peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.
2. Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Undang-undang nomor 2 tahun 1989
tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa kurikulum dan isi
pendidikan yang memuat pendidikan Pancasila, pendidikan agama dan
pendidikan kewarganegaraan terus ditingkatkan dan dikembangkan di semua jalur,
jenis dan jenjang pendidikan. Sebagai pelajar kita harus ikut berpartisipasi dalam
membela negara di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
1. Lingkungan Keluarga

Anggota keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, anak, serta orang lain yang menjadi
bagian dari keluarga harus melaksanakan kewajiban nya dengan baik dan sungguhsungguh
agar mendapatkan haknya sesuai kewajiban yang telah dilakukannya. Misalnya, ayah/ibu
mencari nafkah dan mengurus rumah tangga, anak-anak belajar dengan sungguh-sungguh,
serta pembantu mengerjakan pekerjaan di rumah dengan baik.

2. Sekolah

Warga sekolah (civitas akademika) menghormati kepemimpinan kepala sekolah


dengan cara melak sanakan kewajibannya, antara lain sebagai berikut.

1. Siswa belajar dengan baik dan memenuhi unsur wajib belajar secara akademik.
2. Siswa menaati tata tertib sekolah atau berdisiplin.
3. Guru mendidik siswa dengan baik, di antaranya pendidikan damai dan
penyelesaian konflik tanpa kekerasan, serta mengacu pada tujuan yang akan
dicapai, baik kompetensi siswa maupun kurikulum.
4. Staf tata usaha melaksanakan tugas dengan baik dengan men dokumen tasikan
administrasi dengan tertib.
5. Penjaga sekolah melaksanakan tugasnya dengan baik.
1. Lingkungan Masyarakat dan Negara

Perilaku di masyarakat memperlihatkan bela negara disesuaikan dengan tuntutan dan


kebiasaan masyarakat setempat. Misalnya, mengikuti segala kegiatan dengan
berpartisipasi mengelola lingkungan yang kondusif dan mendukung kebijakan pemerintah
setempat. Bidang hukum, yaitu dengan cara berperilaku yang tidak melanggar tata tertib
yang berlaku.
Dalam bidang ekonomi dapat berpartisipasi meningkatkan kemakmuran di
lingkungan masyarakat dengan cara menjadi anggota koperasi dan tidak melakukan
kecurangan dalam perekonomian. Di bidang sosial budaya, mampu menunjukkan nilai
budaya terbaik sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Bidang pertahanan dan
keamanan dapat berbentuk menjaga keamanan lingkungan, seperti ikut ronda malam.
Kepedulian terhadap alam, di antaranya tidak mela kukan perbuatan yang dapat merusak
keseim bangan alam, seperti penebangan pohon sewenang-wenang dan mendirikan
bangunan seenaknya.

PERAN MAHASISWA DALAM MEMBELA NEGARA

Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa. Roda sejarah
demokrasi selalu menyertakan mahasiswa sebagai pelopor, penggerak, bahkan sebagai
pengambil keputusan. Hal tersebut telah terjadi di berbagai negara di dunia, baik di Timur
maupun di Barat.

Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para
mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita
sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk
memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.

Dalam sejarahnya mahasiswa merupakan kelompok dalam kelas menengah yang


kritis dan selalu mencoba memahami apa yang terjadi di masyarakat. Bahkan di zaman
kolonial, mahasiswa menjadi kelompok elite paling terdidik yang harus diakui kemudian
telah mencetak sejarah bahkan mengantarkan Indonseia ke gerbang kemerdekaannya.

Dengan demikian adalah sebuah keharusan bagi mahasiswa untuk menjadi pelopor
dalam melakukan fungsi control terhadap jalannya roda pemerintahan sekarang. Bukan
malah sebaliknya.

Mahasiswa sudah telanjur dikenal masyarakat sebagai agent of change, agent of


modernization, atau agen-agen yang lain. Hal ini memberikan konsekuensi logis kepada
mahasiswa untuk bertindak dan berbuat sesuai dengan gelar yang disandangnya.
Mahasiswa harus tetap memiliki sikap kritis, dengan mencoba menelusuri permasalahan
sampai ke akar-akarnya.

Dengan adanya sikap kritis dalam diri mahasiswa diharapkan akan timbul sikap
korektif terhadap kondisi yang sedang berjalan. Pemikiran prospektif ke arah masa depan
harus hinggap dalam pola pikir setiap mahasiswa. Sebaliknya, pemikiran konservatif pro-
status quo harus dihindari. Tetapi tidak bisa dipungkiri, mahasiswa sebagai social control
terkadang juga kurang mengontrol dirinya sendiri. Sehingga mahasiswa harus menghindari
tindakan dan sikap yang dapat merusak status yang disandangnya, termasuk sikap
hedonis-materialis yang banyak menghinggapi mahasiswa. Karena itu, kepedulian dan
nasionalisme terhadap bangsa dapat pula ditunjukkan dengan keseriusan menimba ilmu di
bangku kuliah. Mahasiswa dapat mengasah keahlian dan spesialisasi pada bidang ilmu
yang mereka pelajari di perguruan tinggi, agar dapat meluruskan berbagai ketimpangan
sosial ketika terjun di masyarakat kelak.

Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan secara santun tanpa mengurangi
esensi dan agenda yang diperjuangkan. Semangat mengawal dan mengawasi jalannya
reformasi, harus tetap tertanam dalam jiwa setiap mahasiswa. Sikap kritis harus tetap ada
dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan
yang terjadi terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan. Dengan begitu,
mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidaritas kerakyatan.

Organisasi kemahasiswaan

Resimen Mahasiswa (MENWA) merupakan wadah penyaluran potensi Mahasiswa


untuk ikut serta dalam bela Negara. Melalui Pendidkan Dasar Militer yang wajib ditempuh
setiap anggota MENWA, diharapkan memantapkan fisik dan mental serta rasa kesadaran
bela Negara dengan semangat, disiplin, dan jiwa nasionalis yang tinggi.

III. Kesimpulan

Dari uraian pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut. Bela negara
merupakan sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi
suatu negara yang mencerminkan patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh
komponen untuk kepentingan mempertahankan eksistensi negara. Bela negara juga
dapat dimaknai sebagai upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republik
Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri dengan cara
penyelenggaraan pertahanan negara yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia
maupun oleh seluruh komponen bangsa.

Membangun Kesadaran Bela Negara pada pemuda merupakan sesuatu yang penting
karena pemuda merupakan generasi penerus bangsa. Begitu besarnya kiprah pemuda
dalam melakukan perubahan-perubahan di negara indonesia sebagai wujud sikap bela
negara. Dahulu para pemuda indonesia bersatu padu untuk memperoleh kemerdekaan,
dan saat ini peran dan fungsi pemuda sebagai generasi penerus bangsa dan pengisi
kemerdekaan sebagaimana dilakukan pemuda tempo dulu masih sangat diidamkan oleh
seluruh elemen bangsa.

Semangat juang dan patah semangat yang dimiliki kaum muda hendaknya
dimanfaatkan sebagai dasar pergerakan pemuda. Pemuda kala ini hendaknya ikut serta
dalam usaha pembelaan negara yang dilakukan dengan cara mengisi kemerdekaan dengan
manampilkan sikap-sikap positif yang sesuai dengan ideologi bangsa dan konstitusi yang
berlaku di indonesia. Semangat bela negara dapat tercermin dari adanya kesadaran
pemuda akan aturan-aturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan, serta adanya
kemelekan politik dari para pemuda yang akhirnya dapat memposisikan diri dalam kancah
politik nasional untuk perubahan Indonesia.

Daftar Pustaka

Lasiyo. Pendidikan Kewarganegaraan – MKDU411102. UT: Padang

Harist Muzani, Teuku. Revolusi Peran Pemuda Pasca Konflik. tersedia dalam http:
//keacehan. blogspot.com/2011/01/ revolusi-peran-pemuda-pasca-konflik.html.
Kaelan dan Zubaidi, Achmad. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Paradigma:
Yogyakarta.

Utama, Wira. Penanaman Bela Negara Pada Mata Pelajaran PKN Memiliki Posisi Strategis
tersedia dalam:
http://lms.aau.ac.id/library/ebook/MJ_3774_11_H/files/res/downloads/download_0030.
pdf

Undang-Undang Dasar 1945. Citra Umbara: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai