PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Percobaan
C. Manfaat Percobaan
1. Mahasiswa mampu mengetahui gejala yang menunjukkan
bahwa cahaya berperilaku sebagai gelombang menurut
teori klasik
2. Mengetahui gejala yang menunjukkan bahwa cahaya dapat
berperilaku sebagai partikel menurut teori kuantum
3. Mengetahui cara penentuan konstanta planck
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Laju pancaran electron diukur sebagai arus listrik pada rangkaian luar
dengan menggunakan sebuah Ammeter, sedangkan energi kinetiknya
ditentukan dengan mengenakan suatu potensial perlambat (retarding
potential) pada anoda sehingga electron tidak mempunyai energi yang
cukup untuk “memanjati” bukit potensial yang terpasang. Secara
eksperimen tegangan perlambat terus diperbesar hingga pembacaan
arus pada ammeter menurun ke nol. Tegangan yang bersangkutan ini
K mak
e.Vs
Gambar II.2 Arus fotolistrik sebanding dengan intensitas cahaya untuk semua
rentang potensial.
Sifat yang dapat diamati dari radiasi benda hitam ini –penamaan
serupa itu akan dikemukakan alasannya pada bab 9, di situ
pembahasan lengkap persoalan dan pemecahannya diberikan –
tidak dapat diterangkan berdasrkan prinsip fisis yang dapat
diterima pada waktu itu. Planck dapat menurunkan rumus yang
dapat menerangkan radiasi spectrum ini (yaitu kecerahan relatif
dari berbagai panjang gelombang yang terdapat) sebagai fungsi
dari temperature dari benda yang meradiasikannya kalau ia
menganggap kalau radiasi yang dipancarkan terjadi secara tak
malar (diskontinu), dipancarkan dalam caturan kecil, suatu
anggapan yang sangat asing dalam teori electromagnet. Catuan
ini disebut kuanta. Planck mendapatkan bahwa kuanta yang
berpautan dengan frekuensi tertentu v dari cahaya semuanya
harus berenergi sama dan bahwa energi ini E berbanding lurus
dengan v. Jadi
E hf
hv = Kmaks + hv0
K mak
= enegi kinetik fotoelektron maksimum
1 eV = 1,60 x 10-19
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Identifikasi Variabel
1. Percobaan I
a. Variabel Manipulasi = % transmisi
b. Variabel Respon = potensial penghenti, Vs (volt)
c. Variabel Kontrol = filter warna (kuning dan
hijau)
2. Percobaan II
d. Variabel Manipulasi = Warna orde pada spektrum
merkuri
a. Variabel Respon = potensial penghenti, Vs (volt)
b. Variabel Kontrol = panjang gelombang,λ (m)
Frekuensi gelombang (Hz)
B. Prosedur Kerja
Susunan alat ”h/e apparatus” diperlihatkan seperti gambar
berikut:
Pecobaan efek fotolistrik terdiri dari dua kegiatan eksperimen,
yaitu:
EKSPERIMEN I
Percobaan ini terdiri dari dua bagian. Pada bagian A, akan
dipilih dua garis spektral dari lampu mercury dan menyelidiki
energi maksimum fotoelektron sebagai fungsi intensitas. Pada
bagian B, akan dipilih sejumlah garis spektral lalu menyelidiki
energi maksimum fotoelektron sebagai fungsi cahaya. A
1. Mengatur h/e apparatus sehingga hanya satu garis spektral
(warna) yang jatuh pada mask fotodioda.
EKSPERIMEN II
Percobaan ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan
antara energi dan panjang gelombang cahaya. Dari hubungan
tersebut konstanta Planck dapat ditentukan.
1. Memeriksa 5 jenis warna dari dua orde pada sperktrum
mercury.
Panjang
Warna Orde Frekuensi Potensial
Gelombang
Pertama ( x1033 Hz) Penghenti (volt)
(nm)
Kuning
Hijau
Biru
Violet
Ultraviolet
Panjang
Warna Orde Frekuensi Potensial
Gelombang
Pertama ( x1033 Hz) Penghenti (volt)
(nm)
Kuning
Hijau
Biru
Violet
Ultraviolet
2. Analisis Perhitungan
BAB IV
HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Eksperimen I
Tabel 1. Hubungan Antara Potensial Penghenti dan Perkiraan Waktu
% Potensial penghenti Perkiraan Waktu
Warna
Transmisi (Volt) Pemuatan (Detik)
100 0,08 1066
80 0,65 388
Hijau 60 0,62 68
40 0,57 48
20 0,50 17
100 0,63 264
80 0,62 71
Kuning 60 0,60 56
40 0,58 37
20 0,53 30
Eksperimen II
Tabel 2.Hubungan antara Panjang Gelombang, Frekuensi dan Potensial Penghenti
Panjang
Warna Orde Frekuensi Potensial
Gelombang
Pertama ( x1033 Hz) Penghenti (volt)
(nm)
Kuning 578 5,18672 1,06
Hijau 546,074 5,48992 1,07
Biru 435,835 6,87858 1,37
Violet 404,656 7,40858 1,47
Ultraviolet 365,483 8,20264 1,68
Panjang
Warna Orde Frekuensi Potensial
Gelombang
Pertama ( x1033 Hz) Penghenti (volt)
(nm)
Kuning 578 5,18672 0,78
Hijau 546,074 5,48992 0,93
Biru 435,835 6,87858 1,10
Violet 404,656 7,40858 1,20
Ultraviolet 365,483 8,20264 1,49
B. Analisis Perhitungan
Eksperimen I
a. Warna Hijau
Transmisi 100%
Kmaks = e . Vs
= (1,602 x 10-19C) . (0,68 volt)
= 1,09 x 10-19CV
Transmisi 80%
Kmaks = e . Vs
= (1,602 x 10-19C) . (0,65 volt)
= 1,04 x 10-19 CV
Transmisi 60%
Kmaks = e . Vs
= (1,602 x 10-19C) . (0,62 volt)
= 0,99x 10-19 CV
Transmisi 40%
Kmaks = e . Vs
= (1,602 x 10-19C) . (0,57 volt)
= 0,91 x 10-19CV
Transmisi 20%
Kmaks = e . Vs
= (1,602 x 10-19C) . (0,50 volt)
= 0,80 x 10-19CV
b. Warna Kuning
Transmisi 100%
Kmaks = e . Vs
= (1,602 x 10-19C) . (0,63 volt)
= 1,01 x 10-19CV
Transmisi 80%
Kmaks = e . Vs
= (1,602 x 10-19C) . (0,62 volt)
= x 10-19CV
Transmisi 60%
Kmaks = e . Vs
= (1,602 x 10-19C) . (0,60 volt)
= 0,96 x 10-19CV
Transmisi 40%
Kmaks = e . Vs
= (1,602 x 10-19C) . (0,58 volt)
= 0,93 x 10-19CV
Transmisi 20%
Kmaks = e . Vs
= (1,602 x 10-19C) . (0,53 volt)
= 0,85 x 10-19CV
Eksperimen II
a. Orde Pertama
Warna Kuning
e .V s+ w0
h=
f
Warna Hijau
e .V s+ w0
h=
f
h=0,87 ×10−33 Js
Warna Biru
e .V s+ w0
h=
f
h=0,76 ×10−33 Js
Warna Violet
e .V s+ w0
h=
f
h=0,73× 10−33 Js
Warna Ultraviolet
e .V s+ w0
h=
f
h=0,70× 10−33 Js
>> Nilai h rata-rata:
h 1+h 2+h 3+h 4+h 5
h́=
5
3,97 ×10−33 Js
h́=
5
−33
h́=0,79× 10 Js
b. Orde Kedua
Warna Kuning
e .V s+ w0
h=
f
h=0,83× 10−33 Js
Warna Hijau
e .V s+ w0
h=
f
h=0,83× 10−33 Js
Warna Biru
e .V s+ w0
h=
f
h=0,70× 10−33 Js
Warna Violet
e .V s+ w0
h=
f
−33
h=0,67 ×10 Js
Warna Ultraviolet
e .V s+ w0
h=
f
−33
h=0,66 ×10 Js
3,69 ×10−33 Js
h́=
5
h́=0,74 ×10−33 Js
C. Analisis Grafik
Eksperimen II
Analisis data untuk eksperimen II diperoleh melalui analisis
grafik
a. Orde I
Hubungan antara Frekuensi (f) dengan Potensial Henti (v) untuk Orde I
0
5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5
b. Orde II
Hubungan antara Frekuensi (f) dengan Potensial Henti (v) untuk Orde II
1.2
1
f(x) = 0.23x - 0.9
R² = 1
0.8
0.6
potensial penghenti
0.4
0.2
0
5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5
4. Analisis Grafik
Analisis data untuk eksperimen II diperoleh melalui analisis
grafik masing-masing untuk Orde I dan Orde II .
Hubungan antara Frekuensi (f) dengan Potensial Henti (v) untuk Orde I
1.5
1
potensial penghenti (volt)
0.5
0
5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5
D. Analisis Ketidakpastian
Besarnya presntase kesalahan yang dilakukan saat
pengambilan data adalah:
%diff = | h teori|
h teori−h praktek
× 100
%diff =47,43
E. Pembahasan
Gejala foto listrik adalah munculnya arus listrik atau
lepasnya elektron yang bermuatan negatif dari permukaan
sebuah logam akibat permukaan logam tersebut disinari
dengan berkas cahaya yang mempunyai panjang gelombang
atau frekuensi tertentu. Dalam percobaan ini, didapatkan data bahwa
semakin kecil nilai relatif transmision (yang diunjukkan dengan penurunan
dengan range dari 100% hingga 20%), maka nilai potensial penghenti untuk
masing-masing warna semakin membesar. Misalnya untuk warna kuning, dari
bernilai 0,63 volt pada relatif transmision 100% menjadi 0,53 volt pada relatif
transmision 20%. Penurunan nilai potensial penghenti tersebut juga berlaku untuk
jenis warna hijau. Sehingga disini dapat diketahui bahwa nilai relatif transmision
berbanding terbalik dengan nilai potensial penghenti untuk masing-masing warna,
yaitu semakin besar nilai potensial penghenti maka nilai relatif transmision akan
semakin kecil. Demikian juga, semakin kecil nilai potensial penghenti maka nilai
relatif transmision akan semakin besar. Dari tabel pengamatan yang pertama
dapat dilihat bahwa intensitas transmisi sangat berpengaruh pada potensial
penghentinya hal ini sesuai dengan teori bahwa cahaya itu bersifat sebagai
partikel seperti yang diungkapkan oleh fisika klasik. Dan pada tabel pengamatan
kedua dapat dilihat pula bahwa frekeunsi dan panjang gelombang setiap warna
juga mempengaruhi potensial penghentinya hal ini hal ini sesuai dengan teori
bahwa cahaya itu bersifat sebagai gelombang seperti yang diungkapkan oleh
fisika kuantum. Pada eksperimen II, kita menyelidiki hubungan antara energi,
panjang gelombang, frekuensi dan potensial penghenti. Pada eksperimen ini,
ditentukan konstanta Planck melalui analisis grafik yang menunjukkan hubungan
antara frekuensi dengan potensial penghenti. Berdasarkan hasil percobaan,
kenaikan nilai frekuensi cahaya disertai kenaikan potensial penghentinya atau
frekuansi yang tinggi menghasikan fotoelektron dengan energi yang besar. Hal ini
sesuai dengan teori kuantum, bahwa kenaikan frekuensi cahaya akan
mempengaruhi besar potensial penghenti dan fotoelektron. Dari grafik diperoleh
bahwa kemiringan, m=h/e, sehingga dengan mengethui nilai muatan elektron
(e=1,602 x 10-19), maka kita memperoleh konstanta Planck sebesar 3,48 . 10 -34 Js.
Berdasarkan analisis grafik dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh nilai
konstanta planck yaitu sebesar 3,48 . 10 -34 Js. Hal ini berbeda sedikit dengan teori
yaitu sebesar 6,62 x 10-34 Js. Hal itu disebabkan mungkin karena kekurang hati-
hatian dalam pengamatan warna baik itu pada orde pertama maupun pada orde
kedua. Dan pada percobaan ini pula diperoleh nilai fungsi kerjanya yang
tergantung pada frekuensi dan potensial penghenti pada setiap warna.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kenaikan intensitas cahaya menyebabkan
kenaikan nilai potensial penghenti dan besar
energi maksimum fotoelektron. Hal ini
membuktikan bahwa cahaya berperilaku
sebagaigelombang.
2. Kenaikan frekuensi cahaya menyebabkan kenaikan
nilai potensial penghenti dan energi maksimum
fotoelektron. Hal ini membuktikan bahwa cahaya
berperilaku sebagai partikel.
3. Konstanta Planck dapat ditentukan dengan
memplot grafik potensial penghenti Vs terhadap
frekuensi f dan kemiringan kurva yang diperoleh
sama dengan h/e. Berdasarkan percobaan
diperoleh konstanta Planck orde 1 adalah
h1= 3,22.10-34 Js dan konstanta Planck orde 1
adalah h2=3,74.10-34 Js
B. Saran
Praktikan harus terlebih dahulu memahami
prosedur kerja sebelum melakukan praktikum. Selain
itu, praktikan juga harus lebih teliti saat pelaksanaan
praktikum agar data yang diperoleh lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA