Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bertitik tolak dari Visi dan Misi Universitas Pembangunan Nasional (UPN)
”Veteran”, maka UPN ”Veteran” memiliki ciri khas dan keunggulan dalam
melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dalam Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 08 Tahun 2010 tentang
Pembinaan Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” dinyatakan bahwa
UPN ”Veteran” harus menjadi Perguruan Tinggi yang mengedepankan semangat
dan sikap Bela Negara. Ciri perguruan tinggi yang demikian inilah yang harus
diwujudkan. Dalam rangka mewujudkan UPN ”Veteran” yang memiliki ciri
semangat Bela Negara ini, maka diperlukan visi dan kesamaan persepsi dari
segenap unsur pengelola pendidikan yang ada di lingkungan UPN ”Veteran”
termasuk UPN ”Veteran” Jawa Timur. Dalam rangka menyiapkan Perguruan
Tinggi yang memiliki ciri khas Bela Negara ini maka secara substansi segenap
proses pendidikan dan outputnya harus dapat menumbuhkan kesadaran Bela
Negara.
UPN ”Veteran” sebagai kampus teladan dan terdepan di bidang
kejuangan dan bela negara, harus dapat mewujudkan konsep yang lebih maju
tentang bela negara. Konsep tentang Pendidikan Bela Negara harus terintegrasi
antara kurikuler dengan kegiatan yang co-kurikuler. Pendidikan Bela Negara
secara kognitif telah disampaikan kepada para mahasiswa melalui Pendidikan
Kewarganegaraan. Widya Mwat Yasa yang memberikan transfer nilai-nilai Bela
Negara seakan menjadi bagian pengajaran yang mandiri. Disisi lain kegiatan co-
kurikuler yang mengedepankan aspek afektif dan psikomotorik dari Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) yang menanamkan sikap Bela Negara juga merupakan
kegiatan yang belum sinergis dalam bingkai Pendidikan Bela Negara. Akibatnya
nuansa implementasi Pendidikan Bela Negara dalam kehidupan kampus dinilai
masih terkesan kurang. Memperhatikan dan menyadari uraian tersebut di atas,
maka dipandang perlu ada suatu kajian tentang penjabaran Pendidikan Bela
Negara secara komprehensif. Pendidikan Bela Negara sudah seyogyanya dikaji
baik dari tinjauan perundang-undangan dan pemerintahan negara, serta dalam
ranah pendidikan dan pengajaran.

19
Mata kuliah ini diberikan untuk membangun karakter bangsa yang
memiliki tekad jiwa bersatu, kesadaran berbangsa dan bernegara yang gigih,
memiliki kemampuan awal bela negara baik secara psikis maupun fisik, dalam
membangun kekuatan pertahanan.
Diselenggarakan secara dini dan simultan, terpadu, menyeluruh dan
berlanjut, selaras dengan tujuan pendidikan nasional. Sasaran secara psikis
untuk menumbuhkan sikap mental antara lain: cerdas, kritis, kreatif, proaktif,
disiplin, tangguh, pantang menyerah, bertanggung jawab, dan bangga sebagai
warga negara Republik Indonesia. Sedangkan sasaran fisik dimaksudkan untuk
membentuk sikap dan perilaku antara lain: menghargai nilai-nilai budaya bangsa,
nilai kesehatan dan fisik yang kuat, tangkas, trampil, sehingga memiliki
kemampuan pengembangan dan kepercayaan diri, dalam membela Negara.

1.2. Landasan Yuridis


Dasar-dasar hukum yang menjadi pedoman dan titik tolak
penyelenggaraan Pendidikan Bela Negara.
1. UUD 1945 Bab X pasal 27 ayat (3) mengamanatkan tentang hak dan
kewajiban setiap warganegara dalam upaya bela negara.
2. Pasal 30 Bab XII UUD 1945 ayat (1) dan (2): “ Tiap-tiap warga Negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan Negara dan usaha
Negara. Pertahanan dan keamanan Negara dilaksanakan melalui system
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan
utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
3. Pasal 68 Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
: “Setiap warga Negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”.
4. UU. RI. Nomor 3 tahun 2003 tentang “Pertahanan Negara” pasal 9 ayat
(1) menyatakan : Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
negara.
5. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 08 Tahun 2010 tanggal 13 Juli
2010 tentang Pembinaan Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”

19
1.3. Landasan Filosofis
Dalam UUD 1945 pada bagian pembukaan telah dikemukakan bahwa
tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu melindungi segenap Bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial. Tujuan-tujuan luhur itu didasarkan pada Pancasila
sebagai idiologi dan falsafah bangsa dan negara dan Undang Undang Dasar
1945. Pencapaian tujuan-tujuan di atas dilakukan berbagai upaya pembangunan
di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang dasar 1945. Upaya yang paling mendasar adalah
menemukan dan menerapkan cara yang paling efektif untuk menyadarkan warga
negara agar tergerak ikut serta dalam pembelaan negara. Di sini pendidikan bela
negara berperan penting untuk membangkitkan kesadaran setiap dan seluruh
warga negara akan hak dan kewajiban dan semua potensi dirinya untuk
membela bangsa dan Negara.
Selain melalui pendidikan, upaya membangun kesadaran bela Negara
bagi setiap warga Negara dapat dilakukan melalui (pemberian) motivasi dalam
berbagai bentuk dan cara. Motivasi mempunyai kekuatan tersendiri dalam
mempengaruhi sikap dan pola pikir warga Negara. Motivasi ini dapat juga muncul
secara spontan dalam diri para warga Negara, karena mereka menyaksikan
langsung kemampuan Negara dalam mengemban amanat rakyat dan mereka
melihat dan merasakan langsung bahwa Negara sungguh bermanfaat bagi
kehidupan mereka, bahwa tanpa Negara, mereka tidak berdaya
mengembangkan dirinya. Kemampuan dan manfaat Negara itu tampak di dalam
inisiatip Negara menyediakan berbagai kebutuhan hidup mereka, menyiapkan
aneka fasilitas yang memudahkan mereka meraih kesejahteraan hidup,
melindungi mereka dari berbagai ancaman, menciptakan iklim kebebasan,
kesamaan, keadilan dan solidaritas. Menyaksikan semua itu, mereka termotivasi
sendiri untuk bangkit membela Negara. Pada akhirnya mereka sendiri merasa
bahwa mereka berhak untuk tidak memenuhi hak dan kewajibannya membela
Negara, baik dimasa damai maupun dimasa perang.
Di sisi lain, motivasi untuk membela Negara dapat muncul, karena para
warga Negara merasa terhormat jika mereka mengorbankan waktu, tenaga, dan

19
pikirannya bagi kepentingan umum, bangsa dan Negara. Bagi para warga
Negara, pengorbanan demi pengabdian kepada bangsa dan Negara merupakan
suatu kehormatan dan kepercayaan. Dengan begitu, setiap warga Negara akan
berusaha menjadi orang yang dengan sukarela mau berkorban untuk bangsa
dan negaranya. Namun demikian demi rasa keadilan dan kepastian bagi mereka
dalam menunaikan hak dan kewajibannya membela Negara, maka hal ihwal bela
Negara perlu diatur dalam peraturan perundang-undangan. Proses motivasi ini
akan berhasil jika setiap warga Negara dan seluruh warga Negara Indonesia
selain mengenal dan memahami keunggulan dan kelebihan Negara dan bangsa
Indonesia, juga sekaligus mengenal dan memahami kemungkinan ancaman,
gangguan, hambatan dan tantangan terhadap eksistensi bangsa dan Negara
Indonesia.

1.4. Landasan Sosiologis


Landasan sosiologis bagi pendidikan bela Negara bertumpu pada Negara
sebagai kesatuan atau ikatan social terbesar yang memiliki kekuasaan tertinggi
atas bentuk-bentuk masyarakat lainnya, dan manusia (rakyat, warga Negara)
sebagai makhluk social yang membentuk Negara. Sebagaimana kita ketahui,
oleh kesosialannya, manusia selalu mau atau tergerak untuk hidup bersama
orang lain. Kecenderungan ini menghasilkan berbagai tingkatan kesatuan atau
ikatan social, mulai dari keluarga sebagai unit terkecil masyarakat, lalu meluas
kepada masyarakat hingga bangsa dan Negara.
Di dalam kesatuan-kesatuan social itu, manusia individual berinteraksi
dengan sesamanya di dalam lingkungan sekitar tempat ia tinggal dan
beraktivitas. Dalam dunia modern dewasa ini, ia tidak saja berinteraksi dengan
lingkungan terdekatnya, tetapi juga dengan lingkungan seluas dunia melalui
segala sarana teknologi modern. Ia disatu pihak (dapat) mempengaruhi sesame
dan masyarakat dengan pola piker dan seluruh sikap hidupnya, tetapi dipihak lain
ia juga dipengaruhi oleh masyarakat dengan paham-paham, nilai-nilai, dan
norma-norma yang dianut masyarakat, bangsa dan Negara. Lingkungan social
tempat ia tinggal dan beraktivitas menetapkan apa yang baik yang boleh
dilakukan dan apa yang buruk yang tidak boleh dilakukan. Ia akan diterima oleh
lingkungan sosialnya sejauh ia mengakui dan menghayati paham, nilai dan
norma yang dianut masyarakat, dan turut serta dalam berbagai tugas social demi

19
terciptanya kebaikan umum. Sebaliknya ia akan ditolak jika ia hidup dan
bertingkah laku tidak selaras paham, nilai dan norma yang dianut masyarakat,
dan dengan begitu tidak memberikan sumbangan apapun bagi kebaikan umum
masyarakat. Di dalam kesatuan-kesatuan sosial itu, manusia individual menjalani
proses personisasi, proses penyempurnaan diri sebagai pribadi. Di sana pula, ia
mewujudkan dimensi politis kehidupannya dengan menjalankan peran-peran
sosialnya demi kebaikan umum masyarakat. Dengan peran-peran sosial itu serta
seluruh kehidupannya, ia membaktikan diri bagi kebaikan umum seluruh
masyarakat, bangsa dan Negara.
Dalam konteks Negara sebagai kesatuan atau ikatan social terbesar yang
dibentuk oleh rakyat atas dasar consensus bersama, individu warga Negara
bertumbuh dalam kesempurnaan dirinya sebagai manusia. Negara, sesuai tugas
pokoknya, menyediakan berbagai fasilitas yang memungkinkan warga Negara
mengembangkan dirinya dan mengusahakan kesejahteraannya. Maka, pada
gilirannya, warga Negara mempunyai kewajiban-kewajiban tertentu, disamping
hak-haknya, terhadap Negara. Salah satu hak dan kewajiban dasar warga
Negara adalah hak dan kewajiban membela Negara.

1.5. Landasan Religius


Negara Kesatuan Republik Indonesia pada hakekatnya bukan sebuah
Negara agama dan juga Negara secular. Namun hampir seluruh rakyatnya
menganut salah satu dari agama-agama besar dunia, dan percaya akan suatu
Wujud Tertinggi yang Esa. Oleh karena itu, sejak awal para pendirinya
mendasarkan bangunan bangsa dan Negara ini di atas landasan iman-
kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa, dijiwai semangat kemanusiaan
yang adil dan beradap, persatuan dan kesatuan bangsa, dan kerakyatan untuk
menciptakan suatu keadilan social bagi seluruh rakyatnya.
Keberhasilan perjuanagan meraih kemerdekaannya diyakini terutama
sebagai bantuan rahmat Allah. Hal ini Nampak jelas di dalam rumusan Alinea
Ketiga Pembukaan Undang-undang Dasar 1945: ”Atas berkat rahmat Allah Yang
Maha Kuasa dan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.” Oleh sebab itu, nasib bangsa dan Negara ini ke depannya,
tidak bias bertumpu semata-mata pada kekuatan duniawai dan manusiawi

19
seluruh rakyatnya, tetapi lebih-lebih harus bertumpu pertama-tama pada
kepercayaan yang kukuh akan penyertaan Allah yang Maha Kuasa.
Pendidikan Bela Negara ini disamping mendasarkan diri pada kelima
landasan diatas, harus pula dilandaskan pada kekuatan iman-kepercayaan tiap-
tiap dan seluruh warga Negara dalam agamanya masing-masing. Kecuali itu,
dalam konteks pembelaan Negara, adalah suatu kesalahan besar apabila
kemerdekaan bangsa dan Negara ini, yang sudah dikaruniakan oleh Allah yang
maha kuasa, diporak-porandakan oleh berbagai ancaman, gangguan, hambatan,
dan tantangan, bukan terus dibela dan dipertahankan. Dalam iman-kepercayaan
yang kukuh akan penyertaan allah dalam seluruh perjuangan anak-anak bangsa
ini, sambil terus berusaha melepaskan diri dari segalapraktik-praktik
penyelenggaraan Negara yang tidak selaras dengan ajaran-ajaran Tuhan (KKN,
perilaku diskriminasi, mental feodalisme, dll), kiranya seluruh anasir negative:
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan, di atas dapat teratasi dengan
gilang-gemilang.

1.6. Maksud dan Tujuan


Maksud. Buku RPS ini dimaksudkan sebagai pertimbangan guna
pemberlakuan Pendidkan Bela Negara sebagai bagian Mata Kuliah wajib
institusional yang diberlakukan di Universitas Pembangunan Nasional (UPN)
“Veteran”. Naskah ini sekaligus menjadi pedoman bagi para dosen pengampu
Mata Kuliah Pendidikan Bela Negara (PBN) di UPN “Veteran” dalam
menyosialisasikan dan memberdayakan Pendidikan Bela Negara. Pendidikan
Bela Negara ini merupakan bagian integral dengan mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan maupun Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK)
lainnya yang menanamkan kesadaran Bela Negara. Pendidikan Bela Negara ini
berupaya menumbuhkan kecintaan kepada Tanah Air, kesadaran berbangsa dan
bernegara, yakin pada Pancasila sebagai idiologi Negara, kerelaan berkorban
untuk bangsa dan Negara, serta memberikan kemampuan awal bela Negara,
baik psikis dan fisik.
Tujuan. Pendidikan Bela Negara bertujuan mentransformasikan nilai-nilai
bela Negara kepada mahasiswa, agar mereka sadar akan peranannya sebagai
tunas bangsa dan kader bangsa di masa mendatang. Sebagai generasi penerus,
para mahasiswa hendaknya mencintai bangsa dan negaranya serta memiliki

19
kesadaran untuk membela Negara, dengan cara menjaga kedaulatan Negara,
menjaga keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa.

1.7. Sistematika Penulisan.


Naskah ini tersusun dalam sistematika sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan.
Bab ini berisi hal-hal umum seperti: latar belakang perlunya pendidikan
bela Negara, landasan yuridis, filosofis, religious, dan sosiologis.

Bab II. Model Pelaksanaan Pendidikan Bela Negara


Bagian ini akan menyajikan hal-hal teknis terkait dengan proses
menjadikan mahasiwa memiliki kesadaran bela Negara. Proses ini diawali sejak
calon mahasiwa mendaftar sebagai calon mahasiswa UPN “Veteran” sampai
dengan mahasiswa menjelang lulus sebagai seorang sarjana. Bab ini
mediskripsikan tentang tahapan, waktu, kegiatan dan sasaran pelaksanaan
Pendidikan Bela Negara.

Bab III. Rencana Pembelajaran Semester Mata Kuliah Pendidikan Bela


Negara
Bab ini menyajikan tentang materi terstruktur mengenai Pendidikan Bela
Negara yang dirinci dalam setiap tatap muka.

Bab IV . Program Latihan Bela Negara (Praktikum Bela Negara)


Bab ini menyajikan pedoman penerapan dan pengembangan nilai-nilai
bela Negara yang terarah dan terukur.

19
BAB II
Model Pelaksanaan Pendidikan Bela Negara
di UPN VETERAN Jawa Timur

TAHAP WAKTU KEGIATAN SASARAN/


KETERANGAN
I. Pengenalan - Pendaftaran maba - Wawancara Mahasiswa baru
konsep bela - Masa orientasi dan - Pernyataan siap mentaati
negara pengenalan kesediaan bela peraturan yang
kampus maba negara berlaku di UPN V
- Ceramah umum JT sebagai
PPBN kampus bela
negara
II. Pembentukan Selama 3 bulan - Wajib tinggal di a. Bergantian
sikap awal bela Gel I : 350 MHS PA asrama setiap 3 bulan, 4
negara Gel II : 350 MHS PI mahasiswa Upn gelombang/
Gel III : 350 MHS PA V Jt, dan tahun ajaran
Gel IV : 350 MHS PI melaksanakan b. Terbentuknya
program/ Sikap Awal Bela
kegiatan bela Negara Bagi
negara 1400 Mahasiswa
Baru
III. Pendalaman - MK. Pancasila (SMT - Kuliah : 2 sks Muatan
Materi Bela I dan II) - Kuliah : 2 sks kurikulum MKPK
Negara - MK. - Kuliah dan latihan wajib institusi
Kewarganegaraan bela Negara: 3 untuk
(SMT III dan IV) sks pemahaman dan
- MK. Bela Negara pembentukan
(SMT V dan VI) sikap bela negara
IV. Pembudayaan Selama menempuh - Terintegrasi Keterkaitan
nilai-nilai bela perkuliahan dalam setiap penerapan bela
negara mata kuliah negara dalam
ilmu tertentu.
Selama menjadi - Penerapan sistem Penguatan
mahasiswa kredit point Atmosfer
kegiatan ekstra Akademik
kurikuler
V. Pengembangan Dilaksanakan tiap - Seminar aplikasi Pengayaan
kemampuan semester, terjadwal bela negara wawasan bela
analisis bela diatur oleh universitas sesuai bidang negara
negara . ilmu

VI. Penerapan bela sesuai jadwal - KKN bela negara Program KKN
negara dalam akademik dan bela negara
masyarakat ketentuan KKN terintegrasi
(LPPM)
VII. Pelestarian nilai- Sepanjang Masa Oleh - Re-Charge nilai- Memasyarakatkan
nilai bela negara Alumni UPN V JT nilai bela negara, Bela Negara Di
melalui seminar Tempat Kerja Dan
dan pertemuan Di Lingkungan
alumni Tempat Tinggal
berkesinambungan

19
BAB III
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Program Studi : Seluruh Program Studi UPN “Veteran” Jatim


Mata Kuliah/Kode : Pendidikan Bela Negara / MPK 5101
SKS/Semester : 3 (2+1) / III atau IV
Mata Kuliah Prasyarat : Pendidikan Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen : Tim

3.1. DESKRIPSI MATAKULIAH


Mata kuliah ini membahas tentang dasar pemikiran, ruang lingkup, prinsip-
prinsip, tujuan dan spektrum bela negara. Memberikan pemahaman tentang
Nilai, Norma, etika, moral karakter dan jati diri bangsa , serta mempunyai
karakter bela negara, antara lain : yakin akan kesaktian Pancasila, Cinta
tanah air, sadar hak dan kewajiban, rela berkorban dan memiliki kemampuan
awal bela negara. Mengenal dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
kesadaran bela Negara, kewaspadaan nasional yang bersumber dari dalam
maupun luar negeri, kebijakan pembinaan kesadaran bela negara, memahami
Pemerintahan dan Kepemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa,
sehingga mahasiswa mampu mengembangkan dan membudayakan nilai-nilai
bela negara sesuai dengan profesinya.

3.2. Capaian Pembelajaran


Pada akhir mata kuliah ini harapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan, dasar pemikiran, ruang lingkup, prinsip-prinsip, tujuan dan
spektrum bela negara. Memberikan pemahaman tentang Nilai, Norma,
Etika, Moral, Karakter dan Jati diri bangsa
2. Mampu bersikap sesuai dengan substansi bela Negara, antara lain : yakin
akan kesaktian Pancasila, Cinta tanah air, sadar hak dan kewajiban, rela
berkorban dan memiliki kemampuan awal bela Negara.
3. Mampu mengimplementasikan perilaku bela Negara dalam bentuk :
pelaksanaan kewajibannya sebagai warga Negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

19
3.3. ANALISIS INSTRUKSIONAL

Pengembangan
Nilai-nilai dan
Pembudayaan
Bela Negara

Pendidikan Anti Kewaspadaan Kabijakan Pembinaan Pemerintahan dan


Korupsi Nasional Kesadaran Kepemerintahan Yang Baik,
Bela Negara Bersih dan Berwibawa

Leadership dan
Entrepreuneurship

Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi
Kesadaran Bela Negara

Bela Negara Dalam


Konteks Pembangunan
Nasional

Substansi Kesadaran Substansi Kesadaran


Bela Negara Bela Negara

Integritas Jati Diri


Bangsa

Konsepsi Integritas Jati Diri


Pendidikan Bela Bangsa
Negara

Pendahuluan

Mata Kuliah Prasarat :


1. Pendidikan Pancasila
2. Pendidikan Kewarganegaraan

19
3.4. STRATEGI PEMBELAJARAN
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka mata Kuliah Pendidikan Bela
Negara diselenggarakan dengan menggunakan strategi pembelajaran
Students Active Learning yang meliputi : ceramah, diskusi, problem based
learning, role playing, Latihan Bela Negara .

19
3.5. RENCANA PEMBELAJARAN

Pertemuan Pokok bahasan/Sub Evaluasi / Indikator


Kompetensi Metode Media Referensi
ke Pokok Bahasan keberhasilan
1 Mahasiswa mampu Pendahuluan Ceramah LCD, papan Test, non test, 1. Pendidikan Kesadaran Bela
menjelaskan 1. Latar Belakang Tanya Jawab tulis Tanya jawab dan Negara (Pedoman bagi
pengertian tentang 2. Dasar Pemikiran keaktifan di kelas Dosen Pendidikan
Dasar pemikiran, (AspekYuridis,Filosofis, Historis,
Kewarganegaraan) Dirjen
maksud dan tujuan, Sosiologis, dan Religius
ruang lingkup 3. Maksud danTujuan Pothan Dephan RI 2007.
Pendidikan Bela 4. Ruang Lingkup Materi
Negara 5. Keterkaitan dengan Materi lain 2. Tataran Dasar Bela Negara
(Pancasila, kewarganegaraan dll) DirjenP othan Dephan RI
2 Mahasiswa mampu Konsepsi Pendidikan Bela Negara Ceramah LCD, papan Test, non test, Tanya 2006
menjelaskan konsepsi 1. Pengertian Bela Negara Tanya Jawab tulis jawab dan keaktifan
bela negara. 2. Prinsip-prinsip Pembelaan Negara di kelas 3. Buku Himpunan Perundang-
3. Tujuan Bela Negara Undangan yang Terkait
4. Bela Negara dalam Sishanneg
dengan Penyelenggaraan
5. Spektrum Bela Negara
Nilai-nilai Bela Negara : dan Pengelolaan Pertahanan,
3 Mahasiswa mampu Ceramah LCD, papan Test, non test, Tanya
menjelaskan dan 1. Cinta Tanah Air Tanya Jawab tulis jawab dan keaktifan Dirjen Pothan Dephan 2005.
memberikan contoh 2. Sadar Berbangsa dan Bernegara di kelas
nilai –nilai dasar bela 3. Yakin Pancasila 4. Pendidkan
Negara. 4. Rela berkorban untuk Bangsa dan Kewarganegaraan, PT.
Negara Gramedia, Jakarta 2005,
5. Memiliki Kemampuan awal Bela Negara Soemarsono dkk.

4 Mahasiswa mampu Kesadaran Bela Negara dan Ceramah LCD, papan Test, non test, Tanya
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi 5. Widya Mwat Yasa, UPN
meneladani dan Tanya Jawab tulis jawab dan keaktifan
kesadaran bela Kesadaran Bela Negara Presentasi di kelas Veteran Yogyakarta, 2007
Negara. 1. Internal (Disiplin diri, rasa sosial, rela
berkorban, dll)
2. Eksternal (globalisasi, terorisme,
perubahan iklim, budaya, bahaya
narkoba, dll)

5 Mahasiswa mampu Bela Negara dalam Sistim Pertahanan Ceramah LCD, papan Test, non test, Tanya
memahami sistem Negara Tanya Jawab tulis jawab dan keaktifan
pertahanan dan a. Sistem Pertahanan Negara di kelas
komponen b. Komponen Pertahanan Negara
pertahanan negara 1. Komponen Utama

19
2. Komponen Cadangan
3. Komponen Dukungan Nasional
6 Mahasiswa mampu Hakekat Ancaman Ceramah LCD, papan Test, non test, Tanya
memahami dan Ancaman Militer Tanya Jawab tulis jawab dan keaktifan
menjelaskan bentuk – 1. Pengertian ancaman militer di kelas
bentuk ancaman 2. Perkiraan Ancaman
negara 3. Bentuk Ancaman
4. Strategi pertahanan militer
5. OMP
6. OMSP
7 Mahasiswa mampu Hakekat Ancaman Ceramah LCD, papan Test, non test, Tanya
memahami dan Ancaman Non Militer Tanya Jawab tulis jawab dan keaktifan
menjelaskan bentuk – 1. Bentuk Ancaman di kelas
bentuk ancaman 2. Perkembangan Global, regional,
negara tantangan Abad 21
3. Pertahanan Non Militer
4. Pembinaan kekuatan pertahanan non
militer
8 UTS
9 Mahasiswa mampu Integritas Jati Diri Bangsa: Ceramah LCD, Test, non test, Tanya jawab dan keaktifan
menyebutkan dan 1. Nilai, Tanya papan di kelas
menjelaskan Integritas 2. Norma, Jawab tulis
dan Jatidiri bangsa. 3. Etika, Presentasi
4. Moral,
5. Karakter bangsa.dan Identitas
nasional
10 Mahasiswa mampu WIMAYA dan Tiga Pilar Jati Ceramah Test, non test, Tanya jawab dan keaktifan
memahami dan diri UPNV Tanya LCD, di kelas
menerapkan tiga pilar Jatidiri UPNV dan KEMHAN Jawab laptop
jati diri UPNV menjadi (Visi, Misi, Tujuan, sasaran, papan
dasar perilakunya. nilai-nilai)
tulis

11 Mahasiswa mampu Bela Negara Dalam Ceramah LCD,lapto Test, non test, Tanya jawab dan keaktifan
menjelaskan Pembangunan Nasional Diskusi p papan di kelas
hubungan antara 1. Modal dasar Pembangunan Presentasi tulis
Bela Negara dan nasional Contoh
Pembangunan 2. Pemerintahan dan kasus
Nasional Kepemerintahan Yang Baik, aktual
Bersih dan Berwibawa
(Implisit Pendidikan Anti
Korupsi)
a. Keterbukaan

19
b. Responsifitas
c. Akuntabilitas
d. Adil
e. Efektif dan Efisien
12 Mahasiswa mampu Kewaspadaan Nasional: Ceramah LCD,lapto Test, non test, Tanya jawab dan keaktifan
mengidentifikasi dan 1. Dampak dari globalisasi Diskusi p papan di kelas
menganalisa 2. Tantangan abad 21, Presentasi tulis
kewaspadaan multilateralism and Contoh
nasional akibat unilateralism, ethical issues, kasus
pengaruh globalisasi national power. aktual
13 Mahasiswa mampu Pengembangan Nilai-nilai dan Ceramah LCD,lapto Test, non test, keaktifan di kelas
mengaplikasikan Pembudayaan Bela Negara Diskusi p papan
nilai-nilai bela negara 1. Kearifan lokal Presentasi tulis
dalam kehidupan 2. Keterampilan kepemimpinan Contoh
sehari-hari global (leadership) kasus
3. Membangun kemandirian aktual
(entrepreneurship)
14 Evaluasi (kuis, presentasi, dll)
15 UAS

19
BAB IV
PROGRAM LATIHAN BELA NEGARA
(setara dengan 1 SKS PRAKTIKUM)

DESKRIPSI LATIHAN (PRAKTIKUM) BELA NEGARA:


Dalam menerapkan dan mengembangkan nilai-nilai bela negara perlu ditentukan
kompetensi dan indikator pencapaian, agar pengembangan nilai-nilai tersebut
lebih terarah dan terukur.
Penerapan nilai keutamaan bela negara bagi mahasiswa UPN V Jawa Timur,
dilaksanakan dan diukur dengan menggunakan model latihan bela negara yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari pemahaman teoritik dan afektif yang
disampaikan di dalam perkuliahan.
TAHAP MODEL WAKTU KETERANGAN
a. Melakukan Sejak menjadi Menunjukkan bukti Administrasi:
kegiatan Bela mahasiswa UPN V 1. Skep Pengurus UKM/Ormawa
Negara, melalui JT, sampai
keaktifan dalam menempuh MK 2. Mengikuti Kejuaraan tingkat
kegiatan Pendidikan Bela - Propinsi
organisasi Negara. - Nasional
Kampus. - Internasional

b. Melakukan 3. Melaksanakan Bakti Sosial :


kegiatan Bela - Bencana Alam
Negara, melalui - Penghijauan/kelestarian
keaktifan dalam lingkungan
kegiatan kampus/Kota/Kab/Propinsi/Na
organisasi sional
Kemasyarakatan
4. Menjadi Pengurus RT/RW di
c. Melakukan tempat tinggalnya
kegiatan Bela
Negara, melalui 5. Panitia Pemilu (Legislatif,
Tahap I
prestasi dalam Kepala Daerah, Presiden)
BOBOT: 25
berbagai bidang.
6. Donor darah minimal 2X
d. Melakukan
kegiatan Bela 7. Melaksanakan
Negara, melalui pembinaan/pelatihan/tutorial
keterlibatan dalam kepada yunior ( mhs angkatan di
aksi sosial dan bawahnya) dg bimbingan dosen
Abdimas. MK terkait.

e. Menularkan CATATAN: BOBOT 25 poin


pengetahuan dan UNTUK YANG MENGUMPULKAN
ketrampilan BUKTI MINIMAL 2 dari 7 macam
kepada yunior KEGIATAN DI ATAS
dalam kampus.

19
Tahap II OUT-BOND Selama menempuh Pembentukan karakter pemimpin,
BOBOT: 25 Pembentukan MK Bela Negara, kerjasama tim, mengembangkan
Karakter Pemimpin sesuai jadual, jiwa korsa , disiplin, saling
Dilaksanakan di DILAKSANAKAN menghargai, pantang menyerah,
KAMPUS HARI SABTU. partisipatif, , inisiatif, kejujuran dan
loyalitas, kepercayaan diri.

CATATAN : WAJIB DIIKUTI

Tahap III Mengikuti Upacara Selama menempuh 1. Mengikuti Upacara di Kampus


BOBOT: 25 Bendera Resmi MK Bela Negara.
2. Mengikuti Upacara Kenegaraan
di Lembaga Pemerintah

BOBOT : 25 poin BAGI YANG


MELAKSANAKAN KEGIATAN
MINIMAL 4 X

Tahap IV Menularkan tekad, Selama menempuh 1. Mendongeng kisah


BOBOT: 25 sikap dan perilaku MK Bela Negara. kepahlawanan, Cinta Tanah Air
Bela Negara kepada kepada siswa Paud, TK, SD
masyarakat di luar
kampus. 2. Mengenalkan identitas Nasional
Indonesia. (lambang Negara,
Catatan : dilakukan Bahasa, Budaya, Kebhinekaan
berkelompok, maks Indonesia)
5 orang
3. Mengenalkan rambu-rambu lalu
lintas kepada siswa SD, SMP

4. Mengenalkan jenis-jenis kesenian


kepada siswa TK, SD

5. Aktif kegiatan pencegahan


Penyebaran Narkoba.

6. Membuat disain sistem keamanan


lingkungan.

BOBOT : 25 poin BAGI YANG


MELAKSANAKAN KEGIATAN
MINIMAL 1 X

Tahap Mengikuti Pelayaran Sejak menjadi Kegiatan Pelayaran Kebangsaan


Khusus Kebangsaan yang mahasiswa UPN V bernilai sama dengan seluruh
BOBOT: diselenggarakan JT, sampai aktifitas Latihan Bela Negara,
100 poin oleh Pemerintah menempuh MK sehingga bila mahasiswa sudah
Pendidikan Bela mengikuti Pelayaran Kebangsaan
Negara. tidak perlu mengikuti kegiatan
tahap I s/d IV

19
DAFTAR PUSTAKA

Agus Surata, dkk, 2007, Widya Mwat Yasa, UPN Veteran Yogyakarta,

Penyusun tim, 2007, Pendidikan Kesadaran Bela Negara (Pedoman bagi Dosen
Pendidikan Kewarganegaraan), Dirjen Pothan Dephan RI, Jakarta.

Puspito Nanang T, dkk, 2011, Pendidikan Anti Korupsi Untuk Perguruan Tinggi,
Penerbit Kemendikbud RI, Jakarta

Soemarsono dkk, 2005, Pendidkan Kewarganegaraan, PT. Gramedia, Jakarta

Tim penyusun. Tataran Dasar Bela Negara , 2006, penerbit Dirjen Pothan
Dephan RI

19

Anda mungkin juga menyukai