Anda di halaman 1dari 20

1

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT


DINAS PEMBINAAN MENTAL

PEDOMAN PEMBINAAN MENTAL KEJUANGAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Pembinaan Mental Angkatan Darat merupakan salah satu fungsi khusus TNI
AD yang bertugas menyelenggarakan pembinaan mental yang meliputi pembinaan
mental rohani, mental ideologi, dan mental kejuangan. Pembinaan mental
diselenggarakan dengan tujuan untuk memelihara dan meningkatkan kualitas mental
anggota TNI AD, agar senantiasa siap sedia dalam melaksanakan tugas TNI AD.

b. Penyelenggaraan Pembinaan Mental Kejuangan dilaksanakan dengan cara


memadukan ketiga komponen pembinaan mental tersebut secara sinergis, sehingga
melahirkan nilai-nilai universal yang sangat berguna dalam membentuk prajurit Sapta
Marga yang bermental tangguh, dalam rangka menyukseskan tugas pokok yang
dihadapinya.

c. Pembinaan mental kejuangan merupakan bagian dan sistem pembinaan


mental secara hirarkhis piramidal merupakan bagian utama dan aktualisasi
pembinaan mental sebagai prajurit militan. Prajurit militan adalah prajurit yang memiliki
keungggulan moral, semangat tidak mengenal menyerah dan rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara serta bersatu dengan rakyat, sebagai warisan para
pahlawan bangsa. Oleh sebab itu dibutuhkan bahan materi pelajaran pembinaan
mental kejuangan sebagai peranti lunak tentang Pembinaan Mental Kejuangan bagi
segenap prajurit untuk diajarkan pada setiap jenjang pendidikan.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Memberikan bahan pelajaran tentang pelaksanaan pembinaan mental


kejuangan di Iingkungan TNI AD. secara umum.

b. Tujuan. Sebagai pedoman dan bahan oleh Gumil dalam mengajarkan materi
pembinaan mental kejuangan pada Susbatalidjuang di lingkungan TNI AD.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Bahan meteri pelajaran Bintal kejuangan ini hanya
dibatasi dengan pembahasan yang menyangkut Arti dan makna motivasi kejuangan dan
mental kejuangan, tugas dan tanggung jawab mental kejuangan, dengan tata urut sebagai
berikut :
2

a. Pendahuluan.
b. Arti dan Makna Motivasi Kejuangan dan Mental Kejuangan.
c. Tugas dan Tanggung Jawab Mental Kejuangan.
d. Evaluasi.
e. Penutup.

4. Pengertian-pengertian.

a. Pembinaan. Adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang berhubungan


dengan perencanaan, penyusunan, pengembangan, pengarahan, serta pengendalian
yang bersifat membangun agar berdaya guna dan berhasil guna.

b. Mental. Adalah kondisi jiwa yang terpantul dalam sikap dan perilaku seseorang
terhadap berbagai situasi yang dihadapinya.

c. Motivasi. Adalah Kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan atau


mekanisme psikologi yang mendorong individu untuk mencapai prestasi tertentu
sesuai dengan apa yang dikehendakinya.

d. Kejuangan. Adalah nilai-nilai yang mengandung semangat pengabdian yang


diwujudkan dalam sikap yang ikhlas berkorban, tahan menderita, tidak putus asa,
pantang menyerah serta mendahulukan kepentingan bangsa dan negara.

e. Kepejuangan adalah sikap, tekad dan perbuatan dalam mengabdi kepada


bangsa dan negara yang dilandasi keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa , rela berkorban, tidak mengenal menyerah, tahan menderita serta
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi dan
golongan.

f. Pembinaan Mental Kejuangan. Adalah pembinaan kesadaran mental


kejuangan dalam rangka menumbuhkan, memelihara dan memantapkan kondisi jiwa
bagi anggota TNI AD (Prajurit, PNS TNI AD dan keluarganya) sehingga terwujud
keikhlasan berkorban, tahan menderita, tidak berputus asa, pantang menyerah,
memegang teguh jiwa patriotisme serta mendahulukan kepentingan bangsa dan
Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.

g. Pembinaan Mental TNI AD. Adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan
untuk membina, memelihara serta memantapkan mental anggota TNI AD berdasarkan
Agama, Pancasila, Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Doktrin “Kartika Eka Paksi”
melalui pembinaan rohani, ideologi dan mental kejuangan sehingga mempunyai
kemantapan di dalam pelaksanaan tugasnya.
h. Santiaji. Adalah metoda pembinaan mental untuk mendapatkan kemantapan
mental melalui pemberian ilmu dan pengetahuan.

i. Santikarma. Adalah metode pembinaan mental untuk mendapatkan


kemantapan mental melalui contoh tauladan dalam pengamalan ilmu dan
pengetahuan.
3

j. Komunikasi. Adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih melakukan
pertukaran informasi antara satu dengan yang Iainnya pada gilirannya akan lahir sikap
saling pengetahuan yang mendalam.

k. Komunikasi Juang. Adalah metode pembinaan mental untuk mendapatkan


kemantapan mental melalui hubungan timbal balik secara langsung maupun tidak
langsung dengan para tokoh pejuang masa lalu.

l. Nilai. Adalah (1) harga; (2) harga uang ; (3) angka kepandaian ; (4) banyak
sedikitnya isi ; (5) sifat-sifat, hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.
m. Nilai-nilai Kejuangan. Adalah nilai-nilai yang mengandung semangat
pengabdian yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang ikhlas berkorban, tahan
menderita, tidak putus asa, pantang menyerah serta mendahulukan kepentingan
bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.

BAB II
ARTI DAN MAKNA
MOTIVASI JUANG DAN MENTAL KEJUANGAN

5. Umum. Motivasi Juang dan Mental kejuangan diselenggarakan untuk menanamkan


dan membangkitkan semangat juang, jiwa keperwiraan, pantang menyerah dan kerelaan
berkorban jiwa dan raga untuk kepentingan bangsa dan negara. Motivasi Juang dan Mental
kejuangan dapat terselenggara dengan baik apabila motivasi juang yang terkandung dalam
Sapta Marga dapat diaplikasikan dalam pembinaan mental kejuangan meliputi; tujuan,
sasaran, sistem dan prinsip-prinsip dasar pembinaan.

6. Motivasi Juang. Motivasi juang merupakan daya dorong yang menggerakkan


tingkah laku (tindakan) manusia. Setiap tindakan manusia digerakkan dan dilatarbelakangi
oleh motif tertentu. Tanpa motivasi juang yang kuat orang tidak dapat berbuat apa-apa,
demikian pula dengan prajurit. Motivasi juang yang dapat ditumbuhkembangkan dan dibina,
amat penting bagi prajurit sebagai pendorong utamanya melaksanakan tugas dan tanggung
jawab yang diembannya. Oleh karena itu pada bagian ini akan dijelaskan tentang pengertian
dan makna motivasi. Motivasi mengandung arti sebagai suatu Kekuatan, dorongan,
kebutuhan, semangat, tekanan atau mekanisme psikologi yang mendorong individu untuk
mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Memotivasi orang
adalah tugas utama, mencakup kemampuan untuk berkomunikasi, memberi teladan,
memberi tantangan, memberi dukungan, mengumpulkan umpan balik, melibatkan orang,
melaksanakan pendelegasian dan penelitian pengembangan. Motivasi berasal dan bahasa
Inggris motivation yang berarti daya dorong atau perangsang. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia “motivasi” diartikan dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak
sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu. Berikut beberapa
pendapat/definisi mengenai motivasi :

a. Sartain. Motivasi atau dorongan adalah segala sesuatu yang mengarahkan


tingkah laku terhadap suatu tujuan dan tujuan adalah yang menentukan/membatasi
tingkah laku.
4

b. E. Koeswara. Konsep yang digunakan untuk menerangkan kekuatan-kekuatan


yang ada dan bekerja pada diri organisasi dan individu yang menjadi penggerak dan
pengarah tingkah lakunya. Konsep motivasi juga digunakan untuk menerangkan
perbedaan-perbedaan intensitas tingkah laku yang intens merupakan hasil dari
motivasi yang tinggi.

c. Himpunan Istilah Pembinaan Mental TNI. Motivasi adalah kebutuhan-


kebutuhan yang menyebabkan seseorang melakukan serangkaian kegiatan yang
mengarah ke tujuan tertentu.

Dengan demikian secara umum motivasi juang dapat diartikan “suatu daya
pendorong atau perangsang untuk melakukan sesuatu”. Dalam suatu organisasi,
motivasi merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam meningkatkan hasil
dari perjuangan yang optimal. Seorang pemimpin/komandan berperan penting agar
bawahan memiliki motivasi juang yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya.

7. Menumbuhkan Motivasi Juang. Untuk menumbuhkan Motivasi Juang prajurit perlu


di laksanakan secara berkelanjutan sehingga tujuan pokok akan berhasil dengan
menumbuhkan hal sebagai berikut :

a. Menumbuhkan Motivasi Juang secara Umum :

1) Semangat kejuangan yang dilandasi keimanan dan ketakwaan terhadap


Tuha Yang Maha Esa.

2) Semangat kejuangan yang dilandasi oleh tekad untuk tidak mengenal


menyerah dalam mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan Idonesia :

a) Lebih baik hancur bersama debunya kemerdekaan dari pada


meyerah dalam mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan
Indonesia.

b) Merdeka atau mati.

c) Propatria (Cinta Tanah air).

d) Tidak kenal menyerah.

e) Yakin dan percaya pada kekuatan sendiri.

f) Manunggal dengan rakyat.

3) Semangat perjuangan yang berorientasi kepada masa


depan yang lebih baik.

4) Semangat perjuangan yang berorientasi untuk


mempertahankan harkat,
martabat dan kehormatan rakyat, bangsa dan negara.
5

5) Semangat perjuangan yang ditopang oleh seluruh lapisan rakyat


(Perjuangan/Perang Semesta).

6) Semangat perjuangan yang dilandasi oleh keyakinan bahwa perjuangan


ini adalah :

a) Perjuangan Suci.
b) Perjuangan Adil.
c) Perjuangan Semesta.
d) Perjuangan Ideologi.
e) Perjuangan Nasional.

7) Semangat perjuangan yang dilandasi persatuan dan kesatuan dengan


prinsip “ Bhineka Tungal Ika “.

8) Semangat perjuangan yang menuntut kepemimpinan yang bersih dan


berwibawa.

b. Menumbuhkan Motivasi Juang secara Khusus :

1) Semangat kejuangan yang dilandasi keikhlasan dan kerelaan berjuang,


berkorban dan berbakti kepada negara dan bangsa.

2) Semangat kejuangan yang menuntut kemauan dan kesanggupan untuk


tahan menderita, ikhlas berkorban, tidak mengenal menyerah dan pantang
mundur dalam menghadapi setiap/segala bentuk ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan.

3) Semangat kejuangan yang mengutamakan kepentingan bangsa dan


negara dari pada kepentinngan pribadi dan golongan.

8. Motivasi Juang yang Terkandung dalam Sapta Marga. Sapta Marga merupakan
cermin dan jati diri prajurit TNI sebagai pejuang prajurit dan prajurit pejuang yang
profesional. Motivasi kejuangan yang terkandung dalam Sapta Marga adalah:

a. Motivasi juang sebagai pejuang prajurit, antara lain :

1) Pejuang yang senantiasa tunduk dan menunjung tinggi Pancasila dan


UUD 1945 sebagai Ideologi dan konstitusi negara Indonesia.

2) Pejuang yang berjiwa patriot yang secara konsisten dn konsekuen


menyatakan dirinya untuk ikhlas berkorban demi bangsa dan negara.

3) Pejuang yang berjiwa ksatria yang konsisten dan konsekuen untuk


ikhlas menjadikan dirinya membela kejujuran, kebenaran dan keadilan.
6

4) Pejuang yang berjiwa prajurit sejati, berbudi luhur, memiliki sikap


kepahlawanan dan gagah berani dalam menghadapi segala ancaman,
gangguan, hambatan serta tantangan yang mengancam eksistensi dan
integritas NKRI, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar.

5) Pejuang yang berjiwa Bhayangkari Negara dan Bangsa Indonesia yang


secara konsisten dan konsekuen menyatakan dirinya sebagai pengaman serta
pengawal NKRI yang tidak mengenal batas waktu dan tempat.

6) Pejuang yang sadar akan identitasnya sebagai prajurit yang berasal dari
rakyat, berjuang bersama rakyat dan untuk kepentingan rakyat sehingga
semakin memperkokoh integritas antara TNI dangan rakyat.

7) Pejuang yang dalam pelaksanaan kepemimpinannya senantiasa


berpedoman kepada Sebelas Asas Kepemimpinan TNI .

8) Pejuang yang senantiasa setia kepada pemerintah (Panglima Tertinggi)


yang melaksanakan pemerintahannya sesuai dengan Pancasila dan UUD
1945.

9) Pejuang dalam melaksanakan tugas dan kewajiban senantiasa dilandasi


oleh keberanian bertanggung jawab, baik kepada NKRI maupun kepada
institusi TNI.

10) Pejuang yang senantiasa memegang teguh disiplin Tentara, tunduk,


hormat , taat dan patuh kepada atasan dengan tidak membantah perintah/
putusan.

11) Pejuang yang sanggup memegang segala rahasia tentara sekeras-


kerasnya.

b. Motivasi juang sebagai prajurit pejuang, antara lain :

1) Prajurit Pancasila yang bertekad menjadikan dirinya sebagai pendukung


dan pembela ideologi negara yang tidak mengenal menyerah.

2) Prajurit yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menjadikan
dirinya sebagai pembela kebenaran, kejujuran dan keadilan.

3) Prajurit yang tidak mengenal menyerah dan putus asa didalam


melaksanakan tugas serta kewajibannya bagi kepentingan bangsa dan negara.

4) Prajurit yang ikhlas dan rela berkorban bagi kepentingan bangsa dan
negara.

5) Prajurit yang bermental baja (teguh pendirian) yaitu sikap dan perilakunya
tidak mudah oleh tipu muslihat serta tidak mudah goyah oleh segala bentuk
ancaman, tekanan dan paksaan.

6) Prajurit yang tanpa pamrih pribadi dan senantiasa berbuat dengan


mendahulukan kewajiban daripada haknya.
7

7) Prajurit yang memiliki etos kerja yang tinggi, yaitu yang melaksanakan
tugas dan kewajiban dilandasi oleh ibadat, niat, kewajiban tanggung jawab
kepada bangsa dan negara.
8) Prajurit yang senantiasa mampu menjawab segala tantangan zaman,
yaitu memiliki kemampuan serta kesanggupan cepat menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi yang ada.
9) Prajurit profesional yang senantiasa memiliki inisiatif untuk peningkatkan
pengetahuan dan keterampilan / keahlian sesuai dengan bidang tugasnya.

9. Pembinaan Mental Kejuangan.


a. Tujuan. Pembinaan mental kejuangan diselenggarakan untuk memelihara dan
meningkatkan semangat kejuangan anggota TNI AD, baik sebagai individu, sebagai
prajurit maupun sebagai pemimpin dalam menjalankan tugas keprajuritan, agar tugas
yang dilaksanakan berhasil guna dan berdaya guna.
b. Sasaran. Sasaran lebih diutamakan pada sikap mental yang ingin dicapai bagi
anggota TNI-AD, baik Prajurit dan PNS maupun keluarganya yang meliputi:
1) Meningkatnya pemahaman dan kesadaran anggota TNI AD akan nilai dan
semangat kejuangan dalam upaya mempertahankan kedaulatan serta keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Terpeliharanya semangat juang anggota TNI AD, agar senantiasa siap
melaksanakan tugas hingga berhasil dalam segala situasi dan kondisi yang
dihadapi.
3) Terwujudnya sikap rela berkorban anggota TNI AD demi kepentingan
bangsa dan negara sebagai pengamalan serta pewarisan nilai-nilai kejuangan
TNI 45 dan nilai-nilai kepahlawanan bangsa Indonesia.
4) Terwujudnya sikap keteladanan dan rasa tanggung jawab bagi anggota
TNI AD.
10. Sistem Pembinaan Mental Kejuangan. Pembinaan mental kejuangan merupakan
bahagian dan pembinaan mental TNI AD dalam pelaksanaannya terkait dengan sub sistem
pembinaan lainnya, baik mental rohani maupun mental ideologi untuk mewujudkan prajurit
pejuang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki etos kerja
yang tinggi, sikap ksatria, dan keperwiraan serta pantang menyerah dalam pelaksanaan
tugas. Keterpaduan dalam sistem pembinaan mencakup pelaksanaan yang harus dilakukan
secara terencana, terarah, bertahap, berlanjut dan berkualitas, yang masing-masingnya
mempunyai arti :

a. Terencana. Pembinaan mental kejuangan dipersiapkan secara sistematis,


kronologis, tepat waktu, dan tepat sasaran.

b. Terarah. Pembinaan mental kejuangan mengarah kepada sasaran yang


ingin dicapai, guna menghindari terjadinya deviasi, inefisiensi dan tumpang tindih
dalam pelaksanaan.
8

c. Bertahap. Pembinaan mental kejuangan dilaksanakan secara periodik,


berjenjang dan berlanjut sesuai dengan skala prioritas.

d. Berlanjut. Pembinaan mental kejuangan dilaksanakan secara terus


menerus guna mewujudkan kesinambungan pembinaan mental kejuangan anggota
TNI AD.

e. Berkualitas. Pembinaan mental kejuangan dilaksanakan secara profesional


dengan menerapkan prinsip manajemen mutu dalam rangka mewujudkan prajurit yang
bermental tangguh.

11. Prinsip Dasar Pembinaan Mental kejuangan. Penyelenggaraan pembinaan mental


kejuangan berpedoman pada prinsip-prinsip dasar sebagai berikut :

a. Tanggung Jawab Komando. Pembinaan mental kejuangan terhadap personel


satuan merupakan tanggung jawab Komandan satuan. Bintal Fungsi Komando
merupakan bagian integral dari pembinaan mental TNI AD yang penyelenggaraannya
menjadi tugas dan tanggung jawab komandan/pimpinan, baik dalam skala besar
maupun kecil. Adapun perwira pembina mental satuan bertanggung jawab secara
teknis pada pelaksana lapangan, serta wajib menyampaikan asistensi teknis
pembinaan sesuai dengan lingkup tanggungjawabnya.

b. Preventif Aktif. Pembinaan mental kejuangan diharapkan dapat mengendalikan


dan mencegah terjadinya penyimpangan terhadap pewarisan nilai-nilai 45, pewarisan
sejarah kejuangan dan kepahlawanan, guna mencegah terjadinya degradasi
semangat juang anggota TNI AD beserta keluarganya.

c. Pelayanan Satuan. Penyelenggaraan pembinaan mental kejuangan walau


tidak terlepas dari Bintal Fungsi Komando, secara teknis pelayanan terhadap satuan
dilaksanakan oleh pejabat pembina mental satuan secara optimal agar dapat berdaya
guna dan berhasil guna.

d. Pelayanan Daerah. Menyadari tidak semua satuan memiliki Perwira Bintal


secara organik, maka untuk penyelenggaraan pembinaan mental kejuangan dapat
dilaksanakan oleh pejabat pembina mental Kotama kewilayahan (Kodam dan Korem)
kepada satuan TNI AD yang berada di dalam wilayahnya.

e. Pelayanan Pusat. Badan Pembina Mental Tingkat Pusat atau Disbintalad


bertanggung jawab memberikan pelayanan tingkat pusat atau tingkat Balakpus dan
bertanggung jawab memberikan bantuan terhadap satuan Bintal di bawahnya, berupa
asistensi maupun dukungan pelayanan secara langsung sesuai kebutuhan di
lapangan.

f. Kemitraan. Penyelenggaraan pembinaan mental kejuangan bagi segenap


satuan TNI AD tidak akan bisa dilaksanakan sepenuhnya oleh Perwira Bintal secara
menyeluruh. Berkenaan dengan hal itu, dalam upaya pemahaman dan penerapan
materi, satuan jajaran TNI AD harus banyak menggalang kerjasama atau kemitraan
dukungan baik perorangan maupun instansi di luar TNI AD dalam rangka
kemanunggalan TNI dengan rakyat sesuai kebijakan pimpinan satuan.
9

g. Tidak Mengarah Pada Kultus Individu. Pembinaan mental kejuangan lazim


menjadikan semangat kepahlawanan, para toko/pahlawan sebagai suri tauladan.
Sehubungan dengan itu, dalam meneladani jiwa kepahlawanan serta semangat juang
para tokoh sejarah masa lalu, perlu dihindari sikap mendewakan atau mengkultuskan
tokoh tertentu.

12. Kejuangan Dalam Tugas Individu. Pembinaan mental kejuangan dalam tugas
individu dilaksanakan dengan sistematika sebagai berikut :
a. Metode. Metode yang digunakan dalam pembinaan mental kejuangan untuk
membangun individu (pribadi) yang tangguh, yaitu :
1) Santi Aji. Metode Santi Aji sebagai salah satu metode pembinaan mental
kejuangan dalam rangka memberikan bekal ilmu dan pengetahuan dilaksanakan
dalam bentuk :
a) Ceramah. Suatu kegiatan dalam rangka penyampaian informasi,
keterangan, penjelasan, uraian tentang suatu materi atau masalah, baik
secara tertulis maupun lisan.
b) Penataran. Suatu pengajaran atau pelatihan khusus yang
diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan tentang semangat
kejuangan.

c) Bimbingan dan Konseling. Sebagai petunjuk serta pengasuhan


guna meningkatkan kesadaran setap individu dalam pengabdian kepada
bangsa dan negara.
d) Diskusi. Suatu kegiatan berupa pertemuan ilmiah dalam rangka
pembahasan masalah yang berkaitan dengan kejuangan.
e) Dialog. Suatu kegiatan berupa percakapan secara terbuka dan
komunikatif dengan tema kejuangan.
2) Santi Karma. Metode Santi Karma sebagai salah satu metode
pembinaan mental kejuangan yang digunakan untuk mengamalkan ilmu dengan
memberikan contoh amal perbuatan, dalam bentuk :
a) Sosiodrama. Suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan
menvisualisasikan permasalahan dalam hubungan antar manusia, antar
kelompok dan antar masyarakat.

b) Widyawisata. Suatu kegiatan berupa kunjungan ke museum,


monumen dan tempat-tempat bersejarah.
c) Outbond. Suatu kegiatan berupa paket pelatihan yang dilaksanakan
di alam terbuka untuk menumbuhkan rasa percaya diri, kemampuan
interaksi, kebersamaan dan cinta tanah air.

d) Peringatan Hari Bersejarah. Suatu kegiatan yang dilaksanakan


dalam bentuk upacara dalam rangka mempermgati peristiwa bersejarah
untuk menggugah semangat juang.
10

3) Komunikasi Juang. Metode komunikasi juang sebagai salah satu


metode pembinaan mental kejuangan dapat dilaksanakan dalam bentuk :

a) Sarasehan. Suatu pertemuan yang dilakukan dengan para tokoh


atau pakar guna membicarakan masalah kejuangan.

b) Anjangsana. Suatu kunjungan silaturrahmi kepada tokoh pejuang


sebagai upaya menggali serta pewarisan semangat kejuangan dan
pelaku sejarah kepada generasi muda sebagai penerus.

b) Napak Tilas. Suatau kegiatan menelusuri jejak sejarah


perjuangan masa lampau.

c) Kontes Mirip Tokoh. Suatu kegiatan sebagai upaya mencontoh


dan meneladani keberadaan tokoh pejuang.

d) Film Dokumenter. Suatu kegiatan pemutaran film dokumenter


dan film tentang kisah perjuangan masa lalu.

e) Pameran Foto Perjuangan, Buku Sejarah. Suatu kegiatan pame-


ran yang bersifat temporal.

b. Proses. Proses dilaksanakan sesuai dengan metode yang digunakan dalam


pembinaan mental kejuangan dalam tugas individu, yang meliputi Santiaji, Santi
karma dan Komunikasi Juang.

1) Santiaji. Berpedoman kepada proses manajemen yang meliputi,


perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan serta
pengendalian.

a) Perencanaan kegiatan antara lain berupa penyapan materi,


penyusunan jadwal, penyiapan tempat dan penentuan peserta.

b) Pengorganisasian merupakan kegiatan penyusunan tim yang akan


bertugas, penanggungjawab dan pendukung acara.

c) Pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan perencanaan dan


pengorganisasian yang sudah disiapkan sebelumnya.

d) Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan mulal dan tahap


pendahuluan, tahap pelaksanaan sampai tahap pengakhiran.Tahap
pengakhiran meliputi analisa dan evaluasi, laporan pelaldsanaan serta
publikasi.

2) Santi karma. Pada proses pelaksanaan Santi Karma juga tidak


terlepas dan proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta wasdal.
Kegiatan yang dilaksanakan tersebut meliputi :
11
a) Perencanaan. Suatu kegiatan yang dilakukan mulai dan
mempersiapkan pelaku, menyiapkan materi, penyusunan jadwal serta
menyiapkan fasilitas dan sarana.

b) Pengorganisasian. Suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka


menyusun tim pelaksana atau satgas.
c) Pelaksanaan. Pelaksanaan suatu kegiatan yang mengacu kepada
perencanaan dan pengorganisasian yang telah disiapkan sebelumnya.
d) Pengawasan dan pengendalian. Wasdal dilaksanakan pada setiap
tahapan atau proses, sejak tahap perencanaan, pengorganisasian, dan
pada pelaksanaan kegiatan. Selanjutnya dilakukan analisa, evaluasi,
laporan serta penyempurnaan.

c. Prosedur. Pelaksanaan pembinaan mental kejuangan sebagai individu


senantiasa mempedomani ketentuan yang berlaku, sesuai tingkatannya. Hal yang
perlu diperhatikan adalah prosedur administrasi, dukungan logistik dan penggunaan
fasilitas serta sarana milik satuan.

13. Kejuangan Dalam Tugas Keprajuritan. Prajurit TNI AD adalah warga negara biasa
yang memiliki hak dan kewajiban serta tanggung jawab yang sama dengan warga negara
lainnya. Pada sisi yang lain prajurit harus tunduk, patuh dan taat pada peraturan hukum dan
norma-norma keprajuritan yang berlaku. Dalam pelaksanaan pembinaan mental kejuangan
sebagai prajurit, telah diatur metode, proses dan prosedur sebagai berikut :
a. Metode. Metode yang digunakan dalam pembinaan mental kejuangan
dalam tugas keprajuritan tidak jauh berbeda dengan pembinaan kejuangan dalam
tugas individu yaitu:
1) Santi Aji. Metode Santi Aji sebagal salah satu metode pembinaan mental
kejuangan dalain rangka memberikan bekal ilmu dan pengetahuan bagi satuan
dijajaran TNI AD yang dilaksanakan dalam bentuk :
a) Ceramah. Suatu kegiatan dalam rangka penyampaian informasi,
keterangan, penjelasan, uraian tentang suatu materi atau masalah baik
secara tertulis maupun lisan.
b) Bimbingan dan Konseling. Sebagai upaya pengasuhan serta upaya
pemecahan masalah bagi prajurit yang sedang bertugas guna
menumbuhkan kembali kesadaran dalam pengabdian kepada negara dan
bangsa.
c) Diskusi. Suatu kegiatan berupa pertemuan ilmiah dalam rangka
pembahasan masalah yang berkaitan dengan kejuangan.
d) Dialog. Suatu kegiatan berupa percakapan secara terbuka dan
komunikatif dengan tema kejuangan.
2) Santi Karma. Metode Santi Karma sebagai salah satu metode pembinaan
mental kejuangan yang digunakan untuk mengamalkan ilmu dengan
memberikan contoh amal perbuatan dalam bentuk :
12
a) Sosiodrama. Suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan cara
memvisualisasikan suatu permasalahan dalam hubungan antar manusia,
kelompok manusia dan antar masyarakat.
b) Outbond. Suatu kegiatan berupa pelatihan dan pembinaan dalam
pelaksanaan tugas lapangan untuk menumbuhkan rasa percaya diri,
kemampuan interaksi dan cinta tanah air.
c) Peringatan Hari Bersejarah. Suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh
prajurit yang sedang bertugas dalam bentuk upacara memperingati
peristiwa bersejarah untuk menggugah semangat juang.

3) Komunikasi Juang. Metode komunikasi juang sebagai salah satu


metode pembinaan mental kejuangan bagi prajurit dapat dilaksanakan dalam
bentuk :
a) Anjangsana. Suatu kunjungan silaturrahmi kepada para tokoh
pejuang masa lalu sebagai upaya menggali serta upaya pewarisan
semangat kejuangan dan pelaku sejarah kepada generasi penerus.
b) Napak Tilas. Suatu kegiatan menelusuri jejak perjuangan masa
lampau.
c) Film Dokumenter. Suatu kegiatan pemutaran film dokumenter dan
film tentang kisah perjuangan masa lalu.
d) Pameran Foto Perjuangan, Buku Sejarah. Suatu kegiatan pameran
yang bersifat temporal.

b. Proses. Proses dilaksanakan sesuai dengan metode yang digunakan dalam


pembinaan mental kejuangan dalam tugas keprajuritan yang meliputi Santiaji, Santi
karma dan Komunikasi Juang melalul proses manajemen sebagai berikut :
1) Perencanaan. Suatu kegiatan yang dilakukan mulai dari mempersiapkan
pelaku, menyiapkan materi, penyusunan jadual serta menyiapkan fasilitas dan
sarana.
2) Pengorganisasian. Pada proses pengorganisasian tidak terlepas dari
metode santiaji, santi karma dan komunikasi juang yang mencakup beberapa
kegiatan dalam rangka penyusunan tim pelaksana atau satgas, penanggung
jawab serta pendukung kegiatan.

3) Pelaksanaan. Pada proses pelaksanaan pembinaan prajurit


melalui santiaji, santi karma dan komunikasi juang senantiasa mengacu kepada
proses perencanaan dan pengorganisasian yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
4) Pengawasan dan pengendalian. Pada proses pengawasan dan
pengendalian kegiatan pembinaan prajurit yang dilakukan melalui santiaji,
santikarma dan komunikasi juang, adalah kegiatan berupa analisa kegiatan,
evaluasi pelaksanaan, laporan hasil kegiatan serta penyempurnaan.
13
c. Prosedur. Pelaksanaan pembinaan mental kejuangan dalam tugas
keprajuritan senantiasa berpedoman kepada peraturan dan ketentuan yang berlaku
sesuai tingkatannya. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah prosedur
administrasi, dukungan Iogistik, penggunaan fasilitas, sarana milik satuan serta tata
krama dalam setiap kegiatan pertemuan dengan para tokoh pejuang masa lalu.

BAB III
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BINTAL KEJUANGAN

14. Umum. Dalam pelaksnaan kegiatan pembinaan mental kejuangan di jajaran


Angkatan Darat berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
diinginkan maka perlu kejelasan tugas dan tanggung jawab penyelenggaraannya.
15. Organisasi. Susunan organisasi dalam rangka penyelenggaran pembinaan
mental kejuangan adalah sebagai berikut :
a. Tingkat Pusat (Mabesad), pelaksanaan pembinaan mental kejuangan di
tingkat pusat diselenggarakan oleh Disbintalad dengan pelaksanaannya Kasubdis
Bintalidjuang.
b. Tingkat Kotama/ Balakpus, pelaksanaan pembinaan mnetal kejuangan di
tingkat Kotama/Balakpus diselenggarakan oleh Bintal Kotama/Balakpus (Kabintal
Kotama/Balakpus), dengan pelaksana Kasibintalidjuang.
c. Tingkat Satuan, pelaksanaan pembinaan mental kejuangan di tingkat
Satuan diselenggarakan oleh Bintal Satuan (Ka/Pa Bintal Satuan) atau pejabat
yang terkait.

16. Tugas dan Tanggung Jawab.


a. Tingkat Pusat (Mabesad).
1) Tugas.
a) Memberikan petunjuk tentang kebijaksanaan dalam
penyelenggaraan pembinaan mental kejuangan di jajaran Angkatan
Darat.
b) Menyiapkan piranti lunak dalam rangka pelaksanaan
pembinaan mental kejuangan.
c) Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung kesiapan
personel pelaksana pembinaan mental kejuangan.
d) Menyelenggarakan lapangan kekuasaan teknis (LKT) terkait
dengan Bintal Kejuangan.
e) Melaksanakan pengawasan dan memberikan supervisi teknis
dalam pelaksanaan Bintal Kejuangan.
f) Menyelenggarakan Bintal Kejuangan bagi anggota di
lingkungan Angkatan Darat ditingkat Pusat.
14
g) Menghimpun dan memelihara validitas data, sarana dan
prasarana serta fasilitas pendukung yang dapat dimanfaatkan
dalam pelaksanan Bintal Kejuangan.
2) Tanggung Jawab. Dalam pelakanan pembinaan mental kejuangan
Kadisbintalad bertanggung jawab kepada Kasad baik opersional maupun
teknis kebintalan.

b. Tingkat Kotama/Balakpus.
1) Tugas.
a) Memberikan petunjuk tentang penyelenggaran pembinaan
mental kejuangan sesuai kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh
Pangkotama /Gub/Dan/Dir/Ka Balakpus.

b) Menyiapkan piranti lunak dalam rangka pelaksanaan


pembinaan mental kejuangan dengan mengacu pada piranti lunak
yang diterbitkan Disbintalad.
c) Meningkatkan kemampuan teknis secara terbatas untuk
mendukung kesiapan personil pelaksana Bintal Kejuangan.
d) Melaksanakan Bintal Kejuangan di Kotama/Balakpus dan
mengadakan evaluasi untuk penyempurnaan pelaksanaannya.

e) Menghimpun dan memelihara validitas data, sarana dan


prasarana serta fasilitas pendukung yang dapat dimanfaatkan
dalam pelaksanaan pembinaan mental kejuangan.

f) Menyelenggarakan lapangan kekuasaan teknis (LKT) tentang


Bintal Kejuangan secara terbatas.
2) Tanggung Jawab.
a) Secara operasional dalam pelaksanaan fungsi Bintal
Kejuangan di Kotama/Balakpus bertanggung jawab kepada
Pang/Gub/ Dan/Dir/Ka Balakpus yang bersangkutan.
b) Secara teknis kebintalan bertanggung jawab kepada
Kadisbintalad.

c. Tingkat Satuan.
1) Tugas.
a) Memberikan petunjuk tentang penyelenggaran pembinaan
mental kejuangan sesuai kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh
Komando Atas yang bersangkutan dan oleh Kadisbintalad tentang
teknis opersionalnya.

b) Menyiapkan piranti lunak sesuai lingkungan satuan dalam


rangka pelaksanaan Bintal Kejuangan dengan mengacu kepada
piranti lunak yang diterbitkan Disbintalad.
15

c) Meningkatkan kemampuan teknis secara terbatas untuk


mendukung kesiapan personil pelaksana Bintal Kejuangan di satuan.

d) Melaksanakan Bintal Kejuangan di satuannya serta


mengadakan evaluasi untuk penyempurnaan pelaksanaan

e) Menghimpun dan memelihara validitas data, sarana dan


prasarana serta fasilitas pendukung yang dapat dimanfaatkan
dalam pelaksanaan pembinaan mental kejuangan.

f) Menyelenggarakan lapangan kekuasaan teknis (LKT) tentang


Bintal Kejuangan secara terbatas.

2) Tanggung Jawab.

a) Secara operasional dalam pelaksanaan fungsi Bintal


Kejuangan di Satuan bertanggung jawab kepada Da/Ka Satuan
yang bersangkutan.

b) Secara operasional dalam pelaksanan fungsi Bintal Kejuangan


di Kotama/Balakpus berrtanggung jawab kepada Ka/Pabintal
Kotama/ Balakpus.

17. Kegiatan yang dilaksanakan. Untuk kelancaran dan ketertiban penyelenggaran


pembinaan mental kejuangan, maka dilakukan tahapan kegiatan yaitu perencanaan,
persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran.

a. Tahap Perencanaan.

1) Merencanakan tujuan dan sasaran (obyek) pembinaan. Untuk


obyek pembinaan yang heterogen dan materi pembinaan yang bersifat
bertingkat dan berlanjut dibuat pengelompokkan.

2) Merencanakan dan menetapkan thema dan topik pembinaan sesuai


dengan situasi dan kondisi aktual sehingga mampu menjawab kebutuhan
prajurit.

3) Merencanakan waktu, tempat dan jadwal yang memungkinkan para


prajurit kesatuan itu dapat mengikutinya. Bila kegiatannya bersifat rutin,
disusun jadwal perminggu /perbulan/per triwulan sesuai kebutuhan.

4) Merencanakan dan menentukan petugas atau panitia pelaksana


yang komposisinya terdiri dari penanggung jawab (Dansat), ketua dan
beberapa orang anggota.

5) Merencanakan dan menentukan metode yang digunakan, apakah


santiaji, santikarma atau komjuang.
16

6) Merencanakan dukungan sarana dan prasarana sesaui kebutuhan


dan kemampuan satuan yang ada.

7) Mengadakan koordinasi dengan pejabat terkait.

8) Merencanakan dan menentukan penceramah atau tenaga pembina


(perorangan atau Tim), baik dari lingkungan internal maupun kesternal
secara selektif. Apabila dalam kesatuan tidak mempunyai perwira Bintal,
maka diadakan koordinasi dengan kesatuan Atas atau kesatuan samping
diwilayahnya. Dapat pula bekerja sama dengan instansi pemerintah atau
lembaga non pemerintah setempat sebagai mitra Bintal setelah mendapat
”Charance"

b. Tahap Persiapan.

1) Mempersiapkan surat-surat yang diperlukan sesuai rencana


pelaksanaan kegiatan (Renlakgiat) yang telah dibuat.

2) Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan seperti :


tempat, peralatan, sound system, spanduk, dll.

3) Melakukan koordinasi dengan pejabat terkait.

4) Menentukan waktu dan tempat serta sasaran atau obyek


pembinaan.

5) Mengadakan gladi (pelatihan-pelatihan) pada petugas yang akan


dilibatkan dalam kegiatan tersebut, baik panitia pelakana maupun
personel pengisi acara.

6) Mengecek semua items yang telah direncanakan dan dipersiapkan.


Selanjutnya memperbaiki atau menyempurnakan semua kekurangan yang
ditemukan.

c. Tahap Pelaksanaan.

1) Mengumpulkan prajurit/PNS/keluarganya sebagai peserta dalam


kegiatan Bintal Kejuangan sesuai jadwal waktu dan tempat yang telah
disiapkan.

2) Menghadirkan tenaga pembina yang telah dipersiapkan tepat pada


waktunya agar tidak menimbulkan kegelisahan dan kegaduhan personel
yang akan dibina.

3) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pelaksanaan


kegiatan (Renlakgiat) yang sudah dibuat.

4) Melaksanakan kegiatan pengendalian dan pengawasan pada saat


pelaksanaan kegiatan sedang berlangsung.
17

d. Tahap Pengakhiran.

1) Melaksanakan evaluasi untuk kegiatan selanjutnya.


2) Melaporkan kegiatan ke Komando Atas.

BAB IV
PENUTUP

18. Penutup. Demikian Naskah Sekolah Sementara ini disusun sebagai bahan ajaran
untuk pedoman bagi Tenaga Pendidik dan Perwira Siswa dalam proses belajar mengajar
pelajaran Pedoman Pembinaan Mental Kejuangan pada Pendidikan Kursus Perwira Pembina
Mental TNI AD.

A.n. Kepala Disbintalad


Sekretaris

Hadi Kusnan
Kolonel Inf NRP 29627
18

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN Halaman

1. Umum ……………………………………………………………………… 1
2. Maksud dan Tujuan …………………………………………………….. 1
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut …………………………………………. 1
4. Pengertian …………………………………………………………………. 2

BAB II ARTI DAN MAKNA MOTIVASI JUANG DAN MENTAL KEJUANGAN

5. Umum ................................................................................................... 3
6. Motivasi Juang ................................................................................... 3
7. Menumbuhkan Motivasi Juang............................................................. 4
8. Motivasi Juang yang Terkandung dalam Sapta Marga ....................... 5
9. Pembinaan Mental Kejuangan ............................................................ 7
10 Sistem Pembinaan Mental Kejuangan ............................................... 7
11. Prinsip Dasar Pembinaan Mental Kejuangan .................................... 8
12. Kejuangan dalam Tugas Individu ...................................................... 9
13. Kejuangan dalam Tugas Keprajuritan ................................................ 11

BAB III TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BINTAL KEJUANGAN

14. Umum ................................................................................................. 13


15. Organisasi ............................................................................................ 13
16. Tugas dan tanggung jawab ............................................................... 14
17. Kegiatan yang dilaksanakan .............................................................. 15

BAB IV PENUTUP

18. Penutup ................................................................................................ 17


19

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT


DINAS PEMBINAAN MENTAL

PEDOMAN PEMBINAAN MENTAL KEJUANGAN

PENATARAN PATALIDJUANG
TA 2018
20

Anda mungkin juga menyukai