Anda di halaman 1dari 11

162

ABSTRAK

Sebuah organisasi, termasuk organisasi militer tentunya, akan senantiasa mampu melaksanakan
tugas yang diemban, dan akan tetap dapat eksis keberadaannya hanya jika organisasi tersebut mampu
melaksanakan perubahan secara terukur, terstruktur dan berkesinambungan, selaras dengan hakekat
dinamika ancaman yang dihadapinya. Transformasi yang berlangsung di lingkungan TNI/TNI AD
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pimpinan untuk mewujudkan organisasi TNI/TNI AD
agar tetap eksis dan menzaman sebagai garda terdepan bangsa. Menurut hemat penulis, agar organisasi
TNI/TNI AD dapat melaksanakan transformasi dengan baik dan berhasil, kiranya perlu mengimple-
mentasikan konsep human capital management (manajemen modal manusia) secara tepat, cermat
dan bertanggung jawab. Human capital adalah pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seseorang
yang dapat digunakan untuk menghasilkan layanan profesional. Implentasi konsep human capital
management di lingkungan prajurit TNI/TNI AD, menjawab pemikiran tentang bagaimana seorang
prajurit mempunyai kompetensi, sesuai dengan jabatan/posisi kerjanya dengan menempatkan insan
pekerja yang bertalenta tinggi untuk menempati jabatan/posisi yang cocok dengan talenta masing-
masing. Dengan demikian, ke depan organisasi TNI/TNI AD akan dapat mewujudkan diri sebagai
organisasi modern, profesional dan berklas dunia (world class army).

Kata Kunci : Transformasi, Kompetensi, Proffesional.

Latar belakang masalah Saat ini kualitas sumber daya manusia


prajurit di lingkungan organisasi TNI/TNI
Pembangunan dan pengembangan AD, sepertinya masih relatif tertinggal, jika
sumber daya prajurit di lingkungan organisasi dibandingkan dengan pembangunan SDM
modern, seperti halnya organisasi TNI/TNI AD, prajurit negara-negara maju pada umumnya.
berkonstribusi terhadap kemampuan institusi Bahkan dengan negara tetangga sekalipun juga
tersebut dalam mengoptimalkan pelaksanaan belum cukup mampu menyetarakannya. Kualitas
tugasnya di tengah dinamika perkembangan SDM prajurit TNI/TNI AD ini, tentu saja tidak
global. Sebuah organisasi/institusi dapat dapat dipisahkan dari kondisi riil pembangunan
dikatakan maju, hanya jika didukung oleh SDM Indonesia secara menyeluruh. Menurut
sumber daya manusia yang memiliki standar indeks pengembangan sumber daya manusia,
kemampuan terukur dan berkualitas, serta dapat Indonesia berada di bawah peringkat negara-
melahirkan berbagai inovativitas dan kreativitas negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura,
guna mendukung pengembangan organisasi/ Thailand, Brunei Darussalam, Philipina, bahkan
institusinya.  Indikator dalam menentukan dengan negara Vietnam yang baru saja  bangkit
kualitas sumber daya manusia prajurit, dapat dari keterpurukannya (Laporan Pembangunan
dilihat dari beberapa aspek, diantaranya adalah SDM Bank Dunia, 2012).
rata-rata tingkat kesejahteraan dan pendidikan
anggota organisasi, serta  kualitas pendidikannya.

Karya Vira Jati | Jurnal Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat | Edisi 01 (Mei 2016)
163

Dihadapkan pada kondisi riil seperti sosial budaya merupakan dimensi yang tetap
di atas itulah, pimpinan TNI/TNI AD telah relevan dikatagorikan sebagai ancaman.
bertekad untuk terus melaksanakan transformasi Di samping persoalan ancaman keamanan
dalam seluruh aspek, termasuk transformasi konvensional, muncul pula masalah-masalah
pembangunan SDM prajurit, sebagai salah satu ancaman keamanan baru yang langsung
upaya mewujudkan organisasi TNI/TNI AD yang mempengaruhi keamanan nasional, seperti
berklas dunia (world class army). Transformasi perpindahan penduduk, pencucian uang (money
dalam pembangunan SDM prajurit, pada kajian laundring), perdagangan obat bius (drugs
pustaka ini akan lebih menitikberatkan pada trafficking), penyakit/epidemi yang belum
penataan human capital management (manajemen ada obatnya, kejahatan komputer, hingga
modal manusia) sebagai solusi dalam mengatasi terorisme internasional dan nasional (Buku
berbagai ketertinggalan yang masih dialami, Putih Pertahanan, 2008 : 13). Hakikat ancaman
sekaligus sebagai salah satu strategi untuk saat ini mencakup spektrum ancaman yang
menjawab tuntutan dan tantangan tugas ke depan cukup luas, dari yang berintensitas rendah
yang tidak semakin ringan. Sebagai upaya untuk dalam bentuk kejahatan kriminal, sabotase, teror
lebih memfokuskan pembahasan ini, selanjutnya dan subversi sampai yang berintensitas tinggi
dirumuskan permasalahan sebagai berikut; dalam bentuk pemberontakan bersenjata, perang
“Bagaimanakah implementasi konsep human terbatas dan perang terbuka, baik dengan senjata
capital management yang diperlukan dalam konvensional maupun dengan senjata penghancur
rangka transformasi SDM prajurit TNI/TNI massal. Apabila dilihat dari macamnya, meliputi
AD sesuai tuntutan tugas ke depan ?” ancaman militer tradisional, ancaman militer non
tradisional dan ancaman non militer (nir militer).
Hakikat Ancaman dan Tugas Pokok TNI
Ancaman militer tradisional merupakan
Sumber ancaman (the source of the threat)
ancaman yang sumbernya berasal dari kekuatan
terhadap keamanan nasional kini menjadi
militer negara lain, yaitu berupa pengerahan
semakin luas, bukan hanya meliputi ancaman
kekuatan militer secara konvensional oleh
dari luar (external threat) atau ancaman dari
satu atau beberapa negara yang ditujukan
dalam (internal threat), akan tetapi juga ancaman
untuk menyerang NKRI. Ancaman ini, dapat
azimutal yang bersifat global dari segala arah dan
berupa tindakan-tindakan seperti agresi,
berbagai aspek, tanpa bisa dikategorikan sebagai
invasi, bombardemen, blokade, serangan unsur
ancaman yang datang dari luar atau dari dalam.
militer, keberadaan militer di luar perjanjian,
Seirama dengan sumber ancaman tersebut,
wilayah negara lain digunakan sebagai daerah
hakikat ancaman (the nature of the threat)
persiapan agresi, pengiriman tentara bayaran,
juga berubah menjadi multi dimensional dan
spionase, sabotase, sengketa perbatasan: wilayah
multi kompleks. Sebab-sebab konflik semakin
perbatasan darat, wilayah laut ZEE, wilayah
majemuk dan tidak bisa semata-mata dibatasi
Yuridiksi Udara Nasional dan Perlanggaran
sebagai ancaman berdimensi militer saja. Akan
wilayah. Ancaman militer non tradisional
tetapi dimensi ideologi, politik, ekonomi dan
merupakan ancaman yang sumbernya tidak hanya

Karya Vira Jati | Jurnal Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat | Edisi 01 (Mei 2016)
164

berasal dari kekuatan militer negara lain, dapat luar negeri atau dapat pula bersumber dari dalam
pula berupa separatisme bersenjata, radikalisme negeri. Ancaman non militer digolongkan dalam
bersenjata, konflik komunal bersenjata, ancaman yang berdimensi ideologi, politik,
terorisme bersenjata, pembajakan, perompakan ekonomi, sosial budaya, informasi dan teknologi.
bersenjata, penyelundupan senjata dan amunisi, Ancaman non militer ke depan dapat berupa aksi
pemberontakan bersenjata, kejahatan terorganisir separatis ideologi dan politik, konflik komunal,
lintas negara yang dilakukan oleh aktor-aktor kerusuhan sosial skala besar dan berlarut
non negara dengan memanfaatkan kondisi (revolusi sosial), demo anarkis (pembangkangan
dalam negeri yang tidak kondusif, atau juga massal), bencana, wabah penyakit, pencurian
dari faktor fenomena alam. Berdasarkan analisa ikan (illegal fishing), pencurian kayu (illegal
kecenderungan lingkungan strategis yang terjadi, logging), penambangan gelap (illegal mining),
ancaman militer non tradisional kedepan dapat penyelundupan, perdagangan manusia, pengungsi
berupa aksi separatisme, pemberontakan, aksi luar negeri, kejahatan komputer (cyber crime),
radikalisme, aksi terorisme, sabotase, spionase, kemiskinan, kebodohan, krisis pangan, krisis
pembajakan, perompakan, penyelundupan dan energi, narkoba, korupsi dan pencucian uang
perdagangan senjata, amunisi dan bahan peledak. dan lain sebagainya yang demikian kompleks
Sementara itu, ancaman non militer dalam dan beragam sumbernya dari aspek-aspek yang
konteks pertahanan negara pada hakikatnya bukan militer tetapi lebih berdimensi aspek
adalah ancaman yang menggunakan faktor-faktor Ipoleksosbud (ideologi, politik, ekonomi,
non militer (nir militer) yang dinilai mempunyai maupun sosial budaya).
kemampuan membahayakan atau berimplikasi Selaras dengan perkembangan lingkungan
mengancam kedaulatan Negara, keutuhan strategis global, apabila dihadapkan pada sumber
wilayah Negara dan keselamatan segenap ancaman sebagaimana di atas, maka dewasa
bangsa. Ancaman non militer dapat berasal dari ini terdapat rentang perspektif yang berada

Karya Vira Jati | Jurnal Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat | Edisi 01 (Mei 2016)
165

dalam kisaran beberapa isu strategis, antara dan kuantitas produksi pertanian dan bahan
lain; Kelangkaan minyak atau sumber energi makanan, sehingga mendorong dunia dalam
(energy security), pemanasan global (global krisis pangan. Trend perkembangan lingkungan
warming), terorisme (terrorism), kejahatan strategis tersebut merupakan wujud ancaman
teknologi informasi dan lainnya. Energy security nyata dalam konteks kehidupan bermasyarakat,
berkembang menjadi ancaman bagi kepentingan berbangsa dan bernegara, termasuk di wilayah
nasional setiap negara di dunia, karena minyak Indonesia, yang menuntut keterlibatan TNI/
menjadi barang strategis mengingat ia mencapai TNI AD untuk mengatasinya secara tepat dan
40 % suplai energi dunia. Estimasi konsumsi bertanggung jawab.
minyak sampai 2020 diperkirakan akan Sebagaimana tercantum dalam Undang-
meningkat mencapai kisaran 60 %, dan bahkan Undang RI No. 34 tahun 2004 tentang TNI
dengan meningkatnya secara tajam di sektor yang mengamanatkan bahwa tugas pokok TNI
transportasi, pada tahun 2025 kebutuhan minyak dilaksanakan melalui Operasi Militer Untuk
dapat meningkat menjadi dua kali lipat. Sementara Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang
globalisasi dengan dukungan teknologi informasi (OMSP). Pada pasal 7 ayat 2b disebutkan
mengakselerasi dan mengekstensifikasi investasi bahwa 14 (empat belas) tugas dalam rangka
sampai menyentuh wilayah sosial budaya yang OMSP adalah; (1) Mengatasi gerakan separatis
belum tentu dapat menerima eksploitasi kekayaan bersenjata; (2) Mengatasi pemberontakan
alam sedemikian cepat. Ketidakberdayaan yang bersenjata; (3) Mengatasi aksi terorisme;
timbul akibat kondisi tersebut, berseberangan (4) Mengamankan wilayah perbatasan; (5)
dengan janji kesetaraan globalisasi, telah Mengamankan obyek vital nasional yang bersifat
menimbulkan frustasi budaya. strategis; (6) Melaksanakan tugas perdamaian
Frustasi inilah akar permasalahan yang dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri;
krusial dan menjadi trend mengiringi globalisasi, (7) Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden
mengakibatkan penguatan rasa tidak aman yang beserta keluarganya; (8) Memberdayakan wilayah
meluas. Disisi lain pesatnya dinamika ekonomi pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara
menghendaki kontinuitas perputaran modal dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta;
dan peningkatan keuntungan ekonomi, telah (9) Membantu tugas pemerintahan di daerah;
mendorong terjadinya eksploitasi alam tanpa (10) Membantu Kepolisian Negara Republik
kendali. Polusi serta limbah telah mendorong Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan
peningkatan pemanasan global, perubahan ketertiban masyarakat yang diatur dalam
iklim yang ekstrim yang mengakibatkan musim Undang-undang; (11) Membantu mengamankan
kering berpanjangan, sehingga berdampak pada tamu negara setingkat kepala negara dan
produksi pertanian dan makanan. Ditambah perwakilan pemerintah asing yang sedang berada
dengan radiasi nuklir yang ditimbulkan di Indonesia; (12) Membantu menanggulangi
oleh pemanfaatan energi nuklir yang tidak akibat bencana alam, pengungsian dan pemberian
bertanggung jawab, serta digandakan oleh bantuan kemanusiaan; (13) Membantu pencarian
ledakan demografi, semakin mengurangi kualitas dan pertolongan dalam kecelakaan (search

Karya Vira Jati | Jurnal Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat | Edisi 01 (Mei 2016)
166

and rescue); serta (14) Membantu pemerintah Implementasi Human Capital Management
dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan
terhadap pembajakan, perompakan dan Transformasi di lingkungan TNI, khususnya
penyelundupan. TNI AD, diawali dengan pembangunan kekuatan
Mengalir dari tugas pokok TNI tersebut Angkatan Darat yang diarahkan agar dapat
di atas, selanjutnya pada Pasal 8 Undang-undang melaksanakan tugas pokoknya yaitu menegakkan
Nomor 34 tahun 2004, disebutkan bahwa TNI kedaulatan negara, menjaga keutuhan wilayah
Angkatan Darat bertugas : (1) Melaksanakan darat dan menyelamatkan segenap Bangsa
tugas TNI matra darat di bidang pertahanan; Indonesia, yang dalam pelaksanaannya diarahkan
(2) Melaksanakan tugas TNI dalam menjaga kepada tercapainya kekuatan pokok minimum
keamanan wilayah perbatasan darat dengan (minimum essential force), dengan sasaran
negara lain; (3) Melaksanakan tugas TNI dalam tingkat kekuatan yang cukup mampu menjamin
pembangunan dan pengembangan kekuatan kepentingan strategis pertahanan aspek darat
matra darat; dan (4) Melaksanakan pemberdayaan (Mabesad, 2014 : 23). Untuk dapat mewujudkan
wilayah pertahanan di darat. Seperti tertuang pembangunan kekuatan Angkatan Darat, maka
dalam Undang-undang RI No. 34 tahun 2004 perlu adanya dukungan anggaran dari pemerintah
tentang TNI yang mengamanatkan bahwa tugas guna tercapainya pemantapan satuan yang
pokok TNI dilaksanakan melalui Operasi Militer diharapkan akan memiliki daya tangkal yang
Untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer mampu mengatasi setiap bentuk ancaman yang
Selain Perang (OMSP). Pada pasal 7 ayat 2b mungkin timbul dalam kurun waktu lebih kurang
disebutkan salah satu dari 14 (empat belas) tugas 5 sampai 20 tahun ke depan.
OMSP adalah melaksanakan pemberdayaan Transformasi di bidang pembangunan
wilayah pertahanan. Bagi kepentingan TNI AD, SDM prajurit merupakan sebuah tantangan
upaya dalam mengoptimalkan pemberdayaan berat. Sebab personel yang masuk ke dalam
wilayah pertahanan wilayah darat, menuntut organisasi TNI/TNI AD berasal dari berbagai
dan mengharuskan agar mampu mengelola lapisan masyarakat dari Sabang sampai Merauke
seluruh potensi pertahanan di wilayah daratan dengan berbagai disiplin ilmu. Berikutnya adalah
menjadi kekuatan pertahanan beserta kekuatan perubahan paradigma dalam organisasi TNI/TNI
pendukungnya dalam rangka keberhasilan AD sendiri. Dibutuhkan kesamaan cara pandang
perang di darat yang dalam implementasinya untuk menuju suatu organisasi TNI/TNI AD yang
dilaksanakan melalui Pembinaan Teritorial diinginkan dalam suatu kerangka manajemen
(Binter). Agar dapat melaksanakan embanan organisasi modern. Kesamaan cara pandang itu
tugas tersebut, maka transformasi pengembangan akan menentukan warna personel yang akan
SDM prajurit TNI/TNI AD dengan disiapkan untuk kebutuhan Angkatan Darat ke
mengimplementasikan secara cermat terhadap depan. Pembinaan personel bukanlah suatu yang
konsep human capital management di lingkungan stagnan, melainkan dinamis yang selalu berubah
TNI/TNI AD, merupakan langkah mendesak dan seiring perubahan bidang lain. Oleh sebab itu,
tidak dapat ditawar-tawar lagi. semua pihak harus menyadari bahwa transformasi

Karya Vira Jati | Jurnal Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat | Edisi 01 (Mei 2016)
167

adalah suatu proses yang memerlukan waktu pembangunan. Untuk itu, social capital harus
cukup  panjang. Kita perlu belajar dari dikenali dan dikembangkan secara optimal.
pengalaman negara-negara maju, di mana dalam Konsep social capital dapat diterapkan untuk
proses transformasi selalu ada dinamika, pasang upaya pemberdayaan kultural prajurit. Social
surut dan bahkan ke adaan jatuh bangun. Sebuah capital menjadi semacam perekat yang mengikat
transformasi dalam lingkup yang besar, dapat segenap prajurit di lingkungan TNI/TNI AD. Di
berpeluang diikuti oleh dampak sosiologis, dalamnya berjalan nilai saling berbagi (shared
antara lain ketidakstabilan, kegamangan, values) serta pengorganisasian peran-peran
konflik dan perpecahan, namun transformasi (rules) yang diekspresikan dalam hubungan-
merupakan sebuah proses upaya untuk menuju hubungan personal (personal relationships),
kebaikan. Secara khusus, transformasi terhadap kepercayaan (trust), dan common sense tentang
pembangunan SDM prajurit TNI/TNI AD, tanggung jawab bersama (Ivancevich, 2007 : 17).
sebagaimana telah disebut di awal tulisan ini akan Implentasi konsep human capital
mengambil konsep melalui implementasi human management (HCM) di lingkungan prajurit TNI/
capital management di lingkungan prajurit secara TNI AD, menjawab pemikiran tentang bagaimana
tepat agar dapat melaksanakan tugas pokok yang seorang prajurit mempunyai kompetensi,
diemban. sesuai dengan jabatan/posisi kerjanya dengan
Human capital adalah pengetahuan, menempatkan insan pekerja yang bertalenta
keterampilan, dan kemampuan sese-orang yang tinggi untuk menempati jabatan/posisi yang
dapat digunakan untuk menghasilkan layanan cocok dengan talenta masing-masing. Teori
profesional. Human capital mencerminkan ini menganggap bahwa keberhasilan sebuah
kemampuan kolektif sebuah organisasi besar organisasi militer dalam melaksanakan tugasnya,
untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan adalah ketika mampu menjawab dan mengatasi
pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang hakekat ancaman nyata yang ada. Pendekatan
yang ada dalam organisasi tersebut (http:// HCM sebagai suatu sistem dirancang untuk
mgt-sdm.blogspot.com/2010). Pengembangan menciptakan keunggulan kompetitif yang
human capital ini, antara lain dapat dilakukan bersinambung melalui pengembangan setiap
melalui; Internalisasi organization culture individu prajurit dalam sebuah sistem. Tidak
dengan memastikan pelaksanaan good semua peran penting dalam suatu organisasi
organization governance, mengembangkan militer memiliki derajat yang sama dalam
SDM profesional sebagai human capital yang mewujudkan keberhasilan tugas pokoknya.
produktif dan prudent, menciptakan pemimpin/ Human capital management menjadi sangat
leader sebagai role model dan people manager, penting karena merupakan sumber inovasi dan
serta menegakkan dan meningkatkan kepatuhan pembaruan. Terdapat dua hal yang mendukung
hukum (http://translate. google.co.id, 2011). kontribusi investasi HCM ke dalam organisasi
Dalam konteks kepentingan di sini, maka militer, yaitu :  (1) setiap prajurit dengan human
social capital, merupakan syarat penting untuk capital yang tinggi lebih memungkinkan untuk
menggerakkan sebuah organisasi, bahkan untuk mewujudkan tugas pokoknya secara konsisten

Karya Vira Jati | Jurnal Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat | Edisi 01 (Mei 2016)
168

dan berkualitas tinggi, sehingga organisasi/ baik secara progresif.  Yang lebih ditekankan
satuan tetap dapat eksis dan semakin mendapat pada pendekatan HCM di lingkungan militer
kepercayaan rakyat, bangsa dan negaranya; (2) adalah pengembangan potensi setiap prajurit,
penyelesaian terhadap ancaman potensial dapat unsur staf dan pimpinan secara optimal sesuai
mempergunakan kualitas human capital dari jabatan yang diemban. Oleh karena itu, maka
prajurit/satuan sebagai alat penyaring untuk ukuran-ukuran kinerja menjadi hal yang
menentukan satuan TNI/TNI AD mana yang lebih sangat penting. Sedangkan, yang perlu diingat
tepat untuk mengatasinya.  Peran human capital dalam pengembangan HCM adalah tujuan
management, menurut Dave Ulrich (1997) fundamentalnya, yaitu untuk mencapai satu
menjelaskan empat peran human capital dalam pemahaman yang lebih baik dalam memutuskan
membangun organisasi yang kuat, diantaranya; (1) sesuatu hal yang harus dilaksanakan. Pada
Management of strategic human resources yang akhirnya, HCM digunakan untuk mencapai tujuan
membahas tentang proses masa depan; (2) yaitu memperhatikan bagaimana organisasi
Management of transformation and change, militer dapat melaksanakan tugas pokoknya
di mana  kegiatan utamanya adalah membawa secara optimal tanpa adanya pelanggaran/
organisasi ke arah yang lebih produktif dengan penyimpangan konstitusi di lapangan.
tingkat keberhasilan yang berkembang
secara berkesinambungan; (3) Upaya yang dilaksanakan
Management of firm infra- Dewasa ini aspek
structure dengan kegiatan pembinaan SDM prajurit,
pokoknya adalah melakukan masalah yang sangat menonjol
suatu rekayasa ulang adalah ketidakseimbangan
untuk menuju ke arah komposisi personel dalam
perbaikan organisasi; serta struktur organisasi. Misalnya,
(4) Management of employee penumpukan personel
contribution yang merupakan berpangkat kolonel karena
suatu usaha untuk meningkatkan ketidakcukupan ruang jabatan
loyalitas kemampuan dari anggota organisasi dihadapkan dengan jumlah personel yang ada.
tersebut. Masalah berikutnya adalah rendahnya kualitas
Adapun pendekatan yang digunakan HCM sistem informasi kekuatan personel. Meskipun
meliputi : (1) menempatkan modal manusia telah didukung dengan peranti keras teknologi
sebagai aset dan pemeran pokok yang unggul informasi yang memadai, namun pembinaan data
dalam menciptakan kinerja maksimum;  (2) cara SDM prajurit tidak berlangsung dengan baik.
perhitungan dan pengelolaan modal manusia Perbedaan data SDM prajurit selalu terjadi pada
sama seperti yang dilakukan dalam pengelolaan semua tingkatan, baik di tingkat Mabes TNI/TNI
modal non manusia; dan (3) unsur pimpinan AD maupun Kotama. Lemahnya pengendalian
organisasi mampu belajar dari pengalamannya sistem informasi personel merupakan salah
untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih satu penyebab timbulnya masalah ini. Sampai

Karya Vira Jati | Jurnal Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat | Edisi 01 (Mei 2016)
169

saat ini TNI/TNI AD tidak memiliki basis data menjadi prajurit TNI/TNI AD memang tidak
SDM prajurit yang dapat digunakan untuk semua dipungut biaya, tetapi untuk diterima sebagai
kepentingan yang berkaitan dengan personel, prajurit, mereka perlu membayar kepada oknum
misalnya pembinaan kekuatan, pembinaan yang “bisa meluluskan”. Perbaikan di bidang
karier, pembinaan kesejah-teraan prajurit dan ini akan memberikan dampak positif bagi
sebagainya. peningkatan kualitas prajurit, karena rekruitmen
           Aspek pembinaan SDM prajurit lain merupakan titik awal dari siklus pembinaan
yang cukup menonjol adalah masalah pembinaan SDM prajurit. Pembinaan kekuatan prajurit perlu
karier. Konsep the right man on the right dirumuskan secara sinergis dengan penyusunan
place  belum terwujud karena belum didukung organisasi TNI/TNI AD secara keseluruhan,
dengan sistem pembinaan karier yang akuntabel. karena kedua bidang tersebut memiliki kaitan
Disisi lain, masih ada kepentingan diluar sistem yang erat.
pembinaan karier yang ikut mempengaruhi proses 2.       Penataan sistim manajemen personal.
penempatan personel, terutama pada jabatan- Peningkatan profesionalisme prajurit dapat
jabatan tertentu dalam struktur organisasi TNI/ dilaksanakan melalui peningkatan SDM yang
TNI AD. Kondisi ini pada gilirannya berpengaruh dimulai dari penerimaan calon prajurit sampai
pada kinerja organisasi secara keseluruhan. dengan peningkatan keterampilan secara
Pada perspektif individu, pembinaan karier berkesinambungan. Pada kegiatan penerimaan
harus dapat memperkaya pengalaman dan prajurit diterapkan kenaikan standar nilai
meningkatkan kompetensi perwira sesuai jenjang akademik, kesamaptaan jasmani, kesehatan dan
kepangkatannya. Pada perspektif organisasi, psikologi. Dengan memiliki sumber yang baik
pembinaan karier harus menempatkan perwira- maka profesionalisme akan mudah didapat dan
perwira terbaik pada jabatan-jabatan strategis ditingkatkan. Bagi prajurit yang sudah aktif,
sehingga tugas-tugas organisasi dapat dicapai peningkatan profesionalnya dilaksanakan dengan
secara optimal. Konsep tour of duty dan tour of area cara memberikan pembekalan keterampilan,
harus diimplementasikan secara benar dengan pendidikan, latihan, kursus/penataran dan
mempertimbangkan  merit system. Selanjutnya penugasan. Dalam rangka peningkatan
hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam kesejahteraan prajurit, terus mengupayakan
rangka transformasi pengembangan SDM prajurit untuk memenuhi kebutuhan dan peningkatan
melalui konsep human capital management, kesejahteraan dengan memberdayakan primer-
antara lain : primer koperasi, pemberian tunjangan kinerja,
1. Proses rekruitmen prajurit. pemberian Tunsus dan tanda jasa bagi prajurit
Transformasi pengembangan SDM prajurit yang bertugas di pulau tedepan dan daerah
harus dimulai dari perbaikan sistem rekruitmen, perbatasan. Di bidang perumahan, TNI/TNI
terutama membersihkan proses rekruitmen dari AD bekerja sama dengan Kemenpera dalam
spekulasi yang dilakukan oleh oknum anggota pembangunan Rumah Susun Sejahtera Sistem
yang terkait dalam proses rekruitmen. Sampai saat Sewa (Rusunawa) bagi prajurit, PNS, warakawuri
ini, masyarakat percaya bahwa pendaftaran untuk dan janda/duda PNS yang sangat membantu

Karya Vira Jati | Jurnal Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat | Edisi 01 (Mei 2016)
170

prajurit untuk mendapatkan tempat tinggal tugas pokoknya diarahkan kepada tercapainya
secara murah, dan membuat perumahan sistem kekuatan pokok minimum (Minimum Essential
swakelola. Pengadaan perumahan nondinas Force), dengan sasaran tingkat kekuatan yang
melalui program KPR swakelola TWP bagi cukup mampu menjamin kepentingan strategis
personel TNI/TNI AD.  Guna merealisasikan pertahanan negara. Untuk dapat mewujudkan
kebijakan Penataan Sistem Manajemen Personel pembangunan seperti itu, maka perlu adanya
di lingkungan TNI/TNI AD, harus dibuat road dukungan anggaran dari pemerintah guna
map sebagai arah dan pedoman untuk mengatur tercapainya pemantapan satuan yang memiliki
pelaksanaan penataan sistem manajemen personel daya tangkal dan mampu mengatasi setiap bentuk
tersebut yang implementatif dan akomodatif ancaman yang mungkin timbul dalam kurun
sesuai karakteristik organisasi TNI/TNI AD yang waktu lebih kurang 5 sampai 20 tahun ke depan.
bermuara pada terwujudnya postur TNI/TNI AD
yang profesional, efektif, efiesien dan modern Penutup
guna mengoptimalkan pelakasanaan tugas pokok.
3. Pembenahan sistem pendidikan. Selaras dengan dinamika perkembangan
Hal ini harus dilakukan berdasarkan prioritas. lingkungan strategis yang demikian cepat,
Prioritas pertama yang perlu segera ditangani hakekat ancaman yang kita hadapi juga semakin
adalah pendidikan pertama. Para peserta didik kompleks dan cukup berat. Sebagai aparat
(calon prajurit) akan menerima penanaman nilai- pertahanan negara dan garda terdepan dalam
nilai dasar keprajuritan yang akan dibawa sampai sistim pelapisan doktrin Sishanta, maka TNI/
akhir masa pengabdian. Oleh karena itu, para TNI AD dituntut agar senatiasa melakukan
pelatih di lembaga pendidikan yang membentuk perubahan dalam rangka perbaikan sehingga
para prajurit harus benar-benar dipilih dari para akan mampu menunaikan tugas dan tanggung
pelatih terbaik di satuan. Selain melatih, mereka jawab konstitusinya secara tepat dan bertanggung
adalah sosok prajurit yang menjadi figur prajurit jawab. Dalam kajian tulisan ini, upaya perubahan
ideal yang akan terus diingat oleh para calon di lingkungan TNI/TNI AD, penulis menawarkan
prajurit. Metode pendidikan yang sudah tidak konsep trans-formasi pembangunan prajurit TNI/
relevan harus ditinjau kembali dan dilakukan TNI AD melalui human capital management
perubahan dengan melibatkan banyak pihak (manajemen modal manusia).
terkait, terutama Dispsiad. Sebagaimana kita Menurut Dave Ulrich (1997), ada peran
maklumi, pendidikan pertama prajurit pada human capital dalam rangka membangun
dasarnya adalah pembentukan sikap dan perilaku organisasi, termasuk organisasi TNI/TNI AD
masyarakat umum yang terpilih menjadi prajurit. yang kuat, diantaranya; (1) Management of
4. Penataan Jumlah dan Komposisi strategic human resources yang membahas
Personel yang Ideal dalam Mengawaki tentang proses masa depan; (2) Management of
Organisasi (Right Sizing). Transformasi TNI/ transformation and change, di mana  kegiatan
TNI AD diawali dengan pembangunan kekuatan utamanya adalah membawa organisasi ke arah
yang diarahkan agar dapat melaksanakan yang lebih produktif dengan tingkat keberhasilan

Karya Vira Jati | Jurnal Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat | Edisi 01 (Mei 2016)
171

yang berkembang secara berkesinambungan; DAFTAR PUSTAKA


(3) Management of firm infra-structure dengan
Anonim, 2010. Human Resource Management
kegiatan pokoknya adalah melakukan suatu (HRM) Vs Human Capital Management (HCM),
http://mgt-sdm.blogspot.com / 2010 / 11 / human resource
rekayasa ulang untuk menuju ke arah perbaikan – management – hrm –vs - human.html, diakses pada
tanggal 1 Pebruari 2016.
organisasi; serta (4) Management of employee
Anonim, 2011, Human Capital, http://translate.google.
contribution yang merupakan suatu usaha untuk co.id/translate hl = id & sl = id & tl = en&u = http : //
meningkatkan loyalitas kemampuan dari anggota en.wikipedia.org/wiki/human_capital, diakses pada tanggal
2 Maret 2016.
organisasi tersebut.
Anonim, 2012, Laporan Pembangunan SDM Bank Dunia
Dalam konteks kepentingan TNI/TNI diakses dari http://translate.google.co.id pada tanggal 27
Pebruari 2013.
AD, konsep tersebut selanjutnya dijabarkan
Dessler, Garry, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia.
melalui beberapa upaya, yang antara lain; proses Jilid I. Jakarta : PT. Indeks.
rekruitmen prajurit, penataan sistim manajemen
Ivancevich, John M. 2007, Human Resource Management,
personal, pembenahan sistim pendidikan, dan New York : Mc Graw Hill.
Penataan Jumlah dan Komposisi Personel yang Jackson, Susan E., & Randall S. Schuler, 1997,
Manajemen Sumber Daya Manusia, Menghadapi
Ideal dalam Mengawaki Organisasi (Right Abad Ke-21. Edisi Keenam Jilid I, Jakarta : Erlangga.
Sizing). Melalui pembangunan SDM prajurit Mangkuprawira, Sjafri, 2008, Manajemen Human
TNI/TNI AD seperti itulah, ke depan akan Capital, http://ronawajah. wordpress.com / 2008 / 03 / 25
/ manajemen – human – capital /, diakses pada tanggal 11
senantiasa mampu menjawab setiap tuntutan dan Maret 2016.
tantangan tugas apapun yang dihadapi. Asumsi Purba, S. D, 2008, Human Capital dan Human Resource
Management dalam Bisnis, Jurnal Unika AtmaJaya,
di atas secara faktual barangkali masih bisa Vol. 13 No.1, www.garuda.dikti.go.id, diakses pada
tanggal 17 Maret 2016.
didiskusikan lebih lanjut, namun pra anggapan
tersebut perlu mendapat perhatian secara Situmorang, Asido, 2008, Human Capital,
h t t p : / / w w w. m a n a g e m e n t f i l e . c o m / j o u r n a l . p h p ?
serius dan obyektif dalam memahami pelbagai id=122&sub=journal&page=hr&awal=70, diakses pada
tanggal 20 Maret 2016.
persoalan pembangunan SDM prajurit TNI/TNI
Sule, Ernie, 2007, Human Capital Management, http://
AD agar lebih mampu mengoptimalkan tugas erniesule.unpad.ac.id/p=49, Diakses pada tanggal 2
Agustus 2013.
dan tanggung jawabnya sebagai alat pertahanan
negara. Semoga !*** Ulrich, Dave. 1997, Human Resources Champion, Havard
Business School Press, USA.

Waromi, J. 2006. Hubungan Penggunaan Strategic


Human Capital Dengan Sistem Kontrol Manajemen.
Tesis Universitas Diponegoro. www.garuda. dikti.go.id.
Diakses pada tanggal 20 Maret 2011.

___________________, 2014, Renisi Rencana Strategis


TNI AD (2014 – 2019), Mabesad, Jakarta, 2014.

___________________, 2014, Buku Kumpulan Amanat


Kasad (Semester-II), Jenderal TNI Gatot Nurmantyo,
Mabesad, Jakarta.

___________________, 2002, Undang-undang RI


Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
Kemenhan RI, Jakarta.

___________________, 2004, Undang-undang RI


Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, Kemenhan RI,
Jakarta.

Karya Vira Jati | Jurnal Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat | Edisi 01 (Mei 2016)
172

BIODATA PENULIS

Kolonel Inf Drs. Mu’tamar, M.Sc. lahir di Kebumen tanggal 9 Maret 1964; Pendidikan
Umum: S-I Ilmu Komunikasi Fisip UNS (Solo); S-2 Manajemen Pertahanan UGM (Yogyakarta);
Berbagai jabatan yang pernah dijabat : Pl. Kepala Pokbanpri Bidang Produk tertulis Pangdam I/
BB; Staf Ahli Fraksi ABRI DPR Tk – II Medan; Pj. Wapemred Hr. Bukit Barisan Medan; Pabanda
Data/Laplat Spabanopslat Sdirlat Kodiklat TNI AD; Pabandya Wanwil Sterdam XVI/Pattimura;
Kabaglat Sdirbinpuanter Pusterad; Dandim 0805/Ngawi; Pabandya-1/Kompem Spaban IV/Komsos
Staf Teritorial Angkatan Darat; Pabandya-3/Turjuk Spaban I/Renter Staf Teritorial Angkatan Darat;
Kasubdislissainfo Dispenad; Kasubdispenmedonline Dispenad; dan sekarang menjadi Dosen Madya
Seskoad.

Karya Vira Jati | Jurnal Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat | Edisi 01 (Mei 2016)

Anda mungkin juga menyukai