Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
karya tulis sederhana ini tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian karya tulis sederhana ini , tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan banyak pihak, untuk selayaknya paa
kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Guru Bahasa Indonesia Ibu Endang Harikasih S.Pd.,M.Pd. Tempat
penulis berdiskusi, bertukar pendapat, dan berkonsultasi dalam
pembuatan karya tulis sederhana ini.
2. Kedua Orang tua tercinta yang telah mendoakan sehingga karya tulis
ini dapat diselesaikan.
3. Terakhir, tidak lupa teman-teman penulis yang memberi semangat serta
ucapan terimakasih dan juga doa sehingga karya tulis sederhana ini
dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaah karya tulis selanjutnya.
Akhir kata semoga karya tulis sederhana ini dapat memberikan manfaat kepada
kita sekalian.
Penulis
Daftar Isi
1
Kata pengantar.........................................................................................................1
Daftar isi..................................................................................................................2
1. BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang...............................................................................................3
1.2 Tujuan penulisan...........................................................................................4
1.3 Rumusan masalah.........................................................................................4
1.4 Metode..........................................................................................................4
1.5 Sistematika.................................................................................................4-5
2. BAB II Pembahasan
2.1 Alutsista.........................................................................................................6
2.2 Perawatan dan pemeliharaan alutsista......................................................6-10
2.3 Peranan Industri dalam negeri................................................................10-14
2.4 Dampak modernisasi alutsista................................................................15-17
BAB III Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan............................................................................................18-19
3.2 Saran............................................................................................................19
Lampiran......................................................................................................20-21
Daftar pustaka....................................................................................................22
BAB I
2
PENDAHULUAN
alutsista.
Untuk mengetahui dampak modernisasi alutsista TNI bagi pertahanan
nasional.
1.4 METODE
Metode yang digunakan yaitu studi literatur (mengutip artikel dari
internet dan majalah angkasa.)
1.5 SISTEMATIKA
Sistematika yang digunakan penulis adalah sebagai berikut
1. BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan penulisan
1.3 Rumusan masalah
1.4 Metode
1.5 Sistematika
2. BAB II Pembahasan Masalah
2.1 Alutsista
2.2 Perawatan dan pemeliharaan alutsista
2.3 Peranan Industri dalam negeri
2.4 Dampak modernisasi alutsista
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ALUTSISTA
berjenis pendukung seperti untuk logistik, patrol dan amfibi dengan total jumlah
kapal sekitar 140 kapal berbagai jenis.
TNIAD juga tidak kalah memprihatinkan. Meski memiliki jumlah
anggota atau personel paling banyak, akan tetapi peralatan tempur yang dimiliki
kebanyakan hanya bersifat angkut personel. Indonesia bahkan sama sekali tidak
punya satu pun Main Battle Tank (MBT) sebagai kavaleri paling kuat. Kondisi
alat utama sistem senjata (alutsista) milik TNI AD yang dalam keadaan layak
digunakan hanya 60%. Sisanya sebanyak 40% alutsista masih harus diperbaiki
agar layak digunakan.
Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa kondisi alutsista TNI sudah sangat
memprihatinkan dan sangat tidak memadai untuk mengamankan seluruh wilayah
Indonesia, tercatat hasil kekayaan laut hilang triliunan rupiah per tahun, karena
kita tak bisa melakukan pengamanan terhadap wilayah Indonesia. Belum lagi
perawatan yang dilakukan masih bersifat sementara dan kanibalisme kerap kali di
lakukan untuk menutupi keterbatasan dana yang di berikan pemerintah.
Pemerhati isu pertahanan dan alutsista TNI, Jagarin Pane mengatakan
perkembangan pengadaan alutsista TNI mulai tahun 2012 ini bisa disebut masuk
musim panen raya sampai tahun 2014. Tahun ini saja kita sudah menerima empat
pesawat coin (counter insurgency) Super Tucano buatan Brazil dari yang kita
pesan satu skuadron (16 unit). Kita juga sudah menerima 2 KCR (Kapal Cepat
Rudal) dari enam yang dipesan buatan galangan kapal dalam negeri di Batam.
Tank berat Leopard juga sudah diambang pintu dengan pesanan 100 unit bersama
dengan 50 unit tank medium Marder buatan Jerman.
Menurutnya, Indonesia juga sedang menunggu kedatangan MLRS (Multi
Launcer Rocket System) Astross II dari Brazil untuk kebutuhan dua batalyon, satu
unit kendaraan peluncurnya dipamerkan di ajang Indo Defence di
Jakarta. Demikian juga dengan Howitzer Caesar buatan Perancis untuk kebutuhan
dua batalyon artileri, sedang dinantikan kedatangannya bersama rudal Mistral
untuk satu batalyon. Menurutnya, banyak sekali pengadaan alutsista hingga tahun
2014 untuk ketiga matra TNI ini. Dari ketiga matra saat ini, yang paling kuat
adalah Angkatan Darat baik dari sisi jumlah pasukan maupun alutsista. TNI AD
7
punya lebih dari 1000 tank dan panser belum termasuk artileri dan rudal anti
serangan udara. Akan tetapi tank yang dimiliki hanya berkategori tank ringan
dari jenis Scorpion buatan Inggris dan AMX13 buatan Perancis. Itu sebabnya
sesuai perkembangan situasi kawasan yang dinamis kita butuh Main Battle Tank
(MBT) dan Medium Tank, ungkap Jagarin menjelaskan.
Sementara itu, lanjut dia, untuk TNI AL punya kekuatan armada dengan
lebih dari 140 KRI terbagi dalam dua armada, yaitu armada Barat dan
Timur. Yang membanggakan tentu kekuatan pemukul KRI sudah dilengkapi
dengan rudal anti kapal Yakhont buatan Rusia berjarak tembak 300 Km, rudal
C802 dan C705 buatan Cina. Uji coba rudal Yakhont yang dilakukan di mulut
perairan Ambalat Oktober 2012 lalu pada seri latihan Armada Jaya mampu
menenggelamkan KRI LST yang sudah pensiun dengan sekali tembak. Satuan
pemukul TNI AL yang lain adalah Korps Marinir yang punya kemampuan serang
pantai. Ini yang tidak dimiliki oleh Malaysia dan Singapura. Korps Marinir
memiliki persenjataan yang berbeda generasi mulai dari tank amfibi PT 76,
BTR50, AMX10P, BTR80A, RM Grad sampai yang terbaru BMP3F.
Untuk TNI AU Jagarin menilai kondisi alutsista yang paling lemah
diantara dua matra TNI lainnya. Saat ini TNI AU hanya memiliki kekuatan 10
F16, 10 Sukhoi, 12 F5E, 32Hawk 100/200, 4 Super Tucano. Menurutnya,
kekuatan itu jelas sangat tidak memadai untuk mengawal Dirgantara RI yang
seluas Eropa ini. Namun dengan kedatangan 24 F16 blok 52, 6 Sukhoi, 16 Super
Tucano dan 16 T50 setidaknya sesak nafas yang menjadi kendala mengawal
kedaulatan udara RI bisa agak lega. Tentu saja tidak berhenti sampai disitu.
Mestinya dalam MEF (Minimum Essential Force) tahap II tahun 2015-2019 kita
harus memiliki minimal 32 jet tempur kelas berat Sukhoi, 48 jet tempur ringan
F16 dan paling tidak punya juga minimal 24 unit dari jenis Typhoon atau Rafale.
Melihat kondisi alutsista Trimatra TNI upaya untuk menambah
persenjataan tentu menjadi sebuah keniscayaan bagi negara besar seperti
Indonesia. Negara kita baru saja memproduksi UU Industri Pertahanan sebagai
payung hukum untuk mengembangkan industri pertahanan dan keamanan
(Hankam) dalam negeri.
1.
Pertama, masalah anggaran yang terbatas. Begitu tiga matra memiliki rencana
pengadaan Alutsista, entah itu broker, dari kalangan internal atau kalangan
eksternal.
10
3.
industri untuk mencapai MEF. Tahun 2010 telah dicanangkan sebagai tahun
kebangkitan industri pertahanan dengan pertimbangan bahwa tidak ada masa
depan tanpa teknologi / No Future Without Technology, seiring dengan itulah
menjadikan satu nafas antara pembangunan dan keberlanjutannya/Suistainable
Development untuk menumbuhkembangkan sinergitas antara pembangunan
ekonomi dan pertahanan. Kebijakan pemerintah mulai tahun 2010 adalah
pertahanan mendukung ekonomi (economy backed by defence), Kebijakan
tersebut diharapkan bahwa nanti terdapat ruang yang tersedia bagi teknologi untuk
mengubah masa depan bangsa dan negara. Hal penting yang menjadi atensi untuk
merealisasikan pemberdayaan industri dalam negeri yaitu: pertama, kerja sama
lintas instansi; kedua, manajerial dari BUMNIS (Indhan); ketiga, pemenuhan
keseluruhan kemampuan anggaran dan kemampuan SDM; dan keempat, sarana
prasarana yang tersedia.
Kebijakan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan Alutsista adalah
mengutamakan produk dalam negeri, apabila industri pertahanan dalam negeri
belum mampu maka menggunakan produk luar negeri namun tetap melibatkan
industri dalam negeri salah satunya melalui mekanisme Joint Production. Bila
industri pertahanan dalam negeri belum mampu maka pemenuhan Alutsista dari
luar negeri diusahakan tetap memberikan kompensasi melalui mekanisme Imbal
Dagang lainnya oleh industri nonpertahanan. Kebijakan membangun infrastruktur
industri pertahanan yang merupakan bagian dari industri nasional, perlu
membangkitkan industri unggulan berbasis teknologi strategis dengan bekerja
sama dengan negara lain.
11
3. PT. Pindad
8. PT Famatex
Kreasi
13
hanya berkutat di seputar geometri. Kami tak sulit mengikuti pelajaran. Kalau pun
ada nasehat yang harus kami camkan, itu adala bahwa kami harus rajin berusaha.
Bagi mereka pintar bukanlah segalanya. Percuma pintar kalau malas ungkap
keduanya.
Selain ahli roket, Indonesia juga punya banyak enjinir berbakat di bidang
lain seperti pesawat terbang, satelit, komputer, dan nuklir. Tetapi, tak sedikit
diantara mereka henkang ke luar negeri karena minimnya industri yang bisa
menyerap keahlian mereka. Jalan yang ditempuh para pendahulu, seperti Wiweko
Soepomo, Abdulrahman Saleh, Nurtanio Pringgoadisuryo, dan menristek BJ
Habibie, sejatinya sudah benar. Mereka telah membangun pondasi dan merintis
industri kedirgantaraan sebagai salah satu pilar yang diyakini sanggup mengantar
indonesia menjadi negara kuat di kawasan. Langkah ini setidaknya didukung
David Hambling, pemerhati sains dan teknologi asal Inggris, yang tegas
mengatakan bahwa kedirgantaraan dan elektronik kunci bagi siapa pun yang ingin
mencapai supremasi dunia.
Hambling mengungkapkan, hampir semua negara utama pelaku perang
sejak Perang Dunia II sampai perang dingin tahun 1980-an sama-sama melakukan
hal yang sama untuk menundukkan lawan-lawannya. Mereka lebih dulu
menguasai teknologi penerbangan dan elektronik
BAB III
KESIMPULAN dan SARAN
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan data yang dirilis oleh pihak Markas Besar Tentara Nasional
Indonesia tahun 2010, 70 % alutsista kita berada dalam kondisi yang sudah tua
atau minimal berusia 20 tahun. Kendala lainnya ada pada pemeliharaan dan
perawatan yang kadang kala terbentur pada ketersedian suku cadang walaupun
anggarannya sudah ada dalam perencanaan. Bila pemeliharaan dan perawatan
alutsista mengikuti sistem pemeliharaan yang telah ada maka resiko kemungkinan
3.2 SARAN
Menurut penulis, seharusnya modernisasi alutsista ini lebih
mengoptimalkan industri militer dalam negeri dalam pembelian alutsista TNI AU ,
TNI AL, maupun TNI AD, sehingga Dinas Penelitian dan Pengembangan
(Dislatbang) dan industri militer dalam negeri semakin kuat dan bisa bersaing
dengan industri militer negara lain.
Lampiran
Daftar Pustaka
http://www.alasaya.com/2014/04/industri-industri-pertahanan-indonesia.html
https://www.google.com/search?q=alutsista+tni+au
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertahanan_negara
http://log.viva.co.id/news/read/66633anggaran_pemeliharaan_alutsista_akan_diaudit
http://samuderarayaindonesia.blogspot.com/2012/03/pemeliharaanalutsista.html
http://www.balitbang.dephan.go.id/modules.php?
name=News&file=article&sid=8293
http://www.scribd.com/doc/30461717/MAKALAH-PERTAHANANALUTSISTA-TNI
Nur, M Bahtiar. Memperjuangkan pengadaan
Alusista. http://shnews.co/detile-12801-memperjuangkan-pangadaanalutsista-.html. Diakses pada 19 April 2013.
Purba, Oslan. 2009. Pemeliharaan Alutsista Tua Harus Dihentikan. dari
http://www.prakarsa-rakyat.org.
http : // pelayaran.net / menanti kebangkitan militer -indonesia-ditahun-2012/.
Author. Militer Review. http://militerreview.blogspot.com/2012/08/tahun-2013-anggaran-belanjaalutsista.html.
http://keamanan-global.blogspot.com/2013/10/modernisasi-alutsistatni-menuju-macan.html
Majalah ANGKASA edisi koleksi RAHASIA DIBALIK SISTEM SENJATA
RANCANGAN INDONESIA ~KEUNGGULAN ALAT PERANG BUATAN
SENDIRI~