Anda di halaman 1dari 124

BAB I

PENDAHULU
AN

A. Latar Belakang
Jogianto (2005:2) berpendapat bahwa System merupakan
sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk
mencapai tujuan tertentu, adapun pneumatik yang diciptakan oleh Macron
matik dari bangsa eropa pada tahun 1889, awalnya pneumatik hanya berupa
kumpulan udara yang diberikan sedikit tenaga manusia yang kita sebut
pompa tetapi tidak hanya itu saja Macron berfikir untuk mengembangkan
alat tersebut agar bisa mendorong benda dengan menggunakan tekanan
udara, Macron mulai merubah design alat tersebut pada tahun 1995 dan
berhasil menciptakan alat yang bisa mendorong benda tapi dengan
tekanan udara yang disebut cylinder, single acting, return yang dipergunakan
untuk mendorong suatu benda tapi dengan bantuan alat kompresor. Awal
percobaannya benda yang berbentuk kayu berbentuk kotak didorong dengan
kompresor, selanjutnya Macron mempublikasikan kepada orang umum dan
orang umum sangat senang menggunakan alat ciptaan marcon. Sehingga
system pneumatik merupakan suatu alat yang diciptakan agar bisa
mendorong benda dengan tekanan udara untuk mencapai tujuan tertentu.
Pada saat melaksanakan OJT di Bengpuspenerbad Semarang,
penulis sering dilibatkan dalam pekerjaan yang berhubungan dengan
system pnuematik, yaitu sebuah sistem penggerak yang memanfaatkan
udara sebagai media kerja utamanya udara dipilih karena selain jumlahnya
tidak terbatas, harganya pun relative lebih murah jika dibandingkan fluida
yang dipakai dalam sistem hidrolik. Namun kemampuannya untuk
menggerakan peralatan sebanding dengan hidrolik. Udara yang dijadikan
media kerja dalam sistem pneumatik bukanlah sembarang udara, tetapi

1
merupakan udara yang telah dikompresi (dimampatkan). Sebagai contoh

2
peralatan pneumatic drill, yang dapat digunakan bermacam-macam
sebagai tenaga mekanik yaitu mengebor, mengencangkan, mengendorkan,
memompa, memukul.
Fenomena-fenomena tersebut diatas membuat daya tarik dan
penasaran bagi diri saya untuk mempelajari lebih mendalam, oleh karena
itu pada kesempatan pasca penyusunan laporan OJT ini, saya memutuskan
untuk memilih judul “Sistem pneumatik’’

B. Rumusan Laporan
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, agar laporan focus
pada substansi judul, maka rumusan laporan disusun/dibatasi dengan
kalimat tanya sbb:
1. Apa difinisi sistem pneumatik ?
2. Apa bagian/komponen dan fungsi pada sistem pneumatik ?
3. Bagaimanakah cara mengoprasikan pneumatik drill yang
termasuk dalam komponen akuator ?
4. Bagaimanakah cara merawat pneumatik drill ?

C. Ruang Lingkup/batasan Laporan


Ruang lingkup penyusunan laporan ini, menggunakan metode
pembahasan materi yang dibatasi dengan pembahasan focus hanya pada
sistem pneumatik dengan harapan substansi laporan pembahasannya
tidak terlalu melebar kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan

D. Tujuan dan manfaat


1. Tujuan.
a. Memberikan gambaran dan pengalaman sebelum saya
terjun dalam dunia kerja.
b. Syarat Pelaksanaan UN 2020.
c. Agar siswa mampu mengungkapkan gagasan
atau pengalaman dalam bentuk tulisan.
d. Agar siswa mampu memahami, memantapkan, dan
mengembangkan ilmu yang di dapat di tempat OJT dan
dapat menerapkannya didunia nyata.
e. Agar Memahami lingkungan dunia industri organik.
f. Untuk menambah pengetahuan tentang sistem
pelaksanaan kegiatan pada Administrasi Pergudangan.
g. Menambah Character yang diperlukan untuk
dapat diterima didunia Industri.
f. Memberikan informasi tentang perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Manfaat.
Menimba ilmu tentang dunia penerbangan melalui OJT di
Satuan BENGPUSPENERBAD SEMARANG.antara lain :
a. Melaksanakan program keahlian profesional.

b. Membentuk mental siswa supaya mempunyai jiwa pekerja

keras yang konsisten.


c. Sebagai SDM cadangan untuk perusahaan penerbangan
dan instansi lain yang membutuhkan.
d. Sebagai sarana latihan bagi siswa untuk menyesuaikan

diri dengan suasana kerja sesungguhnya.


e. Dapat membina hubungan kerja yang baik antara pihak
sekolah dan perusahaan atau lembaga instansi lainnya.
f. Memberikan motivasi dalam diri siswa agar mampu

melakukan pekerjaan yang ditangani.


g. Membentuk jati diri siswa menjadi manusia yang
bertanggung jawab dalam bekerja maupun tidak.
h. Mendukung program pendidikan perintah.

i. Memberikan wawasan bagi siswa.


j. Meningkatkan citra perusahaan.
E. Metode Penyusunan Laporan
Dalam membuat laporan ini, pengumpulan data didapatkan dari
tempat dimana saya melaksanakan OJT, serta bantuan dari teman dan juga
para guru pembimbing, data–data yang didalam laporan ini terkumpul
melalui beberapa media yaitu :
1. Penelitian kepustakan (LibraryResearch)

Data yang diperoleh penulis dengan membaca buku atau


catatan yang berhubungan dengan penyusunan laporan.

2. Penelitian Lapangan (FieldResearch)

Pada metode ini penulis secara langsung untuk


mengumpulkan data yang berhubungan dengan data yang
ada pada Bengpuspenerbad penelitian ini dibagi dua ,yaitu:

a. Wawancara (Interview)

Teknik penggunaan data ini dilakukan dengan cara


melakukan wawancara secara langsung kepada
narasumber.

b. Pengamatan Langsung (Observasi)

Penulis mendapatkan data dengan mengamati kegiatan


yang ada dan mengambil sebuah kesimpulan tentang
objek yang teliti.

F. Lokasi Tempat dan Waktu OJT

OnTheJobTraining(OJT)dilaksanakan :

1. Tempat : Bengpus penerbad(Bengkel Pusat TNI Angkatan


Darat.Yang Beralamat di Kalibanteng Kulon, Kec.
Semarang Barat. Kota Semarang, Jawa Tengah.
2. Waktu : 08 Febuari 2020, selama 2 bulan melakukan OJT.

Yang Beralamat di Kalibanteng Kulon,


Kec. Semarang Barat. Kota Semarang,
Jawa Tengah.

BAB II

PROFIL TEMPAT OnTheJobTraining(OJT)


A. Sejarah Tempat OnTheJobTraining(OJT)

Pada tahun 1950 Pimpinan Angkatan Darat telah memikirkan


bagaimana suatu operasi tempur darat dapat disenggalarakan secara
efektif dihadapkan dengan kondisi medan wilayah Republik Indonesia, yang
kondisi sarana perhubungan darat masih sangat minim. Ditambah lagi
daerah operasinya terpencar di seluruh penjuru Nusantara. Sehingga
menjadi faktor penghambat bagi pasukan darat dalam menghadapi
gangguan keamanan dalam negeri. Oleh karena itu diperlukan suatu jenis
angkutan yang cocok baik untuk mendukung lohistik maupun pasukan
dalam suatu operasi sampai terbentuknya Penerbangan Angkatan Darat.
Mengutip kembali sejarah pembentukan Penerbad dimulai pada
tahun 1954 Pimpinan Angkatan Darat memerintahkan kepada stafnya
untuk mengkaji tentang kebutuhan satuan udara yang diisi oleh organic
Angkatan Darat, maka terbentuknya suatu Biro Deputy II/KSAD yang
menangani urusan Penerbangan Angkatan Darat pada tahun 1958.
Kemudian pada bulan Oktober 1959 KSAD memerintahkan Deputy II/KSAD
untuk membentuk Detasemen Penerbangan Angkatan Darat.

Mengingat pentingnya keberadaan Penerbangan pada organisasi


Angkatan Darat maka pada tanggal 14 November 1959 telah disahkan
suatu badan yang diberi nama Detasemen Penerbangan Angkatan Darat
(Denpenerbad) Letkol Inf Sunar Pirngadi ditunjuk sebagai Danpenerbad
pertama serta tanggal 14 November 1959 ditetapkan sebagai hari jadi
Penerbangan Angkatan Darat yang selalu kita peringati setiap tahunnya.
Dengan terbentuknya Penerbangan Angkatan Darat, telah terasa
keberadaannya dalam mendukung pelaksanaan tugas TNI AD, yang pada
saat itu dalam upaya mengamankan kewilayahan NKRI dari ancaman
pemberontakan yang mengacau keutuhan Negara dan Bangsa Indonesia.
Keberhasilan yang telah dicapai selama 3 tahun dari terbentuknya.
Danpenerbad ini mengundang perhatian besar Panglima tertinggi
Angkatan Perang Indonesia atau Presiden RI yang menyatakan bahwa
adanya bagian Penerbangan Angkatan Darat yang memiliki, membina,
memelihara dan menggunakan pesawat-pesawat terbang baik sayap tetap
maupun sayap putar guna membantu tugas pokok Angkatan Darat.
Seiring dengan adanya perubahan-perubahan pada induk organisasi
Angkatan Darat maka pada tahun 1963 organisasi Denpenrbad berubah
menjadi Dinas Penerbangan Angkatan Darat (Dispenerbad) yang
kedudukannya disejajarkan dengan organisasi pusat kesenjataan lainnya
Kadispenerbad yang pertama dijabat oleh Letkol Inf S.Pirngadi.
1. Surat Perintah KSAD Nomor Sprin/1648/X/1959 tanggal 20
Oktober 1959 tentang Pembentukan Detasemen Penerbangan
Angkatan Darat yang disesuaikan dengan kebutuhan Angkatan
Darat.
2. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/1073/XI/1959 tanggal 14
November 1959 tentang pengesahan Denpenerbad.
3. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/386/III/1960 tanggal 01
Maret 1960 tentang penunjukan Letkol Inf Sunar Pirngadi
sebagai Dandenpenerbad pertama serta penetapan tanggal 14
November 1959 sebagai hari jadi Penerbangan Angkatan Darat.

4. Surat Keputusan Presiden Nomor Skep/11/PLM BS/II/1962


tanggal 19 Februari 1959 tentang bagian Penerbangan
Angkatan Darat yang memiliki, membina, memelihara, dan
menggunakan pesawat-pesawat terbang baik sayap tetap
maupun sayap putar guna membantu tugas pokok Angkatan
Darat.
5. Surat Keputusan Kasad Nomor Kep/853/VII/1963 tanggal 22
Juli 1963 tentang perubahan organisasi Denpenerbad menjadi
Dinas Penerbangan Angkatan Darat (Dispenerbad) yang
kedudukannya disejajarkan dengan organisasi pusat
kesenjataan lain.
6. Surat Perintah KSAD Nomor Sprin/1648/X/1959 tanggal 20
Oktober 1959 tentang pembentukan Detasemen Penerbangan
Angkatan Darat yang disesuaikan dengan kebutuhan Angkatan
Darat.
7. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/1073/XI/1959 tanggal 14
November 1959 tentang pengesahan Denpenerbad.
8. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/386/III/1960 tanggal 01
Maret 1960 tentang penunjukan Letkol Inf Sunar Pirngadi
sebagai Dandenpenerbad pertama serta penetapan tanggal 14
November 1959 sebagai hari jadi Penerbangan Angkatan Darat.
9. Surat Keputusan Presiden Nomor Skep/11/PLM BS/II/1962
tanggal 19 Februari 1959 tentang bagian Penerbangan
Angkatan Darat yang memiliki, membina, memelihara dan
menggunakan pesawat-pesawat terbang baik sayap tetap
maupun sayap putar guna membantu tugas pokok Angkatan
Darat.
10. Keputusan Kasad Nomor Kep/853/VII/1963 tanggal 22 juli
1963 tentang perubahan organisasi Denpenerbad menjadi
dinas Penerbangan Angkatan Darat (Dispenerbad) yang
kedudukannya disejajarkan dengan organisasi pusat
kesenjataan lain.

Pada tahun 1965 Pimpinan Angkatan Darat membberikan tambahan


pesawat sejumlah 16 buah Helikopter MI-14 dan 2 buah pesawat terbang
GrandCommander kepada Dispenerbad. Dengan adanya tambahan
pesawat tersebut, Angkatan Darat merasa membutuhkan penerbang untuk
mengawaki pesawat yang ada sehingga pada akhir tahun 1965 Kasad
memerintahkan dibukanya pendidikan Penerbang. Kemudian
Kadispenerbad meresmikan berdirinya Sekolah Penerbangan Angkatan
Darat (Sebang).
Pangkalan yang pertama kali digunakan oleh Penerbad adalah
Lapangan Udara Kemayoran, akan tetapi Penerbad mengupayakan untuk
mencari Pangkalan Induk. Kemudian Lapangan Kalibanteng Semarang
ditetapkan sebagai Pangkalan Induk untuk kegiatan pembinaan di
lingkunagn Penerbad. Untuk mengingat jasa almarhum Jenderal Ahmad
Yani, pangkalan Induk Kalibanteng diganti namanya menjadi Pangkalan
Udara Angkatan Darat Jenderal Ahmad Yani (PUAD AHMAD YANI).
Selama kurun waktu tahun 1963 sampai dengan tahun 1966
organisasi Penerbad tidak mengalami perubahan. Perubahan Organisasi
Penerbad baru terjadi pada tahun 1966 yaitu dari Dispenerbad menjadi
Puspenerbad. Pada tahun 1970 kedudukan organisasi Puspenerbad
berubah dari sebagai badan Pelaksana TNI AD untuk selanjutnya
kedudukan Puspenerbad sebagai badan pelaksana tingkat komando utama
yang secara organik dan administratif di bawah Kobangdiklat TNI AD dan
merupakan Badan Tertinggi yang menyelenggarakan pembinaan fungsi
penerbangan TNI AD secara fungsional.
Setelah berjalan dua tahun organisasi Puspenerbad berada di bawah
Kobangdiklat TNI AD, yang dititikberatkan tugasnya pada bidang pendidikan
dan latihan, maka untuk melaksanakan operasional penerbangan perlu
dicari jalan keluarnya guna mendukung tugas pokok TNI AD yang semakin
padat. Untuk mengatasi hal tersebut maka Pimpinan Angkatan Darat pada
tanggal 8 Juni 1972 mengeluarkan perintah pembentukan Satuan
Penerbangan Angkatan Darat.
Dengan terbitnya Surat keputusan Kasad tersebut maka pembagian
tugas dan wewenang organisasi Penerbad menjadi jelas yaitu organisasi
sebagai Badan Pelaksana tingkat Komando Utama yang secara organik dan
administrasi dibawah Kobangdiklat TNI AD, sedangkan Satuan
Penerbangan Angkatan Darat berkedudukan langsung di bawah Kasad, dan
tanggal 15 Juni 1972 disahkan sebagai hari jadi berdirinya
Satpenerbad.
Dalam usaha melanjutkan perwujudan suatu kekuatan TNI kecil
tetapi berkemampuan tangkas dan reaksi yang tinggi diperlukan penataan
ulang organisasi sehingga diadakan pembenahan dan penataan semua
aspek organisasi Puspenerbad.
1. Surat Perintah Kasad Nomor Sprin/521/XII/1965 tanggal 04
Desember 1965 tentang perintah membuka pendidikan
penerbang.
2. Surat Keputusan Kadispenerbad
Nomor Kep/767/PNB/XII/1965 tentang peresmian berdirinya
Sekolah Penerbangan Angakatn Darat (Sebang).
3. Surat Keputusan Kasad Nomor Kep/1039/IX/1965 tanggal 23
September 1965 tentang penetapan lapangan Kalibanteng
Semarang sebagai Pangkalan Induk untuk kegiatan pembinaan
di lingkungan Penerbad.
4. Surat Keputusan Kasad Nomor Kep/42/I/1966 tanggal 15
Januari 1966 tentang perubahan Organisasi Penerbad dari
Dispenerbad menjadi Puspenerbad.
5. Surat Keputusan Kasad Nomor Kep/687/XII/1970 tanggal 07
Desember 1970 tentang perubahan organisasi Puspenerbad
dari kedudukan semula sebagai badan pelaksana TNI AD untuk
selanjutnya kedudukan Puspenerbad sebagai badan pelaksana
tingkat komando utama yang secara organik dan administratif
di bawah Kobangdiklat TNI AD dan merupakan Badan Tertinggi
yang menyelenggarakan pembinaan fungsi Penerbangan TNI
AD secara fungsional.
6. Surat Keputusan Kasad Nomor Kep/238.VI/1972 tanggal 8 Juni
1972 tentang pembentukan Satuan Penerbangan Angkatan
Darat dan tentang Puspenerbad.
7. Surat Perintah Kasad Nomor Sprin/521/XII/1965 tanggal 04
Desember 1965 tentang perintah membuka Pendidikan
Penerbang.

8. Surat Keputusan Kadispenerbad


Nomor Kep/767/PNB//XII/1965 tentang peresmian berdrinya
Sekolah Penerbangan Angkatan Darat (Sebang).
9. Surat Keputusan Kasad Nomor Kep/1039/IX/1965 tentang
penetapan lapangan Kalibanteng Semarang sebagai Pangkalan
Induk untuk kegiatan pembinaan di lingkungan Penerbad.
10. Surat Keputusan Kasad Nomor Kep/42/I/1966 tanggal 15
Januari 1966 tentang perubahan Organisasi Penerbad dari
Dispenerbad menjadi Puspenerbad.
11. Surat Keputusan Kasad Nomor Kep/687/XII/1970 tanggal 07
Desember 1970 tentang perubahan organisasi Puspenerbad
dari kedudukan semula sebagai badan pelaksana TNI AD untuk
selanjutnya kedudukan Puspenerbad sebagai badan pelaksana
tingkat komando utama yang secara organik dan administratif
di bawah Kobangdiklat TNI AD dan merupakan Badan Tertinggi
yang menyelenggarakan pembinaan fungsi penerbangan TNI
AD secara fungsional.
12. Surat Keputusan Kasad Nomor Kep/238/VI/1972 tanggal 8
Juni 1972 tentang pembentukan Satuan Penerbangan
Angkatan Darat dan tentang Puspenerbad menjadi
Dispenerbad. Setelah organisasi Dispenerbad berjalan kurang
lebih 15 tahun, sesuai dengan tuntunan tugas dianggap kurang
sesuai dengan tugas/fungsinya maka Dispenerbad divalidasi
menjadi Puspenerbad sampai saat ini.

Penerbangan TNI AD (Penerbad) lahir pada tahun 1959 ketika


doktrin Heliborne Troops atau Air Mobile sedang dikembangkandi
berbagai kalangan. Di Serawak Pasukan Komando Inggris melancarkan
operasi mobil udara (mobud) dengan helikopter Westland Wessex Mk.1
yang berisi pasukan satu troop berkekuatan 16 orang. Dalam Perang
Vietnam AD AD melakukan operasi mobud dalam bentuk AirCavaleryoleh Divisi
Kavaleri-1 maupun Sky Soldier oleh Brigif Linud-173 dengan menggunakan
helikopter serang AH-1D Huey, UH-1B Iroquois, dan CH-47 Chinook
didukung helikopter serang AH-1S Huey Cobra dan CH-54 Flying Crane. Di
Aljazair Pasukan Para Prancis melakukan operasi sejenis dengan Aloutte-
III.
Ketika KSAD membuat Surat Keputusan tentang berdirinya
Detasemen Penerbangan Angkatan Darat (Denpenerbad) pada tanggal 14
November 1959 dengan tugas mengurus segala kegiatan yang menyangkut
bidang Penerbangan Organik AD, pada waktu itu terdengar berita bahwa
pesawat DHC-2 Mk.1 Beaver milik Dr. AK. Gani yang sedang overhaul di
Singapura akan dijual, maka pihak AD langsung membelinya.
Sebagai tindak lanjut, beberapa orang perwira di antaranya Kapten
Binjamin Hadi, Kapten Burhan Ali dan Kapten Sukartono dikirim ke Amerika
Serikat untuk mengikuti pendidikan Penerbang di US Army Aviation School
Fort Rocker, Alabama. Pendidikan penerbang gelombang pertama tahun
1959, disusul gelombang kedua tahun 1962nyang terdiri dari Letkol Juono,
Kapten Dolf Latumahina, Kapten Sudewo, Kapten Daud Natawiyoga, Lettu
T.M.F. Worang dan beberapa perwira lainnya.

B. Visi dan Misi

1. VISI
Penerbangan Angkatan Darat Yang Solid Profesional,
Tangguh, Modern Dan Mampu Melaksanakan Tugas Penerbangan
Dengan Zero Accident.

2. MISI
a) Mewujudkan kekuatan, kemampuan dan gelar kekutan
penerbad yang professional dan modern
dalam
mendukung tugas pokok TNI AD.
b) Mewujudkan soliditas dan kwalitas prajurit Penerbad
yang memiliki penguasaan Ilmu Pengetahuan dan
Keterampilan Militer serta Teknologi Penerbangan.

c) Mewujudkan kesiapan oprasional dalam rangka,


mendukung oprasi militer untuk perang dan oprasi militer
selain perang serta mendukung pelaksanaan Tugas-
tugas TNI AD lainnya

C. Satuan-satuan Dibawah PUSPENERBAD

1. Skadron 11/Serbu (Semarang, Jawa Tengah)


Skadron 11/Serbu terdiri dari 8 helikopter Bell-205-1, Bolkow
105, Apache, 8 Nbell-412 yang diproduksi oleh IPTN atas perizinan
Bell Textron. Baik b-205a-1 maupun Nbell-412 masing-masing
berdaya angkat 8 heliborne troops untuk melancarkan operasi
mobud, lengkap dengan peralatan tempur. Pada kedua belah pintu
dua jenis helikoter itu dipersenjatai dengan senapan mesin.
Helikopter Nbell-412 juga dapat digunakan mengangkut dengan slink
sebuah Meriam gunung kaliber 76 mm buatan yogoslavia beserta
amunisi, sedangkan pelayanan menerima didalam pesawat. Meriam
gunung itu dapat diangkut langsung dari garis persiapan menuju
medan dater maupun suatu ketinggian pada medan berbukit yang di
proyeksikan sebagai posisi penembakan.

2. Skadron 12/Serbu (Wayatuba, Lampung)


Skadron-12/Serbu berada di kabupaten way kanan
kec.waytuba, Lampung. Alutsista yang ada di skadron ini adalah Bell-
412 EP, BO-105, dan Squireel HS 550. Komandan skadron 12/Serbu
yang pertama adalah Letkol Cpn A.A Ngurah Romy.S, yang kedua
adalah Letkol Cpn Zulfirman Chaniago dan yang ketiga
adalah Letkol Cpn Syamsudin. Komandan Skadron-12/Serbu saat
ini adalah Letkol Cpn Ikhwan Okti R.

3. Skadron 13/Serbu (Berau, Kalimantan Timur)


Skadron ini berada dikawasan bandar udara kalimarau,
Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur, dan akan beroperasi pada
semester 1 tahun 2016. Alutsista yang berada di skadron ini
diantaranya: AS 550 Fennec, NBO-105 Bolcow hingga Bell-412,
dengan kekuatan personil sebanyak 312 prajurit TNI AD. Komandan
Skadron 13/Serbu yang pertama adalah Letkol Cpn Selamet Riyadi.

4. Skadron 21/Sena (Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten)


Skadron 21/Sena merupakan campuran antara helikopter dan
pesawat sayap tetap, kini puspenerbad memiliki 15 helikopter NBO-
105 CB yang diproduk IPTN atas lisensiMBB Jerman. Sebagai
helikopter serang NBO-105 dipersenjatai 4 senapan mesin FN Herstal
MO.32 Kaliber 7.62 mm standard NATO yang ditempatkan dalam
dua TMP (TwinMachieGunPods) atau 2 senapan mesin FN Herstal
M.3p Kaliber 12,7 mm NATO dalam tiga HMP (Heavy Machine Gun
Pods). NBO-105 juga dipersenjatai dengan FFAR (FoldingFinsAirRockets) jenis
T.905 Kaliber 2,75 inc NATO dalam dua MLRS (Multi-
LawnchRocketsSystem) masing-masing dengan 13 tabung peluncur.
Tiga jenis hulu ledak yang digunakan ialah FZ-
21 untuk anti personal. FZ-58 untuk anti tank dan FZ-32 untuk
marking jika NBO-105 dioperasikan sebagai FAC (Forward Air
Control) untuk memandu pesawat tempur yang sedang
memberikan bantuan tembakan udara.

5. Skadron 31/Serbu (Semarang, Jawa Tengah)


Skadron ini diperbuat dengan 5 unit helikopter angkut/tempur
MI-35P buatan Ruisa. Pihak TNI-AD dengan
kemampuan yang dimiliki helikopter ini mampu menjadikan skadron
31 melaksanakan penghancuran perkubuan dan tank musuh karena
dilengkapi rudal anti tank Ataka buatan Rusia yang tergolong ampuh
menembus perlindungan musuh, bahkan yang berpelindung bahan
komposit sekalipun. Skadron ini juga dilengkapi dengan 12 buah
helikopter angkut MI-17 yang mampu melaksanakan operasi di
daerah-daerah terpencil di Indonesia.

6. Pusdikpenerbad (Semarang, Jawa Tengah)


Pusdik Penerbad menyelenggarakan pendidikan kecabangan
penerbangan Angkatan Darat dalam rangka mendukung tugas pokok
pusat Puspenerbad baik pendidikan, pembentukan, pendidikan,
pengembangan umum dan pendidikan pengembangan spesialisasi,
dan Pusdik Penerbad yang sekarang adalah Kolonel Cpn Aris
Supangkat.

7. Lanumad A. Yani Puspenerbad


a. Umum, Pangkalan Udara utama Angkatan Darat Ahmad
Yani Puspenerbad disingkat Lanumad Ahmad Yani.
Puspenerbad adalah unsur pelaksanaan puspenerbad
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya langsung
dibawah dan Puspenerbad.
b. Tugas Lanumad Ahmad Yani Puspenerbad, bertugas
menyelenggarakan pengurusan Pangkalan Udara dan
melayani operasi penerbangan di dalam wilayah
tanggung jawab dalam rangka menunjang pelaksanaan
puspenerbad.
Fungsi guna terlaksana tugas Lanumad Ahmad Yani,
menyelenggarakan berikut :
1) Pelayanan Pangkalan Udara, pelayanan operasi
penerbangan dan pengumpulan data penerbangan.
Menyelenggarakan segala usaha kegiatan dan
pekerjaan yang berkenan dengan pelayanan,
pengamanan dan pemeliharaan Pangkalan Udara
dalam rangka mendukung kelancaran, keselamatan
penerbangan dan kerja serta pelayanan fasilitas
navigasi dan komunikasi, peraturan lalu lintas
udara, pengumpulan data cuaca, pelayanan ruang
briefing penerbangan, pengumpulan data
penerbangan di wilayah tanggung jawab Lanumad
Ahmad Yani Puspenerbad.
2) Pelayanan kesehatan penerbangan
menyelenggarakan segala usaha kegiatan
pekerjaan yang berkenan dengan perawatan dan
pemelihara kesehatan umum serta kesehatan
penerbangan dalam rangka memelihara kesiapan
operasional personel puspenerbad.

8. Lanudad Gatot Subroto


a. Danlanudad dijabat oleh seorang pamen Angkatan
Darat berpangkat Letnan Kolonel Cpn, sebagai
pimpinan Pangkalan Udara Angkatan Darat,
merupakan unsur pelaksanaan puspenerbad yang
berkedudukan langsung dibawah dan Puspenerbad.
b. Danlanudad bertugas menyelenggarakan pelayanan
operasi Pangkalan dan Penerbangan, data penerbang,
bantuan pelayanan kegiatan pencarian dan
penyelamatan (Search and Rescue) sesuai ketentuan
tang berlaku, melaksanakan pembinaan territorial
terbatas.
c. Danlanudad dalam laksanakan tugas dari
kewajibannya bertanggung jawab kepada
Danpuspenerbad, dalam pelaksanaan tugas sehari-
hari dikoordinasikan oleh Wadanpuspenerbad.

9. Bengpuspenerbad
a. Bengpuspenerbad berdiri pada tanggal 24 April 2017.
Kabengpus pertama adalah Kolonel Cpn, Moh.
Masrukin, Kabengpus kedua yaitu Kolonel Cpn, Heri
Kriwantoro. Bengpuspenerbad bertugas pokok
menyelenggarakan pemeliharaan dan perbaikan
material pesawat udara dalam rangka mendukung
tugas pokok Penerbad.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut diatas,


Bengpuspenerbad menyelenggarakan tugas-tugas
sebagai berikut:
1) Pemeliharaan Tingkat Sedang
Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan
perawatan pesawat udara sampai dengan tingkat
sedang dalam rangka mendukung tugas pokok
Bengpuspenerbad.

2) Pemeliharaan Tingkat Berat


Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan
perawatan pesawat udara sampai dengan tingkat
berat dalam rangka mendukung tugas pokok
Bengpuspenerbad.
3) Perbaikan Alat Peralatan/Suku Cadang
Menyelenggarakan kegiatan perbaikan
alat
peralatan/suku cadang pesawat udara dalam rangka mendukung
tugas pokok Bengpuspenerbad.

D. Karakteristik Helikopter

1. Helikopter Bell-412
Bell-412 adalah sebuah helikopter serba guna yang diproduksi
oleh Bell Helikopter Textron. Helikopter ini adalah pengembangan dari
model Bell-212, perbedaan umumnya terletak pada 4 bilah rotor
utama komposit. Bell-412 yang diproduksi oleh PT Dirghantara
Indonesia dinamakan NBell-412.

Karateristik:

a. Tipe : Helikopter serbaguna


b. Diperkenalkan 1968
c. Pengguna utama : Amerika serikat
d. Pengguna lain : Kanada,Britania
Raya,Indonesia
e. Acuan dasar : Bell-412
f. Varian : CH 146 Griffon
g. Pabrik : Bell helicopter textron
h. Re assembly : PT Dirgantara indonesia
i. Tipe engine : PT63B dan PT6T3BE
j. Nama pabrik : Pratt and whitney Aircraft Of
Canada
k. Empety weight : 6400 LBS / 7424 LBS
l. Max Gross Weight : 11900 LBS
m. Kecepatan maks : 140 Knots
n. Ketinggian maks : 20000 feet ( 6096 meter )
o. Jenis bahan bakar : Avtur
p. Kapastas tangki : 2200 LBS
q. Endurance : 2 jam 30 menit
r. Awak pesawat : : 4 orang
s. Jumlah : 11 orang
t. Jumlah main rotor : 4 buah
u. Jumlah engine :2

buah Persenjataan :

a. Nama : MA 658
b. Buatan : Belgia
c. Colober : 7.62 meter
d. Panjang : 1.62 meter
e. Berat : 11 kg
f. Kecepatan tembak : 650-1000 butir per menit
g. Jarak efektif : 1000 meter

2. Helikopter Bell-205
Bell adalah vers sipil atas helikopter militer UH-1 Iroquis yang
ada dimana mana. Biasa digunakan untuk perabukan udara,
pemuatan cargo, dan yang paling umum adalah pemadam
kebakaran udara.
Karakteristik:

a. Jenis : Multipurpose utility


helcopter
b. Pembuatan : Bell helcopter textron
c. Diperkenalkan : 22 Oktober 1956
d. Penumpang : 8-9 orang
e. Propulsion : 1 turboshaft engine
f. Engine model : Lycoming T53-L 13
g. Engine power : 1044kw 1
h. Kecepatan : 204km/jam
i. Ketinggian max : 3840 meter
j. Diameter main rotor blade : 14,63 meter
k. Diameter tail rotor blade : 2,59 meter
l. Panjang : 12,65 meter
m. Lebar : 17,62 meter
3. Helikopter Fennec
KarakteristikUmum:
a. Kru : 2 orang
b. Kapasitas : 4 penumpang
c. Panjang : 10,39m (35ft
10in) (panjang pesawat)
d. Tinggi : 3,34 m (10 ft 11 in)
e. Berat kosong : 1.220 kg
f. Max berat lepas landas : 2.250 kg
g. Kapasitas bahan bakar : 540 L (143 US Gal)
h. Main rotor diameter : 10,69 m (35bft 1 in)
i. Main rotor daerah : 89,75 m 2 (966,1 sq ft)

Prestasi

a. Kecepatan maksimum : 246 km /h (153 mph,133


kn)
b. Kecepatan minimal : 287 km /h (178 mph, 155
kn)
c. Rentang : 648 km (403 mil, 350 nm)
d. Layanan langit : 5.280 m (17.323
kaki)
e. Tingkat panjat : 10.30 m/s (2.028
ft/ min)

4. Helikopter Hughes
Hughes Helikopter adalah produsen utama helikopter militer
dan sipil dari tahun 1950 hingga 1980-an. Perusahaan mulai tahun
1947, sehngga unit hughes aircraft, saat tu adalah bagian dari
hughes Tool Company pada tahun 1972, dan direformasi sebagai
hughes helikopter, inc pada tahun 1981. Namun panjang sejarahnya,
perusahaan ini di informasi dikenal sebagai “Hughes Helicopters”.
Perusahaan itu dijual kepada Mc.Donnell Dougless Helicopter
Systems.

Karakteristik:
a. Jenis : Helikopter Latih
b. Negara Asal : Amerika
c. Ketinggian max : 7000 Ft
d. Endurance : 3 jam
e. Bahan Bakar : Avgas
f. Jens Tangki : 1110 360 DIA
g. Jumlah Main Rotor Blade : 3 Buah
h. Jumlah Tail Rotor Blade : 2 Buah
i. Tahun Pembuatan : Tahun 1998
j. Beban : 2050 Pon
k. Kapasitas Tangki : 160 Liter
l. Muatan : 431 Kg
m. Kapasitas : 2 Orang
n. Panjang : 9,4 meter
o. Diameter Rotor : 8,2 meter
p. Tinggi : 2,7 meter
q. Kecepatan Max : 176 km/h
r. Powerplant : 1 x Textron Lycoming HIO
-360-DIA 4 silinder

5. Helikopter Bolcow

Karakteristik:
a. Jenis : Helikopter Serang
b. Negara Asal : Jerman
c. Tahun Pembuatan 1976
d. Mesin : AllisonModel 250 C20 B
e. EmptyWeight : 1.140 Kg
f. Max GrossWeight : 2.400 Kg
g. Kecepatan Jelajah : 120 Knot
h. Ketinggian Max : 17.000 feet
i. Jarak Jelajah : 500 Kg
j. Endurance : 2 jam 30 menit
k. Jenis Bahan Bakar : Avtur
l. Kapasitas Tangki : 570 L
m. Awak Pesawat : 2 orang
n. Jumlah penumpang : 3 orang
o. Kemampuan Angkut : 600 Kg
p. Diameter MainRotor : 9,84 M
q. Diamater TailRotor : 1,9 M
r. Panjang Pesawat : 8,55 M

6. Helikopter MI-35

Karakteristik :
a. Jenis : Helikopter Serang
b. Tipe Mesin : TV 3 -117 V
c. Jumlah Engine 2
d. Daya Mesin : 2 x 2200 HP
e. Bahan Bakar : Avtur
f. Kapasitas Tangki Utama : 2.185 L
g. Konsumsi Bahan Bakar : 900 L/jam
h. Kecepatan Max : 320 km/jam
i. Kecepatan Jelajah : 250 km/jam
j. Batas Tinggi Terbang : 4.500 M
k. Jarak Tempuh Tanpa Tangki cad : 450 km
l. Jarak Tempuh Dengan Tangki cad : 915 Km
m. Panjang Badan : 21,7 M
n. Tinggi : 3,97 M
o. Diameter M/R Blade : 17,3 M
p. Jumlah M/R Blade : 5 Blade
q. Berat Kosong : 8,620 Kg
r. Berat Max T/O dan L/D : 11,500 Kg
s. Kecepatan Max : 173 kts
t. Lama terbang : 2 jam 20
Menit

7. Helikopter MI-17

Karakteristik:

1) Jenis : Helikopter Angkut


2) Negara Asal : Rusia
3) Tipe mesin : Turboshaft
4) Jumlah engine : 3 (1 APU)
5) Bahan Bakar : Avtur
6) Panjang Badan : 18,465 M (60 feet7 inch)
7) Tinggi : 4,67 M (15 feet7,25inch)
8) Jumlah M/R Blade : 5 blade
9) Diameter Rotor : 21,25 M (69 feet10,5 inch)
10) Jumlah T/R Blade : 3 Blade
11) Berat Kosong : 7,489 Kg (16,510)
12) Berat Max Lepas Landas : 13.000 Kg
13) Standard bahan bakar rentang : 465km
14) Jumlah penumpang : 32 orang

8. Helikopter Apache

Karakteristik:

a. Panjang : 58,17 kaki ( 17, 73 m )


b. Dameter balng baling : 48 kaki 0 in ( 14,63
m)
c. Tinggi : 12,7 kaki ( 3,87 m )
d. Luas piringan : 1.809,5 kaki
( 168,11m )
e. Berat kosong : 11,387 lb ( 5,165
kg )
f. Berat isi : 18.000 lb ( 8.000 kg )
g. Berat maksimum : 21.000 lb ( 9.500 kg )
h. Panjang badan : 49 ka 5 in ( 15.06
m)
E. Struktur Organisasi
1. Struktur Organisasi Bengpuspenerbad
STRUKTUR ORGANISASI
BENGKEL PUSAT PENERBANGAN ANGKATAN DARAT

KABENGPUS

WAKABENGPUS
Eselon
Pimpinan

KASIRENDAL KASI PAMOPS KASI KASI


MIN SLAMBANGJA

Eselon Pembantu Pimpinan

KA URDAL KA GUDBENG KA YANBENG

Eselon Pelayanan

KABENGRIK KABENG KATIM UJI LAIK


SEDANG MATSABANG

KABENGRIK BERAT KABENG JATLISIRA

Eselon Pelaksana
2. Struktur Organisasi dan Jabatan Bengpuspenerbad
STRUKTUR ORGANISASI
BENGKEL PUSAT PENERBANGAN ANGKATAN DARAT
KABENGPUS

Heri Kriswantoro
Kolonel Cpn 573000

WAKABENGPUS

Sucipto
Eselon LetkolCPN575369
Pimpinan

KASIRENDAL KASI SLAMBANGJA


KASI PAMOPS KASIMIN
A.Mashar Khoeron
Budi Arfianto Wahyudi Supriyadi
Mayor CPN 508987
Mayor CPN Mayor CPN 522696 Mayor CPN

Eselon Pembantu Pimpinan

KA URDAL KA GUDBENG KA YANBENG


Teguh Heri Prasetya - Hasan Firdaus
Kapten CPN
21980155500778 Letda CPN

Eselon Pelayanan

KABENGRIK SEDANG KATIM UJI LAIK


KABENG MATSABANG
- -
-

KABENG JATLISIRA
KABENGRIK BERAT
Yekti Hariyadi, S.Sos.
- Letkol CPN 11970016371170

Eselon Pelaksana

49
F. Prosedur Mekanisme Hubungan Kerja

50
1. Eselon Pimpinan
a. Tugas
1) Memimpin Bengpuspenerbad
2) Merencanakan perbaikan dan perawatan
alutsista serta mengawasi kegiatan perbaikan
dan perawatan alutsista Penerbad

3) Melaksanakan perbaikan dan perawatan alutsista

4) Membina keselamatan terbang di lingkungan


Bengpuspenerbad

5) Mengadministrasikan sirkulasi spare parts yang


menjadi tanggung jawabnya
b. Kewajiban
1) Melaporkan semua kegiatan
kepada Danpuspenerbad (satuan atas)
2) Bertanggung jawab terhadap tugas pokok yang
dibebankan pada Bengpuspenerbad
3) Koordinasi dengan satuan samping
dalam pelaksanaan tugas pokok

2. Eselon Pembantu Pimpinan


a. Tugas
1) Menyarankan secara terus-menerus sesusai
bidang yang tercantum dalam Jobdescription

2) Melaksanakan kebijakan pimpinan sesuai


prioritas

3) Mengawasi semua kegiatan sesuai bidangnya


pada lingkungan Bengpuspenerbad

51
b. Kewajiban
1) Lapor kepada Kabengpus Penerbad tentang
kegiatan yang dilaksanakan

2) Bertanggung jawab terhadap apa


yang dikerjakan

3) Koordinasi dengan satuan samping berkenaan


dengan kegiatan yang dilaksanakan

3. Eselon Pelayanan
a. Tugas
1) Melaksanakan pelayanan berkenaan dengan
pelaksanaan tugas Bengpuspenerbad

2) Mendukung material-material yang dibutuhkan


oleh eselon pelaksana

3) Ikut mengawasi tentang penggunaan material


yang dibebankan pada eselon pelaksana
b. Kewajiban
1) Lapor kepada Kabengpus Penerbad
dalam pelaksanaan kegiatan

2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas


pokok

3) Koordinasi dengan satuan samping berkenaan


dengan kegiatan yang dilaksanakan

4. Eselon Pelaksana
a. Tugas
1) Melaksanakan kegiatan perawatan dan
pemeliharaan alutsista yang menjadi
beban tugas pokok Bengpus
Penerbad

2) Melaksanakan kegiatan perawatan


dan pemeliharaan alutsista sedang.

3) Melaksanakan kegiatan perawatan


dan pemeliharaan alutsista berat.

4) Melaksanakan kegiatan perawatan


dan pemeliharaan senjata, listrik, dan radio.

5) Melakukan pengujian terhadap material atau


alutsista yang telah diperbaiki oleh Matsabang.

b. Kewajiban

1) Lapor kepada Kabengpus Penerbad tentang


pelaksanaan tugas

2) Bertanggungjawab terhadap selesainya


pelaksanaan tugas

3) Bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja


dan keselamatan terbang
BAB III

PEMBAHASAN ISI

LAPORAN

A. Metode Penyusunan Laporan (Terlampir)

WAKT
U
KEGIATA bul Mei Agust
Februar i Mare April Ju Juli
N an us
1 2 3
4
12 3 4 1 2 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2 3 4
minggu 12 3 4 4 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 1 2 3 4 1 2 3 4
4 1
Konsultasi & Pembuatan

lapora
n
1. Pengajuan Judul
2. Bab 32
I
3. Bab II
4. Bab III
B. Kegiatan Yang Dilaksanakan (Terlampir)

Adapun yang penulis lakukan saat melaksanakan On The Job


Trainingselama 2 bulan, yaitu :

NO TANGGAL KEGIATAN YANG DILAKSANAN


1 31 dec 19 1. Kegiatan pembukaan ojt di bengpus

33
NO TANGGAL KEGIATAN YANG DILAKSANAN
penerbad
2. Briefing pengenalan tempat OJT
1. Mengenal organisasi dan staf pada bengpus
2 2 jan 20
penerbad
1. Oraum(olahraga umum)
3 3 jan 20 2. Masuk sub bolco dan mengenal karakteristik
pesawat bolco
1. Mengenal bagian-bagian pesawat bolco
4 6 jan 20
2. Curvey pesawat menggunakan majun
1. Lari pagi dan pull-up
5 7 jan 20 2. Mengenal bagian bagian engine bolco dan
cara kerja engine bolco
1. Mengenal tools di ruang tools
6 8 jan 20
2. Corvey di gpu
1. Apel pagi lalu dilanjut pbb
7 9 jan 20
2. Oraum bermain volley
8 10 jan 20 1. Mengetahui helicopter bolko secara detail
9 13 jan 20 1. Melepas armor seat pada helicopter bell 412
10 14 jan 20 1. Proses pelepasan floor helicopter bell 412
1. Mempelajari buku tentang perawatan
11 15 jan 20
helicopter bell 412
1. Membantu memindahkan armor seat yang
12 16 jan 20
baru diambil
1. Mempelajari buku petunjuk tentang tata cara
13 17 jan 20 perlakuan,persyaratan,dan pengerjaan yang
berlaku pada helicopter
14 20 jan 20 1. Mengenal helicopter bell 205
15 21 jan 20 1. Kurvey di helicopter bell 205
16 22 jan 20 1. Membersihkan transmisi helicopter bell 205
1. Mengganti shell hidraulik pada transmisi bell
17 23 jan 20
205
NO TANGGAL KEGIATAN YANG DILAKSANAN
1. Memasang ground weel dan tobar untuk
18 24 jan 20
memasukkan helicopter kedalam hangar
1. Belajar cara menggunakan rivet
19 27 jan 20
dan mengetahui jenis-jenis rivet
beserta atalnya
20 28 jan 20 1. Pengeecekan skid tube dengan melepasnya
1. Membongkar rivet dari box fdr menggnakan
21 29 jan 20
pneumatic drill
1. Oraum bermain volley
22 30 jan 20
2. Mempelajari tata cara merivet
1. Senam
23 31 jan 20
2. Oraum bermain voly
1. Apel pagi
24 3 feb 20 2. Masuk sub airframe
3. Curvey
1. Senam

25 4 feb 20 2. Lari pagi


3. Masuk hangar
1. Apel pagi
26 5 feb 20 2. Pbb
3. Masuk hangar
1. Senam
27 6 feb 20 2. Lari pagi
3. Curvey bengpus
1. Senam

28 7 feb 20 2. Oraum bermain voly


3. Curvey
1. Apel pagi
29 10 feb 20
2. Masuk sub Rotor
30 11 feb 20 1. Senam
NO TANGGAL KEGIATAN YANG DILAKSANAN
2. Lari pagi
3. Curvey bengpus
1. Apel pagi

31 12 feb 20 2. Pbb
3. Masuk bengpus
1. Senam dan lari pagi

32 13 feb 20 2. Materi rotor dan konponen


3. Curvey
1. Senam
33 14 feb 20 2. Oraum bermaun voly
3. Materi di airframe
1. Apel
34 17 feb 20 2. Curvey GSE
3. Masuuk sub
1. Senam dan lari
35 18 feb 20 2. Masuk sub airframe
3. Perkenalan alat alat rivet
1. Apel

36 19 feb 20 2. Pbb
3. Curvey ruangan rotor
1. Senam dan lari pagi

37 20 feb 20 2. Oraum bermain bulu tangkis


3. Masuk sub
1. Apel pagi

38 21 feb 20 2. Oraum voly


3. Curvey
1. Apel pagi
39 24 feb 20
2. Curvey GSE
NO TANGGAL KEGIATAN YANG DILAKSANAN

3. Masuk sub airframe

1. Senam dan lari pagi

40 25 feb 20 2. Masuk sub airframe


3. Curvey
1. Apel

41 26 feb 20 2. Pbb
3. Curvey di apar
1. Senam
42 27 feb 20 2. Lari pagi
3. Oraum voly
1. Apel
43 28 feb 20 2. Upacara penutupan
3. Dokmentasi

C. TEORI DASAR

1. Sifat-sifat fisika dari udara

Permukaan bumi ini ditutupi oleh udara. Udara adalah


campuran gas yang terdiri atas senyawa :

a. sekitar 78 % dari volume adalah Nitrogen

b. sekitar 21 % dari volume adalah Oksigen

c. sisanya adalah campuran karbon dioksida, argon,


hydrogen neon, helium, krypton dan xenon.

Karena segala sesuatu di bumi ini menerima tekanan yaitu


tekanan absolut atmosfir, maka tekanan ini tidak bisa dirasakan.
Pada umumnya tekanan atmosfir dianggap sebagai tekanan dasar,
sedangkan yang bervariasi (akibat penyimpangan nilai) adalah:

Tekanan ukur =

Pg Tekanan Vakum =

Pv

Variasi nilainya tergantung pada letak geografis dan iklimnya.


Daerah dari garis nol tekanan absolut sampai garis tekanan
atmosfir disebut daerah vakum dan diatas garis tekanan atmosfir
adalah daerah tekanan ukur. Tekanan absolute ini terdiri atas
tekanan atmosfir (Pat) dan tekanan ukur (Pg). Tekanan absolut
biasanya 1 bar (100 kPa) lebih besar dari tekanan ukur.

2. Pengadaan Udara dan Distribusi


Supaya dapat menjamin keandalan pengendalian pneumatik, harus
disediakan udara yang kualitasnya memadai. Termasuk didalamnya adalah
faktor- faktor sebagai berikut: udara yang bersih, kering, dan tekanan yang
tepat.
Jika ketentuan-ketentuan ini diabaikan, maka akibatnya adalah keandalan
mesin tidak terjamin dan dengan demikian akan menaikkan biaya
perbaikan dan penggantian komponen. Udara bertekanan diperoleh dari
kompresor, kemudian dialirkan melalui beberapa elemen sampai mencapai
pemakai. Apabila tidak menggunakan persiapan yang baik dalam
penyalurannya dan pemilihan komponen yang salah akan mengurangi
kualitas udara tersebut. Elemen-elemen berikut harus dipergunakan dalam
penyiapan udara bertekanan:
a. Kompresor udara
b. Tangki udara
c. Penyaring udara dengan pemisah air
d. Pengering udara
e. Pengatur tekanan
f. Pelumas
g. Tempat pembuangan untuk kondensasi
Jenis dan penempatan kompresor turut mempengaruhi kadar
partikel-partikel debu, minyak dan air masuk ke dalam sistem. Persiapan
udara yang kurang baik akan mengakibatkan sering menimbulkan
gangguan dan menurunkan daya tahan sistem pneumatik. Berikut adalah
gejala-gejala yang tampak:
a. Keausan yang cepat pada seal dan elemen yang bergerak
dalam katup dan silinder
b. Katup akan beroli.
c. Alasan Pemakaian Pneumatik
Persaingan antara peralatan pneumatik dengan peralatan mekanik,
hidrolik atau elekrik akan menjadi besar. Dalam penggunaannya sistem
pneumatik diutamakan karena beberapa hal yaitu:
1) paling banyak dipertimbangkan untuk beberapa mekanisasi,
2) dapat bertahan lebih baik terhadap keadaan-keadaan tertentu
Sering kali suatu proses tertentu dengan cara pneumatik,
berjalan lebih rapi (efisien) dibandingkan dengan cara lainnya.
Contoh :
a) Palu-palu bor dan keling pneumatik adalah jauh lebih
baik dibandingkan dengan perkakas-perkakas elektrik
serupa karena lebih ringan, lebih ada kepastian kerja
dan lebih sederhana dalam pelayanan.
b) Pesawat-pesawat pneumatik telah mengambil suatu
kedudukan monopoli yang penting pada :
(1) rem-rem udara bertekanan untuk mobil
angkutan dan gerbong-gerbong kereta api, alat-
alat angkat dan alat-alat angkut.
(2) Pistol - pistol (alat cat semprot, mesin-mesin
peniup kaca, berbagai jenis penyejukan udara,
kepala-kepala asah kecepatan tinggi).

Udara bertekanan memiliki banyak sekali keuntungan,


tetapi dengan sendirinya juga
terdapat segi-segi yang merugikan atau lebih baik pembatasan-
pembatasan pada penggunaannya. Hal-hal yang menguntungkan dari
pneumatik pada mekanisasi yang sesuai dengan tujuan sudah diakui
oleh cabang-cabang industri yang lebih banyak lagi. Pneumatik mulai
digunakan untuk pengendalian maupun penggerakan mesin-mesin dan
alat-alat.

3. Prinsip Kerja elektropneumatik

a. Sinyal elektrik dialirkan ke kumparan yang terpasang pada


katup pneumatik. Sinyal yang dikirimkan tadi akan menghasilkan medan
elektromagnetik dan akan mengaktifkan katup pengatur arah sebagai
elemen akhir pada rangkaian kerja pneumatik.
b. Media kerja pneumatik akan mengaktifkan elemen kerja
pneumatik seperti motor pneumatik yang menjalankan sistem. Tenaga
fluida adalah istilah yang mencakup pembangkitan, kendali dan aplikasi
dari fluida bertekanan yang digunakan untuk memberikan gerak.
Berdasarkan fluida yang digunakan tenaga fluida dibagi menjadi pneumatik,
yang menggunakan udara, serta hidrolik, yang menggunakan cairan.

Dasar dari aktuator tenaga fluida adalah bahwa fluida mempunyai


tekanan yang sama ke segala arah. Dalam sistem pneumatik, aktuator
berupa batang piston mendapat tekanan udara dari katup masuk, yang
kemudian memberikan gaya kepadanya.
Gaya inilah yang menggerakkan piston pneumatik, baik maju atau
mundur. Pada dasarnya sistem pneumatik dan hidrolik tidaklah jauh
berbeda. Pembeda utama keduanya adalah sifat dari fluida kerja yang
digunakan. Cairan adalah fluida yang tidak dapat ditekan (incompressible
fluid) sedangkan udara adalah fluida yang dapat terkompresi
(compressiblefluid).

Udara sebagai fluida kerja pada sistem pneumatik memiliki


karakteristik khusus, antara lain:
a. Jumlahnya tak terbatas

b. Mencari tekanan yang lebih rendah


c. Dapat dimampatkan
d. Memberi tekanan yang sama rata ke segala arah
e. Tidak mempunyai bentuk (menyesuaikan dengan tempatnya)
f. Mengandung kadar air

4. Distribusi Udara

Untuk menjamin distribusi udara yang dan lancer harus


diperhitungkan besarnya tekanan yang dibangkitkan oleh kompresor.
Pengatur tekanan terpusat dipasang untuk menjamin agar saringan udara
bertekanan menjadi stabil tekanannya. Sistem pendistribusian udara dapat
dilihat pada gambar.

Gambar 2.10 Sistem distribusi udara


Tekanan konstan adalah syarat agar operasi kontrol pneumatik
bebas dari kesalahan. Untuk mendapatkan tekanan yang konstan, pengatur
tekanan dipasang sealiran dengan filter udara yang berfungsi menjaga
kestabilan tanpa fluktuasi atau udara dalam sistem. Tekanan udara
seharusnya disesuaikan kebutuhan masing-masing instalasi. Dalam
pendistribusiannya terjadi penurunan tekanan dan pendinginan luar yang
dapat menghasilkan kondensat dalam pipa sistem. Supaya kondensat ini
dapat dibuang, saluran harus diletakkan pada kemiringan 1-2 %. Kemudian
kondensat dapat dibuang pada titik terendah melalui pembuang pipa

5. Sensor Kedekatan (Proximity)


Sensor kedekatan adalah alat yang dapat mendeteksi adanya objek
(target) tanpa adanya kontak fisik. Sensor jenis ini adalah alat elektronis solid-
state yang terbungkus rapat untuk melindungi terhadap pengaruh getaran,
cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan yang dijumpai pada lingkungan
industri. Sensor kedekatan (proximity) digunakan apabila:
a. Objek yang sedang dideteksi terlalu kecil, terlalu ringan atau
terlalu lunak untuk dapat mengoperasikan sakelar mekanis.
b. Diperlukan respon yang cepat dan kecepatan penghubungan
yang tinggi seperti pada pemakaian perhitungan atau
pengendali.
c. Sistem pengendali elektronis cepat menghendaki sinyal
input bounce-free.
d. Diperlukan ketahanan umur pelayanan dan keandalan
pelayanan.
Sensor kedekatan ini terdiri dua jenis yaitu sensor kedekatan induktif
dan sensor kedekatan kapasitif. Masing-masing mempunyai cara
pengaktifan yang berbeda dalam pemakaiannya. Pada gambar 2.11 dapat
dilihat sensor kedekatan (proximity).

Gambar 2.11 Sensor kedekatan (Proximity)


g. Sensor Kedekatan Induktif
Sensor kedekatan induktif adalah alat yang diaktifkan oleh objek
logam. Suatu pemakaian diperlihatkan pada gambar 2.12. Sensor
kedekatan (A’ dan B’) mendeteksi target A dan B yang bergerak pada arah
yang diperlihatkan oleh anak panah. Ketika A mencapai A’ mesin berbalik
arah putarnya; mesin berbalik lagi ketika B mencapai ‘B’. Pada prinsipnya
sensor induktif terdiri dari kumparan, osilator, rangkaian detector dan
outputelektronis seperti terlihat pada gambar 2.12.
Ketika energi diberikan, osilator bekerja membangkitkan medan
frekuensi tinggi, dimana osilator merupakan suatu rangkaian elektronis
untuk membangkitkan bentuk gelombang AC dan frekuensi dari sumber
energi DC. Pada saat itu harus tidak ada bahan konduktif apapun pada
medan frekuensi. Apabila objek medan masuk pada medan frekuensi tinggi
arus eddy akan terinduksi pada permukaan target. Hal ini akan mengakibatkan
kerugian energi pada rangkaian osilator sehingga menyebabkan lebih
kecilnya amplitude osilasi. Rangkaian detector merasakan perubahan beban
spesifik pada amplitudo dan membangkitkan sinyal yang akan
menghidupkan atau mematikan output elektronik. Apabila objek logam
meninggalkan wilayah sensor, osilator membangkitkan lagi, membuat
sensorkembali lagi ke status normalnya.

h. SensorKedekatan Kapasitif
Sensor kedekatan kapasitif adalah alat yang dapat diaktifkan oleh
bahan konduktif dan non-konduktif. Kerja sensor kapasitif juga didasarkan
pada prinsip osilator. Meskipun demikian, kumparan sisi aktif dari sensor
kapasitif yang dibentuk oleh dua elektroda logam agak mirip dengan
kapasitor terbuka, seperti gambar 2.13.

Gambar 2.13 Sensorkedekatan kapasitif


Elektroda-elektroda akan membentuk medan elektrostatis pada saat
target mencapai sisi sensor, ini menyebabkan rangkaian akan mulai
berosilasi. Amplitudo osilasi diukur dengan rangkaian pengevaluasian
yang membangkitkan sinyal untuk menghidupkan atau mematikan output
elektronik.
Seperti pada gambar 2.13 (b), cairan yang mengisi tabung gelas atau
plastik dapat dimonitor dari luar tabung dengan sensor kedekatan kapasitif.
Dalam beberapa pemakaian, tabung kosong dideteksi dengan sensorkedua
yang mengalirkan cairan. Aliran akan tertutup apabila level mencapai bagian
atas sensor.
Untuk mengaktifkan sensor induktif diperlukan bahan konduktif.
Sensor kapasitif dapat diaktifkan bahan konduktif dan non-konduktif misal
kayu, plastik, ataupun cairan. Dengan keuntungan sensor kapasitif ini
(dibandingkan dengan sensor induktif) muncul beberapa kelemahan.
Misalnya, saklar kedekatan induktif dapat diaktifkan hanya dengan logam
dan tidak peka dengan kelembaban, debu, kotoran dan yang sejenisnya.
Saklar kedekatan kapasitif dapat diaktifkan apabila tidak ada logam
(misalnya, untuk penentuan level cairan).

i. Manual dan Otomatik


Pengontrolan secara manual adalah pengontrolan yang dilakukan
oleh manusia yang bertindak sebagai operator, sedang pengontrolan
secara otomatis adalah pengontrolan yang dilakukan oleh mesin-
mesin/peralatan yang bekerja secara otomatis dan operasinya di bawah
pengawasan manusia.
Pengontrolan secara manual ditemukan kehidupan sehari-hari
seperti pada penyetelan suara radio, televisi, pengaturan aliran air melalui
keran, pengaturan kecepatan kendaraan, dan lain-lain, sedangkan
pengontrolan secara otomatis kebanyakan dipisahkan oleh unit-unit
sebagai elemen pengukur dan aktuator. Kontroler beroperasi menggunakan
daya dari elemen dan sangat sederhana serta murah. Suatu
contoh kontroler beroperasi otomatis ditunjukkan pada gambar 2.14. Titik
ditentukan dengan mengatur gaya pegas.

Gambar 2.14 Kontroler beroperasi otomatis

Operasi dari control beroperasi otomatis adalah sebagai berikut:


Anggap tegangan keluaran lebih rendah dari tegangan acuan, seperti
ditentukan oleh titik set. Selanjutnya gaya pegas ke bawah lebih rendah dari
tekan ke atas, menyebabkan gerak ke bawah pada diafragma. Hal ini
meningkatkan laju aliran dan tekanan keluaran. Apabila gaya tekan ke atas
sama dengan gaya pegas ke bawah maka katup tetap dan laju aliran tetap.
Sebaliknya apabila tekanan keluaran dari acuan, katup membuka
menurunkan laju aliran yang melalui katup pembuka. Suatu kontroler
beroperasi sendiri lebih banyak digunakan untuk kontrol tekanan air
maupun gas.

D. Pembahasan

1. Sistem Pneumaitik

Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang


bergerak, keadaan-keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat
keseimbangan. Orang pertama yang dikenal dengan pasti telah
menggunakan alat pneumatik adalah orang Yunani bernama Ktesibio.
Dengan demikian istilah pneumatik berasal dari Yunani kuno yaitu
pneumayang artinya hembusan (tiupan). Bahkan dari ilmu filsafat atau
secara philosophi istilah pneuma dapat diartikan sebagai nyawa. Dengan
kata lain pneumatik berarti mempelajari tentang gerakan angin (udara)
yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga dan kecepatan.

Pneumatik merupakan cabang teoritis aliran atau mekanika fluida


dan tidak hanya meliputi penelitian aliran-aliran udara melalui suatu sistem
saluran, yang terdiri atas pipa-pipa, selang-selang, gawai (device) dan
sebagainya, tetapi juga aksi dan penggunaan udara mampat. Udara yang
dimampatkan adalah udara yang diambil dari udara lingkungan yang
kemudian ditiupkan secara paksa ke dalam tempat yang ukurannya relatif
kecil.
Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam industri
(khususnya dalam teknik mesin) merupakan ilmu pengetahuan dari semua
proses mekanis dimana udara memindahkan suatu gaya atau suatu
gerakan. Dalam pengertian yang lebih sempit pneumatik dapat diartikan
sebagai teknik udara mampat (compressed air technology). Sedangkan
dalam pengertian teknik pneumatik meliputi : alat-alat penggerakan,
pengukuran, pengaturan, pengendalian, penghubungan dan perentangan
yang meminjam gaya dan penggeraknya dari udara mampat. Dalam
penggunaan sistem pneumatik semuanya menggunakan udara sebagai
fluida kerja dalam arti udara mampat sebagai pendukung, pengangkut, dan
pemberi tenaga.
Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang
bergerak, keadaan-keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat
keseimbangan. Perkataan pneumatik berasal bahasa Yunani “
pneuma“ yang berarti “napas” atau “udara”. Jadi pneumatik berarti terisi udara
atau digerakkan oleh udara mampat. Pneumatik merupakan cabang teori
aliran atau mekanika fluida dan tidak hanya meliputi penelitian aliran- aliran
udara melalui suatu sistem saluran, yang terdiri atas pipa-pipa, selang-
selang, gawai dan sebagainya, tetapi juga aksi dan penggunaan udara
mampat.
Pneumatik menggunakan hukum-hukum aeromekanika, yang
menentukan keadaan keseimbangan gas dan uap (khususnya udara
atmosfir) dengan adanya gaya-gaya luar (aerostatika) dan teori aliran
(aerodinamika). Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat
dalam industri merupakan ilmu pengetahuan dari semua proses mekanik
dimana udara memindahkan suatu gaya atau gerakan. Jadi pneumatik
meliputi semua komponen mesin atau peralatan, dalam mana terjadi
proses-proses pneumatik. Dalam bidang kejuruan teknik pneumatik dalam
pengertian yang lebih sempit lagi adalah teknik udara mampat (udara
bertekanan).

2. Perbedaan Sistem Pneumatik Dan Hidrolik

Pada fluida kerja, sistem hidrolik menggunakan fluida cair


bertekanan sedangkan pada pneumatik menggunakan fluida gas
bertekanan. Sistem pneumatik umumnya menggunakan tekanan 4 – 7
kgf/cm2 dan menghasilkan output yang lebih kecil daripada sirkuit hidrolik.

Udara bertekanan memiliki resistansi (tahanan) kecil terhadap aliran


dan dapat dijalankan dengan lebih tepat daripada tenaga hidrolik Sistem
hidrolik sensitif terhadap kebocoran minyak, api dan kontaminasi.
Sedangkan udara bertekanan tidak. Udara bertekanan dihasilkan oleh
kompresor yang umumnya dimiliki oleh pabrik, tetapi sistem hidrolik
membutuhkan pompa.

3. Tingkat Tekanan Udara Sistem Pneumatik

System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang


mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan
membentuk lintasan kontrol untuk aliran sinyal mulai dari sinyal masukan
menuju sinyal keluaran. Contoh tikatan tekanan udara

a. Sistem TekananTinggi

Untuk sistem tekanan tinggi, udara biasanya disimpan dalam


tabung metal (Air Storage Cylinder) pada range tekanan dari 1000 –
3000 Psi, tergantung pada keadaan sistem. Tipe dari tabung ini
mempunyai 2 Klep, yang mana satu digunakan sebagai klep
pengisian, dasar operasi Kompresor dapat dihubungkan pada klep
ini untuk penambahan udara kedalam tabung. Klep lainnya sebagai
klep pengontrol. Klep ini dapat sebagai klep penutup dan juga
menjaga terperangkapnya udara dalam tabung selama sistem
dioperasikan.

b. Sistem Tekanan Sedang

Sistem Pneumatik tekanan sedang mempunyai range tekanan


antara 100 – 150 Psi, biasanya tidak menggunakan tabung udara.
Sistem ini umumnya mengambil udara terkompresi langsung dari
motor kompresor.

c. Sistem Tekanan Rendah


Tekanan udara rendah didapatkan dari pompa udara tipe
Vane. Demikian pompa udara mengeluarkan tekanan udara secara
kontinu dengan tekanan sebesar 1 –10 Psi. ke sistem Pneumatik.

4. Perinsip Kerja Sistem Pneumatik

Udara disedot oleh kompresor dan disimpan pada reservoir air


( tabung udara) hingga mencapai tekanan kira-kira sekitar 6 – 9 bar.
Selanjutnya udara bertekanan itu disalurkan ke sirkuit dari pneumatik
dengan pertama kali harus melewati air dryer (pengering udara) untuk
menghilangkan kandungan air pada udara. Dan dilanjutkan menuju ke katup
udara (shut up valve), regulator, selenoid valve dan menuju ke cylinder
kerja. gerakan air cylinder ini tergantung dari selenoid. Bila selenoid valve
menyalurkan udara bertekanan menuju ke inlet dari air
cylinder maka piston akan bergerak maju sedangkan bila selenoid valve
menyalurkan udara bertekanan menuju ke outlet dari air cylinder maka
piston akan bergerak mundur. Jadi dari selenoid valve inilah penggunaan
aplikasi pneumatik bisa juga di kombinasikan dengan elektrik, seperti PLC
ataupun rangkaian kontrol listrik lainnya. Sehingga mempermudah dalam
pengaplikasiannya.

5. Komponen Sistem Pneumatik

a. Kompresor
Kompresor adalah suatu alat mekanikal yang bertujuan untuk
menaikkan tekanan suatu gas dengan cara menurunkan volumenya.
Komponen inilah yabg mensupply udara bertekanan untuk sistem
pneumatik, serta menjaga tekanan sistem agar tetap berada pada
tekanan kerjanya.
b. Regulator&Gauge

Kedua alat tersebut menjadi komponen wajib di setiap sistem


pneumatik. Regulator adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur
supply udara terkompresi masuk ke sisptem pneumatik. Sedangkan gauge
berfungsi sebagai penunjuk besar tekanan udara di dalam sistem.
Keduanya dapat berupa sistem mekanis maupun elektrik.

C. CheckValve

Check Valve adalah valve atau katup yang berfungsi untuk


mencegah adanya aliran balik dari fluida kerja, dalam hal ini udara
terkompresi. Terutama adalah apabila pada sebuah sistem pneumatik
tersebut dipergunakan tanki akumulator udara, sehingga Check Valve
tersebut mencegah adanya udara dari akumulator untuk kembali menuju
kompresor namun tetap mengalirkan udara bertekanan dari kompresor
untuk masuk ke dalam akumulator.
d. Tanki Akumulator

Tanki akumulator atau juga disebut buffer tankberfungsi


sebagai cadangan (storage) tekanan udara terkompresi yang
digunakan untuk penggerak aktuator. Selain itu tanki ini juga
berfungsi untuk mencegah ketidakstabilan supply udara ke aktuator,
lebih menstabilkan kerja kompresor agar tidak terlalu sering
mematikan dan menyalakannya lagi, serta lebih memudahkan desain
sistem dalam menempatkan kompresor jika diharusakan
penempatan aktuator pneumatik lebih jauh dengan kompresor.

e. Saluran Pipa

Pipa-pipa digunakan untuk mendistribusikan udara


terkompresi dari kompresor atau tanki akumulator ke berbagai
sistem aktuator. Diameter pipa yang digunakan pun bermacam-
macam tergantung dari desain dan tujuan penggunaan sistem
pneumatik tersebut. Pada sebuah sistem pneumatik besar
(menggunakan lebih dari dua aktuator), untuk area sistem supply
(area kompresor dan tanki) digunakan pipa berdiameter lebih besar
daripada yang digunakan pada area aktuator. Namun jika sistem
pneumatik yang ada kecil, misal hanya untuk menggerakkan satu
saja aktuator, maka diameter pipa yang digunakan pun akan
seragam di semua bagian.

f. DirectionalValve

Directional valve atau katub pengatur arah yang instalasinya


berada tepat sebelum aktuator, adalah berfungsi untuk mengatur kerja
aktuator dengan cara mengatur arah udara terkompresi yang masuk atau
keluar dari aktuator. Satu valve ini didesain untuk dapat mengatur arah
aliran fluida kerja di dua atau bahkan lebih arah aliran. Ia bekerja secara
mekanis atau elektrik tergantung dari desain yang ada.

g. I/PController

Pada aktuator pneumatik yang kerjanya dapat bermodulasi


diperlukan satu alat kontrol supply udara bertekanan yang khusus
bernama I/PController. I/PControllerini mengubah perintah kontrol
dari sistem kontrol yang berupa sinyal arus, menjadi besar tekanan
udara yang harus disupply ke aktuator.
h. Aktuator

Pneumatik aktuator adalah alat yang melakukan kerja pada


sistem pneumatik. Ada berbagai macam jenis pneumatik aktuator
sesuai dengan penggunaannya. Antara lain adalah silinder
pneumatik, diafragma aktuator, serta pneumatik motor.

6. Susunan Sistem Pneumatik


a. Catu daya (energi supply)
b. Elemen masukan (sensors)
c. Elemen pengolah (processors)
d. Elemen kerja (actuators)

7. Penggunaan sistem pneumatik


a. Pencekaman benda kerja
b. Penggeseran benda kerja
c. Pengaturan posisi benda kerja
d. Pengaturan arah benda kerja

8. Kelebihan sistem pneumatic

a. Merupakan media / fluida kerja yang mudah didapat dan


mudah diangkut:
1) Udara dimana saja tersedia dalam jumlah yang tak
terhingga.
2) Saluran-saluran balik tidak diperlukan karena udara
bekas dapat dibuang bebas ke atmosfir, sistem
elektrik dan hidrolik memerlukan saluran balik.
3) Udara bertekanan dapat diangkut dengan mudah
melalui saluran-saluran dengan jarak yang besar, jadi
pembuangan udara bertekanan dapat dipusatkan dan
menggunakan saluran melingkar semua pemakai
dalam satu perusahaan dapat dilayani udara
bertekanan dengan tekanan tetap dan sama besarnya.
Melalui saluran-saluran cabang dan pipa - pipa selang,
energi udara bertekanan dapat disediakan dimana
saja dalam perusahaan.

b. Dapat disimpan dengan mudah:


1) Sumber udara bertekanan (kompresor) hanya
menyerahkan udara bertekanan kalau udara
bertekanan ini memang digunakan. Jadi kompresor
tidak perlu bekerja seperti halnya pada pompa
peralatan hidrolik.
2) Pengangkutan ke dan penyimpanan dalam tangki-
tangki penampung juga dimungkinkan.
3) Suatu daur kerja yang telah dimulai selalu dapat
diselesaikan, demikian pula kalau penyediaan listrik
tiba-tiba dihentikan.

c. Bersih dan kering:


1) Udara bertekanan adalah bersih. Kalau ada kebocoran
pada saluran pipa, benda-benda kerja maupun bahan-
bahan disekelilingnya tidak akan menjadi kotor.
2) Udara bertekanan adalah kering. Bila terdapat
kerusakan pipa-pipa tidak akan ada pengotoran-
pengotoran, bintik minyak dan sebagainya.
3) Dalam industri pangan, kayu, kulit dan tenun serta
pada mesin-mesin pengepakan hal yang memang
penting sekali adalah bahwa peralatan tetap
bersih selama bekerja. Sistem pneumatik yang bocor
bekerja merugikan dilihat dari sudut ekonomis, tetapi
dalam keadaan darurat pekerjaan tetap dapat
berlangsung. Tidak terdapat minyak bocoran yang
mengganggu seperti pada sistem hidrolik.

d. Tidak peka terhadap suhu.


1) Udara bersih (tanpa uap air) dapat digunakan
sepenuhnya pada suhu-suhu yang tinggi atau pada
nilai-nilai yang rendah, jauh di bawah titik beku
(masing-masing panas atau dingin).
2) Udara bertekanan juga dapat digunakan pada tempat-
tempat yang sangat panas, misalnya untuk pelayanan
tempa tekan, pintu-pintu dapur pijar, dapur pengerasan
atau dapur lumer.
3) Peralatan-peralatan atau saluran-saluran pipa dapat
digunakan secara aman dalam lingkungan yang panas
sekali, misalnya pada industri-industri baja atau
bengkel-bengkel tuang (cor).

e. Aman terhadap kebakaran dan ledakan


1) Keamanan kerja serta produksi besar dari udara
bertekanan tidak mengandung bahaya kebakaran
maupun ledakan.
2) Dalam ruang-ruang dengan resiko timbulnya
kebakaran atau ledakan atau gas-gas yang dapat
meledak dapat dibebaskan, alat-alat pneumatik dapat
digunakan tanpa dibutuhkan pengamanan yang mahal
dan luas. Dalam ruang seperti itu kendali elektrik
dalam banyak hal tidak diinginkan.

f. Tidak diperlukan pendinginan fluida kerja,


1) Pembawa energi (udara bertekanan) tidak perlu diganti
sehingga untuk ini tidak dibutuhkan biaya. Minyak
setidak-tidaknya harus diganti setelah 100
sampai 125 jam kerja.

g. Rasional (menguntungkan)
1) Pneumatik adalah 40 sampai 50 kali lebih murah
daripada tenaga otot. Hal ini sangat penting pada
mekanisasi dan otomatisasi produksi.
2) Komponen-komponen untuk peralatan pneumatik
tanpa pengecualian adalah lebih murah jika
dibandingkan dengan komponen-komponen peralatan
hidrolik.

h. Kesederhanaan (mudah pemeliharaan)


1) Karena konstruksi sederhana, peralatan-peralatan
udara bertekanan hampir tidak peka gangguan.
2) Gerakan-gerakan lurus dilaksanakan secara sederhana
tanpa komponen mekanik, seperti tuas- tuas, eksentrik,
cakera bubungan, pegas, poros sekerup dan roda gigi.
3) Konstruksinya yang sederhana menyebabkan waktu
montase (pemasangan) menjadi singkat, kerusakan-
kerusakan seringkali dapat direparasi sendiri, yaitu
oleh ahli teknik, montir atau operator setempat.
4) Komponen-komponennya dengan mudah dapat
dipasang dan setelah dibuka dapat digunakan kembali
untuk penggunaan-penggunaan lainnya.

i. Sifat dapat bergerak


1) Selang-selang elastik memberi kebebasan pindah yang
besar sekali dari komponen pneumatik ini.
j. Aman
1) Sama sekali tidak ada bahaya dalam hubungan
penggunaan pneumatik, juga tidak jika digunakan
dalam ruang-ruang lembab atau di udara luar. Pada
alat-alat elektrik ada bahaya hubungan singkat.

k. Dapat dibebani lebih (tahan pembebanan lebih)


Alat-alat udara bertekanan dan komponen - komponen
berfungsi dapat ditahan sedemikian rupa hingga berhenti. Dengan
cara ini komponen - komponen akan aman terhadap pembebanan
lebih. Komponen - komponen ini juga dapat direm sampai keadaan
berhenti tanpa kerugian.

1) Pada pembebanan lebih alat-alat udara bertekanan


memang akan berhenti, tetapi tidak akan mengalami
kerusakan. Alat-alat listrik terbakar pada pembebanan
lebih.
2) Suatu jaringan udara bertekanan dapat diberi beban
lebih tanpa rusak.
3) Silinder-silinder gaya tak peka pembebanan lebih dan
dengan menggunakan katup-katup khusus maka
kecepatan torak dapat disetel tanpa bertingkat.

l. Jaminan bekerja besar


Jaminan bekerja besar dapat diperoleh karena:
1) Peralatan serta komponen bangunannya sangat tahan
aus.
2) Peralatan serta komponen pada suhu yang relatif
tinggi dapat digunakan sepenuhnya dan tetap
demikian.
3) Peralatan pada timbulnya naik turun suhu yang singkat
tetap dapat berfungsi.
4) Kebocoran-kebocoran yang mungkin ada tidak
mempengaruhi ketentuan bekerjanya suatu instalasi.

m. Biaya pemasangan murah


1) Mengembalikan udara bertekanan yang telah
digunakan ke sumbernya (kompresor) tidak perlu
dilakukan. Udara bekas dengan segera mengalir keluar
ke atmosfir, sehingga tidak diperlukan saluran- saluran
balik, hanya saluran masuk saja.
2) Suatu peralatan udara bertekanan dengan kapasitas
yang tepat, dapat melayani semua pemakai dalam satu
industri. Sebaliknya, pengendalian-pengendalian hidrolik
memerlukan sumber energi untuk setiap instalasi
tersendiri (motor dan pompa).

n. Pengawasan (kontrol)
1) Pengawasan tekanan kerja dan gaya-gaya atas
komponen udara bertekanan yang berfungsi dengan
mudah dapat dilaksanakan dengan pengukur-
pengukur tekanan (manometer).

o. Fluida kerja cepat.


1) Kecepatan-kecepatan udara yang sangat tinggi
menjamin bekerjanya elemen-elemen pneumatik
dengan cepat. Oleh sebab itu waktu menghidupkan
adalah singkat dan perubahan energi menjadi kerja
berjalan cepat.
2) Dengan udara mampat orang dapat melaksanakan
jumlah perputaran yang tinggi ( Motor Udara ) dan
kecepatan-kecepatan piston besar (silinder-silinder
kerja ).
3) Udara bertekanan dapat mencapai kecepatan alir
sampai 1000 m/min (dibandingkan dengan energi
hidrolik sampai 180 m/min ).
4) Dalam silinder pneumatik kecepatan silinder dari 1
sampai 2 m/detik mungkin saja ( dalam pelaksanaan
khusus malah sampai 15 m/detik ).
5) Kecepatan sinyal-sinyal kendali pada umumnya
terletak antara 40 dan 70 m/detik (2400 sampai 4200
m/min)

p. Dapat diatur tanpa bertingkat


1. Dengan katup pengatur aliran, kecepatan dan gaya
dapat diatur tanpa bertingkat mulai dari suatu nilai
minimum (ditentukan oleh besarnya silinder) sampai
maksimum (tergantung katup pengatur yang
digunakan).
2. Tekanan udara dengan sederhana dan kalau
dibutuhkan dalam keadaan sedang bekerja dapat
disesuaikan dengan keadaan.
3. Beda perkakas rentang tenaga jepitnya dapat disetel
dengan memvariasikan tekanan udara tanpa
bertingkat dari 0 sampai 6 bar.
4. Tumpuan-tumpuan dapat disetel guna mengatur
panjang langkah silinder kerja yang dapat disetel terus
-menerus (panjang langkah ini dapat bervariasi
sembarang antara kedua kedudukan akhirnya).
5. Perkakas-perkakas pneumatik yang berputar dapat
diatur jumlah putaran dan momen putarnya tanpa
bertingkat.
q. Ringan sekali
Berat alat-alat pneumatik jauh lebih kecil daripada mesin yang
digerakkan elektrik dan perkakas-perkakas konstruksi elektrik (hal ini
sangat penting pada perkakas tangan atau perkakas tumbuk).
Perbandingan berat (dengan daya yang sama) antara:
1) motor pneumatik : motor elektrik = 1 : 8 (sampai 10)
2) motor pneumatik : motor frekuensi tinggi = 1 : 3
(sampai 4)

r. Kemungkinan penggunaan lagi (ulang)


Komponen-komponen pneumatik dapat digunakan lagi,
misalnya kalau komponen-komponen ini tidak dibutuhkan lagi dalam
mesin tua.

s. Konstruksi kokoh
Pada umumnya komponen pneumatik ini dikonstruksikan
secara kompak dan kokoh, dan oleh karena itu hampir tidak peka
terhadap gangguan dan tahan terhadap perlakuan-perlakuan kasar.

t. Fluida kerja murah


Pengangkut energi (udara) adalah gratis dan dapat diperoleh
senantiasa dan dimana saja. Yang harus dipilih adalah suatu
kompresor yang tepat untuk keperluan tertentu; jika seandainya
kompresor yang dipilih tidak memenuhi syarat, maka segala
keuntungan pneumatik tidak ada lagi.

9. kekurangan sistem pneumatic

A. Ketermampatan (udara).
Udara dapat dimampatkan. Oleh sebab itu adalah tidak
mungkin untuk mewujudkan kecepatan-kecepatan piston dan
pengisian yang perlahan-lahan dan tetap, tergantung dari bebannya.
B. Pemecahan:
kesulitan ini seringkali diberikan dengan mengikut sertakan
elemen hidrolik dalam hubungan bersangkutan, tertama pada
pengerjaan-pengerjaan cermat (bor, bubut atau frais) hal ini
merupakan suatu alat bantu yang seringkali digunakan.

C. Gangguan Suara (Bising)


Udara yang ditiup ke luar menyebabkan kebisingan (desisan)
mengalir ke luar, terutama dalam ruang-ruang kerja sangat
mengganggu. Pemecahan dengan memberi peredam suara (silinder)

D. Kegerbakan (volatile)
Udara bertekanan sangat gerbak (volatile). Terutama dalam
jaringan-jaringan udara bertekanan yang besar dan luas dapat terjadi
kebocoran-kebocoran yang banyak, sehingga udara bertekanan
mengalir keluar. Oleh karena itu pemakaian udara bertekanan dapat
meningkat secara luar biasa dan karenanya harga pokok energi
“berguna” sangat tinggi.
Pemecahan: dapat dilakukan dengan menggunakan perapat-
perapat berkualitas tinggi.

E. Kelembaban udara
Kelembaban udara dalam udara bertekanan pada waktu suhu
menurun dan tekanan meningkat dipisahkan sebagai tetesan air (air
embun).
Pemecahan: penggunaan filter-filter untuk pemisahan air embun
(dan juga untuk penyaring kotoran-kotoran).

F. Bahaya pembekuan
Pada waktu pemuaian tiba-tiba (dibelakang pemakai udara
bertekanan) dan penurunan suhu yang bertalian dengan pemuaian
tiba-tiba ini, dapat terjadi pembentukan es.Pemecahan:
1) Batasi pemuaian udara bertekanan dalam perkakas-
perkakas pneumatik.
2) Biarkan udara memuai sepenuhnya pada
saat diadakan peniupan keluar

G. Kehilangan energi dalam bentuk kalor.


Energi kompresi adiabatik dibuang dalam bentuk kalor dalam
pendingin antara dan akhir. Kalor ini hilang sama sekali dan kerugian
ini hampir tidak dapat dikurangi.

H. Pelumasan udara bertekana


Oleh karena tidak adanya sistem pelumasan untuk bagian-
bagian yang bergerak, maka bahan pelumas ini dimasukkan
bersamaan dengan udara yang mengalir, untuk itu bahan pelumas
harus dikabutkan dalam udara bertekanan.

I. Gaya tekan terbatas


1) Dengan udara bertekanan hanya dapat dibangkitkan
gaya yang terbatas saja. Untuk gaya yang besar, pada
tekanan jaringan normal dibutuhkan diameter piston
yang besar.
2) Penyerapan energi pada tekanan-tekanan kejutan
hidrolik dapat memberi jalan keluar.

J. Ketidakteraturan
Suatu gerakan teratur hampir tidak dapat diwujudkan :
1) Pada pembebanan berganti-ganti
2) Pada kecepatan-kecepatan kecil (kurang dari 0,25
cm/det) dapat timbul ‘stick-slipeffect’.
K. Tidak ada sinkronisasi
Menjalankan dua silinder atau lebih paralel sangat sulit
dilakukan.

L. Biaya energi tinggi


Biaya produksi udara bertekanan adalah tinggi. Oleh karena
itu untuk produksi dan distribusi dibutuhkan peralatan-peralatan
khusus. Setidak-tidaknya biaya ini lebih tinggi dibandingkan dengan
penggerak elektrik. Perbandingan biaya ( tergantung dari cara
penggerak) :
1) Elektrik : Pneumatik = 1 : 10 (sampai 12)
2) Elektrik : Hidrolik = 1 : 8 (sampai 10)
3) Elektrik : Tangan = 1 : 400 (sampai 500)

10. PNEUMATIK DRILL

Pneumatik drill merupakan suatu sistem yang bersumber dari angin


yang diperlukan untuk mennghasilkan kerja yang biasa disebut dengan
sistem pneumatic.alat ini telah banyak digunakan untuk kerja yang
menghasilkan gerakan-gerakan yang diterapkan dalam aplikasi yang
disamakan dengan jenis dan sistem pneumatik itu sendiri
11. BAGIAN-BAGIAN PNEUMATIK DRIL

12. CARA MENGOPRASIKAN PNEUMATIK DRILL

a. Siapkan kompresor dan hidupkan kompresor dengan cara


menaikkan tuas
b. Sambungkan pneumatik drill dengan kompresor

c. Mempersiapkan mesin sesuai dengan setting yaitu dengan


masukkan master kedalam mata bor yang sudah terpasang
dan barulah menyesuaikan ragum dengan master tersebut
.ragum harus benar benar terikat baut dengan kuat agar tidak
berubah kedudukannya.

d. Tekan tombol ON mesin bor dan START (HIJAU) pada panel


box untuk memulai pengeboran

e. Letakkan benda kerja yang akan di bor sampai menyentuh


swich pencekaman

f. Jika sudah selesai,matikan pneumatik drill dan lepaskan


pneumatik drill dari kompresor

g. Matikan kompresor dengan cara menurunkan tuas

13. CARA MERAWAT PNEUMATIK DRILL

a. Bersihkan selalu lubang verifikasi udara yang ada pada


mesin. Anda dapat menggunakan kompresor angin untuk
membersihkannya agar lebih cepat dan mudah.
b. Jangan gunakan mata bor yang tidak sesuai dengan objek
kerjanya.

c. Priksalah selalu carbon brush, kalau sudah mencapai 6mm


panjangnya, maka carbon brush tersebut seharusnya diganti
dengan yang baru.

d. Setiap pergantian carbon brush yang baru, selalu gunakan


greise(gemuk) baru pada gearnya.

14. Keselamatan Kerja

Drill bit yang menggunakan key chuck. Setelah selesai


mengencangkan drill bit di dalam chuck dengan keynya, maka dapat
lepaskan key chuck sebelum nantinya hendak akan memulai mengebor.
Jika tidak melepaskan key, maka key akan dapat terlempar nantinya dari
chuck yang akan sangat menyebabkan cidera yang fatal.

15. Saat menggunakan Bor Angin (Air Drill), Hal-hal yang Perlu
Diperhatikan, diantaranya ialah :

a. Besarnya torsi yang telah dihasilkan oleh air drill tersebut


ditentukan oleh tekanan dari pada sistem udara yang
mengalirkannya.

b. Air drill jauh lebih kecil dan saat berputar dengan kecepatan
yang lebih tinggi dari pada electric drill. Kekuatannya setara
dengan battery powered drill.

c. Tidak seperti battery power drill atau electric drill, air drill
tidak memerlukan daya listrik untuk dapat
mengoperasikannya. Kedua jenis drill ini sama sama lebih
aman saat dipergunakan dalam lingkungan dimana terdapat
material yang mudah terbakar.

d. Air tool dipasang pada air supply melalui fitting yang dapat
dihubungkan serta dapat dilepaskan dengan mudah. Lama-
lama sambungan ini menjadi aus dan dapat menimbulkan
kebocoran udara. Apabila kebocoran udara berlebihan, output dari
air tool tersebut akan berkurang.

e. Air tool memerlukan pelumasan. Kebanyakan dari workshop


memiliki tool automatic oiler yang digabungkan pada sistem
air supply. Apabila workshop tersebut tidak memiliki
automatic oiler, maka pada air tool harus dilumasi setiap hari.
Berikan beberapa tetes oli pada inletnya dari air tool saat
sebelum dipergunakan

16. Alat mesin pneumatic

a. Kompresor
Kompresor adalah peralatan yang dapat menghasilkan udara
tekan yang bisa berfungsi sebagai sumber tenaga, untuk pembersihan
serta pengecatan.

b. Pneumatic Polishing Machine

Adalah alat yang berguna untuk menghaluskan


dan mengkilatkan permukaan cat pada benda kerja.

f. Air Gun
Adalah alat yang berguna untuk membersihkan permukaan dari
debu atau kotoran dengan menghembuskan angin pada benda kerja.

g. Mesin Bor Pneumatic

Adalah alat yang digunakan membuat lubang. Macamnya ada yang


bor tangan dan bor duduk.
h. Impact Wrench

Impact Wrench untuk mengendorkan, melepas, memasang dan


mengencangkan baut / mur.
BAB IV

PENUT

UP

A. Kesimpulan

Berikut ini adalah kesimpulan yang saya dapat dari hasil praktikum :

1. Sistem pneumatik adalah sebuah sistem yang menggunakan


fluida udara sebagai tenaga semua komponen pada sistem
pneumatik yang mempunyai fungsi masing-masing, seperti
katup input, yang berfungsi untuk menghubungkan aliran
udara terkompresi dari kompresor menujuaktuator.

B. Saran

Pada akhir dari bagian karya tulis ini saya akan menyampaikan
saran-saran, baik untuk pihak sekolah maupun bagi pihak industri tentang
pelaksanaan OJT.

1. Untuk Sekolah

Pemantauan terhadap siswa/siswi yang sedang OJT maupun


yang baru akan memulai OJT agar lebih ditingkatkan lagi untuk
menyakinkan pihak industri terhadap program OJT ini, dalam
pembekalan materi fisik maupun mental agar lebih ditingkatkan
terutama untuk pembinaan mental taruna/taruni, dan juga guru- guru
selalu memberikan motivasi, bimbingan dan keringanan pada
taruna/taruni yang sedang melaksanakan OJT.

2. Untuk Bengpus

Diharapkan agar kerjasama antara sekolah dan perusahaan


lebih ditingkatkan dengan banyak member peluang kepada
taruna/taruni SMK untuk kegiatan OJT, untuk para mekanik lebih
ditingkatkan kembali motivasi dan kedisiplinanya dalam bekerja,
hubungan para mekanik dengan taruna/taruni OJT diharapakan
selalu terjaga keharmonisannya agar dapat tercipta kerjasama yang
baik

C. Penutup

Demikian laporan pelaksanaan OJTdi Bengpus Penerbad Semarang


dengan judul sistem pneumatik telah kami susun dengan bentuk tulisan,
penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mohon kritik dan saran kepada Bapak dan Ibu untuk
kesempurnaan pembuatan laporan yang akan datang.

Depok, 24 Agustus 2020


Alif Riskiyadi Hafid
NISN:0032179089

Anda mungkin juga menyukai