Anda di halaman 1dari 11

PERAN KAPAL SELAM DALAM KETAHANAN NASIONAL DI BIDANG KELAUTAN REPUBLIK INDONESIA

Disusun untuk memenuhi Tugas Terstruktur I

HUKUM LAUT INTERNASIONAL

Oleh : Winda Rahmawati 0810110211 Kelas : C Pengajar : Pak Heru Prijanto

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS HUKUM 2011

KATA PENGANTAR

Pertama-tama dengan Menyebut Nama Alloh Yang Maha Kuasa, penulis mengucapkan puja dan puji syukur terhadap rahmat Alloh yang telah diberikan kepada saya utnuk menyelesaikan makalah tugas Terstruktur 1 (T1) Hukum Laut Internasional dengan judul Peran Kapal Selam Dalam Ketahanan Republik Indonesia. Makalah ini saya susun karena mengingat letak dan kondisi geografis Indonesia yang 2/3 adalah Laut dan

merupakan suatu negara kepulauan yang terbesar di dunia akan tetapi lemah dalam menghadapi ancaman dalam pertahanan nasional di bidang kelautan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Heru Prijanto yang telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat dan inspirasi dalam sumbangan pembuatan makalah ini. Tiada gading yang tak retak, penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu diperlukan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca. Amin.

Malang, 4 April 2011

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia yang mempunyai 17.499 pulau, panjang garis pantai 81.000 km dengan luas perairan 5,8 juta km adalah sangat strategis karena terletak diantara dua samudera besar yakni Samudera Hindia dan Samudera Pasifik serta dua benua yakni Benua Asia dan Benua Australia, sehingga apabila ditinjau dari geostrategik, geopolitik maupun geoekonomi memiliki peran yang sangat penting bukan hanya bagi bangsa Indonesia, namun juga bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik bahkan dunia secara global. Hal ini tentunya membawa konsekwensi yang sangat besar terhadap upaya pelaksanaan pengamanannya sehingga kesinambungan pembangunan nasional dapat terjaga. Oleh karenanya, Indonesia membutuhkan sarana dan prasarana untuk melaksanakan penegakan kedaulatan negara sekaligus menjaga keamanan di seluruh wilayah yurisdiksi nasional. Kapal selam sebagai salah satu bagian dari komponen SSAT (yang terdiri dari kapal, pesawat udara, Marinir, dan pangkalan) merupakan salah satu kekuatan utama TNI AL yang memiliki kemampuan meIaksanakan pengintaian baik taktis maupun strategis, peperangan anti kapal atas air, dan peperangan anti kapal selam, disamping itu pula dapat digunakan untuk menyusupkan pasukan khusus dalam melaksanakan tugas raid amfibi, menyebarkan ranjau terbatas, pencarian dan penyelamatan di laut serta melaksanakan angkutan VIP

terbatas. Saat ini TNI AL memiliki 2 buah kapal selam buatan Jerman tahun 1980/1981 yang secara operasional harus mempertahankan kehadiran di Iaut sepanjang tahun. Mengacu pada kebutuhan unsur kapal selam dalam batas Minimal Essential Force untuk mendukung pelaksanaan penegakan kedaulatan dan hukum di laut terkendala masalah teknis maka akan terjadi ketidak seimbangan kekuatan (imbalance power) di perairan yurisdiksi nasional dibandingkan kekuatan angkatan laut negara-negara kawasan regional. Dengan dukungan anggaran yang terbatas, maka pengadaan unsur pertahanan di laut berikutnya adalah unsur yang dapat diandalkan untuk melaksanakan operasi kehadiran di laut agar dapat meningkatkan efek penangkalan bangsa dan dapat mendukung diterapkannya Strategi Pertahanan Laut Nusantara (SPLN), Strategi Imbangan (Standing Force Strategy), Strategi Penangkalan (Detterence Strategy), Strategi yang berdasar pada Tugas Pokok
3

(Mission Strategy) dan Strategi Proyeksi Kekuatan (Power Projection Strategy). Sehingga ditinjau dari kehandalan dan faktor geografis yang dipakai sebagai medan juangnya, maka kapal selam merupakan prioritas.

2. Rumusan Masalah
y

Bagaimana Peran Kapal Selam dalam upaya ketahanan nasional di bidang maritim/kelautan.

3. Tujuan Penulisan
y

Tujuan Penulisan yang saya tulis ini adalah untuk mengetahui peran kapal selam dalam upaya ketahanan nasinal di bidang maritim/kelautan.

4. Manfaat Penelitian
y

Bagi pengembangan ilmu Hukum khususnya Hukum Laut Internasional Dengan adanya makalah ini penulis mengharapkan dapat memberikan sumbangan dan masukan guna pengembangan ilmu hokum Laut Internasional.

Bagi Pemerintahan Dengan adanya makalah ini penulis mengharapkan agar pemerintah dapat lebih bijak dalam upaya ketahanan nasional di bidang maritim.

Bagi masyarakat Penulis berharap untuk menyerbarkan pengetahuan dalam ketahanan di bidang kemaritiman untuk lebih mengerti tentang arti kekuatan pertahanan nasional

Bagi individu Untuk menyelesaikan tugas Terstruktur 1 (T1) mata Kuliah Hukum Laut Internasional. untuk melatih berpikir logis, kritik, dan radikal dalam pengembangan ilmu hukum khususnya Hukum Laut Internasional.

BAB III PEMBAHASAN

Sekali menyelam, maju terus tiada jalan untuk timbul sebelum menang. Tabah Sampai Akhir (Bagian pidato Presiden Soekarno di atas kapal selam RI Tjandrasa pada 6 Oktober 1966 di dermaga Tanjung Priok, Jakarta. ) Kapal selam adalah kapal yang bergerak di bawah permukaan air, umumnya digunakan untuk tujuan dan kepentingan militer. Selain digunakan untuk kepentingan militer, kapal selam juga digunakan untuk ilmu pengetahuan laut dan air tawar dan untuk bertugas di kedalaman yang tidak sesuai untuk penyelam manusia. Saat ini Indonesia hanya memiliki 2 kapal selam,akan tetapi hanya 1 buah yang aktif, sedangkan kapal selam yang 1 nya lagi itu tidak begitu aktif beroperasi. Kapal selam tersebut adalah kelas U-209 buatan Jerman Barat, yaitu KRI Cakra/401 dan KRI Nanggala/402. Kapal selam yang datang tahun 1981 ini terasa sudah uzur di tengah tuntutan tugas negara yang padat. Kiranya dengan luasnya lautan Indonesia yang kaya akan kekayaan hayati di bidang kelauta yang hanya memiliki 2 kapal selam, itu dirasa sangat kurang cukup untuk menjaga ketahanan nasional Indonesia di bidang maritim/kelautan. Hal ini nampak dalam pencurian ikan oleh nelayan asing yang hampir setiap dilakukan di wilayah perairan Indonesia. Kapal patroli saja tidak cukup untuk melakukan pertahanan nasional. Memang ada banyak nelayan asing yang tertangkap basah, akan tetapi juga beberapa yang tidak diketahui oleh Indonesia. Sedikit demi sedikit dengan pencurian oleh nelayan asing ini tanpa disadari sebenarnya Indonesia merugi jutaan dollar, karena bila dilihat potensi kelautan Indonesia itu di dalamnya ada banyak ikan dan tumbuhan laut yang harganya mencapai jutaan rupiah. Pada waktu Orde Lama Indonesia pernah memiliki 12 kapal selam, tapi sekarang hanya 2, itupun hanya yang 1 hanya berdiam diri di kandang. Melihat negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura malah memiliki kapal selam dengan jumlah yang lebih banyak daripada luas wilayah yang dijaga, apalagi jelas-jelas Singapura adalah sebuah negara kota yang sangat kecil. Pada dasawarsa `60-an, Rusia pernah berbaik hati memberikan kemudahan kepada Indonesia hingga memiliki belasan kapal selam sekelas Wiskey di jajaran arsenal laut Barat. Salah satu tinggalannya adalah KRI Pasupati yang kini dijadikan monumen darat di
5

Surabaya. Amerika Serikat, hingga saat ini memiliki kapal selam terbesarnya dari kelas Dallas yang mampu meluncurkan 24 peluru kendali nuklir antar benua. Sedangkan Rusia, memiliki kapal selam nuklir terbesar di dunia yang dibangun di galangan kapalnya di Vladivostok. Kapal selam kelas Typhoon itu merupakan kapal selam pertama di dunia yang memakai teknologi "caterpillar" yang bisa mereduksi semaksimal mungkin osilasi suara dan getaran di dalam air sehingga cukup mustahil dilacak oleh kapal selam lawan atau kapal di atas permukaannya. Pengadaan kapal selam itu kebutuhannya sangat mendesak karena mengingat kondisi geografis dan kekuatan pertahanan kawasan regional saat ini.Efek tangkalnya yang sangat tinggi diharapkan bisa mengurangi potensi ancaman. Sebaiknya Indonesia jangan menundanunda untuk membeli kapal selam. Kendala keterbatasan anggaran yang dihadapi pemerintah dalam pengadaan alat utama sistem senjata strategis seperti kapal selam dapat disiasati dengan kesetaraan kualitas kemampuan tempur dengan kapal selam yang dimiliki negara lain. Selain itu, harga kapal selam pasti akan berbanding dengan potensi ancaman ketahanan nasional. Karena apabila berhasil maka kapal selam akan sangat sangat berarti dan berguna untuk keselamatan wilayah perairan Republik Indonesia sehingga Indonesia tidak mengalamai kerugian karena pencurian yang dilakukan oleh nelayan asing. 1. Kapal selam berperan dalam kepentingan nasional. Dengan semakin meningkatnya kepentingan nasional dan hubungan antar bangsa yang dipicu oleh kepentingan ekonomi, maka negara-negara maju telah memodernisasi alat utama sistem senjata angkatan lautnya. Kenyataan ini membuktikan, bahwa kekuatan angkatan laut masih dianggap sebagai sarana yang efektif dalam melindungi kepentingan nasional suatu bangsa. Guna mengantisipasi kecenderungan tersebut, maka TNI AL dituntut pula untuk merencanakan secara matang kekuatan dan kemampuan untuk mengimbangi angkatan laut negara-negara maju yang memiliki kepentingan di wilayah maupun kawasan perairan Indonesia. a. Sejarah Peran kapal selam dalam bidang sejarah di Indonesia memiliki fungsi yang penting dan strategis dalam pertahanan nasional Indonesia, salah satu contohnya adalah ketika upaya pembebasan Irian Barat dalam melawan Belanda. Waktu itu Indonesia memiliki 12 kapal selam buatan Uni Soviet/Russia.
6

b. Perekonomian Negara. Kondisi perekonomian negara yang baru bangkit dari krisis telah berdampak pada kecilnya anggaran pertahanan, khususnya pada anggaran rutin yang berkaitan dengan pemeliharaan dan perawatan alut maupun anggaran pembangunan TNI yang berkaitan dengan kemampuan pengadaan alut sista. Dengan kondisi demikian maka kebijakan dalam upaya mempertahankan integritas dan kedaulatan negara di laut akan dilaksanakan dengan menggunakan kekuatan yang ada secara efektif dan efisien. Salah satunya dengan memberdayakan kemampuan unsur yang kecil namun memiliki daya pukul (fire power) yang besar. Kapal selam diharapkan dapat memainkan peranannya dengan baik untuk mewujudkan kemampuan tersebut, jika dioperasikan dengan cara atau metode yang tepat.

c. Pertahanan dan Keamanan Kapal selam berperan penting untuk menghadapi ancaman yang datang dari luar dalam pertahanan dan keamanan di bidang kelautan. Kapal patroli saja tidak cukup. Sebenarnya keberadaan kapal induk akan jauh lebih baik untuk pertahanan nasional Indonesia, akan tetapi ini tidak mungkin karena dari segi ekonomi Indonesia tidak mampu untuk membiayai anggaran kapal induk. Namun diharapkan Indonesia mampu untuk mengoperasikan kapal selam dan menambah jumlahnya lebih banyak, karena kapal selam memiliki perlengkapan yang lebih memadai untuk menghadapi ancaman yang datang dari luar, misalnya Kapal selam militer digunakan untuk kepentingan perang atau patroli laut suatu negara, berdasarkan jenisnya setiap kapal selam militer selalu dilengkapi dengan senjata seperti meriam kanon, torpedo, rudal penjelajah / anti pesawat dan anti kapal permukaan, serta rudal balistik antar benua.

Pasal 20 UNCLOS :Kapal selam dan kendaraan bawah air lainnya Di laut teritorial , kapal selam dan kendaraan bawah air lainnya diharuskan melakukan navigasi di atas permukaan air dan menunjukkan benderanya. Konstelasi Geografis Indonesia Memperhatikan konfigurasi geografis Negara Republik Indonesia yang dikelilingi oleh lautan dan letaknya berada pada posisi silang antara dua benua maupun dua samudera menjadikan sebagian besar wilayah serta batas terluar Negara Republik Indonesia adalah laut, yang merupakan jalur lalu lintas pelayaran yang penting bagi negara-negara di kawasan regional maupun internasional. Dari kondisi ini, maka dapat

dipastikan bahwa ancaman dari luar akan lebih dominan datang dari arah laut dengan melalui jalur-jalur pendekat seperti selat-selat yang memiliki nilai strategis (Strategic Straits). Dengan kondisi perairan Indonesia yang merupakan perairan tropis akan sangat menguntungkan bagi kapal selam dalam melaksanakan operasi tempur, mengingat kondisi perairan tersebut berpengaruh sangat buruk pada pendeteksian sonar (Poor Sonar Condition) terutama bagi sonar aktif yang sering digunakan oleh kapal kapal permukaan. Kondisi

perairan tropis memiliki kadar garam (salinity) yang cukup tinggi, pengaruh afternoon effect yang lebih besar, organisme dan biota laut yang lebih banyak dan pengaruh kontur dasar laut yang beragam membuat kemampuan pendeteksian sonar relatif buruk terutama bagi kapal permukaan. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh unsur-unsur kapal selam dalam melaksanakan operasi tempurnya dengan merancang suatu konsep operasi tempur khusus dalam pemanfaatan konstelasi geografis dan hidro-oseanografis perairan Indonesia. Sesuai dengan prinsip dari peperangan kapal selam, yaitu bersembunyi atau menyatu dengan alam, untuk dapat menyerang lawan secara tiba-tiba dengan memanfaatkan kondisi alam, serta dapat menghilang sewaktu-waktu dari pendeteksian lawan. Ketidakseimbangan Kekuatan (Imbalance of Power) Unsur Kapal Selam. Terkait dengan luas wilayah yurisdiksi nasional Indonesia, perkembangan kekuatan sendiri, dan perkembangan kekuatan militer negara-negara di kawasan regional yang tidak seimbang dengan dapat berpengaruh pada kurang berwibawanya suatu pemerintahan dalam menjaga integritas kedaulatan negara. Dengan kondisi saat ini dimana kapal selam sudah mencapai masa bakti lebih dari 27 tahun, perlu dipertimbangkan untuk kesinambungan eksistensi kapal selam dalam jajaran TNI AL. Disamping itu, masalah kuantitas kapal selam perlu mendapat perhatian dalam menghadapi jenis kerawanan yang dihadapi saat ini. Namun kondisi yang dihadapi saat ini kekuatan kapal selam yang dimiliki oleh TNI AL dan keberadaannya belum mampu memenuhi kebutuhan minimal kekuatan. Dengan demikian akan terjadi kekosongan unsur kapal selam dalam kehadirannya sepanjang tahun di perairan yurisdiksi Nasional.

Antisipasi Mengatasi Ketidakseimbangan (Imbalance of Power) Kekuatan Unsur Kapal Selam. Untuk mengimbangi kekuatan negara kawasan dengan kekuatan yang sama akan membutuhkan anggaran yang sangat besar dan waktu yang cukup lama. Sehingga untuk menghadapi ancaman yang mungkin timbul maka pilihan pengadaan kapal selam merupakan kebijakan yang paling efektif dan efisien karena berdasarkan teori peperangan, keberadaan
8

satu kapal selam saja akan sebanding dengan tiga kapal permukaan. Respon secara cepat untuk menghadapi kekuatan laut yang tidak berimbang perlu diterapkan suatu bentuk pukulan yang memiliki daya kejut besar dengan berdampak pada timbulnya gangguan yang menyebabkan lawan putus asa serta memberi tekanan secara psikologis. Pukulan -pukulan tersebut dapat diterapkan melalui pengerahan kekuatan unsur kapal selam. Saat ini kemampuan anggaran pemerintah untuk mendukung pembangunan alut sista TNI AL sangat terbatas, di sisi lain luas wilayah perairan yang harus dijaga dan diamankan sedemikian luas sehingga dibutuhkan skala prioritas dalam menentukan jenis dan kelas alut sista, khususnya kapal selam. Dalam menentukan kebutuhan operasional (Operational Requirement) kapal selam, perlu meninjau fungsi-fungsi yang diemban oleh kapal selam itu sendiri, sebagai berikut:

a.

Fungsi asazi, sebagai berikut: 1) 2) 3) Pengintaian taktis dan strategis (Surveillance and Reconaisance). Menyelenggarakan Peperangan Anti Kapal Permukaan (AKPA). Menyelenggarakan Peperangan Anti Kapal Selam (AKS).

4) Melaksanakan serangan terhadap sasaran vital di darat (Precision Strike). b. Fungsi tambahan, sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 15. Raid amfibi (Operasi Penyusupan). Penyebaran ranjau terbatas. Pencarian dan penyelamatan (SAR) di laut secara terbatas. Angkut / evakuasi VVIP terbatas.

Pertimbangan yang Harus Dipenuhi Kapal Selam. Dengan mempertimbangkan

lima kriteria dasar dalam pemenuhan kebutuhan operasional (Operational Requirement), maka kapal selam yang dimiliki TNI AL harus dapat memenuhi pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

a.

Mampu beroperasi di sebagian besar wilayah perairan Indonesia dengan tetap

memperhatikan dan mempertimbangkan area operasi, kondisi maupun kedalaman laut.


9

b.

Dihadapkan pada penerapan Strategi Pertahanan Laut Nusantara yang akan

digunakan sebagai pedoman dalam menggelar unsur-unsur operasional, maka harus memiliki endurance (daya tahan di laut) yang lama sehingga mampu di deployed pada medan pertahanan penyanggah (lapis pertama) bahkan hingga masuk ke perairan lawan dalam waktu yang relatif lebih lama.

c.

Memiliki persenjataan dengan daya pukul (fire power) yang lebih mematikan

terhadap sasaran permukaan, bawah permukaan maupun sasaran di darat, sehingga sebagai salah satu unsur pemukul strategis dapat memberikan dampak penangkalan (detterence) yang lebih besar bagi negara-negara di kawasan (regional).

d.

Memiliki tingkat teknologi persenjataan terkini dan dapat di up-grade sesuai

dengan perkembangan tehnologi persenjataan .

10

PENUTUP

Kesimpulan : Mengingat Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia yang mempunyai 17.499 pulau, panjang garis pantai 81.000 km dengan luas perairan 5,8 juta km adalah sangat strategis karena terletak diantara dua samudera besar yakni Samudera Hindia dan Samudera Pasifik serta dua benua yakni Benua Asia dan Benua Australia maka kebutuhan kapal selam itu sudah sangat mendesak untuk menjaga perairan Republik Indonesia terhadap ancaman yang datang dari luar. Akan tetapi ironisnya Indonesia hanya memiliki 2 kapal selam, namun hanya 1 yang aktif, itupun tidak sepenuhnya beroperasi untuk mengadakan patroli di wilayah perairan Indonesia, itulah sebabnya ketahanan nasional Indonesia di bidang kelautan sangat lemah terbukti dengan banyaknya kasus pencurian ikan yang dilakukan oleh banyak nelayan asing. Saran : Walaupun dengan hanya 2 kapal selama yang dimiliki oleh Indonesia saat ini, sebaiknya Indonesia bisa mengoperasikan secara aktif, tidak membiarkan kapal selam itu berdiam diri, jadi Indonesia bisa melakukan patroli di wilayah air laut kepulauan Indonesia. Pemerintah perlu menambah jumlah kapal selam dalam upaya ketahanan nasional di bidang kelautan. Jika pada zaman orde lama Indonesia memiliki 12 kapal selam, hendaknya zaman modern ini Indonesia bisa memiliki lebih dari itu. TNI AL harus bekerjasama secara baik dengan pemerintah dalam hal kelancaran keberadaan kapal selam. Dua kapal selam yang dimiliki Indonesia itu sudah tua dan uzur, sejak tahun 1981. Sebenarnya Indonesia sendiri sudah bisa membangun sendiri kapal selam di PT PAL, namun hal ini perlu untuk lebih direvitalisasi dan dikembangkan untuk realisasi lebih lanjut kapal selam. Bagaimanapun juga kapal selam memiliki fungsi yang strategis untuk menjaga ketahanan nasional Indonesia di bidang maritim/kelautan.

11

Anda mungkin juga menyukai