Anda di halaman 1dari 28

OPTIMALISASI PEMANDUAN KAPAL DALAM MENINGKATKAN KEAMANAN

MARITIM DI SELAT MALAKA DAN SELAT SINGAPURA


GUNA MENJAGA KEDAULATAN NEGARA

OPTIMIZATION OF PILOTAGE IN IMPROVING MARITIME SECURITY


IN THE MALACCA AND SINGAPORE STRAIT IN ORDER
TO MAINTAIN STATE SOVEREIGNTY

Rahmad Mahdi Wahyulianto1, Supartono2, Kresno Buntoro3

Universitas Pertahanan
(rahmadmahdiw@gmail.com, tonnret@yahoo.com, kbuntoro@gmail.com)

Abstrak – Selat Malaka dan Selat Singapura yang merupakan jalur pelayaran internasional yang
ramai dan padat, banyaknya kapal-kapal yang melintas mengakibatkan kapal-kapal tersebut
rawan terhadap ancaman keamanan maritim. Salah satu ancaman keamanan maritim adalah
ancaman keselamatan navigasi. Demi mencegah kecelakaan kapal serta pencemaran lingkungan
maka 3 (tiga) Littoral State (Indonesia, Malaysia dan Singapura) sepakat melaksanakan
pemanduan kapal di Selat Malaka dan Selat Singapura. Tujuan penelitian ini yaitu pelayanan
pemanduan kapal di Selat Malaka dan Selat Singapura tidak hanya bertujuan untuk keselamatan
pelayaran, namun juga untuk menjaga kedaulatan negara, nilai ekonomis, budaya, diplomasi dan
pertahanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dimana peneliti
dalam menggunakan metode wawancara dan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan
studi pustaka meliputi teori-teori, jurnal-jurnal, atau penelitian serupa. Tingkat ancaman
keamanan maritim diselat Malaka dan Selat Singapura masih tinggi. Kurang mampunya
pengendalian pemanduan kapal oleh pandu Indonesia mengakibatkan kapal-kapal yang melintas
di selat masih rentan terhadap kecelakaan kapal. Untuk dapat mengendalikan pemanduan maka
perlu peningkatan kapasitas kelembagaan pemanduan yaitu dengan optimalisasi pemanduan
kapal.
Kata Kunci: optimalisasi, pemanduan, keamanan maritim, selat malaka dan singapura, kedaulatan.

Abstract – Malaka strait and Singapore Strait are the most hectic and congested international
shipping routes, the number of ships that pass makes the ships vulnerable to maritim security
threats. One of the threats to maritime security is the accident of the ship. 3 Littoral States
(Indonesia, Malaysia dan Singapura) agreed for applying voluntary pilotage in Malaka strait and
Singapore Strait, in order to increase safety of navigation. the purpose of pilotage Service in Malaka
strait and Singapore Strait which is not only for safety of navigation, but also in order to protect the
state sovereignty, economic value, diplomatic, culture, and defense. Analysis-Descriptive is used as
the research metode which applied qualitative approach. The data gathered from the selected
informant are analyzed, using qualitative technique. The result of study found that the level of
maritime security threat was still high. With the start of pilotage is expected to be able to maintain
the safety of the voyage. The lack of control of pilotage has caused ships that cross the straits to be

1
Program Studi Keamanan Maritim, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan.
2
Program Studi Keamanan Maritim, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan..
3
Dinas Pembinaan Hukum TNI Angkatan Laut.

Optimalisasi Pemanduan Kapal dalam Meningkatkan ... | Wahyulianto, Supartono, Buntoro | 43


still vulnerable to ship accidents. This research concluded In order to be able to control pilotage, it is
necessary to increase the institutional capacity of pilotage by optimizing pilotage.
Keywords: optimization, pilotage, maritime, security, malaka and singapore strait, soveregnity

Pendahuluan Kedaulatan negara adalah

P
ertahanan negara merupakan kekuasaan tertinggi yang dimiliki oleh
upaya utama untuk mewujudkan suatu Negara untuk secara bebas
salah satu tujuan nasional melakukan berbagai kegiatan sesuai
sebagaimana tercantum dalam alinea 4 kepentingannya asal saja kegiatan
pembukaan Undang-undang dasar 1945 tersebut tidak bertentangan dengan
yaitu melindungi segenap bangsa dan hukum internasional. Kedaulatan
seluruh tumpah darah Indonesia. merupakan salah satu prinsip dasar bagi
Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun terciptanya hubungan internasional yang
2002 tentang Pertahanan Negara, damai. Kedaulatan atas wilayah adalah
Pertahanan negara (Hanneg) adalah kewenangan yang dimiliki suatu negara
segala usaha untuk mempertahankan untuk melaksanakan kewenangannya
kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebatas dalam wilayah-wilayah yang telah
Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi bagian dari kekuasaannya.
(NKRI), dan segenap keselamatan bangsa Sedangkan kedaulatan teritorial dapat
dari ancaman dan gangguan terhadap diartikan sebagai kedaulatan yang dimiliki
keutuhan bangsa dan negara.4 Dalam era oleh suatu negara dalam melaksanakan
globalisasi ancaman sudah tidak lagi yurisdiksi eksekutif di wilayahnya.
berbentuk agresi militer dari suatu negara Kedaulatan Negara Kesatuan
sebagai aktornya. Namun ancaman sudah Republik Indonesia yang terdiri lebih dari
berevolusi dan berubah bentuk menjadi 17.499 pulau merupakan negara
tak terbayangkan sebelumnya dan kepulauan terbesar dan memiliki wilayah
melibatkan aktor-aktor lain di luar laut 5.8 juta km², dengan kata lain 2/3
negara.5 wilayah merupakan perairan.6 (Marsetio,
2014). Kondisi geografis inilah yang

4
Definisi pertahanan negara pada Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Posmodernisme, Jurnal Pertahanan, Volume 5
Pertahanan, pasal 1 ayat (1). Nomor 2, 2015, hlm. 73.
5 6
Hidayat, “Doktrin Pertahanan Dalam Marsetio, Indonesia Sea Power, (Jakarta:
Mewujudkan Keamanan Maritim: Perspektif Universitas Pertahanan, 2014), hlm.72.

44 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 4 Nomor 3 Tahun 2018


menempatkan Indonesia sebagai negara narkoba dan pencurian ikan serta ada
yang strategis. Posisi strategis laut juga ancaman terhadap navigasi dan
Indonesia membuat pemerintah harus pencemaran lingkungan menjadi
tetap membuka mata bahwa ancaman perhatian pembangunan kapasitas
akan selalu datang dengan sifat dan pertahanan laut nasional.8
bentuk beragam. Sektor maritim nasional Dampak globalisasi sangat
harus dijaga dan perlu mendapat prioritas mempengaruhi arus kegiatan
utama dalam strategi pertahanan negara perdagangan dunia di perairan asia
saat ini. Keamanan maritim adalah salah tenggara, khususnya Selat Malaka dan
satu isu keamanan kawasan regional yang Selat Singapura yang merupakan
menonjol karena merupakan urat nadi masuknya kapal-kapal pengangkut
utama interaksi ekonomi global yang minyak dunia dari timur tengah ke
mempengaruhi kehidupan banyak kawasan asia pasifik, termasuk Indonesia.
negara.7 Praktis jalur ini menjadi pintu masuknya
Keamanan maritim merupakan berbagai ancaman keamanan maritim
bagian yang tidak bisa dipisahkan dari yang akhirnya berpotensi besar masuk ke
pertahanan negara di laut dalam rangka wilayah laut Indonesia. Selat Malaka dan
menjaga kedaulatan negara di laut. Selat Singapura sangat rawan akan
Kekuatan pertahanan di laut telah di ancaman keamanan maritim karena
selaraskan oleh salah satu visi maritim setiap hari ratusan kapal berbagai jenis
presiden Jokowi, yaitu membangun dan dari berbagai negara melintasinya.
kekuatan pertahanan maritim sebagai Christian Buerger dalam teori
upaya menjaga kedaulatan dan kekayaan keamanan maritim menjelaskan bahwa
maritim. Meningkatnya ancaman keselamatan laut merupakan bagian dari
keamanan maritim seperti aksi keamanan maritim. keselamatan laut
perompakan, penyelundupan, membahas tentang keselamatan kapal
perdagangan manusia, imigran gelap, dan instalasi maritim dengan tujuan
melindungi pekerja di bidang maritim dan
7
A.S. Hikam dan Praditya, “Globalisasi dan lingkungan maritim. Keselamatan laut
Pemetaan Kekuatan Strategis Pertahanan
Maritim Indonesia dalam menghadapi
8
ancaman Transnasional, berdasatkan analisis Kuncoro, “Membangun Kekuatan Nasional
model element of national power: PMESII”, Dengan Mewujudkan Visi Poros Maritim
Jurnal Pertahanan, Volume 5 Nomor 2, 2015, Dunia”, Jurnal Pertahanan, Volume 5 Nomor 2,
hlm. 55. 2015, hlm.176.

Optimalisasi Pemanduan Kapal dalam Meningkatkan ... | Wahyulianto, Supartono, Buntoro | 45


mengartikan pada kebijakan dibandingkan dengan selat-selat lainnya.
pembangunan kapal dan instalasi Economic Research Institute for Asean and
maritim, kontrol rutin terhadap prosedur East Asia (2016), menyebutkan bahwa
keselamatan dan pendidikan maritim ancaman untuk masa mendatang adalah
dalam memenuhi peraturan. Keselamatan keamanan energi, keamanan pangan, dan
laut erat dengan pekerjaan organisasi ketersediaan air. Kesemuanya itu akan
maritim internasional dan komite menggunakan jalur laut dalam
keselamatan internasional dalam distribusinya. Oleh karena itu keamanan
mengembangkan aturan dan regulasi maritim terutama selat yang digunakan
keselamatan laut. Dari pernyataan Burger untuk perlintasan akan sangat vital dan
tersebut dapat diartikan bahwa ancaman strategis bagi semua negara.
keamanan maritim tidak hanya berkaitan Selat Malaka dan Selat Singapura
dengan ancaman terhadap tindak yang lazim digunakan untuk pelayaran
kekerasan di laut, penyelundupan, internasional merupakan tanggung jawab
terorisme dan lain sebagainya yang trilateral RI, Malaysia dan Singapura.
bersifat security. Keamanan maritim juga Namun kerjasama tersebut masih dalam
berkaitan dengan ancaman keselamatan bentuk patroli bersama yang bersifat
pelayaran dan pencemaran lingkungan temporer. Oleh karena itu perlu dipikirkan
yang bersifat safety. bersama kerjasama dituangkan dalam
Letak geografis Selat Malaka dan suatu perjanjian internasional (treaty)
Selat Singapura begitu penting bagi yang mengikat ketiga negara secara
kepentingan negara-negara di dunia yuridis tetapi tidak bertentangan dengan
dalam kegiatan ekonomi, lalu lintas kaidah kaidah hukum internasional yang
perdagangan, keamanan energi maupun berlaku.
strategi militer terutama negara besar Untuk Menjamin keamanan dan
seperti Amerika Serikat, China, Jepang, keselamatan pelayaran di Selat Malaka
Korea Selatan dan India. Posisi Selat dan Selat Singapura, Setiap tahun 3 (tiga)
Malaka dan Selat Singapura termasuk Littoral State (Indonesia, Malaysia dan
jalur perdagangan internasional, SLOT Singapura) bersama-sama dengan Negara
(Sea Lanes of Trade) dan SLOC (Sea Lanes Pengguna (User State) seperti Jepang,
of Communication) terpadat untuk China, Australia, Amerika Serikat dan
perdagangan dan jalur minyak dunia jika beberapa Negara anggota IMO lainnya

46 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 4 Nomor 3 Tahun 2018


melalui forum TTEG (Tripartite Technical kapal belum berjalan secara optimal dan
Expert Group) secara rutin melakukan dari aspek hukum pelaksanaan
pertemuan guna mengevaluasi penegakan hukum. Untuk menghadapi
pengelolaan Selat Malaka dan Selat kendala tersebut perlu adanya kerjasama
Singapura dalam aspek keselamatan antara 3 Littoral State (Indonesia,
pelayaran, perlindungan lingkungan Malaysia dan Singapura) serta negara-
maritim dan aspek keamanan. Hasil dari negara pengguna. Mengoptimalisasi
forum TTEG menghasilkan pemanduan kapal di Selat Malaka dan
aturan/keputusan yang bertujuan untuk Selat Singapura dilakukan dengan
memaksimalkan pengelolaan Selat meningkatkan kapasitas kelembagaan
Malaka dan Selat Singapura agar lebih pemanduan yang telah disepakati antara
baik. Tiga Littoral State (Indonesia, ketiga negara tersebut serta sesuai
Malaysia dan Singapura) melalui forum dengan ketentuan Internasional.
TTEG secara khusus berupaya Posisi Selat Malaka dan Selat
merumuskan pedoman pelaksanaan Singapura sesungguhnya menjadi vital
pemanduan kapal di Selat Malaka dan dan strategis karena sebagian besar
Selat Singapura. Tiga Littoral State perairan ini berada di wilayah Republik
sepakat menetapkan guidelines to Indonesia. Hal ini berarti Indonesia wajib
implement the voluntary pilotage services menjaga, mengamankan dan
in the straits of Malacca and Singapore memanfaatkan Selat Malaka dan Selat
(Guidelines to implement the VPS in SOMS) Singapura untuk kepentingan politik,
dan berkomitmen untuk menjalankan the perekonomian, pertahanan dan
VPS in SOMS pada kesempatan pertama. keamanan negara. Menjaga Selat Malaka
Kendala yang dihadapi dalam dan Selat Singapura dari ancaman
penerapan pemanduan di Selat Malaka keamanan maritim merupakan tujuan dari
dan Selat Singapura adanya batas-batas pertahanan negara yaitu untuk
negara yang belum disepakati melindungi kedaulatan negara, keutuhan
mengakibatkan beberapa kendala antara wilayah NKRI dan keselamatan segenap
lain aspek politik masing-masing negara bangsa dari segala ancaman baik yang
memiliki kepentingan yang berbeda-beda berasal dari luar maupun dari dalam
terhadap Selat tersebut. Dari aspek
operasional pengendalian pemanduan

Optimalisasi Pemanduan Kapal dalam Meningkatkan ... | Wahyulianto, Supartono, Buntoro | 47


negeri.9 Upaya pertahanan bersifat dan tak berstruktur. Dalam penelitian ini
semesta melibatkan seluruh warga penulis menggunakan wawancara
negara, wilayah, dan sumberdaya semiterstruktur yang termasuk ke dalam
nasional lainnya yang dipersiapkan secara kategori in-depth interview, dimana
dini oleh pemerintah. dalam pelaksanaannya lebih terbuka dan
jelas dari pada wawancara terstruktur.
Metode Penelitian Selain itu wawancara semiterstruktur
Metode yang digunakan dalam penelitian digunakan untuk menemukan
ini adalah metode kualitatif10 dengan permasalahan yang lebih terbuka, dimana
pengumpulan data melalui wawancara informan dapat diminta pendapat dan
dan studi pustaka, pengolahan data ide-idenya.11 Dalam melakukan
dengan mentriangulasi sumber-sumber wawancara, peneliti mengikuti langkah-
data yang berbeda dengan memeriksa langkah yang dijelaskan oleh:12
bukti-bukti yang berasal dari sumber- 1. Menentukan pertanyaan riset yang
sumber tersebut dan menggunakannya akan digunakan dalam wawancara;
untuk membangun justifikasi tema-tema 2. Mengidentifikasi informan yang akan
secara koheren. diwawancarai;
Dalam penelitian ini, peneliti 3. Menentukan tipe wawancara yang
melakukan wawancara kepada nara paling praktis dan dapat menghasilkan
sumber dan informan kunci untuk informasi penting untuk menjawab
mendapatkan data primer. Wawancara pertanyaan penelitian;
merupakan pertemuan dua orang untuk 4. Menggunakan prosedur perekaman
bertukar informasi melalui tanya jawab 5. Merancang dan menggunakan
untuk mengkontruksikan sebuah jawaban protokol wawancara atau panduan
dalam sebuah topik. Terdapat berbagai wawancara
macam wawancara diantaranya adalah Ada beberapa anggapan yang harus
wawancara terstruktur, semi terstruktur, dipegang oleh peneliti dalam
menggunakan metode wawancara, yaitu
9
Kementerian Pertahanan RI, Buku Putih
11
Pertahanan Indonesia, (Jakarta, Kementerian Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,
Pertahanan, 2015) hlm.29. Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011)
10
J. W. Creswell, Penelitian Kualitatif dan Desain hlm. 51.
12
Riset: Memilih di Antara Lima Pendekatan (Edisi J. W. Creswell, Research Design: Pendekatan
Ke-3), (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015) hlm. Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (Yogyakarta:
29. Pustaka Pelajar, 2013) hlm. 31.

48 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 4 Nomor 3 Tahun 2018


bahwa informan adalah orang yang paling Selat Malaka dan Selat Singapura
tahu tentang dirinya sendiri, apa yang dilakukan oleh tiga negara yaitu
disampaikan informan terhadap peneliti Indonesia, Malaysia dan Singapura akan
adalah benar dan dapat dipercaya, menimbulkan konflik-konflik kepentingan.
memiliki kesamaan intepretasi antara Tiap-tiap negara mempunyai kepentingan
peneliti dengan informan dalam hal nasional yang berbeda-beda. Oleh karena
pertanyaan wawancara.13 Penelitian ini itu tiap negara akan mempertahankan
menggunakan teori dan konsep yang kepentingan nasionalnya di Selat Malaka
mendukung dalam menganalisa dan Selat Singapura.
penelitian ini.
Teori Keamanan
Teori Keamanan Maritim Menurut Buzan dalam konsep keamanan
Digunakan untuk melihat ancaman terdapat sekuritisasi (securitization),
keamanan maritim di Selat Malaka dan bahwa setiap isu dapat dianggap sebagai
Selat Singapura akan berkaitan dengan isu keamanan, terutama jika isu tersebut
keamanan dan keselamatan pelayaran, diupayakan untuk diterima oleh
dengan meningkatkan keamanan dan masyarakat sebagai sesuatu yang
keselamatan pelayaran artinya mengancam kondisi keamanan mereka.
mendukung perekonomian dunia, karena Dengan kata lain, isu-isu yang sebenarnya
mayoritas perdagangan dunia melalui bukan isu keamanan dapat menjadi isu
laut. keamanan jika terdapat unsur-unsur yang
Keselamatan pelayaran berkaitan dengan ancaman terhadap
merupakan bagian keamanan maritim. objek-objek tertentu. Dengan begitu
Bagi masyarakat yang sangat tergantung dapat diketahui bagaimana menghadapi
pada selat Malaka dan Selat Singapura, isu-isu tersebut yang dapat
segala ancaman keselamatan pelayaran mempengaruhi kedaulatan dan integritas
terhadap Selat Malaka dan Selat negara, baik ancaman dari luar maupun
Singapura akan berdampak kepada dari dalam. Buzan memberikan metode
keamanan maritim tersebut. Pengelolaan terhadap keamanan baru, dimana
keamanan tidak saja dipahami sebagai
13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, bagian dari sektor militer, akan tetapi
Kualitatif dan R&D. Cetakan ke- 20, (Bandung:
CV ALFABETA, 2014) hlm. 53. sebagai bagian dari politik yang dilihat

Optimalisasi Pemanduan Kapal dalam Meningkatkan ... | Wahyulianto, Supartono, Buntoro | 49


melalui reference to existential threats dan tidak berada dibawah kekuasaan
dan sektor lainnya dapat memberikan negara lain.14
respon nya terhadap isu yang dihadapi. Kedaulatan merupakan salah satu
Ancaman keamanan di Selat Malaka prinsip dasar bagi terciptanya hubungan
dan Selat Singapura sangat beragam. internasional yang damai. Kedaulatan
Tidak hanya ancaman militer namun juga atas wilayah adalah kewenangan yang
ancaman non militer, namun ancaman dimiliki suatu negara untuk melaksanakan
dimasa damai ancaman militer dirasa kewenangannya sebatas dalam wilayah-
menurun dan beralih kepada ancaman wilayah yang telah menjadi bagian dari
non militer (ekonomi, sosial, politik dan kekuasaannya.15 (Jawahir, 2006)
lingkungan). Melalui teori keamanan Sedangkan kedaulatan teritorial dapat
dapat diketahui ancaman keamanan apa diartikan sebagai kedaulatan yang dimiliki
saja yang terkait dengan pemanduan oleh suatu negara dalam melaksanakan
kapal di Selat Malaka dan Selat Singapura. yurisdiksi eksekutif di wilayahnya.16
Selain itu dapat diketahui juga sejauh (Huala, 2004) Sesuai dengan konsepsi
mana pengaruh pemanduan kapal internasional, kedaulatan memiliki tiga
terhadap keamanan pelayaran di Selat aspek utama, yaitu:17 (Jawahir, 2006)
Malaka dan Selat Singapura. 1. Aspek ekstern kedaulatan. Aspek
ekstern kedaulatan adalah hak bagi
Teori Kedaulatan setiap negara untuk secara bebas
Kedaulatan menurut Jean Bodin adalah menentukan hubungannya dengan
kekuasaan tertinggi dari suatu negara berbagai negara atau kelompok-
yang tidak dibatasi oleh hukum. Ini tidak kelompok lain tanpa kekangan,
berarti kedaulatan negara tidak ada tekanan, atau pengawasan dari negara
batasnya. Kedaulatan negara ini hanya lain.
berlaku terhadap orang, benda, dan
peristiwa di dalam batas-batas teritorial 14
Khaidir Anwar, Hukum Internasional II, (Bandar
negara yang bersangkutan. Dengan kata Lampung: Universitas Lampung, 2011) hlm. 30.
15
Jawahir Thontowi dan Pranoto Iskandar,
lain, kedaulatan negara berhenti sampai Hukum Internasional Kontemporer (Bandung:
PT. Refika Aditama, 2006), hlm. 169.
batas teritorial negara lain. Kedaulatan 16
Huala Adolf, Aspek-Aspek Negara Dalam
Hukum Internasional (Jakarta: Sinar Grafika,
yang dimiliki oleh suatu negara 2004), hlm. 99.
17
Jawahir Thontowi dan Pranoto Iskandar.
menunjukkan bahwa negara itu merdeka Loc.Cit. hlm. 110 .

50 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 4 Nomor 3 Tahun 2018


2. Aspek intern kedaulatan. Aspek intern Ancaman terhadap kedaulatan
kedaulatan adalah hak atau wewenang negara tidak hanya berbentuk agresi
eksklusif suatu negara untuk militer dari suatu negara sebagai
menentukan bentuk lembaga- aktornya. Namun ancaman saat ini sudah
lembaganya, cara kerja lembaga berubah menjadi yang tidak
tersebut dan hak untuk membuat terbayangkan sebelumnya dan
undang-undang yang diinginkannya melibatkan aktor-aktor lain di luar negara.
serta tindakan-tindakan untuk Menghadapi ancaman kedaulatan di Selat
mematuhi. Malaka dan Selat Singapura negara harus
3. Aspek teritorial kedaulatan. Aspek mampu mengendalikan serta
teritorial kedaulatan adalah kekuasaan mengamankan lalu lintas pelayaran
penuh dan eksklusif yang dimiliki melalui hukum dan mampu menegakkan
negara atas individu-individu dan hukum tersebut.
benda-benda yang terdapat di wilayah
tersebut. Berdasarkan kedaulatannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985
itu, maka dapat diturunkan hak, tentang Ratifikasi UNCLOS 1982
kekuasaan ataupun kewenangan Selat Malaka dan Selat Singapura
negara untuk mengatur masalah intern merupakan selat yang digunakan untuk
maupun eksternnya. Dengan kata lain, pelayaran internasional. Status Selat
dari kedaulatannya itulah diturunkan Malaka dan Selat Singapura ini diperkuat
atau lahir jurisdiksi negara. Jurisdiksi dengan ketentuan UNCLOS (United
adalah kekuasaan atau kewenangan Nations Law of The Sea / Konvensi Hukum
hukum negara terhadap orang, benda, Laut PBB) dalam Pasal 37 dan Pasal 35. Di
atau peristiwa (hukum). Jika jurisdiksi dalam pasal 37 UNCLOS mendefinisikan
dikaitkan dengan negara maka Selat yang digunakan untuk pelayaran
jurisdiksi negara berarti kekuasaan internasional yaitu selat antara bagian
atau kewenangan dari suatu negara laut lepas atau zona ekonomi eksklusif
untuk menetapkan dan memaksakan dan bagian laut lepas atau suatu zona
(to declare and enforce) hukum yang ekonomi eksklusif lainnya. Dalam pasal 35
dibuat oleh negara atau bangsa itu huruf a UNCLOS 1982, Ketentuan tersebut
sendiri. dikecualikan bagi bagian perairan
pedalaman manapun yang terletak dalam

Optimalisasi Pemanduan Kapal dalam Meningkatkan ... | Wahyulianto, Supartono, Buntoro | 51


suatu selat, kecuali jika perairan tersebut yang membahayakan jiwa, merusak harta
dulunya merupakan laut lepas yang benda, ekosistem serta lingkungan laut.18
berubah rezimnya dengan perubahan Kapal-kapal yang melintas tersebut perlu
cara perarikan garis pangkal diamankan pelayarannya, sehingga tidak
menggunakan garis pangkal lurus. terjadi kecelakaan kapal yang akan
Meskipun demikian dalam pasal 34 ayat 1 mengganggu jalur pelayaran dan di
UNCLOS, rezim lintas melalui selat yang khawatirkan mencemari lingkungan laut.
digunakan untuk pelayaran internasional
tidak boleh mempengaruhi status hukum Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008
perairan (selat) tersebut atau tentang Pelayaran
pelaksanaan kedaulatan atau yurisdiksi Dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun
Negara yang berbatasan dengan selat 2008 tentang Pelayaran pasal 1 ayat (48)
tersebut atas perairan, ruang udara, serta menyebutkan:
dasar laut di bawahnya. Rezim hak lintas Pemanduan adalah kegiatan pandu
dalam membantu, memberikan
yang berlaku di selat yang digunakan
saran informasi kepada nahkoda
untuk pelayaran Dinternasional yaitu hak tentang perairan setempat yang
penting agar navigasi pelayaran
lintas transit. dalam pasal 38 UNCLOS
dapat dilaksanakan dengan selamat,
disebutkan Hak lintas transit yaitu tertib, dan lancar demi keselamatan
kapal dan lingkungan.
pelaksanaan kebebasan pelayaran dan
penerbangan semata-mata untuk tujuan
Demi menjaga keselamatan kapal
transit yang terus menerus, secepat
dan muatannya pada waktu kapal
mungkin antara satu bagian laut bebas
memasuki alur pelayaran, nakhoda
atau zona ekonomi eksklusif dan bagian
memerlukan pemanduan kapal yang
laut bebas atau zona ekenomi eksklusif
mengerti secara detail tentang alur
lainnya.
pelayaran yang akan dilaluinya. Di
Meningkatnya jumlah kapal-kapal
Kegiatan pemanduan kapal merupakan
yang melintasi Selat Malaka dan Selat
salah satu upaya untuk menjaga
Singapura dapat menimbulkan dampak
keselamatan kapal, penumpang dan
yang negatif terhadap selat tersebut.
Negara-negara yang berbatasan dengan
selat sangat takut dengan polusi/ 18
Kresno Buntoro, Nusantara dan ALKI, Alur Laut
Kepulauan Indonesia. (Depok: PT Raja Grafindo
pencemaran akibat kecelakaan kapal Persada, 2017). hlm. 75.

52 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 4 Nomor 3 Tahun 2018


muatannya sewaktu memasuki alur wilayah perairan yang karena kondisi
pelayaran. perairannya tidak wajib dilakukan
Dalam Undang Undang Pelayaran pemanduan, tetapi apabila Nakhoda
nomor 17 tahun 2008 yang di dalam pasal memerlukan dapat mengajukan
198 ayat (1) menyebutkan, bahwa permintaan jasa pemanduan.
pemerintah dapat menetapkan perairan
tertentu sebagai perairan wajib pandu Konsep Pemanduan Kapal
dan perairan pandu luar biasa. Di dalam Pemanduan adalah kegiatan pandu dalam
penjelasan pasal tersebut yang dimaksud membantu, memberikan saran dan
dengan “perairan wajib pandu” adalah informasi kepada nahkoda kapal tentang
wilayah perairan yang karena kondisinya keadaan perairan setempat yang penting
wajib dilakukan pemanduan bagi kapal agar navigasi pelayaran dapat
berukuran GT 500 (lima ratus Gross dilaksanakan dengan selamat, tertib dan
Tonnage) atau lebih. Dan yang dimaksud lancar demi keselamatan kapal dan
“perairan pandu luar biasa” adalah suatu lingkungan.19
wilayah perairan yang karena kondisi Tujuan penugasan pandu di atas
perairannya tidak wajib dilakukan kapal adalah untuk memberikan asistensi
pemanduan tetapi apabila Nakhoda kepada nakhoda dalam rangka
memerlukan dapat mengajukan keselamatan pelayaran. Karena
permintaan jasa pemanduan. pemanduan adalah untuk kepentingan
Pemerintah telah menetapkan nakhoda beserta kapalnya, maka pada
perairan Selat Malaka dan Selat Singapura dasarnya pelayanan jasa pemanduan
sebagai perairan pandu luar biasa. Kondisi kapal dilakukan atas permintaan nakhoda.
perairan yang sempit dan dangkal, Selat Malaka dan Selat Singapura
ditambah dengan padatnya lalu lintas termasuk dalam Perairan Pandu Luar
kapal, baik kapal penumpang, kapal Biasa. Perairan Pandu Luar Biasa
cargo, kapal tanker ataupun kapal ikan (voluntary pilotage services) merupakan
yang menyeberangi jalur tersebut setiap suatu wilayah perairan yang karena
harinya menimbulkan risiko bencana yang kondisi perairannya tidak wajib dilakukan
besar terhadap lingkungan maritim.
Perairan Pandu Luar Biasa (voluntary 19
Definisi Pemanduan pada Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2008 tentang pelayaran pasal
pilotage services) merupakan suatu 1 ayat (48).

Optimalisasi Pemanduan Kapal dalam Meningkatkan ... | Wahyulianto, Supartono, Buntoro | 53


pemanduan, tetapi apabila Nakhoda Selat malaka dan Selat Singapura
memerlukan dapat mengajukan merupakan salah satu jalur pelayaran
permintaan jasa pemanduan. Pengaturan terpenting di dunia, sama pentingnya
pemanduan kapal di Selat Malaka dan seperti Terusan Suez atau Terusan
Selat Singapura di atur dalam Peraturan Panama. Dengan berperan sebagai urat
Direktur Jenderal Perhubungan Laut nadi lalu lintas perdagangan dunia yang
Nomor. HK.103/2/4/DJPL-17 Tahun 2017 menghubungkan Asia Barat dan Asia
tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Timur. Kawasan Selat Malaka dan Selat
Jasa Pemanduan dan Penundaan Kapal Singapura telah berabad-abad menjadi
pada Perairan Pandu Luar Biasa di Selat jalur strategis untuk kepentingan lalu
Malaka dan Selat Singapura. lintas perdagangan yang di manfaatkan
Kecelakaan kapal di jalur-jalur bangsa-bangsa Asia Tenggara.
pelayaran internasional akan membuat Pada tahun 1975 Tripartite Technical
negara-negara maritim menderita Expert Group (TTEG) didirikan oleh
kerugian, maka pemanduan kapal hanya Indonesia, Malaysia dan Singapura
dijalankan oleh tenaga ahli navigasi yang sebagai pengakuan akan pentingnya Selat
sangat memahami karakteristik lokasi Malaka dan Singapura untuk navigasi
setempat. Sebab itulah maka perairan- internasional. Hal ini mencerminkan
perairan tertentu seperti alur-alur komitmen negara pesisir dalam
pelayaran yang sibuk dengan lalu lintas memastikan keselamatan navigasi,
kapal, terminal-terminal eksplorasi melindungi lingkungan laut, dan
sumber-sumber alam dan lingkungan memfasilitasi pergerakan kapal pada saat
kerja pelabuhan yang merupakan potensi melalui Selat.
perekonomian yang strategis ditetapkan Setiap tahun, 3 Littoral State
sebagai perairan wajib pandu dan (Indonesia, Malaysia dan Singapura)
perairan pandu luar biasa. Setiap kapal bersama-sama dengan Negara Pengguna
yang melayari perairan tersebut (User State) seperti Jepang, China,
diwajibkan menggunakan pandu. Australia, Amerika Serikat dan beberapa
Negara anggota IMO lainnya melalui
Terbentuknya Pemanduan Kapal di Selat forum TTEG selalu melakukan pertemuan
Malaka dan Selat Singapura guna mengevaluasi pengelolaan Selat
Malaka-Selat Singapura dalam aspek

54 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 4 Nomor 3 Tahun 2018


keselamatan pelayaran, perlindungan pengguna (user states). Namun, sejak
lingkungan Maritim dan aspek keamanan. lama perairan tersebut dikelola dengan
Hampir setiap tahun, forum TTEG kebijakan yang kurang tepat dan tidak
menghasilkan aturan/keputusan yang menyeluruh sehingga merugikan aktivitas
bertujuan untuk memaksimalkan perdagangan dan makin maraknya
pengelolaan Selat Malaka-Selat Singapura pertumbuhan angka kriminal di Selat
agar lebih baik. Malaka dan Selat Singapura. Selat Malaka
Pertemuan ke-41 Tripartite Technical memiliki peluang yang baik, tetapi juga
Expert Group (TTEG) diadakan pada menyimpan resiko tinggi bagi
tanggal 28 dan 29 September 2016 di perdagangan antarbangsa. Pencemaran,
Royal Ambarrukmo Hotel, Yogyakarta, perompakan dan konflik antarbangsa
Indonesia. Pada pertemuan ini, 3 Littoral mungkin menjadi ancaman utama yang
State sepakat menetapkan guidelines to dapat mengganggu perdagangan dunia
implement the voluntary pilotage services dan menimbulkan kerugian yang tidak
in the straits of Malacca and Singapore dapat diduga sebelumnya bagi ekonomi
(Guidelines to implement the VPS in SOMS) dunia.
Ancaman keamanan maritim di Selat
Hasil Penelitian Malaka dan Selat Singapura bersifat
Ancaman Keamanan di Selat Malaka dan kompleks dan luas. Dengan mengetahui
Selat Singapura jenis ancaman maka langkah antisipasi
Indonesia, Malaysia, dan Singapura dan solusi dapat dilakukan. Keamanan
bergantung pada Selat Malaka dan Selat maritim disini terkait dengan kondisi
Singapura untuk aktivitas perdagangan aman, terbebas dari segala ancaman,
dan perekonomian serta politik sehingga gangguan atau masalah yang berasal
selat ini menjadi titik temu antara ketiga dari/melalui perairan laut atau
pihak tersebut. Selat Malaka dan Selat menggunakan laut sebagai media
Singapura secara geopolitik sangat vital kejahatan dan pelanggaran hukum yang
sebagai jalur laut terpendek antara mengakibatkan kerugian baik yang
Samudera India dan Laut China Selatan bersifat materi ataupun non-materi. Pada
atau Samudera Pasifik, yang memiliki nilai gambar 4.3, dari peta kerawanan tersebut
strategis tidak hanya bagi negara pantai terlihat bahwa di sekitar perairan Selat
(littoral states) tetapi juga bagi negara Malaka dan Selat Singapura rawan

Optimalisasi Pemanduan Kapal dalam Meningkatkan ... | Wahyulianto, Supartono, Buntoro | 55


Gambar 1. Peta Kerawanan di Selat Malaka dan Selat Singapura tahun 2017
Sumber: Bakamla, 2017

terhadap aktivitas ilegal yang merugikan asing dan migran, serta kejahatan sumber
bangsa Indonesia. daya kelautan seperti perikanan, tambang
Letkol Laut (KH) Abriadi, staf ilegal. Beberapa tahun belakangan ini,
Operasi, Bakamla menyatakan bahwa, juga permasalahan keselamatan menjadi
Selat Malaka merupakan salah satu choke isu yang mengemuka seperti tubrukan
point terpenting yang berada dalam kapal dan tumpahan limbah kapal (oil
wilayah Indonesia dan dua negara lainnya spill).
yakni Malaysia dan Singapura. Selat Berdasarkan Tabel 1, tingginya
Malaka dan Selat Singapura merupakan pelanggaran di Selat Malaka dan Selat
jalur perdagangan dunia terpenting saat Singapura sepanjang tahun 2015 s.d 2017,
ini, karena dilayari oleh berbagai bendera pelanggaran yang menonjol yaitu
kapal. Sejak lama kondisi strategis Selat perikanan dan pelayaran, disamping itu
Malaka sebagai penghubungan penyeludupan dan imigrasi masih kerap
perdagangan dan mengangkut mineral terjadi sedangkan perompakan jumlahnya
dari timur tengah ke Asia juga menjadi menurun. Pada tahun 2015 terdapat 60
tempat beragamnya kejahatan di laut. pelanggaran, pada tahun 2016 terjadi 97
Jenis kejahatan di area ini cukup pelanggaran dan pada tahun 2017 terjadi
beragam, seperti pembajakan, pencurian 103 pelanggaran. Untuk memberikan rasa
di kapal, perlintasan ilegal tenaga kerja

56 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 4 Nomor 3 Tahun 2018


Tabel 1. Data Pelanggaran di Selat keselamatan laut terutama selat yang
Malaka dan Singapura 2015-2017
Jenis Pelanggaran 2015 2016 2017 digunakan untuk perlintasan akan sangat
KII 6 15 22 vital dan strategis bagi semua negara, tak
KIA 16 25 28
Pelayaran 20 24 34 terkecuali Selat Malaka dan Selat
Handak 4 3 0
Singapura.
Pertambangan 1 0 0
Kepabeanan 4 15 6 Menurut Pengevaluasi Perairan dan
Kehutanan 1 6 1
Pelayanan Pandu Subdit Pemanduan,
Imigrasi 0 6 6
Migas 2 2 3 Sugeng Priyatno menyatakan bahwa
Pencemaran 0 0 0
Cagar Budaya 1 0 0 dalam menangani kompleksitas dan
Pencurian/ 3 0 1 rumitnya permasalahan lalu lintas
Perompakan
Narkotika 2 0 2 pelayaran di Selat Malaka dan Selat
Miras 0 1 0
Singapura, dibentuklah instrument/sistem
Total 60 97 103
Sumber: Koarmada I, 2017 keamanan dan keselamatan pelayaran.
Instrument/sistem tersebut antara lain,
aman, Koarmada I melakukan operasi di
Traffic Separation Scheme (TSS), Vessel
sekitar Selat Malaka dan Selat Singapura.
Traffic System (VTS), Marine Electronic
Highway (MEH).
Ancaman Keselamatan di Selat Malaka
Pengaturan lalu lintas di Selat
dan Selat Singapura
Malaka dan Selat Singapura saat ini telah
Posisi Selat Malaka dan Selat Singapura
menggunakan peralatan yang canggih.
merupakan jalur Selat Malaka dan Selat
Namun faktanya kecelakaan di Selat
Singapura termasuk jalur perdagangan
Malaka dan Selat Singapura tetap terjadi.
internasional, SLOT (Sea Lanes of Trade)
Sebagian besar kecelakaan tersebut
dan SLOC (Sea Lanes of Communication)
disebabkan human error (kesalahan
terpadat untuk perdagangan dan jalur
manusia).
minyak dunia jika dibandingkan dengan
Dari data yang di keluarkan oleh
selat-selat lainnya. Harus disadari bahwa
KNKT (Komite Nasional Kecelakaan
ancaman untuk masa mendatang adalah
Transportasi) bahwa jumlah kecelakaan
keamanan energi, keamanan pangan, dan
kapal dari tahun 2012 sampai tahun 2017
ketersediaan air. Kesemuanya itu akan
mengalami peningkatan. Total 40
menggunakan jalur laut dalam
kecelakaan, jenis kecelakaan tersebut
distribusinya. Oleh karena itu
antara lain kapal tenggelam 11 kapal,

Optimalisasi Pemanduan Kapal dalam Meningkatkan ... | Wahyulianto, Supartono, Buntoro | 57


Tabel 2. Kecelakaan Kapal di Selat Malaka kerang dimakan oleh manusia sehingga
dan Selat Singapura Tahun 2012-2017
minyak yang jatuh kelaut
Tahun Jumlah Kecelakaan mempengaruhi/berdampak buruk bagi
2012 4 manusia.
2013 4
2014 6
2015 7 Pemanduan Kapal di Selat Malaka dan
2016 9
Selat Singapura
2017 10 Indonesia mendapatkan kelimpahan pada
Total 40
Sumber: KNKT, 2017 posisi geografisnya yang menjembatani
dua benua dan dua samudera, perairan
terbakar/meledak 13 kapal, tubrukan 11
Selat Malaka dan Selat Singapura menjadi
kapal, kandas 4 kapal dan disebabkan hal
rute penghubung tercepat bagi kapal
yang lain 1 kapal. Kecelakaan kapal
minyak Timur Tengah menuju ke negara-
merupakan ancaman terhadap
negara Asia Timur yang kehidupannya
keselamatan pelayaran. Setiap
bergantung pada distribusi minyak
kecelakaan kapal yang terjadi dapat
mentah tersebut. Kondisi geografis Selat
membahayakan lalu lintas pelayaran serta
Malaka yang sempit dan dangkal
berpotensi menimbulkan pencemaran
menjadikan selat tersebut rawan
lingkungan.
kecelakaan. Tingginya resiko pelayaran di
Kasubsi Invetarisasi Dan Status
Selat Malaka, mengakibatkan negara –
Mutu Kementerian Lingkungan Hidup
negara pantai, pengguna, serta organisasi
Dan Kehutanan, Heni Agustina,
maritim internasional melakukan berbagai
menyatakan bahwa, semakin banyak
cara untuk mengamankan Selat Malaka
minyak yg tumpah biasanya tingkat
dan Selat Singapura dengan membentuk
kerusakannya semakin besar karena
forum-forum yang bertujuan
minyak akan mengendap ke dasar laut,
mengentaskan permasalahan keamanan
dasar laut terdapat Bentos yang menjadi
pelayaran di area chokepoint tersebut.
bahan makan bagi ikan-ikan, kerang dan
Menyikapi permasalahan
makhluk hidup lainnya, hal tersebut
pentingnya keselamatan navigasi dan
merupakan rantai makanan manusia.
perlindungan lingkungan maritim
Bentos akan memakan minyak, ikan dan
terhadap pencemaran, 3 Littoral State,
kerang makan bentos kemudian ikan dan
Indonesia, Malaysia dan Singapura

58 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 4 Nomor 3 Tahun 2018


membentuk pertemuan Tripartite beroperasi, sehingga para pemilik kapal
Technical Experts Group (TTEG) dengan tanker VLCC atau perusahaan pelayaran
tujuan mempomosikan keselamatan international yang mengoperasikan,
pelayaran dan perlindungan lingkungan belum mengenal jasa pemanduan dari
laut di Selat Malaka dan Selat Singapura. Indonesia dengan baik, sehingga masih
Pada pertemuan TTEG ke-41, sepakat menggunakan jasa pemanduan dari
menetapkan “guidelines to implement the negara lain maka perlu di sosialisasikan
voluntary pilotage services in the straits of kepada seluruh pemilik-pemilik kapal
Malacca and Singapore (Guidelines to maupun perusahaan-perusahaan
implement the VPS in SOMS)” dan pelayaran yang mengoperasikan VLCC
berkomitmen untuk menjalankan the VPS bahwa Indonesia sudah memiliki pandu
in SOMS pada kesempatan pertama. yang akan melayani jasa pelayanan pandu
Berdasarkan hasil TTEG ke-41 tersebut, di Selat Malaka dan Selat Singapura.
Pemerintah Indonesia mengeluarkan Indonesia sangat berkepentingan
peraturan Direktur Jenderal Perhubungan dalam pemanduan di selat malaka dan
Laut No. Hk.103/2/4/ DJPL-17 tanggal 27 Selat Singapura karena kapal-kapal
Maret 2017 tentang Sistem dan prosedur pengangkut minyak mentah berlayar
pelayanan jasa pemanduan dan melewati Selat Malaka dan Selat
penundaan kapal pada Perairan pandu Singapura dari barat ke timur melalui
luar biasa di Selat Malaka dan Selat perairan teritorial Indonesia.
Singapura. Serta menunjuk salah satu Kenyataannya kapal-kapal tersebut di
perusahaan Operator Pemanduan yaitu pandu oleh pandu-pandu ilegal dari
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)/ negara lain, hal tersebut merupakan
Pelindo 1 untuk melaksanakan kerugian bagi bangsa Indonesia serta
Pemanduan Kapal di Selat Malaka dan melanggar kedaulatan negara.
Selat Singapura. Negara pantai yang mempunyai
Menurut Marine Deep Sea Pilot, kedaulatan berhak untuk mengambil
Pelindo Marine Service Capt Budiman, tindakan penegakan hukum yang
menyatakan bahwa, masih sedikit kapal- diperlukan terhadap siapa pun yang
kapal asing yang memakai pemanduan melanggar peraturan perundang-
kapal di Selat Malaka dan Selat Singapura undangan negara tersebut. Jadi sejak
karena jasa pemanduan ini belum lama negara pantai memperoleh kedaulatan

Optimalisasi Pemanduan Kapal dalam Meningkatkan ... | Wahyulianto, Supartono, Buntoro | 59


atas laut teritorial, perairan pedalaman, Pembahasan
dan perairan kepulauan (jika negara Keamanan adalah suatu kondisi atau
kepulauan), maka negara pantai tersebut keadaan aman, tenteram yang bebas dari
dapat mengambil tindakan yang bahaya, bebas dari gangguan/ancaman,
diperlukan untuk penegakan hukum dan bebas dari resiko, bebas dari keragu-
regulasinya. pasal 25 (1) UNCLOS 1982 raguan dan bebas dari kekhawatiran.
dengan jelas menyatakan ‘hak Menurut teori keamanan oleh Barry
perlindungan bagi negara pantai, dimana Buzan, keamanan (security) tidak sama
negara pantai dapat mengambil langkah- dengan pertahanan (defense) tetapi
langkah yang diperlukan di laut memiliki kesamaan tujuan yaitu
teritorialnya untuk mencegah pelintasan kemerdekaan/kebebasan atas ancaman.
yang non damai. Sebagai tempat yang sangat strategis
Peran pemanduan kapal di Selat dalam perdagangan dunia, Selat Malaka
Malaka dan Selat Singapura tidak hanya dan Selat Singapura menghadapi
berperan dalam keselamatan pelayaran berbagai macam masalah ancaman
namun juga bisa berperan dalam keamanan. Ancaman tersebut tidak hanya
memberikan informasi jika terdapat ancaman keamanan tindak kekerasan tapi
aktivitas ilegal seperti ada penangkapal juga ancaman terhadap keamanan
ikan ilegal diwilayah territorial kita atau navigasi maupun ancaman keamanan
kegiatan menaikan dan menurunkan lingkungan. Kondisi adanya
orang yang melanggar peraturan gangguan/ancaman tersebut
keimigrasian, juga kegiatan ilegal dengan mengakibatkan pelayaran kapal yang
menurunkan atau menaikan barang- melintasi Selat Malaka dan Selat
barang yang melanggar peraturan Singapura menjadi tidak aman.
kepabeanan, dan juga dengan lebih Keamanan maritim di Selat Malaka
berhati-hati dalam bernavigasi serta dan Selat Singapura melibatkan berbagai
menegur kapal lain yang melanggar macam dimensi dan aktor (negara dan
peraturan Nasional maupun Internasional non negara) yang saling terkait satu sama
di wilayah teritorial Indonesia lain. Selain sumber ancaman yang begitu
beragam. Persoalan yang demikian
menurut Buzan, menunjukan adanya
cross sectoral security connections atau

60 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 4 Nomor 3 Tahun 2018


keterhubungan antar sektor keamanan kepatuhan prosedur-prosedur
(ekonomi, sosial, politik, lingkungan dan keselamatan dan pengembangan
militer) yang memiliki bobot sekuritisasi kapasitas sumber daya
yang sangat tinggi. manusia/pendidikan dan pelatihan di
Keamanan Maritim tidak hanya bidang Keselamatan Maritim. Maka
berkaitan dengan ancaman terhadap pelayaran kapal-kapal yang melintasi Selat
tindak kekerasan di laut, penyelundupan, Malaka dan Selat Singapura harus
terorisme dan lain sebagainya yang dilindungi keselamatannya.
bersifat security. Keamanan maritim juga Terdapat dua jenis ancaman
berkaitan dengan keselamatan pelayaran keamanan maritim di Selat Malaka dan
dan pencemaran lingkungan. Christian Selat Singapura yaitu ancaman yang
Buerger dalam teori keamanan maritim bersifat keamanan (maritime security)
menyebutkan bahwa keselamatan laut dan keamanan maritim yang bersifat
merupakan bagian dari keamanan keselamatan (maritime safety). Dalam
maritim. Keselamatan laut berarti penelitian ini kedua definisi tersebut
perlindungan bagi kapal-kapal yang (maritime security dan maritime safety)
melakukan pelayaran. Keselamatan laut merupakan satu kesatuan dari konsepsi
dapat diartikan perlindungan lingkungan keamanan maritim. Berkaitan dengan
laut dan pencegahan tabrakan, judul yang diambil penulis akan
kecelakaan dan bencana lingkungan yang membahas lebih banyak mengenai
disebabkan oleh aktifitas di laut. keamanan maritim yang bersifat
Terkait dengan teori Keamanan keselamatan.
Maritim yang disampaikan oleh Christian Ancaman Keamanan Maritim di
Buerger bahwa konsep Keselamatan Selat Malaka dan Selat Singapura yang
Maritim (Maritime Safety) yaitu mengatasi bersifat security adalah IUU Fishing,
permasalahan keselamatan kapal, penyelundupan, imigran ilegal, tindak
instalasi, personil/ aktor profesional di kekerasan di laut dan narkotika serta
bidang kemaritiman dan lingkungan laut. aktivitas ilegal lainnya. Ancaman ini
Keselamatan Maritim mencakup standar/ merupakan ancaman serius sehingga
pengaturan pembangunan/ konstruksi sangat memperngaruhi kerusakan
kapal dan instalasi maritim, pengendalian ekonomi dan keuangan suatu negara.
dan pengawasan pelaksanaan dan Khususnya akan berdampak langsung

Optimalisasi Pemanduan Kapal dalam Meningkatkan ... | Wahyulianto, Supartono, Buntoro | 61


terhadap perdagangan melalui laut, multilateral antara lain Malsindo ataupun
antara lain pelayaran yang tertunda, dan Malacca Strait Security Patrol (MSSP) yang
meningkatnya premi asuransi. Khususnya melibatkan Indonesia, Singapura dan
untuk Indonesia, sebenarnya kerusakan Malaysia. Selain kerja sama operasional
ataupun kerugian finasial tidak begitu diatas telah dibentuk pula berbagai kerja
berpengaruh. Hal ini disebabkan sama peningkatan kemampuan maupun
Indonesia tidak mempunyai hub port pendanaan melalui training dan
yang menjadi transit barang ataupun jasa pendidikan yang dilaksanakan oleh
dari perdagangan internasional. Kerugian berbagai Negara maupun organisasi
Indonesia kemungkinaan hanya pada internasional lainnya.
nama baik dan pertanyaan terhadap Kemudian ancaman keamanan
kemampuan Indonesia dalam maritim yang masuk kategori
memberantas kejahatan di laut. Kondisi keselamatan (safety) di Selat Malaka dan
ini tentu saja sangat berbeda dengan Selat Singapura ada 2 ancaman yaitu
Malaysia dan Singapura yang mempunyai keselamatan pelayaran dan pencemaran
kepentingan secara langsung terhadap lingkungan. Ancaman keselamatan
perdagangan internasional (sea borne mengacu pada perlindungan lingkungan
trade) ini. laut melalui upaya yang bersifat teknis
Untuk menghadapi ancaman dan melalui peraturan. Ketiga littoral
keamanan maritim di Selat Malaka dan state menyepakati pengelolaan bersama
Selat Singapura yang bersifat Security, Selat Malaka dan Selat Singapura dalam
yang harus di perkuat adalah penegakan hal keselamatan pelayaran dan
hukum. Selain kerjasama antar perlindungan lingkungan.
stakeholder, berbagai kerja sama Untuk menghindari kecelakaan
internasional juga telah dilakukan oleh kapal di Selat Malaka dan Selat Singapura,
Negara yang berbatasan dengan Selat IMO mengeluarkan Resolusi yang isinya
Malaka dan Selat Singapura. Kerja sama merekomendasikan kepada semua kapal-
ini meliputi kerja sama bilateral maupun kapal Deep Draught Vessel (DDV) dan Very
multilateral. Kerja sama bilateral antara Large Crude Carrier (VLCC) untuk
lain dilakukan antara Indonesia dengan menggunakan pelayanan pemanduan dari
Malaysia, dan Indonesia dengan negara negara pantai yang berbatasan
Singapura. Sedangkan kerjasama dengan Selat Malaka dan Selat Singapura

62 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 4 Nomor 3 Tahun 2018


yaitu dari Indonesia, Malaysia dan yang diperlukan atau pengembangan
Singapura. sarana bantu pelayaran internasional.
Kerjasama dengan negara lain b. untuk pencegahan, pengurangan dan
dibutuhkan dalam mengamankan jalur pengendalian pencemaran dari kapal.
pelayaran di Selat malaka dan Selat Kerjasama tersebut menghendaki
Singapura. Kerjasama internasional terjadi partisipasi setiap stakeholders pemakai
karena adanya national understanding selat, baik negara pemakai selat maupun
serta mempunyai tujuan yang sama, perusahaan pemakai selat. Meskipun
keinginan yang didukung oleh kondisi demikian, hendaknya kerjasama tersebut
internasional yang saling membutuhkan. tanpa terlibat untuk mengatur,
Menurut Kartasasmita kerjasama itu menginternasionalisasi maupun tidak
didasari oleh kepentingan bersama melanggar kedaulatan Negara pantai.
diantara negara-negara, namun Ancaman keamanan maritim tiga
kepentingan itu tidak selalu sama.20 tahun terakhir mengalami peningkatan.
Indonesia, Malaysia dan Singapura Ancaman yang paling banyak yaitu illegal
melakukan kerjasama dalam pengelolaan fishing sementara penyelundupan dan
Selat Malaka dan Selat Singapura. illegal Migrant masih terjadi walaupun
Kerjasama ini dilakukan agar pengguna jumlahnya tidak banyak, sedangkan
selat bebas dari ancaman keamanan perompakan jumlahnya menurun.
maritim. kerawanan tersebut diakibatkan
Kerjasama dalam keselamatan minimnya pengamanan di Selat Malaka
pelayaran dan perlindungan lingkungan dan Selat Singapura sehingga ada pihak-
merupakan mandat Pasal 43 UNCLOS pihak yang mengambil kesempatan.
1982 dimana negara pemakai dan negara Kerawanan tersebut dapat menjadi salah
yang berbatasan dengan selat hendaknya satu faktor keterlibatan negara lain untuk
bekerjasama melalui persetujuan untuk: mencampuri urusan dalam negeri
a. pengadaan dan pemeliharaan di Selat Indonesia, jika Indonesia tidak dapat
sarana bantu navigasi dan keselamatan mengatasi dan menyelesaikan
permasalahan tersebut. Aktivitas ilegal
yang terjadi perlu untuk ditindak lanjuti
20
Kartasasmita, Administrasi Internasional, dengan melakukan operasi untuk
(Bandung: Lembaga Penerbitan Sekolah Tinggi
Ilmu Administrasi, 1997), hlm. 20. menurunkan.

Optimalisasi Pemanduan Kapal dalam Meningkatkan ... | Wahyulianto, Supartono, Buntoro | 63


Kerawanan Kecelakaan kapal di untuk pelayaran internasional yaitu selat
Selat Malaka dan Selat Singapura pada antara bagian laut lepas atau zona
tahun 2015 sampai dengan 2017 ekonomi eksklusif dan bagian laut lepas
mengalami peningkatan. Hal tersebut atau suatu zona ekonomi eksklusif
diakibatkan dari kondisi Selat Malaka dan lainnya. Ketentuan tersebut dikecualikan
Selat Singapura yang lebarnya cukup bagi bagian perairan pedalaman manapun
sempit dengan kedalaman yang dangkal yang terletak dalam suatu selat, kecuali
serta lalu lintas laut yang cukup padat. jika perairan tersebut dulunya merupakan
Disamping itu, banyaknya batu, karang laut lepas yang berubah rezimnya dengan
dan arus laut yang berlawanan perubahan cara perarikan garis pangkal
meningkatkan potensi terjadinya kapal menggunakan garis pangkal lurus.
karam, kapal tenggelam dan tabrakan Meskipun demikian, rezim lintas melalui
antar kapal. Hal ini terlihat dari kecelakan selat yang digunakan untuk pelayaran
di tahun 2015 terjadi 7 kecelakaan kapal internasional tidak boleh mempengaruhi
terdiri dari 3 kapal tenggelam, terbakar 1 status hukum perairan (selat) tersebut
kapal, tubrukan 2 kapal, kandas 1 kapal. atau pelaksanaan kedaulatan atau
Kemudian di tahun 2016 terjadi 9 yurisdiksi Negara yang berbatasan
kecelakaan kapal terdiri dari 2 kapal dengan selat tersebut atas perairan,
tenggelam, terbakar 2 kapal, tubrukan 3 ruang udara, serta dasar laut di
kapal, kandas 1 kapal dan disebabkan hal bawahnya.
lain 1 kapal. Sedangkandi tahun 2017 Rezim hak lintas yang berlaku di
terjadi 10 kecelakaan kapal terdiri dari 2 selat yang di gunakan untuk pelayaran
kapal tenggelam, terbakar 4 kapal, internasional yaitu hak lintas transit. Pasal
tubrukan 2 kapal, kandas 2 kapal 38 ayat (2) UNCLOS 1982 menyatakan
Selat Malaka dan Selat Singapura bahwa lintas transit yaitu pelaksanaan
merupakan selat yang digunakan untuk kebebasan pelayaran dan penerbangan
pelayaran internasional. Status Selat semata-mata untuk tujuan transit yang
Malaka dan Selat Singapura ini diperkuat terus menerus, secepat mungkin antara
dengan ketentuan UNCLOS (United satu bagian laut lepas atau zona ekonomi
Nations Law of The Sea/ Konvensi Hukum eksklusif dan bagian laut lepas atau zona
Laut PBB) dalam Pasal 37 dan Pasal 35. ekenomi eksklusif lainnya. tidak ada
Dalam UNCLOS, selat yang digunakan batasan pada jenis kapal dan pesawat

64 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 4 Nomor 3 Tahun 2018


udara serta kebangsaan kapal dan atau Internasional serta infrastrukturnya
pesawat udara, mereka memiliki belum memadai. Sementara dari
kebebasan pelintasan yang sama melalui Singapura dan Malaysia sudah memulai
selat yang digunakan untuk pelayaran sejal lama.
internasional.21 Namun demikian Agar Indonesia mampu melakukan
kebebasan pelintasan tersebut dapat pengendalian pemanduan di Selat Malaka
dilakukan tanpa mengurangi kedaulatan dan Selat Singapura, maka Indonesia
dan yurisdiksi suatu negara pantai. harus meningkatkan kapasitas
Meski Indonesia memiliki sebagian kelembagaan pemanduannya.
besar atas wilayah Selat Malaka dan Selat Peningkatan kapasitas kelembagaan ini
Singapura, namun negara ini tidak dilakukan dengan cara mengoptimalisasi
berdaya menghadapi Singapura dan pemanduan kapal tersebut
Malaysia dalam pemanfaatan potensi Pengoptimalisasian pemanduan di
ekonomi selat tersebut. Singapura telah Selat Malaka dan Selat Singapura dapat
lama menikmati puluhan triliun rupiah dilakukan dengan cara. Pertama,
setiap bulannya dari bisnis usaha jasa pemerintah dapat mengeluarkan
pandu kapal di Selat Malaka dan Selat peraturan yang mewajibkan kapal-kapal
Singapura. untuk menggunakan pandu jika melintasi
Pada kenyataannya Indonesia baru selat-selat yang dianggap rawan terhadap
pada tahun 2008 menyatakan siap untuk bahaya navigasi. Peraturan ini tidak hanya
mengelola bisnis jasa pandu kapal, dan berlaku di Selat Malaka dan Selat
ironisnya jasa pemandu dari Indonesia Singapura saja namun berlaku terhadap
yang jumlahnya hanya puluhan itu lebih selat-selat di Indonesia yang di anggap
banyak menganggur, karena kapal-kapal rawan terhadap ancaman bahaya
asing yang lewat dari perairan selat navigasi, misalnya Selat Sunda dan Selat
Malaka lebih memilih jasa pemandu dari Lombok. Pemberlakuakan pengunaan
Singapura dan Malaysia. Hal ini terjadi, pandu pada perairan yang rawan bukan
karena jasa pemanduan dari Indonesia merupakan hal yang baru di dunia.
kebanyakan belum dikenal secara luas Pada beberapa perairan yang mirip
dengan perairan Selat Malaka dan Selat
21
Kresno Buntoro, Lintas Navigasi Di Nusantara Singapura, seperti di Selat Inggris, Laut
Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2014), hlm. 210. Baltic, Laut Utara, Selat Torres, Terusan

Optimalisasi Pemanduan Kapal dalam Meningkatkan ... | Wahyulianto, Supartono, Buntoro | 65


Suez dan Terusan Panama, para Nahkoda Singapura merupakan selat internasional
kapal dibantu oleh para Pelaut Lokal yang banyak dilalui kapal-kapal asing,
(Pandu) ketika melintasi perairan letaknya yang berbatasan dengan negara
tersebut untuk memberikan jaminan lain dapat menimbulkan konflik antar
keselamatan pelayaran. Kapal-kapal yang negara.
melintasi Selat Torres, Terusan Suez dan
Terusan Panama bahkan diwajibkan Simpulan dan Saran
untuk menggunakan Pemanduan dengan Pentingnya pemanduan kapal-kapal yang
alasan keselamatan pelayaran dan melintas di Selat Malaka dan Selat
perlindungan lingkungan Maritim. Singapura untuk menciptakan
Kedua, meningkatkan sarana dan keselamatan pelayaran, disamping
prasarana yang mendukung pelayanan menjaga kedaulatan negara, nilai
pemanduan kapal di Selat Malaka dan ekonomis, budaya, diplomasi,
Selat Singapura. Untuk mengoptimalkan pertahanan, dan sebagainya yang dapat
pemanduan kapal tesebut sarana dan diciptakan melalui kegiatan pemanduan
prasarana harus ditingkatkan. Disamping itu. Dalam sistem pertahanan,
kapal pandu ditambah, sumberdaya pemanduan kapal di Selat Malaka dan
manusianya juga perlu untuk Selat Singapura merupakan upaya untuk
ditingkatkan. PT. Pelindo I perlu menjaga meningkatkan keamanan di wilayah
dan meningkatkan kompetensi dan skill maritim. Peningkatan keamanan wilayah
para pandu sesuai dengan ketentuan dilaksanakan secara terpadu sesuai
yang berlaku secara internasional. kebijakan pemerintah dengan
Kesiapan personil dan infrastruktur memperhatikan geografis Indonesia
didukung sistem IT yang beroperasi 24 dalam mendukung kebijakan Poros
jam. Maritim Dunia. kegiatan pemanduan
Ketiga, PT. Pelindo I harus kapal di Selat Malaka dan Selat Singapura,
memperluas jaringan kerjasama. Agar secara efektif diharapkan dapat menjaga
dapat melaksanakan pemanduan dengan keselamatan pelayaran serta mampu
optimal. PT Pelindo I harus bekerjasama memantau dan menjaga kedaulatan
dengan pelaku-pelaku pelayaran baik di wilayah laut yurisdiksi nasional.
dalam maupun luar negeri. Hal ini perlu Maka simpulan dari penelitian ini
dilakukan karena Selat Malaka dan Selat adalah:

66 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 4 Nomor 3 Tahun 2018


a. Kerawanan keamanan maritim di Selat dan mengamankan jalur pelayaran
Malaka dan Selat Singapura mengalami Selat Malaka dan Selat Singapura. Agar
peningkatan. Aktivitas ilegal yang pandu dari Indonesia dapat bersaing
menonjol yaitu illegal fishing dan dengan pandu negara lain, pemerintah
penyelundupan sedangkan perlu meningkatkan kapasitas
perompakan mengalami penurunan. kelembagaan pandu dengan cara
Dalam keselamatan pelayaran, jumlah mengoptimalkan pemanduan agar
kecelakaan kapal meningkat, dapat melindungi keamanan dan
dihadapkan peningkatan perdagangan keselamatan pelayaran, serta
global maritim yang meningkat melindungi lingkungan maritim
mengakibatkan lalu lintas kapal juga disamping menjaga kedaulatan negara.
akan meningkat yang akan sehingga Optimalisasi terkait pemanduan di
kerawanan terhadap kecelakaan kapal. Selat Malaka dan Selat Singapura adalah
Keselamatan pelayaran merupakan kegiatan memaksimal keselamatan dan
bagian dari keamanan maritim, keamanan pelayaran melalui kegiatan
keselamatan di laut memberikan rasa pemanduan kapal. Dengan
aman terhadap pengguna laut. Untuk mengoptimalisasikan pemanduan kapal
meningkatkan keamanan dan maka Indonesia akan mampu
keselamatan di Selat Malaka dan Selat mengendalikan pemanduan kapal
Singapura perlu melibatkan negara- sehingga dapat mengurangi tingkat
negara pengguna selat, masyarakat kecelakaan kapal.
internasional, organisasi internasional, Saran yang penulis berikan terhadap
dan PBB. penelitian adalah rekomendasi praktis
b. Pengendalian pemanduan kapal di yang berhubungan dengan langkah yang
Selat Malaka dan Selat Singapura dapat diambil oleh pemerintah sebagai
selama ini dilakukan ketiga negara berikut:
pemilik selat yaitu Indonesia, Malaysia a. Mengeluarkan regulasi yang
dan Singapura. Ketiga negara tersebut menegaskan pemanduan. Regulasi
bersama negara-negara pengguna yang mewajibkan kapal yang melintas
selat melakukan kerjasama dengan Selat Malaka dan Selat Singapura
membentuk Tripartite Technical menggunakan pandu. Dengan adanya
Experts Group (TTEG) demi melindungi regulasi wajib pandu maka setiap kapal

Optimalisasi Pemanduan Kapal dalam Meningkatkan ... | Wahyulianto, Supartono, Buntoro | 67


yang melintasi Selat Malaka dan Selat Referensi
Singapura yang berada di sisi Indonesia Buku
akan dikendalikan oleh pandu Adolf, Huala. 2004. Hukum Penyelesaian
Sengketa Internasional. Jakarta:
Indonesia.
Sinar Grafika.
b. Meningkatkan Infrastruktur Buntoro, K. 2014. Lintas Navigasi Di
pemanduan. Selat Malaka dan Selat Nusantara Indonesia. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
Singapura merupakan jalur pelayaran
Buzan, B. 1983). People, state, and fear
internasional maka pandu tersebut (the national security problem in
akan berinteraksi dengan kapal-kapal international relations). Brighton:
Wheatsheaf Books.
asing, oleh karena itu Pemerintah
Buzan, Barry. 2009. The Evolution of
sebaiknya menambah/meningkatkan International Security Studies.
infrastruktur pemanduan yang baik Cambridge University Press.

sesuai dengan perkembangan Creswell, J. W. 2013. Research Design:


Pendekatan Kualitatif,
teknologi. Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:
c. Pemerintah perlu memberi PT. Pelindo Pustaka Pelajar.
Creswell, J. W. 2015. Penelitian Kualitatif
I sebagai operator pandu kewenangan
dan Desain Riset: Memilih di Antara
untuk memperluas jaringan. Lima Pendekatan (Edisi Ke-3).
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
pengelolaan Selat Malaka dan Selat
Kartasasmita, K. 1997. Administrasi
Singapura dilakukan oleh tiga negara
Internasional. Bandung: Lembaga
(Indonesia, Malaysia dan Singapura), Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi.
maka PT. Pelindo I perlu di berikan
Kementerian Pertahanan. 2015. Buku
kewenangan untuk melakukan Putih Pertahanan Indonesia.
kerjasama dengan instansi setingkat di Jakarta: Kementerian Pertahanan.
luar negeri. Marsetio. 2014. Indonesia Sea Power.
Jakarta: Universitas Pertahanan.
Sugiyono, Prof. Dr. 2011. Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Alfabeta, Bandung.
_______________. 2014. Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Cetakan ke- 20, ALFABETA,
CV., Bandung.

68 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 4 Nomor 3 Tahun 2018


Jurnal, Penelitian Dan Tesis Keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan Laut Nomor BX-
Hidayat, S. 2015. Doktrin Pertahanan
428/PP 304 tentang Pemberian izin
Dalam Mewujudkan Keamanan
kepada PT. Pelabuhan Indonesia I
Maritim: Perspektif
(Persero)untuk melaksanakan
Posmodernisme. Jurnal
Pelayanan Jasa Pemanduan dan
Pertahanan. Volume 5. Nomor 2.
Penundaan Kapal pada Perairan
71-92.
Pandu Luar Biasa Selat Malaka dan
Hikam, M.A.S, dan Praditya, Y. 2015. Selat Singapura.
Globalisasi dan Pemetaan Kekuatan
Strategis Pertahanan Maritim
Indonesia dalam menghadapi
ancaman Transnasional,
berdasatkan analisis model element
of national power: PMESII. Jurnal
Pertahanan. Volume 5. Nomor 2.
53-70.
Kuncoro, F. 2015. Membangun Kekuatan
Nasional Dengan Mewujudkan Visi
Poros Maritim Dunia. Jurnal
Pertahanan. Volume 5. Nomor 2.
175-190.

Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008
tentang Pelayaran.
Undang-Undang nomor 17 tahun 1985
tentang Pengesahan United
Nations Convention On The Law
Of The Sea (konvensi perserikatan
bangsa-bangsa tentang hukum
laut).
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Laut Nomor Hk.103/2/4/DJBL.17
tahun 2017 tentang Sistem dan
prosedur pelayanan jasa
pemanduan dan penundaan kapal
pada perairan pandu luar biasa di
Selat Malaka dan Selat Singapura.
Keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan Laut Nomor
PU.63/I/8/DJPL.07 tahun 2007
tentang Penetapan Perairan
Pandu Luar Biasa di Selat Malaka
dan Selat Singapura.

Optimalisasi Pemanduan Kapal dalam Meningkatkan ... | Wahyulianto, Supartono, Buntoro | 69


70 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 4 Nomor 3 Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai