Abstrak
1
Ray Mabus, 2015 “A Cooperative Strategy for 21st Century Seapower”
https://www.navy.mil/local/maritime/150227-CS21R-Final.pdf
2
Geoffrey Till, 2013. “Seapower: a Guide for the TWENTYFIRST
Century” London: Routledge third edition, p.23
3
Basil Germond and Fong Wa Ha, 2018 “Climate change and maritime security narrative: the
case of the international maritime organization”. Journal of Environmental Studies and Sciences,
Published online 2018 Aug 2. doi: 10.1007/s13412-018-0509-2.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6383619/
negara dan tentunya akan memicu masalah masalah lainya.4 Dalam kata lain,
terutama dalam kajian hubungan internasional – kuhususnya dalam kajian kemanan
– permasalahan sampah plastik beserta dampak yang ditimbulkan dinarasikan dalam
konsep Keamanan Lingkunagan Maritim yang mampu berimbas pada Human
Secuirty diamana pada akhirya setiap ancaman yang ada akan menjadikan
masyarakat sebagai sasaran tembaknya.
Hubungan antara permasalahan lingkungan, perubahan iklim serta human
secuirty terutama dalam kajian kemanan maritim digambarkan oleh Chritian Bueger
dalam Maritime Secuirty Matrix.5 Kendati demikian, sekali lagi, belum ada
penjelasan yang sempurna terkait bagaimana ancaman yang ada terutama ancaman
berupa limbah sampah plastik mampu menarik perhatian para aktor sebagai sebuah
ancaman kemanan maritim. Perlu penegasan secara akademik mengenai korelasi
narasi antara; ancaman – keamanan maritim – lingkungan – sampah plastik;
sehingga muncul pemikiran bahwa sampah platik memiliki potensi dampak yang
besar sebagai sebuah ancaman bagi suatu negara.
Di Indonesia semenjak era kepemimpinan Jokowi dodo yang terpilih untuk
mengelola pemerintahan selama periode 2014 hingga 2019, konsep negara maritim
dan narasi yang mengarahkan kesadaran pemikiran bahwa laut adalah ruang lingkup
yang mampu menjadi penompang perekonomian nasional mulai di bangun. Selain
itu dengan konsep negara maritim, Indonesia perlu menyadari bahwa dari tempat
yang sama, ancaman militer maupun non militer juga dapat datang
Cita cita sebagai “World Maritime Exis” mendobrak banyak perubahan
diberbagai lini kebijakan di Indonesia. Melalui dari Peraturan Presiden Nomor 16
tahun 2017, Indonesia mulai mengatur kebijakan kelautan yang berlandaskan 7 pilar
Kebijakan Keluatan Indonesia. Buku Putih Kebijakan Kelautan Indonesia yang
didalamnya memuat 7 pilar melengkapi 5 pilar yang sebelumnya; 1) Budaya
4
Teddy Prasetiawan, 2018. “Upaya Mengatasi Sampah Plastik di Laut”. Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI - Bidang Kesejahteraan Sosial: Info Singkat. Vol. X, No.
10/II/Puslit/Mei/2018. P.14
5
Chritian Bueger. 2015. “Marine Policy : What is maritime security?. Volume 53, March 2015,
Pages 159-164
Maritim; 2) Sumber Daya Maritim; 3) Infrastruktur dan Konektivitas Maritim; 4)
Diplomasi Maritim ; dan 5) Pertahanan Maritim.6
Dua pilar yang ditambahkan yaitu terkait tata kolala kelembagaan kelautan dan
pengelolaan ruang laut dan perlindungan lingkungan hidup ; 1) Pertahanan,
kemanan, penegakan humum, dan keselamatan di laut; 2) Tata kelola dan
kelembagaan kelautan; 3) Ekonomi, infrasturkut dan penigkatan kesejahteraan; 4)
Pengelolaan ruanglaut dan perlindungan lingkungan laut; 5) Budaya bahari; 6)
Diplomasi maritim; 7) Pengelolaan sumberdaya kelautan dan Pengembangan
sumberdaya manusia.7 Secara khusus dalam Peraturan Presiden No.16 tahun 2017
yang mengatur tata kelola sumberdaya maritim mengkaji bagaimana optimalisasi
pengeloaan, pemanfaatan dan kontrol terhadap sumberdaya yang ada. Perpres ini
juga berupaya untuk mengembangkan potensi ekonomi seperti pelabuhan,
manajemen perikanan tangkap, dan mengelola potensi yang dimiliki masyarakat
dalam memproduksi perikana tangkap.8
Kehadiran limbah plastik juga menjadi ancaman bagi Indonesia, terhitung
Indonesia sebagai negara kepulauan dan dengan dikeluarkannya peraturan presiden
nomor 16 tahun 2017, Indonesia seharusnya menyadari bahwa sampah plastik bukan
permasalahan ringan dan dapat menjadi potensi ancaman baru.9 Hasil penelitian dari
192 negara oleh University of Georgia, Indonesia dinyatakan berada di posisi kedua
sebagai negara dengan jumlah sampah plastik terbesar di dunia. Menurut data yang
dipaparkan oleh Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat
Statistik (BPS), di Indonesia sebanyak 64 juta ton per tahun sampah plastik di
hasilkan dan 3,2 ton di antaranya adalah sampah plastik yang bermuara ke laut. Dari
total jumlah sampah plastik duinia, 70% persen sampah plastik ini berpotensi untuk
masuk ke kawsan laut Indonesia.10
6
Buku Putih Kebijakan Keluatan Indonesia 2017: Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2017
7
Buku Putih Kebijakan Keluatan Indonesia 2017
8
Buku Putih Kebijakan Keluatan Indonesia 2017
9
Budi Raharjo. 2017. “Sampah Plastik di Laut Menjadi Ancaman Baru Negara ASEAN”.
Republika. https://www.republika.co.id/berita/dpr-ri/berita-dpr-ri/17/07/19/otc1k6415-sampah-
plastik-di-laut-menjadi-ancaman-baru-negara-asean
10
Administrator, 2019 “Menenggelamkan Pembuang Sampah Plastik di Laut” Indonesia.go.id.
https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/sosial/menenggelamkan-pembuang-
sampah-plastik-di-laut
Status sebagai salah satu negara kepulauan teterbesar di dunia memilki masalah
keterbatasan sumber daya, teknologi pengelolaan sampah plastik, hingga masalah
kapital yang tidak memadai sehingga muatan sampah plastik dengan mudah
terakumulasi di lautan lepas.11 Dalam konsep Sistem Pertahanan Negara
(SISHANNEG) Indonesia yang tertuang dalam buku putih pertahanan, ancaman
dapat hadir dalam bentuk ancaman Militer dan Non-militer.12 penjabaran secara garis
besar terkait ancaman non militer sudah membahas mengenai perubahan iklim;
“....Perubahan iklim secara tidak langsung akan berpengaruh pada
masalah keamanan. Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar hidup manusia
akan menyebabkan terganggunya ketahanan dan kemampuan beradaptasi
terhadap lingkungan yang dapat mengarah kepada kerawanan. Hal ini
juga berpengaruh terhadap dinamika politik, perekonomian, krisis air dan
pangan, munculnya berbagai penyakit pandemik, migrasi penduduk dan
berbagai konflik.”13
Namun dalam poin yang tertera belum menyebutkan ancaman dari sampah
platik sebagai sala satu potensi ancaman baik bagi kesehatan, ekonomi hingga
hubungan luar negeri. Maka perlu sekali upaya mensekuritirisasi masalah limbah
sampah plastik sebagai sebuah ancaman didalam agenda strategis ini dengan merujuk
pada geopolitik Indonesia sebagai negara kepulauan, ini sedikit beresiko mengingat
Indonesia adalah salah satu negara dengan sampah plastik terbesar di dunia.
Penelitian ini akan membangun narasi mengenai ancaman yang berasal dari
limbah sampah plastik di laut terhadap keamanan maritim. Terlepas dari ketidak
sempurnaan konsep matrix kemanan maritim yang di lahirkan oleh Chritian Bueger
dalam menjelaskan bentuk ancaman secara detail dan menyeluruh terutama masalah
limbah sampah plastik di laut, setidaknya matrix ini menjadi pijakan awal kami
dalam melihat ancaman dalam konsep keamanan maritim. Permasalahn sampah
plastik ini akan menjadi masalah besar bagi negara dengan lingkungan geografis
yang didominasi oleh laut atau laut menjadi sumber daya utama dalam kebijakan
negaranya, seperti negara kepulauan “archipelagic state” bahkan negara yang
banyak memanfatakan sumber daya kemartiman sebagai penompang perekonomian
11
L. P. Hutahaean. 2015. “Mengapa Indonesia Masuk Salah Satu Daftar Pembuang Sampah
Plastik Terbanyak ke Laut?”. Mongabay: 30 March 2016.
https://www.mongabay.co.id/2016/03/30/mengapa-Indonesia-masuk-salah-satu-daftar-
pembuang-sampah-plastik-terbanyak-ke-laut/
12
Buku Putih Pertahanan Indonesia 2015
13
Buku Putih Pertahanan Indonesia 2015
negaranya. Maka perlu membangun konsepsi akademik terkait setiap ancaman
kemanan lingkungan maritim serta potensi ancaman keamanan di lingkungan
maritim.
B. Metodologi
Artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif dimana metode ini akan
mengeksplorasi dan memahami makna dari masalah sosial atau kemanusiaan terkait
isu lingkungan mengenai sampah plastik di laut.14 Proses penelitian kualitatif ini
melibatkan upaya-upaya penting melalui analisa data secara induktif dan
menafsirkan makna dari data yang telah di dapatkan.15
Dengan menggunakan metode penulisan deskriptif, penulis akan membangun
narasi ancaman mealui penggambaran bagaimana sampah plastik di laut berpotensi
menjadi sebuah Ancaman Lingkungan Maritim dan implikasi terhadap Sistem
Pertahanan Negara (SISHANNEG) Indonesia. Penggunaan metode penulisan
deskriptif ditujukan agar dapat menggambarkan dan menyampaikan masalah yang
diteliti secara cermat dan lengkap. Dalam artikel ini, penulis menggunakan studi
pustaka dalam menganalisa masalah, dimana kami mengumpulkan data dari berbagai
sumber literatur serta dokumen terkait limbah sampah plastik, kajian pertahanana dan
kajian keamanan maritim.
C. Kerangka Konsep
Sistem Pertahanan
Negara
(SISHANNEG)
Indonesia
Sekuritirisasi Ancaman
Keamanan Maritim
14
John W. Creswell. Reasearch Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Method Approaches
4thEdition.(California, SAGE Publications : 2013), 4.
15
Ibid, 4-5.
Untuk membantu mempertajam analsisi kasus Sampah Plastik dilauat Indonesia,
penulis menggunakan kerangka konsep seperti Keamanan Maritim untuk menjadi
landasan berpikir awal dalam mengupas isu Keamanan Lingkungan Maritim; Teori
Sekuritirisasi (Securitirization) menjabarkan , Teori Ancaman dan juga
menggunakan Sistem Pertahanan Negara (Sishanneg) Indonesia agar menemukan
analsis yang holistik dan empirik
1. Persepsi Ancaman
4. Sekuritirisasi
PEMBAHASAN
Permaslahan Limbah Sampah Plastik Laut di Indonesia
Sekuritirisasi Limbah sampah plastik dalam persepsi ancaman
Limbah Sampah Plastik Laut dalam Konsepsi Ancaman Non- Militer
Sistem Pertahanan Negara Indonesia
Sampah Plastik Sebagai Ancaman Keamanan Lingkungan Maritim dan
Implikasi terhadap SISHANNEG Indonesia
KESIMPULAN