Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Dampak Pemberlakuan Alur Laut Kepulauan Indonesia


untuk Meningkatkan Ketahanan Laut Indonesia

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Studi Diploma III
Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga

Oleh :

DJUMADILLA ANNISA
8303201161

PROGRAM STUDI
D-III KETATALAKSANAAN PELAYARAN NIAGA
JURUSAN KEMARITIMAN
POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
BENGKALIS - RIAU
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Dampak Pemberlakuan Alur Laut Kepulauan Indonesia untuk
Meningkatkan Ketahanan Laut Indonesia

DJUMADILLA ANNISA
8303201161
PROGRAM STUDI
D-III KETATALAKSANAAN PELAYARAN NIAGA
Bengkalis, Mei 2022
Menyetujui, Mengetahui

Dosen Pembimbing Ketua Jurusan Kemaritiman


Politeknik Negeri Bengkalis

Nur Rahmani, S.E., M.Si Romadhoni, S.T., M.T.


NIP 199009112019032015 NIP 198404072019031008
FINAL ASSIGMENT APROVAL SHEET
THE IMPACT OF THE IMPLEMENTATION OF THE
INDONESIAN ARCHIPELAGIC SEA LANES TO INCREASE
INDONESIA’S MARITIME SECURITY

DJUMADILLA ANNISA
8303201161
STUDY PROGRAM
D-III KETATALAKSANAAN PELAYARAN NIAGA

Bengkalis, Mei 2022

Accepted by, Knowing


Examiner Chairman of the Maritime Department
Politeknik Negeri Bengkalis

Nur Rahmani, S.E., M.Si Romadhoni, S.T., M.T.

NIP 199009112019032015 NIP 198404072019031008


Dampak Pemberlakuan Alur Laut Kepulauan Indonesia untuk
Meningkatkan Ketahanan Laut Indonesia

Nama Taruna : Djumadilla Annisa

NIT : 8303201161

Dosen Pembimbing : Nur Rahmani, S.E., M.Si

Abstrak

Sebagai suatu negara kepulauan besar di dunia, Indonesia dapat menjadi poros
maritim bagi dunia. Potensi besar ini sangat dimungkinkan, mengingat posisi Indonesia
berada di daerah persilangan strategis pelayaran dunia di kawasan Asia Pasifik. Konsep
negara kepulauan semakin kokoh dan mendapatkan legalitas internasional, namun legalitas
itu harus diimbangi pula oleh pemerintah dengan menetapkan 3 rute Alur Laut Kepulauan
Indonesia (ALKI) bagi kepentingan besar pelayaran internasional. Konsekuensi ini menjadi
tanggung jawab besar pemerintah Indonesia untuk dapat mengamankan semua ancaman
maritim yang muncul. Kajian ini untuk mengetahui impresi dan upaya pemerintah dalam
mengamankan ALKI sebagai bagian dari tugas keamanan nasional (national security).
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan desain studi kepustakaan. Studi ini
menemukan adanya impresi negatif dan positif atas penetapan ALKI, pembentukan lembaga
baru yang menjadi leading sector dalam upaya pengamanan wilayah perairan Indonesia.
Sinergitas dan interoperabilitas seluruh Badan/Lembaga penegak hukum dan penegak
kedaulatan sangat dibutuhkan dalam menjaga stabilitas keamanan perairan Indonesia dari
ancaman tradisional dan ancaman non tradisional.

Kata Kunci: ALKI, Interoperabilitas, Keamanan Maritim, Keamanan Nasional, dan


Kedaulatan
THE IMPACT OF THE IMPLEMENTATION OF THE
INDONESIAN ARCHIPELAGIC SEA LANES TO INCREASE
INDONESIA’S MARITIME SECURITY

Cadet Name : Djumadilla Annisa

NIT : 8303201161

Advisor : Nur Rahmani SE , M.Si

Abstract
As a large archipelagic country in the world, Indonesia can become a maritime axis
for the world. This great potential is very possible, given Indonesia's position in a strategic
crossroads for world shipping in the Asia Pacific region. The concept of an archipelagic
state is getting stronger and obtaining international legality, but that legality must also be
balanced by the government by establishing 3 Indonesian Archipelago Sea Route (ASLs)
routes for the major interests of international shipping. This consequence is the big
responsibility of the Indonesian government to be able to secure all maritime threats that
arise. This study is to determine the impressions and efforts of the government in securing
ALKI as part of the national security task. This research uses qualitative methods, and with
a literature study design. This study finds that there are negative and positive impressions
on the establishment of ASLs, the formation of new institutions that become the leading
sector in efforts to safeguard Indonesia's territorial waters. Synergy and interoperability of
all law enforcement and sovereignty agencies are needed in maintaining the stability of the
security of Indonesian waters from traditional and non-traditional threats.

Keywords: ASLs, Interoperability, Maritime Security, National Security, and Sovereignty


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas kasih

karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal ini. Saya juga berterimakasih

kepada dosen pengampu mata kuliah metodologi penelitian, Ibu Nur Rahmani, SE., M.Si

yang telah memberikan tugas mengenai “Metodologi Penelitian”, sehingga saya dapat

lebih memahami mengenai materi ini.

Semoga proposal ini berkenan kepada Dosen dan juga bermanfaat bagi mahasiswa/i

Politeknik Negeri Bengkalis. Untuk segala kekurangan dan kelemahan dalam proposal ini,

saya mohon maaf. Saya terima kritik dan sarannya.

Bengkalis,25 April 2022


DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………….
FINAL ASSIGNMENT APROVAL SHEET………………………………….
ABSTRAK………………………………………………………………
ABSTRACT………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………... i
DAFTAR ISI……………………………….………………..……..…… ii
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………..…………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………... 1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………. 1
1.4 Pembatasan Masalah…………………………………………………... 2
1.5 Sistematika Penulisan………………………………………………….. 2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagai sebuah negara kepulauan besar, tentu saja Indonesia memiliki potensi
untuk menjadi poros maritim bagi dunia. Poros maritim yang digagas oleh Presiden
RI Joko Widodo pada periode pertama pemerintahannya, adalah jalan strategis guna
menjamin konektivitas perhubungan antar pulau dan kepulauan, pengembangan
industri maritim di bidang perkapalan dan perikanan, perbaikan layanan dan sarana
prasarana transportasi laut, serta menjaga stabilitas keamanan maritim. Dalam hal
ini, Pemerintah Indonesia menekankan pentingnya pembangunan pada sektor
maritim untuk perekonomian berkelanjutan dan pertahanan negaraIndonesia.
Menjadi poros maritim bagi dunia, akan dapat membangkitkan semangat
kebaharian dan memperkuat jati diri Indonesia sebagai negara maritim, dan
memberikan peluang positif dalam meningkatkan perekonomian nasional
berkelanjutan dan pertahanan negara.Potensi untuk menjadi poros maritim dunia
sangat memungkinkan, mengingat posisi strategis Indonesia, berada di daerah
persilangan dua benua, Asia danAustralia, dua samudera Pasifik dan Hindia, serta
dikelilingi negara-negararegional Asia Tenggara yang sedang tumbuh dan
berkembang perekonomiannya.
Konsep keberadaan Negara Kepulauan semakin kokoh dengan adanya pengakuan
internasional melalui Konvensi ke-3 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang
Hukum Laut atau United Nation Convention on the Law of the Sea (UNCLOS III)
pada tanggal 10 Desember 1982 yang berlangsung di London, Inggris.
Konvensi ini disebut sebagai the Law of the Sea Conventionatau the Law of the
Sea treaty, sebagai perjanjian internasional yang menggantikan perjanjian
internasional Quad-Treaty 1958 Convention on the High Seas. Atas persetujuan
internasional sebagai negara kepulauan, maka Indonesia memiliki kewajiban untuk
menyediakan beberapa jalur navigasi atau pelayaran internasional yang melintasi
laut teritorial Indonesia.
Ketahanan nasional mengandung makna adanya kondisi dinamis suatu bangsa,
berisikan keuletan dan ketangguhan, yang membentuk kekuatan nasional yang
mampu menghadapi dan mengatasi setiap macam ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri secara langsung
atau tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup bangsa serta pencapaian
tujuan nasionalnya (Suryohadiprojo, 1997:14).
Kondisi dinamis tersebut mencakup seluruh aspek kehidupan bangsa baik alamiah
maupun sosial termasuk geostrategi Indonesia dalam penguatan keamanan maritim.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan wilayah yang
didominasi oleh laut, sehingga keamanan maritim menjadi prasyarat bagi
berlangsungnya pembangunan nasional. Tanpa stabilitas keamanan maritim,
berbagai aktivitas usaha tidak akan berjalan dengan baik, dan sebagai akibatnya
perputaran roda ekonomi dan pembangunan nasional akan terhambat. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa untuk Indonesia, keamanan maritim adalah salah
satu kunci keberlangsungan hidup bangsa dan negara.

1.2 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui keuntungan yang didapatkan oleh Indonesia setelah di
tetapkannya ALKI
2. Untuk mengetahui apa saja aturan ALKI
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa keuntungan yang didapat oleh Indonesia setelah ditatapkannya ALKI?
2. Apa saja dampak dan upaya pemerintah dalam pelaksanaan ALKI?
3. Bagaimana strategi pemerintah untuk pengendalian ALKI?
1.4 Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tetap berfokus pada pokok permasalahan
yang diuraikan di atas menjadi terarah, maka penulis memberikan pembatasan
ruang lingkup dalam penelitian ini. Faktor yang membatasi penelitian ini adalah
kemampuan peneliti dan jangka waktu penelitian.Dalam hal ini penulis hanya
membahas penerapan kebijakan ALKI di Indonesia.

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, serta untuk memudahkan dalam
pemahaman, penulisan proposal penelitian ini dapat diukur dengan sistematika
penulisan terdiri dari empat bab yang pembahsannya merupakan suatu rangkaian
yang tidak terpisah dari rumusan masalah yang diambil. Sistematika tersebut
disusun sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam hal ini diuraikan tentang latar belakang, tujuan penulisan, rumusan
masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini terdiri tinjauan teoritis, studi penelitian terdahulu, dan persyaratan sistem
konsepsual.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang waktu dan tempat penelitian, teknik pengumpulan,populasi
dan sampel, teknik analisis data dan jadwal penelitian.
BAB 5 PENUTUP
Bab ini berisi tentang DAFTAR PUSTAKA, BIODATA PENULIS, LAMPIRAN.

Anda mungkin juga menyukai