Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagai sebuah negara kepulauan besar, tentu saja Indonesia memiliki potensi
untuk menjadi poros maritim bagi dunia. Poros maritim yang digagas oleh Presiden
RI Joko Widodo pada periode pertama pemerintahannya, adalah jalan strategis guna
menjamin konektivitas perhubungan antar pulau dan kepulauan, pengembangan
industri maritim di bidang perkapalan dan perikanan, perbaikan layanan dan sarana
prasarana transportasi laut, serta menjaga stabilitas keamanan maritim. Dalam hal
ini, Pemerintah Indonesia menekankan pentingnya pembangunan pada sektor
maritim untuk perekonomian berkelanjutan dan pertahanan negaraIndonesia.
Menjadi poros maritim bagi dunia, akan dapat membangkitkan semangat
kebaharian dan memperkuat jati diri Indonesia sebagai negara maritim, dan
memberikan peluang positif dalam meningkatkan perekonomian nasional
berkelanjutan dan pertahanan negara.Potensi untuk menjadi poros maritim dunia
sangat memungkinkan, mengingat posisi strategis Indonesia, berada di daerah
persilangan dua benua, Asia danAustralia, dua samudera Pasifik dan Hindia, serta
dikelilingi negara-negararegional Asia Tenggara yang sedang tumbuh dan
berkembang perekonomiannya.
Konsep keberadaan Negara Kepulauan semakin kokoh dengan adanya pengakuan
internasional melalui Konvensi ke-3 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang
Hukum Laut atau United Nation Convention on the Law of the Sea (UNCLOS III)
pada tanggal 10 Desember 1982 yang berlangsung di London, Inggris.
Konvensi ini disebut sebagai the Law of the Sea Conventionatau the Law of the
Sea treaty, sebagai perjanjian internasional yang menggantikan perjanjian
internasional Quad-Treaty 1958 Convention on the High Seas. Atas persetujuan
internasional sebagai negara kepulauan, maka Indonesia memiliki kewajiban untuk
menyediakan beberapa jalur navigasi atau pelayaran internasional yang melintasi
laut teritorial Indonesia.
Ketahanan nasional mengandung makna adanya kondisi dinamis suatu bangsa,
berisikan keuletan dan ketangguhan, yang membentuk kekuatan nasional yang
mampu menghadapi dan mengatasi setiap macam ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri secara langsung
atau tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup bangsa serta pencapaian
tujuan nasionalnya (Suryohadiprojo, 1997:14).
Kondisi dinamis tersebut mencakup seluruh aspek kehidupan bangsa baik alamiah
maupun sosial termasuk geostrategi Indonesia dalam penguatan keamanan maritim.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan wilayah yang
didominasi oleh laut, sehingga keamanan maritim menjadi prasyarat bagi
berlangsungnya pembangunan nasional. Tanpa stabilitas keamanan maritim,
berbagai aktivitas usaha tidak akan berjalan dengan baik, dan sebagai akibatnya
perputaran roda ekonomi dan pembangunan nasional akan terhambat. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa untuk Indonesia, keamanan maritim adalah salah
satu kunci keberlangsungan hidup bangsa dan negara.

1.2 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui keuntungan yang didapatkan oleh Indonesia setelah di
tetapkannya ALKI
2. Untuk mengetahui apa saja aturan ALKI
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa keuntungan yang didapat oleh Indonesia setelah ditatapkannya ALKI?
2. Apa dampak dan upaya pemerintah dalam pelaksanaan ALKI?
1.4 Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tetap berfokus pada pokok permasalahan
yang diuraikan di atas menjadi terarah, maka penulis memberikan pembatasan
ruang lingkup dalam penelitian ini. Faktor yang membatasi penelitian ini adalah
kemampuan peneliti dan jangka waktu penelitian.Dalam hal ini penulis hanya
membahas penerapan kebijakan ALKI di Indonesia.

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, serta untuk memudahkan dalam
pemahaman, penulisan proposal penelitian ini dapat diukur dengan sistematika
penulisan terdiri dari empat bab yang pembahsannya merupakan suatu rangkaian
yang tidak terpisah dari rumusan masalah yang diambil. Sistematika tersebut
disusun sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam hal ini diuraikan tentang latar belakang, tujuan penulisan, rumusan
masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini terdiri tinjauan teoritis, studi penelitian terdahulu, dan persyaratan sistem
konsepsual.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang waktu dan tempat penelitian, teknik pengumpulan,populasi
dan sampel, teknik analisis data dan jadwal penelitian.
BAB 5 PENUTUP
Bab ini berisi tentang DAFTAR PUSTAKA, BIODATA PENULIS, LAMPIRAN.

Anda mungkin juga menyukai