Anda di halaman 1dari 38

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS MULTIDISIPLIN LINGKUNGAN GIANT SEA WALL


DI TELUK JAKARTA: PEMBERITAAN MEDIA TERHADAP
PEMBANGUNAN GIANT SEA WALL

Tugas Mata Kuliah : Multidisiplin


Dosen Pengampu : Setyo S. Moersidik

DISUSUN OLEH:
RAHMI YETRI KASRI NPM. 1306503525

JENJANG DOKTOR
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA, DESEMBER, 2014

1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Daerah khusus ibukota Jakarta terletak di daerah delta dengan tingkat


kerawanan banjir yang tinggi, baik akibat dari luapan 13 sungai besar yang
bermuara ke teluk Jakarta dan air laut pasang (rob). Ancaman banjir mengancam
lebih dari separuh penduduk Jakarta yang berjumlah sekitar 9,8 juta jiwa,
terutama yang tinggal di daerah pesisir. Ancaman ini diperparah oleh
menurunnya muka tanah dengan variasi laju antara 2 sampai 20 cm per tahun,
yang jika tidak segera ditangani, akan menyebabkan 90 persen daratan pantai
utara Jakarta tenggelam pada tahun 2030 (Kemenko Bidang Perekonomian,
et.al, 2014).

Kondisi Jakarta yang rawan banjir telah diketahui sejak lama, bahkan sejak
zaman kolonial Belanda. Setelah kemerdekaan, pada tahun 1960-an, untuk
mengatasi banjir Jakarta dan memitigasi dampak bencana, pemerintah
membuat rencana penanganan terintegrasi pembangunan kawasan pesisir
Jakarta. Rencana tersebut berkembang, hingga tahun 1994, pemerintah
mempertimbangkan pembuatan tanggul raksasa (Giant Sea Wall, yang
selanjutnya di dalam makalah ini akan ditulis sebagai GSW) sebagai solusi untuk
mengatasi banjir di Jakarta (Kompas, 9 Oktober 2014).

Rentannya Jakarta terhadap banjir meningkatkan tuntutan masyarakat


agar pemerintah segera menyelesaikan masalah banjir. Didukung pemberitaan
media masa secara terus-menerus, banjir telah menjadi isu populis dan politis di
DKI Jakarta. Pengentasan banjir merupakan janji politik yang disampaikan oleh
semua calon gubernur ataupun kebanyakan anggota dewan dari Jakarta untuk
mendapatkan dukungan masyarakat. Upaya pengentasan banjir telah menjadi
agenda politik yang mendapat prioritas tinggi di Jakarta.

2
Mempertimbangkan lokus banjir berpusat di kawasan pesisir, pada tahun
2010, pemerintah DKI Jakarta mulai menerapkan upaya perlindungan dan
pengembangan kawasan pesisir yang secara formal diatur di dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jakarta. Pada tahun 2011, pemerintah bekerjasama
dengan pemerintah Belanda membuat strategi pertahanan pesisir Jakarta (SPPJ)
yang kemudian diteruskan menjadi program Pengembangan Terpadu Pesisir
Ibukota Negara (PTPIN) atau National Capital Integrated Coastal Development
(NCICD). Program ini merekomendasikan tiga komponen pengembangan, yaitu
1) pertahanan pesisir melalui pembangunan tanggul laut dan sungai, waduk
retensi, dan stasiun pemompaan, 2) tindakan tambahan, yaitu pengelolaan
suplai air, air limbah dan limbah padat, dan resettlement, dan 3) peluang
investasi yang terdiri reklamasi lahan dan manajemen properti, transportasi
darat dan pembangunan deep seaport (Kemenko Perekonomian, 2014).

Pada tanggal 9 Oktober 2014, pemerintah, dipimpin oleh Kementerian


Koordinator Perekonomian, meletakkan batu pertama tanda dimulainya
pembangunan proyek PTPIN. Proyek ini diawali dengan implementasi fase 1
yaitu pembangunan tanggul laut atau GSW, untuk periode 3 tahun dari tahun
2015 hingga 2017 (Kompas, 15 Oktober 2014).

Pentingnya isu pengelolaan banjir dan kawasan pesisir Jakarta dan


banyaknya kepentingan yang terkait dengan GWS, termasuk kepentingan
ekonomi, sosial, politik, maupun ekologi, telah menimbulkan polemik yang
mendorong banyak media meliput dan memberitakan isu ini. Setidaknya ada
lebih dari 500 tulisan yang terpublikasi di internet terkait GWS selama Oktober
2014.

Bagaimana media memberitakan atau membingkai GWS, menjadi hal


yang menarik untuk diamati karena media memiliki kemampuan untuk

3
mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap suatu isu atau dikenal dengan
istilah agenda setting. Media bukanlah institusi yang netral di dalam suatu
pemberitaan. Media memiliki kepentingan dalam penyampaian suatu berita,
baik itu dipengaruhi oleh ideologi media, tanggung jawab media dimana salah
satunya adalah sebagai penjaga kepentingan masyarakat luas (public
watchdog), maupun kepentingan pemilik media (Hamad, 2004).

2. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

a. Menganalisis bagaimana media membingkai isu GSW?


b. Bagaimana posisi isu lingkungan di dalam pemberitaan GSW?

3. Metodologi

Tulisan ini didasarkan pada analisis pemberitaan GSW yang muncul di tiga
media online besar di Indonesia sepanjang bulan Oktober 2014. Bulan Oktober
dipilih karena pemberitaan terkait GSW paling banyak muncul di bulan Oktober
2014. Media online dipilih karena memiliki kemampuan menjangkau audience
lebih besar, memiliki penyimpanan data lebih lama, dan akses perolehan data
yang lebih mudah.

Tiga media yang dipilih adalah Kompas (www.kompas.com), kantor berita


resmi Republik Indonesia Antara (antara.co.id/antaranews.com), dan Detik
(www.detik.com). Kompas dipilih dengan pertimbangan sebagai media yang
memiliki pembaca terbesar di Indonesia dan berideologi cenderung netral.
Antara dipilih karena merupakan media resmi negara yang diperkirakan
memiliki kecenderungan untuk menyampaikan suara pemerintah. Adapun Detik
4
dipilih karena diperkirakan akan memiliki kecenderungan mendukung pemilik
media, yaitu Chairul Tanjung yang menjabat sebagai Menteri Koordinator
Perekonomian, yang menjadi pemimpin dari pencanangan proyek GSW ini.

Adapun jenis artikel yang dianalisis hanya artikel yang berbentuk berita,
baik berupa berita keras (hardnews), berita lunak (softnews), opini pakar di
kolom opini, maupun foto. Artikel yang berupa pendapat pembaca yang
biasanya tergolong jurnalistik warga (citizen journalistic) ataupun blog di tiga
media di atas tidak dianalisis di dalam tulisan ini.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Analisis Wacana dan Bingkai Media (Discourse Analysis dan Media


Framing)

Analisis wacana melihat wacana pemakaian bahasa dalam tuturan dan


tulisan- sebagai bentuk dan praktik sosial yang menyebabkan adanya hubungan
dialektik antara suatu peristiwa dengan situasi, institusi dan struktur sosial yang
membentuknya. Wacana merupakan bentuk dari hasil interaksi yang
dipengaruhi oleh konteks, ideologi, dan kepentingan-kepentingan kekuasaan
pembuat wacana (Eriyanto, 2001).

Media sebagai pembuat wacana memiliki kemampuan untuk


mengkonstruksi realitas. Dalam mengkonstruksikan realitas, media
memanfaatkan tiga komponen, yaitu 1) simbol-simbol (dalam bentuk tulisan
dan gambar), 2) strategi pengemasan pesan (framing), dan 3) penempatan
berita (agenda setting). Konstruksi yang dibuat oleh media dipengaruhi oleh
banyak faktor, seperti ideologi, sikap politik, maupun unsur kapital. Saat ini,

5
media telah menjadi industri yang mau tidak mau harus memikirkan pasar dan
pemilik saham demi keberlangsungan medianya (Hamad, 2004).

Analisis terkait pemberitaan media di dalam tulisan ini menggunakan


instrumen yang dikembangkan oleh Hamad (2004) dengan merujuk kepada teori
analisis kritis wacana media dari Faiclough. Fairclough (1995) pada prinsipnya
mengatakan bahwa analisis kritis media harus dilihat dari teks yang meliputi
strategi framing dan penggunaan bahasa, dan konteks yang meliputi berita
tersebut agar dapat diberi makna. Instrumen analisis dalam tulisan ini terlihat
sebagai berikut:

No Media Tanggal Fungsi Strategi Framing Fungsi Bahasa Makna


Agenda
Setting
Posisi Sumber yang Cara Verbal Non
dikutip penyajian Verbal
(pilihan fakta
dan struktur
penyajian)
Tabel 1: Instrumen Analisis

2. Studi Kasus: Latar Belakang dan Rencana Pembangunan Giant Sea Wall

Pembangunan Giant Sea Wall (GSW) diawali dari kekhawatiran bahwa


kawasan pesisir laut Jakarta akan tergenang oleh banjir dan pada akhirnya
Jakarta akan tenggelam pada tahun 2050. Dalam laporan Pengembangan
Terpadu Pesisir Ibukota Negara (Kemenko Ekonomi, 2014), disebutkan beberapa
faktor yang melatarbelakangi pembangunan GSW, yaitu:

a. Banjir rob yang terjadi pada bulan November 2007. Banjir ini menyadarkan
bahwa ancaman banjir di Jakarta tidak saja bersumber dari sungai tetapi juga
dari laut,
b. Penurunan tanah di Jakarta Utara yang mencapai rata-rata 7,5 cm per tahun,
yang merupakan penyebab utama terjadinya banjir rob,
6
c. Pengambilan air tanah besar-besaran, sebagai penyebab utama penurunan
tanah, dan
d. Rusaknya dinding laut di pinggir pantai yang dibuat tahun 2007 karena
penurunan tanah.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah dihadapkan pada tiga pilihan, yaitu:

a. Membiarkan kondisi tersebut terus berlangsung dan merelokasi 4,5 juta


penduduk dengan kerugian yang diperkirakan mencapai US$ 103 miliar.
b. Membangun dinding di daratan (on-shore), yang diharapkan dapat
melindungi Jakarta dari banjir laut, namun berpotensi menyebabkan Jakarta
dikelilingi oleh air laut setinggi 5 meter dalam 50 tahun mendatang.
c. Membangun dinding lepas pantai (off-shore), yang diharapkan mampu
melindungi kota, menciptakan lingkungan yang lebih sehat serta pertahanan
laut yang kuat.

Dengan pertimbangan tersebut, pemerintah memutuskan membuat dinding


laut (GSW) sepanjang 32 km. GSW merupakan komponen pertama dari Program
Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) atau National Capital
Integrated Coastal Development (NCICD).

Pembangunan GSW akan berlangsung selama tiga tahun, dari tahun 2015
hingga 2017 dan diperkirakan akan menelan biaya antara 400 hingga 600 triliun
rupiah yang bersumber dari pemerintah pusat, pemerintah daerah DKI Jakarta,
dan investor swasta. Pemerintah pusat akan menanggung pembangunan GSW
sepanjang 24 km dan pemerintah DKI akan menanggung pembangunan
sepanjang 8 km dengan dana bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) sebesar 1,6 triliun rupiah. Adapun pihak swasta diharapkan
berkontribusi dalam pembangunan GSW sebelum mereka diizinkan melakukan
kegiatan PTPIN fase tiga yaitu pembangunan kawasan komersial berbentuk

7
burung garuda yang dibuat dengan mereklamasi 17 buah pulau. Adapun 17
pulau reklamasi itu rencananya akan dijadikan kota mandiri baru yang dirancang
untuk pembangunan apartemen (57%), perkantoran (31%), bisnis ritel (7%), dan
industri (6%) (Kompas, 9 Oktober 2014 dan Detik, 3 Oktober 2014).

3. Teluk Jakarta Sebagai Kesatuan Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Ekologi

Teluk Jakarta, lokasi dibangunnya GSW, adalah perairan pesisir yang


secara ekologis dipengaruhi oleh gelombang pasang surut dari laut Jawa dan air
dari 13 sungai yang bermuara ke teluk ini. Teluk Jakarta termasuk ke dalam
gugusan kepulauan seribu dengan ekosistem mangrove.

Kawasan ekosistem mangrove merupakan wilayah penting dalam


kehidupan pesisir. Setidaknya mangrove memiliki tiga fungsi yaitu untuk
menjaga garis pantai dan melindungi daerah di belakangnya, menjadi tempat
hidup dan berkembangbiaknya berbagai satwa, dan menjadi sumber ekonomi,
baik dari kayu, ikan, obat, maupun wisata (Kusmana, et.al, 2005).

Ekosistem mangrove di pesisir Teluk Jakarta terdapat di daerah hutan


wisata Kamal, suaka margasatwa Muara Angke, hutan lindung Angke Kapuk,
Kemayoran dan di sekitar Cilincing-Marunda. Saat ini, terjadi penurunan yang
signifikan dari jumlah ekosistem mangrove di Jakarta. Laporan BKSDA (2013)
menyebutkan, luas kawasan mangrove di Jakarta Utara hanya tinggal sekitar 200
hektar, dari 1.000 hektar di tahun 1970-an. Berkurangnya luas hutan mangrove
di kawasan ini telah menimbulkan berbagai dampak sosial, ekonomi dan
ekologis, seperti berkurangnya dan bahkan musnahnya sejumlah flora dan
fauna, perubahan sistem sosial dan kependudukan akibat alih fungsi lahan

8
menjadi perumahan, sulitnya nelayan mendapatkan ikan, hilangnya mata
pencarian yang terkait dengan kawasan pesisir.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sepanjang bulan Oktober 2014, tercatat ada 37 berita yang muncul di


Kompas, Antara, dan Detik dengan perincian Kompas 13 berita, Antara 7 berita,
dan Detik sebanyak 17 berita. Untuk menjawab pertanyaan penelitian ini yaitu
bagaimana media membingkai isu GSW dan bagaimana posisi kepentingan
lingkungan di dalam pemberitaan tersebut, hendaklah dilakukan setidaknya tiga
metode pengumpulan data, yaitu analisis teks, analisis interpretasi, dan analisis
sosio-kultural.

Analisis teks dilakukan dengan menganalisis pemberitaan yang muncul.


Analisis interpretasi dilakukan dengan wawancara mendalam kepada pemilik
dan pekerja media, namun karena keterbatasan penulis, hal tersebut tidak
dilakukan untuk analisis makalah ini. Adapun analisis sosio-kultural dilakukan
melalui data sekunder dari studi pustaka terkait tradisi interaksi media dengan
kepentingan lainnya, khususnya ideologi dan pasar.

Berikut dipaparkan hasil temuan umum pemberitaan GSW oleh ketiga


media dan kontruksi secara khusus oleh ketiga media. Instrumen yang
digunakan untuk analisis, terlampir di bagian belakang makalah ini.

1. Analisis Teks
a. Deskripsi Isi Berita di Ketiga Media

Beberapa isu terkait GSW yang direfleksikan oleh pemberitaan Kompas,


Antara, dan Detik adalah sebagai berikut:

9
Pembangunan GSW dilatarbelakangi oleh upaya untuk mencegah
kebanjiran di wilayah pesisir Jakarta dan telah melalui serangkaian kajian,
diskusi, dan studi banding.
Selain manfaat mencegah banjir, pembangunan GSW memiliki potensi
keuntungan ekonomi tinggi yang menarik minat investor swasta.
Mekanisme kerjasama dengan swasta telah diatur dengan baik.
Pembangunan GSW dilakukan oleh pemerintah pusat yang mencakup
berbagai kementerian dibawah koordinasi Kementerian Koordinator
Ekonomi, pemerintah daerah DKI Jakarta, dan didukung oleh 17 investor
swasta. Namun demikian, koordinasi antara instansi tersebut tidak
berjalan dengan baik. Sebagian besar instansi belum memahami tugas
dan tanggung jawabnya. Adapun Kemenko Perekonomian terkesan
memaksakan percepatan pelaksanaan proyek.
Sosialisasi terhadap rencana pembangunan proyek ini sangat minim dan
belum melibatkan pihak-pihak terkait secara luas, seperti perwakilan
masyarakat, organisasi profesi terkait lingkungan dan tata kota,
akademisi, maupun perwakilan nelayan.
Sebagian pihak tidak sepakat dengan kemanfaatan GSW dan memandang
GSW sebagai sumber masalah baru karena tidak sesuai dengan kondisi
lingkungan.
Sebagian pihak mempertanyakan keberpihakan pemerintah dalam
pembangunan GSW, khususnya terhadap kelompok elit dan non-elit.
Pemerintah menyadari adanya kritik terhadap proyek GSW dan
menganggapnya sebagai bagian dari demokrasi, namun tetap bertekad
untuk mempercepat pelaksanaan proyek pembangunan GSW. Untuk itu,
pemerintah mengaku telah mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan.

10
b. Konstruksi Pemberitaan oleh Ketiga Media

Analisis teks pada level deskripsi menunjukkan konstruksi pemberitaan


GSW sebagai berikut:

1) Kompas

Meskipun memberitakan pendapat dari pihak pendukung dan pengkritik


proyek ini, Kompas cenderung lebih negatif dan mengkritisi, serta
mempertanyakan manfaat dan dampak pembangunan GSW. Hal ini terlihat jelas
dari pemilihan bahasa, narasumber, dan penempatan berita. Kompas bahkan
membuat liputan khusus terkait GSW yang tidak saja dimunculkan di media
daring (online), tetapi juga di media cetak dan elektronik Kompas.

Kompas menempatkan berita GSW di dalam tiga bagian, yaitu


megapolitan (10 berita), bisnis dan keuangan (2 berita), dan sains (1 berita).
Dengan setting tersebut, Kompas ingin mengupas lebih banyak aspek
lingkungan (sosial, ekonomi, ekologis) dan tata kota yang terkait dengan proyek
ini, dibanding dengan aspek ekonomi maupun teknologinya. Tidak heran jika
dibandingkan dengan kedua media lainnya, kompas memberikan lebih banyak
porsi kepada narasumber yang mengkritik proyek ini, baik yang berasal dari
pemerintahan maupun peneliti, akademisi, dan asosiasi atau lembaga swadaya
masyarakat, karena dipandang memiliki potensi mengganggu keberlanjutan
kehidupan megapolitan di masa yang akan datang.

Pemilihan kata yang dikutip ataupun dituliskan oleh wartawan Kompas


cenderung lebih negatif, seperti salah kaprah, beresiko, berpihak pada elit, tidak
adil, tidak manusiawi, kritik adalah konsekuensi demokrasi untuk menjelaskan
bahwa pemerintah sudah tidak menerima kritik lagi, berbagi penggarapan, yaah
pusat kan memang begitu untuk menggambarkan tidak adanya koordinasi yang

11
baik, tidak pernah mendengar rencana proyek, tidak setuju, GSW dibangun
untuk siapa?, swasta mendapat berkah, GSW tidak jelas konsepnya, terkatung-
katung, pandangan kapitalistik, dan sebagainya.

Kritik Kompas terhadap GSW terlihat lebih jelas dengan mengamati judul
pemberitaan dan ilustrasi pendukung yang disajikan. Dari 13 artikel, hanya dua
judul yang terkesan netral yaitu pembangunan tanggul laut dimulai dan ini
tahapan pembangunan tanggul laut. Adapun judul lainnya disajikan lebih negatif
seperti tanggul laut beresiko; DKI, pemerintah pusat dan swasta berbagi
penggarapan tanggul raksasa Jakarta; Yaah pusat memang begitu; Ekosistem
mangrove dan Angke Terancam Pembangunan Tanggul Laut Jakarta; GSW
meniru darimana, dibangun untuk siapa?, solusi bermasalah bagi Jakarta?
Bentengi Proyek Intiland, Dilema kota diatas tanggul? Belum Jelas Konsepnya,
mempertegas penolakan Kompas terhadap proyek GSW.

Ilustrasi yang digunakan Kompas sengaja dipilih untuk memberi kesan


keberpihakan proyek GSW kepada kelompok elit, misalnya dengan
menampilkan gambaran maket GSW dan reklamasi yang indah dengan gedung-
gedung tinggi dan megah, foto pejabat pemerintah bekerjasama dengan swasta
dan pihak asing, foto GSW di Korea, dan foto pemancangan yang dilakukan oleh
para elit pemerintah dan swasta dengan latar belakang logo instansi masing-
masing. Penggunaan ilustrasi ini seolah ingin mempertegas kritik Kompas bahwa
pembangunan GSW adalah solusi bermasalah yang hanya akan menguntungkan
elit-elit tertentu.

2) Antara

Kantor berita resmi Indonesia ini menurunkan 7 artikel terkait GSW


dengan intonasi yang cenderung positif yang terlihat dari judul, pilihan kata,
maupun latar belakang narasumber yang dikutip. Tekad dan kesiapan

12
pemerintah untuk menjalankan proyek GSW, serta janji untuk tidak
menyengsarakan rakyat, menjadi soroton utama dari pemberitaan Antara.
Pilihan kata ataupun deskripsi disetting untuk menampilkan citra positif proyek
GSW, seperti desain tanggul menjadi properti masyarakat, memecahkan
masalah lingkungan, proyek ini sangat dibutuhkan, izin dicabut jika swasta tidak
berkontribusi dalam setahun, sayang baru dicanangkan, dan adanya rencana
kerjasama dengan Korea yang lebih berpengalaman untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik.

Berita terkait GSW ditempatkan di dalam berbagai bagian, yaitu bagian


ekonomi makro, bisnis, nasional, lingkungan dan foto. Di bagian lingkungan,
Antara menurunkan satu berita tentang penolakan WALHI untuk GSW, namun
di paragraf terakhir tulisan, redaktur Antara menuliskan bahwa proyek ini
penting untuk menyelamatkan ibukota. Dari 7 artikel, 6 artikel dilengkapi
dengan foto, dimana 5 diantaranya menampilkan wajah menteri dan 1
menampilkan gambar lokasi waduk. Pilihan foto ini seakan menegaskan bahwa
proyek GSW dimotori oleh pemerintah dan berbagai instansi pemerintah siap
untuk mendukung pelaksanaan proyek tersebut.

3) Detik

Detik menurunkan 17 berita terkait GSW, dimana 16 berita muncul di


bagian ekonomi-bisnis dan 1 berita di kolom berita. Dari penempatannya,
terlihat bahwa yang disoroti Detik adalah hubungan dan potensi bisnis yang ada
terkait proyek ini.

Berita-berita disampaikan dengan intonasi yang positif sebagaimana


terlihat dalam pilihan kata di judul, isi berita, kutipan, maupun gambar.
Konfirmasi dan kepastikan kesiapan dan dukungan pemerintah untuk
melaksanakan proyek, komitmen untuk menyelesaikan dalam 3 tahun, janji

13
pelibatan tenaga kerja lokal, janji tidak akan menyengsarakan rakyat, jaminan
bahwa investor yang terlibat akan cepat dapat untung, keyakinan bahwa proyek
mampu mencegah banjir dan berkualitas dengan daya tahan 100 tahun, dan
penolakan terhadap kritik adalah diksi yang dipilih oleh Detik memberitakan
GSW ini.

Dari 17 berita, ada 1 berita yang mengakomodir kritik terkait


pembangunan GSW, dengan menghadirkan komentar dari Sekjen Koalisi
Perkotaan yang sekaligus menjabat sebagai Dewan Daerah WALHI Jakarta.
Namun, meskipun menolak GSW, narasumber sepakat diperlukan restorasi dan
hal ini menurutnya hanya dapat terjadi apabila ada kemauan politik yang kuat.
Sorotan tentang kemauan politik yang kuat ini sepertinya dimaksudkan untuk
menyoroti ketidakharmonisan hubungan antara pemerintah pusat dan
pemerintah DKI, dimana peletakan batu pertama proyek tidak dihadiri oleh
Gubernur/Wakil Gubernur DKI Jakarta. Sorotan ini berlanjut, sehingga tanggal
10 Oktober, Detik menurunkan berita terkait keluhan pemda DKI tentang
perilaku dan kebijakan pemerintah pusat sehubungan dengan kerjasama GWS
ini. Yang menarik, berita ini tidak muncul di bagian ekonomi-bisnis, melainkan
muncul di segmen berita.

Ilustrasi yang digunakan untuk mendukung berita ditujukan untuk


meyakinkan pebisnis bahwa proyek ini memiliki potensi keuntungan ekonomi
yang besar. Hal ini terlihat dari banyaknya penggunaan gambar tata ruang
rencana pembangunan untuk melengkapi berita, selain foto pejabat yang
mendukung kegiatan ini. Adapun narasumber yang paling banyak disitir di dalam
berita-berita yang diturunkan Detik adalah para pejabat pemerintah, terutama
Menko Perekonomian, Chairul Tanjung, yang juga adalah pemilik media ini,
menteri pekerjaan umum, dinas tata ruang DKI, dan wakil gubernur DKI.

14
2. Analisis Konteks Sosio-Kultural Media

Dilihat dari ideologi dan kepentingan pasarnya, Kompas cenderung


menyajikan informasi yang lebih berimbang dan mendukung kepentingan
pembaca urban kelas menengah dan atas yang merupakan segmen terbesar
media ini. Media daring Kompas dimulai tahun 1998 sebagai edisi internet dari
harian cetak Kompas, namun di tahun 2008 kompas.com mengusung konsep
baru yang mengakomodir berbagai isu yang merespon kebutuhan pembaca,
termasuk dengan diakomodirnya berbagai isu terkait kehidupan urban di
megapolitan seperti segmen perempuan, kesehatan, bola, teknologi, sains, blog
pembaca, karir, dll. Pembaca aktif media ini mencapai 120 juta orang per bulan
(www.kompas.com). Dengan latar seperti itu, tidak mengherankan bahwa
Kompas memberikan porsi pemberitaan yang lebih banyak terhadap aspek
lingkungan dan sosio-kultural daripada aspek ekonomi yang cenderung akan
lebih banyak dinikmati kelompok elit tertentu.

Antarnews.com adalah kantor berita resmi negara Republik Indonesia


yang didirikan sejak tahun 1937 dengan tujuan untuk menyampaikan
perjuangan Indonesia menghadapi penjajahan Belanda. Setelah kemerdekaan,
Antara menjadi corong perspektif pemerintah kepada dunia internasional
melalui kerjasama-kerjasama resmi dengan kantor berita dunia lainnya. Antara
mensuplai berita teks, foto, dan video resmi pemerintah kepada 300
pelanggannya dari media dalam dan luar negeri. Dengan perkembangan
teknologi, khususnya internet, mulai tahun 2007, Antara juga hadir di media
daring dan menyampaikan informasi kepada khalayak luas
(www.antaranews.com). Dengan latar belakang tersebut, pemberitaan Antara
cenderung akan bernada positif terhadap kepentingan pemerintah.

15
Detik didirikan pada tahun 1998 dan merupakan portal berita daring
pertama dan terbesar di Indonesia. Media ini bertumpu pada model berita
pendek dan cepat (breaking news) dan dikunjungi oleh lebih dari 198 juta
kunjungan per bulan. Pada tahun 2011, Detik diakuisisi oleh Chairul Tanjung,
pemilik Transcorp dengan transaksi senilai Rp. 512,82 miliar. Di bawah
Transcorp, segmen dan layanan yang diberikan Detik bergerser, tidak hanya
berita tetapi juga hiburan dan blog pembaca (www.detik.com). Untuk berita,
informasi bisnis dan ekonomi mendapat porsi lebih besar daripada sebelumnya,
yang lebih menekankan kepada berita politik. Berbeda dengan berita Detik yang
pada umumnya hanya 200 hingga 300 kata, sebagian besar berita GSW ditulis
panjang, bahkan hingga 1000 kata dan muncul di dalam beberapa halaman. Hal
ini mengindikasikan pentingnya berita ini untuk Detik.com, baik untuk pembaca
dari segmen ekonomi, maupun untuk mengakomodir kepentingan pemilik
perusahaan yang diberita media lain disebutkan sebagai pihak yang
memaksakan percepatan implementasi proyek.

3. Posisi isu lingkungan dalam Pemberitaan GSW

Isu lingkungan, khususnya aspek sosial dan ekologi dari pembangunan


yang berkelanjutan, tidak mendapat porsi yang cukup berarti di dalam
pemberitaan Antara dan Detik. Isu ini ditangkap dan diakomor lebih banyak oleh
Kompas. Rujukan kepada narasumber yang berasal dari lingkungan seperti
Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, WALHI, dan pakar yang sangat
sedikit mengindikasikan rendahnya pemahaman dan kepentingan media
terhadap isu-isu lingkungan yang berkelanjutan. Hal ini juga mencerminkan
rendahnya perhatian dan prioritas pemerintah terhadap isu lingkungan karena
jika ditinjau dari pernyataan-pernyataan yang disampaikan narasumber

16
pemerintah, proyek GSW diharapkan dapat menjadi solusi bagi masalah banjir
di Jakarta dan menjadi kawasan ekonomis yang dapat meningkatkan
perekonomian wilayah dan meningkatkan prestise negara dengan desainnya
yang spektakuler. Informasi-informasi terkait dampak pembangunan terhadap
lingkungan kurang diakomodir media. Pertanyaannya adalah apakah karena
informasi tersebut tidak tersedia, karena orang-orang lingkungan kurang
memiliki akses ke media, atau memang media memiliki kepentingan khusus. Hal
ini agak sulit disimpulkan dalam makalah ini karena penulis tidak melakukan
wawancara mendalam dengan pihak media.

Rendahnya cakupan berita terkait isu lingkungan dapat disiasati dengan


pencantuman lebih banyak isu lingkungan terkait GSW di bagian blog atau suara
pembaca, atau di media-media non-mainstream lainnya. Hal ini akan
memperbesar publikasi terhadap isu lingkungan, namun kredibilitasnya tidak
akan sebesar jika ditulis di segmen khusus di media-media utama.

4. Pemberitaan GSW di Negara Lain

Selain di Indonesia, GSW juga dibuat oleh Belanda, Amerika Serikat, dan
Korea. Tujuan pembuatannya berbeda-beda. GSW di Belanda dibuat sebagai
sumber air bersih Belanda. GSW di Korea dibuat untuk menyediakan air baku
dan lahan pertanian baru. Adapun GSW di New Orleans dan New York, Amerika
Serikat dibuat untuk meredam tsunami dan badai besar.

Analisis pemberitaan media tentang GSW di negara lain agak sulit


dilakukan. Namun dari tinjauan pustaka dari media online terlihat bahwa
pemerintah di masing-masing negara tetap melanjutkan proyek GSWnya
meskipun mendapat banyak protes, terutama dari kelompok lingkungan.

17
Mengambil contoh Korea, protes dan kritik yang disampaikan lebih banyak
disajikan melalui media non-stream di negaranya dan melalui laman-laman
website organisasi pencinta lingkungan seperti www.birdskorea.org,
www.greengrants.org dan www.calpeacepower.org, yang kemudian
diakomodir oleh media besar internasional yang bermarkas di Eropa seperti BBC
(Inggris), the Independent (Inggris), Dailymai (Inggris), danl Grida (Norway).

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dari analisis pemberitaan GSW di tiga media daring di Indonesia, dapat


disimpulkan beberapa hal, yaitu:

1. Pemberitaan yang disampaikan media massa tidak bebas nilai. Ada


kepentingan-kepentingan yang mempengaruhi bagaimana media
menyajikan beritanya.
2. Kepentingan pemerintah dan investor swasta untuk segera melaksanakan
proyek GSW sebagai solusi cepat masalah banjir di Jakarta lebih medominasi
pemberitaan di 3 media yang dianalisis dibandingkan dengan isu lingkungan
sosial dan ekologi untuk pembangunan yang berkelanjutan.
3. Terkait dengan posisinya untuk mengakomodir beragam kepentingan dan
lebih dekat dengan segmen masyarakat umum, Kompas memberikan porsi
yang lebih besar untuk isu sosial dan lingkungan dibandingkan dengan Antara
yang merupakan corong pemerintah dan Detik yang lebih berpihak kepada
kepentingan bisnis swasta.

18
Selanjutnya, agar isu lingkungan dapat menjadi lebih diarusutamakan dalam
pemberitaan di media massa, disampaikan beberapa rekomendasi, sebagai
berikut:

1. Pemerhati lingkungan dapat memetakan dan menganalisis kepentingan


media massa terkait lingkungan agar dapat lebih diakomodasi.
2. Kebanyakan media massa di Indonesia adalah bagian dari konglomerasi
media dan bisnis lain, sehingga isu-isu yang dianggap akan menghambat
bisnisnya akan dipinggirkan dari liputan media utama. Akan tetapi, setiap
media utama memiliki segmen untuk pembaca, seperti kompasiana dan
detikblog, yang dapat diakses penggiat lingkungan untuk menyampaikan
masukan-masukannya.
3. Untuk memperbesar pengaruh berita, penggiat lingkungan juga dapat
meningkatkan intensitas tulisan di media-media non-mainstream ataupun di
blog-blog organisasi lingkungan dan melalui liputan dari media internasional.
Belajar dari kasus GSW di Korea, media-media internasional yang berpusat di
Eropa terlihat memberikan lebih banyak perhatian dan dukungan terhadap
isu lingkungan, sehingga lebih strategis untuk didekati.

19
Daftar Referensi

BKSDA DKI Jakarta (2013). Aplikasi Investasi Pariwisata Alam Taman Wisata
Alam Angke Kapuk.
Eriyanto (2001). Analisis Wacana. Jakarta, LKiS
Fairclough, N. (1995). Media Discourse. Edward Arnold, London, New York,
Sydney, Auckland.
Hamad, I. (2004). Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa. Jakarta,
Yayasan Obor Indonesia.
Kementerian Koordinator Perekonomian, et. al (2014). Pengembangan Terpadu
Pesisir Ibukota Negara. Jakarta.
Kusmana, C., et.al (2005). Teknik Rehabilitasi Mangrove. Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor.

20
LAMPIRAN

Analisis Isi Pemberitaan Media Terkait Pemberitaan Giant Sea Wall Bulan Oktober 2014

N Me Tang Fungsi Strategi Framing Fungsi Bahasa Makna


o dia gal Agenda
Setting
Posisi Sumber yang dikutip Cara penyajian Verbal Non-verbal
(pilihan fakta
dan struktur
penyajian)
KOMPAS (www.kompas.com)
1. Kom 6 Sains Peneliti BPPT: GSW akan Menyajikan Judul: Tanggul Laut Foto: GSW di korea Dampak negatif
pas Okto merugikan negara karena dampak negatif Beresiko. kurang
ber dampak buruknya terhadap GSW yang kurang dipertimbangka
2014 ekologi. Muslim Muin, dipertimbangkan Paraphrase, GSW adalah n, adanya
Ketua Kelompok teknik oleh pemerintah, proyek peninggalan indikasi
kelautan, ITB Jakarta tidak khususnya Fauzi Bowo atas usulan keberpihakan
perlu tanggul laut raksasa, pemerintah DKI. konsultan Belanda. kepada elit di
tidak ada banjir dan badai Sesuai permintaan Gub, Pluit, dan
besar. Kalau banjir, DKI, Joko Widodo, percepatan
cukup Pluit yang menko Perekonomian adalah atas
ditanggul, alasan setuju mempercepat ide permintaan Gub
reklamasi boleh, mencegah tersebut. DKI baru untuk
bencana, salah kaprah. Ahli Diksi: berpihak pada elit, proyek yang
kelautan BPPT, Widjo salah kaprah. sudah
Kongko, dampaknya direncanakan
terhadap lingkungan akan oleh Gub
besar. sebelumnya.
2. Kom 7 Megapolit Wagub DKI, NCICD tipe A Menegaskan Judul: Ahok minta Foto Wagub DKI di GSW sudah
pas Okto an sudah ok dan harus selesai rencana Giant Sea Wall Tipe A ruang kerjanya direncanakan
ber dalam tiga tahun. Ka. pemerintah Selesai dalam Tiga dan akan
2014 Bappeda DKI panjangnya untuk Tahun diselesaikan 3
33 km, 8 km dikerjakan DKI tahun

i
dengan anggaran 1.6 membangun Diksi: sudah ok, harus
triliun, masuk ke APBD GSW selesai, ada pembagian
2015. Ada pembagian
antara pemerintah pusat,
daerah, dan developer.
3. Kom 8 Megapolit Wagub DKI, NCICD tipe A Menyampaikan Judul: Proyek Tanggul Foto: peta reklamasi Pemerintah DKI
pas Okto an sudah tidak memerlukan pertimbangan Laut Dimulai akan segera
ber kajian ulang. Kepala dan alasan DKI mengimplemnta
2014 Bappeda DKI, Andi Baso, melakukan Diksi: tidak perlu kajian si proyek, sudah
pengerjaannya dibagi- proyek tanggul ulang, pembagian ada pembagian
bagi, ada tanggung jawab raksasa yang pekerjaan, tugas dan
pemerintah pusat, provinsi, kurang menyelamatkan DKI, anggaran, dan
dan pengembang ini disosialisasikan akan sosialisasi dalam mengakui
penting untuk ke stakeholders. waktu dekat, kritik kurang
menyelamatkan DKI dari adalah konsekuensi dari mensosialisasika
bencana hidrologi, setiap demokrasi, pemerintah n dan
orang berhak berpendapat, tidak adil dan tidak mengkomunikas
tergantung cara manusiawi. ikan proyek ini
melihatnya. Deputi Gub, ke stakeholders
DKI bidang tata ruang dan luas.
lingkungan hidup,
sosialisasi proyek ini masih
kurang, dalam waktu dekat
pemprov DKI berencana
menggelar dialog dengan
mengundang pakar dan
pemangku kepentingan.
semua ini kami anggap
sebagai konsekuensi dari
demokrasi. Firdaus, ahli
hidrologi UI, perlu
mengendalikan
sedimentasi, dari hulu ke

ii
hilir. Peneliti KKP, Widodo,
rencana ini perlu dikaji lagi
dampak dan manfaatnya.
Muin cukup menanggul
pluit. Kiara, 16.855
nelayan akan tergusur,
persoalan banjir dan krisis
air tidak akan terjawab.
Ongkos pemeliharaan 1
triliun per tahun dari uang
negara, sesungguhnya
pemerintah tidak adil dan
tidak manusiawi.
4. Kom 9 Okt Megapolit Menko Perekonomian, Menampilkan Judul: DKI, Pemerintah Foto: pencanangan Kebijakan
pas 2014 an Chairul Tanjung: tokoh penting Pusat, dan Swasta : implementasi awal pemerintah
pembangunan Giant Sea pemerintahan Berbagi Penggarapan oleh Menko untuk
wall digagas tahun 1994, untuk Tanggul Raksasa Jakarta perekonomian. Latar pembangunan
namun baru terksana. menjelaskan belakang spanduk tanggul raksasa
Pembiayaan 50% kebijakan Diksi: kata kebijakan, dengan logo 4 dapat segera
pemerintah pusat, 50% pemerintah, 50% pusat, 50% DKI, instansi (Menko dimulai. Isu
DKI. Tujuannya agar Jakarta mulai dari Lebih baik terlambat Perekonomian, PU, terkait
tidak tenggelam. sejarah, tujuan, daripada tidak, kami Bappenas, dan DKI pembagian
hambatan, minta (swasta), fase Jakarta) kewenangan
Wakil Menteri PU, pembiayaan, dan pertama, akan dibangun dan pendanaan,
Hermanto Dardak: harapan resiko. revitalisasi, telah
agar tanggul yang dibangun diselesaikan
secara terpadu bisa Semua fakta yang dengan baik.
berfungsi baik. disajikan: positif
5. Kom 10 Bisnis Menko Charul Tanjung, Mengutip Judul: Ini Tahapan Foto: anak-anak Menegaskan
pas Okto keuangan tahap petama, pernyataan Pembangunan Tanggul terpaksa berjalan di bahwa investor
ber membangun tanggul, agar Menko sehari Laut Raksasa tembok karena banjir dapat bekerja
2014 warga Jakarta tidak sebelumnya, dan rob dengan latar dan izin
kebanjiran rob. nanti menegaskan amdalnya sudah

iii
disipakan infrastruktur lain, keberpihakan Diksi: silahkan bangun, mesjid yang ada and
pengembang silahkan pemerintah izin amdal sudah ada, terendam pendekatan
bangun, izin amdal sudah terhadap warga haram hukumnya pembangunan
ada Haram hukumnya Jakarta dan menyengsarakan rakyat pemerintah
pembangunan kepada investor. tidak akan
menyengsarakan rakyat menyengsaraka
n rakyat.
6. Kom 10 Megapolit Wagub DKI tidak terkejut Menggambarkan Judul: Yaah, Pusat Foto: Wagub DKI di Pusat
pas Okto an pemkot Jakarta utara tidak tidak adanya Memang Begitu ruang kerjanya memimpin
ber diinformasikan koordinasi antara pencanangan
2014 pemancangan tiang GSW, pusat dengan Diksi: yaa pusat tanpa
Yaah..pusat kan memang daerah untuk memang begitu, agar memberitahu
begitu. pembangunan dikelola DKI saja, kok DKI, sebagai
Saran ke presiden agar NCICD pusat yang nge-lead stakeholder
tidak membuat perbedaan pencanangannya utama di dalam
kewenangan antara kasus ini.
pemerintah pusat dan DKI,
semua asset pusat di DKI
agar dikelola oleh DKI saja.
selama ini pusat bilang
kalau proyek NCICD tipe A
adalah kewajban
pengembang dan DKI,
tetapi kok pusat yang nge-
lead pencanangannya
7. Kom 13 Megapolit Dirjen Perlindungan Hutan Dampak Judul: Ekosistem Gambar: peta Pembangunan
pas Okto an dan Konservasi Alam, pembangunan Mangrobe dan Angke reklamasi pantai tanggul laut
ber Kemenkhut, Sonny laut terhadap Terancam utara Jakarta. dilakukan oleh
2014 Partono, kami memberi manusia dan Pembangunan Tanggul PU dan DKI, dan
syarat harus ada sirkulasi ekosistem Laut Jakarta. tidak
laut, kalau tidak, kami tidak mangrove. Pemerintah DKI dan dikomunikasika
setuju, belum pernah ada Kementerian Kemen PU, inisiator n dengan
pengajian Amdal, kami Kehutanan dan proyek, diminta stakeholder lain

iv
tidak setuju. Pakar pakar mangrove membuka detail seperti
Mangrove, CIFOR, Daniel tidak pernah rancangan kehutanan dan
Murdiyarso, tidak pernah dilibatkan. pembangunan. pakar
mendengar presentasi Diksi: tidak pernah mangrove/lingk
tanggul raksasa secara mendengar, belum ada ungan.
formal ataupun informal kajian AMDAL, kalau
tidak setuju
8. Kom 15 Megapolit Mantan Menko Sejarah kebijakan Judul: Tanggul Laut Gambar: peta Menegaskan
pas Okto an Perekonomian, Hatta giant sea wall Jakarta, dari Fauzi Bowo, reklamasi Jakarta kebijakan
ber Rajasa, untuk giant sea sudah Hatta Rajasa, Hingga utara, dilengkapi pemerintah dan
2014 wall, dari jadwal awalnya direncanakan Joko Widodo. dengan gambar manfaatnya bagi
2020, akan ground dari dulu dan Verbal: percepatan rumah-rumah indah, banyak orang
breaking pada 2014. perlu dilakukan perlu dilakukan. kenyamanan (foto), namun
Muslim Muin, ahli percepatan, Mamfaat dan dampak berwisata, dan Kompas
oseanografi, percepatan namun ada pula pembangunan harus ekonomi yang bagus berusaha lebih
itu lebih karena minat kritik: merugikan dijelaskan kepada netral dengan
swasta. Selain untuk nelayan, publik, bukan segelintir menyajikan data
pengendali banjir, menggantungkan elit. dan fakta
menghasilkan lahan pembangunan dampak
reklamasi infrastruktur ke pembangunan
Gubernur DKI, sekaligus swasta tidak yang swasta-
Presiden terpilih, tanggul baik. centris dan
laut menarik secara bisnis terhadap
dan komersial, sehingga nelayan.
banyak yang mau terlibat.
Ketua Ikatan ahli
perencanaan Indonesia,
menggantungkan
pembangunan infrastruktur
ke swasta adalah pola pikir
keliru. Data Kiara, 16.855
nelayan akan tergusur.

v
9. Kom 15 Megapolit Muslim Muin, alhi Sejarah rencana Judul: Giant Sea Wall, Foto: Saemangeum Menyajikan
pas Okto an oseanografi Indonesia pembangunan Meniru dari Mana, seawall (GSW di fakta dampak
ber tidak memiliki badai laut. giant sea wall di Dibangun untuk Siapa? Korea) dari GSW
2014 Kepala BPPT, Widjo Indonesia terhadap
Kongko, tanggul ini bisa dibandingkan Diksi: Untuk siapa? Jakarta dan
jadi comberan raksasa. dengan di negara bagaimana
Peneliti pesisir KKP, lain. sejarah dan
Semeidi Husrin, Pertanyaannya, implementasiny
berpotensi merusak untuk siapa a di negara lain.
pesisir banten Manfaatnya
Hatta Rajasa & Jokowi: untuk siapa
kutipan yang sama dengan dipertanyakan
berita tanggal 15 Okt kompas.
10 Kom 15 Megapolit Muslim Muin, ahli Data dan fakta Judul: Giant Sea Wall, Foto: Wagub DKI GSW
. pas Okto an oseanografi, tanggul laut ilmiah Solusi Bermasalah Bagi dengan Menlu merupakan
ber raksasa bukan jawaban mengatakan Jakarta? Belanda dalam masukan asing,
2014 masalah Jakarta, tetapi bahwa GSW tidak rangka kerjasama mafaatnya
berpotensi membawa menyelesaikan Penggunaan ?, tidak peanggulangan banjir untuk Jakarta
masalah baru. masalah tetapi masuk akal, mengutip dan revitalisasi kota masih
pembangunan tanggul menimbulkan yang kontra. tua (foto tahun 2013) dipertanyakan,
lebih untuk melindungi 17 masalah baru namun
pulau reklamasi, makanya cenderung tidak
swasta yang mendapat menjadi solusi
konsesi lahan dan hanya akan
bersemangat.alasan menguntungkan
peyediaan air bersih tidak pengembang.
masuk akal.
11 Kom 23 Ekonomi/ Chief operationg officer Memaparkan Judul: Tanggul Raksasa Foto: sama dengan Sudah ada
. pas Okto Keuangan DILD, bagian dari proyek fakta-fakta Jakarta Bentengi Proyek diatas (peletakan ketentuan
ber reklamasi giant sea wall keuntungan GSW Intiland batu pertama) penggarapan
2014 dari pemda DKI untuk investor Diksi: DILD bakal proyek oleh
Analisis Trimegah sekuritas: menerima berkah, pengembang
mengerek haga tanah keuntungan bagi DILD, swasta dengan

vi
Analisis Sucorinvest, harga saham dan jumlah pemda DKI.
:menguntungkan Agung keuntungan Pembangunan
Podomoro Giant Sea Wall
akan
menguntungkan
pengembang.
12 Kom 27 Megapolit Bernardus Djonoputro, Realitas kota Judul: Dilema Kota di Gambar ilustrasi Opini mengkritik
. pas Okto an Ketua Ikatan Ahli yang bias elit dan Atas Tanggul tanggul raksasa pemaksaan
ber Perencanaan Kota dan kekuatan capital. berbentuk Garuda proyek GSW
2014 Wilayah. opini Elit, pandangan yang lebih
kapitalistik, pemilik menguntungkan
saham, berpihak pada elit dan tidak
kekuatan modal dan hak dikomunikasika
veto, kita dibuat n dengan
terbelalak dengan stakeholder,
rencana megaproyek, termasuk
teknokrasi bisa anarkis, walikota Jakarta
utopis, kajian belum Utara sebagai
maksimal, perlu pemilik wilayah.
meninjau manfaat untuk
masyarakat. Dari
gambar garuda, untuk
siapa proyek ini
dibangun? Ketika
peletakan batu pertama,
ada protes dari Walikota
Jakarta Utara, tidak ada
koordinasi antara
pemerintah pusat dan
daerah. Tidak siap,
tidak layak.

vii
13 Kom 27 Megapolit Walikota Jakarta Utara, Stakeholders, Judul: Walikota Jakarta Foto pemancangan Pembangunan
. pas Okto an Budi Hartono, sejak media dan Utara Nilai Proyek oleh Chairul Tanjung GSW terkatung-
ber pemancangan kemaren masyarakat tidak Giant Sea Wall Belum katung.
2014 tidak terlihat dikomunikasikan Jelas Konsepnya
kelanjutannya, konsepnya tentang rencana
apa, masih tergantung- GSW. Terkatung-katung,
gantung, kasihan deh lu. bubar begitu saja,
Perlu ada penjelasan kasihan deh lu
kepada masyarakat dan
media, ini enggak, bubar
saja. Belum ada koordinasi
yang jelas antar instansi
ANTARA (www.antara.com)
1. Ant 9 Makro Hermanto Dardak, Wamen Menggambarkan Judul: Kemen PU Foto: Wamen PU, NCICD terpadu,
ara Okto PU, tim kerja NCICD telah tugas PU dalam Siapkan Desain Hermanto Dardak yang memang
ber menyiapkan beberapa NCICD Keamanan Tanggul Laut sudah
2014 alternatif desain tanggul, Raksasa disepakati
yang menjadi properti Diksi: manfaat teknis, pemerintah.
masyarakat. NCICD desain, sudah dimulai
bertujuan untuk 2007, lintas
memecahkan masalah kementerian
lingkungan ibukota
pencanangan NCICD
dimulai 2007 melalui
kerjasama kementerian PU,
LH, dan kementerian
infrastruktur dan
lingkungan Belanda.
2. Ant 9 Ekonomi, Chairul Tanjung, menko Menjelaskan Judul: Inilah Tahapan Foto: Chairul Menegaskan
ara Okto Bisnis perekonomian, agar rencana Pembangunan Tanggul Tanjung, Menko rencana
ber warga Jakarta utara tidak pemerintah dan Laut Raksasa Perekonomian pemerintah dan
2014 mengalami banjir, sangat janji untuk tidak janji pemerintah
dibutuhkan karena terjadi untuk tidak

viii
penurunan muka tanah, menyengsarakan Diksi: agar warga Jakarta menyengsaraka
2050 Jakarta dan monas rakyat utara tidak mengalami n rakyat.
tenggelam. izin amdalnya banjir, izin amdal sudah
sudah ada. ada
3. Ant 9 Nasional Chairul Tanjung, Pembangunan Judul: Pemerintah - Pembangunan
ara Okto pengembang yang NCICD Wajibkan Pengembang ini telah diatur
ber mendapat konsensi harus merupakan Bangun Tanggul Laut dengan baik
2014 membangun tanggul di kerjasama Raksasa dengan adanya
wilayahnya. membangun pemerintah dan pembagian
tanggul syarat wajib swasta. Diksi syarat wajib, izin tugas dan
sebelum pengembang dicabut kewenangan.
melakukan reklamasi.
pendanaan 50%, 50%,
izin dicabut setelah
setahun tidak
berkontribusi
4. Ant 9 Foto - Judul: Pemancangan Mentri-mentri Pemerintah
ara Okto Tanggul Raksasa terlihat serius dan serius
ber semangat melihat mempersiapkan
2014 rencana pembangun pembangunan
GSW
5. Ant 9 Bisnis amat sayang baru 20 Info singkat Judul: Pembangunan Foto: Chairul Tanjung Pemerintah
ara Okto tahun dicanangkan sejak tentang NCICD Tanggul Laut Raksasa (pusat)
ber 1994, proyek yang luar yang Resmi Dimulai mendorong
2014 biasa strategis ini baru bisa pembiayaannya segera
dicanangkan, tapi tetap 50% pusat dan Diksi: sayang, baru dibangunnya
harus kita syukuri dan 50% DKI dicanangkan, tetap tanggul raksasa.
konsisten harus disyukuri dan
membangunnya, Chairul konsistem
Tanjung, Menko membangunnya
perekonomian.

ix
6. Ant 9 Nasional Jokowi, presiden terpilih Rencana Judul: Jokowi dan Menlu Foto: perahu nelayan Pemerintah
ara Okto pembangunan GSW kerjasama Korsel Bahas Tanggul melintas di kawasan berencana
ber meminta bantuan teknis dengan korea Laut Raksasa muara baru di senja meminta
2014 dari korsel. Mereka sudah untuk yang indah. bantuan teknis
berpengalaman. Yun, mendapatkan Diksi: korea sudah dari Korea
Menlu Korea, kami dukungan teknis. berpengalaman, kami
berjanji meningkatkan berjanji meningkatkan
kerjasama penting di segala kerjasama di segala
bidang karena Indonesia bidang dengan
adalah mitra penting kami Indonesia
di Asia.
7. Ant 24 Environm Walhi, menolak GSW Menjelaskan Judul: Walhi Opposes - Walaupun ada
ara Okto ent karena merusak lingkungan dampak negatif Planned Construction of nada-nada
ber dan menyebabkan ribuan dari GSW namun Jakarta Giant Seawall. menentang
2014 nelayan kehilangan diakhir Posisi WALHI misalnya dari
pekerjaan. menjelaskan berdasarkan hasil Walhi,
pentingnya investigasi, harus pemerintah
proyek ini untuk mempertimbangkan perlu
menyelamatkan konservasi ekologi dan melakukan
ibukota. lingkungan. 33 km GSW. proyek ini untuk
GSW diharapkan dapat melindungi
melindungi ibukota dari ibukota dari
banjir. banjir
DETIK
1. Deti 3 Ekonomi Rencana 9 Oktober akan Rapat persiapan Judul: 9 Oktober, Proyek Gambar: maket Pembangunan
k Okto Bisnis dilakukan pemancangan, groundbreaking Tanggul Garuda rencana melibatkan
ber ini proyek multiyear yang direncanakan Raksasa Jakarta pembangunan berbagai
2014 panjang sekali, Chairul akan dihadiri Dimulai instansi, namun
Tanjung, Menko petinggi penting tidak semua
Perekonomian. untuk instansi Diksi: bermanfaat untuk paham detail
mengatasi resiko Jakarta, nanti arahannya dari
tenggelamnya jakarta dan ke Jakarta, itu yang saya pembangunan
bermanfaat untuk tahu, akan dihadiri tersebut.

x
penyediaan cadangan air.
Aher, Gub. Jabar, NCICD
itu nanti arahnya ke
Jakarta, sebagian ke Bekasi,
dan kawasan Banten ada
Tangerang. Itu yang saya
tahu. Rapat koordinasi
pemancangan, yang
direncanakan hadir, Mentri
PU, Menteri Bappenas,
Mendagri, Plt. Menteri
Perhubungan, Gubernur
DKI, Banten, dan Jawa
Barat
2. Deti 3 Ekonomi "Developer 17 pulau itu Kawasan baru Judul: Ini Perusahaan Foto Maket GSW Kawasan baru
k Okto Bisnis adalah Jakarta Propertindo yang mandiri dan yang Akan Cipatakan 17 (Garuda) untuk
ber atau Jakpro, Ancol, dan mapan akan Pulau Baru di Utara orang yang
2014 Agung Sedayu Group," dikelola oleh Jakarta mapan dari
Deputi Tata Ruang dan developer yang Jakarta, untuk
Lingkungan Hidup DKI sudah menang Diksi: akan menjadi elit.
Jakarta, Sarwo Handayani. tender kawasan mandiri,
Dirut PT Jakarta dilengkapi dengan
Propertindo, 17 pulau
akan menjadi kota baru,
kawasan mandiri, Garuda
dirancang 57% untuk
perumahan (apartemen),
31% pusat perkantoran, 7%
bisnis ritel, dan 6% industri,
konsepnya water front city
seperti Dubai. Kawasan ini
akan dilengkapi dengan

xi
pelabuhan, bandara, dan
jalan layang.
3. Deti 3 Ekonomi Menko perekonomian, Kesiapan Judul: Aher Siap Pasok Maket GSW Pemerintah
k Okto Bisnis Jabar dan Banten saya membuat Pasir untuk Tanggul telah
ber minta bantuan penuh tanggul Gauda Raksasa di memikirkan
2014 untuk memasok timbunan Telut Jakarta sampai pasokan
pasir. Jabar yang pasir dan
diperbolehkan memasok Diksi: Jabar siap, minta menugaskan
pasir ada aturan mainnya. bantuan penuh dari Jabar untuk
Jadi ada. Saya rasa cukup, Jabar dan Banten menjadi
selama ini pembangunan pemasok. Lead
Jakarta yang banyak ini proyek ada di
pasirnya ya dari Jawa Kemenko
Barat, Aher, Gubernur Ekonomi
Jabar.
4. Deti 6 Ekonomi ya, akan dimulai Konfirmasi Judul: Proyek Tanggul Gambar: maket Ini adalah
k Okto Bisnis groundbreaking 9 Oktober, kepastian Garuda Raksasa Di rencana program
ber tapi tahap A saja, dimulainya Jakarta dipastikan pembangunan bersama
2014 Handayani, Deputi TR&LH proyek GSW Dimulai 9 Oktober pemerintah,
DKI Jakarta. harus 3 tahun dengan namun
selesai untuk tahun pembagian Diksi: harus selesai, sepertinya
berikut DKI akan pendanaan, anggaran tidak tahu instansi terlibat
berkontribusi, tahun ini PU, namun total saling tidak tahu
tapi saya tidak tahu berapa pembagian tidak detail
anggarannya, Handayani diketahui keterlibatan
satu sama lain.
4. Deti 6 Ekonomi Menteri PU, Djoko Arahan Judul: Proyek Tanggul Gambar: maket Ada koordinasi
k Okto Bisnis Kirmanto, sedang pembangunan Garuda Raksasa rencana pembangunan
ber menyelesaikan detail dari kemenke Jakarta Akan Libatkan pembangunan GSW antar
2014 proyek dan rencananya perekonomian, Insyinyur Lokal Hingga kementerian
akan melibatkan insinyur bagian PU adalah Asing. dipimpin
lokal dan ahli asing. peran mendesain detail Pemerintah memastikan kemenko
PU bagaimana membuat teknis proyek. segera membangun. perekonomian.

xii
desain yang bagus. kalau Diksi: insinyur lokal, ahli
saya dengar arahan Pak asing, arahan Pak
Menko perekonomian, Menko perekonomian
nanti baru tahun 2015 akan
dikerjakan. Diperkirakan
dibutuhkan anggaran 500
triliun untuk
menyelesaikan proyek ini
secepatnya 2022 atau
paling lambat 2030.
5. Deti 6 Ekonomi Dirjen Penataan Ruang PU, Pembangunan Judul: Selain Tanggul Gambar: maket Pemerintah
k Okto Bisnis Basuki Hadimujono, kita GSW telah Garuda Raksasa, Ini rencana telah melakukan
ber sudah melakukan melalui proses Contoh Tembok Laut pembangunan studi banding
2014 benchmarking ke Korea, studi yang yang Ada di Dunia model GSW di
Belanda, New Orleans, dan memadai negara lain.
New York. Proyek tanggul Diksi: sudah
raksasa di masing-masing benchmarking
negara mempunyai fungsi
yang berbeda. Untuk
Jakarta adalah untuk
mencegah Jakarta utara
tenggelam di 2050.
6. Deti 6 Ekonomi Menteri PU, mengapa Tujuan Judul: Proyek Tanggul Gambar: maket Manfaat
k Okto Bisnis proyek ini penting pembangunan Garuda Raksasa, rencana pembangunan
ber dibangun? Karena bisa GSW untuk Menteri PU: 40% pembangunan GSW untuk
2014 kurangi banjir di Jakarta mencegah banjir Wilayah DKI di bawah mencegah banjir
dan menambah lahan an membuat Air Laut dan membuat
kebutuhan sehat di Jakarta. kota baru kota baru.
kalau Jakarta diukur sudah Diksi: kenapa penting?
40% di bawah air laut Pemukiman bagus dan
karena banyak penyedotan baik
air, lahan muda tergerus
habis. tidak hanya

xiii
mengurangi banjir, tetapi
akan direklamasi dan
dengan lahan Jakarta yang
empet-empetan ini akan
longgal lagi, akan ada real
estate, permukiman yang
bagus dan baik
7. Deti 6 Ekonomi Menteri PU, Djoko Manfaat Judul: Investor yang Foto maket Pembanguan
k Okto Bisnis Kirmanto menjamin proyek ekonomi dari Garap Tanggul Garuda GSW akan
ber tanggul raksasa memiliki pembanguan Raksasa Jakarta menguntungkan
2014 nikai ekonomi investasi GSW Dijamin Cepat Dapat investor, namun
yang tinggi. Nilai ekonomi Untung jumlah
dari hitungan IRR lebih baik keuntungan
daripada bunga pajak. Diksi: ada keuntungan, belum dihitung.
Berapa besar keuntungan belum
keuntungannya? Belum dihitung
dihitung. Nilai komersial
kawasan cukup besar,
Dirjen Tata Ruang PU. Di
kawasan ini akan dibangun
hunian vertical yang bisa
menampung 650.000
orang, ada pulau buatan
yang bisa dihuni oleh
350.000 orang.
8. Deti 6 Ekonomi Didesain sampai 100 Manfaat GSW Judul: Dimulai 9 Foto maket GSW positif
k Okto Bisnis tahun, deputi tata ruang untuk jakarta Oktober, Tanggul untuk Jakarta
ber dan LK DKI. Opsi terbaik Garuda Raksasa
2014 untuk melindungi Jakarta Dirancang untuk 100
dari ancaman banjir. tahun
dengan GSW terbentuk
ketahanan Jakarta dalam Diksi: didesain, 100
jangka panjang. tahun, melindungi,

xiv
ketahanan jangka
panjang.
9. Deti 6 Ekonomi Lokasi groundbreaking Acara penting ini Judu: Ini Lokasi Foto Maket Pembangunan
k Okto Bisnis akan dilakukan di sekitar mendapat Groundbreaking Proyek ini diharapkan
ber waduk pluit, Handayani, dukungan Tanggul Garuda akan dihubungi
2014 deputi TR&LH DKI Jakarta. pemerintah Raksasa Jakarta menteri tetapi
groundbreaking akan pusat dan akan perlu dipastikan
dihadiri Menteri PU dan dihadiri oleh Diksi: akan dihadiri, lagi (DKI tidak
Gub, DKI, tapi kepastian menteri kepastiannya akan saya terlibat penuh).
akan saya cek ke cek
protokoler.
10 Deti 6 Ekonomi 15 tahun ke depan, Judul: Jakarta Bisa Foto Maket GWS
. k Okto Bisnis artinya tidak lama lagi, Tenggelam Lebih Cepat bermanfaat agar
ber jakarta akan tenggelam, dari Perkiraan di 2050 Jakarta tidak
2014 Dirjen Tata Ruang PU. tenggelam.
11 Deti 7 Ekonomi Deputi Tata Ruang dan 6 manfaat Judul: Serba-Serbi Foto maket Info positif,
. k Okto Bisnis Lingkungan Hidup DKI pembangunan Proyek Tanggul Laut manfaat untuk
ber Jakarta, Sarwo Handayani, Tanggung Garuda Raksasa pihak pebisnis
2014 didesain sampai 100 Raksasa
tahun. opsi terbaik untuk Diksi: Pemerintah telah
melindungi Jakarta dari memastikan, desain 100
ancaman banjir akibat tahun, ancaman banjir,
penurunan permukaan permukiman bagus,
tanah di Jakarta utara. sudah benchmark
Menteri PU, libatkan
insyinyur lokal dan asing.
membuat bendungan dan
di dalamnya ada kampung
permukiman yang bagus
Negara lain sudah lebih
dulu punya giant sea wall,
Dirjen Tata Ruang PU, kita
sudah melakukan

xv
benchmarking ke Korea,
Belanda, New Orleans, dan
New York. Tidak ada
tanggul Raksasa, Jakarta
akan tenggelam 15 tahun
lagi, dirjen penataan
ruang PU. Menteri PU,
investasi di wilayah tanggul
raksasa menguntungkan.
berapa besar, belum
selesai dihitungnya. nanti
akan dibuat rusun dan
lapangan terbang juga,
kalau diputusin, detail
desainnya akan masuk dan
menggantikan
cengkareng, Basuki, Dirjen
Tata Ruang KemenPU.
12 Deti 7 Ekonomi Sudah di bagi per Perencanaan Judul: Ahok Ambil Dana Foto: Gub, DKI Rencana
. k Okto Bisnis kilometer, kita danai (8 km) sudah cukup APBD untuk Proyek Jakarta, Basuki pembangunan
ber dari APBD 2014, ujar Ahok matang dan Tanggul Garuda Cahaya Purnama ini sudah
2014 Gub. DKI. Ada 17 sudah ada Raksasa. sedang doorstop dipersiapkan
pengembang yang ikut pembagian interview dan sudah ada
disana. Pembangunan pekerjaan dan Diksi: sudah dibagi, ada pembagian
akan dilakukan dalam 3 pendanaan pengembang, fase-fase tugas.
fase. Fase pertama,
penanggulan dengan biaya
1.9 M USD dan fase kedua
pembangunan stasiun
pompa, pintu air, restorasi
bakau dengan perkiraan
biaya 4.8M USD.

xvi
13 Deti 8 Ekonomi Aduh, kalau dengan Komentar Ahok Judul: Ahok: Bangun Foto Ahok di bus Pembangunan
. k Okto Bisnis kritikan terus, nanti kalau tentang kritik, Tanggul Laut Dikritik, dengan orang asing akan jalan terus
ber Jakarta tenggelam kritik artinya Kalau Jakarta Tenggelam walaupun
2014 juga toh, jadi pikir saja pembangunan Juga Dikritikkan? dikritik
mana yang lebih baik. jalan terus
14 Deti 9 Ekonomi Pak Gub dan Wagub tidak Yang hadir: Judul: Jokowi dan Ahok Foto jajaran menteri Dukungan
. k Okto Bisnis bisa hadir karena ada Menko Ekonomi, Batal Hadir di yang hadir di instansi
ber agenda mendesak, tidak Wamen PY, Peluncuran Tanggul peluncuran pemerintah
2014 bisa ditinggalkan, Kepala Bappenas, Raksasa Garuda tidak penuh.
Handayani, Deputi TR&LH. Menteri LH, Terlihat dilead
yang ngomong tidak Menteri Kelautan Diksi: tidak bisa hadir, oleh Kemenko
setuju tanyakan, yang dan Perikanan, agenda menesak, Ekonomi, PU
rasakan bajir saudara- dan perwakilan dan DKI tidak
saudara di sini, Chairul pengembang memberikan
Tanjung, dukungan
penuh.
15 Deti 9 Ekonomi Sekjen Koalisi Perkotaan Dari perspektif Judul: Melihat Proyek Foto maket Penyelesaian
. k Okto Bisnis Jakarta, Ubaidillah, tata kota dan Giant Sea Wall di Pantai masalah dan
ber sebenarnya bukan Cuma lingkungan, Jakarta, Benarkan Jadi solusi tidak
2014 banjir rob masalah yang penentuan Solusi Atasi Banjir? tepat, tidak ada
terjadi di teluk Jakarta, masalah dan kemauan politik
bukan pula tanggul raksasa solusi tidak tepat Diksi: sebenarnya, yang kuat.
solusinya, banjir rob hanya konsekwesi,
konsekwensi dari kesemberautan,
kesemrautan tata kelola peruntukan tidak adil,
sumberdaya dan penataan diperlukan kemauan
ruang kawasan pesisir. politik yang kuat
mengabaikan daya
dukung lingkungan dan
peruntukan ruang yang
tidak adil, Ubaidillah yang
juga Dewan Daerah WALHI
Jakarta. Diperlukan

xvii
kemauan politik yang kuat
dari pemda dan
pemerintah pusat sebagai
solusi dalam upaya
restorasi
16 Deti 9 Ekonomi Proyek dipastikan mulai 9 Pembangunan Judul: 9 Oktober - GSW yang A
. k Okto Bisnis Oktober, padahal setelah tahap 1 akan Groundbreaking, Ahok sudah oke, yang
ber kunjungan ke Korea dilanjutkan, Ingatkan Tanggul Laut B perlu dikaji
2014 Selatan, Ahok mengatakan tahap 2 perlu Perlu Dikaji ulang. Rencana
proyek perlu ditinjau kembali keseluruhan
dipertimbangkan kembali. Diksi: perlu kaji ulang belum dipahami
bukan GSW keseluruhan dan mendapat
yang perlu dikaji ulang dukungan
tetapi GSW luar yang penuh berbagai
burung garuda, Ahok. pihak
17 Deti 10 Berita Wagub mengeluhkan Adanya Judul: Pencanangan Foto: Wagub DKI DKI tidak heran
. k Okto komunikasi yang tidak komunikasi yang Proyek Tanggul Raksasa berfoto berama (dan agak
ber lancer antara pemerintah kurang harmonis Harusnya oleh Pemprov warga tersinggung)
2014 pusat dan pemda. iya, antara pusat dan DKI karena
pemerintah pusat memang DKI. Pusat pencanangan
sering begitu, Wagub, terkesan ingin diambilalih oleh
Ahok. Pencanangannya itu mengambil alih pusat.
tadinya memang DKI dan penanangan
pengembang, tiba-tiba
pusat bilang ada
pencanangan, sekarang
pusat mau lead, ya saya sih
enggak apa-apa, mau siapa
yang mencanangkan yang
penting beres
(frame diadopsi dari Hamad (2004)

xviii

Anda mungkin juga menyukai