Pendidikan
Doktor (S3) llmu Filsafat - Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia
Pendalaman Filsafat Teknologi Informasi dengan disertasi “”Manusia Dalam Masyarakat Jejaring
(Telaah Filsafat Pemikiran Manuel Castells Tentang Abad Informasi)
Firman Kurniawan
Audiens / Publik
Pemindahan Warga
Kampung Pulo
Isu Media
Contoh Proses Pembentukan Opini Di Media Massa (1) :
Koran Sindo (Kontra Ahok)
JAKARTA - Komnas Perlindung Anak (PA) meminta Pemprov DKI memberikan terapi untuk
anak-anak Kampung Pulo yang trauma dengan peristiwa bentrokan beberapa waktu lalu. Ketua
Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengatakan, proses penggusuran Kampung Pulo pada Kamis 20
Agustus 2015 lalu, menyisakan rasa traumatik pada anak, secepatnya harus disembuhkan. "Siapapun
(anak ) yang mengalami trauma dari dampak apapun termasuk penggusuran atau relokasi Kampung
Pulo maka anak-anak harus dapat terapi pemulihan dari dampak itu," kata Arist saat dihubungi
Sindonews, Rabu (26/8/2015).
Arist meminta Pemprov DKI Jakarta turun tangan menyelesaikan masalah seperti ini. Apalagi
rasa trauma pada anak bisa berdampak pada proses tumbuh kembang anak. “Pemprov DKI harus
menyiapkan pemulihan dari dampak itu. Maka Badan Perlindungan Perempuan dan Anak (BPPA) DKI
Jakarta atau kerja sama lintas lembaga bukan hanya Kampung Pulo kalau ada anak-anak trauma bisa
dirawat oleh pemerintah,” tambahnya.
Arist yakin Pemprov DKI sudah merencanakan dengan baik proses relokasi warga Kampung
Pulo. Dari sosialiasi pembongkaran, pembuatan rusunawa, hingga eksekusi pembongkaran hal
tersebut sudah terlebih dahulu dipikirkan.
Contoh Proses Pembentukan Opini Di Media Massa (2)
Koran Tempo (Pro Ahok)
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengeluhkan
warga Kampung Pulo yang meminta uang kerahiman. Ahok berkeras apa yang diberikannya lebih baik
dari sekadar uang pengganti. "Kalau saya bisa kasih mentahnya, saya lebih suka," kata Ahok saat
ditemui di Balai Kota, Kamis, 27 Agustus 2015.
Ahok menjelaskan bahwa rumah susun yang ia bangun untuk menampung warga Kampung Pulo
menghabiskan dana sekitar Rp 200 juta per unit di luar tanah. Belum lagi waktu satu setengah tahun
yang dibutuhkan untuk membangunnya. "Kalau Anda minta Rp 50 juta, gua kasih sekarang, langsung
gua usir.“ Namun Ahok menegaskan bahwa uang tidak akan membuat masalah banjir selesai. Ia
khawatir warga Kampung Pulo akan kembali menempati bantaran kali.
Ahok merasa rusun yang ia berikan sudah cukup. Warga hanya membayar uang pemeliharaan
Rp 10 ribu per hari dan tidak dipungut sewa. "Saya subsidi sampai tujuh turunan, sepuluh turunan. Di
kontrak ada disebutin, selama Anda masih tinggal dan bayar uang perawatan," ujar Ahok.
Warga Kampung Pulo pekan lalu direlokasi oleh Pemprov DKI Jakarta ke Rusun Jatinegara.
Relokasi ini bertujuan untuk normalisasi Kali Ciliwung yang menyempit karena hunian di bantaran kali.
Sebagian warga menolak rumah mereka dibongkar dan meminta uang kerahiman.
Membentuk Opini Melalui Media
Teori Lain Pembentukan Opini : Spiral of Silence
Contoh Pro- Kontra Hukuman Kebiri bagi Pemerkosa (1)
TEMPO.CO, Jakarta - Model cantik sekaligus aktivis lingkungan, Davina Hariadi, menganggap
hukuman kebiri untuk pelaku kejahatan seksual sudah adil. Meskipun ada pro dan kontra, hukuman
tersebut dapat membuat pelaku kejahatan bisa merasakan sakitnya penderitaan perempuan yang
menjadi korban.
“I think it’s very enough, meski ada pro dan kontra juga. Menurut aku, itu fair sih, biar mereka
merasakan penderitaan atau sakit yang luar biasa, karena penderitaan itu enggak bisa dibayar dengan
apa pun,” kata Davina di Jambi, Kamis, 26 Mei 2016.
Menurut Davina, kejahatan seksual adalah kekejaman di atas batas kemanusiaan. Pemerintah, ucap
dia, harus tegas menindak pelaku kejahatan seksual. “Pemerintah harus tegas kepada pelaku karena
itu kekejaman terhadap manusia yang tidak bisa ditoleransi,” ujar Davina.
Davina pun mendukung langkah pemerintah meneken peraturan pemerintah pengganti undang-
undang tentang hukuman kebiri untuk pelaku kejahatan seksual. Melalui perpu tersebut, pemerintah
ingin memberi efek jera kepada pelaku dengan beberapa pidana pemberat, seperti pengumuman
identitas pelaku, kebiri kimia, dan pemasangan alat deteksi elektronik.
Contoh Pro- Kontra Hukuman Kebiri bagi Pemerkosa (2)
MUI: Hukuman Kebiri untuk Pemerkosa Bukan Solusi
Sumber Antara
Rimanews - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Ternate, Maluku Utara Usman Muhammad
mengatakan, untuk mengatasi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak cukup hanya dengan
pemberatan hukuman kepada pelaku. "Pemberatan hukuman kepada pelaku kekerasan perempuan dan anak
memang perlu untuk memberi efek jera, tetapi tidak kalah penting dilakukan adalah upaya pencegahan sejak
dini," katanya di Ternate, Kamis. Menurut dia, upaya pencegahan dini itu harus difokuskan pada faktor-faktor
selama ini yang menjadi pemicu terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, seperti
pemahaman dan pengamalan ajaran agama yang rendah dan ketidakpatuhan terhadap norma hukum dan
norma adat.
Selain itu, kata Usman Muhammad, lingkungan sosial di masyarakat yang memberi peluang terjadinya
kekerasan perempuan dan anak serta maraknya pornografi melalui jaringan internet yang bisa diakses secara
bebas oleh semua lapisan masyarakat. "Kalau faktor-faktor tersebut tidak ditangani secara tepat dan serius
dengan melibatkan semua pihak terkait maka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak akan terus
terjadi walaupun pemerintah telah mengeluarkan regulasi yang mengatur pemberatan hukuman kepada pelaku
kekerasan terhadap perempuan dan anak," katanya.
Menurut Usman Muhammad, dari semua faktor yang dapat memicu terjadinya kekerasan terhadap
perempuan dan anak tersebut, yang harus menjadi perhatian utama adalah faktor pemaha, man dan
pengamalan ajaran agama, baik dalam hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa maupun hubungan dengan
masyarakat. Kalau setiap orang memiliki pemahaman dan pengamalan ajaran maka dia akan mampu
membentengi dirinya untuk tidak melakukan segala perbuatan yang melanggar ajaran agama atau hukum
negara seperti tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ia mengatakan, untuk peranan keluarga,
masyarakat dan pemerintah sangat menentukan dalam upaya mendorong setiap orang untuk memiliki
pemahaman dan pengamalan terhadap ajaran agama, disamping dunia pendidikan baik formal maupun
nonformal."Khusus keluarga, yang harus selalu dilakukan adalah bagaimana mendidik seluruh anggota
keluarga, khususnya anak-anak mengenai ajaran agama sejak dini. Keteladanan orang tua sangat dibutuhkand
alam mewujudkan keluarga yang memiliki komitmen dalam mengamalkan ajaran agama," katanya
menambahkan.
Contoh Pro- Kontra Hukuman Kebiri bagi Pemerkosa (3)
Ini 9 Negara yang Terapkan Hukuman Kebiri Bagi Pemerkosa Anak
By Ardini Maharani 13 Mei 2016 at 08:14 WIB
Bintang.com, Jakarta Makin hari pelaku pemerkosaan terhadap anak-anak perempuan di bawah umur kian
merajalela. Para pedofil ini mungkin berpikir, wanita mahluk lemah yang kekuatannya masih di bawah pria.
Sebenarnya hukuman kebiri bukan hal baru di dunia. Zaman dulu sudah banyak pelaku kekerasan seksual diberi
sanksi dengan cara dipotong kelaminnya. Bahkan hingga kini masih ada saja negara yang menerapkan peraturan tersebut.
Negara mana saja yang melemahkan pedofilia dengan cara dikebiri? Simak uraian Bintang.com berikut ini.
1. Amerika Serikat. Sudah sejak 1996 Amerika Serikat menerapkan kebiri secara kimiawi bagi pelaku kejahatan seksual
terhadap anak-anak. Kebiri kimiawi tidak sampai memotong organ intim, namun testikel dipotong dan gairah seksual
mereka banyak dikurangi sehingga mereka tidak terlalu nafsu terhadap aktivitas seksual ini.
2. Polandia. Sejak 2009 Polandia resmi memberlakukan hukuman kebiri bagi pelaku pemerkosaan terhadap anak di
bawah umur. Kebiri dilakukan setelah tersangka dinyatakan bersalah oleh pengadilan. Sebenarnya banyak warganya
yang tidak setuju namun disadari hukuman kebiri sungguh memberikan efek jera bagi pelakunya. Bahkan tindak
kejahatan seksual anak berkurang jauh sejak sanksi ini diterapkan.
3. Maldova. Pada 2012 Maldova sebagai negara pecahan Uni Sovyet memberlakukan hukuman kebiri. Meski mendapat
kecaman dari organisasi hak asasi dunia, mereka tetap menerapkannya. Kekerasan seksual sendiri cukup banyak di
Maldova. Meski demikian hukuman kebiri ini cukup efektif.
4. Estonia. Negara ini memberlakukan hukuman kebiri sejak 2012. Mereka memakai kebiri kimiawi demi menekan gairah
seksual pelaku pemerkosaan. Meski demikian kebiri dilakukan pada pedofilia saja. Untuk kasus kekerasan seksual pada
wanita dewasa dikurung penjara hingga seumur hidup.
5. Israel. Pemerintah Israel sudah mengebiri secara kimiawi pada mereka yang melakukan kejahatan seksual. Tak
diketahui pasti kapan Israel menerapkan hukuman ini. Pastinya sudah ada banyak pelaku pemerkosaan yang terkena
sanksi tersebut.
6. Argentina. Hukuman kebiri baru diberlakukan di satu negara bagian di Argentina. Negera bagian itu yakni Mendoza.
Hukuman kebiri yang digunakan yakni kimiawi.
7. Australia. Hanya berlaku di beberapa negara bagian saja. Tak semua wilayah Australia menerapkan sanksi ini.
8. Korea Selatan. Juli 2011 menjadi tonggak hukuman kebiri di Negeri Gingseng itu. Yang digunakan yakni kebiri kimiawi.
9. Rusia. Oktoober 2011, parlemen Rusia sepakat menandatangani perturan hukuman kebiri bagi pelaku kejahatan
seksual anak.
Pengaruh Media
Perkembangan situasi
masyarakat yang tidak
terprediksi, dapat
menempatkan suatu
organisasi pada situasi yang
tidak menguntungkan
Situasi tersebut
membutuhkan sikap
organisasi yang disebut
sebagai reactive PR
Rumor : Kasus Khusus PR
Rumors : adalah pernyataan yang tersebar luas, namun
belum jelas kebenarannya tentang organisasi / institusi
Seringkali rumor merupakan persoalan yang rumit yang
harus dihadapi personal PR, sebab seringkali rumor cepat
menyebar seperti api liar
Struktur rumor : adanya conspirasy ilegal dan
mengandung contamination
Penanganan Rumors
Tidak melakukan apapun, dengan pertimbangan
kampanye anti rumor justru mengundang rumor baru
Untuk mengendalikan rumor dapat dikembangkan
prosedur :
◦ Alert procedure : lokalisasi rumor berhembus pertama
kali, kumpulkan laporan, jika rumor meningkat kontak
jaringan organisasi untuk menentukan juru bicara rumor.
◦ Evaluation : check penurunan kredibilitas : monitor
personal yang berurusan dengan telepon dan surat,pelihara
moral staf agar tak terpengaruh, lakukan survey
kredibilitas, buat penilaian ttg ancaman potensial
◦ Launch media campaign : release untrue & unjust, pilih
juru bicara yang tepat dari kalangan luar organisasi
Teknik Menangani Wartawan
Berikut beberapa kiat yang dapat dipetimbangkan dalam menghadapi wartawan (sumber : http://
www.gdrc.org/ngo/media/) :
Jangan gunakan istilah teknis organisasi. Setiap organisasi memiliki jargon khas organisasi, yang
mungkin tidak dipahami umum. Hindari penggunaannya, ketika menyampaikan keterangan dihadapan
wartawan. Jika tak dapat dihindari, tambah dengan keterangan yang memperjeklas
Tidak diijinkan mengatakan “no comment”. Hal tersebut berimplikasi pada konfirmasi terhadap
kecurigaan yang dimiliki wartawan. Pembicara dianggap tahun tentang isu yang ditanyakan dan merasa
bersalah kemudian menutupinya dengan pernyataan tersebut. Maka cara yang dapat dipilih, misalnya
mengatakan “Hal tersebut berada di luar kewenangan saya untuk menjelaskannya”. Pernyataan tersebut
lebih dapat diterima.
Pro aktif terhadap isu. Merespon pertanyaan wartawan saja tidak cukup. Bantu wartawan memahami isu
dan pengaruhi mereka agar menyampaikannya kepada publik.
Hati-hati dalam menyatakan angka. Angka korban, angka pertumbuhan, angka kerugian adalah yang
menarik untuk dimuat dalam pemberitaan. Persoalannya penyampaian angka secara lisan seringkali
menimbulkan kesalahan tulis. Karenanya selain perlu menyediakan penyataan tertulis, terwawancara dapat
memperjelasnya dengan contoh maupun analogi.
Positif dan secara Agresif menyampaikan posisi kebijakan. Berhadapan dengan wartawan adalah
sebuah kesempatan. Karenanya gunakan untuk menyampaikan secara agresif dan positif sesuatu yang
dianggap benar oleh organisasi.
Pandanglah pertanyaan wartawan sebagai peluang. Menanggapi pertanyaan wartawan sebatas apa
yang ditanyakan merupakan suatu kerugian. Harusnya kesempatan tersebut dapat digunakan untuk
membentuk opini publik melalui pemberitaan di media.
Lontarkan gurauan. Untuk suatu isu yang berat, kadangkala menyampaikan dengan santai dengan
diselingi anekdot, dapat mengefektifkan penanganan wartawan. Jadilah pencerita.
Gunakan testimoni pihak lain. Lihatlah keluar organisasi, manfaatkan pernyataan-pernyataan pihak lain
yang mendukung suatu isu atau kebijakan yang disampaikan kepada wartawan, sehingga apa yg
disampaikan tidak dipandang sebagai klaim
Media Massa dan Public Relations di Era Teknologi Informasi
Media dan Masyarakat 2.0
Perkembangan Mutakhir Teknologi Informasi
Era I : Munculnya media-media berbasis internet yang
memiliki kemampuan real time dalam menampilkan suatu
berita / event (Web 1.0)
Era II : Media berbasis internet dapat menerima dan
menampilkan respon langsung dari pembaca, every
response counted and represent of community’s opinion
(Web 2.0)
Teknologi Informasi dan Komunitas Internet
Muncul juga media-media yang memfasilitasi internet
community untuk membuat media sendiri yang dapat di
share ke seluruh dunia.
Berbagai format media baru bermunculan seperti:
blogspot.com, digg.com, youtube.com,
www.yahoogroups.com (egroups.com), berpolitik.com,
multiply.com
Teknologi Informasi dan Berakhirnya Batas Ruang dan Waktu
Muncul istilah baru, yaitu social media release untuk mendampingi press
release. Social media release disebarkan melalui jalur komunitas sosial di
dunia maya. Bahkan ada perusahaan yang melakukan penyebaran dengan
seolah-olah sebagai “bocoran” dari industri mereka.