Latar Belakang
Bencana tidak dapat dihindari, tetapi risiko bencana dapat dikurangi melalui
mitigasi. Mitigasi dalam bentuk diskusi dan komunikasi menjadi instrumen
masyarakat dalam menghadapi persoalan kehidupan. Studi ini
menggambarkan peran pemerintah dalam mencegah untuk menghadapi
potensi bahaya dan mitigasi bencana, seperti bencana alam, bencana dan
konflik melalui komunikasi yang efektif. Penelitian ini menerapkan
pendekatan kualitatif deskriptif melalui forum diskusi metode kelompok dan
studi pustaka.
Informan dalam penelitian ini adalah para pemangku kepentingan organisasi
pemerintah yaitu para ahli kebencanaan, seperti BNPB, BMKG, KLH dan para
akademisi. Teori-teori dalam penelitian ini adalah teori komunikasi dan
mitigasi bencana yang berfokus pada komunikasi efektif untuk meningkatkan
pengurangan risiko bencana terkait dengan rencana pemindahan ibu kota
Indonesia di Kalimantan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran
komunikasi bencana dapat membantu pemerintah memberikan dan
mensosialisasikan informasi kepada masyarakat dalam rangka mendukung
keberhasilan pengurangan risiko bencana.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif
(metode kualitatif melalui pendekatan deskriptif ) dengan analisis teks. Kajian
dilakukan melalui FGD atau Forum Group Discussion dan studi pustaka
dengan menggunakan beberapa sumber ilmiah, yaitu jurnal ilmiah, laporan
penelitian, laporan data penelitian, dan buku referensi yang berfokus pada
kajian naskah ilmiah dengan teknik pengumpulan data melalui kajian
dokumentasi dari berbagai sumber teks berita, diskusi ilmiah, dan jurnal
ilmiah yang berkaitan dengan isu pembahasan wacana kebijakan pemindahan
ibu kota Indonesia.
Studi ini menyajikan data yang merupakan hasil diskusi akademisi terkait
kebijakan pemerintah dalam wacana pemindahan ibu kota Indonesia ke
Kalimantan pada tahun 2019. Afiyanti [17] berpendapat bahwa metode
pengumpulan data menggunakan metode FGD yang bertujuan untuk
memperoleh data melalui interaksi hasil diskusi. Interaksi sekelompok peserta
mampu meningkatkan kedalaman informasi melalui pengungkapan berbagai
aspek fenomena dalam kehidupan, sehingga dapat didefinisikan dan
dijelaskan.
Teori Penelitian
Dalam penelitian ini, teori yang digunakan mencakup
teori komunikasi dan teori mitigasi bencana
Hasil dan Pembahasan
Sejarah mencatat wacana pemindahan ibu kota
Indonesia selalu menjadi polemik panjang yang
menuai pro dan kontra dalam pelaksanaannya. Pro
dan kontra tersebut banyak diungkapkan, diulas, dan
dikaji secara ilmiah dalam berbagai diskusi formal
maupun informal, salah satunya Group Discussion
(FGD) yang diselenggarakan di Universitas Pertahanan
Indonesia yang merupakan salah satu bahan kajian
pustaka dalam penelitian ini.
Hasil dan Pembahasan
Hasil yang diperoleh dalam forum adalah sebagai berikut.
Pertama, Ir. Bernadus Wisnu Widjaja selaku Deputi Bidang
Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB memaparkan "Data
Kebencanaan terkait Perpindahan Ibu Kota Negara" yang secara
umum menggambarkan potensi Kalimantan, ketersediaan air
tanah, jalur pelayaran dan penerbangan, indeks risiko bencana,
matriks kriteria dalam pengembangan penta heliks dalam sistem
InaRIsk milik sistem BNPB State InaRIsk. Lebih lanjut, ia juga
menilai bahwa Pulau Kalimantan yang ditargetkan menjadi
lokasi Ibu Kota Negara RI memiliki tiga lokasi diantaranya; a)
Provinsi Kalimantan Selatan; b) Kalimantan Timur dan; c)
Kalimantan Tengah. Ketiga provinsi kandidat dalam perspektif
bencana oleh BNPB dinilai memiliki kelebihan dan kekurangan,
dengan uraian sebagai berikut:
Hasil dan Pembahasan
a) Provinsi Kalimantan Selatan
Berdasarkan keunggulannya, provinsi ini memiliki ancaman bencana gempa bumi yang
rendah, berhadapan langsung dengan Laut Jawam dan tidak berbatasan langsung
dengan perbatasan negara. Namun, provinsi ini memiliki kelemahan, yaitu ancaman
banjir tinggi dan banjir bandang, ketersediaan sumber daya air tanah yang terbatas dan
lapisan gambut yang rentan terhadap kebakaran hutan dan lahan.