DISUSUN OLEH:
WAWASAN IPTEKS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmatNyalah akhirnya makala ini telah selesai disusun untuk memenuhi tugas
Wawasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (WIPTEKS) UNHAS Kelas-26 Ilmu
Kelautan. Makala ini disusun agar seluruh pembacanya dapat dapat mengetahui peran
ilmu kelautan dan konsep pengembangaannya di masa hadapan.
Semoga makala ini dapat membantu memperluas wawasan mahasiswa ataupun para
pembacanya mengenai peran ilmu kelautan dan konsep pengembangaannya di masa
hadapan. Tentu saja isi dan pembuatan makala ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kami selaku penyusun makalah ini mohon maaf atas segala kekurangan yang
ada, kami selalu menanti saran dan kritik dari dosen pembimbing maupun pembaca agar
makalah ini menjadi leboih baik lagi kedepannya.
(Penyusun)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Lautan merupakan habitat terbesar di dunia yang di dalamnya masih tersimpan banyak
rahasia yang belum terungkap. Laut menutupi lebih dari dua per tiga atau tujuh puluh
persen permukaan bumi. Luas keseluruhan wilayah laut yang menutupi permukaan
bumi ialah 3,61 × 108 km2, dengan kedalaman rata-rata 3.800 m dan menyediakan
sekitar 97 persen dari keseluruhan ruang kehidupan di bumi. Lautan di dunia memiliki
terbagi atas lima, yakni Samudera Pasifik, Samudera Atlantik, Samudera Hindia, Laut
Selatan dan Laut Antartika. Luas keseluruhan wilayah tersebut yang sangat tinggi telah
memberi kontribusi ekonomi yang sangat besar di dunia. Khususnya Indonesia, wilayah
kedaulatan dan yuridiksinya membentang luas di cakrawala khatulistiwa dari 94 o sampai
141o Bujur Timur dan 6o Lintang Utara sampai 11o Lintang Selatan, dan merupakan
negara kepulauan yang memiliki peran sangat besar bagi bangsa Indonesia adalah
bagian yang tak terlupakan dari hidup keseharian, tidak saja penting secara politik yaitu
menyatukan gugusan pulau – pulau yang tersebar di wilayah NKRI, tetapi juga memberi
manfaat ekonomi, sosial serta pengetahuan yang sangat kaya dan beragam.
Laut merupakan suatu dunia tersendiri yang memiliki keanekaragaman bentuk dan
kehidupan khas dan sangat kompleks yang ditemukan di permukaan hingga kedalaman
lebih dari 1,000 meter. Beberapa contoh-contoh tersebut seperti, terdapat berbagai
golongan binatang filter-feeder yang hidup dari kandungan partikel dalam air laut;
kandungan klorofil (zat hijau daun) yang terdapat di seluruh permukaan laut; tingkat
keragaman hayati yang tinggi utamanya di areal terumbu karang yang sangat indah yang
tidak ditemukan di darat.
Beberapa ahli memberi pengertian kelautan atau kemaritiman secara umum ialah segala
sesuatu atau peran yang berhubungan dengan laut (peran geopolitik dan peran
geoekonomi) atau hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan di laut yang meliputi
dasar laut dan tanah di bawahnya, landas kontinen termasuk sumber kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya, kegiatan di permukaan laut dan ruang udara di atasnya.
Jadi, Ilmu Kelautan bisa didefinisikan sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang
kompleks menyangkut segala sesuatu tentang dinamika laut dari berbagai aspek sepeti::
Biologi Laut (Lamun Biology) yaitu ilmu yang mempelajari aspek biologi laut serta
factor-faktor yang mempengaruhi kehidupan hayati di laut seperti plankton, nektron,
benthos, lamun, mangrove, terumbu karang, dan kerang-kerangan.
Kimia Laut (marine chemis) yang merupakan ilmu yang mempelajari unsur-unsur kimia
di laut dan reaksi pembentukan senyawa untuk kepentingan kehidupan hayati dan
pembentukan kimia anorganik di laut, termasuk farmasitika kelautan yang merupakan
ilmu yang berkaitan dengan ekstraksi senyawa bioaktif dari bahan hayati yang berkaitan
dengan ekstraksi senyawa bioaktif dan bakteri laut yang mengandung bahan bioaktif.
Ekologi laut (marune ecology) yakni ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal
balik antara unsur organic dan anorganik terhadap kehidupan hayati di laut.
Ilmu Perikanan (fisheries science) yaitu ilmu yang mempelajari tentang perikanan
termasuk budidaya, teknologi perikanan tangkap, sosial ekonomi perikanan, dinamika
populasi.
Pencemaran laut (marine pollution) merupakan proses terjadinya atau masuknya bahan
cemar ke perairan laut serta interaksinya terhadap ekosistem laut.
Banyaknya pembangunan dan kemajuan serta naik turunnya pola kemaritiman serta
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di dunia khusunya Indonesia banyak
belajar mengenai prosedur dan apa saja hal yang boleh atau tidak dilakukan guna
mengembangkan dunia kemaritiman ini baik di masa yang sedang berjalan maupun di
masa yang akan datang.
1.2.RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang diperoleh dari bahan literasi dan literatur antara lain:
a. Apa saja perkembangan Ilmu Kelautan yang telah terjadi pada masa yang telah
lepas sampai dengan yang sedang berjalan pada masa yang sedang kini?
b. Apa saja rencana Pengembangan Ilmu Kelautan pada masa berjalan hingga pada
masa yang akan datang?
c. Apa saja pengaruh Pengembangan Ilmu Kelautan di beberapa aspek (ekonomi,
lingkungan, teknologi dan sosial budaya)?
1.3.TUJUAN
a. Mengetahui apa saja kemajuan dalam bidang perkembangan Ilmu kelautan dari
perkembangan yang telah terealisasi, sedang berjalan dan direncanakan
b. Mengetahui dan memikirkan kondisi kelautan dan perairan dunia khususnya
Indonesia di masa yang akan datang
c. Mengetahui bagaimana pengaruh dan kondisi perekonomian, lingkungan,
teknologi dan sosial budaya dalam kehidupan manusia di masa yang akan datang
1.4.MANFAAT
Manfaat yang diperoleh setelah membaca literatur, memecahkan permasalahan yang ada
serta mendapatkan harapan yang telah didiskusikan ialah
a. Sudah menyiapkan diri atas perubahan dan mobilitas sosial di dalam bidang
Kelautan dan Perikanan yang ada di dunia khususnya Indonesia.
b. Sudah memikirkan lapangan kerja apa saja yang dapat terealisasikan dengan
adanya mobilitas sosial dalam perkembangan Ilmu Kelautan di masa yang akan
datang.
c. Dapat mencegah adanya kesenjangan dalam bidang apapun dari dampak yang
ada akibat Perkembangan Ilmu Kelautan di masa depan di berbagai aspek
kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
Aristoteles ilmuwan bangsa Yunani pada abad ke-4 sebelum masehi telah melakukan
suatu penelitian yang mendetail mengenai pengklasifikasian hewan-hewan dan
tumbuhan tumbuhan laut meskipun masih sangat sederhana pada abad ke-2 sebelum
masehi atau zaman Ptolemous sarjana Eropa telah membuat peta lautan Mediterania
bagian Utara Afrika dan bagian Pantai Selatan Asia daratan. Adapun hubungannya
dengan gerakan pasang dan letak bulan yang merupakan bagian ilmu kelautan sebagai
suatu sains telah dipahami dan dimengerti oleh manusia untuk pertama kalinya pada
abad ke-1 sebelum Masehi. Pengalaman serta pengetahuan tersebut menjadikan manusia
mampu membuat ramalan mengenai iklim di lautan untuk kepentingan pelayaran dan
perdagangan Adapun hubungannya dengan pelayaran mulai berperan dalam
perdagangan lintas laut diperkirakan terjadi pada permulaan abad masehi yang
menghubungkan antara dagangan daratan arab dan juga Cina yang telah terjalin pada
abad ke-5 dan telah dibuktikan dengan penemuan relief yang menggambarkan Perahu
Layar bertiang ganda yang cukup maju yang diketahui berasal dari abad ke-8.
Fernando De Magelhaens yang merupakan bangsawan Portugis pada awal abad ke-14
setelah masehi telah membuktikan bahwa bumi ini berbentuk bulat melalui
pelayarannya mengelilingi dunia dan setelah adanya pengetahuan tersebut maka
mulailah peradaban manusia mulai maju pelaut-pelaut bangsa Eropa berlayar melalui
samudra samudra dan menemukan benua-benua baru yang akhirnya pada abad ke-18
bangsa Inggris bernama jeans kok membuat seluruh peta dari Lautan Pasifik. Keadaan
samudra yang teduh dijadikan nama untuk Pacific Ocean serta dikarenakan negara yang
membatasi Samudra ini di sebelah utara atau India maka Samudra Hindia pun
dinamakan sebagai Samudra Hindia atau India Ocean. Kemudian Samudra Artika atau
etik ujian dan perairan yang terletak sepanjang daratan kutub selatan atau Antartika
yang dinamakan Samudra Antartika atau great Southern Ocean.
Setelah penemuan pulau-pulau atau benua-benua baru Maka terdapat sejumlah kerajaan
yang memiliki visi bahari dan mengimplementasikannya dalam menegakkan kedaulatan
dan meningkatkan perekonomian kerajaannya dan juga sebaliknya seperti VOC yang
menguasai Jawa lebih disebabkan oleh pengabdian kekuatan laut oleh kerajaan Mataram
yang merupakan kekuatan paling berpengaruh di Jawa pada saat itu.
Sebelum berhubungan dengan orang-orang pendatang dari Indocina dan juga Eropa
Indonesia atau nenek moyang dari nusantara telah lebih dahulu berkomunikasi atau
berhubungan dengan suku Aborigin di Australia melalui artefak suku Aborigin di
Australia yang ditemukan di Pulau Jawa. Kenyataan sejarah ini memperlihatkan bahwa
bangsa nusantara adalah pelaut-pelaut ulung yang jejak kebudayaannya masih dapat
diikuti sampai sekarang.
Perkembangan inilah yang sampai saat ini sampai masa yang berjalan sekarang ini
menimbulkan banyak perubahan di bidang ilmu kelautan di Indonesia dan juga dunia
contohnya sejak tahun 1999 presiden Abdurrahman Wahid menyatakan komitmennya
terhadap paradigma pembangunan kelautan di departemen eksploitasi kelautan yang
kemudian diganti menjadi Departemen Kelautan dan Perikanan atau DKP hal ini
memberikan indikasi bahwa bangsa Bahari atau maritim Indonesia yang pernah kuat di
Jaya masa lalu harus bangkit lagi. Sejak di cafe terbentuk pada bulan November 1999
sektor Kelautan dan Perikanan mulai mendapat perhatian yang serius bidang Kelautan
dan Perikanan diharapkan menjadi tulang punggung penggerak pembangunan Indonesia
dalam upaya menjadikan laut sebagai pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Beberapa
penelitian kelautan kerjasama dengan negara-negara lain semakin banyak dilakukan
seperti pada tahun 2003 peneliti Indonesia bersama pemerintah Jepang dengan
menggunakan Sinka 2000 meneliti tentang sumber-sumber hidrotermal yang kaya akan
mineral dan juga Indonesia bekerjasama dengan peneliti dan pemerintah Jepang
melakukan survei Kelautan dan sumber daya perikanan di Samudera Hindia
menggunakan kapal Umi takamaru.
Selanjutnya pada Agustus 2003 telah dilakukan ekspedisi kelautan untuk tampak tilas
rute kayu manis yang pernah diperdagangkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia
pada zaman hindu-budha menggunakan kapal kayu layar Nusantara hingga ke Afrika
Barat.
Pada bulan Juni 2010 penelitian kerjasama kelautan antara kapal riset Amerika Serikat
Okeqnos Explorer dari National oceanic and atmospheric administration bersama kapal
Republik Indonesia dari bppt Baruna Jaya 4 melakukan eksplorasi kolaboratif di laut
dalam perairan Sangihe-Talaud Sulawesi Utara. Dalam penelitian bersama tersebut telah
ditemukan banyak informasi mengenai sumber daya hayati laut dalam yang hingga hari
ini belum terpublikasikan.
Contoh perubahan:
Dari perubahan dan mobilitas pembangunan Ilmu Kelautan di waktu yang lalu menuju
waktu yang sedang berjalan saat ini, dapat disimpulkan bahwa apabila keilmuan
mengani kelautan dan perikanan itu terus dimantapkan di tambah dengan adanya
pembaharuan teknologi setiap waktunya, maka tentu saja di masa yang akan datang,
sector kelautan dan perikanan ini akan semakin membaik.
Hal yang terpenting saat ini untuk pengembangan perubahan dan mobilitas
pembangunan kelautan dan perikanan kemaritiman di dunia terutama di Indonesia,
adalah SDM-nya. Kualitas pendidikan dan pengetahuan setiap elemen masyarakat yang
ada di Indonesia harus ditingkatkan sebelum mereka dilepas menuju dunia kerja yang
benar-benar merupakan ujung tombang perekonomian bangsa Indonesia.
Membangun kembali sektor perikanan dan memulihkan stok ikan di tahun yang berjalan
merupakan hal yang penting demi keberlanjutan pangan. Sektor perikanan dan kelautan
sangat penting bagi dunia. Sekitar 1,5 miliar orang memiliki mata pencarian di sektor
perikanan dan 2,6 miliar orang mendapatkan protein sebanyak 20% dari ikan. Selain
mengetahui pentingnya wawasan maritim berkelanjutan, mahasiswa juga ditekankan
untuk berkontribusi bagi nasib para nelayan kecil. Saat ini nelayan kecil di negara
berkembang masih memiliki kesejahteraan hidup yang rendah dibandingkan jasanya
yang besar dalam pengadaan makanan laut.
Komponen impor yang besar dalam aktivitas berbagai industri merupakan permasalahan
yang membuat budidaya perikanan Indonesia rentan. Seperti pada pemenuhan
kebutuhan tepung ikan yang merupakan bahan baku pakan. Indonesia masih bergantung
kepada impor dari negara-negara Amerika Latin dalam pemenuhannya. Begitupun soal
indukan, Indonesia masih bergantung pada indukan udang Vaname impor yang berasal
dari Florida Amerika Serikat.
Suatu hal yang harus dipahami bahwa elemen-elemen yang harus dikembangkan
sebagaimana elemen-elemen pengembangan kapasitas sebagai satu kesatuan, sebagai
sebuah sistem, apabila dibenahi yang satu maka dapat mempengaruhi yang lain. Bila
dicermati, elemen-elemen ini menyangkut kemampuan, proses (pencapaian dan
penerapan teknik atau metode yang tepat). Feedback (perbaikan input dan output) dan
lingkungan (penciptaan situasi dan kondisi yang kondusif).
Secara umum pengembangan dan peningkatan kapasitas meliputi tiga (3) tingkatan agar
dapat berjalan secara efektif dan berkelanjutan yaitu:
pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan, dan peraturan ini
mendukung adanya kegiatan pengembangan sector kelautan dan perikanan untuk
meningkatkan pendapatan asli daerah. Sumbangsih yang diberikan sektor kelautan dan
perikanan untuk pendapatan daerah ini berupa pendapatan asli daerah, dana
perimbangan, lain-lain pendapatan, dan sumber penerimaan lain (dikutip dari Khorirul
Muluk 2007, h.146-148)
Selain itu, perencanaan pembangunan sector kelautan di Indonesia pun masih terus
dirancangkan dan dilaksanakan oleh pemerintahan periode kepemimpinan Jokowi
Amin.
Di masa depan apabila seluruh permasalahan dalam bidang kelautan dan kemaritiman di
Indonesia telah dapat terselesaikan dan segala infrakstruktur telah dikembangkan dapat
saja Indonesia dikatakan dengan sah bahwa Indonesia merupakan poros maritime dunia.
Sistem navigasi yang memerlukan teknologi tingkat tinggi yang akurat dapat
saja menjadi salah satu dampak yang akan nampak dari perubahan dan
mobilitas pengembangan kelautan di Indonesia. Saat ini kita membutuhkan
banyak waktu hanya untuk mencari lokasi dari sesuatu yang dicari di dasar
laut, misalnya kapal atau benda asing yang membahayakan negara,
ekosistem dan lingkungan hidup di sector perairan dan perikanan Indonesia.
Jika di masa sekarang, teknologi mengenai sistem navigasi di Indonesia
dapat dikembangkan, bisa saja Indonesia menjadi salah satu penyuplair
sistem navigasi terbesar di dunia yang dapat mengirimkan bala bantuan ke
spot-spot kritis terkait bencana alam ataupun gangguan yang berada di laut.
2) Sistem Robotika laut yang semakin berkembang
Nantinya mungkin saja, kehidupan manusia akan terus lebih mudah dengan
hadirnya robot atau applikasi yang dapat diprogram untuk memasuki wilayah
laut. Keterbatasan manusia membuat manusia menciptakan robot atau sistem
aplikasi yang dapat mengurangi keterbatasan manusia. Setelah baiknya
sistem navigasi sebelumnya, maka selanjutnya manusia akan kembali
dibantu oleh kecerdasan buatan berupa robot yang membantu kerja manusia
karena robot tidak membutuhkan (misalnya) oksigen serta tidak memiliki
tingkat tegangan di dalam tubuhnya, maka mereka dapat mengerjakan
pekerjaan di bawah laut lebih lama dibandingkan manusia.
3) Sistem keamanan dan keselamatan biota dan lingkungan hidup perairan dan
kelautan akan semakin maju.
Perbaikan dalam bidang teknologi akan membantu para nelayang dalam hal
penangkapan dan pembudidayaan hasil laut. Hal ini akan membuat Indonesia
tak akan kalah saing dengan negara lain dalam urusan hasil laut, misalnya
ikan, udang, cumi-cumi, dan mutiara sekali pun. Ini akan memberikan
dampak positif untuk Indonesia melakukan ekspor yang lebih luas dan lebih
banyak ke negara negara itu. Selain itu kondisi ekonomi membaik karena
adanya income yang bertaburan.
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Lautan merupakan habitat terbesar di dunia yang di dalamnya masih tersimpan
banyak rahasia yang belum terungkap. Indonesia merupakan salah satu negara
dengan luas laut terluas di dunia yang dapat memberikan keuntungan tersendiri
bagi Indonesia. Perkembangan kemaritiman dan ilmu kelautan di masa depan
kembali berbalik terhadap kesiapan dan pengalaman bangsa Indonesia itu
sendiri. Pengalaman – pengalaman yang ada berasal dari sejarah mulai dari
sejarah ilmu kelautan di dunia hingga sejarah perkembangan kemaritiman di
zaman kerajaan hingga Indonesia merdeka. Kemampuan untuk perkembangan
dalam hal kelautan tersebut, membuat Indonesia memiliki rencana dan
rancangan serta bayangan dari seberapa penting Ilmu Kelautan dan apa dampak
dan pengaruhnya terhadap sector-sektor yang ada seperti ekonomi, sosial
budaya, teknologi dan lingkungan. Hal hal tersebut berbalik lagi kepada
kesiapan Indonesia terhadap pendidikan dan ekonomi yang ada. Ada banyak hal
yang harus dilakukan Indonesia agar dapat membangun dan mewujudkan cita
cita kemaritimannya.
3.2.SARAN
Saran dari penulis kepada setiap pembaca termasuk penulis itu sendiri adalah,
kembangkanlah ilmu pengetahuan, pelajarilah teknologi dan jangan lupakan
budaya. Ilmu kelautan merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan
langsung dengan teknologi dan kebudayaan yang ada. Semua harus dilindungi
dan diingat agar dapat menciptakan individu, organisasi, bahkan negara yang
hebat
3.3.DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/77702-ID-pengembangan-sektor-
kelautan-dan-perikan.pdf (diakses pada 26 September 2021, puku; 14:00 WITA)
http://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-
pendukung/kkp/Booklet_3th-Capaian-Kinerja-KKP.pdf (diakses pada 26
September 2021, pukul; 14:35 WITA)
https://jurnal.umrah.ac.id/archives/8440 (diakses pada 26 September 2021,
pukul; 14;45 WITA)
https://www.modalrakyat.id/blog/redenominasi-apa-tujuan-dan-risikonya-
(diakses pada 26 September 2021, pukul; 15:00 WITA)
https://kamus.tokopedia.com/i/impor/#:~:text=Impor%20adalah%20sebuah%20
kegiatan%20transportasi,di%20negara%20pengirim%20dan%20penerima.
(diakses pada 26 September 2021, pukul 15:20 WITA)
Baharuddin, Andi Iqbal dan H.M. Natsir Nessa, 2017 Pengantar Ilmu Kelautan
& Perikanan : Perkembangan Ilmu Kelautan dan Perikanan|Bagian-bagian
wilayah laut dan pesisir|Potensi Ekologis, Ekonomis Wilayah Laut dan Pesisir|
Permasalahan pemanfaatan Sumberdaya Kelautan & Perikanan,
Yogyakarta:Indonesia Deepublish