Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ROWINA JULIA RADJA

NIM : L011211070
PRODI : ILMU KELAUTAN

KASUS YANG TERKAIT DENGAN KEBEBASAN BERPENDAPAT


DAN KAITKAN DENGAN DEMOKRASI
DI INDONESIA

1. DEMOKRASI
Demokrasi saat ini merupakan kaya yang senantiasa mengisi perbincangan berbagai
lapisan masyarakat mulai dari masyrakat bahwa masyarakat kelas elit seperti kalangan
elit politik, birokrat, pemerintahan, took masyarakat, aktivitas lembaga swadaya
masyarakat, cendekiawan, maha siswa dan kaum professional lainnya. Secara etimilogi
demokrasi terdiri daru dua kata yang berasal dari Yunani yaitu: “demos” yang berarti
rakyat atau kekuasaan suatu tempat dan “cratein” yang berarti kekuasaan atau
kedaulatan. Jadi :demos-cratos” atau “demos-cratos” (demokrasi) adalah kekuasaan
atau kedaulatan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan rakyat, rakyat
yang berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat. Adapun pengertian
demokrasi dari para ahli yaitu:
a) Josefh A. Schmeter, demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional
untuk mencapai keputusan politik dimana individu-individu memperoleh
kekuasaan untuk memutuskan dengan cara perjuangan komperatif atas suara
rakyat.
b) Sidney Hook dekrasi adalah bentuk pemerintahab dimana keputusan-keputusan
pemerintahan yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan
pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
c) Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl demokrasi merupakan suatu system
pemerintahan dimana pemerintahan dimintai tanggung jawab atas tindakan-
tindakan mereka diwilayah public oleh warga Negara, yang bertindak secara
tidak langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil mereka
yang telah terpilih.
Jadi, demokrasi merupakan gagasan yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban dari setiap orang serta perlakuan yang sama bagi semua masyarakat yang
ada di suatu negara. Demokrasi juga dapat dikatakan sebuah sistem pemerintahan dari,
oleh, dan untuk rakyat.

2. KASUS TENTANG KEBEBASAN BERPENDAPAT


Kasus peretasan akun media sosial dan situs media massa dinilai menjadi
preseden buruk dalam demokrasi di Indonesia. Upaya peretasan berpotensi melanggar
hak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi. Bahkan, serangan digital dipandang
sebagai bentuk pembungkaman kritik, karena dialami oleh pihak-pihak yang kerap
menyampaikan informasi dan mengkritisi kebijakan pemerintah. Salah satunya kasus
dugaan peretasan yang dialami oleh ahli epidemiologi Universitas (UI) Pandu Riono.
Akun Twitter Pandu @drpriono diduga diretas pada Rabu (19/8/2020) malam. Sebelum
diretas, Pandu sempat mengkritik validitas riset kombinasi obat COVID-19 yang dibuat
Universitas Airlangga (Unair) yang bekerja sama dengan TNI AD dan Badan Intelijen
Negara (BIN).
Dari kasus ini kita dapat mengetahui bahwa kasus tentang kebebasan
berpendapat sangat marak terjadi di Negara kita sehingga harus ada solusi. Solusi dari
kasus-kasus seperti diatas yaitu Pemerintah seharusnya bisa lebih fleksibel lagi dalam
kasus-kasus seperti ini karena kasus yang mengenai kebebasan berpendapat sangat
sensitif di kalangan masyarakat Indonesia. Peretasan dapat diartikan sebagai
pembungkaman sehingga masyarakat dapat menyalahartikan hal tersebut sebagai
bentuk pembatasan kebebasan berpendapat. Dan bagi masyarakat, untuk
mengemukakan pendapat alangkah baiknya jangan menyebarkan suatu statement yang
belum valid atau hoax dan harus disadari bahwa negara kita memiliki aturan UU ITE
yang mengatur tentang kebebasan berpendapat di sosial media.
Jika dikaitkan dengan konteks demokrasi, rakyat telah diberikan hak untuk
mengemukakan pendapatnya yang berarti hal ini sudah menunjukkan kontribusi
masyarakat dalam pemerintahan negara walaupun hanya mengemukakan pendapat
melalui sosial media. Pada saat pendapat rakyat didengarkan maka akan terjadi suatu
perubahan dalam sistem pemerintahan dalam skala besar maupun yang kecil. Oleh
karena itu, peran rakyat sangat berpengaruh pada pemerintahan negara Indonesia.
Walaupun masyarakat diberi kebebasan untuk berpendapat tentu ada aturan yang
memiliki standar apakah pendapat tersebut tidak mengandung berita palsu atau hoax
dan ketentuan-ketentun lainnya yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar mengenai
ITE. Jika terdapat hal tersebut maka sudah sepantasnya orang yang melanggar dijerat
hukuman.
Daftar Pustaka

Nugraheny, D, E. 2020. "Serangan Digital di Era Jokowi: Pelanggaran Hak Berpendapat


dan Pembungkaman Kritik",
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/22/08072741/serangan-digital-di-era-
jokowi-pelanggaran-hak-berpendapat-dan-pembungkaman?page=all. Editor: Kristian
Erdianto

Ramadhan, I. (2021). INDONESIA ADALAH NEGARA DEMOKRASI. https://osf.io/7d6fj

Anda mungkin juga menyukai