Anda di halaman 1dari 7

Sejarah Shorinji Kempo dari Awal Didirikan hingga Masuk ke Universitas Hasanuddin

Paper

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Nilai Mata Kuliah

Kokurikuler

DISUSUN OLEH :

ROWINA JULIA RADJA

(L011211070)

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR, SULAWESI SELATAN

2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Shorinji Kempo adalah salah satu dari seni bela diri yang berasal dari Jepang.
Di Indonesia biasa disebut dengan Kempo saja. Shorinji Kempo diciptakan oleh
Doshin So pada tahun 1947 sebagai sistem pelatihan dan pengembangan. Kata
Shorinji Kempo sendiri berasal dari kata sho = kecil, rin = hutan, ji = kuil, ken =
kepalan tangan/tinju, po = metoda. Kata Shorinji merujuk pada kuil Shaolin di
Tiongkok (yang bernama dengan huruf Kanji yang sama namun dilafalkan sebagai
Shaolinsi dalam bahasa Tionghoa). Shorinji Kempo secara umum dipandang sebagai
versi modifikasi dari seni bela diri Shaolinsi Kung Fu.

Pada pembahasan kali ini, penulis akan membahas tentang sejarah bagaimana
didirikannya Shorinji Kempo, proses masuk ke Indonesia dan bagaimana bisa masuk
ke Universitas Hasanuddin.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Sejarah didirikannya Shorinji Kempo?
2. Bagaimana Sejarah masuknya Shorinji Kempo ke Indonesia?
3. Bagaiman Sejarah masuknya Shorinji Kempo ke Universitas Hasanuddin?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah didirikannya Shorinji Kempo
2. Untuk mengetahui Sejarah masuknya Shorinji Kempo ke Indonesia
3. Untuk mengetahui Sejarah masuknya Shorinji Kempo ke Universitas Hasanuddin

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah didirikannya Shorinji Kempo


Shorinji Kempo (1947), didirikan oleh Kaisho Doshin So di Jepang. Menurut
tradisi, yang membawa teknik-teknik bertarung (kempo India, tenjiku nara no kaku,
atau ekkin gyo) adalah Boddhidharma (leluhur Zen) ke Cina 1500 tahun yang lalu
setelah ia meninggalkan India untuk menyalurkan pengajaran sejarah Buddha yang
benar dan mengakhiri perjalanannya di Kuil Shaolin Songshan yang kini dikenal
sebagai Propinsi Hainan. Kemudian, teknik-teknik ini melahirkan beragam seni bela
diri yang tersebar ke seluruh daratan Cina.
. Pada bulan Agustus 1945, Jepang dikalahkan dalam perang, dan ditengah
kegalauan pasca perang, Kaiso menyaksikan sisi buruk yang dilakukan oleh tindakan
manusia. Pengalaman dahsyat ni membuatnya memutuskan untuk membenahi
negaranya dengan membangkitkan semangat masyarakatnya, dan pada musim panas
tahun 1946, Ia kembali ke Jepang yang kalah perang.
Pada bulan Oktober 1947, di kampung halamannya di Tadotsu, Daerah
Kagawa, Kaiso mengatur dan menyusun teknik-teknik yang ia pelajari selama berada
di Cina, yang ditambah dengan sentuhan kreatifnya sendiri, dan dengan menamakan
sistem tersebut Shorinji Kempo. Tahun berikutnya, Kaiso secara bersamaan
membentuk Nippon Hoppa Shorinji Kempo Kai dan Komanji Kyodan, dan pada
bulan Desember 1951, membentuk Kongo Zen Sohonzan Shorinji. Pada tahun 1956,
Kaiso membentuk Nihon Shorinji Bugei Semmon Gakko (Akademi Budo Shorinji
Jepang), dan pada tahun 1957, Zen Nihon Shorinji Kempo Remmei (Federasi Shorinji
Kempo Jepang). Kemudian, pada tahun 1963, ia membentuk organisasi Shadan Hojin
Nihon Shorinji Kempo Remmei (Yayasan Federasi Shorinji Kempo Jepang), yang
secara khusus menerapkan usaha untuk pelatihan bagi orang-orang muda.
Pada tahun 1980, Kaiso setelah menghabiskan 33 tahun sejak menciptakan
Shorinji Kempo mengajak sejumlah besar anak-anak muda untuk menguatkan tubuh
dan pikiran melalui pendekatan ken zen ichinyo dalam latihan. Namun, pada tangga
12 Mei 1980, Kaiso meninggal dunia karena serangan jantung. Kini, berkat Shike
Doshin So II, Yuuki So yang mengemban misi Kaiso, Shorinji Kempo tetap
berkembang.

2
Kaiso memperhatikan bahwa dalam semua ilmu bela diri yang telah
dipelajarinya, ada tiga unsur gerakan mendasar gerakan berputar, lurus dan
melambung dan berdasarkan penggabungan unsur-unsur inii ada 10 metode; metode
halus (ju ho): yakni menunduk, melempar, memutar, menekan, mencekik dan
membungkuk; serta metode keras (go ho) memukul, menyerang, menendang dan
memotong. Kemudian ia menganalisa dan menyusun gerakan ini dengan prinsip fisik
dan fisiologi. Kaiso bermaksud membuat metoda untuk melatih tubuh dan pikiran
secara bersamaan sebagai inti bela diri. Latihan fisik, pendidikan jasmani, dan
selanjutnya membantu menyempurnakan karakter seseorang. Oleh karenanya, ia
menggunakan peraturan latihan yang mudah yang dilukiskan pada dinding byaku-
eden di Kuil Shaolin dan menyusunnya kembali ke dalam bentuk yang sesuai dengan
masanya. Kemudian ditambah pengalaman bertempur yang berharga yang
diperolehnya selama masa perang, memasukkan elemen ciptaannya sendiri, dan
terbentuklah Shorinji Kempo.

2.2 Sejarah masuknya Shorinji Kempo ke Indonesia

Sejak akhir tahun 1959, pemerintah Jepang menerima mahasiwa dan pemuda
Indonesia untuk belajar dan latihan sebagai salah satu bentuk pembayaran pampasan
perang. Sejak itu secara bergelombang dari tahun ke tahun sampai tahun 1965, ratusan
mahasiswa dan pemuda Indonesia mendapat kesempatan belajar di Jepang. Tidak
sedikit diantara mereka itu memanfaatkan waktu senggang dan liburannya untuk
belajar serta memperdalam seni beladiri seperti Karate, Judo, Ju Jit Su dan juga
Shorinji Kempo.

Sepulangnya di tanah air, mereka bukan saja menggondol ijazah sesuai dengan
bidang studinya tetapi juga memperoleh tambahan berupa penguasaan seni bela diri
seperti tersebut diatas. Pada tahun 1964, dalam suatu acara kesenian yang
dipertunjukkan mahasiswa Indonesia untuk menyambut tamu-tamu dari tanah airnya,
seorang pemuda yang bernama Utin Sahras mendemonstrasikan kebolehannya
bermain Kempo. Ia datang di Jepang pada tahun 1960 dan tinggal di Tokyo sebagai
Trainee Pampasan. Apa yang didemonstrasikannya itu menarik minat pemuda dan
mahasiswa Indonesia lainnya, diantaranya Indra Kartasasmita dan Ginanjar
Kartasasmita serta beberapa orang lainnya. Mereka lalu datang ke pusat Shorinji
Kempo di kota Tadotsu untuk menimba langsung seni bela diri itu dari Sihangnya.

3
Untuk meneruskan warisan seni bela diri itu seperti apa yang mereka peroleh
di Jepang, ketiga pemuda itu, yaitu Utin Syahraz (almarhum), Indra Kartasasmita dan
Ginanjar Kartasasmita, bertekad melahirkan dan membentuk suatu wadah yang
bernama PERKEMI (Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia), dan resmi dibentuk
pada tanggal 2 Februari 1966. Kini PERKEMI telah melahirkan jutaan kenshi yang
tersebar diseluruh Indonesia. Selain itu merupakan salah satu organisasi induk yang
bernaung di bawah KONI Pusat, PERKEMI juga menjadi anggota penuh dari
Federasi Kempo se-Dunia atau WOSKO (World Shorinji Kempo Organization), yang
berpusat di kuil Shorinji Kempo di kota Tadotsu, Jepang.

2.3 Sejarah masuknya Shorinji Kempo ke Universitas Hasanuddin

Bela diri kempo ini masuk ke Unhas pada tahun 1976 diperkenalkan oleh
beberapa dokter diantaranya: dr.Gilbert (Ahli Akupuntur) dan Prof.Dr.dr. Idrus A.
Paturusi SpB, SpBO (Rektor Universitas Hasanuddin). Sebagai Organisasi di bidang
Olahraga UKM SHORINJI KEMPO UNHAS telah banyak mengadakan kegiatan
serta mengirim atlit baik untuk kejuaraan daerah, regional, wilayah, maupun nasional.
Adapun kegiatan yang pernah diikuti UKM Kempo Unhas, antara lain: Kejuaraan
Antar Daerah (Porda Sul-Sel), Pra PON Cabang Kempo, Kejurnasmas Aceh 2008,
Kejurnasmas 2009, Kejurnas Bali 2009, Kejurnasmas Jember 2010, Unhas Celebes
Cup (UCC) 2008, Kejuaraan Kempo Antar Dojo Se-Indonesia Timur 2006,
2007,2009, 2010, 2011 (RUC 1 s.d. RUC 5), dan lain-lain.

4
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sejarah Shorinji Kempo (1947), didirikan oleh Kaisho Doshin So di Jepang. Pada
tahun 1928, Kaiso melakukan perjalanan ke Cina dengan tujuan yang kuat, dan ia
mempelajari teknik-teknik esoterik dari berbagai guru yang ia temui sehubungan
dengan ”pekerjaannya yang tidak biasa” dan pada bulan Oktober 1947, di kampung
halamannya di Tadotsu, Daerah Kagawa, Kaiso mengatur dan menyusun teknik-
teknik yang dipelajari ketika ia berada di Cina, yang ditambah dengan sentuhan
kreatifnya sendiri, dan dengan menamakan sistem tersebut Shorinji Kempo.

Sejarah masuknya Shorinji Kempo ke Indonesia berawal pada tahun 1964, dalam
suatu acara kesenian yang dipertunjukkan mahasiswa Indonesia untuk menyambut
tamu-tamu dari tanah airnya, seorang pemuda yang bernama Utin Sahras
mendemonstrasikan kebolehannya bermain Kempo. Ia datang di Jepang pada tahun
1960 dan tinggal di Tokyo sebagai Trainee Pampasan. Apa yang didemonstrasikannya
itu menarik minat pemuda dan mahasiswa Indonesia lainnya, diantaranya Indra
Kartasasmita dan Ginanjar Kartasasmita serta beberapa orang lainnya. Mereka lalu
datang ke pusat Shorinji Kempo di kota Tadotsu untuk menimba langsung seni bela
diri itu dari Sihangnya. Kemudian ketiga pemuda yaitu yaitu Utin Syahraz
(almarhum), Indra Kartasasmita dan Ginanjar Kartasasmita, bertekad melahirkan dan
membentuk suatu wadah yang bernama PERKEMI (Persaudaraan Bela Diri Kempo
Indonesia), dan resmi dibentuk pada tanggal 2 Februari 1966.

Sejarah masuknya Shorinji Kempo ke Universitas Hasanuddin ini berawal pada


tahun 1976 diperkenalkan oleh beberapa dokter diantaranya: dr.Gilbert (Ahli
Akupuntur) dan Prof.Dr.dr. Idrus A. Paturusi SpB, SpBO (Rektor Universitas
Hasanuddin).

5
Daftar Pustaka

http://www.perkemi-kotabogor.or.id/profil/tentang-shorinji-kempo/sejarah
https://nanopdf.com/download/shorinji-kempo-tokuhon_pdf
https://kempounhas.wordpress.com/about/

Anda mungkin juga menyukai