1. Tuliskan semua unsur gologan IA , IIA, IIIA, IV A, VA, VIA , VIIA dan golongan VIII
yang terdapat pada tabel Preodik unsur.
2. Jelaskan sifat-sifat kimia unsur Gol.1A - VIIIA
3. Apa sebabnya unsur Na ditempatkan digolongan IA, sedangkan Mg ditempatkan
digolongan II A, Al ditempatkan digolongan IIIA, C ditempatkan digolongan IVA, N
ditempatkan digolongan VA, O ditempatkan digolongan VIA dan F ditempatkan
digolongan VIIA.
4. Jelaskan yang dimaksud dengan: a. Jari-jari atom b. energy ionisasi/potensial ionisasi
c. keelektronegatifan / elektronegatifitas. d. afinitas elektron.
5. a. Unsur yang mana yang mempunyai: jari-jari atom terbesar , energi ionisasi terkecil,
elektronegatifitas terbesar pada unsur golongan IA, II A, IIIA, IVA, VA, VIA dan VIIA
b.Unsur yang mana yang mempunyai: jari-jari atom terbesar , energi ionisasi terkecil,
elektronegatifitas terbesar pada unsur periode ke-2 dalam Tabel periodik unsure
6. Tuliskan reaksi antara unsur golongan IA dengan H2O, O2, gas klor, asam klorida
Jawab:
1. Golongan IA Alkali: Hidrogen (H), Litium (Li), Natrium (Na), Rubidium (Rb), Ssium
(Cs), dan Fransium (Fr).
Golongan IIA Alkali Tanah : Berillium (Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca),
Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra).
Golongan IIIA Boron: Boron (B), Aluminium (Al), Galium (Ga), Indium (In), dan
Talium (Ti).
Golongan IVA Karbon : Karbon (C, Silikon (Si), Germanium (Ge), Timah (Sn), dan
Timbal (Pb).
Golongan VA Nitrogen : Nitrogen (N), Fosfor (P), Arsen (As), Antimon (Sb), dan
Bismut (Bi).
Golongan VIA Oksigen : Oksigen (O), Belerang (S), Selenium (Se), Talurium (Te),
dan Polonium (Pe).
Golongan VIIA Halogen : Fluor (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Yodium (I), dan Astatin
(At).
Golongan VIIIA Gas Mulia : Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr),
Xenon (Xe), dan Radon (Rn).
c) Mudah bereaksi dengan air kecuali Be. Sedangkan Mg bereaksi dengan air panas
d) Reaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen dan membentuk basa
Boron merupakan unsur yang tidak reakstif pada suhu biasa, namun bila bereaksi
atom boron tidak kehilangan elektron-elektron terluar. Adapun reaksi pada boron
adalah sebagai berikut.
Secara umun boron bereaksi dengan halogen, kemudian akan terbakar dalam gas
fluor.
2 B + 3 X2 → 2 BX3 X= atom halogen
b. Membentuk asam oksi
Jika dipanaskan dalam udar, unsur boron bereaksi dengan oksigen dalam pembakaran
yang sangat eksotermik untuk oksida B2 O3. Oksida ini bersifat asam dengan reaksi
sebagai berikut:
Karbon dan silikon memiliki sedikit perbedaan yaitu tidak reaktif pada suhu biasa,
karbon dan silikon dapat membentuk kation sederhana seperti C4+ dan Si4+.
• Karbon jika dibakar dalam udara yang terbatas akan menghasilkan karbon monoksida
namun jika dibakar dalam keadaan kelebihan udara akan terbentuk karbon dioksida.
Karbon jika dipanaskan dalam udara akan beraksi dengan oksigen mebentuk CO2.
Jika CO2 ini jika direaksikan dengan air akan membentuk asam karbonat.
Nitrogen adalah salah satu unsur yang unik dalam golongannya, karena dapat membentuk
senyawa biloks dari tiga sampai lima. Senyawa nitrogen dapat mengalami reaksi reduksi
dan oksidasi. Adapun sifat kimia nitrogen antara lain seperti berikut.
1. Reaksi nitrogen dengan oksigen terjadi apabila bereaksi di udara dengan bantuan
bunga api listrik tegangan tinggi, dengan reaksi seperti berikut.
• Nitrogen jika beraksi dengan flour maka akan membentuk nitrogen triflourida dengan
reaksi seperti berikut.
• Nitrogen jika direaksikan dengan logam membentuk nitrida ionik, misalnya seperti
berikut.
Oksigen dapat membentuk senyawa jika direaksikan dengan semua unsur, kecuali dengan gas
mulia. Bila bereaksi dengan logam akan membentuk ikatan yang bersifat ionik, jika bereaksi
dengan unsur non logam akan membentuk ikatan kovalen. Berikut adalah contohnya:
• Oksida asam
• Oksida amfoter, oksida ini dapat beraksi dengan asam atau basa.
ZnO (s) + 2 HCl (aq) → ZnCl2 (s) + H2 O (l)
▪ Oksidator kuat
▪ Sangat reaktif menerima elektron
▪ Halogen yang berada di atas dapat bereaksi dengan halida yang berada dibawahnya
▪ Mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu, kecuali fluor
Sifat Kimia Gas Mulia
3. Karena Na sangat reaktif sehingga secara alami tak pernah ditemukan secara tunggal
melainkan dalam bentuk senyawa Natrium adalah logam alkali, berada pada golongan
1 tabel periodik, karena memiliki satu elektron di kulit terluarnya yang mudah
disumbangkannya, menciptakan atom bermuatan positif—kation Na+
Karena magnesium berupa padatan abu-abu mengkilap yang memiliki
kemiripan fisik dengan lima unsur lainnya pada kolom kedua (golongan 2, atau logam
alkali tanah) tabel periodik: semua unsur golongan 2 memiliki konfigurasi elektron
yang sama pada kelopak elektron terluar dan struktur kristal yang serupa.
Karena Aluminium mempunyai tiga elektron di kulita terakhir. Unsur-unsur
dalam golongan boron dikarakteristikan dengan mempunyai tiga elektron dalam tingkat
energi luar mereka.
Karena karbon memiliki 4 elektron di kulit terluarnya dan unsur-unsur golongan
IVA ini mempunyai karakteristik masih memiliki tiga elektron di kulit terluarnya.
Karena Nitrogen memiliki 5 elektron di kulit terluarnya, 2 elektron di subkulit
S dan 3 elektron terletak di subkulit P sehingga kekurangan 3 elektron di kulit terluar.
Karena Oksigen memiliki 6 elektron di kulit terluarnya dan unsur-unsur yang
ada di golongan VIA juga memiliki jumlah elektron dikulit terluar yang sama.
Karena golongan VIIA menandakan unsur-unsur yang
menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam dan membentuk garam jika
direaksikan dengan logam. Unsur-unsur golongan VIIA secara alamiah
berbentuk molekul dwiatom (misalnya Cl2). Mereka membutuhkan satu
tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga cenderung
membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini disebut ion halida, dan garam
yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
4. Jari-jari unsur logam didefinisikan sebagai setengah jarak terpendek antara dua inti
dalam padatan. Untuk atom non-logam jari-jari kovalen didefinisikan sebagai panjang
ikatan kovalen tunggal antara dua inti atom yang identik . Dalam suatu periode, jari-
jari atom dari kiri ke kanan semakin kecil. Hal ini sesuai dengan bertambahnya muatan
inti sehingga tarikan terhadap elektron makin kuat. Dalam suatu golongan, jari-jari dari
atas ke bawah makin bertambah besar oleh karena ukuran orbital meningkat dengan
meningkatnya bilangan kuantum. Meskipun muatan inti bertambah namun muatan inti
efektif oleh pengaruh elektro hampir tidak berubah karena sekatan kulit terdalam yang
terisi penuh. Jika pengisian kulit dilanjutkan, maka elektron terluar makin jauh dari inti.
Pengaruh sekatan ini timbul karena tolak menolak antara elektron dalam orbital
terisi penuh (atau setengah) dan elektron yang harus dilepaskan dari orbital terluar. Pola
yang muncul jika energi ionisasi dialurkan terhadap nomor atom :
1. Energi ionisasi unsur-unsur golongan A menurun dari atas ke bawah dalam satu
golongan. Sebagai contoh energi ionisasi unsur golongan IA yaitu Li adalah 520 kj/mol
dan K adalah 419 kj/mol.
2. Dari kiri ke kanan dalam suatu periode, energi ionisasi meningkat secara bertahap.
Gas-gas mulia mempunyai nilai energi ionisasi yang relatif lebih tinggi sesuai dengan
sifat non reaktif dan kestabilan struktur delapan elektron pada kulit terluarnya, jika
dibandingkan dengan unsur yang lain
Afinitas elektron suatu unsur didefinisikan sebagai energi yang dilepaskan atau
dibutuhkan apabila suatu atom netral dalam keadaan gas menerima sebuah elektron dari
luar. Contoh : Cl (g) + e Cl- (g) ∆E = -3,615 ev Semakin besar afinitas elektron suatu
unsur maka energi yang dilepaskan semakin besar (nilai negatif ∆E bertambah)
sedangkan unsur-unsur gas yang memiliki ∆E positif berarti bahwa unsur-unsur
tersebut membutuhkan energi untuk II-9 membutuhkan ion negatif. Afinitas elektron
suatu unsur ditentukan oleh tiga faktor yaitu muatan inti, jari-jari atom, dan konfigurasi
elektron. Bila muatan inti atom makin besar maka afinitas elektron makin besar
sedangkan semakin besar jari-jari atom atau semakin besar ukuran atom, semakin kecil
afinitas elektron. Afinitas elektron suatu unsur didefinisikan sebagai energi yang
dilepaskan atau dibutuhkan apabila suatu atom netral dalam keadaan gas menerima
sebuah elektron dari luar. Contoh : Cl (g) + e Cl- (g) ∆E = -3,615 ev Semakin besar
afinitas elektron suatu unsur maka energi yang dilepaskan semakin besar (nilai negatif
∆E bertambah) sedangkan unsur-unsur gas yang memiliki ∆E positif berarti bahwa
unsur-unsur tersebut membutuhkan energi untuk II-9 membutuhkan ion negatif.
Afinitas elektron suatu unsur ditentukan oleh tiga faktor yaitu muatan inti, jari-jari
atom, dan konfigurasi elektron. Bila muatan inti atom makin besar maka afinitas
elektron makin besar sedangkan semakin besar jari-jari atom atau semakin besar ukuran
atom, semakin kecil afinitas elektron.
5. Sebagai berikut:
a. Jari-jari atom terbesar = IA, Energi ionisasi terkecil = IA, Keeloktronegatifas terbesar
= VIIA.
6.