Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
karya tulis sederhana ini tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian karya tulis sederhana ini , tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan banyak pihak, untuk selayaknya paa
kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaah karya tulis selanjutnya.
Akhir kata semoga karya tulis sederhana ini dapat memberikan manfaat kepada
kita sekalian.
Penulis
1
Daftar Isi
Kata pengantar.........................................................................................................1
Daftar isi..................................................................................................................2
1. BAB I Pendahuluan
2.1 Alutsista.........................................................................................................6
2.2 Perawatan dan pemeliharaan alutsista......................................................6-10
2.3 Peranan Industri dalam negeri................................................................10-14
2.4 Dampak modernisasi alutsista................................................................15-17
BAB III Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan............................................................................................18-19
3.2 Saran............................................................................................................19
Lampiran......................................................................................................20-21
Daftar pustaka....................................................................................................22
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
MODERNISASI ALUTSISTA TENTARA NASIONAL INDONESIA
TERHADAP PERTAHANAN NEGARA”.
1.4 METODE
1.5 SISTEMATIKA
1. BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan penulisan
1.3 Rumusan masalah
1.4 Metode
4
1.5 Sistematika
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ALUTSISTA
Berdasarkan data yang dirilis oleh pihak Markas Besar Tentara Nasional
Indonesia tahun 2010, 70 persen alutsista kita berada dalam kondisi yang sudah
tua, atau minimal berusia 20 tahun. Kondisi alutsista Indonesia yang
memprihatinkan terlihat dari semua matra TNI, contohnya pada TNI – AU,
6
Indonesia saat ini hampir tak punya skuadron utuh yang berkekuatan 16 pesawat
siap terbang. Yang ada hanya skuadron tak utuh, yaitu 6 skuadron tempur, 5
skuadron angkut, 3 skuadron heli, dan sebuah skuadron intai. Kalau mau
dimasukkan juga, masih ada skuadron pendidikan dan Satudtani (Satuan Udara
Pertanian). Total jumlah pesawat kita yang siap terbang dari berbagai jenis sekitar
100 unit.
Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa kondisi alutsista TNI sudah sangat
memprihatinkan dan sangat tidak memadai untuk mengamankan seluruh wilayah
Indonesia, tercatat hasil kekayaan laut hilang triliunan rupiah per tahun, karena
kita tak bisa melakukan pengamanan terhadap wilayah Indonesia. Belum lagi
perawatan yang dilakukan masih bersifat sementara dan kanibalisme kerap kali di
lakukan untuk menutupi keterbatasan dana yang di berikan pemerintah.
7
Menurutnya, Indonesia juga sedang menunggu kedatangan MLRS (Multi
Launcer Rocket System) Astross II dari Brazil untuk kebutuhan dua batalyon, satu
unit kendaraan peluncurnya dipamerkan di ajang Indo Defence di
Jakarta. Demikian juga dengan Howitzer Caesar buatan Perancis untuk kebutuhan
dua batalyon artileri, sedang dinantikan kedatangannya bersama rudal Mistral
untuk satu batalyon. Menurutnya, banyak sekali pengadaan alutsista hingga tahun
2014 untuk ketiga matra TNI ini. Dari ketiga matra saat ini, yang paling kuat
adalah Angkatan Darat baik dari sisi jumlah pasukan maupun alutsista. TNI AD
punya lebih dari 1000 tank dan panser belum termasuk artileri dan rudal anti
serangan udara. “Akan tetapi tank yang dimiliki hanya berkategori tank ringan
dari jenis Scorpion buatan Inggris dan AMX13 buatan Perancis. Itu sebabnya
sesuai perkembangan situasi kawasan yang dinamis kita butuh Main Battle Tank
(MBT) dan Medium Tank”, ungkap Jagarin menjelaskan.
Sementara itu, lanjut dia, untuk TNI AL punya kekuatan armada dengan
lebih dari 140 KRI terbagi dalam dua armada, yaitu armada Barat dan
Timur. Yang membanggakan tentu kekuatan pemukul KRI sudah dilengkapi
dengan rudal anti kapal Yakhont buatan Rusia berjarak tembak 300 Km, rudal
C802 dan C705 buatan Cina. Uji coba rudal Yakhont yang dilakukan di mulut
perairan Ambalat Oktober 2012 lalu pada seri latihan Armada Jaya mampu
menenggelamkan KRI LST yang sudah pensiun dengan sekali tembak. Satuan
pemukul TNI AL yang lain adalah Korps Marinir yang punya kemampuan serang
pantai. Ini yang tidak dimiliki oleh Malaysia dan Singapura. Korps Marinir
memiliki persenjataan yang berbeda generasi mulai dari tank amfibi PT 76,
BTR50, AMX10P, BTR80A, RM Grad sampai yang terbaru BMP3F.
8
harus memiliki minimal 32 jet tempur kelas berat Sukhoi, 48 jet tempur ringan
F16 dan paling tidak punya juga minimal 24 unit dari jenis Typhoon atau Rafale.
Kendala utama justru ada pada pemeliharaan dan perawatan alutsista TNI.
Perawatan dan pemeliharaan kadang kala terbentur pada ketersedian suku cadang
walaupun anggarannya sudah ada dalam perencanaan. Bila pemeliharaan dan
perawatan alutsista mengikuti sistem pemeliharaan yang telah ada maka resiko
kemungkinan untuk penyusutan fungsi dapat ditekan seminimal mungkin.
Kelangkaan suku cadang ini sangat bergantung pada negara pembuat alutsista
sebagai penyediaa tunggal yang banyak dipengaruhi oleh suhu politik. Singkatnya
bila negara si pembuat karena sesuatu hal mengembargo negara pembeli dalam
penyediaan suku cadang, maka dapat dipastikan alutsista yang digunakan tidak
akan dapat bertahan sesuai dengan usia pakai.
Masalah ini menjadi sangat serius apabila terus terabaikan dan sangat
berpengaruh pada kesiapsiagaan dan keberhasilan angkatan perang dalam
menghadapi situasi yang membutuhkan kehadiran dan peran nyata. Hendaknya
hal ini masuk dalam perhitungan kemungkinan terburuk agar pemeliharaan dan
perawatan alutsista dapat berjalan sesuai dengan sistem pemeliharaan yang ada
tanpa mengesampingkan jaminan dan mutu.
9
Bila hal ini dapat diterapkan dengan lebih baik setidaknya dapat
mengurangi ketergantungan dari negara pembuat dengan mengoptimalkan industri
pertahanan dalam negeri, bila perlu pengelompokkan industri yang khusus
membuat suku cadang 'tandingan' harus benar-benar ditata dengan rapi. Sangat
ironis sekali ketika sebuah angkatan perang tidak dapat mengoperasikan sebuah
alutsista hanya karena sebuah suku cadang kecil yang tidak dapat terdukung
lantaran tidak dapat dibuat di dalam negeri yang harus mendapat lisensi dari
negara pembuat.
10
1. Pertama, masalah anggaran yang terbatas. Begitu tiga matra memiliki rencana
atau semacamnya, selalu dibenturkan dengan realitas dana yang sedikit
jumlahnya. Pada akhirnya, perencanaan yang matang itu dihilangkan dengan
realitas yang ada.
11
industri dalam negeri salah satunya melalui mekanisme Joint Production. Bila
industri pertahanan dalam negeri belum mampu maka pemenuhan Alutsista dari
luar negeri diusahakan tetap memberikan kompensasi melalui mekanisme Imbal
Dagang lainnya oleh industri nonpertahanan. Kebijakan membangun infrastruktur
industri pertahanan yang merupakan bagian dari industri nasional, perlu
membangkitkan industri unggulan berbasis teknologi strategis dengan bekerja
sama dengan negara lain.
12
Steel (besi dan baja). Tercatat Indonesia mempunyai lebih dari 10 industri militer
nasional. Berikut adalah daftar industri militer nasional ;
Secara KHUSUS HAL Itu pernah disampaikan Dr Rika Andiarti dan Dr Lilis
Mariani, dua perancang roket Lapan hasil didikan luar negeri. Mereka praktis tak
13
mengalami kesulitan sedikit pun dalam program pendidikan yang harus dijalani.
Rika, alumnus SMA Negeri Cibadak, Sukabumi, yang menamatkan pendidikan
tinggi di Universitas Paul Sabatier dan Ecole Centrale Nortes, Perancis,
selanjutnya dikenal sebagai satu dari segelintir enjinir yang menguasai sistem
kendali pesawat ruang angkasa.
Selain ahli roket, Indonesia juga punya banyak enjinir berbakat di bidang
lain seperti pesawat terbang, satelit, komputer, dan nuklir. Tetapi, tak sedikit
diantara mereka henkang ke luar negeri karena minimnya industri yang bisa
menyerap keahlian mereka. Jalan yang ditempuh para pendahulu, seperti Wiweko
Soepomo, Abdulrahman Saleh, Nurtanio Pringgoadisuryo, dan menristek BJ
Habibie, sejatinya sudah benar. Mereka telah membangun pondasi dan merintis
industri kedirgantaraan sebagai salah satu pilar yang diyakini sanggup mengantar
indonesia menjadi negara kuat di kawasan. Langkah ini setidaknya didukung
David Hambling, pemerhati sains dan teknologi asal Inggris, yang tegas
mengatakan bahwa kedirgantaraan dan elektronik kunci bagi siapa pun yang ingin
mencapai supremasi dunia.
14
2.4 DAMPAK MODERINISASI ALUTSISTA
15
Kedua, merupakan perimbangan kekuatan strategis suatu negara yang
memiliki prasyarat kekuatan politik-ekonomi dan pertahanan militer. Ketiga,
realisasi Revolution in Military Affairs (RMA) bagi suatu negara termasuk
lndonesia untuk mewujudkan kekuatan minimal (MEF) sebagai instrumen negara
untuk melaksanakan fungsi negara berdasarkan keputusan politik.
16
Adapun modernisasi Alutsista yang diharapkan secara bertahap
dilaksanakan penggantian dan pengadaan senjata yang baru sesuai dengan
perkembangan teknologi dan melaksanakan pembentukan satuan baru di setiap
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia khususnya wilayah perbatasan
dengan negara lain, daerah rawan konflik, pulau-pulau terluar serta seluruh
wilayah sesuai dengan luas wilayah dan ancaman yang mungkin timbul baik dari
dalam maupun dari luar.
Kondisi pertahanan suatu negara tentu saja, salah satunya, bisa dilihat dari
kondisi alat utama sistem persenjataan (alutsista) angakatan bersenjatanya.
Semakin kuat, canggih, modern, efektif dan efisien alutsista suatu negara,
menunjukan semakin kuat pula pertahanannya. Dengan kata lain,pertama dampak
dengan semakin modernisasi alusista TNI yaitu semakin kuatnya peralatan dan
kekuatan militer Indonesia. Namun, harus diimbangi pula dengan SDM yang
berkualitas serta regulasi yang tepat untuk mengaturnya.
BAB III
17
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan data yang dirilis oleh pihak Markas Besar Tentara Nasional
Indonesia tahun 2010, 70 % alutsista kita berada dalam kondisi yang sudah tua
atau minimal berusia 20 tahun. Kendala lainnya ada pada pemeliharaan dan
perawatan yang kadang kala terbentur pada ketersedian suku cadang walaupun
anggarannya sudah ada dalam perencanaan. Bila pemeliharaan dan perawatan
alutsista mengikuti sistem pemeliharaan yang telah ada maka resiko kemungkinan
untuk penyusutan fungsi dapat ditekan seminimal mungkin. Kelangkaan suku
cadang ini sangat bergantung pada negara pembuat alutsista sebagai penyediaa
tunggal yang banyak dipengaruhi oleh suhu politik. Selain masalah teknis dari
perawatan dan pemeliharaan alutsista, juga terdapat masalah finansial. Masalah
finansial biasanya bukan karena alokasi dana dari negara kurang memadai dengan
kebutuhan dana untuk perawatan, akan tetapi masalah finansial itu dikarenakan
penyelewengan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab atas tugas dan
amanah yang telah didapatkannya dari rakyat. Penyelewengan itu dapat berupa
korupsi yang dilakukan oleh oknum-oknum tersebut.
Maka dari itu diperlukan peranan industri pertahanan dalam negeri untuk
memasok persenjataan TNI. Pengembangan industri pertahanan bertujuan untuk
meningkatkan jumlah dan kondisi alat utama sistem persenjataan yang modern.
Dalam rangka menciptakan kemandirian sekaligus memperkecil ketergantungan
di bidang pertahanan terhadap negara lain, telah dilakukan pemberdayaan industri
nasional melalui forum diskusi bidang industri pertahanan dan keamanan yang
18
pesertanya terdiri atas institusi pertahanan, perguruan tinggi, serta pemerhati di
bidang industri pertahanan.
3.2 SARAN
Lampiran
19
20
Daftar Pustaka
21
http://www.alasaya.com/2014/04/industri-industri-pertahanan-indonesia.html
https://www.google.com/search?q=alutsista+tni+au
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertahanan_negara
http://log.viva.co.id/news/read/66633-anggaran_pemeliharaan_alutsista_akan_diaudit
http://samuderarayaindonesia.blogspot.com/2012/03/pemeliharaan-alutsista.html
http://www.balitbang.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=8293
http://www.scribd.com/doc/30461717/MAKALAH-PERTAHANAN-ALUTSISTA-TNI
Author. Militer Review. http://militer-review.blogspot.com/2012/08/tahun-2013-
anggaran-belanja-alutsista.html.
http://keamanan-global.blogspot.com/2013/10/modernisasi-alutsista-tni-menuju-
macan.html
22