Anda di halaman 1dari 7

Nama : Yannisa Rakhmani Sugiarta

NIM : 120230102025
PRODI : Peperangan Asimetris
Tugas Matkul : Metodologi Penelitian
Dosen : Laksda TNI Dr. Ir. Suhirwan., ST., M.MT.,
M.Tr.Opsla., CIQnR., CIQaR., CIMMR., IPU.,
ASEAN Eng

Jelaskan tahapan dan cara Menyusun instrumen penelitian.


Berikan 3 contoh, dimulai dari “JUDUL SAMPAI DENGAN ADANYA KONSEP
INSTRUMENT PENELITIAN”
Lengkapi dengan referensi yang menjadi acuan.
Tahapan dan Cara Menyusun instrument penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2013).
Langkah-langkah penyusunan (angket/ kuesioner) :
1. Tentukan variabel-variabel yang terpakai dalam penelitian. Variabel ini dapat
tercermin pada judul penelitian.
2. Jabarkan variabel tersebut menjadi sub- variabel/ dimensi.
3. Jabarkan sub-variabel/dimensi tersebut menjadi indikator-indikator.
4. Jabarkan indikator tersebut menjadi deskriptor.
5. Jika deskriptor masih dapat dibagi lagi menjadi komponen terkecil, maka
komponen ini dijadikan sebagai butir- butir pertanyaan, dan deskriptor dapat
dipergunakan langsung sebagai butir pertanyaan.
6. Membuat kisi-kisi yang memuat : variabel – subvariabel/ dimensi – indikator –
deskriptor – nomor item.
7. Seluruh butir-butir pernyataan/ pertanyaan yang selesai ditentukan,
selanjutnya ditempatkan pada lembaran instrumen seperti angket (kuesioner).
Angket yang baik dibuat seinformatif mungkin.
Bentuk-bentuk instrumen mana yang akan dipilih tergantung beberapa faktor,
diantaranya adalah teknik pengumpulan data yang akan digunakan. Bila akan
rnenggunakan angket, rnaka bentuk pilihan ganda lebih komunikatif, tetapi tidak
hernat kertas, dan instrurnen rnenjadi tebal sehingga responden rnalas untuk
rnenjawabnya. Bentuk checklist, dan rating scale dapat digunakan sebagai pedoman
observasi maupun wawancara (Sugiyono, 2013).
1. Angket, digunakan bila responden jumlahnya besar dapat membaca dengan
baik, dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia
2. Observasi, digunakan bila obyek peneltian bersifat, perilaku manusia, proses
kerja, gejala alam, responden kecil.
3. Wawancara, digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari resonden secara
lebih mendalam serta jumalh responden sedikit.
4. Gabungan ketiganya, digunakan bila ingin mendapatkan data yang lengkap,
akurat dan konsisten.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Berikan 3 contoh, dimulai dari “JUDUL SAMPAI DENGAN ADANYA KONSEP INSTRUMENT PENELITIAN”
Judul Jurnal Masalah Hipotesa Penelitian Variabel Instrumen Penelitian Teknik Sampling yang
Penelitian Penelitian digunakan
Belas Kasih Bagaimana belas H1: Variabel Metode yang digunakan Sample dipilih
Diri Pada kasih diri pada Narapidana Independen : adalah metode kualitatif menggunakan Teknik
Narapidana narapidana terorisme yang Belas Kasih purposive sampling
Kasus terorisme yang dinyatakan telah Pengumpulan data dengan tiga narapidana
Terorisme dinyatakan telah berhasil menjalani Variabel menggunakan: kasus terorisme dipilih
yang berhasil menjalani program Dependen : 1. Wawancara dari enam narapidana
Menjalani program deradikalisasi oleh Narapidana semiterstruktur yang terorisme yang saat ini
Program deradikalisasi oleh petugas lapas. Kasus merujuk pada berada di Lapas Kelas I
Deradikalisasi petugas lapas? menandatangi ikrar Terorisme konsep belas kasih Porong Surabaya.
kesetiaan pada yang Menjalani diri dari Neff (2003),
NKRI, pernyataan Program tetapi peneliti Alasan pemilihan adalah
penyesalan atas Deradikalisasi mengembangkan kriteria keberhasilan
keterlibatan aksi pertanyaan lebih deradikalisasi seperti
terorisme di masa lanjut untuk yang dilaporkan oleh
lalu, menolak mendalami jawaban petugas penjara, yaitu
ideologi kekerasan, responden. telah menandatangani
dan janji untuk 2. Melakukan pernyataan menyesali
tidak mengulangi kunjungan langsung aksi teror yang pernah
lagi tindak ke Lapas Porong dilakukan, menolak
kejahatan untuk memperoleh ideologi terorisme, dan
terorisme. data awal dari staf ikrar kesetiaan terhadap
penjara terkait NKRI.
narapidana yang
sukses menjalani Dua staf lapas sebagai
deradikalisasi dan significant other (SO)
melakukan proses SO1 adalah Kepala
rekruitmen Seksi Bimbingan
responden Kemasyarakatan yang
penelitian. telah mendampingi
ketiga responden
penelitian ini sejak
penugasannya, yaitu AJ
dan H selama sekitar 13
tahun, serta AL selama
sekitar 3 bulan.
Sementara itu, SO2
adalah asisten wali
napiter yang bertugas
sejak tahun 2017 dan
telah mendampingi
responden AJ dan H
selama sekitar 3 tahun,
serta mendampingi
responden AL selama 3
bulan lebih.
Ketahanan Bagaimana H1: Variabel Metode yang digunakan 1. Di akhir tahun 2015,
Nasional ketahanan Terjadinya Independen : adalah metode kualitatif Indonesia dikejutkan
Menghadapi nasional dalam pergeseran Ancaman dengan mengandalkan oleh berita adanya
Ancaman menghadapi gerakan terorisme Lone Wolf sumber primer dan pelaku bentuk baru
Lone Wolf ancaman lone wolf berbasis jaringan Terrorism sekunder dalam sejarah
Terrorism di terrorism di Jawa atau Transnational terorisme di
Jawa Barat Barat sebagai Organized Crime Variabel Pengumpulan data Indonesia. Terjadinya
provinsi dengan ke Lone Wolf Dependen : penelitian ini ledakan di sebuah
populasi terbanyak Terrorism di Jawa Ketahanan menggunakan : mall dibilangan
di Indonesia? Barat merupakan Nasional 1. Data Tanggerang Selatan,
pola yang sama primer/wawancara membawa seorang
dilakukan di daerah dengan dasar pria disebut sebagai
konflik di Irak dan kerangka konseptual lone wolf terrorist oleh
Suriah. Hal yang telah disusun pihak kepolisian.
tersebut oleh Pantucci 2. Di tahun 2017 terjadi
disebabkan oleh dengan empat penangkapan kurang
diputuskannya tipologi lone wolf lebih 190 teroris yang
komunikasi 2. Data sekunder akan berasal dari berbagai
structural dianalisis dan klasifikasi terorisme.
organisasional diinterpretasi melalui 2-5% dari mereka
antar anggotanya teknik triangulasi yang diamankan oleh
serta perekrutan data dengan petugas kepolisian
dilakukan secara membandingkan merupakan pelaku
acak. seluruh data yang lone wolf terrorism.
berhasil dikumpulkan 3. Di wilayah Jawa Barat
untuk melihat potensi sendiri, fenomena
ancaman masing- lone wolf sudah ada
masing terhadap dan terjadi di dalam
ketahanan nasional catatan aparat
yang ada di Jawa kepolisian. Kasus
Barat. tersebut terjadi di
wilayah Jawa Barat
tepatnya di kota
Subang. Kasus ini
melibatkan seorang
anak remaja berusia
14 tahun yang masih
menduduki bangku
sekolah menengah
pertama menjalani
penyidikan dan
masuk ke salah satu
daftar lone wolf
terrorist di Indonesia.
Deradikalisasi Bagaimana H1: Variabel Penelitian ini Bentuk keberhasilan
Narapidana pelaksanaan Terdapat respon Independen : menggunakan deradikalisasi melalui
Teroris penerapan hasil positif Individual pendekatan kualitatif empat
Melalui individual penerapan treatment deskriptif program pembinaan
Individual treatment individual treatment yang telah dilakukan
Treatment terhadap terhadap Variabel Pengumpulan data terhadap
narapidana teroris narapidana teroris, Dependen : penelitian ini narapidana teroris,
ditinjau khususnya terkait Deradikalisasi menggunakan : bahwa narapidana
dari hak asasi dengan Narapidana 1. Data Primer yang teroris telah
manusia? pemenuhan hak- diperoleh melalui berikrar setia kepada
hak wawancara dan Negara Kesatuan
narapidana. dokumentasi Republik
2. Data sekunder yang Indonesia (NKRI).
diperoleh dari studi Jumlah narapidana
kepustakaan atau teroris yang
literatur, telah Berikrar NKRI
penelusuran laman adalah 29 orang, yang
internet, dan atau berasal
dokumentasi dari: Lapas Kelas IIA
berkas-berkas dari Pasir Putih 13 orang,
institusi yang diteliti. Lapas
Kelas IIA Karanganyar 2
orang, dan Rutan Kelas
IIB Gunungsindur 14
orang. Dari 29
Narapidana
teroris tersebut
kemudian ditempatkan
pada Lapas
Maximum Security, yaitu
Lapas Kelas IIA Besi
Nusakambangan.

Anda mungkin juga menyukai