Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 1

Awal F Tedi
Eka Hardianti
Anis Eva Retno
Reina Nurul
Ofi Elisa
 PEMERKOSAAN ADALAH suatu usaha
melampiaskan nafsu seksual sorang laki-
laki terhadap perempuan yang menurut
moral atau hukum yang berlaku adalak
pelanggaran (Soetardjo Wignjo S).
 PEMERKOSAAN ADALAH perbuatan
hubungan kelamin yang dilakukan pria
terhadap wanita yang bukan isrinya/ tanpa
persetujuan (paksaan) (Suryono Ekatama),
Dampak Pemerkosaan
DAMPAK FISIK DAMPAK MENTAL
 Memar/ luka pada tubuh  Syok
 Perdarahan di vagina  Penarikan diri
 Kesulitan berjalan  Ketakutan
 Gangguan makan  Agitasi
 Dispareunia  Sindrom trauma
 insomnia perkosaan (rape trauma
syndrome)
 Ingin bunuh diri
Bentuk Perlindungan
hukum terhadap korban
perkosaan yang
melakukan aborsi

Pasal 285 KUHP


mengatur tentang tindak
pidana perkosaan
Masalah Keperawatan
Sindrome Trauma Perkosaan

Ansietas Berat

Koping keluarga tidak efektif

Ketidakberdayaan
tindakan Keperawatan
Sindrome Trauma Perkosaan Ansietas Berat
1. Tujuan 1. Tujuan
2. Intervensi 2. Intervensi
a. Mengkomunikasikan ucapan tertentu a. Bentuk hubungan saling percaya
b. Jelaskan setiap prosedur pengkajian yang b. Sediakan aktivitas2 yg diarahkan pd
dilakukan penurunan tegangan /ansietas
c. Dorong untuk menghitung jumlah c. Anjurkan Pr u/ mengidentifikasi
serangan kekerasan dan dengarkan perasaan2 yang sebenarnya
tetapi tdk menyelidiki d. Mempertahankan suasana yang tenang
d. Diskusikan siapa yang dpt dihubungi u/ e. Berikan obat-obatan dengan onat
memberi dukungan/bantuan. penenang sesuai dengan petunjuk
koping keluarga tidak efektif Ketidakberdayaan
1. Tujuan 1. Tujuan
2. Intervensi 2. Intervensi
a. Berikan info dan material yg b.d a. Bawa perempuan tsb ke area
gg.anak dan teknik menjadi ortu yang pribadi untuk wawancara
yang efektif b. Dorong klien untuk
b. Dorong indv u/mengungkapkan mendiskusikan peristiwa yang
perasaan secara verbal terjadi
c. Libatkan sudara kandung dalam c. Pastikan bahwa usaha
diskusi klg dan perencanaan menyelamatkan tidak
interaksi klg yg lebih efektif diusahakan perwat, tetapi
d. Libatkan dalam konseling berikan dukungan
keluarga d. Kolaborasi dengan tim medis
lain
JURNAL 1 : Efektivitas Visum Et Repertum Dalam Pembuktian Tindak Pidana

Analisis
Perkosaan

JURNAL 2 : Proses Pendampingan Melalui Komunikasi Teurapetik Sebagai

Jurnal Upaya Pemulihan Psikologis Korban Perkosaan

Dengan Jurnal 3 : Daya Lenting (Resilience) Pada Perempuan Korban Perkosaan

Picot
JURNAL 4 : Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Kekerasan
Seksual Oleh Remajadi Lapas Anak Pontianak
JURNAL 1 :Efektivitas Visum Et Repertum Dalam Pembuktian Tindak
Pidana Perkosaan
P I C O
• U/ mengetahui • Pendekatan Tujuan penelitian hasil penelitian dan
Efektivitas Visum masalah yang adalah U/ pembahasan, efektivitas
mengetahui visum et repertum dalam
Et Repertum digunakan dalam Efektivitas Visum Et pembuktian tindak pidana
Dalam penulisan ini Repertum Dalam perkosaan sangat berguna
Pembuktian adalah pendekatan Pembuktian Tindak dan bermanfaat guna
Tindak Pidana yuridis normative Pidana Perkosaan membuktikan adanya
Perkosaan • Pendekatan yuridis suatu luka pada tubuh
korban tindak pidana
• Populasi tidak empiris adalah perkosaan, namun tetap
disebutkan pendekatan yang dibutuhkan alat bukti lain
dalam jurnal dilakukan dengan yang dapat memperkuat
menggali informasi hal tersebut.
JURNAL 2 : Proses Pendampingan Melalui Komunikasi Teurapetik Sebagai Upaya
Pemulihan Psikologis Korban Perkosaan
P I C O
• u/Mengetahui Proses Pendampingan • Penelitian Penelitian ini Hasil penelitian menunjukan
Melalui Komunikasi Teurapetik Sebagai ini bertujuan bahwa para pendamping
Upaya Pemulihan Psikologis Korban merupaka untuk melakukan lima tahapan
Perkosaan
n mendeskripsik komunikasi teurapetik, yaitu:
• Responden pertama (I): A (24 tahun)
penelitian an tahapan Tahap Pra Interaksi, Tahap
merupakan lulusan S1 Ilmu Hukum UMK
(Universitas Muria Kudus) dan kualitatif komunikasi Perkenalan, Tahap Orientasi,
bergabung di LRC-KJHAM pada tahun dengan teurapetik Tahap Kerja, dan Tahap
2016. Responden kedua (II): S (25 metode yang dilakukan Terminasi. Para pendamping
tahun) merupakan lulusan S1 Ilmu analisa oleh melakukan berbagai strategi
Hukum USM (Universitas Semarang) deskriptif. pendamping yang disesuaikan dengan
dan bergabung di LRC-KJHAM sejak sebagai upaya kondisi dan situasi kasus
tahun 2016. Responden ketiga (III): NM pemulihan sehingga walaupun terdapat
(29 tahun) merupakan lulusan S1
psikologis berbagai strategi namun setiap
Fakultas Hukum Unissula (Universitas
pada korban tahapan komunikasi teurapetik
Sultan Agung) dan bergabung di LRC-
KJHAM sejak tahun 2013. perkosaan. terlampaui dengan baik.
JURNAL 3 : Daya Lenting (Resilience) Pada Perempuan Korban Perkosaan

P I C O
• U/ mengetahui Daya Penelitian ini Penelitian ini Hasil wawancara menunjukkan bahwa
Lenting (Resilience) Pada menggunakan metode bertujuan untuk keempat subjek memiliki kemampuan
Perempuan Korban kualitatif dengan melihat daya daya lenting yang berbeda-beda. Daya
Perkosaan lenting lenting subjek A berkembang dengan
pendekatan studi kasus.
• Subjek dalam penelitian (resilience) pesat, subjek B mampu bertahan,
Prosedur dalam
ini berjumlah 4 orang, perempuan subjek C dan D masih berada pada fase
yaitu perempuan korban pengambilan subjek korban pemulihan. Daya lenting setiap subjek
perkosaan yang tinggal di pada penelitian ini perkosaan. dipengaruhi oleh kepribadian tangguh,
Aceh menggunakan teknik peningkatan diri, menyesuaikan diri
purposeful sampling dengan respresif dan emosi
dengan menggunakan positif.Faktor lain yang memengaruhi
strategi sampling bola daya lenting yaitu dukungan, harapan,
salju (snowball) syukur, optimisme, kepasrahan, efikasi
diri dan dampak paskaperkosaan.
JURNAL 4 :Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Kekerasan Seksual Oleh Remajadi
Lapas Anak Pontianak

P I C O
Masalah klinik dari jurnal Penelitian ini merupakan Rancangan ini Hasil penelitiannya adalah Hasil
ini adalah untuk penelitian analitik dimaksudkan penelitian ini didapatkan nilai p
mengetahui hubungan pola dengan hipotesis untuk 0,389 untuk ibu dan 0,186 untuk
asuh orang tua dengan Korrelatif. Desain yang menganalisis ayah yang berarti tidak ada
kejadian kekerasan seksual digunakan dalam dan mengetahui hubungan antara pola asuh orang
oleh remaja di lapas anak penelitian ini adalah hubungan pola tua dengan perilaku kekerasan
Pontianak Cross Sectional asuh orang tua seksual oleh remaja di Lapas Anak
Populasi pada jurnal ini Instrumen yang dengan kejadian Kelas II Pontianak. Hal ini di
adalah sebanyak 27 orang digunakan pada kekerasan pengaruhi oleh faktor perancu yang
remaja pelaku kekerasan penelitian ini adalah seksual oleh tidak terkaji seperti ekonomi,
seksual yang ditahan di kuesioner Scale Of remaja di lapas pergaulan dan lingkungan tempat
Lapas Anak Pontianak Parenting. Kuesioner ini anak Pontianak tinggal responden. Penelitian
terdiri dari 38 pertanyaan kualitatif di butuhkan untuk
yang terbagi menjadi mengkaji lebih dalam tema ini
dua dimensi yaitu ke depannya..
dimensi kehangatan dan
dimensi kontrol.
Thanks
You


Anda mungkin juga menyukai