Anda di halaman 1dari 8

EPIPHANY (ANSWER: LOVE YOURSELF): STRATEGI

MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI KORBAN GASLIGHTING


Novia Kusuma Ramadhani1), Nurfira Alfitriani2), Rani Muhana3), Renggita Nadiya Haibah4),
Muhammad Arsalan Ainin5), Abdurrohim, S.Psi., M.Si6)
Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, Jawa Tengah
abdurrohim@unissula.ac.id

ABSTRAK

Gaslighting sering dikaitkan dengan menurunnya tingkat kepercayaan diri yang membuat seseorang meragukan
kepercayaan dan pandangannya terhadap realita. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh role
playing terhadap tingkat kepercayaan diri korban gaslighting dengan menggunakan metode kuasi eksperimen one-
group pre-test post-test design. Subjek pada penelitian ini, yaitu pria dan wanita yang berusia 18-25 tahun, sedang
dalam hubungan pacaran, dan berdomisili di Semarang dengan populasi sebanyak 194 orang. Pengambilan sampel
penelitian ini menggunakan purposive sampling yang diperoleh sampel sebanyak 18 orang kemudian dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data dikumpulkan menggunakan
skala Victim Gaslighting Questionnaire (VGQ) dan skala kepercayaan diri, observasi, dan wawancara. Data
analisis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan uji beda paired t-test dan diperoleh p sebesar 0.001 pada
taraf signifikansi (0.001 < 0.005). Kemudian pada uji independent t-test diperoleh p sebesar 0.003 pada taraf
signifikansi (0.003 < 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa setelah melakukan role playing tingkat
kepercayaan diri subjek mengalami peningkatan yang signifikan.
Kata kunci: gaslighting, kepercayaan diri, role playing, epiphany

ABSTRACT
Gaslighting is often associated with decreased levels of self-confidence, which makes a person doubt their beliefs
and view of reality. This research aims to analyze the effect of role-playing on the level of self-confidence of
gaslighting victims using a quasi-experimental one-group pre-test post-test design method. The subjects in this
study were men and women aged 18–25 years, currently in a dating relationship, and domiciled in Semarang,
with a population of 194 people. This research sample was taken using purposive sampling, which resulted in a
sample of 18 people who were then divided into two groups, namely the experimental group and the control group.
Data was collected using the Victim Gaslighting Questionnaire (VGQ) scale and self-confidence scale,
observation, and interviews. Data analysis used a quantitative approach with a paired t-test and obtained a p-
value of 0.001 at the significance level (0.001<0.005). Then, in the independent t-test, p was obtained at 0.003 at
the significance level (0.003<0.05). These results show that after role-playing the subject's level of self-confidence
experienced a significant increase.
Keywords: gaslighting, self-confidence, role-playing, epiphany
PENDAHULUAN yang rendah menjadi kurang maksimal
Memiliki hubungan yang romantis dengan dalam mengembangkan bakat, minat, dan
pasangan menjadi impian bagi semua orang kurang mampu dalam mengaktualisasikan
dalam menjalin relasi percintaan. Walaupun dirinya (Rais, 2022).
konflik dalam hubungan romantis Penelitian sebelumnya menunjukkan
merupakan hal yang wajar terjadi, tetapi bahwa gaslighting menjadi salah satu
minimnya kemampuan dalam mengontrol faktor penyebab turunnya tingkat
emosi dapat menyebabkan terjadinya kepercayaan diri perempuan. Laki-laki
kekerasan psikis atau psikologis. Siapa pun yang merasa memiliki kendali lebih kuat
dapat menjadi korban atau pelaku, baik itu memanipulasi dan mengendalikan kondisi
laki-laki maupun perempuan. Namun, psikologis perempuan dengan berbagai cara
dalam banyak penelitian menunjukkan (Kurniawan & Limanta, 2021). Penelitian
bahwa rata-rata perempuan lah yang lain menunjukkan bahwa gaslighting
menjadi korban kekerasan psikis dalam dilakukan dengan mengontrol pikiran,
relasi percintaan (Muflihah & Naqiyah. perasaan, dan kehendak korban dengan
Najlatun, 2022). Salah satu contoh menggunakan kekerasan verbal,
kekerasan psikis relasi percintaan yang mengkritik, intimidasi, manipulasi dan
sering terjadi adalah gaslighting. melakukan penghinaan untuk
Gaslighting dapat didefinisikan sebagai memutarbalikkan fakta sehingga
bentuk kekerasan psikologis yang terjadi kepercayaan diri korban menurun
secara sadar atau tidak sadar ketika pelaku (Winnaiseh, 2017).
memutarbalikkan informasi atau fakta dan Kekerasan psikologis, terutama gaslighting
membingungkan korban, sehingga korban yang tidak nyata membuat banyak orang
meragukan ingatan dan kewarasannya tidak sadar bahwa mereka sedang terjebak
(Tormoen, 2019). di relasi percintaan yang tidak sehat. Ketika
Gaslighting merupakan salah satu topik terjadi suatu konflik dalam hubungan, tidak
yang sedang booming di Indonesia. Sebuah sedikit pasangan yang lebih memilih untuk
artikel dari Kompas.com mengangkat topik mendiamkan pasangan dan kemudian
tersebut dengan membahas mengenai memanipulasi pikiran bahwa pasangannya
pengertian dan bahaya dari gaslighting yang bertanggung jawab akan terjadinya
dengan judul artikel “Kenali Apa Itu konflik tersebut. (Aulia, 2019).
Gaslighting dan Bahayanya” yang Meningkatkan kepercayaan diri korban
diunggah pada 05 Desember 2022 gaslighting menjadi tantangan besar di
(Kusumastuti, 2022). Selain itu, artikel lain tengah kondisi masyarakat Indonesia
yang diunggah di Kontan.co.id pada 16 sekarang ini. Korban gaslighting yang
Januari 2023, juga membahas mengenai memiliki tingkat kepercayaan diri yang
ciri-ciri pelaku gaslighting yang perlu rendah akan kesulitas dalam beradaptasi
dihindari dan cara menghindarinya dengan lingkungan sosial. Padahal terdapat
(Septiana, 2023). banyak manfaat dari memiliki kepercayaan
Beberapa studi mengaitkan tindakan diri yang tinggi, diantaranya membuat kita
gaslighting terhadap perempuan dengan selalu berpikir positif dan tenang dalam
menurunnya tingkat kepercayaan diri menghadapi tantangan, dapat menerima
(Klein et al., 2019). Gaslighting membuat kekurangan yang ada dalam diri dan
korban meragukan kepercayaan dan memaksimalkan kelebihan yang dimiliki,
pandangannya terhadap realita. Akibatnya, dan membuat hidup menjadi
tingkat kepercayaan diri korban mengalami menyenangkan (Iola, 2022).
penurunan. Kepercayaan diri penting bagi Penelitian ini menawarkan pengembangan
perkembangan kepribadian seseorang teknik bermain peran (role playing) secara
dalam bersikap dan bertingkah laku. kelompok dengan media cermin sebagai
Individu dengan tingkat kepercayaan diri upaya untuk meningkatkan kepercayaan
diri korban gaslighting setelah akhirnya melalui Role Playing. Jenis penelitian ini
mendapatkan sebuah Epiphany. Epiphany adalah penelitian empiris dengan
berarti pencerahan yang datang setelah menggunakan pendekatan eksperimen dan
melalui pengalaman atau kejadian di masa rancangan one-group pretest-posttest
lalu. Metode ini juga merujuk pada lagu design untuk mengetahui pengaruh dari
Epiphany oleh Jin BTS yang pemberian perlakuan role playing dengan
menggambarkan harga diri ketika membandingkan kelompok eksperimen dan
seseorang memiliki kepercayaan diri yang kelompok kontrol. Pengukuran akan
tinggi dan menyadari bahwa dirinya dilaksanakan sebanyak dua kali, sebelum
berharga terlepas dari kekurangan yang ia dan sesudah perlakuan.
miliki, serta merasa puas dan nyaman Sampel dari penelitian ini adalah pria dan
dengan kondisi yang ada pada dirinya dan wanita berusia 18-25 tahun yang saat ini
lingkungannya (Larasati, 2022). tinggal di kota Semarang dengan populasi
Dengan role play, individu dapat 194 orang. Teknik pengambilan sampel
menentukan masalah, topik untuk dapat peneitian menggunakan purposive
membawakan situasi role playing yang sampling, yaitu penentuan sampel dengan
telah disesuaikan dengan hasil assesmen kriteria tertentu. Melalui pengambilan
sehingga dapat disusun scenario bermain sampel, diperoleh didapatkan 18 orang
peran, mendiskusikan hasil, dan kemudian yang dibagi menjadi dua kelompok,
mengevaluasi pengalaman yang dirasakan kelompok eksperimen dan kelompok
stelah bermain peran (Herlina, 2015). Role kontrol. Data dikumpulkan melalui skala
playing dalam penelitian ini juga Kepercayaan Diri (Ismayanti, 2003), dan
merupakan sebuah inovatif berupa observasi serta wawancara untuk
pengembangan dari makna Epiphany yang melengkapi data secara kualitatif. Analisis
memuat upaya agar lebih sadar akan data menggunakan pendekatan kuantitatif
tindakan gaslighting, cara keluar dari dengan uji beda (t-test) dua rata-rata
lingkaran relasi percintaan yang tidak sehat, (Paired-samples t-Test). Lalu, dilakukan
dan cara meningkatkan kepercayaan diri analisis kualitatif dengan metode deskriptif
korban gaslighting. Menurut Herlina naratif untuk memperoleh gambaran secara
(2015), teknik role playing menimbulkan mendalam mengenai proses dan pengaruh
motivasi bagi individu dan memberikan perlakuan yang diterima oleh subjek.
kesempatan yang luas untuk berbicara. Penelitian berlangsung selama 5 bulan di
Dalam terapi ini terdapat enam sesi yang Kota Semarang. Pelaksanaan intervensi
harus dilakukan, meliputi Building dilakukan selama 4 minggu dengan 6 sesi
Rapport, edukasi, pelaksanaan pre-test, perlakuan. Tahapan penelitian terdiri dari:
persiapan naskah, pelaksanaan, dan post- Persiapan, seleksi subjek, pengumpulan
test disertai dengan evaluasi dan diskusi. data sebelum perlakuan, perlakuan,
Diharapkan dengan adanya inovasi terapi pengumpulan data setelah perlakuan, dan
role playing dengan cermin dan tahap pelaporan penelitian. Tahapan
pengembangan makna dari Epiphany ini perlakuan dilaksanakan secara luring di
dapat membantu individu yang menjadi Gedung Kuliah Bersama Universitas Islam
korban gaslighting pada relasi percintaan Agung dan Taman Budaya Raden Saleh,
untuk meningkatkan kepercayaan dirinya. Kota Semarang. Tahapan Role Playing
disusun secara sistematis dalam modul
METODE intervensi sebagai panduan untuk tim
Penelitian ini terdiri atas dua variabel. peneliti dan subjek.
Variabel bebas yaitu Role Playing dan
variabel tergantung yaitu Kepercayaan HASIL DAN PEMBAHASAN
Diri. Fokus dari penelitian ini adalah upaya Berdasarkan hasil penelitian yang telah
untuk meningkatkan Kepercayaan Diri dilakukan pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, diperoleh hasil tes (post- bertujuan untuk membuktikan apakah
test) pada kedua kelas. Adapun hasil yang terdapat perbedaan signifikan antara
diperoleh peneliti, dianalisis, dan kelompok eksperimen dan kelompok
ditampilkan dalam bentuk tabel dan disertai kontrol setelah melakukan role playing.
dekripsi. Hasil akhir dari pemprosesan data

Tabel 1. Skor pre-test, post-test, dan follow up subjek kelompok eksperimen


Pre- Post- Foll-
Nama Kategori Kategori Kategori
Test Test Up
RMA 112 Sedang 125 Tinggi 121 Tinggi
MWD 111 Sedang 123 Tinggi 125 Tinggi
KN 112 Sedang 129 Tinggi 123 Tinggi
HSH 96 Sedang 97 Sedang 101 Sedang
M 108 Sedang 113 Tinggi 116 Tinggi
NS 111 Sedang 118 Tinggi 118 Tinggi
N 98 Sedang 105 Sedang 102 Sedang
R 89 Sedang 94 Sedang 97 Sedang
AS 109 Sedang 127 Tinggi 140 Sangat Tinggi

Berdasarkan data pada tabel di atas, pemberian perlakuan berlangsung sehingga


terdapat peningkatan skor pada saat post- menyebabkan tingkat kepercayaan diri
test. Lalu setelah dua minggu pelaksanaan pada beberapa subjek tersebut mengalami
role playing, kembali dilakukan penurunan Permasalahan pribadi yang
pengukuran subjek melalui skala follow up. dialami oleh masing-masing subjek dapat
Dari hasil skala follow up, didapatkan hasil berakibat pada penurunan tingkat
berupa kenaikan tingkat kepercayaan diri kepercayaan diri subjek, karena subjek
pada 5 subjek, penurunan tingkat merasa kurang mendapatkan dukungan dan
kepercayaan diri pada 3 subjek, serta tidak pendampingan dari orang-orang terdekat
ada perubahan tingkat kepercayaan diri subjek di tengah padatnya kegiatan yang
pada 1 subjek. sedang subjek lakukan dan menguras energi
Pada subjek AS, kenaikan skor yang sangat yang cukup besar, sehingga menimbulkan
tinggi diakibatkan oleh subjek yang distraksi ketika akan mengerjakan tugas
berhasil keluar dari hubungan toxic dan yang diberikan oleh peneliti dan hasil yang
tidak lagi menerima tindakan gaslighting diterima belum dapat dimaksimalkan. Hal
dari pasangan. Selain itu, berdasarkan hasil tersebut mengakibatkan subjek merasa
wawancara peneliti dengan subjek AS kurang percaya diri untuk menjalani
didapatkan bahwa subjek secara rutin kegiatan sehari-hari. Kenaikan tingkat
melakukan tugas yang diberikan oleh kepercayaan diri pada beberapa subjek
peneliti sehingga mengalami peningkatan dikarenakan pemberian perlakuan dan
kepercayaan diri yang drastis. tugas-tugas, seperti memberikan afirmasi
Sementara itu, pada subjek RMA, KN, dan positif kepada diri sendiri di depan cermin
N mengalami penurunan skor pada saat sebelum memulai aktivitas dan
follow up. Hal ini terjadi karena masing- memberikan ucapan terima kasih kepada
masing subjek mengalami permasalahan diri sendiri dengan melakukan butterfly hug
pribadi, seperti kegiatan universitas yang setiap sebelum tidur dari peneliti yang rutin
terlalu padat, permasalahan pribadi subjek dilakukan oleh subjek.
dengan keluarga atau teman selama
Tabel 2. Skor pre-test, post-test, dan follow up subjek kelompok kontrol
Pre- Post- Follow
No Subjek Kategori Kategori Kategori
Test Test Up
1 NN 110 Sedang 112 Sedang 115 Tinggi
2 WTL 83 Rendah 85 Rendah 85 Rendah
3 D 94 Sedang 97 Sedang 95 Sedang
4 NS 101 Sedang 103 Sedang 105 Sedang
5 MMA 104 Sedang 105 Sedang 105 Sedang
6 DS 85 Rendah 84 Rendah 82 Rendah
7 S 102 Rendah 99 Sedang 101 Sedang
8 D 86 Rendah 83 Rendah 85 Rendah
9 A 87 Rendah 88 Sedang 84 Rendah

Berdasarkan data pada tabel di atas, pada 3 subjek, serta tidak ada perubahan
terdapat peningkatan skor kepercayaan diri tingkat kepercayaan diri pada 2 subjek.
pada 5 subjek dan penurunan tingkat Untuk melihat perbedaan data peningkatan
kepercayaan diri pada 4 subjek pada saat skor kepercayaan diri sebelum perlakuan
post-test. Lalu setelah dua minggu (pre-test) dan setelah perlakuan (post-test),
pelaksanaan pengisian skala post-test, data dianalisis menggunakan uji Paired T-
kembali dilakukan pengukuran subjek Test dan didapatkan hasil signifikan antara
melalui skala follow up. Dari hasil skala nilai pre-test dan post-test dengan nilai
follow up, didapatkan hasil berupa signifikansi (2-tailed) 𝜌 = 0.001 < 0.005.
kenaikan tingkat kepercayaan diri pada 4
subjek, penurunan tingkat kepercayaan diri

Tabel 3. Uji Paired T-Test


Statistika deskriptif Paired T-test
Test n
Mean (Std. D) t df Sig. (2-tailed)
Pre-test 9 105.1111 (8.52122)
4.857 8 .001*
Post-test 9 114.5556 (13.13498)
*𝜌 < 0.005 : nilai signifikansi
Maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat normalitas menggunakan Shapiro-Wilk
perbedaan signifikan sebelum dan sesudah Test dan uji homogenitas menggunakan
diberi perlakuan role playing. Lavene’s Test. Hasil uji Shapiro-Wilk Test
Dalam pengujian hipotesis, data menunjukkan bahwa data terdistribusi
peningkatan skor kepercayaan diri dari normal (lihat tabel 4). Selanjutnya uji
kelompok eksperimen dan kelompok Lavene’s Test menunjukkan bahwa
kontrol dianalisis dengan menggunakan uji distribusi data adalah homogen (lihat tabel
Independent T-Test. Namun sebelumnya 4).
dilakukan uji prasyarat analisis berupa uji
Tabel 4.
Statistik Shapiro- Lavene’s Equal variances
deskriptif Wilk Test Test for assumed
Kelompok n
Std. for Equality of Sig. (2-
Mean t df
D Normality Variances tailed)
Eksperimen 9 115 13.1 .936 3.47 16 .003*
.591
Kontrol 9 95.1 10.5 .849
*𝜌 < 0.05 : nilai signifikansi
Hasil uji Independent T-Test menunjukkan Berdasarkan analisis data di atas, dapat
angka signifikan antara kelompok disimpulkan bahwa role playing Epiphany
eksperimen dan kelompok kontrol dengan dengan metode cermin mampu
nilai signifikansi (2-tailed) 𝜌 = 0.003 < meningkatkan tingkat kepercayaan diri
0.05 (tabel 4). Maka dapat disimpulkan korban gaslighting.
bahwa terdapat perbedaan peningkatan skor
yang signifikan antara kelompok KESIMPULAN
eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
Alasan terdapat penurunan skor pada dalam penelitian, didapatkan hasil berupa
beberapa subjek pada saat follow up peningkatan skor kepercayaan diri yang
dikarenakan subjek mengalami beberapa signifikan setelah dilakukan role playing
kondisi tekanan di luar variabel penelitian Epiphany dengan metode cermin. Tetapi
yang mengakibatkan subjek mengalami dikarenakan satu dan lain kondisi di luar
penurunan kepercayaan diri. variabel penelitian yang dialami oleh
Selain pengaruh dari variabel eksternal subjek, maka terjadi peningkatan skor yang
yang dialami oleh masing-masing subjek., tidak penelitian yang dialami oleh subjek,
penurunan kepercayaan diri juga maka terjadi peningkatan skor yang tidak
diakibatkan oleh kurangnya waktu dalam signifikan pada saat pengambilan data
pemberian perlakuan terhadap subjek follow up.
sehingga mengakibatkan perubahan
perilaku yang ingin diberikan oleh peneliti KONTRIBUSI PENULIS
kurang diterima secara maksimal. Beberapa N.K.R. sebagai ketua peneliti,
subjek yang pada awalnya memiliki berpartisipasi dalam pemilihan topik
kepercayaan diri rendah dibandingkan utama, penentuan metode penelitian,
subjek lain mungkin memerlukan waktu penyusunan artikel, dan analisis data. R.N.
pemberian perlakuan dengan durasi yang dan N.A. berpartisipasi dalam penyusunan
lebih lama agar perubahan perilaku berupa artikel, penentuan metode penelitian dan
peningkatan kepercayaan diri yang analisis data. R.N.H dan M.A.A.
ditawarkan dapat diterima dengan berpartisipasi dalam penyusunan artikel,
maksimal dan bertahan secara konsisten. pemilihan topik utama dan pembuatan
Oleh karena itu, peneliti memberikan tugas kesimpulan. A. berpartisipasi dalam
individu terhadap masing-masing subjek analisis data dan penyusunan desain
untuk dapat diterapkan dalam kegiatan penelitian.
sehari-hari, seperti terus memberikan
kalimat positif atau afirmasi positif pada ACKNOWLEDGMENTS
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
diri sendiri saat bercermin dan menutup
Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hari dengan mengucapkan terima kasih,
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
serta butterfly hug untuk diri sendiri. Hal
penyusunan artikel ilmiah dengan judul
tersebut diberikan untuk menyempurnakan
kekurangan dalam perlakuan yang “Epiphany (Answer: Love Yourself):
Strategi Meningkatkan Kepercayaan Diri
diberikan oleh peneliti
Korban Gaslighting” tepat pada waktunya
tanpa ada halangan suatu apapun. Artikel Herlina, U. (2015). Teknik Role Playing
ilmiah ini disusun sebagai luaran tambahan dalam Konseling Kelompok. SoSIAL
untuk Program Kreativitas Mahasiswa - HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial,
Riset Sosial Humaniora. 2(1), 94–107.
Penulis menyadari bahwa artikel ilmiah ini Iola, C. (2022). Percaya Diri: Pengertian,
tidak akan tersusun tanpa adanya dukungan Manfaat, & Cara Meningkatkannya.
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh Psychology.Binus.Ac.Id.
sebab itu, penulis memberikan ucapan Klein, W., Li, S., & Wood, S. (2019b). A
terima kasih yang sebesar-besarnya sebagai Qualitative Analysis of Gaslighting in
apresiasi kepada pihak-pihak yang telah Romantic Relationships. 1–48.
membantu dan mendukung peneliti dalam Kurniawan, L., & Limanta, L. S. (2021).
proses penyusunan artikel ilmiah ini: Unwritten Scars: Gaslighting in
Relationships. K@ta Kita, 9(2), 253–
1. LPKA Universitas Islam Sultan Agung 258.
Semarang selaku pihak yang membantu https://doi.org/10.9744/katakita.9.2.25
dan mendukung terlaksananya kegiatan 3-258
penelitian ini. Larasati, M. F. (2022). Semiotic Analysis
2. Bapak Abdurrohim, S.Psi., M.Si selaku of the Love Myself Message in the Bts
dosen pendamping yang telah Song Lyrics “Epiphany.” Journal
membimbing dan mendampingi penulis Communication Spectrum, 12(1), 68–
dalam proses penyusunan artikel ilmiah 76.
ini. https://doi.org/10.36782/jcs.v12i1.218
3. Orang tua, saudara, dan sahabat penulis 3
yang selalu memberi dukungan, baik Muflihah, I., & Naqiyah. Najlatun. (2022).
secara fisik maupun moril. Identifikasi Korban Kekerasan
4. Seluruh pihak yang terlibat dalam Gaslighthing Pada Remaja Putri.
proses penyusunan modul ini. Jurnal Bimbingan Dan Konseling,
Penulis menyadari bahwa masih terdapat 6(2), 238–247.
banyak kesalahan dan kekurangan dalam https://doi.org/10.26539/teraputik.621
artikel ini, oleh karena itu penulis 278
memohon maaf atas kesalahan dan Rais, M. R. (2022). Kepercayaan Diri (Self
kekurangan yang mungkin ditemukan di Confidence) Dan Perkembangannya
dalamnya. Penulis juga mengharapkan Pada Remaja. Al-Irsyad, 12(1), 40.
kritik dan saran yang membangun untuk Septiana, T. (2023). Ciri-Ciri Pelaku
membantu penulis menjadi lebih baik di Gaslighting yang Wajib Dihindari dan
masa depan. Cara Menghadapinya. Kontan.Co.Id.
Tormoen, M. (2019). Gaslighting: How
DAFTAR PUSTAKA Pathological Labels Can Harm
Apriani, R. (2022). Kenali Apa itu Psychotherapy Clients. Journal of
Gaslighting dan Bahayanya. Kompas.Com. Humanistic Psychology.
Aulia, A. (2019). Kekerasan Psikologis: https://doi.org/10.1177/002216781986
Tidak Tampak tapi Berbahaya untuk 4258
Hubunganmu. Kumparan.Com. Winnaiseh, L. (2017). Hubungan Regulasi
Emosi Dengan Emotional Abuse Pada
Remaja Akhir Yang Berpacaran. 1–40.

Anda mungkin juga menyukai