Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kelahiran prematur meningkat dari 7,5% (2 juta kelahiran) menjadi 8,6%
(2,2 juta kelahiran) didunia angka kejadian kelahiran prematur dinegara
berkembang jauh lebih tinggi, seperti india (30%), afrika selatan (15%), sudan
(30%) Malaysia (10%). Angka kelahiran premature berkisar 10-20% di
Indonesia pada tahun 2009 dan angka ini menyebabkan indonesia termasuk
dalam peringkat ke lima dengan kelahiran prematur terbesar.
Kelahiran prematur dapat disebabkan karena adanya masalah pada ibu
hamil maupun pada janin itu sendiri yang merupakan faktor risiko dari
terjadinya kelahiran prematur.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian bayi prematur ?
2. Bagaimana etiologi bayi prematur ?
3. Bagaimana patofisiologi bayi prematur ?
4. Bagaimana klasifikasi bayi prematur ?
5. Bagaimana karakteristik bayi prematur ?
6. Bagaimana kondisi yang menimbulkan bayi prematur ?
7. Bagaimana komplikasi umum bayi prematur ?
8. Bagaimana penatalaksanaan medis pada bayi prematur ?
9. Bagaimana perawatan dampak pemenuhan kebutuhan dasar manusia
dalam konteks keluarga ?
10. Bagaimana asuhan keperawatan pada bayi prematur ?
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian bayi prematur
2. Untuk mengetahui etiologi bayi prematur
3. Untuk mengetahui patofisiologi bayi prematur
4. Untuk mengetahui klasifikasi bayi prematur
5. Untuk mengetahui karakteristik bayi prematur

1
6. Untuk mengetahui kondisi yang menimbulkan bayi prematur
7. Untuk mengetahui komplikasi umum bayi prematur
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis pada bayi premature
9. Untuk mengetahui perawatan dampak pemenuhan kebutuhan dasar
manusia dalam konteks keluarga
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada bayi prematur

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep dasar penyakit dan dampak terhadap pemenuhan KDM


Pengertian
Prematur adalah kelahiran bayi pada saat kelahiran kurang dari 259 hari
dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Bayi prematur adalah bayi yang lahir belum cukup bulan. Berdasarkan
kesepakatan WHO, belum cukup bulan ini dibagi menjadi 3 :
1. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu
2. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34
minggu
3. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 28
minggu. (Martono, Hari,2007).
Etiologi
a. Faktor maternal
Toksemia, hipertensi, malnutrisi/ penyakit kronik, misalnya diabetes
mellitus kelahiran prematur ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana
uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan
prematur, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta.
b. Faktor fetal
Kelainan kromosom (misalnya trisomy autosomal), fetus multi ganda,
cidera radiasi
c. Faktor yang berhubungan dengan kelahiran prematur
1) Kehamilan : malformasi uterus, kehamilan ganda, KPD, preekslamsia,
riwayat kelahiran prematur
2) Penyakit : diabetes maternal, hipertensi kronik, penyakit akut lain
3) Sosial ekonomi : tidak melakukan perawatan prenatal, status sosial
ekonomi rendah, malnutrisi, kehamilan remaja.
d. Faktor resiko persalinan prematur

3
1) Resiko demografik : Ras, usia kurang lebih 40 tahun, status sosio
ekonomi rendah, belum menikah, tingkat pendidikan rendah
2) Resiko medis : persalinan dan kelahiran premature sebelumnya,
abortus trimsetre kedua (lebih dari 2x abortus spontan), anomaly
uterus, penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi), reskio
kehamilan saat ini
3) Resiko perilaku dan lingkungan : nutrisi buruk, merokok (lebih dari 10
rokok sehari), penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya, jarang atau
tidak mendapat perawatan prenatal
4) Faktor resiko portensial : stress, iritabilitas uterus, peristiwa yang
mencetuskan kontraksi uterus, perubahan serviks sebelum persalinan,
ekspansi volume plasma yang tidak adekuat, defisiensi progesterone,
infeksi

4
Patofisiologi

Bayi Lahir Premature

Inadekuat surfaktan Lapisan lemak


belum
terbentuk pada
kulit
Alveolus kolaps
Resiko gangguan
termoregulasi :
hipotermia
Ventilasi berkurang Hipoksia

Peningkatan usaha cedera paru pembentukan


Nafas membran
edema hialin
Takipnea

Pertukaran gas Mengendap


terganggu dialveoli
Pola nafas
tidak efektif

Reflek hisap penguapan


Menurun meningkat

Intake tidak Kekurangan


Adekuat volume cairan

Gangguan nutrisi

Klasifikasi

5
a. Bayi prematur digaris batas
- 37 minggu, masa gestasi, 2500gr-3250gr, 16% seluruh kelahiran
hidup, biasanya normal, (masalah : ketidakstabilan, kesulitan menyusu,
ikterik, respiratory distress syndrome (RDS), penampilan : lipatan pada
kaki sedikit, payudara lebih kecil, lanugo banyak, genitalia kurang
berkembang
- Bayi prematur sedang : 31mg-36 gestasi, 1500gr-2500gr, 6%-7%
seluruh kelahiran hidup, (masalah : ketidakstabilan, pengaturan
glukosa, RDS, ikterik, anemia, infeksi, kesulitan menyusu),
penampilan : seperti pada bayi prematur di garis batas tetapi lebih
parah, kulit lebih tipis, lebih banyak pembuluh darah byang tampak
- Bayi sangat prematur : 24mg- 30mg gestasi, 500-1400gr, 0,8% seluruh
kelahiran hidup, masalah : semua, penampilan : kecil tidak memiliki
lemak, kulit sangat tipis, kedua mata mungkin berdempetan.
Karakteristik
a. Ekstremitas tampak kurus dengan sedikit otot dan lemak sub kutan
b. Kepala dan badan disporsional
c. Kulit tipis dan keriput
d. Tampak pembuluh darah di abdomen dan kulit kepala
e. Lanugo pada extremitas punggung dan bahu
f. Telinga lunak dengan tulang rawan dan mudah dilipat
g. Labia dan clitoris tampak menonjol
h. Sedikit lipatan pada telapak tangan dan kaki
Kondisi yang menimbulkan bayi premature
a. Sistem pernafasan
- Otot-otot pernafasan susah berkembang
- Dinding dada tidak stabil
- Produksi surfaktan penurunan
- Pernafasan tidak teratur dengan periode apnea dan sianosis
- Gangguan reflek dan batuk
b. Sistem perncernaan

6
- Ukuran lambung kecil
- Enzim penurunan
- Garam empedu kurang
- Keterbatasan mengubah glukosa menjadi glikogen
- Keterbatasan melepas insulin
- Kurang koordinasi reflek menghisap dan menelan
c. Kestabilan suhu
- Lemak subkutaneus sedikit, simpanan glikogen dan lipid sedikit
- Kemampuan menggil menurun
- Aktivitas kurang
d. Sistem ginjal
- Ekstresi sodium meningkat
- Kemampuan mengkonsentrasi dan mengeluarkan urin menurun
- Jumlah tubulus glomerulus tidak seimbang untuk proteinas. Amino
dan sodium
e. Sistem saraf
- Respon untuk stimulasi lambat
- Reflek gag, menghisap dan menelan kurang
- Reflek batuk lemah
- Pusat kontrol pernafasan, suhu dan vital lain belum berkabung
f. Infeksi
- Pembentukan antibody kurang
- Tidak ada immunoglobulin M
- Kemotaksis terbatas
- Opsonization penurunan
- Hypo fungsi kel. Adrenal
g. Fungsi liver
- Kemampuan mengkonjugasi bilirubin
- Penurunan Hb setelah lahir
Komplikasi umum
a. Sindrom gawat napas (RDS)

7
Tanda klinisnya : mendengkur, napas cuping hidung, retraksi, sianosis,
peningkatan usaha napas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi, dan
syok
b. Dipslain bronco pulmaner (BPD) dan retinopati prematuritas (ROP)
Akibat terapi oksigen seperti peroporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan
faring.
c. Duktus arteriosus paten (PDA)
d. Necrotizing enterocolitas (NEC)
Penatalaksaan medis
Perawatan di rumah sakit. Mengingat belum sempurnanya kerja
alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan dan
penyesuaian diri dengan lingkungan hidup diluar uterus.
a. Pengaturan suhu
Bila bayi di rawat didalam incubator maka suhu untuk bayi dengan
berat badan kurang dari 2000gr adalah 35 derajatb celcius dan untuk
bayi dengan bb 2-2,5kg adalah 34 derajat celcius agar ia dapat
mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 derajat celcius. Suhu incubator
dapat diturunkan 1 derajat celcius/minggu untuk bayi dengan bb 2kg
dan secara berangsur-angsur ia dapat diletakan dalam tempat tidur bayi
dengan suhuh lingkungan 27 derajat celcius- 29 derajat celcius. Bila
incubator tidak ada pemanasan dapat dilakukan dengan cara
membungksu bayi dan meletakan botol-botol hangat disekitarnya atau
dengan memasang lampu petromax didekat tempat tidur bayi.
b. Pemberian ASI pada bayi prematur
ASI adalah makanan yang terbaik yang diberikan oleh ibu pada bayi,
juga untuk bayi prematur. Komposisis ASI yang dihasilkan ibu yang
melahirkan prematur berbeda dengan komposisi ASI yang dihasilkan
oleh ibu yang melahirkan cukup bulan dan perbedaan ini berlangsung
selama kurang lebih 4 minggu. Kegagalan pada ibu yang melahirkan
prematur disebabkan karena ibu setres, ada perasaan bersalah, kurang
percaya diri, tidak tahu cara memerah ASI. Agar ibu dapat berhasil

8
memberikan ASI perlu dukungan keluarga dan petugas, diajarkan cara
memerah ASI dan menyimpan ASI perah dan cara memberikan ASI
kepada bayi prematur dengan sendok, pipet, ataupun pipa lambung.
c. Makanan bayi
Pada bayi prematur reflek hisap, menelan, dan batuk belum sempurna
kapasitas lambung masih sedikit daya enzim pencernaan terutama
lipase masih kurang disamping itu kebutuhan protein 3-5gr/hari dan
tinggi kalori (110 kalori/kg/hari). Jumlah cairan yang diberikan untuk
pertama kali adalah 1-5ml/jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit
demi sedikit setiap 12 jam. Banyaknya cairan yang diberikan adalah
60mg/kg/hari dan setiap hari dinaikan sampai 200mg/kg/hari pada
akhir mg kedua.
d. Pencegah infeksi
Infeksi disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi
kurang, relative belum sanggup untuk membentuk antibody dan daya
pagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik oleh karena
itu dilakukan tindakan pencegahan yang dimulai pada masa perinatal
memperbaiki keadaan sosial, ekonomi, program pendidikan (nutrisi,
kebersihan dan kesehatan, kb, perawatan antenatal, dan postnatal)
skrining dan vaksinasi tetanus
e. Memberikan sentuhan
Ibu sangat disarankan untuk terus memebrikan sentuhan pada bayinya.
Bayi premature yang mendapat banyak sentuhan ibu. Menurut
penelitian menunjukan kenaikan badan yang lebih cepat daripada si
bayi jarang disentuh
f. Minum cukup
Selama dirawat pihak rumah sakit harus memastikan bayi
mengonsumsi susu sesuai kebutuhan tubuhnya. Selama belum bisa
menghisap dengan benar minum susu dilakukan dengan menggunakan
pipet.
g. Membantu beradaptasi

9
Bila memang tidak ada komplikasi perawatan dirumah sakit bertujuan
membantu bayi beradaptasi dengan lingkungan barunya, setelah
suhunya stabil dan dipastikan tidak ada infeksi bayi biasanya sudah
dibawa pulang.
Perawatan dirumah
a. Minum susu
Bayi premature membutuhkan susu yang berprotein tinggi namun dengan
kuasa tuhan, ibu-ibu hamil yang melahirkan bayi premature dengan
sendirinya akan memproduksi ASI yang proteinnya lebih tinggi
dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Sehingga
diushakan untuk selalu memberikan ASI ekslusif, karena zat gizi yang
terkandung didalamnya belum ada yang menandinginya dan ASI dapat
mempercepat pertumbuhan berat anak
b. Jaga suhu tubuhnya
Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah salah satu tubuh
yang belum stabil. Oleh karena itu, orangtua harus mengusahakan supaya
lingkungan sekitarnya tidak memicu kenaikan atau penurunan suhu tubuh
bayi
c. Pastikan semuanya bersih
Bayi prematur lebih rentan terserang penyakit dan infeksi. Karenanya
orangtua harus berhati-hati menjaga keadaan si kecil supaya tetap bersih
sekaligus meminimalisir terserang infeksi, maka sebaiknya cuci tangan
sebelum memberikan ASI, memperhatikan kebersihan kamar, dan
memperhatikan kebersihan saat akan kontak dengan bayi
d. BAB dan BAK
Bayi prematur masih terhitung wajar jika sudah diberi ASI lalu
dikeluarkan dalam bentuk BAK dan BAB. Menjadi tidak wajar apabila
tanpa diberi ASI pun bayi terus BAB dan BAK. Untuk kasus seperti ini
taka da jalan lain kecuali segera membawanya ke dokter
e. Berikan stimulus yang sesuai

10
Bisa dilakukan dengan berbicara, membelai, memijat, mengajak bermain,
menimang, menggendong, menunjukan perbedaan warna gelap dan terang,
gambar-gambar dan mainan berwarna cerah.
2.2 Konsep Asuhan keperawatan Teoritis
Pengkajian
a. Masalah penyakit yang berkaitan dengan ibu : hipertensi, toksemia,
plasenta previa abrupsio plasenta, inkompeten servikal, kehamilan kembar,
malnutrisi, dan diabetes mellitus. Status sosial ekonomi yang rendah, dan
tiadanya perawatan sebelum kelahiran (prenatal care).
b. Riwayat kelahiran prematur atau aborsi : penggunaan obat-obatan,
alkohol, rokok, dan kafein.
c. Riwayat ibu : umur dibawah 16 tahun atau diatas 35 tahun dan latar
belakang pendidikan rendah, kehamilan kembar, status sosial ekonomi
yang rendah, tiadanya perawatan sebelum kelahiran dan rendahnya gizi,
konsultasi genetik yang pernah dilakukan, kelahiran prematur sebelumnya
dan jarak kehamilan yang berdekatan, infeksi seperti TORCH atau
penyakit seksual lainnya, keadaan seperti toksemia, abrupsio plasentae,
plasenta previa, dan prolapsus tali pusat, konsumsi kafein, rokok, alkohol,
dan obat-obatan, golongan darah, faktor Rh.
d. Bayi pada saat kelahiran : umur kehamilan biasanya antara 24 sampai 37
minggu, rendahnya berat badan pada saat kelahiran, SGA, atau terlalu
besar dibanding umur kehamilan; berat biasanya kurang dari 2500 gram;
kurus, lapisan lemak subkutan sedikit atau tidak ada; kepala relatif lebih
besar dibanding badan, 3 cm lebih besar dibanding lebar dada; kelainan
fisik yang mungkin terlihat; nilai apgar pada 1-5 menit, 0-3 menunjukan
kegawatan yang parah, 4-6 kegawatan sedang, dan 7-10 normal.
Data Fokus :
1) Kardiovaskuler : denyut jantung rata-rata 120-160 permenit pada bagian
apikal dengan ritme yang teratur; pada saat kelahiran, kebisingan jantung
terdengar pada saat seperempat bagian interkostal, yang menunjukan aliran
darah dari kanan ke kiri karena hipertensi atau etelektasis paru.

11
2) Gastrointestinal : penonjolan abdomen; pengeluaran mekonium biasanya
terjadi dalam waktu 12 jam; refleksmenelan dan mengisap yang lemah;
ada atau tidak ada anus; ketidaknormalan kongenital lain.
3) Integumen : kulit yang berwarna merah muda atau merah, kekuning-
kuningan, sianosis, atau campuran bermacam warna; sedikit vernik
kaseosa, dengan rambut laguno disekujur tubuh; kurus, kulit tampak
transparan, halus dan mengkilap; edema yang menyeluruh atau bagian
tertentu yang terjadi pada saat kelahiran; kuku pendek belum melewati
ujung jari, rambut jarang atau mungkin tidak ada sama sekali; petekie atau
ekimosis.
4) Muskuloskeletal : tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan
sempurna, lembut dan lunak; tulang tengkorak dan tulang rusuk lunak;
gunakan lemah dan tidak aktif atau letargik.
5) Neuroligis : repleks dan gerakan pada tes neurologis tampak tidak resisten,
gerak refleks hanya berkembang sebagian; menelan, mengisap, dan batuk
sangat lemah atau tidak efektif; tidak ada atau menurunnya tanda
neurologis; mata mungkin tertutup atau mengatup apabila umur kehamilan
belum mencapai 25-26 minggu; suhu tubuh tidak stabil, biasanya
hipotermia; gemetar, kejang, dan mata berputar-putar, bersifat sementara,
tetapi mungkin juga ini mengindikasikan adanya kelainan neurologis.
6) Paru : jumlah pernafsan rata-rata antara 40-60 per menit diselangi dengan
periode apnea; pernafasan yang tidak teratur, dengan flaring nasal (nasal
melebar) , dengkuran, retraksi (interkostal, suprasternal, substernal);
terdengar suara gemerisik
7) Ginjal : berkemih terjadi setelah 8 jam kelahiran; ketidakmampuan untuk
melarutkan ekskresi ke dalam urine
8) Reproduksi : bayi perempuan (klitoris yang menonjol dengan labium
mayora yang belum berkembang) ; bayi laki-laki (skrotum yang belum
berkembang sempurna dengan ruga yang kecil, testis tidak turun ke dalam
skrotum).

12
9) Temuan Sikap : tangis yang lemah, tidak efektif dan tremor; repleks moro
yang lemah atau tidak tampak
Diagnosa dan Rencana Asuhan keperawatan

Tujuan dan kriteria


Diagnosa Intervensi
No hasil
1. Risiko tinggi Menjaga dan 1) Kumpulkan data
gawat pernafasan memaksimalkan penilaian yang
b/d fungsi paru-paru berkaitan dengan
ketidakmatangan kegawatan
paru karena 2) Waspada apneu
kurang reproduksi yang berlangsung
surfaktan lebi dari 20 detik.
3) Beri dan pantau
bantuan pernafasan
4) Pantau dan kaji
analisis gas darah
5) Siapkan dan
lakukan terapi
farmakologis
berkolaborasi
dengan dokter
2. Risiko tinggi Menjaga suhu 1) Jaga temperatur
hipotermia b/d lingkungan netral ruang perawatan 25
prematuritas atau derajat selcius
perubahan suhu 2) Ukur suhu
lingkungan 3) Lakukan prosedur
penghangatan
4) Tempatkan bayi
dalam inkubator
jika ditentukan
5) Atur suhu 37-37,5

13
derajat selcius
6) Jaga suhu kulit 36-
36,5 derajat selcius
7) Pantau bayi
terhadap perubahan
yang
mengindikasikan
adanya stres dingin

3. Gangguan nutrisi Meningkatkan dan 1) Pantau repleks


kurang dari menjaga asupan mengisap dan
kebutuhan tubuh kalori dan asupan kemampuan
b/d kurangnya status gizi bayi menelan bayi
asupan kalori zat 2) Pantau dan hitung
besi dan kalsium kebutuhan kalori
bayi
3) Beri ASI 2-6 jam
setelah kelahiran
dari 3-5 ml
4) Pantau berat badan
bayi dengan asupan
kalori yang
diberikan
5) Kolaborasi dengan
dokter dengan
pemberian
dekstrosa 10%
4. Kekurangan Menjaga 1) Awasi dan
volume cairan b/d keseimbangan hitunglah
pengeluaran yang cairan dan kebutuhan cairan
disebabkan oleh elektrolit bayi

14
imatunitas, 2) Berikan cairan 150-
pemanas radian 18- ml/kg, jika
atau pancaran diperlukan dapat
atau pengeluaran dinaikan sampai
melalui kulit atau 200 ml/kg
paru 3) Timbang bayi
setiap hari
4) Pantau dan catat
asupan dan
pengeluaran cairan
bayi setiap jam
5) Periksa berat jenis
urine dan
glikosuria
6) Jaga suhu
lingkungan netral,
berikan bayi
pakaian yang tepat
untuk menghindari
kemungkinan
kehilangan cairan
5. Perubahan sensori Memastikan 1) Kaji kemampuan
penglihatan, tingkat respon bayi dam respon
pendengaran, terhdap rangsangan stimulan atau
kinestetik b/d sensori rangsangan
kekurangan atau 2) Lakukan stimulasi
kelebihan visual
rangsangan 3) Beri stimulasi
lingkungan pendengaran
perawatan 4) Lakukan stimulasi
taktil atau rabaan

15
5) Laukakan stiulasi
pengecap dengan
cara memberi dot
atau asi

BAB III
PENUTUP

16
3.1 Kesimpulan
Dalam perawatan premature baik di rumah sakit ataupun perawatan di
rumah harus dengan cara perawatan yang intensive. Berbeda dengan bayi yang
cukup umur pertumbuhan dan perkembangan. pada pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi prematur tidak jauh terlihat perbedaanya pada bayi
premature kematangan dari otak kemudian mata,paru,jantung,kulit akan
mengalami pertumbuhan yang lambat.apabila bayi yang matur pembentukan
otaknya akan lambat sehingga untuk pembentukan organ lain akan mengalami
pertumbuhan dalam waktu yang lambat.

DAFTAR PUSTAKA

17
KusumaNur, HandayaniSiti, danSurasmi, 2003 Perawatan bayi risiko tinggi,
Jakarta, EGC
Glover, Barbara, dan Christine, 1995, Perawatan bayi prematur, Jakarta ,Arcan
http://www.google.com/url?
q=http://eprints.undip.ac.id/44517/3/Cahya_Supimantri_22010110120024_BA_B
_2_KTI.pdf
http://www.google.com/url?q=http://library.usu.ac.id/download.fk

18

Anda mungkin juga menyukai