NPM : 1826010056
KELAS : 6B KEPERAWATAN
SOAL
NO 1.
Periode perkembangan metodologi penelitian yang dikemukakan oleh Rummel yang
dikutip oleh Prof. Sutrisno Hadi MA digolongkan sebagai berikut :
a. Periode Trial and Error
Dalam periode ini diisyaratkan bahwa ilmu pengetahuan masih dalam
keadaan embrional. Dalam periode ini orang menyusun ilmu pengetahuan dengan
cara mencoba- coba berulang kali sampai dijumpia suatu pemecahan masalah
yang diangap memuaskan.
NO 2
Dikarenakan deduksi adalah Deduksi adalah proses pemikiran di dalamnya akal kita
dari pengetahuan yang umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih khusus atau
proses berpikir dari hal yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus seperti:
• Semua makhluq yang bernyawa pasti mati
• Manusia adalah makhluq yang bernyawa
• Tumbuhan adalah makhluq yang bernyawa
• Hewan adalah makhluq yang bernyawa
• Jadi, Manusia, Tumbuhan, Hewan pasti akan mati
Dan Induksi adalah proses berpikir di dalam akal kita dari pengetahuan tentang
kejadian atau pristiwa-pristiwa dan hal-hal yang lebih kongkrit dan khusus untuk
menyimpulkan pengetahuan yang lebih umum seperti :
• Besi di panaskan memuai
• Seng di panaskan memuai
• Emas di panaskan memuai
• Perak di panaskan memuai
• Besi, Seng, Emas dan Perak adalah logam
• Jadi : Setiap logam yang di panaskan akan memuai.
NO 03
JUDUL : HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEJADIAN
TEMPER TANTRUM PADA ANAK PRASEKOLAH (USIA 3-6 TAHUN) DI PAUD
PUTRI AYU KOTA BENGKULU
RUMUSAN MASALAH :
“ Apakah ada hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian temper tantrum pada anak
prasekolah di PAUD Putri Ayu Kec. Ratu Samban, Kota Bengkulu ?”
HIPOTESIS :
Hipotesis dapat diartikan sebagai rumusan jawaban sementara atau dugaan sehingga
untuk membuktikan benar/tidaknya dugaan tersebut perlu diuji terlebih dahulu (Husna dan
Suryana, 2017). Hipotesis adalah asumsi pernyataan hubungan antara dua variabel atau lebih
yang diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian. Sehingga hipotesis tidak menilai
benar atau salah tetapi menguji asumsi dengan data empiris apakah sahih atau tidak
(Surahman, 2016). Hipotesis pada penelitian ini ada hubungan pola asuh orang tua dengan
kejadian temper tantrum pada anak prasekolah usia 3-6 tahun, yaitu :
Hα : Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kejadian temper tantrum pada anak
prasekolah (usia 3-6 tahun) di PAUD Putri Ayu Kota Bengkulu.
Ho : Tidak ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kejadian temper tantrum pada
anak prasekolah (usia 3-6 tahun) di PAUD Putri Ayu Kota Bengkulu.
NO 04
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan total
sampling, artinya seluruh populasi dijadikan sampel. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh anak prasekolah (usia 3-6 tahun) di PAUD Putri Ayu Kota Bengkulu yang berjumlah
36 orang.
Kriteria inklusi sebagai berikut :
a. Responden orang tua dari siswa/i PAUD Putri Ayu Kota Bengkulu.
b. Responden bersedia menjadi sampel penelitian.
c. Responden dapat berkomunikasi dengan baik.
Kriteria sampel eksklusi sebagai berikut :
a. Tidak bersedia menjadi responden.
b. Responden yang tidak selesai menjawab pertanyaan pada lembar kuesioner.
NO 05
A. Rancanagan Penelitian
penelitian, sumber daya penelitian dan kendala penelitian (Husna dan Suryana, 2017).
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif
penelitian studi korelasi (correlation study), prinsipnya ada dua variabel bebas dan
variabel terikat diukur pada tiap-tiap unit pengamatan. Kemudian sejumlah “n” pasangan
Penelitian cross-sectional memiliki kelebihan rancangan yaitu mudah dan ekonomis dari
sisi waktu, cepat karena hanya sekali pengamatan atau pengukuran variabel, variabel
yang diteliti lebih baik variabel bebas maupun terikat yang dapat digali dan dipelajari
Yang saya ketahui tentang rancangan penelitian adalah rancangan yang akan kita
NO 06
tingkat instrument bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur. Vasiliditas
pada dasarnya tergantung dari penggunaan dan subjek yang di ambil oleh peneliti yang
menyatakan suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai dengan porsinya.
Menurut Sugiyono (2004) reabilitas dibagi menjadi instrument eksternal dan internal.
Instrument eksternal menguji reliabilitas secara test vreset, ekuivalen dan gabungan antara
keduanya. Sedangkan instrument eksternal uji realibitas dengan cara menganalisa butir-butir
NO 07
Metode penelitian eksperimen termasuk dalam metode penelitian kuantitatif. Fraenkel
dan Wallen (2009) menyatakan bahwa eksperimen berarti mencoba, mencari, dan
mengkonfirmasi. Gordon L Patzer (1996) menyatakan bahwa hubungan kausal atau sebab
akibat adalah inti dari penelitian eksperimen. Hubungan kausal adalah hubungan sebab
akibat, hal ini berarti bila variabel independen diubah-ubah nilainya maka akan merubah nilai
dependen. Misalnya, bila niai insentif dinaikturunkan maka akan merubah nilai kinerja
pegawai.
Penelitian eksperimental merupakan suatu metode penelitian yang meliputi delapan
tahap, yaitu:
1. Memilih ide atau topik penelitian
2. Merumuskan masalah penelitian
3. Merumuskan hipotesis penelitian
4. Menentukan variabel penelitian
5. Menentukan tipe dan desain penelitian
6. Merencanakan dan melaksanakan penelitian
7. Menganalisis hasil penelitian
8. Membuat kesimpulan
NO 08
Ada 3 prinsip dasar yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan validitas eksperimen
yaitu:
A. Replikasi
Yaitu frekuensi atau pengulangan perlakuan dalam suatu eksperimen atau penelitian yang
sama dengan dilakukan secara berulang-ulang. Dalameksperimen psikologi, replikasi
digunakan dalam 2 pengertian. Pertama, replikasi pengulangan pada perlekuan unit-unit
eksperimen yang berbeda dengan unit eksperimen yang diujicobakan sebelumnya.
B. Randomisasi
Tujuan randomisasi adalah agar pengelompokan subjek ke dalam kelompok ekperimen dan
kontrol menjadi lebih objektif.
Penentuan anggota sampel dengan randomisasi disebut random assignment.
Randomisasi bertujuan mengurangi bias yang disebabkan oleh kesalahan sistematis
(systematic error) yang dilakukan secara sengaja oleh peneliti dalam menentukan subjek-
subjek yang akan diteliti.
C. Kontrol Internal
Adalah mengendalikan kondisi lapangan dari heterogen menjadi homogeny. Caranya dengan
membagi unit-unit eksperimen dalam kelompok-kelompok, sehingga antarkelompok
memiliki homogenitas dan perimbangan, kecuali perlakuan yang harus dibuat secara
berbeda.imbang, kesalahan dapat diminimalkan dan dikendalikan.
Kontrol internal berguna untuk membuat prosedur uji lebih kuat, lebih efisien, dan lebih
sensitive. Hal ini karena pengelompokan yang homogen dan berimbang, kesalahan dapat
diminimalkan dan dikendalikan.
NO 09 : 0,04 %