Harsoyo (1977), mengemukakan ciri-ciri ilmu itu ada empat, yaitu: bersifat rasional, empiris,
umum dan akumulatif. Dari ke empat ciri tersebut, Anda diajak untuk memaknai masing-
masing ciri dan mengaplikasikannya dalam contoh-contoh kongkrit.
1. Bersifat Rasional
Hasil dari proses berfikir merupakan akibat dari penggunaan akal (rasio) yang bersifat
objektif.
Contoh:
• Penggunaan pembelajaran partisipatif dapat menumbuhkan kreativitas pada siswa, karena
pada pelaksanaannya setiap siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat
/gagasan, atau dalam mengambil keputusan
• Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan kerjasama diantara peserta
belajar, karena dalam pelaksanaannya peserta belajar dibagi dalam kelompok kecil untuk
memecahkan suatu permasalahan
2. Bersifat Empiris
Ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh pancaindera, ilmu sifatnya tidak abstrak.
Berdasarkan pengalaman hidup dan penelitian dapat menghasilkan ilmu.
Contoh:
• Penggunaan pembelajaran partisipatif didasarkan pada pengamatan bahwa keaktifan dan
kreatvitas peserta didik sangat memuaskan, karena setiap siswa diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dalam berbagai aspek
• Penggunaan pembelajaran kooperatif dianggap efektif dalam menciptakan peserta didik
untuk belajar bekerja sama ketika harus memecahkan suatu masalah, sehingga pada diri anak
tumbuh rasa kebersamaan
3. Bersifat Umum
Hasil dari ilmu dapat dipergunakan oleh semua manusia tanpa kecuali. Ilmu tidak hanya
dapat dipergunakan untuk wilayah tertentu, tetapi ilmu dapat dimanfaatkan secara makro
tanpa dibatasi oleh ruang.
Contoh:
• Penggunaan model pembelajaran partisipatif ataupun pembelajaran kooperatif tidak hanya
digunakan oleh seorang guru dalam mata pelajaran tertentu, tetapi dapat juga digunakan oleh
guru lainnya dalam mata pelajaran yang berbeda
• Penggunaan media dengan memanfaatkan potensi lokal dalam pembelajaran dapat
digunakan pada tempat-tempat tertentu sesuai dengan potensi lokal yang dimilikinya
3. Bersifat Akumulatif
Hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian berikutnya. Ilmu sifatnya
tidak statis, setelah diperoleh ilmu tentang sesuatu, maka akan muncul ilmu-ilmu baru
lainnya.
Contoh:
• Setelah muncul model pembelajaran partisipatif dan model pembelajaran kooperatif,
muncul lagi model pembelajaran lainnya , misalnya model kontekstual learning
Parson (1946) menyatakan bahwa penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara
sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang
dapat dipecahkan.
John (1949) mengartikan penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektivitas
yang jelas untuk menemukan hubungan antarfakta dan menghasilkan dalil atau hukum.
Dewey (1936) penelitian merupakan transformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi
yang dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubungannya. Seperti
mengubah unsur dari situasi orisinal menjadi suatu keseluruhan yang bersatu padu.
Woody (1927) mengungkapakan bahwa penelitian merupakan sebuah pemikiran kritis (critical
thinking). Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah,
memformulasikan hipotesa atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-
kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan untuk menentukan
apakah ia cocok dengan hipotesa.
(Whitney, 1960)
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang ditetapkan dan
jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian. Beberapa sifat yang harus dipenuhi
sehingga tujuan penelitian dikatakan baik yaitu: spesifik, terbatas, dapat diukur, dan dapat
diperiksa dengan melihat hasil penelitian. Tujuan terujung suatu penelitian adalah untuk
merumuskan
pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap
pertanyaan penelitian tersebut
Terdapat bermacam tujuan penelitian, dipandang dari usaha
untuk membatasi ini, yaitu:
1. Eksplorasi
Umumnya, peneliti memilih tujuan eksplorasi karena tuga macam maksud, yaitu: (a)
memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami, (b) menguji kelayakan
dalam melakukan penelitian/studi yang lebih mendalam nantinya, dan (c) mengembangkan
metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih mendalam hasil penelitian eksplorasi,
karena merupakan penelitian penjelajahan, maka sering dianggap tidak memuaskan.
Kekurang-puasan terhadap hasil penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling
(representativeness). Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti “pembukaan
jalan”, sehingga setelah “pintu terbuka lebar-lebar” maka diperlukan penelitian yang lebih
mendalam dan terfokus pada sebagian dari “ruang di balik pintu yang telah terbuka” tadi.
2. Deskripsi
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau
membedakannya dengan fenomena yang lain.
3. Prediksi
Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang memungkinkan
kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan mengetahui (berdasar) hal
yang lain (Y). Prediksi sering kita pakai sehari-hari, misalnya dalam menerima mahasiswa
baru, kita gunakan skor minimal tertentu—yang artinya dengan skor tersebut, mahasiswa
mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya
(prediksi hubungan antara skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya).
4. Eksplanasi
Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua fenomena atau lebih.
Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah suatu eksplanasi (keterkaitan sebab-
akibat) valid atau tidak, atau menentukan mana yang lebih valid diantara dua (atau lebih)
eksplanasi yang saling bersaing. Penelitian eksplanasi (menerangkan) juga dapat bertujuan
menjelaskan, misalnya, “mengapa” suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan
lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya. Catatan: dalam penelitian deskriptif hanyadijelaskan
bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya, tapi
tidak dijelaskan “mengapa” (hubungan sebab-akibat) hal tersebut terjadi.
5. Aksi
Penelitian aksi (tindakan) dapat meneruskan salah satu tujuan diatas dengan penetapan
persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu. Penelitian ini umumnya
dilakukan dengan eksperimen tidakan dan mengamati hasilnya; berdasar hasil tersebut
disusun persyaratan solusi. Misal, diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara
luar sudah lebih dingin dari suhu ruang, orang tetap memakai AC (tidak mematikannya).
Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu mengingatkan orang bahwa
udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam. Ternyata dari beberapa alat bantu,ada satu
yang paling dapat diterima. Dari temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di
atas.
(Siyoto & Sodik,2015)
Daftar Pustaka
Siyoto.S. & Sodik.A., (2015).Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media Publishing :
Karanganyar.
Budiharto, Widodo (2015). Metode Penelitian Ilmu Komputer Dengan Komputasi Statistika
Berbasis R. Deepublish : Yogyakarta
Narbuko, Cholid,& Achmadi. A. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.
Nawawi, H. (2005). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mata University
Press.
F.L,Whitney.(1960).The Elements of Resert.Asian Eds. Osaka: Overseas Book Co