Anda di halaman 1dari 5

PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat, mendengar,


merasakan, dan berpikir yang menjadi dasar manusia dan bersikap dan bertindak. Ilmu
merupakan bagian dari pengetahuan yang memberikan penjelasan mengenai fakta atau
fenomena alam (fakta yang benar atau umumnya bernilai benar). Pengetahuan yang
menjelaskan fenomena alam bermanfaat untuk memprediksi fenomena-fenomena alam.
Pengetahuan yang terkandung yang dinilai dalam ilmu dinilai sebagai pengetahuan yang
benar untuk menjawab masalah-masalah dalam kehidupan manusia.
(Widodo, 2015)
Ilmu pengetahuan memiliki sifat utama yaitu tersusun secara sistematik dan runtut
dengan menggunakan metode ilmiah. Karenanya sementara orang menganggap perlunya
memiliki sikap ilmiah untuk menyusun ilmu pengetahuan tersebut atau dengan kata lain ilmu
pengetahuan memiliki tiga sifat utama tersebut, yaitu :
1) Sikap ilmiah
2) Metode ilmiah
3) Tersusun secara sistematik dan runtut
Sikap ilmiah menuntun orang untuk berpikir dengan sikap tertentu. Dari sikap tersebut orang
dituntun dengan cara tertentu untuk menghasilkan ilmu pengetahuan. Selanjutnya cara
tertentu itu disebut metode ilmiah.
Periode perkembangan metodologi penelitian yang dikemukakan oleh Rummel yang
dikutip oleh Prof. Sutrisno Hadi MA digolongkan sebagai berikut :
a. Periode Trial and Error
Dalam periode ini diisyaratkan bahwa ilmu pengetahuan masih dalam keadaan embrional.
Dalam periode ini orang menyusun ilmu pengetahuan dengan cara mencoba-coba berulang
kali sampai dijumpia suatu pemecahan masalah yang diangap memuaskan.
b. Periode Authority and Tradition
Pada periode ini kebenaran ilmu pengetahuan didasarkan atas pendapat para pemimpin atau
penguasa waktu itu. Pendapat-pendapat itu dijadikan ajaran yang harus diikuti begitu saja
oleh rakyat banyak dan mereka harus menerima bahwa ajaran tersebut benar. Di samping
pendapat para penguasa atau pemimpin, tradisi dalam kehidupan manusia memang
memegang peranan yang sangat penting di masa lampau dan menentang tradisi merupakan
hal yang tabu. Karenanya tradisi dipercaya sebagai hal yang benar, sehingga tradisi
menguasai cara berpikir dan cara kerja manusia berabad-abad lamanya. Sebagai
contoh,sampai pertengahan abad 20, petani Jawa masih memegang tradsisi bahwa mereka
akan segera turun ke aswaah apabila telah melihat bintang biduk (gubuk penceng) sebagai
pertanda mulai turun hujan.
c. Periode Speculation and Argumentation
Pada periode ini ajaran atau doktrin para pemimpin atau penguasa serta tradisi yang bercakal
dalam kehidupan masyrakat mulai menggunakan dialektika untuk mengadakan diskusi dalam
memecahkan masalah untuk memperoleh kebenaran. Dengan kata lain, masyarakat mulai
membentuk kelompok-kelompok spekulasi untuk memperoleh kebenaran dan menggunakan
argumen-argumen. Masing-masing kelompok membuat spekulasi dan argumen yang berbeda
dalam memperoleh kebenran. Oleh sebab itu, pada saat ini orang terlalu mendewakan akal
dan kepandaian silat lidahnya, yang kadang-kadang dibuat-buta supaya tampak masuk akal.
d. Periode Hypothesis and Experimentation
Pada periode ini orang mulai mencari rangkaian tata cara untuk menerangkan suatu kejadian.
Mula-mula membuat dugaan-dugaan (hipotesis-hipotesis), kemudian mengumpulkan fakta-
fakta kemudian dianalisis dan diolah, hingga akhirnya ditarik kesimpulan. Fakta-fakta
tersebut diperoleh dengan eksperimen atau observasi-observasi serta dokumen-dokumen.
(Narbuko, Cholid dan Achmadi, 2012)

KARAKTERISTIK ILMU PENGETAHUAN


Berdasarkan kehidupan manusia, kita dapat merasakan berbagai kemajuan yang
diakibatkan oleh perkembangan ilmu. Contoh: Anda masih ingat orang bisa mendarat ke
bulan, sebelumnya hal tersebut dianggap mustahil, tetapi dengan adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi ternyata orang sampai juga ke bulan. Demikian juga contoh lain
yaitu orang mempunyai anak hasil bayi tabung.
Secara umum karakteristik ilmu adalah:
1. Bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
Ilmu dapat dipergunakan untuk penelitian dan penemuan hal-hal baru, dan tidak menjadi
monopoli bagi yang menemukannya saja. Setiap orang dapat menggunakan atau
memanfaatkan hasil penemuan orang lain.
Contoh:
• Penggunaan metode yang digunakan dalam pembelajaran tidak hanya ceramah, tetapi ada
metode lain misalnya diskusi yang bisa digunakan dikelas dalam rangka mengaktifkan siswa.
• Media pembelajaran tidak selamnya harus elektronik, tetapi manual juga bisa digunakan
selama tepat dalam penggunaannya
2. Kebenarannya tidak mutlak
Kebenaran suatu ilmu tidak selamanya mutlak, hal ini terjadi karena yang
menyelidiki/menemukannya adalah manusia. Kekeliruan/kesalahan yang mungkin terjadi
bukan karena metode, melainkan terletak pada manusia yang
kurang tepat dalam penggunaan metode tersebut.
Contoh:
• Pendekatan dalam pembelajaran muncul berbagai nama, misalnya pembelajaran partisipatif,
kontekstual learning, kooperatif learning
3. Bersifat Objektif
Prosedur kerja atau cara penggunaan metode dalam menemukan/meneliti sesuatu harus
didasarkan pada metode yang bersifat ilmiah, tidak tergantung pada pemahaman secara
pribadi.
Contoh:
• Berbagai model pembelajaran muncul dengan diawali penggunaannnya dalam
pembelajaran, kemudian diteliti efektivitas dari masing-masing model
tersebut, kemudian disosialisasikan
(Nawawi, 2005)

Harsoyo (1977), mengemukakan ciri-ciri ilmu itu ada empat, yaitu: bersifat rasional, empiris,
umum dan akumulatif. Dari ke empat ciri tersebut, Anda diajak untuk memaknai masing-
masing ciri dan mengaplikasikannya dalam contoh-contoh kongkrit.
1. Bersifat Rasional
Hasil dari proses berfikir merupakan akibat dari penggunaan akal (rasio) yang bersifat
objektif.
Contoh:
• Penggunaan pembelajaran partisipatif dapat menumbuhkan kreativitas pada siswa, karena
pada pelaksanaannya setiap siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat
/gagasan, atau dalam mengambil keputusan
• Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan kerjasama diantara peserta
belajar, karena dalam pelaksanaannya peserta belajar dibagi dalam kelompok kecil untuk
memecahkan suatu permasalahan
2. Bersifat Empiris
Ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh pancaindera, ilmu sifatnya tidak abstrak.
Berdasarkan pengalaman hidup dan penelitian dapat menghasilkan ilmu.
Contoh:
• Penggunaan pembelajaran partisipatif didasarkan pada pengamatan bahwa keaktifan dan
kreatvitas peserta didik sangat memuaskan, karena setiap siswa diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dalam berbagai aspek
• Penggunaan pembelajaran kooperatif dianggap efektif dalam menciptakan peserta didik
untuk belajar bekerja sama ketika harus memecahkan suatu masalah, sehingga pada diri anak
tumbuh rasa kebersamaan
3. Bersifat Umum
Hasil dari ilmu dapat dipergunakan oleh semua manusia tanpa kecuali. Ilmu tidak hanya
dapat dipergunakan untuk wilayah tertentu, tetapi ilmu dapat dimanfaatkan secara makro
tanpa dibatasi oleh ruang.
Contoh:
• Penggunaan model pembelajaran partisipatif ataupun pembelajaran kooperatif tidak hanya
digunakan oleh seorang guru dalam mata pelajaran tertentu, tetapi dapat juga digunakan oleh
guru lainnya dalam mata pelajaran yang berbeda
• Penggunaan media dengan memanfaatkan potensi lokal dalam pembelajaran dapat
digunakan pada tempat-tempat tertentu sesuai dengan potensi lokal yang dimilikinya
3. Bersifat Akumulatif
Hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian berikutnya. Ilmu sifatnya
tidak statis, setelah diperoleh ilmu tentang sesuatu, maka akan muncul ilmu-ilmu baru
lainnya.
Contoh:
• Setelah muncul model pembelajaran partisipatif dan model pembelajaran kooperatif,
muncul lagi model pembelajaran lainnya , misalnya model kontekstual learning

CIRI-CIRI METODE ILMIAH


Metode ilmiah sebagai suatu cara/prosedur dalam mencari kebenaran
ilmiah mempunyai ciri :
1. Memperoleh keterangan yang cukup dan teliti
2. Menggunakan pemikiran logis dan teratur
3. Menyusun suatu pengetahuan yang sistematik
4. Membatasi masalahnya dengan garis tegas
5. Menemukan hukum-hukum,prinsip-prinsip umum sebagai suatu teori
dasar yang dapat dipercaya untuk dipergunkan dimasa depan
6. Menguji dan menunjukan pokok-pokok dan penemuan-penemuan
PENGERTIAN PENELITIAN

Menurut kutipan beberapa para ahli, penelitian diartikan sebagai


berikut :

Parson (1946) menyatakan bahwa penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara
sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang
dapat dipecahkan.

John (1949) mengartikan penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektivitas
yang jelas untuk menemukan hubungan antarfakta dan menghasilkan dalil atau hukum.

Dewey (1936) penelitian merupakan transformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi
yang dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubungannya. Seperti
mengubah unsur dari situasi orisinal menjadi suatu keseluruhan yang bersatu padu.

Woody (1927) mengungkapakan bahwa penelitian merupakan sebuah pemikiran kritis (critical
thinking). Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah,
memformulasikan hipotesa atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-
kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan untuk menentukan
apakah ia cocok dengan hipotesa.

(Whitney, 1960)
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang ditetapkan dan
jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian. Beberapa sifat yang harus dipenuhi
sehingga tujuan penelitian dikatakan baik yaitu: spesifik, terbatas, dapat diukur, dan dapat
diperiksa dengan melihat hasil penelitian. Tujuan terujung suatu penelitian adalah untuk
merumuskan
pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap
pertanyaan penelitian tersebut
Terdapat bermacam tujuan penelitian, dipandang dari usaha
untuk membatasi ini, yaitu:
1. Eksplorasi
Umumnya, peneliti memilih tujuan eksplorasi karena tuga macam maksud, yaitu: (a)
memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami, (b) menguji kelayakan
dalam melakukan penelitian/studi yang lebih mendalam nantinya, dan (c) mengembangkan
metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih mendalam hasil penelitian eksplorasi,
karena merupakan penelitian penjelajahan, maka sering dianggap tidak memuaskan.
Kekurang-puasan terhadap hasil penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling
(representativeness). Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti “pembukaan
jalan”, sehingga setelah “pintu terbuka lebar-lebar” maka diperlukan penelitian yang lebih
mendalam dan terfokus pada sebagian dari “ruang di balik pintu yang telah terbuka” tadi.
2. Deskripsi
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau
membedakannya dengan fenomena yang lain.
3. Prediksi
Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang memungkinkan
kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan mengetahui (berdasar) hal
yang lain (Y). Prediksi sering kita pakai sehari-hari, misalnya dalam menerima mahasiswa
baru, kita gunakan skor minimal tertentu—yang artinya dengan skor tersebut, mahasiswa
mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya
(prediksi hubungan antara skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya).
4. Eksplanasi
Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua fenomena atau lebih.
Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah suatu eksplanasi (keterkaitan sebab-
akibat) valid atau tidak, atau menentukan mana yang lebih valid diantara dua (atau lebih)
eksplanasi yang saling bersaing. Penelitian eksplanasi (menerangkan) juga dapat bertujuan
menjelaskan, misalnya, “mengapa” suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan
lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya. Catatan: dalam penelitian deskriptif hanyadijelaskan
bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya, tapi
tidak dijelaskan “mengapa” (hubungan sebab-akibat) hal tersebut terjadi.
5. Aksi
Penelitian aksi (tindakan) dapat meneruskan salah satu tujuan diatas dengan penetapan
persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu. Penelitian ini umumnya
dilakukan dengan eksperimen tidakan dan mengamati hasilnya; berdasar hasil tersebut
disusun persyaratan solusi. Misal, diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara
luar sudah lebih dingin dari suhu ruang, orang tetap memakai AC (tidak mematikannya).
Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu mengingatkan orang bahwa
udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam. Ternyata dari beberapa alat bantu,ada satu
yang paling dapat diterima. Dari temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di
atas.
(Siyoto & Sodik,2015)

Daftar Pustaka
Siyoto.S. & Sodik.A., (2015).Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media Publishing :
Karanganyar.
Budiharto, Widodo (2015). Metode Penelitian Ilmu Komputer Dengan Komputasi Statistika
Berbasis R. Deepublish : Yogyakarta
Narbuko, Cholid,& Achmadi. A. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.
Nawawi, H. (2005). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mata University
Press.
F.L,Whitney.(1960).The Elements of Resert.Asian Eds. Osaka: Overseas Book Co

Anda mungkin juga menyukai