OLEH KELOMPOK 1 :
Bengkulu, 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................1
C. Tujuan................................................................................................2
D. Manfaat .............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Praktik Keperawatan Mandiri.........................................3
B. Tujuan Praktik Keperawatan Mandiri...............................................3
C. Unsur-unsur Praktik Keperawatan Mandiri.......................................6
D. Lingkup Praktik Keperawatan di Rumah..........................................9
E. Jenis Pelayanan Keperawatan di Rumah.........................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................11
B. Saran................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001
merupakan kekuatan hukum bagi perawat yang membuka praktik mandiri
perawat. Menurut konsorsium ilmu-ilmu kesehatan (1992), praktek mandiri
perawat adalah tindakan mandiri perawat profesional atau ners melalui
kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga
kesehatan lain dalam upaya memberikan asuhan keperawatan yang holistic
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan,
termasuk praktik keperawatan individu dan berkelompok. Didalam
Kepmenkes 1239/2001, telah diatur sedemikian rupa tentang praktik
keperawatan seperti perizinan dan praktek perawat.
Namun, dalam aplikasinya, masih terdapat perawat yang membuka praktik
mandiri dan tidak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Kepmenkes
1239/2001. Bahkan banyak perawat terutama di daerah yang tidak memiliki
SIP dan SIP. Misalnya dari catatan Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI) Babel, dari 300 perawat di Kota Pangkalpinang belum satupun yang
memiliki SIK dan SIPP, padahal banyak yang memberikan pengobatan medis
kepada masyarakat. Setelah di sahkannya undang-undang keperawatan pada
September 2014. Perawat kini sudah dapat membuka praktik keperawatan
mandiri dan juga berhak memasang papan nama praktik perawat.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Praktik Keperawatan Mandiri
b. Tujuan Praktik Keperawatan Mandiri
c. Unsur-unsur Praktik Keperawatan Mandiri
d. Lingkup Praktik Keperawatan di Rumah
e. Jenis Pelayanan Keperawatan di Rumah
1
C. Tujuan Penulisan
Membantu proses pembelajaran dalam mata kuliah entrepreneurship dalam
keperawatan.
D. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3) Hubungan interpersonal dengan klien secara langsung
c. Area keperawatan yang melibatkan perawat meliputi :
1) Mendorong dan mengadakan suatu latihan fisik secara periodik dan
pemantauan terhadap proses penyakit (mis.hipertensi, diabetes
militus dan kanker).
2) Memimpin pelaksanaan pendidikan kesehatan masyarakat melalui
pameran kesehatan dan program kesehatan mental.
3) Mendukung undang-undang yang ditujukan untuk pemeliharaan
kesehatan dan program perlindungan anak dan.
4) Peningkatan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja, dll.
2. Pencegahan Penyakit
Aktivitas pencegahan penyakit secara objektif untuk mengurangi risiko
penyakit, untuk meningkatkan kebiasaan kesehatan yang baik dan untuk
mempertahankan fungsi individu secara optimal.
a) Aktivitas atau kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain sebagai
berikut :
1) Melakukan program pendidikan di rumah sakit, misalnya perawat
ibu hamil, program melarang atau menghindari rokok, seminar
”mengurangi atau mencegah stres” dll.
2) Program umum dan dasar yang dapat meningkatkan gaya hidup
sehat, misalnya melakukan senam aerobik, berenang atau program
kebugaran.
3) Memberikan informasi tentang kesehatan, makanan yang sehat,
olah raga dan lingkungan yang sehat melalui liflet, media massa
atau media elektronik.
4) Menyediakan pelayanan keperawatan yang dapat menjamin
kesehatan ibu hamil dan kelahiran bayinya dengan sehat.
5) Memantau tumbuh kembang bayi dan balita.
6) Memberikan imunisasi.
4
7) Melakukan pemeriksaan untuk medeteksi tekanan darah tinggi,
kadar kolesterol, dan kanker
8) Melakukan konseling mengenai pencegahan akibat kekurangan
nutrisi dan penghentian rokok.
5
3) ¬Ketertarikan pada faktor lingkungan sehubungan dengan
penyebab penyakit karena stres.
6
2. Memonitor dan menjamin kualitas praktik pelayanan kesehatan. Tanggung
jawab terhadap kegiatan-kegiatan praktik professional, seperti memonitor
kemampuan sendiri, memonitor efek-efek intervensi medis, mensupervisi
pekerjaan-pekerjaan personil yang kurang terampil dan berkonsultasi
dengan orang yang tepat. Karena ruang lingkup dan kompleksitas praktik
keperawatan maka diperlukan keterampilan-keterampilan dan pemecahan
masalah, berfikir kritis serta bertinfak etis dan legal terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan dan tidak diskriminatif.
3. Memberikan bantuan dan caring. Caring adalah bagian yang terpenting
dalam praktik keperawatan. Bantuan termasuk menciptakan suasana
penyembuhan, memberikan kenyamanan membangun hubungan dengan
klien melalui asuhan keperawatan. Peran membantu seharusnya menjamin
partisipasi penuh dari klien dalam perencanaan asuhan, pencegahan, dan
treatmen dan asuhan yang diberikan. Perawat memberikan informasi
penting mengenai proses penyakit, gejala-gejalanya, dan efek samping
pengobatan.
4. Penyuluhan-penyuluhan kepada individu, keluarga maupun masyarakat
mengenai masalah-masalah kesehatan adalah fungsi penting dalam
keperawatan.
5. Mengorganisir dan mengola sistem pelayanan kesehatan. Perawat
berpartisipasi dalam membentuk dan mengola sistem pelayanan kesehatan,
ini termasuk menjamin kebutuhan klien terpenuhi, mengatasi kekurangan
staf, menghadapi birokrasi, membangun dan memelihara tim terapeutik,
dan mendapatkan asuhan spesialis untuk pasien. Perawat bekerja
intersektoral dengan rumah sakit, puskesmas, institusi pelayanan kesehatan
lain, dan sekolah. Profesi keperawatan harus mempengaruhi strategi
kebijaksanaan kesehatan, baik tingkat local, regional maupun
internasional, aktif terlibat dalam program perencanaan, pengalokasian
dana, mengumpulkan, menganalisis dan memberikan informasi kepada
semua level.
7
Pasien atau klien yang memperoleh pelayanan keperwatan di rumah dapat
merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit,
maupun puskesmas. Namun pasien atau klien dapat langsung menghubungi
agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktik keperawatan perorangan
untuk memperoleh pelayanan.
8
Persayaratan pasien atau klien yang menerima pelayanan
perawatan dirumah :
1. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau
menjadi pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola.
2. Bersedia menandatangai persetujuan setelah diberikan informasi
(Informed Consent).
3. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan
kesehatan dirumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan
haknya dalam menerima pelayanan.
9
4. Sebagai pembela atau pendukung (advokat) klien dalam memenuhi
kebutuhan asuhan keperawatan klien di rumah dan bila diperlukan untuk
tindak lanjut kerumah sakit dan memastikan terapi yang klien dapatkan
sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan
pelayanan atau asuhan yang diterima oleh klien.
5. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah
dilakukan, mencakup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di
lakukan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktek keperawatan mandiri adalah tindakan mandiri perawat profesional
atau ners melalui kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien
maupun tenaga kesehatan lain dalam upaya memberikan asuhan keperawatan
yang holistic sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai
tatanan, termasuk praktik keperawatan individu dan berkelompok.
Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) haru
diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga
dan masyarakat, perawatan diri, dan peningkatan kepercayaan diri. Sehingga
tingkat kesehatan diindonesia menjadi lebih baik jikalau keperawatan mandiri
dilaksanakan secara baik dan benar. Oleh karena itu sebenarnya keperawatan
mandiri menjadi pendukung meningkatnya pelayanan kesehatan yang perlu
dilindungi oleh pemerintah.
B. Saran
1. Pemerintah seharusnya melindungi praktek keperawatan mandiri karena
mampu meningkatkan derajat kesehatan.
2. Praktek keperawatan mandiri seharusnya diberi pelatihan pelatihan supaya
dapat meningkatkan ketrampilan dan skill.
11
DAFTAR PUSTAKA