Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MENDIRIKAN PRAKTIK MANDIRI (HOME CARE)


KEPERAWATAN

OLEH KELOMPOK 1 :

CHAIRISKA PUTRI. M. S 1826010056


RESI PURNAMA SARI 1826010040
ENDANG SRI MULYANI 1826010043
WELIA SOMITA G 1826010063
M. YOGA FATHANAH 1826010065

DOSEN PENGAMPU : Ns. DEVI LISTIANA S.Kep.M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR

Atas keagungan Sang Mahadaya Ilmu, sudah seharusnya kita sebagai


manusia selalu mengucapkan syukur atas anugrah dan kekuatan yang diberikan
oleh-Nya khusus kepada penulis dalam menuangkan setiap untaian kata untuk
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Mendirikan Praktik Mandiri (Home
Care) Keperawatan” Makalah ini ditujukan untuk mata kuliah Enterpreneurship
Dalam Keperawatan.
Penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi standar atau kriteria
penilaian mata kuliah kuliah Enterpreneurship Dalam Keperawatan yang
diberikan secara kelompok. Dalam makalah ini akan diuraikan lebih lanjut tentang
berbagai hal tentang mendirikan praktek mandiri keperawatan.
Melalui makalah ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah Enterpreneurship Dalam Keperawatan yang telah
membimbing penulis dalam menuangkan ide gagasan dalam penulisan makalah
ini dan ucapan terimakasih kepada teman-teman dalam memberikan informasi
tentang “Mendirikan Praktik Mandiri (Home Care) Keperawatan”.
Penulis berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber informasi tentang “Mendirikan Praktik Mandiri (Home Care)
Keperawatan “ dan di jadikan sebagai salah satu contoh karya ilmiah makalah
yang baik dan benar.

Bengkulu, 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................1
C. Tujuan................................................................................................2
D. Manfaat .............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Praktik Keperawatan Mandiri.........................................3
B. Tujuan Praktik Keperawatan Mandiri...............................................3
C. Unsur-unsur Praktik Keperawatan Mandiri.......................................6
D. Lingkup Praktik Keperawatan di Rumah..........................................9
E. Jenis Pelayanan Keperawatan di Rumah.........................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................11
B. Saran................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001
merupakan kekuatan hukum bagi perawat yang membuka praktik mandiri
perawat. Menurut konsorsium ilmu-ilmu kesehatan (1992), praktek mandiri
perawat adalah tindakan mandiri perawat profesional atau ners melalui
kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga
kesehatan lain dalam upaya memberikan asuhan keperawatan yang holistic
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan,
termasuk praktik keperawatan individu dan berkelompok. Didalam
Kepmenkes 1239/2001, telah diatur sedemikian rupa tentang praktik
keperawatan seperti perizinan dan praktek perawat.
Namun, dalam aplikasinya, masih terdapat perawat yang membuka praktik
mandiri dan tidak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Kepmenkes
1239/2001. Bahkan banyak perawat terutama di daerah yang tidak memiliki
SIP dan SIP. Misalnya dari catatan Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI) Babel, dari 300 perawat di Kota Pangkalpinang belum satupun yang
memiliki SIK dan SIPP, padahal banyak yang memberikan pengobatan medis
kepada masyarakat. Setelah di sahkannya undang-undang keperawatan pada
September 2014. Perawat kini sudah dapat membuka praktik keperawatan
mandiri dan juga berhak memasang papan nama praktik perawat.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Praktik Keperawatan Mandiri
b. Tujuan Praktik Keperawatan Mandiri
c. Unsur-unsur Praktik Keperawatan Mandiri
d. Lingkup Praktik Keperawatan di Rumah
e. Jenis Pelayanan Keperawatan di Rumah

1
C. Tujuan Penulisan
Membantu proses pembelajaran dalam mata kuliah entrepreneurship dalam
keperawatan.

D. Manfaat

Memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan


perawat dalam mendirikan praktek mandiri, juga diharapkan menjadi
informasi bagi tenaga kesehatan lain terutama dalam membuka praktek
mandiri.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Praktik Keperawatan Mandiri


Menurut konsorsium ilmu-ilmu kesehatan (1992) praktek keperawatan
adalah tindakan mandiri perawat profesional atau ners melalui kerjasama yang
bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan lain dalam
upaya memberikan asuhan keperawatan yang holistic sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan, termasuk praktik
keperawatan individu dan berkelompok.
Sementara pengetahuan teoritik yang mantap dan tindakan mandiri
perawat profesional dengan menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap
dan kokoh mencakup ilmu dasar dan ilmu keperawatan sebagai landasan dan
menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan dalam melakukan
asuhan keperawatan (pojok keperawatan CHS, 2002).

B. Tujuan Praktik Keperawatan Mandiri


Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) haru
diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga
dan masyarakat, perawatan diri, dan peningkatan kepercayaan diri.
Praktik keperawatan meliputi empat area yang terkait dengan kesehatan
(kozier & Erb, 1999), yaitu :
1. Peningkatan kesehatan (Health Promotion)
a. Peningkatan Kesehatan :
Peningkatan Kesehatan adalah kerangka aktivitas keperawatan.
Kesadaran diri klien, kesadaran kesehatan, keterampilan kesehatan dan
penggunaan semua sumber yang dipertimbangkan sebagai perawatan
yang di berikan oleh perawat.
b. Kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kesehatan memerlukan :
1) Pendidikan untuk publik atau masyarakat dan individu
2) Perundang-undangan atau kebijakan yang mendukung

3
3) Hubungan interpersonal dengan klien secara langsung
c. Area keperawatan yang melibatkan perawat meliputi :
1) Mendorong dan mengadakan suatu latihan fisik secara periodik dan
pemantauan terhadap proses penyakit (mis.hipertensi, diabetes
militus dan kanker).
2) Memimpin pelaksanaan pendidikan kesehatan masyarakat melalui
pameran kesehatan dan program kesehatan mental.
3) Mendukung undang-undang yang ditujukan untuk pemeliharaan
kesehatan dan program perlindungan anak dan.
4) Peningkatan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja, dll.

2. Pencegahan Penyakit
Aktivitas pencegahan penyakit secara objektif untuk mengurangi risiko
penyakit, untuk meningkatkan kebiasaan kesehatan yang baik dan untuk
mempertahankan fungsi individu secara optimal.
a) Aktivitas atau kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain sebagai
berikut :
1) Melakukan program pendidikan di rumah sakit, misalnya perawat
ibu hamil, program melarang atau menghindari rokok, seminar
”mengurangi atau mencegah stres” dll.
2) Program umum dan dasar yang dapat meningkatkan gaya hidup
sehat, misalnya melakukan senam aerobik, berenang atau program
kebugaran.
3) Memberikan informasi tentang kesehatan, makanan yang sehat,
olah raga dan lingkungan yang sehat melalui liflet, media massa
atau media elektronik.
4) Menyediakan pelayanan keperawatan yang dapat menjamin
kesehatan ibu hamil dan kelahiran bayinya dengan sehat.
5) Memantau tumbuh kembang bayi dan balita.
6) Memberikan imunisasi.

4
7) Melakukan pemeriksaan untuk medeteksi tekanan darah tinggi,
kadar kolesterol, dan kanker
8) Melakukan konseling mengenai pencegahan akibat kekurangan
nutrisi dan penghentian rokok.

b) Peran perawat dalam upaya peningkatan kesehatan meliputi hal-hal


berikut :
1) Bertindak sebagai model peran dalam berperilaku serta bergaya
hidup sehat.
2) Mengajarkan klien tentang strategi keperawatan dan usaha
meningkatkan kesehatan, misalnya dengan cara perbaikann
gizi, pengendalian stres, usaha untuk membina hubungan yang
baik dengan sesama.
3) Memengaruhi klien untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
4) Menunjukkan klien cara pemecahan masalah yang tepat dan
mengambil keputusan yang efektif.
5) Menguatkan perilaku peningkatan kesehatan pribadi dan
keluarga.

3. Pemeliharaan Kesehatan (Health maintenance)


Kegiatan keperawatan dalam pemeliharaan kesehatan adalah kegiatan
yang membantu klien memelihara status kesehatan mereka. Perawat
melakukan aktivitas untuk membantu masyarakat mempertahankan status
kesehatannya.
i. Tiga perkembangan pemeliharaan kesehatan :
1) Mencoba mengidentifikasi gejala penyakit kronis sebelum
penderita mengidapnya, misalnya melakukan pemeriksaan fisik
secara teratur, untuk usia di atas 35 tahun
2) Meningkatkan ketertarikan terhadap masalah kesehatan
sehubungan dengan perubahan struktur sosial masyarakat.

5
3) ¬Ketertarikan pada faktor lingkungan sehubungan dengan
penyebab penyakit karena stres.

4. Pemulihan kesehatan (Health Restoration)


Pemulihan kesehatan berarti perawat membantu pasien meningkatkan
kesehatan setelah pasien memiliki masalah kesehatan atau penyakit.

Kegiatan yang dilakukan dalam perbaikan kesehatan meliputi hal-


hal berikut :
1. Memberikan perawatan secara langsung pada individu yang sedang
sakit, misalnya dengan memberikan perawatan fisik.
2. Memberikan perawatan pada pasien yang mengalami gangguan
kesehatan mental.
3. Melakukan diagnostik dan pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit.
4. Merencanakan pengajaran dan rehabilitasi pada pasien-pasien tertentu,
misalnya pda pasien stroke, serangan jantung, artritis.

C. Unsur-unsur Praktik Keperawatan Mandiri


Walaupun praktik keperawatan itu kompleks, ia juga dinamis, selalu
merespon terhadap perubahan kebutuhan kesehatan, dan terhadap kebutuhan-
kebutuhan perubahan sistem pelayanan kesehatan. Menurut WHO (1996),
unsur-unsur inti keperawatan tergambarkan dalam kegiatan-kegiatan berikut :
1. Mengelola kesehatan fisik dan mental serta kesakitan, kegiatannya
meliputi pengkajian, monitoring, koordinasi dan mengelola status
kesehatan setiap saat bekerjasama dengan individu, keluarga maupun
masyarakat. Perawatan mengkaji kesehatan klien, mendeteksi penyakit
yang akut atau kronis, melakukan penelitian dan menginterpretasikannya,
memilih dan memonitor interprensi tarapeutik yang cocok, dan melakukan
semua ini dalam hubungan yang suportif dan carring. Perawat harus bisa
memutuskan kapan klien dikelola sendiri dan kapan harus dirujuk ke
profesi lain.

6
2. Memonitor dan menjamin kualitas praktik pelayanan kesehatan. Tanggung
jawab terhadap kegiatan-kegiatan praktik professional, seperti memonitor
kemampuan sendiri, memonitor efek-efek intervensi medis, mensupervisi
pekerjaan-pekerjaan personil yang kurang terampil dan berkonsultasi
dengan orang yang tepat. Karena ruang lingkup dan kompleksitas praktik
keperawatan maka diperlukan keterampilan-keterampilan dan pemecahan
masalah, berfikir kritis serta bertinfak etis dan legal terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan dan tidak diskriminatif.
3. Memberikan bantuan dan caring. Caring adalah bagian yang terpenting
dalam praktik keperawatan. Bantuan termasuk menciptakan suasana
penyembuhan, memberikan kenyamanan membangun hubungan dengan
klien melalui asuhan keperawatan. Peran membantu seharusnya menjamin
partisipasi penuh dari klien dalam perencanaan asuhan, pencegahan, dan
treatmen dan asuhan yang diberikan. Perawat memberikan informasi
penting mengenai proses penyakit, gejala-gejalanya, dan efek samping
pengobatan.
4. Penyuluhan-penyuluhan kepada individu, keluarga maupun masyarakat
mengenai masalah-masalah kesehatan adalah fungsi penting dalam
keperawatan.
5. Mengorganisir dan mengola sistem pelayanan kesehatan. Perawat
berpartisipasi dalam membentuk dan mengola sistem pelayanan kesehatan,
ini termasuk menjamin kebutuhan klien terpenuhi, mengatasi kekurangan
staf, menghadapi birokrasi, membangun dan memelihara tim terapeutik,
dan mendapatkan asuhan spesialis untuk pasien. Perawat bekerja
intersektoral dengan rumah sakit, puskesmas, institusi pelayanan kesehatan
lain, dan sekolah. Profesi keperawatan harus mempengaruhi strategi
kebijaksanaan kesehatan, baik tingkat local, regional maupun
internasional, aktif terlibat dalam program perencanaan, pengalokasian
dana, mengumpulkan, menganalisis dan memberikan informasi kepada
semua level.

7
Pasien atau klien yang memperoleh pelayanan keperwatan di rumah dapat
merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit,
maupun puskesmas. Namun pasien atau klien dapat langsung menghubungi
agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktik keperawatan perorangan
untuk memperoleh pelayanan.

Mekanisme yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :


1. Pasien atau klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih
dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di
rawat di rumah atau tidak.
2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di
rumah, maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang
merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan dirumah,
kemudia bersama-sama klien dan keluarga, akan menentukan masalahnya,
dan membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan
mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga
mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran,
serta jangka waktu pelayanan.
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksanaan keperawatan
dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana
yang direkrut oleh pengelola perawatan di rumah. Pelayanan dikoordinir
dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang
dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh
koordinator kasus.
4. Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan
kesepakatan.

8
Persayaratan pasien atau klien yang menerima pelayanan
perawatan dirumah :
1. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau
menjadi pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola.
2. Bersedia menandatangai persetujuan setelah diberikan informasi
(Informed Consent).
3. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan
kesehatan dirumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan
haknya dalam menerima pelayanan.

D. Lingkup Praktik Keperawatan Di Rumah.


Lingkup praktik keperawatan mendiri meliputi asuhan keperawatan
perinatal, asuhan keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan
keperawatan dewasa, dan asuhan keperawatan maternitas, asuhan keperawatan
jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.
Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :
1. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian
bio-psiko-sosio-spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung,
melakukan observasi, dan wawancara langsung, menentukan masalah
keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan tindakan
keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan-tindakan
keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis),
memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan evaluasi.
2. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada
klien, dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggungjawaban dan
tanggung gugat untuk perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa
pelayanan keperawatan yang diberikan.
3. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara
berkelompok.

9
4. Sebagai pembela atau pendukung (advokat) klien dalam memenuhi
kebutuhan asuhan keperawatan klien di rumah dan bila diperlukan untuk
tindak lanjut kerumah sakit dan memastikan terapi yang klien dapatkan
sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan
pelayanan atau asuhan yang diterima oleh klien.
5. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah
dilakukan, mencakup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di
lakukan.

E. Jenis Pelayanan Keperawatan Di Rumah


Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :
1. Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling
banyak di laksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan
alasan kenapa perlu di rawat di rumah. Individu yang sakit memerlukan
asuhan keperawatan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah tingkat
keparahan sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit.
2. Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada pomosi
dan prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu
bagaimana bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh
kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses menua,
serta tentang diit mereka.
3. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada
penyakit-penyakit terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis
seperti diabet, stroke, hipertensi, masalah-masalah kejiwaan, dan asuhan
pada anak.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktek keperawatan mandiri adalah tindakan mandiri perawat profesional
atau ners melalui kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien
maupun tenaga kesehatan lain dalam upaya memberikan asuhan keperawatan
yang holistic sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai
tatanan, termasuk praktik keperawatan individu dan berkelompok.
Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) haru
diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga
dan masyarakat, perawatan diri, dan peningkatan kepercayaan diri. Sehingga
tingkat kesehatan diindonesia menjadi lebih baik jikalau keperawatan mandiri
dilaksanakan secara baik dan benar. Oleh karena itu sebenarnya keperawatan
mandiri menjadi pendukung meningkatnya pelayanan kesehatan yang perlu
dilindungi oleh pemerintah.

B. Saran
1. Pemerintah seharusnya melindungi praktek keperawatan mandiri karena
mampu meningkatkan derajat kesehatan.
2. Praktek keperawatan mandiri seharusnya diberi pelatihan pelatihan supaya
dapat meningkatkan ketrampilan dan skill.

11
DAFTAR PUSTAKA

Chazawi, A. 2007. Malpraktik Kedokteran. Malang : Bayu Media


Publishing.

Praptianingsih, S. 2006. Kedudukan Hukum Perawat Dalam Upaya


Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit. Jakarta: PT. Raja Grafindo Prsada.

Rivai, dkk. 2008. Kebijakan Praktik Perawat.

Anda mungkin juga menyukai