Anda di halaman 1dari 20

PENANGANAN KESEHATAN

JIWA : INTERVENSI PSIKOLOGI


KORBAN BENCANA

OLEH KELOMPOK 4 :
•CHAIRISKA PUTRI M.S 1826010056

•ENDANG SRI MULYANI 1826010043

•RESI PURNAMA SARI 1826010040


•RUBI YANTI RAHMADANI 1826010052
•CHELLY MASHITA 1826010057
•M. YOGA PATHANAH 1826010065
•DEXI ELAN SARI 1826010071
BENCANA
 Kejadian yang disebabkan oleh manusia
ataupun alam yang mengakibatkan
kerusakan dan kehancuran sehingga perlu
bantuan orang lain untuk memperbaikinya

PENYEBAB BENCANA
 Perubahan alam : gunung meletus,
gempa bumi, banjir bandang, angin
topan, tsunami, angin puting beliung,
wabah.
 Buatan manusia : teror bom, konflik
akibat pertikaian yang berkepanjangan.
PROSES TERJADINYA
BENCANA
Non Bencana Pasca
Bencana Bencana

Pra Trauma Emerg


bencana
Stabil

bencana Krisis Rekonst


RESPONS INDIVIDU TERHADAP
BENCANA
1. Reaksi individu segera (24 jam)
setelah bencana adalah :
• Tegang, cemas, panik
• Terpaku, linglung, syok, tidak percaya
• Gembira atau eforia, tidak terlalu
merasa menderita
• Lelah, bingung
• Gelisah, menangis, menarik diri
• Merasa bersalah
RESPONS INDIVIDU TERHADAP
BENCANA
2. Minggu pertama – ketiga setelah
bencana
• Ketakutan, waspada, sensitif, mudah
marah, kesulitan tidur
• Khawatir, sangat sedih
• Mengulang-ulang flashback kejadian
• Bersedih

Reaksi positif yang masih dimiliki : berharap


atau berpikir tentang masa depan, terlibat
dalam kegiatan menolong dan
menyelamatkan
Menerima bencana sebagai takdir
RESPONS INDIVIDU TERHADAP
BENCANA
3. Lebih dari minggu ketiga setelah bencana
Reaksi yang diperlihatkan dapat menetap
dan dimanifestasikan dengan:
• Kelelahan
• Merasa panik
• Kesedihan terus berlanjut, pesimis dan berpikir
tidak realistis
• Tidak beraktivitas, isolasi dan menarik diri
• Kecemasan yang dimanifestasikan dengan
gejala fisik : palpitasi, pusing, letih, mual,
sakit kepala, dll
RESPONS INDIVIDU TERHADAP
BENCANA
 Pada sebagian korban selamat dapat
terjadi gangguan mental akut yang timbul
beberapa minggu hingga berbulan-bulan
sesudah bencana.
 Bentuk gangguan tersebut antara lain :
reaksi akut terhadap stres, berduka dan
berkabung, gangguan mental yang
terdiagnosis, gangguan penyesuaian,
gangguan mental yang kambuh kembali
atau semakin berat dan psikosomatis.
CARA MENGELOLA BENCANA
1. Program antisipatif untuk kondisi
pra bencana
Non & Pra bencana
2. Tindakan segera untuk kondisi
segera setelah bencana
Bencana/ emergency
3. Pemulihan untuk kondisi pasca
bencana.
Rekonstruksi
PEMULIHAN
 Tindakan perbaikan : pembangunan
kembali sarana fisik yang rusak,
sekolah dan bekerja kembali serta
melanjutkan kehidupan sesuai
dengan kondisi saat ini.
Prevensi primer ditujukan bagi
masyarakat yang tidak terganggu
mentalnya sedangkan prevensi
sekunder ditujukan bagi masyarakat
yg menunjukkan masalah psikososial
dan gangguan jiwa
PEMULIHAN
 Fase penataan dilakukan terhadap
infrastruktur yang rusak dan
membangun kembali sistem
kehidupan bermasyarakat.

 Fase mitigasi : merancang


aktivitas-aktivitas yang berorientasi
pada masa depan untuk mencegah
bencana sekunder yang akan terjadi
atau meminimalkan dampak bencana
INTERVENSI SAAT BENCANA
1. Segera (24 jam) setelah bencana
Pertolongan kedaruratan
Memenuhi kebutuhan dasar

2. Minggu pertama – ketiga setelah bencana

3. Setelah minggu ke tiga bencana


Intervensi psikososial secara umum
Intervensi psikososial secara khusus
Evaluasi dan rujukan
INTERVENSI PSIKOLOGI KORBAN
BENCANA
Intervensi psikososial umum
 Identifikasi individu dengan koping in
efektif
 Bina hubungan saling percaya
 Penuhi kebutuhan fisik yang mendesak
 Mobilisasi dukungan sosial (tapi jangan
memaksa)
 Cegah timbulnya bahaya yang lain
 Mulai berkomunikasi (verbal dan non
verbal)
 Sampaikan bahwa semua korban
bencana merasakan perasaan yang sama
 Tetap mensupervisi perawatan sampai
reaksi berlalu
Intervensi psikososial khusus
 Konseling trauma
 Konseling berduka
 Bimbingan antisipasi
 Konseling krisis
 Konseling untuk menyelesaikan
masalah
Konseling Trauma
 Dengarkan ungkapan perasaan dgn penuh
perhatian
 Tanya & klarifikasi u/ m’gali lagi
pengalamannya
 Coba u/ memahami penderitaan yg dialami
oleh pasien & keluarga
 Sampaikan bhw sdr akan selalu membantu &
perlihatkan bhw memahami apa yg dirasakan
 Sampaikan bhw orang lainpun mengalami hal
yg sama bila mengalami kejadian yg dialami
 Bicarakan cara terbaik yg dpt dilakukan untuk
mengatasi masalah
KONSELING PROSES BERDUKA
 Pendekatan dengan lemah lembut
 Tanyakan ttg kondisi keluarganya & kmdn
bicarakan ttg korban yg meninggal
 Motivasi u/ berbagi informasi ttg keluarga
yg meninggal
 Fokuskan pembicaraan pada hubungan
dgn orang-orang terdekat sebelum
bencana dan arti kehilangan secara pribadi
Bimbingan Antisipasi
 Bantu pasien u/ menerima bhw reaksi yg
diper-lihatkan adalah normal shg dpt
mengurangi rasa tdk berarti & putus asa
 Informasikan ttg stress yg alamiah &
intensitas perasaan dpt berkurang seiring
dg berjln waktu
 Lakukan pertemuan2 yg berisi informasi2
yg perlu diketahui korban
 Fokuskan pd kekuatan kelompok u/
menghadapi krisis secara bersama-sama,
tidak difokuskan pd reaksi akibat stres
secara individu
Konseling Krisis
 Bersama pasien mengidentifiksi masalah
yg menyebabkan ia meminta pertolongan
 Bantu pasien u/ membuat daftar alternatif
& strategi u/ mengatasi masalahnya
 Bantu pasien u/ menilai dukungan sosial
yg tersedia
 Bantu pasien u/ mengambil keputusan yg
tepat bagi dirinya
 Bantu pasien u/ melaksanakan keputusan
yg sdh diambil
 Mendiskusikan persepsi pasien ttg
kemampuan- nya
Konseling untuk menyelesaikan masalah

 Mengidentifikasi masalah
 Mengidentifikasi alternatif pemecahan
masalah melalui curah pendapat
 Bandingkan keuntungan dan kerugian dari
setiap penyelesaian masalah
 Identifikasi solusi yang paling sesuai u/
pasien
 Implementasikan bentuk penyelesaian yg
telah dipilih
EVALUASI DAN RUJUKAN
Kriteria kasus yang perlu dirujuk :
 Kasus-kasus gangguan mental
 Korban dengan gejala-gejala psikologis
yang tidak memperlihatkan perubahan
setelah 3 minggu dilakukan intervensi oleh
perawat
 Korban yang mengalami disfungsi
 Korban yang berniat bunuh diri
 Penyalahgunaan alkohol / obat-obatan
 Kekerasan fisik dalam keluarga
 Kelompok resiko tinggi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai