Anda di halaman 1dari 13

Catatan MPK Kuantitatif

Nama : Muhammad Alfhian Nurhakim


NIM : D0219061
Ilmu Komunikasi A 2019

A. Pertemuan 1
Topik : Perbedaan Kuantitatif dan Kualitatif
Contoh kasus : pada suatu hari di waktu siang yang sangat panas ada seorang
bapak bapak di pinggir sungai sedang membawa alat untuk memancing,
beliau memakai kaos lengan panjang, dan membawa ember untuk tempat
hasil pancingan.

Kuantitatif : Orang kuanti akan berdiri jauh dari bapak2 tersebut dan
memanfaatkan panca indera peneliti untuk meneliti bapak itu.

Contohnya: orang kuanti akan menggunakan pengamatan mereka untuk


melihat kalau bapak itu membawa alat memancing, ember, dan lain
sebagainya. Kulitnya akan merasakan panas dan orang kuanti berasumsi itu
yang menjadikan alasan bapak itu menggunakan lengan panjang
dikarenakan mau memancing di tempat yang panas. Indera penciuman akan
mencium bau amis dari ikan yang ditangkapnya dan telinga sang peneliti
akan mendengar teriakan semangat dari bapak itu jika mendapatkan ikan.
Dari itu semua, sang peneliti bisa menyimpulkan kalau bapak itu sedang
melakukan aktivitas memancing di tempat yang panas dan berhasil
mendapatkan ikan.

Kuali : Dinyatakan dalam bentuk kata kata, menunjukkan karakteristik atau


sifat
B. Pertemuan 2
Charles Pierce mempunyai pendapat terhadap kesimpulan yg diambil:

1. Metode Keteguhan (Method of Tenancity)


Orang akan cenderung untuk berpegang teguh pada pendapatnya
sendiri karena telah diyakini sejak lama.

2. Metode Otoritas (Method of Authority)


Jawaban kedua, orang tua Benny menunjuk pada tulisan dalam
berita surat kabar bahwa ada film yang merusak perilaku remaja. Ini
diperkuat dengan kotbah di masjid dan gereja. Jawaban ini disebut jawaban
metode otoritas. Metode Otoritas itu sendiri adalah Pendapat yang diperkuat
dengan pendapat orang lain. Kebenaran pernyataan dibuktikan dengan
menunjuk pada pernyataan orang yang dianggap ahli.

3. Metode Intuisi (Method of Intuition)


Jawaban ketiga, orang tua benny diberi tahu sebuah hasil penelitian
yang menunjukkan efek positif. Metode ini disebut metode intuisi. Pendapat
dibuktikan dengan keyakinan kita yang sudah jelas dan tidak perlu
dijelaskan. Dikarenakan keyakinan ini didasarkan pada anggapan umum.

4. Metode Ilmiah (Scientific Method)


Mengecek kesimpulan dengan melakukan pengamatan ulang dan
tidak mudah percaya hoax dan juga melihat penelitian terdahulu.
Mahasiswa biasanya akan menggunakan Scientific Method karena memang
mempelajari dan mengkaji dari hasil penelitian peneliti terdahulu sebelum
melakukan penelitian.
PERBEDAAN ANGGAPAN UMUM DAN ILMU

1. Informasi dalam anggapan umum biasanya tidak disertai dengan


penjelasan mengapa itu terjadi. Contoh: petani tidak dapat
menjelaskan mengapa munculnya rasi bintang tertentu menimbulkan
iklim yang baik untuk bertanam padi, seandainya pun bisa dijelaskan,
penjelasan tersebut seringkali tidak bisa diuji relevansinya dengan fakta.

Bedanya dengan ilmu: ilmu berusaha menemukan dan merumuskan


kondisi yang menentukan terjadinya suatu peristiwa dengan penjelasan
ilmiah
2. Informasi dalam anggapan umum mengandung konsep-konsep
yang pengertiannya luas dan kabur.
Contoh: pertanyaan “air membeku bila didinginkan secukupnya” Air
apa? Air hujan? Air sumur? Air jeruk? (luas) Secukupnya itu pada
temperatur Kalau ilmu diungkapkan dalam bentuk kuantifikasi, yaitu
pemberian bilangan nilai yang pasti dan bilangan pada gejala yang
diteliti.
3. Anggapan umum diterima tanpa diuji kebenarannya

Contoh: Anggapan bencana disebabkan oleh banyaknya tempat maksiat


namun belum pernah diuji kebenarannya dengan suatu penelitian.
Bedanya dengan ilmu, secara sistematis dan empiris harus diuji
kebenarannya. Testabilitas, atau hal yang dapat diuji menjadi ciri pokok
perbedaan ilmu dan anggapan.

4. Anggapan umum tidak pernah mempersoalkan kontrol sementara


dalam ilmu, kontrol sangat diperlukan.
Contoh: Gejala mahasiswa mengantuk di sore hari
1. Mungkin Mereka lelah
2. Kebanyakan makan siang
3. Temperatur ruangan yang terlalu hangat
4. Tempat duduk terlalu empuk
Semua variabel tersebut dalam ilmiah harus diuji terlebih dahulu untuk
mendapatkan kesimpulan yang sesuai dan mendekati kebenaran.
5. Ilmu, dalam menjelaskan gejala yang diamatinya, selalu
menghindari penjelasan metafisis (tidak bisa diterima oleh
penjelasan nalar)
Dalam menjelaskan gejala, penjelasan metafisis tidak apa-apa. Tapi
dalam pembuktian ilmiah harus dihindari, dikarenakan penjelasan
metafisis masihlah sulit menemukan buktinya.

C. Pertemuan 3
Proses Penelitian Kuantitatif yaitu :

1. Kalau kuantitatif masalah yang diangkat dan saat mengajukan harus jelas,
kalau kuali semakin ragu-ragu semakin bagus.
2. Masalah diidentifikasi dan diberi batasan supaya tetap fokus pada tema,
kemudian baru dirumuskan.
3. Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
4. Menggunakan teori untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah.
5. Jawaban awal terhadap rumusan masalah disebut hipotesis
Hipotesis I (Hi) = kata depan „ada hubungan‟ antara variabel dan variabel
Hipotesis O (Ho) = kata depan „tidak ada hubungan‟ antara variabel dan
variabel. Jadi, hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian.
6. Membuktikan kebenaran secara empiris dengan pengumpulan data (ex:
kuesioner).
7. Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu, jika terlalu banyak
berarti bisa memakai sampel yang representatif/mewakilkan saja.
Cara mencari sumber masalah untuk penelitian :
• Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan
kenyataan yang terjadi
• Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan
dengan kenyataan yang sudah terjadi
• Ada pengaduan suatu topik/ informasi

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan. Beberapa rumusan masalah


adalah :

1. Deskriptif
Berkenaan dengan pernyataan terhadap keadaan variabel mandiri, baik
hanya pada satu sampel/lebih.
Contoh :
a. Seberapa baik kinerja karyawan PT. XYZ?
Variabel : kinerja karyawan
Sampel : karyawan PT. XYZ
b. Bagaimana sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi PQRS
Variabel : sikap masyarakat
Sampel : perguruan tinggi PQRS

2. Komparatif
Penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada
dua atau lebih sampel yang berbda, atau pada waktu yang berbeda
Contoh :
a. Adakah perbedaan cara promosi antara perusahaan A dan B (1 variabel
dan 2 sampel)
Variabel : Cara promosi
Sampel : perusahaan A, perusahaan B
b. Adakah perbedaan kualitas manajemen antara bank swasta dan bank
pemerintah (1 variabel dan 2 sampel)
Variabel: Kualitas manajemen
Sampel: bank swasta, bank pemerintah

c. Adakah perbedaan kenyamanan naik kereta api dan bus menurut berbagai
kelompok masyarakat (2 variabel dan 2 sampel)
Variabel: kenyamanan naik kereta api, kenyamanan naik bus
Sampel: pegawai negeri, pegawai BUMN, pegawai swasta

3. Asosiatif
Bersifat mennayakan hubungan antara dua variabel atau lebih,
hubungannya :
a. Simetris : kebetulannya muncul bersama
b. Kausal : hubungan sebab akibat (adakah pengaruh penggajian terhadap
prestasi kerja)
c. Interaktif

Macam Macam Variabel :


• Variabel X (Independen) = Sebab (Pengaruh)
• Variabel Y (Dependen) = Akibat (Yang dipengaruhi)
• Variabel Aktif = Variabel yang bisa dikendalikan
• Variabel Atribut = Variabel yang tidak bisa dikendalikan
• Variabel Kontinyu = Dapat bergarak tak terbatas antara 2 nilai
• Variabel Diskret = Variabel yang hanya punya 1 nilai tertentu.
• Variabel Moderat = Variabel yang mempengaruhi hubungan
variabel x dan y
• Variabel Intervening = Variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan x dan y menjadi hubungan yang tidak langsung
• Variabel Kontrol = Varial yang dikendalikan dan dibuat konstan
sehingga tidak membuat variabel x dan y dipengaruhi faktor luar
yang tidak diteliti.

D. Pertemuan 4&5

Metode eksperimen: sekelompok orang yang dikasi treatment tertentu lalu dilihat
apakah ada pengaruhnya apa tidak.

Design 1

Kel. eksperimen: klp yang diberikan treatment variabel x sesuai judul


Kel. kontrol: klp yg tidak diberikan treatment
Kel. C: klp uji coba, diluar eksperimen dan kontrol
Variabel x: Media pembelajaran talking stick
Variabel y: Hasil Belajar Siswa MTS 1 Bandung
Sampel: Siswa MTS 1 Bandung

Treatment nya adalah variabel x yaitu pembelajaran menggunakan talking stick cd

Design 2 (Pretest-Posttest Control Group Design)


Klp Eksperimen: Siswa Penerbangan Bogor yang diberikan metode pembelajaran
ABC
Klp Kontrol: Cari SMK Penerbangan lain, namun tidak diberikan metode
pembelajaran ABC
Klp Ujicoba: Kedua SMK tersebut sebelum diberikan metode pembelajaran, di tes
dulu (pre test)

Ketika sampai ke langkah ke 6, klp eksperimen dan klp kontrol diberikan tes akhir
(post test) lalu dibandingkan keduanya. (soal pre test dan post test harus berbeda)

Design 3

Vx: Merah
Vy: Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA
Sampel: Siswa kelas 5 sd
Cara pemilihan sampel:
Pilih siswa kelas 5 sd, dari empat SD berbeda, namun harus memiliki karakter yang
sama.
Contoh: Terpilih lah SDN 1, 3, 5, 6 Karawang.
Pada ke 4 sampel tsb, jadikan 4 kelompok:
1. Klp. Eksperimen 1: SDN 1 Karawang
2. Klp Eksperimen 2: SDN 3 Karawang
3. Klp Kontrol 1: SDN 5 Karawang
4. Klp Kontrol 2: SDN 6 Karawang
Yang mendapatkan pembelajaran berorientasi aktivitas siswa adalah klp
eksperimen 1 dan 2. Klp kontrol tidak mendapatkan treatment tsb
E1: pre test → PBAS → Post test
E2: PBAS → post test (no pre test)
K1: Pre test → no PBAS
K2: no PBAS → post test

Yang dibandingkan:
Pink → Biru
a. Pre E1 → post E1
b. Pre E1 → Post E2
c. Pre E1 → Post K2
d. Pre K1 → Post E1
e. Pre K1 → Post E2
f. Pre K1 → Post K2
E. Pertemuan 6
Teknik menulis latar belakang :

a. Segitiga Normal (Indukftif): khusus – umum. Untuk kualitatif


b. Segitiga Terbalik (deduktif): umum – khusus. Untuk kuantitatif

Teknik membuat sumber referensi :


a. Seperti diketahui, dongeng sendiri merupakan kisah luar biasa
dengan penuh khayalan atau fiksi. Perjalanan menuju klimaks dan
penyelesaian masalahnya, begitu merasuk di jiwa. Seakan terbawa
dalam ceritanya. Ditambah lagi, ada hikmah yang bisa dipetik di
akhir cerita. Imajinasi kita pun ikut terlatih, membantu menciptakan
ide-ide baru yang tak jarang membuat orang lain ikut terkesima.
Karena dongeng membangun imajinasi yang akan menentukan
kesuksesan masa depan. (Dewanto, 2020)

b. Seperti diketahui, dongeng sendiri merupakan kisah luar biasa


dengan penuh khayalan atau fiksi. Perjalanan menuju klimaks dan
penyelesaian masalahnya, begitu merasuk di jiwa. Seakan terbawa
dalam ceritanya. Ditambah lagi, ada hikmah yang bisa dipetik di
akhir cerita. Imajinasi kita pun ikut terlatih, membantu menciptakan
ide-ide baru yang tak jarang membuat orang lain ikut terkesima.
Karena dongeng membangun imajinasi yang akan menentukan
kesuksesan masa depan. (Andita, 2015)
Daftar Pustaka :

Andita, R. (2015). bagaimana membuat dongeng. In Andita, Dongeng


Dunia (p. 45). jogja: Darnia.
Dewanto, r. a. (2020). dongeng sebelum bobok. In Riyadh, Dunia Dongeng
(2nd ed., Vol. II, pp. 15-16). jakarta: Semesta.

Rumusan Masalah Penelitian

Contoh Judul:
Pengaruh Tayangan Seksualitas Film Air Terjun Pengantin terhadap
Perilaku Remaja

Rumusan masalah:
- Adakah pengaruh antara vx dan vy?
- Apakah ada pengaruh antara vx dan vy?

Pengaruh Tayangan Seksualitas Film Air Terjun Pengantin dan Tingkat


Keimanan terhadap Perilaku Remaja

Rumusan masalah:

- Adakah pengaruh antara vx1 dan vy?


- Apakah ada pengaruh antara vx2 dan vy?

Hipotesis:
Ho: tidak ada hubungan antara vx dan vy
H1: ada hubungan antara vx dan vy

Anda mungkin juga menyukai