Anda di halaman 1dari 36

PSIKOLOGI UMUM II

Psikologi sebagai Studi Ilmiah tentang Perilaku

Tim Dosen Fakultas Psikologi Universitas Pancasila


©2023
Psikologi sebagai Studi Ilmiah
tentang Perilaku

1. Metode ilmiah dalam psikologi


2. Jenis penelitian psikologi
3. Sampel penelitian
4. Analisis dan interpetasi data
5. Kode etik psikologi menurut APA
1. Metode Ilmiah dalam Psikologi

 Ilmu pengetahuan disebut ilmiah atau tidak ilmiah → ditentukan


oleh bagaimana sesuatu diteliti, bukan oleh apa yang diteliti.
 Untuk mendapatkan pengetahuan: ada cara tertentu yang
harus dilakukan.
 Metode ilmiah adalah cara psikolog untuk mendapatkan
pengetahuan mengenai pikiran dan perilaku.
 Mayoritas penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal
penelitian psikologi mengikuti kaidah metode ilmiah.

 Langkah-langkah metode ilmiah:


1) Mengobservasi sejumlah fenomena.
2) Merumuskan hipotesis dan prediksi
3) Melakukan pengujian melalui penelitian empiris.
4) Menarik kesimpulan.
5) Mengevaluasi teori.
1) Mengobservasi Fenomena

 Langkah pertama dalam penelitian ilmiah: mengobservasi


sejumlah fenomena yang terjadi: ingin mengetahui mengapa
dan bagaimana sesuatu itu terjadi.

 Fenomena yang dipelajari oleh ilmuwan → disebut variabel

 Variabel adalah segala sesuatu yang dapat berubah


(vary = beragam = memvariasikan).
Contoh variabel: subjective well-being, aggression
 Ilmuwan berusaha menjawab pertanyaan yang ada dengan
mengembangkan teori.

 Teori adalah serangkaian ide yang saling terkait dan


berusaha untuk menjelaskan observasi yang dilakukan.

 Teori membantu memahami hubungan antara variabel


yang ada dalam level konseptual.

 Contoh:
Beberapa psikolog membuat teori bahwa kebutuhan
terpenting manusia adalah kebutuhan untuk menjadi bagian
dari suatu kelompok sosial (Baumeister & Leary, 2003)
2) Merumuskan hipotesis dan prediksi

 Hipotesis adalah perkiraan ilmiah yang muncul secara logis


dari teori.
 Hipotesis adalah prediksi yang dapat diuji.

 Sebuah teori dapat menghasilkan banyak hipotesis.


 Semakin banyak hipotesis dari teori yang dapat diuji kebenarannya,
semakin kuat kredibilitas teori tersebut.
 Contoh: Peneliti yang menyakini bahwa keterlibatan sosial adalah aspek yang
paling penting dalam kehidupan manusia akan memprediksi bahwa individu
yang menjadi anggota dari suatu kelompok sosial lebih bahagia daripada
mereka yang yang tidak terlibat dalam kelompok manapun.
 Contoh merumuskan hipotesis:

Ha: Terdapat hubungan grit dengan subjective well-being pada


perawat yang bekerja pada Instalasi Gawat Darurat (IGD)

H0: Tidak terdapat hubungan grit dengan subjective well-being


pada perawat yang bekerja pada Instalasi Gawat Darurat
(IGD)
3) Melakukan pengujian melalui penelitian empiris.

 Peneliti merancang penelitian yang akan menguji prediksi


yang dibuat berdasarkan teori.
 Menguji hipotesis dengan melakukan penelitian empiris:
dengan mengumpulkan dan menganalisis data.

 Untuk mempelajari sesuatu, kita harus memiliki cara untuk


melihat atau mengukur hal tersebut.
 Definisi operasional: memberikan gambaran obyektif tentang
cara variabel akan diukur dan diamati dalam penelitian.
 Menentukan definisi operasional → memastikan bahwa
setiap orang memiliki definisi yang sama tentang suatu
variabel.

 Contoh: Subjective well-being diukur dari skor total yang


diperoleh responden pada Satisfaction With Life Scale (SWLS)
yang dikembangkan oleh Diener, dkk (1985) dan skor total pada
Scale of Positive and Negative Experience (SPANE) yang
dikembangkan oleh Diener, dkk (2010).
 Aspek penting dari pengujian hipotesis adalah analisis data.

 Data adalah seluruh informasi yang yang dikumpulkan peneliti


dalam penelitian.
Contoh: skor kuesioner atau perilaku yang diamati

 Analisis data berarti → mengolah data-data secara


matematis untuk melihat apakah data-data tersebut
mendukung prediksi yang dibuat.
4) Menarik kesimpulan

 Berdasarkan hasil analisis data → peneliti menarik


kesimpulan hasil
penelitian
 Apakah data yang diperoleh mendukung prediksi yang telah
dibuat atau tidak?
 Apa yang dapat dipelajari dari temuan penelitian tersebut?
 Peneliti menyusun: artikel publikasi di jurnal, skripsi
→ yang menampilkan temuan mereka.
 Kualitas hasil penelitian yang baik sangat penting.
5) Mengevaluasi teori

 Apakah hasil dari berbagai penelitian mendukung teori?


2. Jenis Penelitian Psikologi

1) Penelitian deskriptif:
- observasi
- survei dan wawancara
- studi kasus

2) Penelitian korelasional

3) Penelitian eksperimen
1) Penelitian Deskriptif

 Penelitian deskriptif: menggambarkan fenomena


→ menentukan dimensi dasar dari fenomena, mendefinisikan
fenomena, seberapa sering fenomena terjadi, dll.

 Penelitian deskriptif tidak dapat membuktikan hal yang


menyebabkan munculnya fenomena, tetapi dapat
mengungkapkan informasi penting tentang perilaku individu.

 Metode penelitian deskriptif:


a) Observasi
b) Survei dan wawancara
c) Studi kasus
a) Observasi

 Observasi harus dilakukan secara sistematis sehingga efektif

 Peneliti harus mengetahui:


- siapa yang diobservasi
- kapan melakukan observasi
- di mana melakukan observasi
- bagaimana peneliti melakukan observasi
- dalam bentuk apa dokumentasi hasil observasi:
tulisan, rekaman, video
b) Survei dan wawancara

Wawancara

 Cara terbaik dan tercepat untuk memperoleh informasi tentang


individu adalah dengan bertanya kepada individu tersebut.

 Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan


mewawancarai individu tersebut secara langsung.
Survei

 Metode yang digunakan ketika dibutuhkan informasi dari


banyak individu adalah survei atau kuesioner.

 Survei terdiri dari serangkaian pertanyaan standar, atau


item, untuk mendapatkan self-report (laporan diri)
mengenai sikap atau keyakinan individu mengenai topik
tertentu.
 Pertanyaan survei dan wawancara:
dapat bersifat tidak terstruktur dan terstruktur.

 Pertanyaan tidak terstruktur: pertanyaan terbuka


Contoh:
Seberapa memuaskan hidup Anda?
→ Dapat memunculkan respon yang unik dari masing-masing
individu.
 Pertanyaan terstruktur:
kuesioner yang menggunakan skala penilaian sebagai cara bagi
partisipan untuk mengindikasikan tingkat persetujuan mereka
terhadap sebuah pernyataan.

Skala Likert → Responden diminta untuk memilih angka yang


mengindikasikan tingkat persetujuannya atas
sebuah pernyataan.
Contoh item:
Saya puas dengan hidup saya
→ Responden memllih salah satu jawaban:
STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju),
S (Setuju), SS (Sangat Setuju).
c) Studi kasus

 Studi kasus atau riwayat kasus merupakan usaha untuk


melihat individu secara mendalam.
 Studi kasus banyak digunakan oleh psikolog klinis, ketika
aspek-aspek yang unik dari kehidupan individu tidak dapat
diduplikasi dan diuji pada individu lain, baik untuk alasan
praktis maupun etis.
 Studi kasus memberikan informasi tentang tujuan, harapan,
fantasi, pengalaman traumatis dan hal-hal lain untuk
memahami pikiran dan perilaku individu.
 Contoh:
Analisis terhadap pemimpin spiritual India, Mahatma
Gandhi oleh Erik Erikson untuk mengetahui perkembangan
identitas spiritual positif dalam diri Gandhi
→ menggambarkan kontribusi faktor kultur, sejarah, keluarga,
dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi cara individu
membentuk identitas.
2) Penelitian korelasional

 Penelitian korelasional → memberikan gambaran mengenai


hubungan antara dua variabel.
 Korelasi bukan hubungan sebab akibat: korelasi hanya
berarti kedua variabel berubah bersamaan
 Koefisien korelasi menggambarkan kekuatan dan arah
hubungan kedua variabel penelitian → disimbolkan dengan
huruf r.
 Nilai korelasi selalu berada di antara -1.00 dan +1.00

 Semakin dekat dengan angka ± 1, semakin kuat hubungan


kedua variabel tersebut.

 Tanda + atau – menunjukkan arah hubungan antara variabel.

 Tanda positif berarti: ketika satu variabel meningkat, variabel


lain juga meningkat.
3) Penelitian eksperimen

 Eksperimen adalah prosedur penelitian yang diatur oleh peneliti


dengan memanipulasi satu atau beberapa variabel yang dapat
memengaruhi variabel yang lain.

 Penelitian eksperimen: untuk menentukan apakah ada


hubungan kausal (sebab akibat) antara beberapa variabel.
 Penelitian eksperimen memiliki variabel bebas dan variabel
terikat.

Variabel bebas: variabel yang dimanipulasi,


variabel yang diubah oleh peneliti untuk
melihat efek yang dimunculkan oleh perubahan
tersebut.

Variabel bebas memiliki potensi untuk menjadi penyebab.

Variabel terikat: variabel yang dapat berubah sebagai hasil


(efek) dari eksperimen.
 Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:

- Kelompok eksperimen:
partisipan yang dihadapkan pada perubahan variabel
bebas, mendapatkan perlakuan lain dalam penelitian
Contoh: kelompok yang diberi psikoterapi, obat

- Kelompok kontrol:
kelompok yang tidak dihadapkan pada perubahan
variabel bebas.
 Contoh penelitian eksperimen:

Penelitian yang menguji apakah mendengarkan musik klasik


menyebabkan peningkatan kecerdasan.

- Variabel bebas: mendengarkan atau tidak mendengarkan musik


klasik
- Variabel terikat: kecerdasan

- Peneliti membentuk 2 kelompok:


Kelompok I : mendengarkan musik klasik (kelompok eksperimen)
Kelompok 2 : tidak mendengarkan musik klasik (kelompok kontrol)
3. Sampel

 Populasi: keseluruhan kelompok tempat peneliti ingin


menarik kesimpulan

 Sampel: bagian dari populasi yang dipilih oleh peneliti untuk


dilibatkan dalam penelitian.

 Contoh:
Populasi: Para perawat yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat
(IGD) rumah sakit.
Sampel:, - Perawat yang bekerja di IGD rumah sakit.
- Masa kerja sebagai perawat di IGD > 6 bulan.
- Berusia < 57 Tahun.
4. Analisis dan Interpretasi Data

 Statistik deskriptif:
prosedur matematis yang digunakan untuk menggambarkan dan
merangkum seperangkat data sehingga menjadi bermakna.

 Statistik deskriptif: mean, median, modus

Descriptive Statistics

  Mean Std. Deviation N


A1 2.92 .635 62

A2 3.13 .586 62

A3 3.10 .694 62

A4 3.15 .623 62

A5 2.55 .843 62

TOTAL 14.84 2.638 62


 Statistik inferensial:
metode matematis untuk mengindikasikan apakah data yang
ada mendukung hipotesis penelitian.

 Statistik inferensial: metode matematis untuk


mengindikasikan bisa atau tidaknya hasil dari sampel dapat
digeneralisasikan untuk populasi.

 Contoh:
statistik inferensial untuk menguji perbedaan antara dua
kelompok atau lebih dengan tingkat kepercayaan 0.05
5. Melakukan Penelitian Etis

 Pedoman dikembangkan → untuk memastikan bahwa


penelitian dilakukan secara etis.

 Landasan dari seluruh pedoman


→ individu yang berpartisipasi dalam penelitian psikologi
tidak boleh keluar dari penelitian dengan kondisi yang
lebih buruk dibandingkan dengan ketika mereka mengikuti
penelitian tersebut.
5. Melakukan Penelitian Etis

 Institutional Review Board:


Dewan peninjau yang dimiliki oleh sekolah atau universitas
yang mengevaluasi dasar etika dari penelitian dalam
institusi mereka.

 American Psychological Association (APA) →


mengembangkan pedoman etika bagi anggota APA.

 Kode etik APA → menginstruksikan kepada psikolog untuk


melindungi partisipannya dari bahaya fisik maupun mental.
Kepentingan partisipan harus tetap menjadi hal terpenting.
 Pedoman APA merujuk pada empat hal penting:
1) Informed consent (persetujuan yang diinformasikan kepada partisipan):
→ semua partisipan harus mengetahui partisipasi yang mereka
berikan dan risiko yang mungkin muncul.
2) Confidentiality (kerahasiaan):
→ peneliti bertanggung jawab menjaga kerahasiaan seluruh data
yang mereka dapatkan dari individu, dan jika memungkinkan
data harus dibuat anonim.
3) Debriefing (penjelasan):
→ setelah penelitian selesai, peneliti harus menginformasikan
kepada partisipan tentang tujuan dan metode yang digunakan.
4) Deception (pengelabuan):
→ peneliti mengelabui partisipan tentang tujuan dari penelitian karena
dapat mengubah perilaku dan respon partisipan. Partisipan
harus diberi tahu tentang keadaan sebenarnya dari penelitian
pada akhir penelitian
Tugas
Tugas kelompok (5 kelompok)

Materi presentasi: Kode etik APA yang bisa dilihat dari link https://www.apa.org/ethics/code/index

Tugas terdiri dari:


1) Makalah: (Font: Times New Romans, spasi 1,5; maksimal 25 halaman)
Bab I Kode Etik APA: Berisi ringkasan seluruh kode etik APA (Section 1-10)
Bab II Kasus pelanggaran kode etik penelitian: Berisi uraian kasus (Kasus
boleh di Indonesia atau kasus internasional). Makalah yang membahas
lebih dari satu kasus mendapat penambahan nilai. Kasus yang dibahas
tidak boleh ada yang sama antar kelompok.
Bab III Pembahasan: Berisi pembahasan kasus dengan mengacu pada kode etik
penelitian (Section 8: Research and Publication).
- Jelaskan aspek-aspek kode etik penelitian menurut APA yang dilanggar
oleh peneliti pada kasus.
- Jelaskan saran menurut kelompok agar penelitian tersebut tidak
melanggar kode etik penelitian menurut APA.
Daftar Pustaka

2) Materi ppt yang dijelaskan saat presentasi mengacu pada isi makalah kelompok:
a) Ringkasan bagian kode etik penelitian saja (Section 8: Research and
Publication)
b) Uraian kasus lengkap seperti yang ditulis dalam makalah.
c) Pembahasan: Berisi pembahasan kasus dengan mengacu pada kode etik
penelitian (Section 8: Research and Publication)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai