METODE PENELITIAN
29
kelompok berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Dalam penelitian ini
melibatkan upaya-upaya yang penting seperti mengajukan pertanyaan,
mengumpulkan data, menganalisa dan menafsirkan makna data tanpa berupa
angka-angka atau perhitungan. Gaya dalam penelitian ini menerapkan cara
pandang yang induktif, berfokus pada makna individual, dan menerjemahkan
kompleksitas suatu persoalan khususnya kasus kekerasan dalam pacaran
pasca berpisah dari pasangannya.
30
3.4. Partisipan Penelitian
Partisipan penelitian dalam penelitian ini adalah individu yang
merupakan korban kekerasan dalam berpacaran berjumlah 1 (satu) orang
beserta peer groupnya sebanyak 3 (tiga) orang, yang berdomisili di Jawa
Tengah khususnya di Kota Salatiga dan bersedia berpartisipasi dalam
penelitian melalui data wawancara dan data observasi.
31
mencegah dampak terjadinya KDP atau regenerasi KDP bagi peer group
atau orang sekitarnya, juga regenerasi pacaran yang sehat.
32
2. Selama beberapa tahun terakhir, Jawa Tengah beberapa kali telah
menduduki peringkat tertinggi dalam jumlah angka kekerasan terhadap
perempuan di Indonesia.
3. Selama 3 tahun terakhir, Semarang beberapa kali telah menduduki
peringkat tertinggi dalam jumlah angka kekerasan terhadap perempuan
dan kekerasan dalam berpacaran di wilayah Jawa Tengah.
4. Dukungan dari Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UKSW yang
berlokasi di Salatiga. Karena PSGA telah banyak bergerak dalam
penanganan kasus kekerasan terhadap wanita, dan anak.
33
3.7. Rancangan Model Penangganan Kekerasan dalam Pacaran.
Melalui kajian peer group, diketahui bahwa setiap elemen yang terikat
dalam sistem masyarakat turut membentuk proses mental dalam diri setiap
individu. Individu berdiri sebagai bagian dari sistem yang menerima dan
memberikan pengaruh bagi sistem-sistem lain yang berada di sekitar dirinya.
Individu secara mandiri memproses berbagai informasi berupa nilai-nilai
agama, moral, etika yang diajarkan, kebiasaan yang diturunkan, pendidikan,
pengalaman yang dimaknai secara subyektif dan membentuk persepsi,
perasaan, dan perilaku individu tersebut dalam sistem masyarakat. Baik
persepsi, perasaan, dan perilaku yang ditunjukkan oleh individu membentuk
suatu proses mental yang cenderung menetap. Seperti yang diungkapkan
oleh Santrock karena peranan peer group sangat penting untuk mendukung
dalam hal pemberian informasi sesuai dengan kemampuan kognitif mereka
dalam pemecahan masalah serta pengalaman memperoleh pengetahuan dan
juga memberikan dukungan secara emosional sehingga subyek dapat
merasakan bahwa keberadaan peer group, individu merasa menemukan
dirinya atau jati diri serta dapat mengembangkan rasa sosial sejalan dengan
perkembangan kepribadiannya.
Peer Group terdekat dengan individu dan bersentuhan langsung dengan
penanaman nilai, moral, kebiasaan, pembentukan persepsi, perasaan, dan
perilaku. Melalui pemetaan masalah, ditemukan bahwa teman sebaya atau
peer group sebagai bagian dari mikrosistem yang berpengaruh langsung
dalam tumbuh kembang proses mental seorang individu juga perlu mendapat
perhatian khusus karena peranan peer group mengambil alih sebagian besar
peran pendampingan orang tua. Melalui dukungan peer group untuk
memudahkan sosialiasi remaja terkait perilaku berpacaran yang sehat,
manajemen konflik, bagaimana menjadi teman yang suportif, bagaimana
dapat membantu teman yang sedang bermasalah, dan lain sebagainya.
34
Berdasarkan hal tersebut dalam penelitian ini rancangannya adalah :
1. Penentuan subyeknya melalui informasi dari daerah sekitar kota
Salatiga yang dimana subyek adalah korban KDP yang telah
berpisah dengan pasangannya.
2. Pengambilan data awal. Data yang diambil adalah data mengenai
subyek, personal subyek, masa dalam pacaran hingga berpisah
dengan pasangannya.
3. Data selanjutnya adalah data peer group yang didapatkan
berdasarkan informasi dari subyek. Yakni mereka yang mengenal
subyek lebih dari 2 tahun atau berteman dengan subyek, memahami
dan mengenal subyek dari masa lalu (dalam masa pacaran subyek).
4. Setelah pengambilan data, awal rancangan adalah pertemuan dan
pengenalan peer group subyek dan membuat janji dan kontrak peer
group dan kesediaan partisipan sebagai partisipan dalam penelitian
ini.
5. Pertemuan subyek dan peer group dilakukan 2 (dua) kali dalam
seminggu. Terdiri dari beberapa kegiatan yakni kegiatan
implementasi (inti) sepeti sharing, refreshing, dan evaluasi.
6. Sharing dilakukan pada penelitian ini dalam bentuk sharing
bersama yang melibatkan subyek dan peer group subyek dengan
menggali, mengenal, memahami pentingnya subyek bagi peer
groupnya dan pentingnya peer group bagi subyek. Disamping itu
sharing bersama subyek dan peer groupnya mengenai apa yang
akan dicapai atau dilakukan mereka untuk membantu subyek dan
peran peer group dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi
subyek. Sedangkan evaluasi ini juga terdapat kegiatan sharing dan
komunikasikan kegiatan atau permasalahan yang ada terjadi selama
seminggu setelah kegiatan implementasi.
35
3.8. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendapatkan data-
data yang valid dalam penelitian dan menunjang tujuan penelitian adalah:
1. Observasi: Peneliti mengamati perilaku partisipan selama proses
penelitian berlangsung. Lewat kegiatan-kegiatan yang di rancang
terhadap korban dan peer group korban dalam waktu yang ditentukan.
2. Wawancara: Dalam penelitian ini yang mengajukan pertanyaan adalah
peneliti, sedangkan yang memberikan jawaban adalah korban dan
pelaku kekerasan dalam berpacaran, juga beberapa orang yang
berhubungan dekat dengan mereka. Hasil wawancara digunakan
peneliti sebagai sumber data utama dalam penelitian ini.
3. Metode Dokumentasi: Dokumen dalam penelitian ini dapat berupa
daftar jumlah korban kekerasan, khususnya kekerasan dalam
berpacaran, gambar ataupun foto, rekaman, dan dokumen lainnya yang
dapat membantu mempercepat proses penelitian.
36
kategorisasi data dan reduksi data dengan mengambil data yang sesuai
dengan konteks penelitian dan mengabaikan data yang tidak diperlukan.
Data hasil wawancara dalam penelitian ini merupakan sumber data utama
yang menjadi bahan analisis data untuk menjawab masalah penelitian.
Menurut Sugiyono (2010) pengolahan data dilakukan antara lain dengan :
- Triangulasi: Cara untuk memanfaatkan penggunaan sumber dalam
rangka membandingkan dan mengecek kembali (cross check) derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan informan
(Poerwandari, 2007). Hal ini dapat dicapai dengan membandingkan data
yang diberikan oleh pendapat orang lain yang mengenal subjek seperti
orangtua, sahabat, serta keluarga, juga sahabat dari pelaku kekerasan.
Selain itu juga dapat dilakukan member check untuk melihat kesesuaian
apa yang dituliskan oleh peneliti dalam verbatim wawancara dengan apa
yang dimaksudkan oleh subjek.
- Reduksi: Merangkum, memilih hal-hal pokok, dan memfokuskan pada
hal-hal penting sehingga data dapat memberikan gambaran yang lebih
jelas (Prabowo, 2013). Pada proses reduksi data ini, peneliti melakukan
pengategorian data-data yang berfokus pada tiga hal pokok, yaitu: latar
belakang kekerasan dalam berpacaran yang pernah dialami subjek,
proses pengambilan keputusan subjek untuk berpisah dari pasangan
yang merupakan pelaku kekerasan dalam berpacaran, dan hal-hal yang
dapat dikaji dalam kajian peer group dalam proses pengambilan
keputusan berpisah tersebut.
- Penyajian Data: Penyajian data adalah pengelompokan data sesuai
dengan sub bahasan masing-masing dalam bentuk teks yang bersifat
naratif.
37
- Penarikan Kesimpulan: Setelah menjabarkan berbagai data yang telah
diperoleh, peneliti membuat kesimpulan yang merupakan hasil dari
suatu peneliti.
38