METODE PENELITIAN
Jenis penelitian dalam penelitian ini menggunakan jenis deskriptif yang menurut
Kriyantono, jenis riset ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis faktual,
dan akurat mengenai fakta dan sifat-sifat populasi atau suatu objek. Periset sudah
mempunyai konsep dan kerangka konseptual. Melalui kerangka konseptual atau
landasan teori, periset melakukan operasionalisasi konsep yang akan
menghasilkan variabel beserta indikatornya. Riset ini untuk mengetahui realitas
yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel (Kriyantono,
2007:69).
Penggunaan metodologi kualitatif deskriptif dalam penelitian ini
berdasarkan pada pertimbangan bahwa dengan pendekatan ini dapat membantu
peneliti menjelaskan kenyataan-kenyataan yang dihadapi di lapangan secara
sistematis faktual dan akurat, juga membantu peneliti berinteraksi langsung
dengan subjek penelitian tentang Promosi @Pstore_Jakarta Di Media Instagram
Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan.
3.2 Desain Penelitian
Pada penilitian ini studi kasus yang digunakan adalah studi kasus interistik
dimana penelitian ini mengandung hal-hal yang menarik untuk dipelajari baik dari
peran media sosial, promosi di sosial media, dan yang terpenting adalah cara
memperhankan loyalitas konsumen. Menurut Basuki (2006) dalam Laksono
(2013:24-25) Studi Kasus Intrinsik (intrinsic case study), apabila kasus yang
dipelajari secara mendalam mengandung hal-hal yang menarik untuk dipelajari
berasal dari kasus itu sendiri, atau dapat dikatakan mengandung minat intrinsik
(intrinsic interest). Studi kasus intrinsik (intrinsic case study)
Menurut Stake (2005) Penelitian studi kasus mendalam (intrinsic case
study) adalah penelitian studi kasus yang dilakukan dengan maksud untuk yang
pertama kali dan terakhir kali meneliti tentang suatu kasus yang khusus. Hal ini
dilakukan tidak dengan maksud untuk menempatkan kasus tersebut terwakili
kasus lain, tetapi lebih kepada kekhususan dan keunikannya. Pada awalnya,
penelitiannya mungkin tidak bermaksud untuk membangun teori dari penelitian,
tetapi kelak mungkin ia akan dapat membangun teori apabila kasus tersebut
memang menjadi satu-satunya di dunia. Pada umumnya, para peneliti studi kasus
mendalam ini bermaksud untuk meneliti atau menggali hal yang mendasar yang
berada dibalik kasus tersebut.
Menurut Norman dan Lincoln (2000:313) Studi Kasus Intrinsik ditempuh
oleh peneliti yang ingin lebih memahami sebuah kasus tertentu. Jenis ini dipilih
bukan karena suatu kasus mewakili kasus yang lain atau karena menggambarkan
suatu sifat tertentu, namun karena dalam seluruh aspek kekhususan dan
kesederhanaanya, kasus itu sendiri menarik minat. Tujuanya bukan hanya untuk
memahami konstruk abstrak atau fenomena umum tertentu, seperti melek huruf,
gejala penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja, atau apa yang dilakukan
kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru. Tujuan berikutnya adalah bukan
untuk menjelaskan teori.
Menurut Yin (1997 : 30) unit analisis dibedakan menjadi dua bagian yaitu
individu meliputi seorang dan non individu meliputi organisasi atau lembaga. Unit
analisis sebagai pedoman pengertian dikaitkan dengan cara penentuan pertanyaan-
pertanyaan awal penelitian.
Pada penelitian ini, untuk mendapatkan data dan informasi, sumber data
pada penelitian ini sudah ditentukan secara sengaja oleh peneliti sebelumnya.
Penelitian ini membutuhkan informasi yang mendukung dan mendalam yang
berguna untuk memahami peran media sosial instagram @Pstore_Jakarta dalam
menjaga loyalitas pelanggan.
3.3.1 Key Informan
Menurut Moleong (2005 : 3) key Informan adalah mereka yang tidak hanya
bisa memberi keterangan tentang sesuatu kepada peneliti, tetapi juga bisa memberi
saran tentang sumber bukti yang mendukung serta menciptakan sesuatu terhadap
sumber yang bersangkutan. Menurut Hendarsono dalam Suyanto (2005:171-172),
Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki
berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.
Dalam menentukan key informan, penulis memiliki syarat yang harus
dipenuhi oleh seorang key informan yaitu orang yang tidak hanya terlibat langsung
tetapi juga mampu menguasai kegiatan promosi. Maka dari itu key informan bisa
ditentukan setelah melakukan penelitian terhadap informan. Adapun key informan
pada penelitian ini sebagai berikut :
3.3.2 Informan
3.4.1 Wawancara
3.4.3 Dokumentasi
3.6.1 Triangulasi
Wiliam Wiersma (1986) menjelaskan triangulasi dalam pengujian
kredibilitas di sebut sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai waktu. Dengan ini terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data, dan waktu (Sugiyono, 2007:273).
1) Triangulasi Sumber
Untuk menguji kredibilitas data melakukan cara dengan mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang didapat
dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan
selanjutnya diminta kesepakatan dengan tiga sumber data (Sugiyono,
2007:274).
2) Triangulasi Teknik
Untuk menguji kredibilitas data melakukan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda. Untuk mengecek
data dapat melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Bila dengan
teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang
berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut ke pada sumber
data yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap
benar (Sugiyono, 2007:274).
Universitas Esa Unggul
3) Triangulasi Waktu
Data yang diperoleh dengan teknik wawancara di pagi hari pada
saat narasumber masih segar, akan memberikan data lebih valid
sehingga lebih kredibel. Lalu, dapat dilakukan dengan pengecekan
wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang
berbeda. Bila hasil uji terdapat data yang berbeda, maka lakukan secara
berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya
(Sugiyono,2007:274).
8
Universitas Esa Unggul
ix