Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Digunakan

Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif yang berusaha


memahami dan mengetahui bagaimana Promosi @Pstore_Jakarta Di Media
Instagram Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan.. (Satori, 2011: 23) menjelaskan
bahwa penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena
yang tentu tidak dapat dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses
suatu langkah kerja, formula suatu resep, pengertian tentang suatu konsep yang
beragam, karakteristik suatu barang dan jasa, gambar, gaya, tata cara suatu
budaya, model fisik suatu artifak dan lain sebagainya.

Sugiyono (2012 :1) mengungkapkan bahwa metode penelitian pada


dasarnya yaitu merupakan sebuah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian dapat dijadikan pedoman bagi
peneliti dan memudahkan penulis dalam mengarahkan penelitiannya, sehingga
tujuan dari penelitiandapat tercapai.
Menurut Keirl dan Miller dalam Moleong (2005 : 11) yang dimaksud
dengan penelitian kualitatif adalah suatu tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan
sosial yang secara fundamental berkaitan pada pengamatan, manusia,
wilahyahnya sendiri, dan berkomunikasi dengan orang-orang tersebut dalam
bahasa dan peristilahannya.

Jenis penelitian dalam penelitian ini menggunakan jenis deskriptif yang menurut
Kriyantono, jenis riset ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis faktual,
dan akurat mengenai fakta dan sifat-sifat populasi atau suatu objek. Periset sudah
mempunyai konsep dan kerangka konseptual. Melalui kerangka konseptual atau
landasan teori, periset melakukan operasionalisasi konsep yang akan
menghasilkan variabel beserta indikatornya. Riset ini untuk mengetahui realitas
yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel (Kriyantono,
2007:69).
Penggunaan metodologi kualitatif deskriptif dalam penelitian ini
berdasarkan pada pertimbangan bahwa dengan pendekatan ini dapat membantu
peneliti menjelaskan kenyataan-kenyataan yang dihadapi di lapangan secara
sistematis faktual dan akurat, juga membantu peneliti berinteraksi langsung
dengan subjek penelitian tentang Promosi @Pstore_Jakarta Di Media Instagram
Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan.
3.2 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus sebagai


desain penelitian. Menurut Norman dan Lincoln (2000:313) Studi kasus yaitu
bagian dari metode ilmiah. Studi kasus bisa menjadi strategi keilmuan untuk
mengkaji kebijakan publik dan refleksi tentang pengalaman manusia.

Pada penilitian ini studi kasus yang digunakan adalah studi kasus interistik
dimana penelitian ini mengandung hal-hal yang menarik untuk dipelajari baik dari
peran media sosial, promosi di sosial media, dan yang terpenting adalah cara
memperhankan loyalitas konsumen. Menurut Basuki (2006) dalam Laksono
(2013:24-25) Studi Kasus Intrinsik (intrinsic case study), apabila kasus yang
dipelajari secara mendalam mengandung hal-hal yang menarik untuk dipelajari
berasal dari kasus itu sendiri, atau dapat dikatakan mengandung minat intrinsik
(intrinsic interest). Studi kasus intrinsik (intrinsic case study)
Menurut Stake (2005) Penelitian studi kasus mendalam (intrinsic case
study) adalah penelitian studi kasus yang dilakukan dengan maksud untuk yang
pertama kali dan terakhir kali meneliti tentang suatu kasus yang khusus. Hal ini
dilakukan tidak dengan maksud untuk menempatkan kasus tersebut terwakili
kasus lain, tetapi lebih kepada kekhususan dan keunikannya. Pada awalnya,
penelitiannya mungkin tidak bermaksud untuk membangun teori dari penelitian,
tetapi kelak mungkin ia akan dapat membangun teori apabila kasus tersebut
memang menjadi satu-satunya di dunia. Pada umumnya, para peneliti studi kasus
mendalam ini bermaksud untuk meneliti atau menggali hal yang mendasar yang
berada dibalik kasus tersebut.
Menurut Norman dan Lincoln (2000:313) Studi Kasus Intrinsik ditempuh
oleh peneliti yang ingin lebih memahami sebuah kasus tertentu. Jenis ini dipilih
bukan karena suatu kasus mewakili kasus yang lain atau karena menggambarkan
suatu sifat tertentu, namun karena dalam seluruh aspek kekhususan dan
kesederhanaanya, kasus itu sendiri menarik minat. Tujuanya bukan hanya untuk
memahami konstruk abstrak atau fenomena umum tertentu, seperti melek huruf,
gejala penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja, atau apa yang dilakukan
kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru. Tujuan berikutnya adalah bukan
untuk menjelaskan teori.

3.3 Bahan Dan Unit Analisis

Menurut Nawawi dan Martini (2006:98), data adalah bentuk pikiran,


pendapat, keyakinan, perasaan, hasil pemikiran dan pengetahuan seseorang
mengenai segala sesuatu yang dipertanyakan sehubungan dengan masalah
penelitian. Moleong (2007:165) Sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah sebuah kata dan tindakan yang di peroleh dari informan melalui
wawancara, dan yang lainnya adalah data tambahan yaitu seperti dokumen dan
lain – lain.

Menurut Yin (1997 : 30) unit analisis dibedakan menjadi dua bagian yaitu
individu meliputi seorang dan non individu meliputi organisasi atau lembaga. Unit
analisis sebagai pedoman pengertian dikaitkan dengan cara penentuan pertanyaan-
pertanyaan awal penelitian.
Pada penelitian ini, untuk mendapatkan data dan informasi, sumber data
pada penelitian ini sudah ditentukan secara sengaja oleh peneliti sebelumnya.
Penelitian ini membutuhkan informasi yang mendukung dan mendalam yang
berguna untuk memahami peran media sosial instagram @Pstore_Jakarta dalam
menjaga loyalitas pelanggan.
3.3.1 Key Informan

Menurut Moleong (2005 : 3) key Informan adalah mereka yang tidak hanya
bisa memberi keterangan tentang sesuatu kepada peneliti, tetapi juga bisa memberi
saran tentang sumber bukti yang mendukung serta menciptakan sesuatu terhadap
sumber yang bersangkutan. Menurut Hendarsono dalam Suyanto (2005:171-172),
Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki
berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.
Dalam menentukan key informan, penulis memiliki syarat yang harus
dipenuhi oleh seorang key informan yaitu orang yang tidak hanya terlibat langsung
tetapi juga mampu menguasai kegiatan promosi. Maka dari itu key informan bisa
ditentukan setelah melakukan penelitian terhadap informan. Adapun key informan
pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Agung sebagai Management Pstore

2. Naca sebagai Admin media sosial Instagram Pstore Jakarta.

3.3.2 Informan

Informan menurut Moleong (2006 : 132) adalah seorang yang


dipergunakan untuk memberikan informasi tentang situasi dan keadaan latar
penelitian. Jadi, orang tersebut harus paham atau mempunyai banyak pengalaman
tentang latar penelitian.

Untuk melakukan penelitian ini, penulis menggunakan sampling purposif.


Menurut Krisyanto (2007 : 154) sampling purposif yaitu teknik yang mencakup
orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria, sedangkan orang-orang dalam
populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan sampel. Dan
informan dalam penelitian ini adalah :

1. Mayang pelanggan Pstore dari Priuk Jakarta Utara

2. Adelia pelanggan Pstore dari Bekasi

3. Widiowati pelanggan Pstore dari Kalimantan

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Lofland dan Lofland (1984:47) yang dikutip oleh Lexi J.


Moleong bahwa sumber data utama di dalam penelitian kualitatif ialah sebuah
kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan yang
lainnya.

3.4.1 Wawancara

Wawancara yaitu pertemuan yang langsung direncanakan antara


pewawancara dan yang diwawancarai untuk memberikan/menerima informasi
tertentu. Menurut Moleong (2005:148) wawancara adalah kegiatan percakapan
dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara
dan yang diwawancarai. Wawancara dilakukan dengan cara memberikan
pertanyaan pertanyaan secara langsung dan terbuka kepada informan atau sejumlah
pihak yang terkait dan berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk
memperoleh data yang lengkap dan mendalam.

3.4.2 Observasi atau Pengamatan

Observasi lapangan adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan


melakukan observasi langsung pada objek penelitian. Untuk mendapatkan data
geografi yang aktual dan langsung, kita harus melakukan observasi lapangan
(Nursid Sumaatmadja, 2001:105). Teknik pengamatan ini digunakan untuk
mengetahui kondisi dan kegiatan serta berbagai hal tentang Promosi
@Pstore_Jakarta Di Media Instagram Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan.

3.4.3 Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sugiyono (2015:329) adalah suatu cara yang


digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
dapat mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data
kemudian ditelaah. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
Profile Instagram, foto dan video.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut pendapat Bogdan dalam Sugiyono (2009: 244)


adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dengan
mudah dimengerti, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Sedangkan menurut Hasan (2002: 98) analisis kualitatif iadalah analisis yang
tidak menggunakan model matematika, model statistik dan model tertentu lainnya.
Pengolahan dan analisis data untuk mengidentifikasi strategi komunikasi
pemasaran pada PSTORE dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung,
setelah selesai pengumpulan data pada periode tertentu. Ketika melakukan
wawancara, peneliti sudah melakukan ulasan terhadap jawaban dari informan.
Apabila jawaban hasil wawancara setelah dianalisis terasa belum memuaskan,
peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu sehingga datanya
sudah tidak jenuh.
Dalam Sugiyono (2013: 337) bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas
sehingga datanya jenuh.

1. Reduksi data (data reduction)


Mereduksi data yaitu merangkum,memilih hal yang pokok,
memfokuskan pada hal yang penting ,mencari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih dipaham dan akan memudahkan
dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya.
2. Penyajian data (data display)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
semacamnya. Penyajian data dalam penelitian ini peneliti paparkan
dengan teks yang bersifat naratif dan dirancang guna menggabungkan
informasi yang tersusun sehingga mudah dipahami.
3. Penarikan kesimpulan (verification)
Langkah berikutnya adalah penarikan kesimpulan, kesimpulan pertama
yang dikemukakan masih terlihat kurang dan akan berubah apabila
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti yang benar dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan dan saat mengumpulkan
data maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel. Dengan demikian kesimpulan mungkin dapat menjawab
rumusan masalah tetapi mungkin juga tidak karena dalam penelitian
kualitatif rumusan masalah masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
3.6 Teknik Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data, penulis menggunakan teknik triangulasi,


yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data
empiris (sumber data lainnya) yang tersedia. Disini jawaban subjek di cross check
dengan dokumen yang ada (Krisyanto, 2007:71)
Pengecekan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain dipergunakan
untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang
mengatakan tidak ilmiah, dan juga merupakan sebagai unsur yang tidak dapat
terpisahkan dari topik pengetahuan penelitian kualitatif (Moleong, 2007:320).
Keabsahan data digunakan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan
benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang
diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, kredibilitas,
transferabilitas, ketergantungan, dan konfirmabilitas(Sugiyono, 2007:270).
Agar data dalam penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan sebagai
penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Uji keabsahan data yang
dapat dilaksanakan.

3.6.1 Triangulasi
Wiliam Wiersma (1986) menjelaskan triangulasi dalam pengujian
kredibilitas di sebut sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai waktu. Dengan ini terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data, dan waktu (Sugiyono, 2007:273).
1) Triangulasi Sumber
Untuk menguji kredibilitas data melakukan cara dengan mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang didapat
dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan
selanjutnya diminta kesepakatan dengan tiga sumber data (Sugiyono,
2007:274).
2) Triangulasi Teknik
Untuk menguji kredibilitas data melakukan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda. Untuk mengecek
data dapat melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Bila dengan
teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang
berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut ke pada sumber
data yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap
benar (Sugiyono, 2007:274).
Universitas Esa Unggul

3) Triangulasi Waktu
Data yang diperoleh dengan teknik wawancara di pagi hari pada
saat narasumber masih segar, akan memberikan data lebih valid
sehingga lebih kredibel. Lalu, dapat dilakukan dengan pengecekan
wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang
berbeda. Bila hasil uji terdapat data yang berbeda, maka lakukan secara
berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya
(Sugiyono,2007:274).

8
Universitas Esa Unggul

ix

Anda mungkin juga menyukai