Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Paradigma Penelitian


Menurut Muslim (2016:77) paradigma adalah cara mendasar untuk

melakukan persepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan

sesuatu secara khusus tentang realitas. Paradigma ialah suatu konsep, metode dan

kaidah-kaidah aturan - aturan yang dijadikan suatu kerangka kerja pelaksanaan

dalam sebuah penelitian (Sugiyono, 2017:37).

Paradigma yang digunakan dalam Penelitian ini adalah paradigma post

positivisme. Paradigma post positivisme menggangap manusia tidak dapat selalu

benar dalam memandang sebuah realitas. Oleh karena itu, dibutuhkan metode

triangulasi untuk mengumpulkan berbagai sumber data dan informasi (Sugiyono,

2017:37). Paradigma ini menekankan hubungan antara pengamat dan objek harus

bersifat interaktif, tidak bisa hanya dibelakang layar. Namun, pengamat disini harus

bersifat netral sehingga tingkat subjektivitas dapat dikurangi (Sugiyono, 2017:37).

Peneliti menggunakan paradigma post positivisme untuk mengetahui penerapan

komunikasi dan manajemen konflik antar karyawan yang terdapat pada PT Linggar

Bhakti Teknika

3.2. Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif

merupakan pendekatan penelitian yang berlandaskan fenomenologi dan paradigma

konstruktivisme dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (Muslim, 2016:81).

Moleong (2016:10-16) menjabarkan sebelas karakteristik pendekatan kualitatif

49
yaitu: menggunakan latar alamiah, menggunakan manusia sebagai instrumen

utama, menggunakan metode kualitatif (pengamatan, wawancara, atau studi

dokumen) untuk menjaring data, menganalisis data secara induktif, menyusun teori

dari bawah ke atas (grounded theory), menganalisis data secara deskriptif, lebih

mementingkan proses daripada hasil, membatasi masalah penelitian berdasarkan

fokus, menggunakan kriteria tersendiri (seperti triangulasi, pengecekan sejawat,

uraian rinci, dan sebagainya) untuk memvalidasi data, menggunakan desain

sementara (yang dapat disesuaikan dengan kenyataan di lapangan), dan hasil

penelitian dirundingkan dan disepakati bersama oleh manusia yang dijadikan

sebagai sumber data.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif, yakni

penelitian dengan cara mengumpulkan data yang berupa kata- kata, gambar dan

bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif.

Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa

yang sudah diteliti (Tinangon & Musta’an, 2019:6). Tujuan penelitian ini adalah

untuk membuat deskripsi, gambaran, lukisan secara sistematis, factual, dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Penelitian kualitatif ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini

tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat

prediksi (Ruslan, 2017:45).

3.3. Subjek Penelitian


Moleong (Moleong, 2010:125-126) mendeskripsikan subyek penelitian

sebagai informan, yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan

untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.

50
Subyek penelitian dapat juga dikatakan sebagai informan. Informan

merupakan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi

dan kondisi latar belakang penelitin. Ia berkewajiban menjadi sukarelawan dan

menjadi tim anggota penelitian walaupun hanya bersifat Informasi.

Dalam penelitian ini, peneliti memberi batasan subyek penelitian. Peneliti

hanya memilih subyek penelitian yang dapat memberikan informasi secara konkret

dimana sumber informasi yang ada dalam penelitian ini adalah orang – orang yang

terlibat dalam konflik. Sehingga penentuan informan menggunakan teknik

purposive dimana responden ditentukan berdasarkan kriteria yang ditetapkan

peneliti (Sugiyono, 2017:40). Adapun kriteria untuk key informan adalah pihak-

pihak yang terlibat dalam konflik di PT Linggar Bhakti Teknika

Peneliti memilih 4 orang sebagai informan untuk melengkapi penelitian ini

sebagai berikut :

1. Nama : M. Soleh (Key Informan)

Jabatan : SPV Lapangan

2. Nama : Irfan Dwi Prasetyo (Narasumber 1)

Jabatan : Drafter

3. Nama : Hizkil Azam (Narasumber 2)

Jabatan : Admin & HSEQ Officer

4. Nama : Harry Chikara (Narasumber 3)

Jabatan : Teknisi lapangan

Pemilihan Bapak M.Soleh selaku Supervisor yang mengemban tugas

mengkoordinir pekerja dilapangan maupun dikantor sangat paham dengan situasi

mengenai para staff yang bekerja sehingga peneliti bisa mendapatkan bagaimana

51
konflik yang terjadi dapat dijelaskan secara terperinci berdasarkan sudut pandang

dari bapak M.Soleh selaku Supervisor yang bertindak sebagai Key Informan dalam

penelitian ini.

Pada pemilihan informan pertama Irfan Dwi Prasetyo selaku Drafter dimana

informan ini bertindak sebagai perancang gambar, informan ini juga merupakan

individu yang termasuk kedalam konflik yang telah disampaikan peneliti pada bab

sebelumnya. Pada pemilihan informan kedua Hizkil Azam selaku Admin yang juga

termasuk dalam konflik yang telah disebutkan sebelumnya. Kemudian, Harry

Chikara sebagai narasumber ketiga selaku teknisi yang bekerja di lapangan yang

termasuk kedalam konflik yang telah disampaikan peneliti pada bab sebelumnya

Selain itu, subyek penelitian di atas dipilih berdasarkan kriteria yang

ditentukan peneliti yaitu individu yang termasuk kedalam konflik dalam internal

perusahaan dan juga mereka saling bekerja sama dalam menangani project, serta dari

ketiga narasumber itu mereka memiliki peran yang berbeda-beda dalam menangani

konflik/permasalahan yang sedang terjadi.

3.4. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian. Karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan

berbagai cara. (Sugiyono, 2017:377).

a. Wawancara

Wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan

keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta

52
pendirian-pendirian itu merupakan suatu pembantu utama dari metode

observasi (pengamatan). (Bungin, 2015:69-70)

Wawancara merupakan proses percakapan untuk pengumpulan informasi

tentang penelitian yang dilakukan, wawancara ini dilakukan dengan

karyawan PT. Linggar Bhakti Teknika dimana wawancara dilakukan dengan

instrumen merupakan lembar waeancara terbuka yang jawabannya sesuai

dengan keadaan yang dialami oleh narasumber yang telah dibuat dan siapkan

oleh peneliti secara daring.

b. Dokumentasi

Menurut Sugiyono, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. (Sugiyono, Metode

Penelitian Kualitatif, 2017:82)

Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti merupakan segala bentuk

dokumentasi dapat berbentuk tertulis maupun tidak tertulis yang dapat

digunakan untuk melengkapi data-data lainnya.

3.5. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dimana lebih banyak

menguraikan hasil dariwawancara. Data yang sudah diperoleh akandianalisis secara

kualitatif.

Sugiyono (2010:244) menyatakan :

Analisis data kualitatif merupakan proses mencari, dan menyusun


secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

53
lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data
kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun kedalam pola, memilih nama yang penting dan yang akan
dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri dan orang lain.

Langkah yang dilakukan Miles dan Huberman dalam (Bungin, 2015:69-70) adalah

melalui tahap pengumpulan data, reduksi, penyajian dan penarikan

kesimpulan :

a. Pengumpulan Data

Data dan informasi yang telah didapatkan dari informan dengan Teknik

observasi, wawancara, dan dokumentasi dikumpulkan dalam satu catatan

penelitian yang mana didalam penelitian terdapat beberapa aspek berupa

catatan tentang apa yang didengar, dialami, dictate, dilihat, dirasakan, tanpa

ada tanggapan dari peneliti terhadap fenomena yang terjadi lalu adalah

catatan yang memuat kesan pesan, komentar dan tafsiran peneliti tentang

fenomena yang dihadapinya, catatan ini didapatkan dari hasil wawancara

dengan berbagai informan.

b. Reduksi Data

Reduksi merupakan proses memilih hal-hal pokok dan penting kemudian

diberi tema dan polanya. Pada tahap ini peneliti memilah informasi mana

yang relevan dan mana yang tidak relevan dengan penelitian. Setelah

direduksi data akan mengerucut, semakin sedikit dan mengarah ke inti

permasalahan sehingga mampu memberikan gambaran yang lebih jelas

mengenai objek penelitian.

c. Penarikan Kesimpulan

54
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan.

Penarikan kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau memahami makna

keteraturan pola-pola, kejelasan, alur sebab akibat atau proposisi.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Teknik analisis data

merupakan rangkaian proses untuk mendapatkan sebuah data yang abash

dengan membahas seluruh data yang sudah didapatkan dengan metode

wawancara dan dengan dukungan dokumentasi.

3.6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan


Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukam Teknik

pemeriksaan. Pelaksanaan Teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria

tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility),

keteralihan (transferability), kebergantugan (dependability), dan kepastian

(confirmability). Dalam penelitian ini hanya terdapat satu kriteria, yaitu Credibility

yang merupakan kriteria yang dinilai dari sejauh mana kedalaman dan kekayaan data

yang berhasil di dapatkan dari informan dengan Teknik triangulasi, ketekunan

pengamatan, pengecekan teman sejawat.

Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan Teknik triangulasi,

yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut, dan

teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah dengan pemeriksaan

melalui sumber yang lainnya.

55
Susan Stainback (2013:377) menyatakan :

Tujuan dari tringgulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa


fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman terhadap apa yang telah di
temukan.
Teknik keabsahan data memiliki fungsi untuk menjadikan penelitian

kualitatif ini bersifat valid. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik

pemeriksaan keabsahan data triangulasi dengan sumber dan triangulasi dengan

metode. Menurut Patton (dalam Lexy J. Moleong, 2012:330) triangulasi dengan

sumber “berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian

kualitatif”.

Penulis menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber bertujuan

membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh dari sumber yag berbeda (Patton dalam Lexy J. Moleong, 2012:330).

Triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-

perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu

mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai

pandangan. Dengan kata lain dengan triangulasi, peneliti dapat mengecek ulang

semua temuannya dengan cara membandingkan dengan berbagai sumber, metode

atay teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukan dengan cara:

1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan.

2. Mengeceknya dengan berbagai sumber data.

3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data

dapat dilakukan.

56

Anda mungkin juga menyukai