Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Paradigma Penelitian

1. Paradigma Interpretif

Paradigma (sering disebut sebagai worldview) merupakan

kepercayaan, perasaan dan apa-apa yang terdapat dalam pikiran orang yang

berfungsi sebagai motor bagi keberlangsungan dan perubahan sosial dan

moral (Mulawarman, 2010: 157). Paradigma yang digunakan dalam

penelitian ini adalah paradigma interpretif.

Mulawarman (2010:161) menjelaskan paradigma interpretif

diturunkan dari Germanic Philosofical interests yang menekankan pada

peranan bahasa, interpretasi dan pemahaman. Ia juga menyebutkan bahwa

ilmu pengetahuan, bagi paradigma ini tidak digunakan untuk menjelaskan

(to explain) dan memprediksikan (to predict), tetapi untuk memahami (to

understand). Sudarma (2010: 101) menyebutkan beberapa asumsi yang

digunakan dalam paradigma interpretif, yaitu: memandang dunia sosial

sebagai proses yang diciptakan oleh individu; bahwa dalam ilmu

pengetahuan alam, masalah subyeknya bersifat spiritual; dan bahwa ilmu

pengetahuan terbentuk secara sosial dan terjaga secara sosial, signifikansi

dan maknanya hanya dapat dipahami di dalam konteks sosial.

Selanjutnya, Sudarma (2010: 105) juga menjelaskan bahwa dalam

penelitian akuntansi dan keuangan paradigma interpretatif memungkinkan

ilmuwan untuk mengkaji prilaku pasar agregat bersama-sama dengan isu-isu

46
47

etis, budaya, politik dan sosial. Paradigma interpretatif percaya bahwa tidak

ada aturan – aturan yang benar-benar valid. Sudarma (2010: 105) juga

menyebutkan bahwa tujuan paradigma interpretif ini adalah untuk

memahami secara dalam (verstehen) dan subyektif. Sehingga, tujuan

peneliti menggunakan paradigma interpretif ini adalah untuk memahami

secara dalam (verstehen) dan subyektif mengenai pemahaman nazhir wakaf

uang tentang akuntabilitas regulatif dan kepatuhan atas pengelolaan dan

pelaporan wakaf uang lembaga.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, penelitian kualitatif yaitu penelitian yang betujuan untuk

memahami secara mendalam perilaku manusia dan alasan dilakukannya

perilaku (Muhyidin dkk, 2017:28). Sedangkan menurut Sukmadinata

(2007:60) pendekatan kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,

persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif agar peneliti dapat

berusaha mendapatkan informasi mendalam dan sebaik mungkin mengenai

fenomena akuntabilitas nazhir pengelolaan wakaf uang berdasarkan

regulatif, pengetahuan, kepatuhan dan aktivitas rutin yang dilakukan oleh

pengelola wakaf.
48

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Bogdan dan

Taylor (1975:5) dalam Moleong (2015:4) menjelaskan bahwa prosedur

penelitian kualitatif akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif

bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian secara individu maupun kelompok tentang sikap, perilaku,

pandangan, motivasi, perasaan, tindakan dan sebagainya secara holistic

(Moleong, 2015: 6).

Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi

dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang

dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan (Creswell, 2014: 4).

Metode penelitian kualitatif ini adalah Studi Kasus, maka hasil

penelitian ini bersifat analisis-deskriptif yaitu berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari perilaku yang diamati terutama terkait dengan bagaimana

akuntabilitas regulatif, pengetahuan dan kepatuhan atas pengelolaan dan

pelaporan wakaf uang pada Badan Wakaf Indonesia.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan kepada Nazhir pengelola wakaf uang di Badan

Wakaf Indonesia (BWI) yang berlokasi di Gedung Bayt Al Quran Taman Mini

Indonesia Indah (TMII) Jl. Raya TMII Pintu 1 Jakarta Timur, Indonesia. Lama
49

waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 2 (dua) bulan, mulai

tanggal 25 Mei - 29 Juli 2018.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah pola atau bentuk penelitian yang diinginkan.

Desain penelitian merupakan pegangan peneliti dalam melakukan

penelitiannya agar lebih jelas. Desain penelitian berfungsi untuk menentukan

batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian. Desain

penelitian bertujuan memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus

dilakukan. (Nasution, 2002) dalam Mulyadi (2012:72). Adapun desain dalam

penelitian ini adalah:

1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data (Sugiono, 2015: 137). Sehingga data primer dapat diartikan

sebagai data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari sumber data

(informan).

Sumber data menurut Pip Jones (2009:7) dalam penelitian kualitatif

tidak memiliki batasan minimal untuk sumber data penelitian. Sehingga,

sumber data dalam penelitian ini peneliti menggunakan jawaban dari 3

(tiga) nazhir pengelola wakaf Badan Wakaf Indonesia tentang pemahaman

mereka mengenai akuntabilitas regulatif, pengetahuan dan kepatuhan atas

pengelolaan dan pelaporan wakaf uang.


50

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data (Sugiono, 2015:224) merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah studi lapangan dalam bentuk wawancara, dan

dokumentasi.

a. Wawancara

Wawancara menurut Esterberg (2002) dalam Sugiono (2015:231)

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu

topik tertentu. Menurut Esterberg (2002) dalam Sugiono (2015: 233)

terdapat beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur,

semistruktur, dan tidak terstruktur.

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara semiterstruktur.

Sugiyono (2015: 233) menyebutkan bahwa tujuan dari wawancara ini

adalah untuk menemukan masalah secara lebih terbuka, dimana pihak

yang diajak wawancara dimintai pendapat, dan ide-idenya. Wawancara

ditujukan kepada Nazhir pengelola wakaf uang yang bekerja di Badan

wakaf Indonesia Jakarta.

b. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mendukung data yang diperoleh

dari wawancara dan observasi. Hal ini dikarenakan, hasil penelitian dari

wawancara atau observasi akan lebih dapat dipercaya kalau didukung


51

dengan dokumen, seperti foto, kebijakan, peraturan dan sebagainya

(Sugiono, 2015: 240).

E. Proses Penelitian

Proses penelitian dalam penelitian ini dapat digambarkan melalui

kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 3.1

Kerangka Metode Penelitian

Data penelitian

Akuntabilitas pelaporan Hasil kesimpulan


Nazhir: Telaah teori Institusional
1. Perencanaan 1. Fenomena Regulasi
2. Pengelolaan 2. Struktur kebijakan BWI
3. Pengendalian 3. Isomorphis
4. Publik 4. Mimicry
5. Triangulasi

Analisis data:
1. Reduksi data
2. Penarikan data
3. Penarikan
kesimpulan

Kesimpulan

Sumber: Miles dan Huberman


52

F. Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah penyajian data dimana hal ini berarti

sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan akan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan tertentu (Silalahi,

2006: 312). Dalam menganalisis institusinoal, peneliti menyajikan data

berdasarkan fenomena-fenomena aktivitas sosial, yang mengandung aturan

spesifik konteks, terhadap perilaku lingkungan institusional dan dunia sosial

yang terungkap secara internal dalam organisasi (Selznick 1949) dalam Tolbert

dan Zucker, (1996:455). Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan

sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di

lapangan (Sugiono, 2015: 245).

Analisis data yang dilakukan oleh penulis mengacu pada teknik analisis

data menurut Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (1992:16)

menyebutkan bahwa analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara

bersama-sama, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

a. Reduksi data (data reduction)

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang

muncul dari catatan-catatan tertulis lapangan. Terdapat beberapa proses

reduksi data (membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat

gugus, membuat partisi, menulis memo). Dalam tahapan ini peneliti

mengarah pada penjelasan secara eksplisit terkait prilaku institusional dalam

akuntabilitas regulatif berdasarkan pengetahuan dan kepatuhan pengelolaan


53

dan pelaporan wakaf uang sehingga nilai-nilai ditanamkan lembaga

terstruktur sedemikian rupa hingga dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan

finalnya dan diverifikasi.

b. Penyajian data (data display)

Setelah peneliti melakukan reduksi data, selanjutnya peneliti

menyusun sekumpulan data informasi yang memberi kemungkinan adanya

penarikan data kesimpulan dan pengembilan tindakan. Penyajian data yang

dilakukan dalam penelitian ini berupa bentuk teks naratif yaitu

kecenderungan kognitif dalam menyederhanakan informasi yang kompleks

kedalam kesatuan bentuk (Gestalt) yang disederhanakan dan selektif atau

konfigurasi yang mudah dipahami.

c. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan menurut Miles dan Huberman (1992: 19) sudah

dilakukan dari permulaan pengumpulan data, dimana penelitian kualitatif

mulai memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola,

penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur kausal, dan proporsi-proporsi.

Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian

berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang

melintas dalam pikiran penganalisis selama ia menulis dan suatu tinjauan

ulang pada catatan-catatan lapangan. Makna-makna yang muncul dari data

harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya.

Penggunaan teori institusional (institutional theory) berada dalam

tahapan ini. Dalam proses penarikan kesimpulan, penulis melakukan


54

verifikasi tentang konsep isomorfis (normative, coersive, dan mimetic)

dalam membentuk akuntabilitas lembaga wakaf melalui regulatif

berdasarkan pengetahuan dan kepatuhan nazhir dalam pengelola dan

melaporkan wakaf uang (sebagai pihak/aktor yang terlibat dalam penentuan

kebijakan institusi) dan perataturan perwakafan (sebagai aspek normatif

yang mengikat).

Anda mungkin juga menyukai