Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

1. Dasar Penelitian
Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka peneliti menggunakan dasar
penelitian survei.
 Survei menurut Sugiono: 2011,survei adalah penelitian yang dilakukan
terhadap populasi besar maupun kecil, tetapi data yang diambil adalah data
dari sampel yang diambil dari populasi sehingga ditemukan kejadian-
kejadian baik secara psikologis maupun secara sosiologis.
 Survei menurut Nasution 2009: 25, Mengatakan bahwa ; penelitian survei
atau survey bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang
jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi
itu.

2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu metode
pemecahan masalah yang diteliti dengan memberikan gambaran secara sistematis
faktual dan akurat mengenai keadaan objek penelitian terhadap gejala-gejala yang
terjadi pada objek yang diteliti (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lainnya pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya).
Nawawi, (2001:63).
Apabila kita mengacu pada pendapat Masri Singarimpun (1987:4), penelitian
deskritif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial
tertentu, sedangkan kualitatif yaitu data yang berbentuk kata,skema dan gambar,
artinya suatu metode pemecahan masalah yang diteliti secara faktual yang
dilengkapi dengan data-data baik data primer maupun data sekuder yang akurat
mengenai keadaan objek penelitian serta penjabatan sistematis, dimana peneliti
mengembangkan konsep dan menghimun fakta tetapi tidak menguji hipotesa.
B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Desa Labean Kecamatan Balaesang Kabupaten
Donggala.

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 hari, mulai dari tanggal 27 sampai tanggal
29 november 2015

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2007:90) , populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah adalah 3.459 jiwa yang
terdiri dari 776 kk yaitu aparat desa dan masyarakat.

2. Sampel
Arikunto dalam Riduwan (2004:56) mengatakan bahwa:
“sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti),
sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data
dan dapat mewakili seluruh populasi. “ lain halnya Sugiono (1997:57) memberikan
pengertian bahwa: “ sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki
oleh populasi.”
Dari beberapa pendapat di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa sampel adalah
bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan di
teliti.untuk itu dalam penarikan sampel penulis menggunakan tehnik purposive
sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(sugiono,2004:96),sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang dengan
rincian sebagai berikut
- Aparat desa = 6 orang
- Masyarakat = 24 orang
- jumlah sampel = 30 orang

selain responden tersebut di atas,penulis menetapkan kaur kesra sebagai informasi


kunci (key informan)

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Data yang diperoleh secara langsung dari pengamatan yang dilakukan
dilapangan disebut data primer

1. Observasi (pengamatan)
Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung terhadap
fenomena-fenomena yang ada dilokasi penelitian, melalui pencatatan secara
langsung terhadap sesuatu yang terjadi pada saat pengamatan berlangsung.
Nasution dalam Sugiyono (2005:64) menyatakan bahwa: “ observasi adalah dasar
semua ilmu pengetahuan, para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi”.
2. Wawancara (Interview)
Menurut nawawi (1993:111) interview adalah usaha mengumpulkan informasi
dengan mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.
Wawancara merupakan bentuk komunikasi verbal yang bertujuan memperoleh
informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan. Wawancara juga
dapat diartikan sebagai proses tanya jawab yang dilakukan pada sejumlah orang
yang dijadikan sampel (responden) dalam penelitian serta dianggap mengetahui
dan mengerti permasalahan yang dibahas.
3. Questionaire (Kuesioner)
Kuesioner (angket ) suatu cara untuk mengumpulkan data penelitian dalam
bentuk daftar pertanyaan yang disusun secara berstruktur, yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti. Teknik ini dilakukan dengan penebaran kuesioner
terhadap responden untuk diisi dan dijawab, kemudian penulis mengumpulknnya
kembali.
Sugiyono (2004:162) mengatakan bahwa:
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara pengumpulan data sekunder seperti dokumen,
peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penelitian, ditujukan untuk memperoleh
data langsung dari tempat pengamatan, melalui visualisasi yaitu dalam bentuk foto-
foto, gambar, dokumen (catatan), dengan tujuan untuk melengkapi dan memperkuat
keakuratan data yang dikumpulkan.

E. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data yang terkumpul baik itu data primer maupun
sekunder, penulis menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif dengan
menyajikan tabel frekuensi dan persentase sebagai pelengkap data yang diperoleh
melalui wawancara serta penebaran kuesioner diolah dan dianalisis dengan
menggambarkan karakteristik variabel yang ada.

F. Devinisi Operasional Variabel


Dalam penelitian ini sesuai dengan topik, ditetapkan dua variabel yaitu variabel
yang mempengaruhi (X) dan variabel yang dipengaruhi (Y). Kedua variabel tersebut
dapat diberikan penjelasan sebagai berikut:
Variabel yang mempengaruhi (X) yaitu implementasi kebijakan adalah
Implementasi menurut Edward III, diartikan sebagai tahapan dalam proses
kebijaksanaan yang berada diantara tahapan penyusunan kebijaksanaan dan hasil
atau konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkan oleh kebijaksanaan itu
(output, outcome). Yang termasuk aktivitas implementasi menurutnya adalah
perencanaan, pendanaan, pengorganisasian, pengangkatan dan pemecatan
karyawan, negosiasi dan lain-lain.
Empat faktor tersebut menjadi kriteria penting dalam implementasi suatu
kebijakan:

1)      Komunikasi, keberhasilan kebijakan mensyaratkan agar implementor


mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran
kebijakan (target group) sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila
tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama
sekali oleh kelompok sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari
kelompok sasaran.

2)      Sumber daya, walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan
konsistensi, tetapi apabila implementor kekurangan sumber daya untuk
melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumber daya tersebut
dapat berwujud sumber daya manusia, yakni kompetisi implementor, dan sumber
daya financial. Sumber daya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan
agar efektif. Tanpa sumber daya, kebijakan hanya tinggal di kertas menjadi
dokumen saja.

3)      Disposisi, adalah watak dan karakteristik atau sikap yang dimiliki oleh
implementor seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila implementor
memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan
baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor
memiliki sifat atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses
implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif.

4)      Struktur birokrasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki


pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek
struktur yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang
standar (standard operating procedures) atau SOP. SOP menjadi pedoman bagi
setiap implementor dalam bertindak. Struktur organisasi yang terlalu panjang akan
cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan red tape, yakni prosedur
birokrasi yang rumit dan kompleks. Ini pada gilirannya menyebabkan aktivitas
organisasi tidak fleksibel.

Variabel yang dipengaruhi (Y) adalah pelaksanaan pembangunan. Menurut


Sondang P. Siagian (1992:2-3) dalam buku administrasi pembangunan dnyatakan
bahwa :
Pembangunan sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan
perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa,negara
dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.
sehingga faktor yang diukur dari pengertian tersebut adalah
 Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan
 Perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar
 Pemerintah menuju modernitas

Anda mungkin juga menyukai