Anda di halaman 1dari 17

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Pendekatan dan Metode Penelitian

3.1.1

Pendekatan Penelitian

Penulis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena permasalahan


berhubungan dengan manusia yang secara fundamental bergantung pada pengamatan.
Menurut Moleong (2011) bahwa:
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.
Sedangkan definisi pendekatan kualitatif menurut Sugiyono (2009) bahwa:
Metode penelitian kualitatif adalah metode yang berdasarkan pada
filsafat postpositivisme, sedangkan untuk meneliti pada objek alamiah,
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan). Analisis data
bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan
makna daripada generalisasi.
Berdasarkan dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif adalah
pendekatan yang dilakukan secara utuh kepada subjek penelitian dimana terdapat sebuah
peristiwa dimana peneliti menjadi instrumen kunci dalam penelitian, kemudian hasil

pendekatan tersebut diuraikan dalam bentuk kata-kata yang tertulis data empiris yang telah
diperoleh dan dalam pendekatan ini pun lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Danial dan Nanan (2009) mengemukakan pendekatan kualitatif bahwa:
Pendekatan kualitatif berdasarkan penomenologis menuntut pendekatan
yang holistik, artinya menyeluruh, mendudukkan suatu kajian dalam
suatu konstruksi ganda. Melihat suatu objek dalam suatu konteks
natural alamiah apa adanya bukan parsial.
Menurut Nasution (2003) bahwa
Penelitian kualitatif pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam
lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami
bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.
Adanya dua definisi di atas menjelaskan bahwa pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang
dilakukan dalam suatu obyek alamiah atau natural, melihat objek penelitian itu senatural
mungkin, apa adanya dan menyeluruh.
Sugiyono (2010) mengatakan bahwa
Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak
dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu
mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut.
Nasution (2003) mengemukakan bahwa:
Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik. Disebut kualitatif
karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif,
karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut naturalistik karena
situasi lapangan penelitian bersifat natural atau wajar, sebagaimana
adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test.

Pendapat Nasution di atas menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan dengan pendekatan
kualitatif tidak menggunakan alat-alat pengukur. Selain itu, situasi penelitian bersifat natural
dalam artian tidak ada manipulasi di dalamnya. Untuk mendapatkan hasil penelitian
digunakan tes berupa instrumen penelitian.
Pada penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri sehingga
dapat menggali masalah yang ada dalam masyarakat. Penelitian berperan aktif dalam memuat
rencana penelitian, proses, dan pelaksanaan penelitian, serta menjadi faktor penentu dari
keseluruhan proses dan hasil penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasution
(2003) bahwa:
...dalam penelitian naturalistik peneliti sendirilah yang menjadi
instrumen utama yang terjun langsung kelapangan serta berusaha
sendiri mengumpulkan informasi melalui observasi dan wawancara.
Penelitian kualitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda bila dibandingkan dengan
penelitian kuantitatif. Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif dilakukan
ketika:
1. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah
masih gelap.
2. Untuk memahami makna dibalik data yang tampak.
3. Untuk memahami interaksi sosial.
4. Untuk memahami perasaan orang.
5. Untuk mengambangkan teori.
6. Untuk memastikan kebenaran data.
7. Meneliti sejarah perkembangan.
Dengan berbagai pendapat para ahli diatas, penulis memandang bahwa penelitian kualitatif
sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang penulis lakukan. Karena penelitian ini

sangat memungkinkan untuk meneliti fokus permasalahan yang akan penulis teliti secara
mendalam.
3.1.2

Metode Penelitian

Sugiyono (2010) mengemukakan bawa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian
merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data sesuai dengan kebutuhan.
Etnografi sebagai metode tertua dalam riset kualitatif sangat penting untuk penelitianpenelitian social yang mempunyai beberapa karakteristik yaitu (1) menggali atau meneliti
fenomena social, (2) data tidak terstruktur; (3) kasus atau sample sedikit; (4) dilakukan
analisis data dan interpretasi data tentang arti dari tindakan manusia /Human
Action(Atkinson & Hammersley, 1994).
Etnografi juga merupakan pendekatan kualitative riset popular yang berfokus pada
kultur/budaya. Selain sangat penting dalam penelitian antropologi, maka etnografi juga sesuai
untuk penelitian keperawatan karena keperawatan berhubungan dengan manusia dan
kulturnya.
Menurut Spradley (1980) etnografi adalah penjelasan tentang budaya dengan maksud untuk
mempelajari dan memahamitentang kehidupan individu. Etnografi berarti belajar dari orang,
yang menjelaskan secara langsung dari kultur dan subkultur individu tersebut

3.2

Teknik Pengumpulan Data

Christianingsih (2007) mengungkapkan bahwa Penelitian merupakan instrumen utama (key


instrumen) untuk mengumpulkan dan menginterpretasi data dalam penelitian kualitatif.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena
tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data. Oleh karena itu teknik penelitian
yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.2.1

Observasi

Nasution (Sugiyono, 2010) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para peneliti hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai
dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Adapun observasi menurut Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai
proses biologis dan psikologis.
Berdasarkan dua definisi di atas, maka penulis dapat simpulkan bahwa observasi adalah
pengamatan yang dilakukan oleh orang dengan sengaja dan sistematis untuk memeperoleh
data yang selanjutnya akan diproses untuk kebutuhan penelitian penulis.
Nasution (2003) mengatakan bahwa Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para
ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai kenyataan yang
diperoleh melalui observasi. Bila penulis ingin mengenal dunia sosial, peneliti harus
memasuki dunia itu. Peneliti harus hidup di kalangan manusia, mempelajari bahasanya,
melihat dengan mata kepala sendiri apa yang terjadi, mendengarkan dengan telinga sendiri
apa yang dikatakan orang. Lihat dan dengar. Catat apa yang dilihat dan didengar, catat apa
yang mereka katakan, pikirkan dan rasakan.
Observasi merupakan alat ilmiah untuk menguji suatu hipotesis, bahkan bisa memunculkan
konsep dan teori baru seperti halnya kuesioner. Menurut Danial (2009) jika dilihat dari
pekerjaannya maka observasi dapat dikategorikan menjadi : observasi langsung, observasi
partisipatif, dan observasi tidak langsung.
3.2.2

Wawancara

Moleong (2010) mengungkapkan bahwa:

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu


dilakukan dengan dua belah pihak yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Wawancara merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara dengan memberikan
pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti untuk memperoleh informasi
dari responden yang di wawancara. Wawancara merupakan satu teknik pengumpulan data
dengan cara lisan terhadap responden, dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah
disediakan.
Esterberg (Sugiyono, 2009) memaparkan bahwa
a meeting of two persons to exchange information and idea through
question and responses, resulting in communication and joint
construction of meaning about a particular topic.
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Danial (2009) mendefinisikan bahwa wawancara adalah teknik mengumpul data dengan
cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguhsungguh. Seperti yang diungkapkan Kelinger (Danial, 2009) the interview is perhaps the
most ubiquitous method of obtaining information from people. Artinya interview mungkin
metode yang ada dimana-mana digunakan untuk memperoleh informasi dari masyarakat.
Lincoln and Guba (Sugiyono, 2009) mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan
wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan


Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
Mengawali atau membuka alur wawancara
Melangsungkan alur wawancara
Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan

Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.


3.2.3

Catatan Lapangan

Observasi dan wawancara merupakan teknik pengumpulan data terbesar yang tidak bisa
dihindarkan dari penelitian kualitatif. Peneliti hanya dapat bekerja berdasarkan data,yaitu
fakta mengenai dunia nyata yang diperoleh dari observasi. Begitu juga sebaliknya,wawancara
juga dapat dimanfaatkan oleh peneliti untuk melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang diteliti. Dalam melaksanakan kedua cara pengumpulan data tersebut,
peneliti wajib membuat Catatan Lapangan , dimana tujuan dari pencatatan ini berguna untuk
memperkuat data yang diperoleh. Pencatatan lapangan dilakukan sewaktu peneliti berada
dilapangan, yang berisi kata-kata kunci, frase, pokok-pokok isi pembicaraan, gambar, sketsa,
sosiogram, dan diagram (Moleong, 2010).
3.2.4

Studi Dokumentasi

Danial (2009) menyatakan bahwa:


Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang
diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah
penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data
siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb.
Data dikatakan sebagai data sekunder yaitu jika data yang telah dibuat dan dikumpulkan oleh
orang atau lembaga lain. Informasi ini sangat penting untuk membantu melengkapi data yang
dikumpulkan.
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Menurut Sugiyono (2009)
bahwa dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life
histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar,
misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya

karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan dari metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
3.2.5

Studi Literatur

Danial dan Warsiah (2009) menjelaskan studi literatur adalah penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan
masalah dan tujuan penelitian.
Teknik ini penulis gunakan dalam penelitian yang penulis lakukan dengan tujuan untuk
mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang
dihadapi/diteliti sebagai bahan rujukan dalam pembahasan hasil penelitian.
Teknik ini dilakukan dengan cara membaca, memperoleh buku-buku, dan sebagainya yang
ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh
data teoritis yang sekiranya dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui
penelitian.

3.3

Subjek dan Lokasi Penelitian

3.3.1

Subjek Penelitian

Penelitian kualitatif, informasi atau data diperoleh dari sumber yang dapat memberikan
informasi yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk itu
harus ditentukan subjek penelitian dipilih secara purpossive berkaitan dengan tujuan tertentu.
Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini tidak ada sampel acak tetapi sampel
bertujuan (purposive sample). subjek penelitian dalam penelitian kualitatif adalah pihakpihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi dipilih
secara purposive bertalian dengan tujuan tertentu. Sehingga dalam penelitian ini ditentukan
prasyarat informan kunci sebagai berikut
1. Tergolong dalam kelompok umur dewasa muda
2. Berorientasi seksual gay dan masuk kedalam skala 6 dalam Kinsey scale

3. Yakin berorientasi seksual gay setidaknya selama tahun terakhir


4. Berdomisili di Jakarta minimal tahun
3.3.2

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana dilakukannya penelitian. Lokasi yang dipilih peneliti
untuk penelitian adalah di Kota Jakarta.
3.4

Alur Pikir

3.5

Alur Kerja

3.5.1

Tahap Pra Penelitian

Pada tahap ini, penulis mencoba menyusun rancangan penelitian terlebih dahulu yang
tertuang dalam proposal penelitian dan berisikan tentang latar belakang masalah,
permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian lokasi serta subjek
penelitian. Setelah lapangan penelitian ditetapkan, selanjutnya penulis mengupayakan

perizinan untuk melakukan penelitian sekaligus mencari informan yang pas untuk dijadikan
narasumber penelitian.
3.5.2

Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah tahap pra penelitian selesai, selanjutnya adalah tahap pelaksanaan penelitian. Penulis
melakukan observasi dan wawancara terhadap subjek penelitian beserta studi dokumentasi
dan literature untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian ini.
Dalam hal ini, peneliti mengajukan pertanyaan dengan tujuan mendapatkan informasi lebih
lanjut terkait penelitian dan mencatatnya kedalam catatan lapangan dengan tujuan agar dapat
mengungkapkan data secara mendetail, data yang diperoleh dalam hasil wawancara
kemudian disusun dalam bentuk catatan lapangan lengkap setelah didukung oleh dokumen
lainnya.
3.5.3

Tahap Pengumpulan dan Pencatatan Data

Setelah tahap pra penelitian selesai dan persiapan penelitian dianggap lengkap, penelitian
dilaksanakan dalam bentuk wawancara (yang telah dipersiapkan dalam bentuk pedoman
wawancara), studi dokumentasi dan studi literatur.
3.5.4

Tahap Analisis Data

Sebuah data baru bermakna jika ditafsirkan atau dianalisis pada konteksnya, oleh karena itu
data yang diperoleh melalui data hasil observasi, data hasil wawancara, dan data hasil
dokumentasi perlu dianalisis secara akurat. Pengolahan dan analisis data merupakan suatu
langkah penting dalam penelitian. Dalam penelitian ini, pengolahan data dan analisis data
akan dilakukan melalui suatu proses yaitu menyusun, mengkategorikan data, mencari kaitan
isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya.

3.6

Teknik Analisis Data

Sugiyono (2009) menyatakan bahwa:


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, dan
setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution (Sugiyono, 2009) menyatakan Analisis
telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan
berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.
Menurut Spradley (Sugiyono, 2009) adalah
analysis of any kind involves a way of thinking. It refers to systematic
examination of something to determine its parts, the relation among
parts, and the relationship to the whole. Analysis is search for patents.
Analisis dalam penelitian jenis apapun, adalah merupakan cara berpikir. Hal itu berkaitan
dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan
antar bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan.
3.6.1

Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2009) mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data

yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

3.6.2

Penyajian Data

Menurut Sugiyono (2009) dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan
mendisplay data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Display data pada penelitian
ini akan lebih banyak dalam bentuk narasi.
3.6.3

Penarikan Kesimpulan

Menurut Sugiyono (2009) kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah
dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti berada di lapangan.
Kesimpulan-kesimpulan yang ada, kemudian diverifikasi selama penelitian ini berlangsung.
Verifikasi ini berupa pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran peneliti selama masa
penulisan (penyusunan dan pengolahan data), tinjauan ulang pada catatan-catatan selama
masa penelitian (di lapangan), tinjauan kembali dengan seksama berupa tukar pikiran dengan
para

ahli

(pembimbing)

untuk

mengembangkan

kesepakatan

intersubjektif,

serta

membandingkan dengan temuan-temuan data lain yang berkaitan


3.7 Verifikasi Data
Verifikasi data dalam penelitian kualitatif sangat diperlukan untuk menguji ataupun
memeriksa akurasi data yang telah dikumpulkan dari proses penelitian ini berlangsung.
Verifikasi data bisa dilakukan selama proses penelitian berlangsung. Menurut Creswell
(2010) bahwa verifikasi dalam penelitian kualitatif merupakan upaya pemeriksaan terhadap

akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu. Lebih lanjut Creswell
(1998) membagi prosedur verifikasi penelitian kualitatif sebagai berikut:
1. Perpanjangan waktu kerja dan observasi yang gigih (prolonged engagement dan
persistent observation) di lapangan termasuk membangun kepercayaan dengan para
partisipan, mempelajari budaya, dan melakukan pengecekan informasi yang saling
berasal dari distorsi yang dibuat oleh peneliti atau informan. Di lapangan si peneliti
membuat keputusan-keputusan apa yang penting/ menonjol untuk dikaji, relevan
dengan maksud kajian, dan perhatian untuk difokuskan.
2. Triangulasi, (triangulation) menggunakan seluas-luasnya sumber-sumber yang
banyak dan berbeda, metode-metode, dari para peneliti, dan teori-teori untuk
menyediakan bukti-bukti yang benar (corroborative evidence)
3. Review sejawat, (peer review) atau briefing menyiapkan suatu cek eksternal dari
proses penelitian, teman sejawat itu menanyakan pertanyaan-pertanyaan sulit tentang
metode, makna dan interpretasi penelitian dari peneliti
4. Klarifikasi bias peneliti, (clarifying researcher bias) sejak awal dari penelitian adalah
penting sehingga pembaca memahami posisi peneliti dan setiap biasa atau asumsiasumsi yang berdampak pada penelitian. Dan klarifikasi ini, peneliti mengomentari
pengalaman-pengalaman sebelumnya, bias-bias, prasangka-prasangka, dan orientasiorientasi yang mungkin membentuk interpretasi-interpretasi dan pendekatan kajian.
5. Cek anggota (member checks) peneliti mengumpulkan/mencari/memohon (solicit)
pandangan-pandangan para informan tentang kredibilitas dari temuan-temuan dan
interpretasi-interpretasi.

Sementara itu, verifikasi data menurut Nasution (2003) diperlukan untuk membuktikan hasil
yang diamati sudah sesuai dengan kenyataan dan memang sesuai dengan sebenarnya ada atau

kejadiannya. Untuk memverifikasi data dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan
strategi sebagai berikut:
3.7.1

Triangulasi

Triangulasi merupakan proses pengumpulan data yang bersifat mengga-bungkan berbagai


sumber dan teknik pengumpulan data yang sudah ada. Triangulasi menurut Creswell (2010)
adalah teknik mengumpulkan sumber-sumber data yang berbeda dengan memeriksa buktibukti yang berasal dari sumber-sumber tersebut dan menggunakannya untuk membangun
justifikasi tema-tema secara koheren. Proses pengumpulan data dengan pendekatan
triangulasi, peneliti selain mengumpulkan data tetapi sekaligus juga menguji kredibilitas data
yang ada dari berbagai sumber dimaksud.
Menurut Stainback (Sugiyono, 2007) bahwa teknik triangulasi dalam penelitian kualitatif
bertujuan bukan untuk mencari kebenaran tentang fenomena tetapi lebih pada peningkatan
pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Kebenaran data dimaksud valid atau
tidak maka harus dibandingkan dengan data lain yang diperoleh dari sumber lain. Peneliti
membandingkan data hasil wawancara dari subjek penelitian dengan data hasil observasi dan
mencocokannya kemudian menganalisis.
3.7.2

Member Checking

Member checking pada validasi data dalam penelitian kualitatif bertujuan untuk mengetahui
akurasi hasil penelitian. Proses ini dapat dilakukan dengan membawa kembali laporan akhir
atau

deskripsi-deskripsi

ke

hadapan

partisipan

untuk

mengecek

apakah

laporan/deskripsi/tema tersebut sudah akurat. Sejalan dengan itu member check diungkapkan
oleh Wiliam Wiersma (Sugiyono, 2007) adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data. Proses ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang
diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

Dengan demikian, sesungguhnya proses member check dalam validasi data penelitian ini
ditujukan untuk mengungkapkan kesesuaian informasi atau data yang diperoleh peneliti dari
para informan selama proses penelitian berlangsung, apakah sesuai dengan pendapat mereka
sehingga data dimaksud dapat dirampungkan sebagai hasil akhir dari penelitian.
3.7.3

Expert Opinion

Dalam tahap ini adalah tahap pemantapan has220il akhir dengan cara peneliti harus
mengkonsultasikan hasil temuan di lapangan atau data lapangan kepada para ahli di
bidangnya termasuk pembimbing. Proses ini dimaksudkan untuk peneliti mendapatkan
arahan, masukan sehingga kevalidan data yang kemudian dirampungkan dalam bentuk
penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

3.8

Etika Penelitian

Prinsip etika penelitian kualitatif terdiri dari tiga, yaitu menghormati manusia (kemanusiaan),
memiliki manfaat (kemanfaatan), dan bersikap adil (keadilan) menurut Hasni (dalam Burns &
Grove, 1999). Adapun beberapa aspek yang dilakukan pada penelitian ini adalah:
3.8.1

Hak kemanusiaan

Perlindungan hak kemanusiaan meliputi hak menentukan diri sendiri, privasi, anonimitas dan
konfidensialitas, perlakuan yang adil, dan perlindungan dari ketidaknyamanan dan kekerasan
(American Nurses Association [ANA], 1985 dalam Burns & Grove, 1999). Bebas dari
eksploitasi merupakan salah satu perlindungan hak kemanusiaan yang dilakukan, partisipan
yakin bahwa keikutsertaannya atau informasi yang diberikan tidak akan disebarluaskan untuk
maksud lain. Penelitian terlebih dahulu dimulai dengan perkenalan dan penyampaian maksud
dan tujuan pada partisipan untuk maksud membuka hubungan, dan juga penyampaian
maksud bahwa hubungan yang dijalin tidak dieksploitasi dalam cara apapun. Partisipan juga

dijelaskan mengenai tidak disebarluaskan informasi yang diberikan kepada yang tidak terkait
dengan penelitian.

3.8.2

Hak menentukan diri sendiri

Peneliti memberikan hak partisipan untuk menentukan dirinya sendiri, partisipan mempunyai
otonomi dan memiliki kapabilitas untuk mengendalikan aktifitasnya sendiri, seperti
menentukan waktu dan tempat untuk wawancara yang tidak mengganggu partisipan.
Partisipan juga memutuskan untuk menjadi informan pada penelitian ini menurut keputusan
dirinya sendiri tanpa desakan dari yang lain (seperti menghindari adanya tekanan dari kepala
kelompok atau subjek lain untuk menjadi informan), serta ketika partisipan menjawab
pertanyaan diupayakan tidak ada tekanan dari siapapun.
3.8.3

Hak kerahasiaan

Partisipan mendapatkan privasi sesuai dengan keinginannya. Kerahasiaan lain adalah


mengenai data yang diberikan oleh informan hanya digunakan untuk penelitian dan tidak
disebarluaskan untuk maksud lain.
3.8.4

Hak anonimitas dan konfidensialitas

Anonimitas partisipan dijaga sepanjang pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti atau
juga dirahasiakan pada partisipan lain atau orang lain yang tidak terkait (ANA, 1985 dalam
Burns & Grove, 1999). Penelitian ini menekankan pada data yang diberikan oleh partisipan
bukan oleh siapa yang memberikan data dengan cara tidak mencantumkan identitas informan
atau yang lainnya pada dokumentasi. Konfidensialitas atau keamanan dan keyakinan
terjaganya informasi yang diberikan dalam penelitian ini adalah dengan cara memberitahukan
proses penelitian dan proses pengolahan data penelitian bahwa data tidak digunakan untuk
hal lain di luar penelitian. Saat wawancara peneliti menanyakan kembali kepada partisipan

mengenai hal yang ingin diketahui oleh partisipan terkait dengan kejelasan konfidensialitas
penelitian.

3.8.5

Hak perlakukan yang adil

Penelitian yang dilakukan menekankan pada kebebasan dari diskriminasi, atau tindakan
menghakimi, dan adanya penghormatan pada kesepakatan antara peneliti dengan partisipan.
Partisipan juga diberikan hak oleh peneliti untuk dapat menghubungi peneliti terkait dengan
penelitian, dengan memberitahukan pada partisipan cara mengakses peneliti bila sepanjang
proses penelitian ada hal yang ingin diklarifikasi oleh partisipan. Selama proses penelitian
berlangsung tidak ada partisipan yang menghubungi peneliti untuk menanyakan sesuatu hal
terkait penelitian, partisipan juga mengemukakan tidak merasakan adanya gangguan akibat
peneltian. Perlakuan yang adil sebagai bagian dalam menghormati kesediaan partisipan
dalam memberikan informasi adalah dengan memberikan suatu cindera mata kepada setiap
informan. Perlakuan tersebut berlangsung bukan hanya pada informan yang memenuhi
kriteria inklusi tetapi pada setiap entitas yang bersedia menjadi informan dan kelompok yang
peneliti kunjungi.

Informed consent dilakukan setelah penjelasan dan membacakan lembar penjelasan


penelitian. Secara umum partisipan memahami penjelasan dan menyetujui untuk menjadi
partisipan serta menandatangi lembar informed consent, kecuali pada partisipan yang tidak
dapat menulis meminta peneliti untuk mewakili menuliskan nama sebagai bentuk kesediaan.

Anda mungkin juga menyukai