Anda di halaman 1dari 15

47

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode dan Bentuk Peneelitian

1. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian penentuan metode penelitian sebagai cara

dalam menjawab rumusan masalah penelitian merupakan suatu hal yang

penting. Moh. Ali dalam (Zuldafrial, 2010) menyatakan “Metode ilmiah

adalah merupakan satu cara untuk memperoleh pengetahuan atau

memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi”. Sedangkan menurut

Winarno Surakhmad (1990:131) mengatakan “Metode merupakan cara

utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan”. Dengan

demikian metode penelitian adalah cara utama yang digunakan untuk

memecahkan suatu masalah yang sedang diteliti.

Penggunaan metode penelitian yang tepat sangat membantu

peneliti menghindari berbagai macam hal yang dapat menghambat dalam

memperoleh data yang akurat. Karena itu, menurut Usman Rinse dan Abdi

S. P (2008:28) “Berdasarkan sifat masalahnya berbagai macam metode

penelitian telah digolongkan menjadi 9 (sembilan) macam kategori, yaitu :

a. Penelitian Historis, adalah penelitian untuk membuat rekonstruksi


masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara
mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan, serta
48

mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakan fakta dan memperoleh


kesimpulan yang kuat.
b. Penelitian Deskriptif, adalah penelitian untuk menggambarkan /
memecahkan masalah secara sistemati, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah tertentu.
c. Penelitian Perkembangan, adalah penelitian untuk menyelidiki pola
dan perurutan pertumbuhan dan atau perubahan sebagai fungsi waktu.
d. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan, adalah penelitian untuk
mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang
dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: individu, kelompok, dan
lembaga atau masyarakat.
e. Penelitian Korelasional adalah penelitian untuk mendeteksi sejauh
mana variasi-variasi pada suatu faktor-faktor lain berdasarkan kepada
koefesien korelasi.
f. Penelitian kasual-komparatif adalah penelitian untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab-akibat berdasarkan atas pengamatan
terhadap akibat yang ada, mencari kembali faktor yang mungkin
menjadi penyebab melalui data tertentu.
g. Penelitian Eksperimental-Sungguhan, adalah penelitian untuk
menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara
menggunakan satu atau lebih perlakuan kepada satu atau lebih
kelompok eksperimental dan membandingkan hasilnya dengan satu
atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenakan kondisi perlakuan.
h. Penelitian Eksperimental-Semu, adalah penelitian untuk memperoleh
informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya
dalam keadaan tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau
memanipulasikan semua variabel yang relevan.
i. Penelitian Tindakan, adalah penelitian mengembangkan keterampilan-
keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan
masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja dan dunia aktual
lain.

Dari kesembilan metode penelitian di atas, maka metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Masson

EJ and William JB (1993:126) menyatakan bahwa “Descriptif research is

also conducted the brouader aim sciences, in this context, it is usually

performed to develop knowledge on which the problems and explanations


49

subsequent research will be based”. Artinya adalah riset deskriptif

menyelenggarakan, mengarahkan ilmu pengetahuan ke dalam konteks

yang ada pada umumnya untuk mengembangakan dan mengetahui suatu

penjelasan sesuai dengan permasalahan yang ada.

Subana dan Sudrajat (2009:26) yang mengatakan “Penelitian

Deskriptif dapat diartikan sebagai metode yang menurutkan dan

menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel, dan

fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikannya apa

adanya”. Sedangkan menurut Jhon W. Best (dalam Baeley, D. K,

1982:116) mengatakan “A descriptive study disribes and interprets what

is, opinious that a held processed that are going on, effect are evident or

trend that are developin” Artinya “Penelitian deskriptif menggambarkan

dan menginterprestasikan apa adanya. Penelitian deskriftif berkenaan

kondisi atau hubungan-hubungan yang ada, pendapat-pendapat yang

disampaikan, proses-proses yang berlangsung, pengaruh yang berupa

bukti-bukti atau kecendrungan-kecendrungan yang berkembang” Alasan

peneliti menggunakan metode deskriptif adalah dikarenakan peneliti ingin

memecahkan permasalahan yang diteliti dengan menggambarkan

penyelesaiaan masalah sesuai dengan saat sekarang dan berdasarkan fakta-

fakta yang tampak sebagaimana adanya.


50

2. Bentuk Penelitian

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa dalam suatu penelitian

selain dituntut mampu menggunakan metode yang tepat, dituntut pula

kemampuan memilih bentuk penelitian yang tepat. Dengan

dipergunakannya metode deskriptif dalam penelitian ini, maka perlu

bentuk penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi

survei.

Menurut Winarno Surakhmad (1990:141) mengatakan bahwa

“Survey pada umumnya merupakan cara pengumpulan data dari jumlah

unit atau individu dalam waktu (atau jangka waktu) yang bersamaan”.

Pemilihan bentuk penelitian ini didasarkan pada pertimbangan tertentu

antara lain disesuaikan dengan masalah, tujuan, dan jenis variasi gejala

yang hendak diteliti disamping itu agar mendapatkan informasi yang

objektif mengenai upaya guru meningkatkan pemahaman kemerdekaan

mengemukakan pendapat pada siswa kelas VII melalui proses

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Menengah Pertama

Negeri 1 Anjongan.
51

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam setiap pelaksanaan penelitian selalu dihadapkan dengan

objek penelitian yang dikenal dengan istilah “populasi dan sampel”.

Populasi dan sampel merupakan sumber data yang dapat membantu suatu

penelitian. Sedangkan sumber data itu sendiri sangat vital. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Jeanette Garwood (2006:58), “Data are observations

about the social world. (Data merupakan hasil pengamatan dari

permasalahan sosial).Tanpa data yang akurat maka kesimpulan tidak dapat

dipertanggung jawabkan.

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian populasi. R.

Gunawan Santosa (2004:1), “Populasi yaitu himpunan unit-unit (orang,

objek, transaksi) yang menarik untuk diselidiki”. Sedangkan menurut

Sugiyono (2011:61) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi

merupakan keseluruhan benda-benda, gejala-gejala, fenomena dan

peristiwa yang dapat dijadikan sumber data dalam penelitian ini yang
52

memiliki karakteristik tertentu. Adapun populasi dalam penelitian ini

adalah :

a. 1 orang guru Pendidikan Kewarganegaraan yang mengajar di Kelas

VII SMP Negeri 1 Anjongan.

b. Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Anjongan yang tercatat sebagai siswa

aktif dalam Tahun Ajaran 2011/2012, sebagaimana tergambar dalam

tabel berikut ini :

TABEL 3.1
DISTRIBUSI POPULASI
No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 VII A 16 16 32
2 VII B 14 18 32
3 VII C 16 16 32
4 VII D 16 16 32
5 VII E 15 17 32
Jumlah 64 69 160
Sumber: SMP Negeri 1 Anjongan Kabupaten Pontianak.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang menjadi sumber data dalam

penelitian. Sugiyono (2011:62), mengatakan bahwa “Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi”. Donald J.

Koosis (1995:38) menyatakan bahwa, “A sampel is limited number of

observation from population, closen is away that allows every possible

observatory an aqual change of accuring”. Sementara itu R. Gunawan


53

Santosa (2004:1) mengatakan bahwa sampel adalah “Himpunan dari

populasi”.

Sedangkan menurut Hadari Nawawi dalam (Ismi Wijayanti,

2009:41) menyatakan bahwa “Sampel sebagai bagian dari populasi yang

menjadi sumber data yang sebenarnya dalam suatu penelitian”.

Dengan demikian sampel adalah bagian dari populasi yang

dijadikan objek penelitian dan merupakan sumber data sesungguhnya

yang memenuhi karakteristik populasi dalam penelitian.

Dalam menentukan sampel penelitian, peneliti mendasarkan pada

pendapat Sugiono dalam (Ismi Wijayanti, 2009:112) menyatakan:

Jumlah sampel yang 100% mewakili populasi adalah sama


dengan populasi. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil
penelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut
tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama
dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Jika besar
jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil, dan sebaliknya makin kecil jumlah
sampel menjauhi populasi, maka semakin besar kesalahan
generalisasi (diberlakukan umum).

Oleh karena itu sampel yang diambil hendaknya menggunakan

perhitungan dengan kesalahan 5% sehingga sampel yang diperoleh

memiliki tingkat kepercayaan 95%. Dasar menentukan jumlah sampel

yang diambil dari populasi penelitian ini mengacu pada Tabel Kretjie

sebagaimana dikutip oleh Sugiono dalam (Ismi Wijayanti, 2009:133)

sehingga dari jumlah populasi 160 orang maka yang diambil sebagai
54

sumber data sebenarnya (sampel) berjumlah 113 orang. Pengambilan

sampel pada masing-masing kelompok populasi yang tergabung dalam

masing-masing kelas yang penarikan sampelnya menggunakan Probality

Sampling.

Menurut Sugiyono (2009:91) “Probability Sampling adalah teknik

sampling yang memberi pelung sama kepada anggota populasi untuk

dipilih menjadi anggota sampel, cara demikian sering disebut dengan

random sampling”. Penarikan sampel secara random untuk siswa tersebut

dilakukan sebagai berikut :

a) Membuat daftar nama populasi.

b) Membuat undian dengan nomor urut peserta.

c) Menarik kertas undian yang telah dikocok.

d) Nomor urut yang terpilih dari hasil penarikan undian dijadikan sampel

penelitian.

Secara rinci penyebaran sampel penelitian tergambar dalam Tabel

berikut :
55

TABEL 3.2
DISTRIBUSI SAMPEL PENELITIAN
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
16 16
1. VII A x 113=11 x 113=11 22
100 100
14 18
2. VII B x 113=10 x 113=13 23
100 100
16 16
3. VII C x 113=11 x 113=11 22
100 100
16 16
4. VII D x 113=11 x 113=11 22
100 100
15 17
5. VII E x 113=11 x 113=13 24
100 100
Jumlah 54 59 113

C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpul Data

Terdapat beberapa teknik pengumpulan data sesuai dengan

keperluan analisis dan tujuan penelitian. Menurut Zuldafrial (2010:31)

mengatakan bahwa ada beberapa teknik dan alat pengumpul data, yaitu:

a. Teknik observasi terdiri dari:


1) Teknik observasi langsung
2) Teknik observasi tidak langsung
b. Teknik komunikasi terdiri dari:
1) Teknik komunikasi langsung
2) Teknik komunikasi tidak langsung
c. Teknik dokumenter
d. Teknik pengukuran
Berdasarkan pendapat tersebut, maka teknik yang dipergunakan

dalam penelitian ini adalah :


56

a. Teknik Observasi Langsung

Menurut Mathedu Unila (2010) menyebutkan “Observasi

langsung adalah cara menghimpun bahan-bahan keteranga (data) yang

dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara

sitematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan sasaran

pengamatan”.

Kegiatan observasi langsung yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap upaya

guru dalam pembelajaran untuk meningkatkan pemahamn siswa

mengenai kemerdekaan mengemukakan pendapat dan aktifitas siswa

kelas VII SMP Negeri 1 Anjongan Kabupaten Pontianak.

b. Teknik Komunikasi Langsung

Menururut Winarno Surakhmad (1990:162) mengatakan

“Teknik komuniaksi langsung yakni teknik di mana penyelidik

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan

subjek penyelidikan, baik di dalam situasi yang sebenarnya maupun di

dalam situasi buatan”.

Kegiatan komunikasi langsung yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah penelti melakukan pembicaraan langsung (face to

face) dengan responden, dalam hal ini adalah guru PKn kelas VII SMP

Negeri 1 Anjongan Kabupaten Pontianak.


57

c. Teknik Komunikasi Tidak Langsung

Menurut Zuldafrial (2010:33), yang dimaksud komunikasi

tidak langsung adalah “Suatu metode pengumpulan data, dimana si-

peneliti tidak berhadapan langsung dengan subyek penelitian untuk

mendapatkan data atau informasi yang diperlukan, tetepi dengan

menggunakan angket”.

Kegiatan komunikasi tidak langsung yang dimaksudkan dalam

penelitian ini adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan

mengadakan hubungan tidak langsung yaitu dengan memberikan

serangkaian tulisan yang memuat pertanyaan-pertanyaan, yang

ditujukan kepada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Anjongan Kabupaten

Pontianak.

2. Alat Pengumpul Data

Berdasarkan teknik pengumpulan data di atas, maka dalam

penelitian ini dipergunakan tiga alat pengumpul data, yaitu pedoman

observasi untuk teknik observasi langsung, panduan wawancara untuk

teknik komunikasi langsung dan angket untuk teknik komunikasi tidak

langsung.

a. Pedoman Observasi

Pedoman observasi adalah “Pedoman observasi berisi sebuah

daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati”.


58

Suharsimi Arikunto dalam (Septian Indrayani, 2010). Observasi

merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan

penelitian itu berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu.

Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode observasi terstruktur. Observasi terstruktur ditandai dengan

perekaman data yang relatif sederhana, berhubung dengan telah

tersedianya format yang relatif rinci. Dengan format yang relatif rinci

itu, pengamat tinggal membubuhkan tanda cacah (tallies) atau tanda-

tanda lain sehingga segala yang teramati terekam dengan rapi. Pada

pelaksanaan diskusi kelompok asal maupun dalam permainan, peneliti

mengamati keaktifan siswa dalam kelompok belajarnya dan

membubuhkan tanda cacah sesuai dengan kategori pada lembar

observasi yang telah tersedia.

b. Pedoman wawancara

Zuldafrial ( 2010:39 ) menyatakan bahwa :

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data


dengan mengadakan jalan komunikasi dengan sumber data.
komunikasi dilakukan dengan dialog atau tanya jawab secara
lisan baik langsung maupun tidak langsung. Yang bersifat
langsung yaitu apabila data yang dikumpulkan langsung
diperoleh dari individu yang menjadi subyek penelitian.
Sedangkan wawancara bersifat tidak langsung apabila
wawancara dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh
keterangan tentang orang lain yang menjadi subyek penelitian.
Pedoman wawancara ini digunakan untuk memperkuat
pernyataan jawaban responden yang diperoleh melalui angket.
59

Dalam penelitian ini pedoman wawancara yang dimaksud

adalah daftar pertanyaan yang akan ditanyakan secara langsung

kepada responden (guru PKn). Tanya jawab dilakukan secara

sistematis dan berpijak pada tujuan penelitian yang telah ditetapkan

sebelumnya, khususnya yang berkenaan dengan upaya guru

meningkatakan pemahaman kemerdekaan mengamukakan pendapat

pada siswa kelas VII melalui proses pembelajaran di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 1 Anjongan Kabupaten Pontianak.

c. Angket

Pertannyaan yang diajukan secara tertulis dan dijawab oleh

sumberdata atau responden.

Sehubungan dengan itu Zuldafrial (2010:44) menyatakan


bahwa :

Angket merupakan alat pengumpul data yang digunakan dalam


penelitian dengan teknik komunikasi tidak langsung dengan
sumber data. Dalam angket komunikasi dilakukan secara
tertulis. Data yang akan dikumpulkan dijabarkan dalam bentuk
pertanyaan secara tertulis dan responden memberi jawaban
secara tertulis pula. Angket pun dapat bersifat langsung dan
tidak langsung. Angket bersifat langsung jika angket ditujukan
kepada responden untuk meminta keterangan tentang dirinya,
sedangkan angket tidak langsung, jika ditujukan kepada
responden untuk meminta keterangan tentang orang lain.

Alat pengumpul data berupa angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket terstruktur tertutup artinya setiap jawaban

angket telah tersedia alternatif jawaban. Tugas responden hanya


60

membubuhkan tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang dianggap

cocok dan sesuai. Angket ini ditujukan kepada siswa kelas VII

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Anjongan Kabupaten Pontianak

yang menjadi sampel penelitian.

Hasil jawaban responden terhadap angket akan

ditransformasikan ke dalam perhitungan kuantitatif dengan kategori

penelitian angket sebagai berikut :

a. Jawaban untuk alternatif A diberi skor 3 / selalu

b. Jawaban untuk alternaitf B diberi skor 2 / kadang-kadang

c. Jawaban untuk alternatif C diberi skor 1 / tidak pernah

D. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan

teknik statistik dan analisis secara deskriptif, sebagai berikut :

1. Data yang diperoleh dari hasil anget akan dianalisis dengan mengunakan

teknik persentase sesuai pendapat M. Ali dalam (Ismi Wijayanti, 2009:11)

dengan rumus :

n
χ %= ×100 %
Ν
61

Keterangan :

χ% = Persentase yang dihitung

n = Skor aktual tiap variable penelitian

Ν = Skor maksimal ideal tiap variable penelitian

2. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dari pedoman observasi

akan dianalisis secara deskriptif melaluai pemaparan secara naratif

(menggunakan kalimat-kalimat).

Anda mungkin juga menyukai