Anda di halaman 1dari 29

PROGRAM STUDI KEAHLIAN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

Dusun
OLEH:
SUPERMANTO

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN LANDAK


Sebagai Laporan Hasil Kegiatan PRAKERIN
Dari Tanggal 1 Juli 2015 s/d 1 Oktober 2015

Menyetujui/Mengesahkan:

Pimpinan OBENG’K PONGODI Pembimbing Instansi/DU-


DI

Rufinus Arif Sumah Blasius Sukma


Darmawan, SP
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
OLEH SEKOLAH

Telah diperiksa dan dinilai oleh Tim Penilai


SMK NEGERI 1 NGABANG

Dinyatakan
DITERIMA/DITOLAK

Disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional (UN)
Tahun Pelajaran 2015/2016

Menyetujui,
Ketua Paket Keahlian Pembimbing
Sekolah

Fransiska Wiwin, S.Pd.Bio. Herkulanus, S.P


NIP.19811217 200604 2 022 NIP.19730522
200604 1 016

Mengetahui/Mengesahkan,
Kepala SMK Negeri 1 Ngabang Ketua Panitia
Prakerin

Dominikus Dasit, S.Pd Herkulanus, S.P


NIP. 19640717 200212 1 005 NIP.19730522
200604 1 016
KATA PENGANTAR

Penyusun panjatkan puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan nikmat kesehatan serta kemudahan kepada penyusun sehingga
penyusun mampu melakasanakan program PRAKERIN dan menyelesaikan
menyusunan Laporan PRAKERIN. Maksud dan Tujuan pembuatan laporan ini
adalah sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir Nasional di SMK Negeri 1 Ngabang,
selain dari itu laporan ini menjadi bukti hasil Praktik Kerja Industri selama 3
bulan yang dimulai sejak tanggal 1 Juli 2015 s/d 1 Oktober 2015 yang
dilaksanakan di OBENG’K PONGODI, yang beralamat di Dusun Nala, Desa
Embala, Kecamatan Parindu, Kabupaten Sanggau.
Selama melaksanakan program PRAKERIN ini penyusun mendapat
banyak bimbingan dan pengarahan yang baik dari pembimbing PRAKERIN di
perusahaan maupun di sekolah, dan dari berbagai pihak oleh karena itu dalam
kesempatan ini saya ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Dominikus Dasit, S.Pd. Selaku Kepala SMK Negeri 1 Ngabang.
2. Bapak Herkulanus, S.P. Selaku Waka Bidang HUMAS sekaligus Ketua
Prakerin.
3. Ibu Fransiska Wiwin, S.Pd.Bio. Selaku Ketua Paket Keahlian Agribisnis
tanaman Perkebunan.
4. Segenap Dewan Guru serta Staf Tata Usaha yang turut membantu.
5. Bapak Rufinus Arif Sumah Selaku Pimpinan OBENG’K PONGODI.
6. Blasius Sukma Darmawan, S.P. Selaku Pembimbing DU/DI.
7. Seluruh Staff dan Karyawan OBENG’K PONGODI.
8. Kedua Orang Tua yang telah mendukung saya untuk dapat melaksanakan
program PRAKERIN ini.
9. Kepada teman-teman yang telah memotivasi saya dalam pembuatan
laporan ini.
Penyusun menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu saya sangat mengharapkan masukan baik berupa
kritik, maupun saran-saran yang dapat untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang ada. Semoga laporan ini dapat bermanfaat, khususnya bagi saya
pribadi maupun bagi orang lain yang membacanya.
Ngabang, 01 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI
i
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan Prakerin
1
C. Waktu dan Tempat
2
D. Manfaat Pelaksanaan Prakerin
2
E. Tujuan Penulisan Laporan Prakerin
2
F. Landasan Hukum
2
BAB II KAJIANTEMPAT PRAKERIN
4
A. Sejarah Instansi/DU-DI
4
B. Struktur Organisasi
5
C. Fasilitas/Sarana
6
D. Bidang Usaha/Program Kerja
6
BAB III DESKRIPSI PELAKSANAAN PRAKERIN
7
A. Kegiatan Selama Prakerin
7
B. Hasil yang Diharapkan
13
C. Hambatan yang Dialami Selama Prakerin
13
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
14
A. Kesimpulan
14
B. Saran
14
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
Jurnal Kegiatan Siswa
Daftar Hadir Siswa/I
Dokumentasi (foto kegiatan prakerin)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik kerja industri (PRAKERIN) merupakan kegiatan belajar siswa
dalam situasi nyata di lapangan untuk mendapatkan pengalaman dibidang
pertanian, dan keperluan ilmu pengetahuan tentang pertanian sesuai dengan
program keahlian.
Adapun landasan hukum pelaksanaan praktik kerja industri
(PRAKERIN) pada pendidikan menengah kejuruan didasarkan atas
ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam undang-undang NO.20 tahun 2003
sebagai berikut:
1. Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan
pengawasan, dan evaluasi program pendidikan UUSPN BAB IV pasal 8.
2. Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam
menyelenggarakan pendidikan UUSPN BAB IV pasal 9.
3. Kurikulum disususn sesuai dengan jenjang pendidikan dan kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan tuntunan
dunia kerja UUSPN BAB IV passal 36.
4. Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta
perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan
organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian
mutu pelayanan pendidikan UUSPN BAB XV pasal 54.

B. Tujuan Prakerin
1. Tujuan Umum
Membina kerjasama antar pihak sekolah dengan masyarakat tani,
sehingga dapat dirasakan manfaat dari keberadaan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK).
2. Tujuan Khusus
a. Untuk meningkatkan semangat wirausaha bagi para pendidik atau
pelajar dibidang pertanian secara profesional dengan memperhatikan
situasi kondisi dan wilayah.
b. Untuk mengembangkan ilmu pegetahuan tentang pertanian yang
lebih terarah.
c. Untuk belajar melatih diri dengan kedisiplinan waktu yang
ditentukan oleh pihak perusahaan.
d. Memenuhi sumber daya manusia (SDM) kebidang pertanian yang
bekualitas, sehingga saat lulus SMK menjadi mampu menjalankan
tugas dan fungsinya.

C. Waktu dan Tempat


Kegiatan yang dilaksanakan dari tanggal 01 Juli 2015 s/d 01 Oktober
2015, di Obeng’k Pongodi yang bertempat/beralamat di Dusun Nala, Desa
Embala, Kecamatan Parindu, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan
Barat.

D. Manfaat Pelaksanaan Prakerin


1. Untuk menambah pengalaman kerja di lapangan agar lebih luas.
2. Melatih siswa menyesuaikan diri dalam berkomunikasi dengan para
petani.
3. Melatih siswa berwirausaha serta mampu melakukan analisis terhadap
usaha tani.
4. Untuk menciptakan siap mental, tahan uji, dan siap pakai.
5. Menumbuhkan rasa cinta terhadap pekerjaan.

E. Tujuan Penulisan Laporan Prakerin


Tujuan penulisan laporan prakerin ini adalah sebagai syarat mengikuti
Ujian Akhir Nasional (UAN) di SMK Negeri 1 Ngabang, dan untuk
menguraikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama proses prakerin.

F. Landasan Hukum
Yang menjadi dasar pelaksanaan Praktik Kerja Industri di SMK
Negeri 1 Ngabang, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat adalah:
1. UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. PP. Nomor: 29/1990 tentang Pendidikan Menengah.
3. Kep. Menaker No: 285/MEN/1991 tentang Pelaksanaan Pemagangan
Nasional.
4. PP No: 39/1992 tentang peranan Masyarakat dalam Pendidikan Nasional.
5. Surat Keputusan Mendikbud Nomor:0490/U/1992 tentang Sekolah
Menengah Kejuruan.
6. Surat Keputusan Mendikbud No: 080/U/1993 tentang Kurikulum SMK
sebagaimana telah diubah menjadi Kurikulum SMK Edisi 1999.
7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep-
235/Men/2003 tentang Jenis-jenis Pekerjaan dan Membahayakan
Kesehatan, Keselamatan atau Moral Anak.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per-
22/Men/IX/2009 tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri.
9. Surat keputusan Kepaka SMK Negeri 1 Ngabang Nomor:
423.4/01/SMKN 1 NGB/2015 tentang Susunan Panitia Prakerin SMK
Negeri 1 Ngabang.
BAB II
KAJIAN TEMPAT PRAKERIN

A. Sejarah Instansi/DU-DI
Komoditas pencinta tanaman karet di daerah kabupaten Sanggau
melakukan aksi nyata dengan berbagai kegiatanyang dipelopori oleh bapak
Rufinus Arif Sumah di desa Embala, dusun Nala, kecamatan Parindu,
kabupaten Sanggau yang menerima penghargaan pemuda pelopor yang
diberikan oleh Gubernur Kalimantan Barat H.Aswar Aswin pada tahun
1999. Tahun 2004 kegiatan yang dilakukan menanam karet unggul sebagai
percontohan yang dilanjutkan dengan membuat penangkaran karet unggul
sebagai sarana pendidikan dan pelatihan okulasi tanaman karet.
Gerakan yang dilakukan swadaya murni diberi nama usaha mandiri
OBENG’K PONGODI. Kegiatan ini sudah banyak menuai hasil yang
bermanfaat bagi masyarakat yang berada di kabupaten Sanggau dan
kabupaten lain, seperti: Sekadau, Sintang, Landak dan Kapuas Hulu. Jumlah
bibit karet unggul yang telah beredar adalah sebanyak 3 juta bibit dari tahun
2005 - 2015. Di areal usaha mandiri Obeng’k Pongodi dimanfaatkan sebagai
tempat pendidikan dan latihan budidaya karet unggul mulai tahun 2005
sampai sekarang.
Untuk membantu proses perlindungan hak-hak masyarakat adat
dengan berdasarkan pada hasil pemikiran dan analisis pendirian maka
berdirilah sebuah lembaga yang diberi nama yayasan dikembangkan oleh
lembaga yayasan Pongodi Bala adalah sebagai berikut:
1. Dalam mengkomodir dan memperjuangkan hak-hak masyarakat adat
dan petani karet maka Yayasan Pongodi Bala melakukan pelatihan,
menyediakan bibit unggul, mendistribusikan pupuk tanah lingkungan
dan pembinaan berkelanjutan yang menghasilkan petani karet yang
profesional makmur.
2. Yayasan Pongodi Bala dalam membentuk masyarakat adat dan petani
karet dalam memperluas kawasan, membangun pencitraan masyarakat
adat petani, pendidikan nonformal, menumbuhkan minat, membentuk
pola pikir masyarakat ke arah yang lebih cerdas maka Obeng’k
Pongodi menerbitkan publik.
3. Untuk meningkatkan sumber penghasil petani karet, Obeng’k Pongodi
membantu menyediakan bibit Karet Unggul dengan volume
masyarakat yang maksimum dan
4
memfasilitasi petani karet dalam memperjuangkan harga karet di
tingkat tani dengan memperpendek mata rantai pemasar karet.
B. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI OBENG’K PONGODI

PIMPINAN

RUFINUS
ARIF.S..SUMAH

MANAGER

Blasius Sukma Darmawan. SP

PEMBIBITAN UNIT UPPB UNIT UNIT


KARET K.SAWIT WASERDA KARET
RUFINUS
HENDRA PINDOE A.S. SUTIANA ANDEREAS
JAE
PINDOE JAMBUN S.H
SUTIANA JAE

SEKRETARIS BENDAHARA
MANGAN AGUSTINUS
MANGAN

KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK


TANI TANI TANI SEI TANI BALA TANI
OBENG’K PENGODI JEROMANG BOKAH KEPALA
PONGODI BALA RAYA

RUFINUS TUTUNG MANGAN


A.S. L.BOMAE SOLA
C. Fasilitas/sarana
Fasilitas/sarana yang tersedia di tempat prakerin adalah sebagai berikut:
1. Gudang
Gudang adalah tempat yang digunakan atau berfungsi sebagai tempat
penyimpanan alat-alat praktik.
2. Penggiling Karet
Penggiling karet adalah fasilitas/sarana yang digunakan untuk
menggiling karet yang sudah dibekukan.
3. Artco
Artco adalah alat yang digunakan untuk mengangkut hasil panen dan
memudahkan dalam pemindahan atau pengangkutan barang.
4. Mesin Genset
Mesin genset berfungsi untuk melakukan penerangan di malam hari.
5. Mes Penginapan (Asrama)
Sebagai tempat penginapan peserta prakerin selama masa prakerin
berjalan.
6. Gunting Entris
Sebagai alat untuk perawatan dan pengambilan batang entris.
7. Hand Sprayer
Hand sprayer adalah alat untuk pengaplikasian obat/herbisida/pupuk
dengan cara penyemprotan pada gulma atau tanaman.
8. Mesin Robin
Mesin robin adalah alat yang digunakan untuk memudahkan penyiraman
disaat musim kemarau.
9. Listrik
Listrik adalah sarana yang digunakan untuk kegiatan prakrin guna
menunjang kelancaran beraktivitas seperti penggunaan mesin air, hiburan
dan peneranagan diwaktu malam guna membantu siswa-siswi dalam
belajar.
D. Bidang Usaha/Program Kerja
Dalam Usaha Mandiri Obeng’k Pongodi program kerja atau usaha
yang dilakukan yaitu usaha dalam perkebunan dan pertanian yang mana
dalam program perkebunan ini yang diarahkan dalam perkebunan Karet
Unggul.
BAB III
DESKRIPSI PELAKSANAAN PRAKERIN

A. Kegiatan selama prakerin


Budidaya Karet Unggul (Havea Brasiliensis L)
I. PENDAHULUAN
A. Letak Geografis
1. Kalimantan Barat memiliki wilayah yang beragam, yaitu datar,
bergelombang dan berbukit.
2. Kalimantan Barat merupakan daerah tropis yang memiliki type
iklim yang cocok untuk budidaya karet unggul.

B. Arti Ekonomis
1. Tanaman karet merupakan tanaman sandaran hidup petani
pedesaan.
2. Tanaman karet memiliki nilai ekonomi tinggi jika dibanding
dengan tanaman lainnya seperti padi dan jagung.
3. Karet Merupakan komoditas ekspor.

C. Syarat Tumbuh
1. Tanaman karet dapat tumbuh baik pada daerah dataran rendah
sampai dataran tinggi yaitu dari 0 - 3000 m Dpl.
2. Tanaman karet dapat tumbuh baik disegala jenis tanah, namun
harus mempunyai tingkat kesuburan tanah yang cukup.
3. Tanaman karet tumbuh dengan baik pada type iklim tropis seperti
di Indonesia khususnya Sumatera dan Kalimantan.

II. PERSIAPAN LAHAN


A. Tebang Tebas
Penebangan dan penebasan harus bersih, rata dengan
permukaan tanah, agar tidak mengganggu pekerjaan lainnya seperti
mengajir, teras tering, dan lain-lain.
B. Pembersihan lahan
1. Lahan penanaman karet harus besih dari sisa-sisa tebang
tebas.
2. Tunggul dan sisa akar tebang tebas harus dicabut bersih
agar tidak menjadi sarang cendawan jamur akar putih.

C. Terasering
1. Terasering mutlak dibuat pada lahan yang berbukit dan
bergelombang.
2. Teras dibuat dengan pola tanam 7 x 3 m.
3. Teras memotong tegak lurus kemiringan lahan.

D. Mengajir/memancang
Merupakan serangkaian kegiatan penentuan titik tanam yang
tepat dengan penentuan arah mata angin.
1. Memasang pancang untuk persiapan pembuatan lubang
tanam.
2. Ajir dipasang dengan pola jarak tanam 7 m x 3 m pada
lahan perbukitan atau bergelombang.
3. Ajir dipasang dengan pola jarak tanam 6 m x 3 m dilahan
datar.

E. Pembuatan Lubang Tanam


1. Lubang tanam dibuat pada pancang/ajir yang sudah
ditetapkan dengan ukuran lubang tanam sekurang-
kurangnya 40 cm x 40 cm x 40 cm.
2. Pada saat pembuatan lubang tanam harus dipisahkan antara
lapisan atas dan bawah.
3. Lubang tanam harus dibuat sekurang-kurangnya 2 minggu
sebelum tanam.

III. PENANAMAN BIBIT KARET


A. Pengenalan Bibit Unggul
Jenis Bibit Unggul yang dianjurkan untuk para petani
karet adalah jenis unggul penghasil lateks seperti BPM 1, PB
260, PR 261 atau sekurang-kurangnya penghasil kayu dan
lateks seperti IR 39 dan lain-lainnya.
B. Menanam Bibit Karet
Pupuk dasar yang dapat digunakan adalah :
 NPK 300 Gram/lubang.
Cara penanaman ;
1. Bibit yang sudah tersedia dalam polybag dan siap tanam
harus sudah berumur antara 6-8 bulan.
2. Bibit siap tanam harus dalam keadaan dorman/istirahat
(tidak Flush) dalam keadaan daun tua.
3. Tanah timbunan membuat cekungan pada timbunan
penanaman.

IV. PEMELIHARAAN TBM DAN TM


1. Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan
Kegiatan yang ditujukan untuk mempercepat pertumbuhan
tanaman dan mempercepat masa produksi.

A. Penyulaman
Peyulaman merupakan proses penggantian tanaman yang
mati.tanaman yang mati dibongkar dan di semprot dengan
fungisida. penyulaman dilakukan pada saat tanaman
berumur satu sampai dua tahun,dan tahun ke tiga tidak lagi
dilakukan penyulaman.

B. Penyiangan
Penyiangan dilakukan terhadap tanaman muda, antara 1-2
tahun setiap 4 bulan sekali. merupakan proses pembersihan
areal tanaman karet. Ada dua cara dalam melakukan
penyiangan ;
1. Manual
Dengan menggunakan parang dan sabit untuk memotong
gulma di areal tanaman karet.
2. Khemis
Dengan menggunakan peyemprotan herbisida sistemik
untuk gulma berdaun sempit (alang-alang) dan herbisida
kontak untuk gulma berdaun lebar.
C. Mewiwil
Mewiwil adalah membuanag tunas liar yang tumbuh
dari batang bawah (Under Stump) dan cabang yang tumbuh
dibawah ketinggian 2,75 – 3 meter.

D. Pembentukan Percabangan
Tanaman karet yang terlambat bercabang pada ketinggian
pohon ideal 2,75 – 3 m perlu dilakukan perangsangan
cabang dengan cara:
 Daun bagian ujung disanggul dimana ujung daun /
tunas daun dalam keadaan tidur.
 Daun bagian ujung dipotong sehingga tinggal tangkai-
tangkai daun.

E. Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah penyiangan dapat diberi
pupuk sebagai berikut ;

No Umur Jumlah KG/Ha/Th


(Th)

Urea SP36 KCL NPK


1 2 3 4 5 6
1 1 75 75 75 125
2 2 150 100 100 200
3 3 200 150 150 250
4 4 250 150 150 300
5 5 dst 250 150 150 300

2. Perawatan Tanaman Menghasilkan


A. Penyiangan
merupakan proses pembersihan areal tanaman karet.
1. Manual
Dengan menggunakan parang dan sabit untuk memotong
gulma di areal tanaman karet.
2. Khemis
Dengan menggunakan peyemprotan herbisida sistemik
untuk gulma berdaun sempit (alang-alang) dan herbisida
kontak untuk gulma berdaun lebar.

B. Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan penambahan unsur
hara pada tanaman karet untuk mempercepat pertumbuhan
sehingga dapat tumbuh dengan baik. Dosis pemupukan
pada tanaman karet menghasilkan dapat dilihat pada tabel
diatas.

C. Pembuatan teras tering


Teras tering merupakan alur yang di buat datar dengan
tujuan mencegah terjadinya erosi pada lahan miring dan
mempermudah dalam proses pengumpulan hasil panen dan
mempermudah dalam pemeliharaan.
V. PENYADAPAN
Peyadapan merupakan proses pengambilan air lateks dengan cara
memotong pembuluh lateks menggunakan pisau sadap.
A. Penentuan matang sadap
penentuan matang sadap adalah dengan melihat umur dan
ukuran lilit batangnya.

B. Peralatan sadap
1. Mal sadap
Mal sadap dibuat dari kayu dengan panjang 130 cm yang di
lengkapi plat seng selebar 6 cm dan panjangnya 22,5 cm
dengan kemiringan membentuk sudut 120 derajat.
2. Pisau sadap
Pisau sadap merupakan alat yang digunakan untuk
menyadap kulit karet.
3. Talang lateks
Talang lateks terbuat dari seng dengan lebar 2,5 cm dan
panjangnya antara 8-10 cm.
4. Mangkuk lateks
Digunakan untuk menampung air lateks yang mengalir dari
bidang irisan karet.
5. Cincin mangkuk
Merupakan alat yang harus disediakan dalam penyadapan
karet yang di gunakan untuk tempat mangkuk sadap
6. Meteran gulung
Digunakan untuk menentukan tinggi bidang sadap dan
mengukur lilit batang.
7. Spidol
Digunakan untuk membuat gambar mal sadap mengikuti
plat seng

C. Pengambaran bidang sadap


1. Ukurlah terlebih dahulu ukuran lingkaran batang yaitu 45 cm
di ukur 1 meter dari pertautan okulasi
2. Letakan mal sadap pada pohon karet, posisi sadapan dari utara
ke selatan
3. Buat garis mengikut plat seng menggunakan spidol
4. Sadaplah batang karet mengikuti alur yang telah di gambar

D. Pelaksanaan penyadapan
1. Ketebalan irisan sadap
Ketebalan kulit hingga 1 mm dari lapisan kambium memiliki
pembuluh lateks terbanyak.
2. Waktu penyadapan
Penyadapannya pukul 04:00-08:00 pagi. Pengumpulan
lateksnya 2 jam sesudah penyadapan atau tergantung waktu
penyadapannya.
12

VI. PENGOLAHAN BAHAN OLAHAN KARET


A. Alat dan bahan
1. Bak pengencer
digunakan untuk tempat pembekuan lateks
2. Mesin pengiling
digunakan untuk mengepres karet yang bertujuan
mengurangi kadar air dalam karet
3. Ember
digunakan untuk mengumpulkan lateks di kebun
4. Asam semut
Merupakan bahan kimia yang di gunakan untuk membeku
karet alam
B. Pengolahan karet alam
merupakan proses pengolahan karet alam menjadi lembaran
sheet
melalui proses penyaringan, pengeceran, pembekuan,
penggilingan dan pengering-anginkan sheet.

VII. PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET


Merupakan kegiatan penjualan karet sheet di lakukan sebulan
sekali pada akhir bulan.
B. Hasil Yang Diharapkan
Hasil yang di harapkan kami sebagai peserta Prakerin adalah bisa
belajar dari kegiatan-kegiatan yang kami lakukan saat Prakerin dan
mempraktekkanya di lingkungan masyrakat dan bisa membawa
perubahan terhadap pribadi kami sendiri.
C. Hambatan Yang Dialami Selama Prakerin
Selama melaksanakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN), ada
beberapa hambatan yang di alami antara lain:
1. Alat-alat banyak yang mengalami kerusakan seperti: gagang
cangkul patah, mata pisau sadap patah, dan parang yang tidak
layak pakai.
2. Cuaca yang tidak mendukung (musim kemarau).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Sesudah menyusun dari berbagai kegiatan di atas, maka
dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Tanaman karet tumbuh dengan baik pada type iklim tropis
seperti di Indonesia, khususnya di pulau sumatera dan
kalimantan.
2. Tanaman karet dapat tumbuh baik pada daerah dataran
rendah sampai dataran tinggi yaitu dari 0 – 3000 m Dpl.
3. Tanaman karet merupakan sandaran hidup petani pedesaan.
4. Hal – hal yang harus di lakukan dalam membudidayakan
tanaman karet yaitu : persiapan lahan : Tebang tebas,
pembersihan lahan, terasering, mengajir/ memancang,
pembuatan lubang tanam, penanaman bibit karet, perawatan
TBM, TM, penyadapan, pengolahan bahan olah karet, dan
pemasaran bahan olah karet.
5. Ilmu pertanian yang dipraktikkan secara langsung di Usaha
Mandiri Obeng’k Pongodi merupakan ilmu pertanian
dibidang perkebunan yaitu perkebunan karet dan
perkebunan kelapa sawit.
6. Usaha Mandiri Obeng’k Pongodi merupakan tempat untuk
menuntut ilmu pertanian serta ilmu pribadi, sehingga kaum
para pendidik menjadi pribadi yang berkualitas, handal dan
siap pakai di dunia kerja.

B. Saran
Diharapkan kepada pihak sekolah untuk melengkapi dari
semua kekurangan fasilitas yang ada di sekolah supaya siswa-
siswi merasa terbantu dalam proses belajar mengajar dan tidak
mengalami kesulitan saat belajar, karena sampai saat ini masih
banyak kekurangan-kekurangan yang dirasakan oleh siswi-
siswi saat belajar terutama praktik secara langsung di sekolah
atau di lapangan.
Atas perhatian dan kerjasamanya dari semua pihak yang
mengetahui, maka saya mengucapkan banyak terima kasih
kepada semuanya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. “klon karet unggul P4TM ikut serta menjawab tantangan tahun 2000”,
sasaran NO.1,Desember 1986.
Anonim, bibit karet unggul untuk Perkebunan (Salatiga: Pusat Penelitian
Perkebunan Getas, 1991).
Ant. “indonesia tingkatkan Produksi karet industri.” warta bursa komoditi, NO.64
hal.5, 18 juni 1991.
Asosiasi Pemasaran bersama Perkebunan situasi pasar karet alam tahun 1990
sebagai tantangan bagi perkaretan Nasional Jakarta, 1990.
Pemupukan pada tanaman karet, seri pedoman NO.3 (Palembang: badan
penelitian dan pengembangan pertanian, 1982).
DOKUMENTASI

a. Foto pembukaan lahan

b.Foto penanaman karet unggul

c.Foto perawatan karet (TBM)


d.Foto perawatan karet (TM)`

e. Foto pengambaran bidang sadap


f.Foto penyadapan

Anda mungkin juga menyukai