Anda di halaman 1dari 21

62

BAB IV

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

A. Persiapan Penelitian

Ada beberapa langkah persiapan sebelum dilaksanakan penelitian.

Persiapan-persiapan ini meliputi kelengkapan administrasi dan alat-alat

pengumpul data yang digunakan dalam penelitian. Kelengkapan administrasi

yang dipersiapkan meliputi Surat Keterangan (SK) Pembimbing dan Surat

Mohon Izin Penelitian dari Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan-

Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP-PGRI) Pontianak yang ditujukan

kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Pontianak dan kepada Kepala Sekolah

Menengah Pertama Negeri 1 Anjongan Kabupaten Pontianak.

Secara berurutan kegiatan persiapan ini dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Menyusun Instrumen Penelitian

Menyiapakan instrument penelitian atau alat pengumpul data yang

akan digunakan, yaitu : angket, pedoman wawancara dan pedoman

observasi. Penyusunan angket ini didahului dengan perumusan kisi-kisi

angket. Hal ini dimaksudkan agar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

tetap bertitik tolak dari variabel-variabel yang hendak diteliti.


63

Kisi-kisi angket dan butir-butir pertanyaan angket yang telah

disusun dikonsultasikan kepada Dosen Pembimbing. Setelah mendapatkan

persetujuan diperbanyak sesuai dengan jumlah sampel penelitian, yaitu

113 orang. Jumlah pertanyaan di dalam angket yang di gunakan berjumlah

25 item pertanyaan. Demikian pula pedoman wawancara dan pedoman

observasi yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

menghimpun data-data yang belum terungkap melalui angket sekaligus

sebagai pengecekan kembali atas data dan informasi yang telah terungkap.

Jumlah item pertanyaan dalam pedoman observasi terdiri dari 25

item yang dilaksanakan pada saat melihat kelangsungan proses

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di dalam kelas sedangkan

pedoman wawancara terdiri dari 18 item meliputi pertanyaan-pertanyaan

tentang : upaya guru melakukan interaksi dan komunikasi yang baik,

upaya guru mengaktifkan serta mempartisipasikan siswa dan upaya guru

menerapkan metode diskusi dalam proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa

mengenai kemerdekaan mengemukakan pendapat. Wawancara

dilaksanakan pada guru Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII Sekolah

Menengah Pertama Negeri 1 Anjongan Kabupaten Pontianak.


64

2. Mengurus Surat Izin Penelitian

Setalah alat pengumpul data penelitian yang di gunakan mendapat

persetujuan dari dosen pembimbing utama dan dosen pembimbing kedua,

maka peneliti mengajukan permohonan kepada Ketua STKIP-PGRI

Pontianak, yang selanjutnya dikeluarkan Surat Izin Penelitian Nomor :

3418/L.308.1/TU/2011 tanggal 15 Agustus 2011 yang ditujukan kepada

Dinas Pendidikan Kabupaten Pontianak dan kepada Kepala Sekolah

Menengah Pertama Negeri 1 Anjongan Kabupaten Pontianak.

Atas dasar surat permohonan izin penelitian, Kepala Dinas

Pendidikan Kabupaten Pontianak, menerbitkan Surat Izin Penelitian

Nomor : 423/944/DIKPORA – A tanggal 23 Agustus 2011, yang

merupakan dasar untuk melakukan penelitian pada Sekolah Menengah

Pertama Negeri 1 Anjongan Kabupaten Pontianak.

B. Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang peneliti tempuh dalam pelaksanaan penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Menentukan Subjek Penelitian

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan melakukan wawancara

pada guru bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan dilanjutkan dengan

observasi langsung dan penyebaran angket kepada sumber data yang telah
65

ditetapkan terlebih dahulu yaitu siswa kelas VII Sekolah Menengah

Pertama Negeri 1 Anjongan Kabupaten Pontianak yang berjumlah 113

responden.

Setelah mendapatkan izin dari Kepala Sekolah pelaksanaan

penelitian dimulai tanggal 27 – 2 November 2011.

2. Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilaksanakan dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

a) Meminta kesediaan guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk

memberikan informasi dengan melakukan wawancara dilaksanakan

pada tanggal 27 Oktober 2011.

b) Penyebaran angket sebanyak 113 eksemplar kepada siswa kelas VII

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Anjongan Kabupaten Pontiank.

Penyebaran angket dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2011.

c) Mengumpulkan kembali angket yang telah di sebarkan pada waktu

yang telah ditetapkan, kemudian meneliti satu persatu jawaban yang

diberikan oleh siswa. angket yang tidak diisi secara benar sesuai

petunjuk penelitian dikembalikan pada siswa untuk diperbaiki.

Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 31 Oktober 2011.


66

d) Melakukan observasi langsung dengan melihat proses pembalajaran

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas pada tanggal 29

Oktober 2011 sampai dengan 2 November 2011.

C. Analisis dan Hasil Data Angket

1. Analisis Data Angket

Langkah berikutnya dalam penelitian ini adalah analisis data.

Sebelum melakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan pengolahan

data, kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Membuat tabulasi skor hasil angket jawaban siswa

b. Berdasarkan tabulasi skor, dilakukan perhitungan secara keseluruhan

variable dan aspek-aspeknya.

Adapun analisis data pada penelitan ini yaitu mengunakan rumus

persentase menurut M. Ali dalam (Ismi Wijayanti, 2009:11) sebagai

berikut :

n
χ %= ×100 %
Ν

Keterangan :

χ% = Persentase yang dihitung

n = Skor aktual tiap variable penelitian

Ν = Skor maksimal ideal tiap variable penelitian


67

Tolak ukur kategori penelitian yang digunakan adalah kritaria

“selalu, kadang-kadang dan tidak pernah”. Penentuan kriteria dalam

penelitian ini mengacu kepada pendapat Popham James dan Siratnik,

Keneth. A dalam (Noni, 2005:80), yaitu bahwa penentuan tolak ukur

didasarkan pada kurva normal.

Untuk menentukan rentang setiap kategori selalu, kadang-kadang,

dan tidak pernah terlebih dahulu ditetapkan rentang skor kategori kadang-

kadang. Bila rentang kategori kadang-kadang sudah ditemukan, maka

kategori selalu adalah rentangan di atas kategori kadang-kadang,

sedangkan rentangan yang berada di bawah kategori kadang-kadang

adalah rentangan kategori tidak pernah.

Langkah-langkah untuk mementukan kategori kadang-kadang

adalah sebagai berikut :

a. Mencari skor maksimal ideal

Yaitu jumlah item dikali skor tertinggi suatu item

25 x 3 = 75

b. Mencari rata-rata ideal

Yaitu skor maksimal ideal dibagi 2

75 : 2 = 37,5
68

c. Mencari standar deviasi ideal

Yaitu rata-rata ideal dibagi 3

37,5 : 3 = 12,5

d. Menentukan luas kurva normal (Z) untuk daerah 34,13% melalui table

kurva normal.

34,13% = 1,00

e. Untuk menentukan kategori “Kadang-kadang” digunakan rumus :

X ideal – (Z x S ideal) sampai dengan X ideal + (Z x S ideal)

37,5 – (1,00 x 12,5) sampai dengan 37,5 + (1,00 x 12,5)

37,5 – 12,5 sampai dengan 37,5 + 12,5

25,00 sampai 50,00

f. Untuk menentukan kategori “Selalu” adalah rentangan yang berada di

atas rentangan kategori “Kadang-kadang”

50,01 sampai 75,00

g. Untuk menentukan kategori “Tidak pernah” adalah rentangan yang

berada di bawah rentangan kategori “Kadang-kadang”

0,00 sampai 24,99.


69

TABEL 4.1

TOLAK UKUR PERSENTASE

UPAYA GURU MENINGKATKAN PEMAHAMAN


KEMERDEKAAN MENGENMUKAKAN PENDAPAT PADA
SISWA KELAS VII MELALUI PEOSES PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Kategori Rentang Skor Persentase (%)
Baik 50,01 – 75,00 66,68% - 100%

Cukup 25,00 – 50,00 33,33% - 66,67%

Kurang 0,00 – 24,99 0,00% – 33,32%


Popham James dan Siratnik, Keneth. A dalam (Noni, 2005:82)

Untuk menentukan kategori penilaian tiap aspek variable yang

diamati dalam penelitian, maka dilakukan prosedur perhitungan sebagai

berikut :

a. Menentukan jumlah skor aktual tiap aspek variable

b. Menentukan jumlah skor maksimal ideal tiap aspek variable

c. Menentukan persentase untuk tiap aspek variable dengan rumus:

∑ skor aktual × 100 %


∑ skor maksimal ideal
d. Menyesuaikan persentase perhitungan kepada table tolak ukur kategori

penilaian.

2. Hasil Data Angket

Dengan menggunakan tolak ukur yang tertera pada table 4.1, maka

diperoleh hasil seperti yang tertera pada table 4.2.


70

TABEL 4.2

PERSENTASE UPAYA GURU MENINGKATKAN PEMAHAMAN


KEMERDEKAAN MENGENMUKAKAN PENDAPAT PADA
SISWA KELAS VII MELALUI PEOSES PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Skor
Skor
Aspek Variabel dan Indikator Aktua % Kategori
Ideal
l
1. Seni berinteraksi dan
berkomunikasi dalam 2880 3390 84,95% Baik
pembelajan
a. Penyampaian Pesan atau 1569 1695 92,56 % Baik
Materi Pelajaran
b. Hubungan Timbal Balik 1311 1695 77,34 % Baik
2. Kiat mengaktifkan dan
memprartisipasikan siswa 2349 3390 69,29 % Baik
dalam kegiatan pembelajaran
a. Merangsang Siswa Dalam 1281 1695 75,57 % Baik
Mengajukan Pertanyaan
b. Mengaktifkan Siswa Dalam 1068 1695 63,00 % Cukup
Kerja Sama
3. Penerapan metode diskusi 1282 1695 75,63 % Baik
a. Pola-Pola Diskusi 170 339 50,14 % Cukup
b. Aplikasi Metode Diskusi 232 339 68,43 % Baik
c. Penyelenggaraan Diskusi 296 339 87,31 % Baik
d. Peranan Guru Dalam 264 339 77,87 % Baik
Diskusi
e. Manfaat Dalam 320 339 94,39 % Baik
Pelaksanaan Diskusi
Upaya Guru Meningkatkan
Pemahaman Kemerdekaan
Mengemukakan Pedapat Pada
6511 8475 76,82 % Baik
Siswa Kelas VII Melalui Proses
Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
71

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa Upaya Guru

Meningkatkan Pemahaman Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat Pada

Siswa Kelas VII Melalui Proses Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Anjongan

Kabupaten Pontianak mencapai skor aktual 6511 Dari skor maksimal ideal

8475 berarti mencapai 76,82%. Dengan demikian upaya guru

meningkatkan pemahaman kemerdekaan mengemukakan pendapat pada

siswa kelas VII melalui proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Anjongan

Kabupaten Pontianak tergolong baik. Lebih terperinci secara khusus

penelitian ini menyimpulkan bahwa :

1) Aspek seni berinteraksi dan berkomunikasi dalam pembelajan,

mencapai skor aktual 2880 dan skor maksimal ideal 3390 yang berarti

mencapai 84,95%. Dengan demikian seni berinteraksi dan

berkomunikasi dalam pembelajan tergolong baik. Gambaran hasil ini

ditafsirkan karena upaya guru dalam penyampaian pesan atau materi

pelajaran dan hubungan timbal balik.

2) Aspek kiat mengaktifkan dan memprartisipasikan siswa dalam

kegiatan pembelajaran mencapai skor aktual 2349 dan skor maksimal

ideal 3390 yang berarti mencapai 69,29%. Dengan demikian kiat

mengaktifkan dan memprartisipasikan siswa dalam kegiatan


72

pembelajaran tergolong baik. Gambaran hasil ini ditafsirkan karena

upaya guru dalam merangsang siswa dalam mengajukan pertanyaan

dan mengaktifkan siswa dalam kerja sama.

3) Aspek penerapan metode diskusi mencapai skor aktual 1282 dan skor

maksimal ideal 1695 yang berarti mencapai 75,63%. Dengan demikian

penerapan metode diskusi tergolong baik. Gambaran hasil ini

ditafsirkan karena upaya guru dalam pola-pola diskusi, aplikasi

metode diskusi, penyelenggaraan diskusi, peranan guru dalam diskusi

dan manfaat dalam pelaksanaan diskusi.

D. Deskripsi Hasil Wawancara dan Observasi

1. Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawanacara peneliti dengan guru Pendidikan

Kewarganegaraan kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1

Anjongan Kabupaten Pontianak bahwa Upaya Guru Meningkatkan

Pemahaman Kemerdekaan Mengemukakan Pedapat Pada Siswa Kelas VII

Melalui Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sudah

terlaksana dengan baik. Adapun hasil wawancara tersebut dapat

dideskipsikan sebagai berikut :


73

P : Asalamualaikum bu’, maaf menggagu

S : Wa’alaikum salam, iya tidak apa-apa

P : Boleh saya mewawancara ibu ?

S : Oh..silahkan

P : Bagaimanakah cara Ibu meningkatkan pemahaman kemerdekaan

mengemukakan pendapat pada siswa melalui proses

pembelajaran ?

S : Cara yang saya gunakan untuk meningkatkan pemahaman

kemerdekaan mengemukakan pendapat pada siswa melalui

proses pembelajaran adalah dengan mengajak siswa bermain

peran menggunakan skenario yang sudah dirancang sebelumnya.

P : Apakah kepala sekolah mendukung Ibu dalam meningkatkan

pemahaman kemerdekaan mengemukakan pendapat pada siswa

melalui proses pembelajaran ?

S : Kepala sekolah sangat mendukung saya dalam meningkatkan

pemahaman kemerdekaan mengemukakan pendapat pada siswa

melalui proses pembelajaran

P : Apakah Ibu berusaha mengaitkan materi pelajaran kemerdekaan

dengan situasi atau peristiwa di kehidupan siswa mengenai

pemahaman kemerdekaan mengemukakan pendapat ?


74

S : Iya, saya berusaha mengaitkan materi pelajaran kemerdekaan

dengan situasi atau peristiwa di kehidupan siswa mengenai

pemahaman kemerdekaan mengemukakan pendapat

P : Apakah Ibu juga menyertakan contoh-contoh yang konkrit untuk

menguatkan pemahaman siswa mengenai pemahaman

kemerdekaan mengemukakan pendapat ?

S : Iya, saya juga menyertakan contoh-contoh yang konkrit untuk

menguatkan pemahaman siswa mengenai pemahaman

kemerdekaan mengemukakan pendapat

P : Bagaimanakah cara Ibu menciptakan suasana pembelajaran yang

menantang ?

S : Cara yang saya gunakan untuk menciptakan suasana

pembelajaran yang menantang adalah dengan melibatkan siswa

untuk menemukan dan menjabarkan kembali hasil temuan

mereka

P : Bagaimanakah keaktifan belajar siswa seperti bertanya dan

menjawab pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran yang

disampaikan ?

S : Siswa sangat aktif dalam belajar seperti bertanya dan menjawab

pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran yang

disampaikan
75

P : Apakah Ibu menggunakan pertanyaan-pertanyaan pancingan ?

S : Iya, saya menggunakan pertanyaan pancingan

P : Bagaimanakah cara Ibu menciptakan suasana pembelajaran yang

menyenangkan ?

S : Cara yang saya gunakan untuk menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan mengaitkan

materi pelajaran denngan model-model pembelajaran bermain

P : Bagaimanakah cara Ibu menghindari siswa dari tekanan suasana

yang tidak menentu (seperti suasana menakutkan,

mengecewakan, membingungkan dan menjengkelkan) ?

S : Cara yang saya gunakan untuk menghindari siswa dari tekanan

suasana yang tidak menentu (seperti suasana menakutkan,

mengecewakan, membingungkan dan menjengkelkan) adalah

dengan menciptakan suasana belajar yang rileks dengan lelucon

di selala pembelajaran

P : Apa yang Ibu lakukan bila siswa tidak dapat menjawab

pertanyaan dengan tepat ?

S : Cara yang saya lakukan bila siswa tidak dapat menjawab

pertanyaan dengan tepat adalah dengan memberikan pengertian-

pengertian dan meningkatkan kepercayaan diri siswa


76

P : Apa yang Ibu lakukan agar siswa berani mengajukan

pertanyaan?

S : Cara yang saya lakukan agar siswa berani mengajukan

pertanyaan adalah memberikan siswa tugas terlebih dahulu

mengenai materi yang akan di jelaskan, dengan demikian siswa

akan membaca dan berusaha memahami materi tersebut, dan

apabila ada yang belum jelas pada saat setelah guru menjelaskan

materi tersebut siswa diberikan kessempatan untuk bertanya.

P : Metode apa saja yang biasa Ibu gunakan dalam melaksanakan

proses pembelajaran PKn di kelas dalam rangka meningkatkan

pemahaman siswa mengenai kemerdekaan mengemukakan

pendapat ?

S : Metode yang saya gunakan dalam melaksanakan proses

pembelajaran PKn di kelas dalam rangka meningkatkan

pemahaman siswa mengenai kemerdekaan mengemukakan

pendapat adalah ceramah dan diskusi

P : Bagaimanakah cara Ibu melaksanakan pembelajaran dengan

metode diskusi ?

S : Cara saya melaksanakan pembelajaran dengan metode diskusi

adalah dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok


77

diskusi kemudian diberi permasalahan-permasalahan agar

didiskusikan

P : Bagaimanakah keaktifan siswa ketika melakukan diskusi ?

S : Keaktifan siswa bervariasi ketika melakukan diskusi

P : Bagaimanakah cara Ibu memancing keaktifan siswa untuk

memulai melakukan diskusi ?

S : Cara saya memancing keaktifan siswa untuk memulai melakukan

diskusi adalah dengan menjelaskan standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indicator pencapaian serta menyampaiakan

tjuan pembelajaran

P : Apakah Ibu menggunakan metode diskusi untuk semua materi

pelajaran?

S : Saya tidak menggunakan metode diskusi untuk semua materi

pelajaran, namun disesuaikan dengan materinya

P : Apakah Ibu menemui kendala yang berarti dalam melaksanakan

proses pembelajaran PKn dengan metode diskusi ?

S : Kendala pasti ada dalam melaksanakan proses pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan dengan metode diskusi namun

tidak ada yang begitu berarti.

P : Menurut Ibu, apakah perpustakaan di sekolah sudah memadai ?

S : Menurut saya sudah hampir memadai


78

P : Saya rasa itu saja yang ingin saya tanyakan bu’, terimakasih atas

waktunya

S : Iya, sama-sama

P : Asalamualaikum

S : Wa’alaikum salam

2. Hasil Observasi Langsung

Berdasarkan hasil observasi langsung peneliti yang dilaksanakan di

setiap kelas dari kelas VII A sampai E Sekolah Menengah Pertama Negeri

1 Anjongan Kabupaten Pontianak bahwa Upaya Guru Meningkatkan

Pemahaman Kemerdekaan Mengemukakan Pedapat Pada Siswa Kelas VII

Melalui Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sudah

terlaksana dengan baik. Adapun hasil observasi tersebut dapat

dideskipsikan sebagai berikut :

1. Guru PKn sudah menyampaikan materi pelajaran dengan jelas

di setiap kelas.

2. Guru PKn menggunakan contoh atau ilustrasi untuk membantu

siswa memahami materi yang di sampaikan di setiap kelas.

3. Ketika menjelasakan guru PKn memberikan penekanan suara

yang dalam pada inti masalah materi di setiap kelas.


79

4. Setelah menjelaskan materi pelajaran guru PKn memeriksa

pemahaman siswa dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan

dengan materi yang disampaikan di setiap kelas.

5. Ketika proses belajar mengajar di dalam kelas guru PKn

dengan siswa melakukan interaksi dan komunikasi dengan baik di

setiap kelas.

6. Ketika proses belajar mengajar di dalam kelas antara guru PKn

dengan siswa saling berinteraksi dengan pola dua arah selalu

dilakukan pada kelas A dan B sedangkan pada kelas C, D, dan E

hanya terkadang jasa.

7. Dalam proses pembelajaran guru PKn dapat membina

hubungan sosial dengan siswa di setiap kelas.

8. Komunikasi antara guru PKn dengan siswa dalam proses

belajar mengajar dilaksanakan secara demokratis di setiap kelas.

9. Ketika proses pembelajaran PKn terjadi komunikasi yang tidak

terkendali pada kelas A dan C sedangkan pada kelas B, D, dan E

komunikasi masih dapat di kelandalikan.

10. Dalam proses pembelajaran guru PKn mengarahkan siswa

untuk saling berbagi penngalaman pada kelas A, B, D, dan E

sedangkan kelas C tidak.


80

11. Setiap proses pembelajaran guru PKn memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan di setiap kelas.

12. Guru PKn mengajak siswa untuk bermain sambil belajar dalam

proses pembelajaran hal ini dilakukan hanya pada kelas A, C, dan D

sedangkan kelas B dan E tidak.

13. Guru PKn hanya menyampaikan garis besar materi pelajaran di

setiap kelas.

14. Guru PKn memberikan nilai tambahan bagi siswa yang aktif

atau sering bertanya ketika proses pembelajran hal ini dilakukan pada

kelas A, C, D, dan E sedangkan pada kelas B tidak

15. Ketika proses pembelajaran guru PKn selalu mengajak siswa

bermain kuis hal ini dilakukan pada kelas C sedangakan kelas A, B, D,

dan E tidak.

16. Guru PKn meminta siswa untuk membentuk kelompok belajar

di setiap kelas.

17. Dalam kegiatan belajar mengajar guru PKn selalu memberikan

anda bahan-bahan pelajaran yang harus dicari di perpustakaan atau

tempat lain secara berkelompok hal ini hanya dilakukan pada kelas D

sedangkan kelas A, B, C, dan E tidak.

18. Guru PKn selalu memberikan anda tugas kelompok untuk

mencari dan mengumpulkan berita-berita yang sumbernya dari televisi


81

atau surat kabar mengenai suatu peristiwa hal ini hanya dilakukan

pada kelas C dan D sedangkan pada kelas A, B, dan E tidak.

19. Guru PKn mengajak siswa untuk membuat kesimpulan

mengenai materi yang telah dipelajari setelah menyampaikan materi

pelajaran di setiap kelas.

20. Dalam proses pembelajaran guru PKn selalu meminta siswa

untuk memecahkan sebuah soal/pertanyaan secara berkelompok hal ini

dilakukan hanya pada kelas A dan D sedanngkan pada kelas B, C, dan

E tidak.

21. Guru PKn selalu mengatur kursi siswa (berbentuk lingkaran,

berbentuk setengah lingkaran, berbentuk U dan atau berbentuk persegi

panjang) setiap kali mengadakan diskusi hal ini dilakukan pada kelas

A sedangkan kelas B, C, D, dan E tidak.

22. Dalam proses pembelajaran guru PKn menggunakan metode

diskusi disetiap kelas.

23. Dalam diskusi di kelas guru PKn memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengemukakan pendapat di setiap kelas.

24. Ketika mengadakan diskusi guru PKn menjadi pengarah

apabila terjadi perdebatan di setiap kelas.


82

25. Pelaksanaan metode diskusi dalam proses pembelajaran PKn

dapat melatih siswa lebih berani dalam mengemukakan pendapat di

setiap kelas.

Anda mungkin juga menyukai