Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

METODE PENELITIAN

“ JENIS-JENIS PENELITIAN ”

KELOMPOK 2

disusun oleh :

Fajar Shodik (17030008)

Siska Wahyuni (17030056)

dosen mata kuliah :

Dra. Dewi Murni, M. Si

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
PEMBAHASAN

Jenis-Jenis Penelitian

Ada beberapa jenis-jenis penelitian yang dapat digunakan bagi peneliti, yaitu
sebagai berikut:

A. Penelitian Deskriptif
1. Pengertian Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah
maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena
yang satu dengan fenomena lainnya. (Sukmadinata, 2006:72)
Menurut (Ali, 1985), metode penelitian deskriptif adalah metode
penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi
dewasa ini baik dengan mengadakan penelaahan terhadap masalah yang
mencakup aspek banyak, menelaah suatu kasus tunggal, mengadakan
perbandingan antara suatu hal dengan hal lain, ataupun untuk melihat hubungan
antara suatu gejala dengan gejala lain.
Menurut (Mardalis, 2003), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi,
situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain yang hasilnya dipaparkan dalam
bentuk laporan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti hanya memotret yang
terjadi pada diri objek atau wilayah yang diteliti, kemudian memaparkan apa
yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian secara lugas seperti apa adanya.
Menurut (Arikunto, 2013) mendefinisikkan penelitian deskriptif sebagai
penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku.
Di dalamnya terdapat upaya menggali informasi-informasi dari suatu kondisi
atau keadaan kemudian mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan
menginterpretasikan serta melihat kaitan antara variable-variabel yang ada.
Menurut Best dalam (Prof. Dr. Hamid Darmadi, 2014) penelitian
deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.
Dari beberapa pengertian di atas menurut para ahli, dapat disimpulkan
bahwa penelitian deskriptif adalah sebuah metode penelitian yang
menggambarkan suatu fenomena atau kejadian yang ada, dimana penelitian
tersebut digunakan untuk mencarikan solusi dari suatu permasalahan dengan
cara menggali informasi atau fakta-fakta, menganalisis, membandingkan, atau
mencari hubungan korelasi dari suatu gejala, kemudian memaparkannya dalam
bentuk laporan.
2. Ciri-ciri Penelitian Deskriptif
Terdapat ciri-ciri yang pokok pada penelitian deskriptif, antara lain sebagai
berikut :
a. Penelitian deskriptif merupakan penelitian kuantitatif dengan tujuan untuk
mendeskripsikan variabel-variabel utama subjek studi. Misalnya: umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, status marital, sosialekonomi, dan lain-lain
disesuaikan dengan tujuan penelitian.
b. Pada penelitian deskriptif murni tidak dibutuhkan kelompok kontrol sebagai
pembanding karena yang dicari adalah prevalensi penyakit atau fenomena
tertentu, atau untuk memperoleh gambaran tentang hal-hal yang berkaitan
dengan masalah kesehatan.
c. Terdapatnya hubungan sebab-akibat hanya merupakan perkiraan yang
didasarkan atas tabel silang yang disajikan.
d. Hasil penelitian hanya disajikan sesuai dengan data yang diperoleh tanpa
dilakukan analisis yang mendalam. Penyajian data hasil penelitian dapat
berupa tabel distribusi frekuensi, tabel silang dan grafik. Perhitungan yang
dilakukan hanya berupa persentase, proporsi, rata-rata, rate, rasio, simpangan
baku, dan sesuai dengan skala ukuran data yang diperoleh.
e. Penelitian deskriptif merupakan penelitian pendahuluan dan digunakan
bersama-sama dengan hampir semua jenis penelitian, misalnya untuk
menentukan kriteria subjek studi.
f. Pengumpulan data dilakukan dalam satu saat atau satu periode tertentu dan
setiap subjek studi selama penelitian hanya diamati satu kali.
g. Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan cross sectional berupa
sampling survey atau data sekunder dari rekam medis.
h. Penelitian deskriptif dapat dilakukan pada wilayah terbatas seperti desa atau
kecamatan ataumeliputi wilayah yang besar seperti negara, misalnya survey
demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI).
3. Contoh Penelitian Deskriptif
Misalnya kita ingin melukiskan jumlah tenaga kerja atau pengangguran di
Indonesia, kita ingin mengambarkan opini tentang kandidat presiden, ingin
mengambarkan rating media Surat Kabar Nasional, ingin mengambarkan sikap
pada merk produk tertentu, ingin melukiskan kebiasaan pembelian produk, kita
ingin melukiskan pilihan-pilihan pembelian produk dalam kategori tertentu,
melukiskan kondisi sosial ekonomi eksternal publik organisasi, atau melukiskan
kondisi tertentu berdasarkan data/dokumen yang ada dsb.
B. Penelitian Historis (Sejarah)
1. Pengertian Penelitian Historis (Sejarah)
Penelitian historical (Sejarah) adalah suatu jenis penelitian yang
mempunyai tujuan guna mendeskripsikan fakta serta mengambil kesimpulan
terkait kejadian atau fenomena masa lampau.
Penelitian Sejarah (historis), berkenaan dengan analisis yang logis
terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di masa lalu. Sumber datanya bisa
primer, yaitu orang yang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau sumber-
sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu. Tujuan penelitian ini
adalah untuk merekonstruksi kejadian-kejadian masa lampau secara sistematis
dan obyektif, melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan sintesa data
diperoleh, sehingga ditetapkan fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan.
Menurut Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen, (1990:411) dalam Nurul
Zuriah, (2005: 51) menyatakan bahwa penelitian sejarah adalah penelitian yang
secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini mencoba
merenkonstruksi apa yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan seakurat
mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam mencari
data dilakukan secara sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan,
dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu.
Sementara menurut Donald Ary dkk. (1980) dalam Nurul Zuriah,
(2005:51) juga menyatakan bahwa penelitian historis adalah untuk menetapkan
fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu, yang dilakukan
secara sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam mencari, mengvaluasi dan
menafsirkan bukti-bukti untuk mempelajari masalah baru tersebut.
Sedangkan menurut Suharsini Arikunto (1995) menjelaskan secara umum
dapat dimengerti bahwa penelitian historis merupakan penelaahan dokumen
serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan
dilaksanakan secara sistematis. Dengan mempelajari sesuatu yang telah lampau
para sejarawan pendidik berharap dapat memahami keadaan, praktek
pendidikan dengan lebih baik dan selanjutnya dapat memecahkan permasalahan
yang timbul dengan mengacu pengalaman lama. Oleh karena itu Edward Carr
dalam Suharsini Arikunto (1995) dikatakan bahwa sejarah merupakan proses
interaksi yang tidak henti-hentinya antara sejarawan dengan fakta dan
merupakan dialog yang tidak pernah berakhir antara masa sekarang dengan
masa lampau.
Berdasarkan pandangan yang disampaikan oleh para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa pengertian penelitian sejarah mengandung beberapa unsur
pokok, yaitu:
a. Adanya proses pengkajian peristiwa atau kejadian masa lalu (berorientasi
pada masa lalu).
b. Usaha dilakukan secara sistematis dan objektif.
c. Merupakan serentetan gambaran masa lalu yang integratif antar manusia,
peristiwa, ruang dan waktu.
d. Dilakukan secara interaktif dengan gagasan, gerakan dan intuisi yang hidup
pada zamannya (tidak dapat dilakukan secara parsial).
2. Ciri-Ciri Penelitian Historis
Terdapat ciri-ciri yang pokok pada penelitian deskriptif, antara lain sebagai
berikut :
a. Penelitian historis lebih tergantung kepada data yang diobservasi orang lain
dari pada diobservasi oleh peneliti sendiri. Data yang baik akan dihasilkan
oleh kerja yang cermat yang menganalisis keoutentikan, ketepatan, dan
pentingnya sumber-sumber yang relevan.
b. Berlainan dengan anggapan yang populer, penelitian historis harus tertib dan
ketat, sistematis, dan tuntas, seringkali penelitian yang dikatakan sebagai
suatu penelitian historis hanyalah korelasi informasi-informasi yang tak
layak, tidak realibel, dan berat sebelah.
c. Penelitian historis bergantung kepada dua macam data, yaitu data primer,
dan data sekunder. Data primer yaitu peneliti secara langsung melakukan
observasi atau menyaksikan kejadian-kejadian yang dituliskan. Data
sekunder diperoleh dari sumber sekunder, peneliti disini berfungsi sebagai
pelapor hasil observasi orang lain.
d. Untuk memiliki bobot data, dapat dilakukan dua macam kritik, yaitu kritik
ekternal dan kritik internal. Kritik eksternal menanyakan “apakah domumen
realitik autentik atau tidak”, sedangkan kritik internal menanyaan “Apabila
data itu autentik, apakah data itu akurat atau relevan?” Kritik internal harus
menguji motif, keterbelatsebelahan, dan keterbatasan penulis yang mungkin
melebih-lebihkan atau mengabaikan sesuatu dan memberi manfaat informasi
yang terpalsu.
e. Walaupun penelitian historis mirip dengan penelaahan kepustakaan yang
mendahului lain-lain bentuk rancangan penelitian, namun cara pendekatan
historis adalah lebih tuntas,mencari informasi dari sumber lain yang lebih
luas. Penelitian historis juga menggali informasi-informasi yang lebih tua
daripada infromasi yang baru terbentuk berbeda dengan penelitian
penelaahan kepustakaan, dan banyak lagi juga menggali bahan-bahan yang
tidak diterbitkan dalam bacaan acuan yang standar.
3. Contoh Penelitian Historis
Studi rekonstruksi pengajaran ejaan di Amerika Serikat selama lima
puluh tahun terakhir; menguji hipotesis bahwa Francis Bacon adalah penulis
sebenarnya dari karya-karya William Ahakespeare (Isacc and Michael,
1982;42-43)
C. Penelitian Korelasional
1. Pengertian Penelitian Korelasional
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan
pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel
ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti
akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Menurut Gay dalam Sukardi (2008:166) menyatakan bahwa; penelitian
korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya
peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari
keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam
koefisien korelasi. Walaupun demikian ada peneliti lain seperti di antaranya
Nazir dalam Sukardi (2008:166); mengelompokkan penelitian korelasi ke
dalam penelitian deskripsi, karena penelitian tersebut juga berusaha
menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti
berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang
direfleksikan dalam variabel.
Penelitian Korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala
atau lebih berdasarkan koefisien korelasinya. Penelitian korelasional (hubungan
atau asosiasi) dapat dikatakan merupakan pengembangan dari penelitian
deskriptif. Kalau dalam penelitian deskriptif kita mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya, menyusunnya dengan sistematis, analisa dengan cermat
dan yang dideskripsikan dalam analisis penelitian adalah variable-variabel
penelitian, situasi, dan kondisi yang melingkupinya. Penelitian korelasional
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar gejala (variabel),
hubungan tersebut positif atau negatif dan seberapa erat hubungan antar gejala
tersebut.
2. Ciri-Ciri Penelitian Korelasional
Penelitian korelasi mempunyai tujuh karakteristik penting untuk para peneliti
yang hendak menggunakannya. Tujuh karakteristik tersebut, adalah:
1. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin
melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian
eksperimen.
2. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan)
nyata.
3. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
4. Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel yang diteliti rumit
dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat
dimanipulasikan.
5. Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling
berhubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
6. Apa yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya saling hubungan dan
bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
7. Hal berbeda misalnya dengan pada penelitian eksperimental, yang dapat
memperoleh hasil mengenai ada atau tidak adanya efek tertentu.
3. Contoh Penelitian Korelasional
Pengusaha ingin mengetahui antara muatan informasi
(kecukupan/kekurangan informasi) dan kebutuhan akan informasi. Divisi
Humas ingin mengetahui hubungan antara kualitas media (daya tarik untuk
dibaca, sesuai dengan kebutuhan, terpercaya, mudah dipahami, lengkap dan
jelas dsb) dan motif penggunaaan media, dosen ingin mengetahui hubungan
antara pemberian tugas dengan prestasi mahasiswa, penelitian tentang
hubungan antara pola bejalar siswa dengan prestasi belajar siswa dsb.
D. Penelitian Kausal Komparatif
1. Pengertian Penelitian Kausal Komparatif
Nama ex post facto berasal dari bahasa latin yang artinya “ dari sesudah
fakta,“ menujukkan bahwa penelitian itu dilakukan sesudah perbedaan-
perbedaaan dalam variabel- bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu
secara alami.
Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian yang diarahkan untuk
menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat
yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang
dikumpulkan. Dalam penelitian ini pendekatan dasarnya adalah dimulai dengan
adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian mencari faktor yang mungkin
menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut. Dalam hal ini ada unsur
yang membandingkan antara dua atau lebih variable.
Sementara itu, menurut Kerlinger penelitian kausal komparatif (causal
comparative research) yang disebut juga penelitian ex post facto adalah
penyelidikan empiris yang sistematis di mana peneliti tidak mengendalikan
variabel bebas secara langsung karena keberadaan dari variabel tersebut telah
terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi.
Kemudian, Gay mengemukakan bahwa studi kausal komparatif atau ex
post facto adalah penelitian yang berusaha menentukan penyebab atau alasan,
untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau status dalam kelompok
individu. Gay, Mills, Airasian mencontohkan, sebagai suatu penjelasan yang
mungkin tentang bukti perbedaan dalam penyesuaian sosial di kalangan siswa
kelas 1 SD, seseorang peneliti dapat membuat hipotesis bahwa partisipasi
dalam pendidikan prasekolah yang merupakan faktor utama dalam memberikan
kontribusi. Jika kelompok pendidikan prasekolah memperlihatkan tingkat
penyesuaian sosial tinggi, hipotesis peneliti akan didukung.
Pendapat berbeda mengenai penelitian komparatif dipaparkan oleh
Sugiyono bahwa masalah penelitian dalam hubungan kausal termasuk dalam
rumusan asosiatif, bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau
lebih. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab-akibat. Jadi, di
sini ada variabel independen (variabel yang dipengaruhi) dan dependen
(variabel yang dipengaruhi).
Jadi, Penelitian kausal komperatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk
meneliti peristiwa yang telah terjadi yang kemudian merunut ke belakang untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian
Kausal Komparatif bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat
terjadinya suatu fenomena. Penyebab gejala yang diselidiki dapat dilakukan
dengan cara: berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada mencari
kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Hal ini
berlainan dengan metode eksperimental yang mengumpulkan datanya pada
waktu kini dalam kondisi yang dikontrol.
2. Ciri-Ciri Penelitian Kausal Komparatif
Ciri-ciri pokok penelitian kausal komparatif bersifat ex post facto, artinya
data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (telah
lalu). Penelitian mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent
variables”) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau
untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya dan cenderung
mengandalkan data kuantitatif.
3. Contoh Penelitian Kausal Komparatif
1. Penelitian tentang sikap siswa dalam kegiatan belajar yang menyebabkan
banyaknya lulusan pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.
2. Seorang dosen mata kuliah Apresiasi Puisi mewajibkan mahasiswa tingkat
III Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk membaca
puisi di hadapan teman-temannya. Berdasarkan tes performansi di kelas,
ternyata ada yang terampil dalam membaca dan ada pula yang tidak atau
belum mampu dengan maksimal, khususnya dalam interpretasi teks,
penjiwaan, dan vokalisasi. Berdasarkan temuan tersebut, dapat diambil
rancangan penelitian/judul “Pengaruh Minat Membaca Puisi dan
Pemahaman Struktur Puisi terhadap Keterampilan Membaca Puisi
Mahasiswa Tingkat III Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.”
E. Penelitian Eksperimen
1. Pengertian Penelitian Eksperimen
Penelitian Eksperimen yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari
pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang
terkontrol secara ketat. Variabel independennya dimanipulasi oleh peneliti.
Penelitian eksperimen adalah suatu metode penelitian yang menekankan
kepada pengendalian atas objek yang diamatinya dengan tujuan untuk
mendemonstrasikan adanya jalinan sebab akibat antara variabel dependen
dengan veriabel independen (Suwarno, 1987, hlm. 23).
Menurut Yatim Riyanto (dalam Zuriah, 2006, hlm. 57) penelitian
eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di dalam
melakukan kontrol terhadap kondisi.
Sugiyono(2012, hlm.109) menambahkan penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Penelitian eksperimen menggunakan suatu percobaan yang dirancang secara
khusus guna membangkitkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan
penelitian (Margono, 2005, hlm. 110). Dalam melakukan eksperimen peneliti
memanipulasikan suatu stimulan, treatment atau kondisi-kondisi eksperimental,
kemudian menobservasi pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau
manipulasi tersebut.
Jadi, Penelitian eksperimen (Experimental Research) adalah suatu
penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel
lainya dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Penelitian eksperimen
merupakan metode sistematis untuk membangun hubungan yang mengandung
fenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakan metode inti dari
model penelitian yang mengandung pendekatan kuantitatif. Dalam metode
eksperimen, peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu, kegiatan
mengontrol, kegiatan manipulasi, dan kegiatan observasi. Dalam penelitian
eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang di teliti menjadi 2
kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan
kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan.
2. Ciri-Ciri Karakteristik Penelitian Eksperimen
Suatu metode penelitian eksperimen memiliki beberapa karakteristik khusus
dalam pelaksanaa yang membedakan dengan metode penelitian lainnya. Berikut
ini ada enam karakteristik metode penelitian eksperimen, yaitu:
a) Variabel-variabel penelitian dan kondisi eksperimen di atur secara tertib dan
ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol,
memenipulasi langsung, maupun random (acak).
b) Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk di
bandingkan dengan kelompok eksperimen.
c) Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk
memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis
penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin dapat
mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian.
Selain itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk
kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan
subjek, serta penempatan subjek dalam kelompok-kelompok di lakukan
secara acak.
d) Validitas internal (internal validity) mutlak di perlukan pada rancangan
penelitian eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen
yang di lakukan pada saat studi ini memeng benar-benar menimbulkan
perbedaan.
e) Validitas eksternal ini (external validity) berkaitan dengan bagaimana
kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan
menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
f) Semua variabel penting untuk di usahakan konstan, kecuali variabel
perlakuan yang secara sengaja di manipulasikan atau di biarkan bervariasi.
3. Contoh Penelitian Eksperimen
a) Penelitian untuk membandingkan hasil belajar matematika siswa di
kelas unggulan dengan kelas biasa pada penggunaan model pembelajaran
kooperatif.
b) Penelitian tentang keefektifan metode-metode mengajar. Penerapan tiap
metode dicobakan terhadap kelompok-kelompok coba. Pada akhir percobaan
prestasi belajar tiap kelompok dievaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, D. M. (1985). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung:


Angkasa.

Arikunto, P. D. (2013). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Ciptaa.

Mardalis, D. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Masyithoh, dkk . (2016). Penelitian eksperimen [online]. Diakses dari:


file:///D:/METODE%20PENELITIAN/MATERI%203/eksperimen.pdf. [06
februari 2020]

Norjanah. (2014). Jenis-Jenis Penelitian Beserta Contohnya [Online]. Diakses dari:


file:///D:/METODE%20PENELITIAN/MATERI%203/Jenis-
Jenis_Penelitian.pdf. [06 februari 2020]

Wicaksono, Andri. (2014). Metode Penelitian Kausal Komparatif (Ex Post Facto)
[Online]. Diakses dari:
http://andriew.blogspot.com/2014/10/metode-penelitian-kausal-komparatif-
ex.html. [06 februari 2020]

Abdulrahman, wahid. (2011). Cirri-ciri penelitian deskriptif [online]. Diakses dari:


https://www.scribd.com/document/57006260/Ciri-Ciri-Penelitian-Deskriptif.
[06 februari 2020]

https://www.scribd.com/doc/47946936/penelitian-deskriptif

http://basicartikel.blogspot.com/2014/05/ciri-dan-langkah-penelitian-
historis.html#.Xju5vCMxXIU
http://akhmaddairoby.blogspot.com/2014/02/penelitian-historis_8829.html

https://amanahtp.wordpress.com/2011/11/24/penelitian-korelasional/
http://husainikriwil.blogspot.com/2016/04/pengertian-metode-
deskriptif-ciri-ciri.html

https://www.idpengertian.com/pengertian-penelitian-eksperimen/

https://alihamdan.id/jenis-penelitian/

Dr. Uber SIlalahi, M. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika


Aditama.
Prof. Dr. Hamid Darmadi, M. P. (2014). Dimensi-Dimensi Metode Penelitian
Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta.
06 FEBRUARI 2020

Anda mungkin juga menyukai