Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH

METODE DESKRIPTIF DALAM PENELITIAN KUALITATIF


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu : Dr. H. Tedi Priatna, M.Ag

Disusun Oleh :
Eka Risna 11162020063

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019 M/1440 H
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Desktiptif


Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta
dengan interprtasi yang tepat. Selanjutnya Moh. Nazir menerangkan bahwa
penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta
tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu,
termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-
pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari
satu fenomena. (Nazir, 1988 : 84)(Abdurrahman, 1999)
Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan
peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan
perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa
saja tunggal bisa juga lebih dari satu variabel.(Asmani, 2011)
Dalam penelitian ini peneliti berusaha memotret peristiwa dan
kejadian yang menjadi pusat perhatiannya, untuk kemudian digambarkan
atau dilukiskan sebagaimana adanya. Permasalahan penelitian adalah
permasalahan yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan, sehingga
pemanfaatan temuan penelitian ini berlaku pada saat itu pula, yang belum
tentu relevan bila digunakan untuk waktu yang akan datang.(Dr. Nana
Sudjana; Dr. Ibrahim, 2012)
Pada lapangan penelitian pendidikan metode deskriptif sangat tepat
digunakan untuk menggambarkan kondisi faktual penyelenggaraan
pendidikan atau hal-hal lain yang berkaitan dengan pendidikan.(Heri
Gunawan, S.Pd.I., 2016)

B. Tujuan Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif memiliki tujuan untuk menjelaskan suatu


kondisi sosial tertentu(Morissan, 2014) Artinya yaitu bahwa tujuan utama
dilakukannya penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara
sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara
tepat.(Prof. Dr. Hamid Darmadi, 2013)

Contohnya seperti : Berapakah tingkat pengangguran di suatu


daerah? Berapakah komposisi etnis di suatu daerah? Berapa banyak pemilih
yang mendukung suatu partai politik? Jika dilakukan dengan baik dan
terukur (empiris), penelitian deskriptif akan mampu menghilangkan
spekulasi dan penilaian yang muncul hanya karena kesan semata-
mata.(Morissan, 2014)

Disamping itu, ada dua alasan peneliti menggunakan metode ini.


Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan
penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif
sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan
dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.(Prof. Dr. Hamid
Darmadi, 2013)

C. Jenis-jenis Penelitian Deskriptif

Ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang
digunakan dalam meneliti, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan,
penelitian deskriptif dapat dibagi atas beberapa jenis, diantaranya :

1. Metode survei;
2. Metode deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive);
3. Penelitian studi kasus;
4. Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas;
5. Penelitian tindakan (action research);
6. Penelitian perpustakaan dan dokumenter.(Moh. Nazir, 2011)

D. Karakteristik Metode Deskriptif


Menurut Surakhman dalam Mahmud (2011 : 101) metode deskriptif
sebagaimana umumnya memiliki karakteristik. Pertama, memusatkan diri
pada masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah yang
aktual. Kedua, data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan
kemudia dianalisis. Dalam metode ini proses deskriptif dan analitik
mendapatkan porsi yang sangat penting karena analisis deskriptif dipandang
sebagai penjelasan ilmiah melalui cara berfikir atau cara pengupasan
masalah dengan referensi atau titik tolak teori tertentu.(Gunawan, 2017)

E. Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif


Dalam melaksanakan penelitian deskriptif, langkah-langkah umum yang
sering diikuti adalah :
1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada
kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang
ada.
2. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari
penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah.
3. Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian
deskriptif tersebut akan dilaksanakan. Termasuk di dalamnya daerah
geografis dimana penelitian akan dilakukan, batasan-batasan
kronologis, ukuran tentang dalam dangkal, serta seberapa utuh daerah
penelitian tersebut akan dijangkau.
4. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka
perlu dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang
kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk
diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka
kerangka analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model
matematika.
5. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubngannya dengan
masalah yang ingin dipecahkan.
6. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji, baik secara eksplisit
maupun secara implisit.
7. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik
pegumpulan data yang cocok untuk penelitian.
8. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang
telah dikumpulkan. Kurangi penggunaan statistik sampai kepada batas-
batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit pengukuran yang sepadan.
9. Memberi interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi
sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta referensi
khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.
10. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-
hipotesis yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk
kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.
11. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.(Moh. Nazir, 2011)

F. Desain Metode Deskriptif


Metode deskriptif disebut juga dengan metode analitik atau
deskriptif analitik, karena analisis dan deskripsi merupakan hal terpenting
dalam metode ini. (Heri Gunawan, S.Pd.I., 2016)
Dalam metode deskriptif, peneliti dapat membandingkan fenomena-
fenomena dengan tertentu sehingga menjadi suatu penelitian komparatif.
Adakala peneliti juga menggunakan metode deskriptif untuk menetapkan
suatu standar atau norma tertentu, sehingga disebut juga dengan nama
survei normatif. Disamping itu, studi ini digunakan pula untuk menyelidiki
kedudukan (status) fenomena atau faktor dan melihat hubungan antara satu
faktor dengan faktor yang lainnya, sehingga disebut juga dengan metode
studi status.(Moh. Nazir, 2011)
Penelitian deskriptif tidak hanya bisa mendeskripsikan suatu
keadaan saja tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahap
perkembangan. Penelitian demikian disebut dengan penilitian
perkembangan (developmental studies). Contohnya, penelitian
perkembangan kemampuan berpikir anak, pada tahap atau masa bayi, anak
kecil, anak sekolah, remaja, adolesen, dewasa. Penelitian perkembangan
memiliki dua sifat, logitudinal atau sepanjang waktu, contohnya meneliti
perkembangan kemampuan berbahasa mulai dari bayi sampai dengan
adolesen. Sedangkan satu lagi memiliki sifat cross sectional atau dalam
potongan waktu, misalnya meneliti perkembangan kemampuan berbahasa
pada masing-masing tahapan, umpamanya masa : bayi, anak kecil, anak
sekolah, remaja, dan adolesen dilakukan secara bersamaan.(Sukmadinata,
2007)
Pada penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan umumnya
berbentuk kata-kata, gambar-gambar, dan kebanyakan bukan angka-angka.
Data dimaksud meliputi transkrip wawancara, catatan data lapangan, foto-
foto, dokumen pribadi, nota dan catatan lain termasuk deskripsi mengenai
tata situasi.
Ketika mengumpulkan data deskriptif, peneliti mengadakan
pendekatan terhadap situasi kehidupan di tempat penelitian dengan cara
sabar (with picking way). Paradigma penelitian kualitatif menganjurkan
bahwa masalah-masalah dalam penelitian bukan masalah yang sepele
melainkan masalah yang bermakna. Tidak ada sesuatu yang bisa diabaikan
dan tidak ada penelitian yang luput dari penelitian yang cermat. Contoh
pertanyaan penelitian dalam bidang pendidikan :
1. Mengapa bangku-bangku kuliah diatur sedemikian rupa?
2. Mengapa beberapa ruang didekorasi dengan gambar-gambar
sementara yang lain tidak?
3. Mengapa guru-guru tertentu berpakaian lain dari yang lain?
4. Apakah ada alasan mengapa kegiatan tertentu dilaksanakan pada
tempat tertentu, tidak di tempat lain?(Danim, 2002)
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, S. H. (1999). Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Asmani, J. M. (2011). Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian


Pendidikan. Yogyakarta: DIVA Press.

Danim, P. D. S. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Dr. Nana Sudjana; Dr. Ibrahim, M. . (2012). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Gunawan, H. (2017). Dasar-dasar Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung
Djati Bandung.

Heri Gunawan, S.Pd.I., M. A. (2016). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian


Pendidikan. Bandung: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

Moh. Nazir, P. . (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Morissan. (2014). Metode Penelitian Survei. Jakarta: KENCANA


PRENADAMEDIA GROUP.

Prof. Dr. Hamid Darmadi, M. P. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan


Sosial. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, P. D. N. S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai